3. Riwayat Kesehatan/Penyakit :
Riwayat hipertensi (+)
4. Riwayat Keluarga :
Tidak ada
5. Riwayat Pekerjaan :
Ibu rumah tangga
6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik (RUMAH, LINGKUNGAN,
PEKERJAAN) :
1
Baik
7. Riwayat imunisasi : -
8. Lain-lain : -
Status Generalisata :
Keadaan Umum : tampak sakit sedang, Kesadaran : Composmentis cooperatif
TD: 210/100 mmHg, HR: 100x/i, RR: 20 x/i, T: 36,8 0C
Kulit : Teraba hangat, turgor baik, sianosis (-), ikterik (-), pucat (-)
Kepala : Mata: konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Leher : Tidak diperiksa
Thorax :
Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi : Tidak diperiksa
Perkusi : Tidak diperiksa
Auskultasi : suara napas vesikuler, rongki (-/-) , Wheezing(-/-).
Bunyi jantung I dan II normal. Murmur (-), gallop (-).
Abdomen : Status lokalis
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik
Anus dan Genitalia : Tidak diperiksa
Status Lokalis :
Daftar Pustaka
1. Djuanda dkk. 2013. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Badan penerbit Fakultas
2
Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Pusponegoro dkk. 2014. Buku Panduan Herpes Zoster di Indonesia tahun 2014.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta
Hasil Pembelajaran :
Diagnosis serta tatalaksana yang tepat pada herpes zoster
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio :
1. Subjektif
Seorang perempuan,74 tahun datang ke pada tanggal 10 Februari 2018 dengan :
Keluhan Utama : Gelembung kemerahan yang nyeri di perut kiri sejak 4 hari SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang :
Gelembung kemerahan yang nyeri di perut kiri sejak 4 hari SMRS
Kulit perut terasa terbakar
Riwayat Pasien Terdahulu : riwayat hipertensi
2. Objektif
Status Generalisata :
Keadaan Umum : tampak sakit sedang, Kesadaran : Composmentis cooperatif
TD: 210/100 mmHg, HR: 100x/i, RR: 20 x/i, T: 36,8 0C
Kulit : Teraba hangat, turgor baik, sianosis (-), ikterik (-), pucat (-)
Kepala : Mata: konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Leher : Tidak diperiksa
Thorax :
Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi : Tidak diperiksa
Perkusi : Tidak diperiksa
Auskultasi : suara napas vesikuler, rongki (-/-) , Wheezing(-/-).
Bunyi jantung I dan II normal. Murmur (-), gallop (-).
Abdomen : Status lokalis
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik
Anus dan Genitalia : Tidak diperiksa
Status Lokalis :
Lokasi : perut kiri setinggi thorakal 5-10
3
Distribusi : unilateral
Bentuk/Susunan : Tidak khas / herpertiformis
Batas : Tegas
Ukuran : nummular-plakat
Efloresensi : Vesikel berkelompok diatas plak eritem
Menurut literatur:
Herpes zoster (HZ) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh reaktivasi
virus varisela zoster (VVZ) yang laten berdiam terutama dalam sel neuronal dan
kadangkadang di dalam sel satelit ganglion radik dorsalis dan ganglion sensorik saraf
kranial, menyebar ke dermatom atau jaringan saraf yang sesuai dengan segmen yang
dipersarafinya. Kejadian herpes zoster meningkat secara dramatis seiring dengan
bertambahnya usia. Kira-kira 30% populasi (1 dari 3 orang) akan mengalami herpes
zoster selama masa hidupnya, bahkan pada usia 85 tahun, 50 % (1 dari 2 orang) akan
mengalami herpes zoster.
Pada herpes zoster daerah yang paling sering terkena adalah daerah torakal.
Sebelum timbul gejala kulit, terdapat gejala prodromal seperti demam, pusing,
malaise, gatal, pegal dan sebagainya. Setelah itu timbul eritema yang dalam waktu
singkat menjadi vesikel berkelompok dengan dasar kulit eritematosa. Vesikel ini
berisi cairan jernih kemudian menjadi keruh dan dapat menjadi pustule dan krusta.
Hampir 90% akan mengalami nyeri. Nyeri akut maupun nyeri kronisnya dapat
mengganggu kualitas hidup.
3. Assessment
Keluhan yang di temukan pada pasien :
Berdasarkan anamnesa :
Pasien mengeluhkan gelembung kemerahan yang nyeri di perut kiri sejak 4 hari
SMRS dan kulit terasa terbakar.
Menurut literatur:
4
Diagnosis herpes zoster pada anamnesis didapatkan keluhan berupa neuralgia
beberapa hari sebelum atau bersama-sama dengan timbulnya kelainan kulit.
Adakalanya sebelum timbul kelainan kulit didahului gejala prodromal seperti demam,
pusing dan malaise. Kelainan kulit tersebut mula-mula berupa eritema kemudian
berkembang menjadi papula dan vesikula yang dengan cepat membesar dan menyatu
sehingga terbentuk bula. Isi vesikel mula-mula jernih, setelah beberapa hari menjadi
keruh dan dapat pula bercampur darah. Jika absorbsi terjadi, vesikel dan bula dapat
menjadi krusta. Dalam stadium pra erupsi, penyakit ini sering dirancukan dengan
penyebab rasa nyeri lainnya, misalnya pleuritis, infark miokard, kolesistitis,
apendisitis, kolik renal, dan sebagainya. Namun bila erupsi sudah terlihat, diagnosis
mudah ditegakkan. Karakteristik dari erupsi kulit pada herpes zoster terdiri atas
vesikel-vesikel berkelompok, dengan dasar eritematosa, unilateral, dan mengenai satu
dermatom.
4. Plan :
IVFD RL 20 gtt/menit
Injeksi omeprazole 1x1
Injeksi ketorolac 3x1
Valesco 1x80 mg
Asiklovir tablet 5x800 mg
Pengobatan herpes zoster berdasarkan Literatur :
Tujuan utama terapi herpes zoster adalah selain mempercepat proses
penyembuhan juga untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri akut dan mencegah
terjadinya neuralgia pasca herpes. Selama fase akut, pasien dianjurkan tidak keluar
rumah, karena dapat menularkan kepada orang lain yang belum pernah terinfeksi
varisela dan orang dengan defisiensi imun. Usahakan agar vesikel tidak pecah,
misalnya jangan digaruk dan pakai baju yang longgar. Untuk mencegah infeksi
sekunder jaga kebersihan badan.
Pemberian obat antivirus merupakan salah satu dari beberapa intervensi untuk
mempercepat proses penyembuhan dan mempersingkat lamanya nyeri. Obat yang
biasa digunakan ialah asiklovir dan modifikasinya, misalnya valasiklovir dan
famsiklovir. Obat-obat tersebut diberi dalam 3 hari sejak lesi pertama muncul. Obat
yang lebih baru ialah famsiklovir dan pensiklovir yang mempunyai waktu paruh
eliminasi yang lebih lama sehingga cukup diberikan 3x250 mg sehari. Dosis asiklovir
5
peroral yang dianjurkan adalah 5×800 mg/hari selama 7 hari. Acyclovir, dalam
sediaan generic, memiliki harga yang lebih murah daripada Famciclovir atau
Valacyclovir. Acyclovir mempercepat penyembuhan terutama pada pasien dengan
usia lebih dari 50 tahun. Obat-obatan ini cukup aman dan dapat ditoleransi dengan
baik, dengan efek samping minimal seperti sakit kepala dan mual. Jika lesi baru
masih tetap muncul obat-obat tersebut dapat diteruskan dan dihentikan sesudah 2 hari
lesi baru tidak timbul lagi. Analgetik diberikan untuk mengurangi nyeri yang
ditimbulkan oleh virus herpes zoster dengan ketorolac.