Judul
Judul
DALAMPENGEMBANGAN PROGRAM KB
DI KOTA PAREPARE
ANDRIYANA ABDULLAH
Kata Kunci : Strategis peningkatan partisipasi keluarga pada program KB, ISM
STRATEGI PENINGKATAN PARTISIPASI KELUARGA
DALAMPENGEMBANGAN PROGRAM KB
DI KOTA PAREPARE
ANDRIYANA ABDULLAH
Skripsi
Pada
2018
RIWAYAT HIDUP
Halaman
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................... 1
Identifikasi dan Perumusan Masalah ................................................. 5
Definisi Operasional .......................................................................... 5
Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................................... 6
LANDASAN TEORI
Kajian Teori ....................................................................................... 8
Kerangka Pikir Penelitian .................................................................. 19
METODE PENELITIAN
Metode dan Desain Penelitian ........................................................... 20
Instrumen Penelitian .......................................................................... 20
Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 21
Populasi dan Sampel Penelitian ......................................................... 21
Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 22
Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................................... 23
PENUTUP
Kesimpulan ........................................................................................ 58
Saran .................................................................................................. 59
LAMPIRAN .............................................................................................. 62
DAFTAR TABEL
Halaman
Halaman
4. Master Tabel.................................................................................. 77
Halaman
Latar Belakang
menunjukkan angka fertilitas total (Total Fertility Rate atau TFR) sebesar 2,4
anak yang berarti seorang wanita di Indonesia rata-rata melahirkan 2,4 anak
selama masa reproduksinya, hasil ini menurun dibandingkan hasil SDKI 2012,
berbeda wilayah tempat tinggal. Hal ini dapat dilihat dari data penelitian statistik
yang dilakukan BPS (Badan Pusat Statik), Untuk wanita di perdesaan memiliki
berada pada posisi 2,6 dan 2,3 anak perwanita (BPS, 2017).
pengaturan dan dukungan yang diperlukan untuk membentuk keluarga yang ideal,
mengatur jumlah, jarak, dan usia ideal melahirkan anak (BKKBN dalam
Febriansyah 2015).
jumlah anak yang mereka inginkan, dan mengatur jarak dan waktu kelahiran anak.
Hal ini dapat dicapai melalui penggunaan metode kontrasepsi dan tindakan
infertilitas (WHO, 2016 dalam Kurniati 2017). Salah satu program pemerintah
Panjang (MKJP) dan Metode Kontrasepsi Non Jangka Panjang, kategori MKJP
antara lain IUD, MOP (Metode Operasi Pria), MOW (Metode Operasi Wanita)
dan jenis susuk/implant, sedangkan kategori Non MKJP antara lain Kondom,
dengan dorongan atau motivasi yang diberikan keluarga terhadap PUS (Pasangan
Usia Subur) untuk ikut ber-KB. Dengan adanya dukungan yang diberikan oleh
dalam Sutinah 2017). Partisipasi pria dalam kesehatan reproduksi adalah sebagai
peserta KB, mendukung istri dalam ber-KB ataupun sebagai motivator karena
karena keluarga berencana bukan hanya urusan pria atau wanita saja. Bila istri
Strategi merupakan cara atau metode yang digunakan untuk mencapai tujuan
(Thomson dalam Mustika 2016) agar program yang dijalanka dapat berhasil.
Usia subur (PUS) wilayah Kota Parepare adalah 20.191 yaitu Kecamatan
3. Program apa yang paling strategis dalam rangka pengembangan akseptor KB?
Definisi Operasional
Dukungan Keluarga
diberikan keluarga terhadap PUS (Pasangan Usia Subur) untuk ikut program KB.
1. Dukungan Suami
2. Dukungan Istri
3. Dukungan Anak
8. Dukungan Sahabat/Teman
9. Dukungan Tetangga
terhadap program KB. Yang disusun dari berbagai pihak yang paham mengenai
keluarga berencana
didukung oleh stakeholder baik dari lembaga pemerintah maupun non lembaga
pemerintah untuk membuat suatu metode atau cara yang dipilih untuk mencapai
suatu tujuan atau mencari solusi dalam rangka pengembangan akseptor KB.
Tujuan Penelitian
3. Untuk menganalisis program apa saja yang paling strategis dalam rangka
pengembangan akseptor KB
Kegunaan Penelitian
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan pada
memahami dan menganalisa suatu masalah dalam hal yang berkaitan dengan
Kajian Teori
penduduk. Program ini mengamanahkan batasan tertentu jumlah anak. Tak hanya
itu. Program ini turut mencegah bertambahnya jumlah angka kematian ibu(AKI)
kelahiran antara anak yang satu dengan lainnya, serta jumlah anak yang terlalu
banyak, sedikit banyak menjadi faktor meningkatakan AKB dan AKI. Di sinilah
jumlah anak yang mereka inginkan, dan mengatur jarak dan waktu kelahiran anak.
Hal ini dapat dicapai melalui penggunaan metode kontrasepsi dan tindakan
material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan
yang serasi, selaras dan seimbang antara anggota keluarga dengan masyarakat dan
Alat kontrasepsi yang digunakan jangka panjang yang meliputi : IUD, MOP
susuk/implant,
Alat kontrasepsi yang digunakan tidak pada jangka panjang yang meliputi :
Tujuan program KB
berkualitas
sosial ekonomi suatu keluarga, dengan cara pengaturan kelahiran anak agar
terkecil dalam masyarakat yang terdiri atas suami istri, atau suami, istri dan
anaknya, atau ayah dengan anak (duda) atau ibu dengan anaknya (janda). Fungsi
Dukungan keluarga
diberikan keluarga terhadap PUS untuk melaksanakan program KB. Hal tersebut
dikarenakan dukungan keluarga adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang masa
juga berbeda. Dengan adanya dukungan yang diberikan oleh keluarga membuat
1. Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak–anak, berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, serta sebagai
kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai
2. Ibu sebagai istri dan ibu dari anak–anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosial serta sebagai
Fungsi Keluaga
Dalam suatu keluarga ada beberapa fungsi keluarga yang dapat dijalankan
(Yurawanti 2016)yaitu :
b. Fungsi psikologis adalah memberikan kasih sayang dan rasa aman bagi
mengembagkan proses interaksi dalam keluarga yang dimulai sejak lahir dan
kebutuhan keluarga saat ini dan menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarg
pangan
2016).yaitu:
a. Dukungan emosional
keluarga bertindak sebagai sumber utama dari cinta, dan kasih sayang yang
b. Dukungan infomasi
meminimalisir munculnya tekanan yang ada pada diri individu akibat tuntutan
yang lain.
c. Dukungan instrumental
atau bantuan penuh dari keluarga dalam bentuk memberikan bantuan tenaga,
d. Dukungan penilaian
dan perhatian. Dengan adanya dukungan ini maka anggota keluarga akan
e. Dukungan spiritual,
cara paling penting bagi keluarga untuk mengatasi masalah yang sedang di
hadapi
Deskripsi tentang program yang dilakukan pemerintah dalam peningkatan
peran keluarga terhadap KB
Program pemerintah dalam peningkatan peran keluarga terhadap KB
dilakukan dengan berbagai program dan dijalankan melalui media cetak, media
dalam Peningkatkan peran keluarga terhadap KB, yang mana dituangkan dalam
mengatur jarak dan waktu kelahiran anak. Hal ini dapat dicapai melalui
2017).
rangka menekan laju pertumbuhan penduduk. Salah satu pokok dalam program
sumber daya manusia Indonesia. Cara yang digunakan untuk mewujudkan Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera yaitu mengatur jarak kelahiran anak dengan
(Konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding
adalah intra uterinedevices (IUD), implant, suntik, kondom, metode operasi untuk
wanita (tubektomi), metode operasi untuk pria (vasektomi), dan kontrasepsi pil
melakukan suatu perbuatan atau tingkah laku. Motivasi bisa berasal dari dalam
KB yaitu:
keluarga berencana
Keluarga Berencana)
Keluarga Berencana)
bahwa strategi adalah cara atau metode yang digunakan untuk mencapai tujuan
Yang dimaksud program strategis dalam penelitian ini adalah program yang
didukung oleh stakeholder baik dari lembaga pemerintah maupun non lembaga
pemerintah untuk membuat suatu metode atau cara yang dipilih untuk mencapai
suatu tujuan atau mencari solusi dalam rangka pengembangan akseptor KB.
yang telah mampu untuk segera mengambil alih peran dan tanggung jawab
yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Seperti pada Gambar 1.
Partisipasi
Keluarga dalam
program KB
Keterangan :
Instrumen Penelitian
Kuesioner yang dingunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga seri sesuai
dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai seperti tersaji pada Tabel 1.
yang lainnya (91 pertanyaan) seperti pada Tabel 1. Kuesioner Seri A, dan B
model analisis ISM. Karena itu struktur pertanyaan ketiga seri kuesioner ini sama
yaitu model perbandingan elemen yang satu terhadap yang lainnya. Demikian
pula jumlah pertanyaan masing-masing bergantung pada besarnya jumlah elemen
B 14 Informasi tentang
91 ISM
program pemerintah
dalam meningkatkan
partisipasi keluarga pada
program KB
*) Lihat Kuesioner Seri A, dan B pada Lampiran 1
Kecamatan Soreang. Dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli tahun 2018.
Populasi
masyarakat, penyuluh dan kader KB yang terlibat secara langsung dalam peningka tan
peningkatan
Sampel partisipasi keluarga pada program KB
Penelitian dengan model analisis Interpretative Structural Modelling
(ISM) tidak membutuhkan sampel yang banyak (Saaty dan Eriyanto dalam Asia
Lembaga Jumlah
Kecamatan 4
Kelurahan 4
BKKBN 1
Kepala Puskesmas 4
Penyuluh Kesehatan 1
Kader KB 1
16
sebagai berikut :
1. Data Primer
2. Data Sekunder
dengan dokumen. Data yang diperoleh dari pencatatan dan pelaporan yang
1. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan secara manual dengan 3 tahapan (Dino dan Hera,
2017) yaitu :
a. Editing
pahaman responden.
b. Coding
bermakna :
V, jika Eij = 1 dan Eji = 0 (elemen i lebih penting dari pada j).
A, jika Eij = 0 dan Eji = 1 (elemen i tidak lebih penting dari pada elemen j).
c. Processing
kemudian diolah dan diproses sehingga jadi informasi yang bermanfaat bagi
yang membutuhkan. Hasil proses data dengan analisis model ISM dapat
2. Analisis Data
guna memotret perihal kompleks dari system, melalui pola yang dirancang
untuk pengkajian oleh suatu tim, namun bias juga dipakai oleh seorang
peneliti.
pada (Lampiran 5)
Sektor II : Linkage, sub-subelemen yang masuk dalam sector ini sangat penting
kegagalan program.
Keseluruhan proses teknik analisis data ISM dapat dilihat pada Gambar 2
Program
Modifikasi ISM
OK
memiliki posisi strategis karena terletak pada jalur perlintasan transportasi darat
maupun laut, baik arah Utara – Selatan maupun Timur – Barat, dengan luas 99,33
km2 yang secara geografis terletak antara 3o57’ 39” - 4o 04’ 49” Lintang Selatan
dan 119o 36’ 24” - 119o 43’ 40” Bujur Timur. Terdiri atas 4 (empat) kecamatan
dan 22 (dua puluh dua) kelurahan, yang secara administrasi memiliki batas-batas
Luas wilayah kota parepare tercatat 99,33 Km2 yang meliputi 4 kecamatan dan 22
kelurahan, yaitu :
atau sekitar 67,15% dari luas kota pareparea. Ketinggian dari permukaan laut
bervariasi dari 0 meter sampai 500 meter, dengan kontur berpantai dan berbukit.
Sebagai gambaran proporsi luas wilayah kecamatan dapat dilihat dalam gambar
yaitu:
11 %
9%
13 %
67 %
Keadaan Penduduk
Kecamatan Bacukiki Barat 42.313 jiwa, Kecamatan Ujung 34.031 dan Kecamatan
kepadatannya dirinci tiap kecamatan di Kota Parepare tahun 2016, dapat dilihat
maupun dari literatur. Pada penelitian ini telah disusun 13 sub elemen sebagai
1. Dukungan Suami
2. Dukungan Istri
3. Dukungan Anak
9. Dukungan Tetangga
Dukungan suami, (2) Dukungan Orangtua (ibu), (3) Dukungan Istri, (4)
prioritas (kunci) , yaitu : (1) Dukungan suami, dukungan tersebut memiliki daya
lemah terhadap peningkatan patisipasi keluarga untuk menjadi akseptor KB, yaitu : (1)
Dukungan anak, (2) Dukungan saudara (ipar), (3) Dukungan Bibi/Paman, (4)
Dukungan Sepupu, (5) Dukungan Tetangga, (6) Dukungan Orangtua (Bapak), (7)
besar yang menandakan bahwa dukungan tersebut memiliki peran yang sangat
lemah. Namun demikian, satu hal yang perlu diperhatikan pada temuan ini tidak
berarti bahwa dukungan tersebut tidak memiliki peran sama sekali, akan tetapi
berperan dalam mendorong partisipasi keluarga untuk menjadi akseptor KB, yang
Untuk melihat lebih jelas perbandingan nilai driver power (DP) dan
pada Gambar 5.
14
12
10
8
Series 1
6 Series 2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Keterangan :
1. Dukungan Suami
2. Dukungan Istri
3. Dukungan Anak
4. Dukungan Mertua (Perempuan)
5. Dukungan Mertua (Laki-laki)
6. Dukungan Orangtua (Ibu)
7. Dukungan Orangtua (Bapak)
8. Dukungan Sahabat/Teman
9. Dukungan Tetangga
10. Dukungan Sepupu
11. Dukungan Tante/Om
12. Dukungan Saudara (Kakak/Adik)
13. Dukungan Saudara (Ipar)
13 1
12 6
11 2,12,8
10 Independent 4 Linkage
9
Driver Power (DP)
8
7
6 3,13 11
5 10
4 9
3 Autonomous Dependent
2 7 5
1
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Dependent
Keterangan :
1. Dukungan Suami 8. Dukungan Sahabat/Teman
2. Dukungan Istri 9. Dukungan Tetangga
3. Dukungan Anak 10. Dukungan Sepupu
4. Dukungan Mertua (Perempuan) 11. Dukungan Tante/Om
5. Dukungan Mertua (Laki-laki) 12. Dukungan Saudara (Kakak/Adik)
6. Dukungan Orangtua (Ibu) 13. Dukungan Saudara (Ipar)
7. Dukungan Orangtua (Bapak)
Gambar 6. Matrix Driver Power – Dependent (DP-D) dukungan keluarga
Dukungan Keluarga di Posisi Independent
power) yang besar dalam memberikan dukungan kepada keluarga untuk menjadi
(dependent) yang kecil terhadap sub-elemen lain. Artinya lembaga ini tidak dapat
potensi yang cukup besar dalam mendorong untuk menjadi akseptor KB dan satu
partisipasi keluarga untuk menjadi akseptor KB. Dukungan suami memiliki bobot
penting untuk meningkatkan partisipasi keluarga pada program KB, dimana suami
Suami memberikan dukungan kepada istrinya untuk menjadi akseptor KB, baik
ataupun membiayai dalam melakukan KB karena tanpa dukungan suami istri tidak
Dukungan orang tua (ibu) juga merupakan salah satu dukungan yang
memiliki peran yang sangat penting dalam peningkatan partisipasi keluarga untuk
menjadi akseptor KB. Orang tua (ibu) memberikan dukungan kepada anaknya
untuk menjadi pengguna akseptor KB. Salah satunya agar dapat membatasi
jumlah anak yang dilahirkan dan di samping itu juga untuk kesehatan anaknya.
Dukungan orangtua (ibu) memiliki bobot (DP = 0,92). Hal ini menunjukan bahwa
menjadi akseptor KB dan dapat berperan penting sesuai dengan fungsi dan
peranannya masing-masing.
Sektor linkage adalah sektor pegait, dimana semua sub-elemem yang ada
didalamnya memiliki driver power dan dependent yang besar. Jadi disamping
untuk menjadi akseptor KB, juga memiliki tingkat kebergantungan yang besar
tehadap sub elemen lainnya. Dukungan keluarga yang masuk dalam sektor ini
adalah (1) Dukungan istri, (2) Dukungan Saudara (Kakak/Adik), (3) Dukungan
keluarga tersebut berdasarkan analisis ISM berada pada posisi linkage dengan
terhadap suami salah satu caranya dengan menyarankan untuk menjadi akseptor
KB atau jenis KB apa yang akan digunakan. Baik menggunakan KB dengan alat
ataupun tidak menggunakan alat. Akan tetapi kurangnya dukungan istri yang
salah satu dari keempat dukungan keluarga yang memiliki bobot DP yang sama
untuk menggunakan KB, salah satunya memberikan dukungan, baik dalam bentuk
Sektor dependent adalah sektor dimana semua sub elemen yang ada
didalamnya merupakan sub elemen yang tidak bebas, daya penggeraknya terhadap
kebergantungannya terhadap sub elemen lain umumnya kuat, artinya sub elemen
yang masuk didalam sektor ini sangat terpengaruh oleh sub elemen lainnya, tetapi
kedalam sektor ini adalah (1) Dukungan Anak, (2) Dukungan Mertua (Laki-laki),
(3) Dukungan Orangtua (Bapak), (4) Dukungan Tetangga, (5) Dukungan Sepupu,
rata bobot DP = 0,34 dan D = 0,74, ini menunjukan bahwa dukungan keluarga
untuk melakukan KB, yaitu: (1) Dukungan Suami berada pada level kunci (2)
Dukungan Orangtua (ibu) berada pada level 2. Sebagai dukungan yang paling
besar dalam mendorong keluarga untuk menjadi akseptor KB. Kedua dukungan
ini berada di posisi independent. Selanjutnya (3) Dukungan Istri, (4) Dukungan
posisi linkage.
dan berada di level-level atas mulai dari level 5 ke atas, yang terdiri dari: (7)
diantaranya yang merupakan level kunci. Artinya jika dukungan suami tidak
menjadi akseptor KB akan semakin lemah. Sebaliknya jika dukungan suami sudah
berperan sesuai dengan peran dan fungsinya, maka akan semakin meningkatkan
keluarga untuk menjadi akseptor KB, juga memiliki tingkat kebergantungan yang
besar terhadap dukungan lainnya. Sehingga dukungan ini harus dikaji secara
berhati-hati karena dapat mempengaruhi dukungan lainnya apabila terjadi
perubahan di dalamnya.
KB. Prioritas utama yang harus di tanggani adalah keempat dukungan yang ada di
Dukungan Mertua
Level 9 (Laki-laki)
Dukungan Mertua
Level 4
(Perempuan)
Dukungan Orangtua
Leve Level 2
(Ibu)
dari beberapa sumber baik dari wawancara maupun dari literatur. Dalam
penelitian ini telah disusun 14 sub elemen sebagai program yang dijlakukan
keluarga berencana
tersebut, 2 diantaranya sebagai prioritas (kunci) , yaitu : (1) Peningkatan akses dan
kualitas pelayanan KB, (2) Penyediaan sarana dan prasarana, kedua program
sangat lemah terhadap peningkatan patisipasi keluarga pada program KB, yaitu :
landasan hukum dan kebijakan KKB, (5) Penyiapan data dan informasi
yang menandakan bahwa program tersebut memiliki peran yang sangat lemah.
Namun demikian, satu hal yang perlu diperhatikan pada temuan ini tidak berarti
bahwa dukungan tersebut tidak memiliki peran sama sekali, akan tetapi sangat
Parepare.
Tabel 5.Posisi dan perbandingan bobot DP-D pogram yang dijalankan pemerintah
Untuk melihat lebih jelas perbandingan nilai driver power (DP) dan
peningkatan partisipasi keluarga pada program KB, dapat dilihat lebih jelas pada
Gambar 8.
16
14
12
10
8 DP
6 D
4
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Keterangan :
1. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB
2. Penyediaan sarana dan prasarana
3. Menguatkan advokasi dan KIE tentang program KB
4. Peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi
5. Penyiapan data dan informasi kependudukan
6. Pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga
7. Penataan dan pengembangan kapasitas kelembagaan kependudukan dan
keluarga berencana
8. Pengembangan fungsi dan peran pemerintah setempat
9. Pemberdayaan dan peningkatan peran tokoh masyarakat
10. Peningkatan jumlah penyuluh kesehatan KB
11. Penumbuhkembangan kampung KB
12. Peningkatkan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan anak
13. Penguatan landasan hukum dan kebijakan KKB
14. Penguatan penelitian dan pengembangan Bidang KKB
10 3
9 12 10
8 8
7
6 9
5
4 Autonomous Dependent
14
3 5 13 7
2
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Dependent
Keterangan :
lembaga ini tidak dapat dipengaruhi atau tingkat kebergantungannya terhadap sub-
sebagai pemeran prioritas (kunci) yaitu (1) Peningkatan akses dan kualitas
prasarana memiliki peran yang sangat penting dalam peningkatan keluarga pada
program KB. Akses dan kualitas pelayanan KB serta sarana dan prasarana
pelayanan dan penyediaan saran serta prasarana yang baik dapat meningkatan
menjangkau akses pelayanan serta di tunjang dengan saran dan prasaran yang baik
karena dengan tidak adanya akses pelayanan, saran dan prasarana maka
kegiatan ini akan meningkatkan partisipasi keluarga untuk menjadi akseptor KB.
0,79. Kesehatan reproduksi adalah keadaan yang sejahtera, mental, sosial secara
keseluruhan, yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua
reproduksi.
menuju terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang
Maha Esa, sehat sejahtera, kesetaraan dan keadilan gender. Tim penggerak PKK
Sektor linkage adalah sektor pegait, dimana semua sub-elemem yang ada
didalamnya memiliki driver power dan dependent yang besar. Jadi disamping
memiliki daya dorong yang besar terhadap meningkatkan partisipasi keluarga
untuk melakukan KB, juga memiliki tingkat kebergantungan yang besar tehadap
sub elemen lainnya. Program pemerintah yang masuk dalam sektor ini adalah
(1) Menguatkan advokasi dan KIE program KB, (2) Peningkatan jumlah penyuluh
kesehatan KB, (3) Peningkatan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan
anak, (4) Pengembangan fungsi dan peran pemerintah setempat. Kelima program
tersebut berdasarkan analisis ISM berada pada posisi linkage dengan rata-rata
masuk dalam sektor linkage adalah menguatkan advokasi dan KIE program KB,
keluarga pada program KB karena dari segi pemahaman yang baik yang telah
maupun kelompok
Peningkatan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan anak, memiliki
KB. Salah satu contohnya dengan menggunakan KB, maka akan membatasi
jumlah anak yang akan dilahirkan. Fungsi keluarga salah satunya yaitu
program keempat yang berada di posisi linkage dengan memiliki bobot DP = 0,57.
Pada program ini dapat menentukan baik tidaknya program yang dijalankan
pemerintah yang masuk kedalam sektor ini adalah (1) pemberdayaan dan
bidang KKB, (3) penyiapan data dan informasi kependudukan, (4) penataan dan
keluarga untuk menjadi akseptor KB. Oleh karena itu untuk meningkatkan
keluarga untuk melakukan KB, disusun model struktural program yang dilakukan
untuk melakukan KB, yaitu : (1) Peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB
dan (2) Penyediaan sarana dan prasarana berada pada level kunci sebagai program
yang paling besar dalam peningkatan partisipasi keluarga pada program KB.
kesejahteraan keluarga, berada pada level 3, (6) Menguatkan advokasi dan KIE
program KB, berada pada level 4, (7) Peningkatan jumlah penyuluh kesehatan
KB, dan (8) Peningkatan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan anak
berada pada level 5, (9) Pengembangan fungsi dan peran pemerintah setempat,
dan berada pada level-level atas mulai dari level 7 sampai level 9 adalah (10)
landasan hukum dan kebijakan KKB, (14) Penyiapan data dan informasi
kependudukan,.
pada program KB yaitu yang terdiri dari dua program pada posisi independent dan
Program yang berada diposisi linkage, yang mana memiliki pengaruh dan
kebergantungan yang besar terhadap program lainnya, artinya program ini harus
itu untuk menjalangkan program dengan baik dan dapat meningkatkan partisipasi
keluarga pada program KB, prioritas utama yang harus di tanggani adalah
keempat program yang ada di posisi linkage, di samping lima program di posisi
independent
didukung oleh stakeholder baik dari lembaga pemerintah maupun non lembaga
pemerintah untuk membuat suatu metode atau cara yang dipilih untuk mencapai
suatu tujuan atau mencari solusi dalam rangka pengembangan akseptor KB,
akseptor KB adalah hasil tabulasi dari program yang dijalankan pemerintah untuk
partisipasi keluarga dalam program KB, maka akses dan kualitas pelayanan KB
pelaksanaan program yang akan dijalankan, dengan penunjang yang baik maka
pengguna akseptor KB. Sebaliknya apabila sarana dan prasaran tidak baik atau
kurang dalam pelaksanaan program KB, maka pelaksanaan program tidak akan
3. Penumbuhkembangan kampung KB
sama antar lintas sektor tidak hanya peran pemerintah, akan tetapi peran non
sejahtera, maju, mandiri, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
Serta peran dari PKK yaitu sebagai motivator, pelaksanaan program yang
keterkaitannya dengan program lain juga besar, dalam program ini harus dikaji
secara hati-hati karena rentang akan perubahan. Merupakan salah satu program
peranan yang besar dan keterkaitannya dengan program lain juga besar
sehingga pada program ini harus dikaji secara hati-hati karena rentang akan
jumlah anak yang akan dilahirkan. Akan tetapi pada program ini belum efektif
Kesimpulan
peningkatan akses pelayanan KB, (2) penyediaan saran dan prasarana, (3)
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian di atas, maka pada bagian ini
KB. Tidak hanya beberapa program saja yang difokuskan akan tetapi
KB
dilaksanakan dengan baik tidak hanya wacana saja, dan lebih meningkatkan
Asia Nur, (2014). Kajian Sistem Kelembagaan Untuk Mereduksi Kasus Demam
Berdarah Dengue (DBD) Di Kabupaten Pinrang. Parepare: Umpar 2016
Badan Pusat Statistik (BPS) 2017. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia.
Jakarta: BPS 2017
Soleha Siti (2016). Studi Tentang Dampak Program Program Keluarga Berancana
Di Desa Bangun Mulya Kabupaten Penajam Paser Utara. Jurnal Ilmu
Pemerintahan, 4 (1), 39-52
Susanto,dkk. (2015). Strategi Pelaksanaan Penyuluhan Program Keluarga
Berencana. Jurnal Administrasi Publik (JAP), 3 (12), 1986-1991.
Sutinah. (2017). Partisipasi laki-laki dalam program Keluarga Berencana Di Era
Masyarakat Post Modern.Surabaya : UNAIR.
Widodo Eddy, dkk. (2016). Akses Terhadap Informasi Dan Layanan Kontrasepsi
Dalam Rancangan KUHP. Jakarta: Yayasan Cipta Cara Padu: 2016.
1. Dukungan Suami
2. Dukungan Istri
3. Dukungan Anak
8. Dukungan Sahabat/Teman
9. Dukungan Tetangga
keluarga berencana
Pilihan
Urutan Hasil
V A X O
1–2 4 2 10 0 V
1–3 15 0 1 0 V
1–4 14 0 2 0 V
1–5 16 0 0 0 V
1–6 10 4 2 0 V
1–7 16 0 0 0 V
1–8 14 0 2 0 V
1–9 16 0 0 0 V
1 – 10 16 0 0 0 V
1 – 11 16 0 0 0 V
1 – 12 11 3 2 0 V
1 – 13 16 0 0 0 V
2–3 14 0 2 0 V
2–4 16 0 0 0 V
2–5 16 0 0 0 V
2–6 2 4 10 0 X
2–7 16 0 0 0 V
2–8 5 0 10 0 X
2–9 16 0 0 0 V
2 – 10 0 0 0 16 O
2 – 11 16 0 0 0 V
2 – 12 5 0 10 0 X
2 – 13 16 0 0 0 V
3–4 2 8 6 0 A
3–5 6 0 0 10 O
3–6 0 10 6 0 A
3–7 10 0 0 5 V
3–8 2 4 10 0 X
3–9 6 0 0 10 O
3 – 10 10 0 0 6 V
3 – 11 10 0 0 6 V
3 – 12 3 4 9 0 X
3 – 13 0 0 5 11 O
4–5 13 0 0 3 V
4–6 3 10 3 0 A
4–7 10 0 0 6 V
4–8 4 3 9 0 X
4–9 16 0 0 0 V
4 – 10 16 0 0 0 V
4 – 11 16 0 0 0 V
4 – 12 3 3 10 0 X
4 – 13 3 3 10 0 X
5–6 0 16 0 0 A
5–7 0 1 0 15 O
5–8 0 10 0 5 A
5–9 0 0 0 16 O
5 – 10 0 0 0 16 O
5 – 11 0 0 0 16 O
5 – 12 0 16 0 0 A
5 – 13 0 2 0 14 O
6–7 16 0 0 0 V
6–8 12 0 4 0 V
6–9 16 0 0 0 V
6 – 10 16 0 0 0 V
6 – 11 16 0 0 0 V
6 – 12 11 0 5 0 V
6 – 13 16 0 0 0 V
7–8 0 10 0 6 A
7–9 0 0 0 16 O
7 – 10 0 0 0 16 O
7 – 11 0 0 0 16 O
7 – 12 0 16 0 0 A
7 – 13 0 0 0 16 O
8–9 10 0 0 6 V
8 – 10 10 0 0 6 V
8 – 11 10 0 0 6 V
8 – 12 4 2 10 0 X
8 – 13 10 0 0 6 V
9 – 10 0 0 0 16 O
9 – 11 0 0 0 16 O
9 – 12 0 16 0 0 A
9 – 13 0 0 0 16 O
10 – 11 0 0 0 16 O
10 – 12 0 16 0 0 A
10 – 13 0 0 0 16 O
11 – 12 0 16 0 0 A
11 – 13 0 0 0 16 O
12 – 13 15 0 1 0 V
Pilihan
Urutan Hasil
V A X O
1–2 4 4 8 0 X
1–3 9 3 4 0 V
1–4 10 0 6 0 V
1–5 8 5 3 0 V
1–6 0 0 16 0 X
1–7 14 0 2 0 V
1–8 9 2 5 0 V
1–9 10 2 4 0 V
1 – 10 9 2 5 0 V
1 – 11 8 2 6 0 V
1 – 12 0 5 11 0 X
1 – 13 10 0 6 0 V
1 – 14 10 6 0 0 V
2–3 10 0 6 0 V
2–4 9 0 7 0 V
2–5 12 0 4 0 V
2–6 10 0 16 0 V
2–7 12 0 4 0 V
2–8 3 2 11 0 X
2–9 10 0 6 0 V
2 – 10 6 0 10 0 X
2 – 11 9 3 4 0 V
2 – 12 0 6 10 0 X
2 – 13 10 0 6 0 V
2 – 14 11 0 5 0 V
3–4 6 0 10 0 X
3–5 11 0 5 0 V
3–6 2 10 4 0 A
3–7 14 0 2 0 V
3–8 10 2 4 0 V
3–9 10 0 6 0 V
3 – 10 2 0 14 0 X
3 – 11 5 9 2 0 A
3 – 12 0 6 10 0 X
3 – 13 10 0 6 0 V
3 – 14 10 0 6 0 V
4–5 12 0 4 0 V
4–6 5 2 9 0 X
4–7 10 0 6 0 V
4–8 9 2 5 0 V
4–9 10 0 6 0 V
4 – 10 10 0 6 0 V
4 – 11 4 2 10 0 X
4 – 12 9 5 2 0 V
4 – 13 10 0 6 0 V
4 – 14 5 2 9 0 X
5–6 3 9 4 0 A
5–7 6 10 0 0 A
5–8 9 5 2 0 V
5–9 10 4 2 0 V
5 – 10 5 9 2 0 A
5 – 11 6 10 0 0 A
5 – 12 6 10 0 0 A
5 – 13 6 0 0 10 O
5 – 14 0 0 6 10 O
6–7 10 0 6 0 V
6–8 10 0 6 0 V
6–9 6 0 10 0 X
6 – 10 2 10 4 0 A
6 – 11 3 4 9 0 X
6 – 12 6 0 10 0 X
6 – 13 10 0 6 0 V
6 – 14 9 2 5 0 V
7–8 3 8 0 5 A
7–9 2 10 4 0 A
7 – 10 0 10 6 0 A
7 – 11 6 10 0 0 A
7 – 12 2 9 5 0 A
7 – 13 4 0 2 10 O
7 – 14 2 0 10 4 X
8–9 6 0 10 0 X
8 – 10 8 2 5 1 V
8 – 11 10 6 0 0 V
8 – 12 3 8 5 0 V
8 - 13 5 0 4 7 O
8 – 14 10 0 6 0 V
9 – 10 6 0 10 0 X
9 – 11 3 10 3 0 A
9 – 12 5 9 2 0 A
9 – 13 8 4 4 0 V
9 – 14 2 10 4 0 A
10 – 11 10 4 2 0 V
10 – 12 2 5 9 0 X
10 – 13 10 3 3 0 V
10 – 14 0 6 10 0 X
11 – 12 10 6 0 0 V
11 – 13 10 0 6 0 V
11 – 14 9 2 5 0 V
12 – 13 11 0 5 0 V
12 – 14 16 0 0 0 V
13 – 14 10 0 0 6 V
Lampiran 3 : Structural Self-Interfaction Matrix (SSIM)
13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
1 V V V V V V V V V V V V
2 V X V O V X V X V V V
3 O X V V O X V A O A
4 O A V V V X V A V
i 5 O A O O O A O A
6 V V V V V V V
7 O A O O O A
8 V X V V V
9 O A O O
10 O A O
11 O A
12 V
13
Keterangan :
1. Dukungan Suami
2. Dukungan Istri
3. Dukungan Anak
4. Dukungan Mertua (Perempuan)
5. Dukungan Mertua (Laki-laki)
6. Dukungan Orangtua (Ibu)
7. Dukungan Orangtua (Bapak)
8. Dukungan Sahabat/Teman
9. Dukungan Tetangga
10. Dukungan Sepupu
11. Dukungan Bibi/Paman
12. Dukungan Saudara (Kakak/Adik)
13. Dukungan Saudara (Ipar)
Tabel 3.2 SSIM program yang dijalankan pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada program KB
14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
1 V V X V V V V V X V V X X
2 V V X V V V X V V V V X
3 V V X A X V V V A V X
4 X V V X V V V V X V
5 O O A A X V X A A
6 V V X V V X V V
i 7 X O A A V A A
8 V O V A V X
9 A V A A X
10 A A X A
11 V V X
12 V V
13 V
14
Keterangan :
1. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB
2. Penyediaan sarana dan prasarana
3. Menguatkan advokasi dan KIE tentang program KB
4. Peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi
5. Penyiapan data dan informasi kependudukan
6. Pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga
7. Penataan dan pengembangan kapasitas kelembagaan kependudukan dan keluarga
berencana
8. Pengembangan fungsi dan peran pemerintah setempat
9. Pemberdayaan dan peningkatan peran tokoh masyarakat
10. Peningkatan jumlah penyuluh kesehatan KB
11. Penumbuh kembangan kampung KB
12. Peningkatkan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan anak
13. Penguatan landasan hukum dan kebijakan KKB
14. Penguatan penelitian dan pengembangan Bidang KKB
Lampiran 4 : Reachability Matrix
j
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 DP R
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1
2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11 3
3 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 6 5
4 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10 4
5 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 8
6 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2
i 7 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 2 8
8 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11 3
9 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 4 7
10 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 5 6
11 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 6 5
12 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11 3
13 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 6 5
D 1 7 8 7 12 3 11 7 10 9 9 7 8
R 8 6 5 6 1 7 2 6 3 4 4 6 5
Keterangan :
1. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB
2. Penyediaan sarana dan prasarana
3. Menguatkan advokasi dan KIE tentang program KB
4. Peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi
5. Penyiapan data dan informasi kependudukan
6. Pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga
7. Penataan dan pengembangan kapasitas kelembagaan kependudukan dan keluarga
berencana
8. Pengembangan fungsi dan peran pemerintah setempat
9. Pemberdayaan dan peningkatan peran tokoh masyarakat
10. Peningkatan jumlah penyuluh kesehatan KB
11. Penumbuh kembangan kampung KB
12. Peningkatkan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan anak
13. Penguatan landasan hukum dan kebijakan KKB
14. Penguatan penelitian dan pengembangan Bidang KKB
Tabel 4.2 RM Program Pemerintah dalam peningkatan peran keluarga pada
program KB
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 DP D
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 1
3 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 3
4 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 3
5 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 3 8
6 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11 2
i 7 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 3 8
8 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 5
9 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 6 6
10 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 9 7
11 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 4
12 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 9 3
13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 3 8
14 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 4 7
D 2 2 8 7 10 6 12 9 12 10 7 9 11 12
R 7 7 5 5 3 6 3 4 2 1 7 4 4 3
Keterangan :
1. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB
2. Penyediaan sarana dan prasarana
3. Menguatkan advokasi dan KIE tentang program KB
4. Peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi
5. Penyiapan data dan informasi kependudukan
6. Pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga
7. Penataan dan pengembangan kapasitas kelembagaan kependudukan dan keluarga
berencana
8. Pengembangan fungsi dan peran pemerintah setempat
9. Pemberdayaan dan peningkatan peran tokoh masyarakat
10. Peningkatan jumlah penyuluh kesehatan KB
11. Penumbuh kembangan kampung KB
12. Peningkatkan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan anak
13. Penguatan landasan hukum dan kebijakan KKB
14. Penguatan penelitian dan pengembangan Bidang KKB
Lampiran 5 : Perhitungan bobot DP-D
Tabel 4.1 Perhitungan bobot DP-D Dukungan keluarga yang berperan dalam
mendorong partisipasi keluarga untuk menjadi akseptor KB
Perhitungan bobot
Sub Elemen Hasil
Dependent (D)
1 2/14 0,14
2 2/14 0,14
3 8/14 0,57
4 7/14 0,50
5 10/14 0,71
6 6/14 0,43
7 12/14 0,86
8 9/14 0,64
9 12/14 0,86
10 10/14 0,71
11 7/14 0,50
12 9/14 0,64
13 11/14 0,79
14 12/14 0,86
Lampiran 6 : Foto Dokumentai