103 294 1 PB PDF
103 294 1 PB PDF
ANALISA RCM PADA MOTOR DIESEL PENGGERAK GENERATOR DAYA 320 kVA
SUMBER KELISTRIKAN DI HOTEL SAPADIA ROKAN HULU
Legisnal Hakim
ABSTRAK
Saat suplai listrik dari PLN mati pada sebuah Hotel atau listrik PLN di sebuah kabupaten tidak mampu untuk
mendistribusikan ke Hotel, maka Hotel tersebut wajib menyediakan pasokan listrik sendiri dengan memakai
genset yang digerakan oleh Motor Diesel. Motor diesel adalah Motor Bakar dalam yang juga disebut Motor
Penyalaan Kompresi (“Compression-Ignition engine”). Motor diesel sebagai penggerak generator yang di
gunakan pada Hotel Sapadia Type Cummins NTA 855 A. Motor Diesel sangat rentan terhadap kegagalan
fungsi, dimana penyebab kegagalan fungsi banyak disebabkan oleh kesalahan manusia, faktor umur, system
perawatan, dan pengoperasian alat. Penyebab kegagalan tersebut juga karena kurangnya perencanaan dari
pihak manajemen untuk membuat rencana strategi untuk program perawatan. Perlu diaplikasikan metode
perawatan berbasis keandalan(RCM) dengan analisa kualitatif dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Penentuan karakteristik mesin, Diagram Pemisahan Fungsional Sistem, Mengembangkan System Diagram
Blok, Menetapkan Fungsi dan Kegagalan Fungsional, Membuat Daftar Fungsi dan Kegagalan Fungsional,
Pelaksanaan/tuntunan pada Failure Modes, Effect and Criticality Analysis (FMECA), Pemilihan Strategi
Manajemen Kegagalan atau tugas pemeliharaan,Ringkasan Tugas Perawatan. Analisa ini dilakukan pada
dasar-dasar system motor penggerak, yaitu Blok selinder, pelumasan dan governor.Dengan metode ini maka
pihak manajemen dapat mengambil kebijakan dan keputusan atas komponen kritis untuk dilakukan pesanan
persiapan terhadap komponen-komponen yang kritis.
ABSTRACT
When the supply of electricity in a hotel is off or at a local electricity grid is not able to distribute to the
hotel, the hotel shall provide its own power supply using a generator driven by a Diesel Engine. Motor diesel
is the motor that is also called Compression Ignition ("Compression - Ignition engine"). Diesel generator as
a driver that is in use at Hotel Sapadia Type Cummins Diesel Engine NTA 855 A. are very susceptible to
malfunction, which causes many malfunctions caused by human error, the age factor, system maintenance,
and operation of the tool. The cause of the failure is also due to a lack of planning on the part of
management to make strategic plans for program maintenance. It should be applied to the reliability based
maintenance method (RCM) with qualitative analysis with the following steps: determination of the
characteristics of the engine, Diagram Functional Separation System, Developing System Block Diagram,
Setting Function and Functional Failure, Failure to Make List of Functions and Functional,
Implementation/guidance on Failure Modes, Effects and Analysis (FMEA), Electoral Management Strategy
Failure or maintenance task, task Summary Care. This analysis is done on the fundamentals of the motor
system, the cylinder block, lubrication and governor. With this method, the management can take decisions
on policy and critical components for orders made preparations to critical components.
tumpang tindih antara satu sistem dengan sistem informasi mode kerusakan yang sebenarnya
lainnya. Dalam melakukan pendefinisian batas yang terjadi pada komponen. Namun analisis
sistem harus: mode kerusakan tidak terbatas hanya mode
1. Memiliki pengetahuan apa yang harus kerusakan yang pernah terjadi, namun
dimasukan dalam sistem dan mana yang kemungkinan semua mode kerusakan yang
tidak, sehingga fungsi penting yang terjadi.
potensial tidak terabaikan. 2. Pengalaman teknisi, engginer, dan ahli
2. Mengetahui batas sistem dan temukan faktor perawatan yang menangani mesin-mesin yang
atau parameter yang masuk kedalam sistem diteliti.
serta faktor keluaran sistem. 3. Original Equipment Manufacture(OEM) yang
Hal – hal yang didokumentasikan dalam proses merupakan dokumen mengenai perancangan,
pendefinisian batas sistem yaitu berupa: operasi, dan perawatan peralatan yang
1. Batas sistem dengan pembuatan skema blok bersangkutan.
sistem. Tahap akhir dari proses FMEA adalah menentukan
2. Gambaran umum batasan sistem yang akibat dari mode kerusakan terhadap tiga tingkatan
meliputi pendefinisian elemen – elemen yaitu akibat kerusakan untuk lokal, untuk sistem,
setiap sistem dan batas fisik primer sistem. untuk fasilitas.
3. Gambaran detail batas sistem yang
melibatkan masukan dan keluaran setiap ANALISA DAN PEMBAHASAN
sistem. Pemilihan system dan informasi /Karakteristik
Pendiskripsian Fungsi Sistem dan Kegagalan Pengoperasian System Penggerak Genset.
Fungsi Data teknik
Sangat perlu diingat prinsip RCM adalah menjaga a. Spesifikasi generator set
fungsi sistem.sebab itu perlu berpikir bahwa : - Model : C 320 D5P
1. Pada tahap proses analisa, fokus pada - Rata – rata daya bersih : 320 kVA
kegagalan fungsi bukan kegagalan peralatan. - Frequensi dan tegangan keluar : 50Hz & 415
2. Kerusakan fungsi biasanya dinyatakan dalam Volts
sebuah pernyataan kegagalan fungsi. - Factor daya : 0,8 (lag)
Pembuatan daftar fungsi sistem yang lengkap akan - Phases : 3 Phases
membantu dalam menentukan tindakan perawatan b. Spesifikasi mesin
dan menjaga fungsi sistem tetap bekerja sesuai - Make : Cummins
dengan yang diinginkan. - Model : NTA 855 G2-1
Penyusunan Failure Mode and Effect Analysis - Type dan jumlah selinder : In-line & 6
(FMEA) atau analisa RCM - Aspirasi udara masuk : Turbocharged-
Tahap ini adalah tahap analisa penyebab terjadinya Aftercooled
kegagalan fungsi pada bagian mesin yang diteliti. - Tenaga prima : 283 kWm
Kegagalan fungsi pada bagian mesin yang diteliti - Putaran mesin : 1500 rpm
akan ditampilkan dalam bentuk matriks. - Volume selinder : 14 ltr (855C.I.D)
Pembuatan matriks ini menggambarkan hubungan - Bore and Stroke : 140mm x 152mm
antara kegagalan fungsi (baris) dengan bagian – - Konsumsi bb beban @75% dengan radiator &
bagian mesin yang diteliti (kolom) yang menjadi kipas : 51,1 ltr/jam
dasar pembuatan tabel FMEA. Melalui pembuatan - Konsumsi bb beban @100% dengan radiator
tabel dapat diketahui mode kerusakan dan & kipas : 66,6 ltr/jam
penyebab kerusakan bagian – bagian mesin yang - Konsumsi minyak pelumas keadaan beban
teliti. penuh : 0,12ltr/jam
Dalam proses analisa FMEA sumber - Berat bersih total : 1620 kg
informasi yang dapat digunakan adalah antara lain: - Panjang x lebar x tinggi (engine) : 1775 x 890
1. Data historis peralatan, yang sebelumnya x 1475mm
sudah didokumentasikan dalam 3 tahap RCM. - Perbandingaan kompresi : 14 : 1
Melalui data historis dapat memberikan - Kecepatan piston : 7,6 m/s
Analisa RCM
Kategori Perawatan(1) : Kategori A Sistem : Diesel Engine
Group Fungsional : Genset Item Komponen : Dasar Mesin
Type Resiko Nomor Prosedur atau
Tugas No Item Frekuensi Komentar
Tugas(2) langsung proyeksi Kelas Referensi
Komponen : Selinder linier, meliputi system pelumasan dan saluran pendingin
Putar mesin paling sedikit satu Daftar nomor prosedur
Melaksanaka
putaran terutama dengan stater, tugas atau nomor
AAET 1.1 Tinggi Sedang n sebelum
periksa jika katup indicator pada instruksi operasi
mesin startup
selinder ada kebocoran fluida
Inspeksi visual pada selinder linier CM 1.3, 1.4 Tinggi Sedang 200 jam Melakukan inpeksi untuk
dengan sebuah baroscope mendeteksi korosi, erosi, retak dan
penyumbatan
Perencanaan perawatan pencegahan PM 1.5 Tinggi Sedang 8000 jam Mengembangkan secara lengakap
untuk sistem pelayanan minyak prosedur untuk tugas ini
pelumas
Analisa air pendingin CM 1.7 Penggunaan hasil perlu pada
Sedang Sedang 1000 jam
perlakuan air
Pembersihan sistem air pendingin PM 1.7
Sedang Sedang 8000 jam
Rekondisi selinder linier 1.4 Melakukan perbaikan ulang pada
PM Sedang Rendah 8000 jam lubang selinder dengan
mengembalikan ke kondisi semula
Komponen Governor
Periksa fungsional pada alat Daftar nomor prosedur
2.1, 2.2
overspeed FF Sedang Sedang 8000 jam tugas atau nomor
3.3
instruksi operasi
Periksa fungsional pada sistem FF 2.1, 2.2, Tinggi Sedang 4000 jam
penyetelan kecepatan, mesin 2.3, 2.4,
dengan sistem jembatan 3.1, 3.2
pengontrol 3.3, 3.4
4.1, 4.2