Beauty & Personal Care CAGR Euromonitor 2016
Beauty & Personal Care CAGR Euromonitor 2016
PENDAHULUAN
Persaingan pasar yang semakin ketat secara tidak langsung mempengaruhi suatu
perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasar. Untuk dapat bertahan, produsen dituntut
di mana pelanggan tidak akan mencari alternatif dan tidak mudah berpaling pada produk
harus mengetahui dengan pasti karakteristik, khususnya strategi, tujuan, kelemahan, dan pola
reaksi pesaing ketika mendapat ancaman pasar. Persaingan menjadi semakin ketat saat
perusahaan dengan produk yang sama memproduksi berbagai macam merek yang semakin
menjadi identitas masing-masing produk tersebut. Peranan merek bukan lagi sekedar nama
atau pembeda dengan produk-produk pesaing, tetapi sudah menjadi salah satu faktor penting
dalam keunggulan bersaing. Menurut Kotler (2008) merek memberikan pelanggan suatu
Durianto et al. (2001) menyatakan bahwa fenomena persaingan yang ada dalam era
yang memposisikan pemasar untuk selalu mengembangkan dan merebut pangsa pasar
(market share). Pelanggan sebagai sasaran pemasaran perusahaan selalu menentukan sendiri
apa yang hendak dibelinya. Karena banyak faktor yang mempengaruhi pelanggan dalam
menentukan pembelian, maka perusahaan hendaknya mengkaji sejauh mana perilaku
pelanggan terhadap produk yang ditawarkan dan digunakan sebagai dasar untuk menentukan
Persoalan besar yang dihadapi sekarang ini adalah kapasitas yang berlebih di hampir
semua industri yang ada di dunia. Masalah global yang dihadapi adalah semakin
berlimpahnya penawaran atas beragamnya produk yang beredar, akibatnya begitu banyaknya
pilihan produk dan merek yang ditawarkan kepada pelanggan. Bagi perusahaan, salah satu
faktor penentu kesuksesan dalam menciptakan kesetiaan merek pada pelanggannya adalah
kepuasaan terhadap kualitas yang diberikan. Untuk itu sangatlah penting bagi suatu
perusahaan untuk menciptakan kepuasan pelanggan, karena pelanggan yang puas akan
menceritakan kepuasannya kepada pelanggan yang lain dan juga akan melakukan pembelian
ulang. Dengan demikian akan menciptakan kepuasan pelanggan terhadap suatu merek atau
Salah satu industri yang mengalami perkembangan cukup pesat adalah industri
perawatan kebutuhan pribadi terutama untuk produk sampo. Produk perawatan pribadi,
khususnya sampo, boleh dibilang merupakan salah satu kategori produk dengan tingkat
persaingan yang sangat ketat. Bahkan persaingan di kategori ini diperkirakan tidak akan
pernah berakhir, mengingat produk ini termasuk salah satu dari produk perawatan pribadi
yang dibutuhkan setiap hari atau minggu oleh setiap orang. Apalagi penetrasi produk ini
sudah mendekati titik jenuh (100 persen), sehingga membuat suasana persaingan kian terasa.
Walau persaingannya sangat tinggi, kategori ini bisa dikatakan hanya dikuasai oleh dua
pemain, yaitu PT. Unilever Indonesia Tbk. dan PT. P&G Indonesia. PT. Unilever Indonesia
Tbk. melempar berbagai merek produk sampo di pasaran yaitu sampo Sunsilk, Clear dan
Lifebouy, sementara P&G mengeluarkan sampo merek Pantene, Rejoice dan Head &
perusahaan kepada pelanggan, tetapi juga menjadi “alat ukur” bagi kualitas nilai yang
ditawarkan oleh perusahaan. Setiap pelanggan merasa bahwa dari merek yang disukai akan
akan memberikan “praduga baik” pada merek tersebut bukan pada merek lainnya. Aaker
(2008) menyatakan bahwa kesetiaan merek (brand loyalty) adalah sebagai suatu faktor yang
Dari sejumlah merek untuk produk sampo yang diproduksi oleh PT. Unilever
Indonesia Tbk. dan PT. P&G Indonesia, sampo dengan merek Clear milik PT. Unilever
Indonesia Tbk. . mengalami penurunan Brand Value (nilai merek) yang mengindikasikan
merek tersebut memiliki kinerja yang kurang baik. Survei brand value dapat dijadikan
sebagai parameter keberhasilan merek dalam meningkatkan kinerja berupa pangsa pasar
ataupun keuntungan perusahaan. Berikut ini adalah riset yang dikeluarkan majalah SWA
tentang pengguna sampo dari tahun 2010-2013, yang ditunjukkan oleh Tabel 1.1.
Nilai Merek
Merek 2010 2011 2012 2013
(%) (%) (%) (%)
Pantene 50,4 54,7 54,0 55,6
Sunslik 52,0 51,9 51,1 50,2
Clear 50,5 49,7 50,8 48,2
Lifebouy 45,0 46,2 45,2 45,2
Rejoice 41,9 - - -
Dove - 43,5 42,6 43,2
Sumber: SWA 15/XXVI/15-28 JULI 2010, SWA 15/XXVII/18-27 JULI 2011,
SWA 20/XXVIII/20 SEPTEMBER – 30 OKTOBER 2012 dan SWA 19/XXIX/12
– 25 SEPTEMBER 2013
Tabel 1.1. menunjukan dapat diketahui bahwa pada tahun 2010 nilai merek Sampo
Clear sebesar 50,5% yang pada tahun 2011 mengalami penurunan nilai merek menjadi
49,7%. Baru pada tahun 2012 Sampo Clear kembali mengalami kenaikan nilai merek menjadi
50,8% namun kembali mengalami penurunan sebesar 2,6% pada tahun 2013 dengan menjadi
48,2. Survei nilai merek ini adalah parameter keberhasilan merek dalam meningkatkan
kinerja berupa pangsa pasar ataupun keuntungan perusahaan. Kondisi ini oleh para pemasar
dan pemilik merek dijadikan tolak ukur untuk mengetahui naik turunnya kekuatan dan kinerja
mengindikasikan merek tersebut memiliki kinerja yang kurang baik. Apalagi nilai merek
dan indeks pertumbuhan (Prajnagaja, 2015). Apabila penurunan ini terus terjadi dan tidak ada
upaya perbaikan yang cepat, maka bukan tidak mungkin jika beberapa tahun kedepan nilai
Nuriyani (2014) menjelaskan elemen berikutnya dari penilaian merek adalah pangsa
pasar merek. Sampo Clear dalam empat tahun terakhir cenderung mengalami kondisi yang
fluktuatif. Perubahan pangsa pasar merek kategori sampo tahun 2010-2013 dapat dilihat pada
fluktuaktif selama tahun 2010-2013, yaitu dari 20,9% menjadi 18,5% dengan penurunan
sebesar 2,4% pada tahun 2011, kemudian kembali naik sebanyak 1,7% pada tahun 2012
menjadi 20,2%, dan kembali turun menjadi 15,8 dengan penurunan sebesar 4,4% pada tahun
2013. Penurunan pangsa pasar merek Clear dapat menjadi indikasi bahwa Clear mengalami
Nilai dan pangsa pasar merek Clear dari tahun 2010-2013 mengindikasikan tantangan
yang dimiliki Sampo Clear semakin besar ketika banyak bermunculan merek-merek sampo
baru dengan varian atau inovasi yang semakin berkembang dan juga harga yang jauh lebih
murah. Maka dari itu penulis memfokuskan penelitian ini pada merek Sampo Clear karena
Clear merupakan salah satu produk unggulan dari PT. Unilever sebagai sampo anti ketombe.
Sampo Clear merupakan sampo yang dapat digunakan oleh semua kalangan, baik pria
maupun wanita. Setelah kokoh menancapkan positioning (penempatan posisi) sebagai sampo
pasarnya dan mengukuhkan sebagai market leader di pasar sampo di Indonesia. Atas dasar
latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan topik
“Kepercayaan pada Merek dan Hubungannya pada Kesetiaan Pelanggan. Studi Empiris pada
Dari data Top Brand Index kategori produk sampo, Clear menempati peringkat ketiga
pada tahun 2012 dan meningkat menjadi peringkat kedua pada tahun 2013. Peningkatan
peringkat ini ternyata berbanding terbalik dengan nilai merek yang mengalami penurunan
pada tahun 2012 sebesar 50,8% menjadi 48,2% pada tahun 2013. Menurunnya nilai merek
mengindikasikan melemahnya kekuatan dari merek tersebut yang mengarah pada kesetiaan
merek terhadap Sampo Clear. Maka peneliti ingin melakukan penelitian pada Sampo Clear.
Dengan meneliti pengaruh prediksi merek, kesukaan terhadap merek, kompetensi merek,
reputasi merek, dan kepercayaan terhadap perusahaan pada kepercayaan terhadap merek,
Berdasarkan rumusan masalah yang disampaikan di atas dan konteks produk Sampo
Clear maka pertanyaan dari penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut:
merek?
terhadap merek?
merek?
4. Apakah reputasi merek berpengaruh positif signifikan pada kepercayaan terhadap merek?
merek?
terhadap merek.
5. Mengidentifikasi apakah kepercayaan terhadap perusahaan berpengaruh positif
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
menggunakan sampo merek Clear. Obyek penelitian ini sampo merek Clear.
pengumpulan data dan untuk subyek dan obyek penelitian sendiri mencakup masyarakat DIY
Waktu untuk melakukan penelitian ini adalah pada tahun 2016. Penelitian yang
dilakukan adalah cross sectional study yaitu penelitian dilakukan dengan data yang
didapatkan hanya satu kali untuk menjawab pertanyaan riset (Sekaran, 2013).