Anda di halaman 1dari 138

STRATEGI PENINGKATAN PARTISIPASI KELUARGA

DALAMPENGEMBANGAN PROGRAM KB
DI KOTA PAREPARE

ANDRIYANA ABDULLAH

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2018
ABSTRAK

ANDRIYANA, Strategi Peningkatan Partisipasi Keluarga Dalam Pengembangan


Program KB Di Kota Parepare, dibimbing oleh ANDI NUDDIN dan AYU DWI
PUTRI RUSMAN
Rendahnya partisipasi keluarga dalam pengembangan program KB yaitu
kurangnya program pemerintah yang dijalankan, dukungan keluarga dan strategi
program yang efektif dalam melakukan KB yang menyebabkan sulitnya para
keluarga untuk melakukan KB. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan
apakah dukungan keluarga, program yang dijalankan pemerintah serta program
strategis berperan terhadap peningkatan partisipasi keluarga dalam pengembangan
program KB di Kota Parepare.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan tentang
strategi peningkatan partsipasi keluarga dalam pengembangan program KB di
kota Parepare. Instrumen dalam penelitian yang digunakan adalah kuesioner
dengan jumlah sampel sebanyak 16 responden, dengan menggunakan metode
Analisi Interpretative Structural Modelling (ISM).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil analisis interpretatif
struktural modelling dalam peningkatan partisipasi keluarga pada pengembangan
program KB di Kota Parepare ditemukan bahwa pada dukungan keluarga yang
harus berperan yaitu (1)Dukungan suami dan program pemerintah dalam
peningkatan peran keluarga pada program KB yaitu (1)Peningkatan akses dan
kualitas pelayanan KB, (2) Penyediaan sarana dan prasarana, sedangkan yang
menjadi program strategis dalam pengembangan program KB yaitu (1)
Peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB, (2) Penyediaan sarana dan
prasarana, (3)Penumbuh kembangan kampung KB, (4) Peningkatan pengetahuan
kesehatan reproduksi, (5)Pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga .

Kata Kunci : Strategis peningkatan partisipasi keluarga pada program KB, ISM
STRATEGI PENINGKATAN PARTISIPASI KELUARGA
DALAMPENGEMBANGAN PROGRAM KB
DI KOTA PAREPARE

ANDRIYANA ABDULLAH

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

Pada

Program Studi Kesehatan Masyarakat /

Administrasi Kebijakan dan Kesehatan

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE

2018
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Parepare Sulawesi Selatan pada


tanggal 1 Agustus 1996. Anak dari Bapak H.Abdullah dan Ibu
Hj,Hawati, sebagai anak kedua dari lima bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah
Dasar Negeri 3 Parepare tahun 2008, dan pada tahun yang
sama melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1 Kota
Parepare dan lulus pada tahun 2011, dan kemudian melanjutkan pendidikan di
SMA Negeri 1 Kota Parepare (Jurusan Sains) lulus pada tahun 2014, kemudian
melanjutkan jenjang pendidikan ke Universitas Muhammadiyah (UMPAR)
Parepare pada tahun 2014 terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan,
Program Studi Kesehatan Masyarakat dengan Konsentrasi Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan.
PRAKATA

AssalamuAlaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat p
proposal ini yang berjudul “Strategi Peningkatan Partisipasi Keluarga Dalam
Pengembangan Program KB Di Kota Parepre”. Skripsi ini disusun sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Ilmu Kesehatan,
Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Parepare.
Selanjutnya penulis menyadari sepenuhnya tanpa bantuan dari berbagai
pihak, skripsi ini tidak akan terwujud. Oleh karena itu, Pada kesempatan ini
penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang setulus-tulusnya
kepada: Bapak Dr. Andi Nuddin, M.Si selaku pembimbing I dan Ibu Ayu Dwi
Putri Rusman, SKM, M.PH selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu
dengan penuh kesabaran membimbing dan mengarahkan penulis selama dalam
pembuatan sampai dengan penyelesaian skripsi ini dan Ibu Henny Kumala Dewi
Hengky SKM,M.KES yang telah banyak memberikan masukan-masukan serta
Dosen dan Staf Fakultas Ilmu Kesehatan, Ibu Haniarti, S.Si, Apt, M.Kes selaku
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan dan Bapak Prof.Dr. Siri Dangga, M.S selaku Rektor
Universitas Muhammadiyah Parepare yang juga banyak membantu dalam
penyusunan skripsi ini.
Terima kasih dan penghargaan kepada seluruh pihak instansi terkait yaitu
BKKBN, Kecamatan, kelurahan, para kader dan penyuluh kesehatan yang tidak
bisa disebutkan namanya satu persatu, yang sangat membantu dalam memberikan
data informasi dalam penyusunan skripsi tersebut.
Terkhususnya kepada kedua orang tua H.Abdullah, Hj.Hawati dan
keluarga yang telah memberikan doa, perhatian, motivasi, dan kasih sayangnya.
Serta ucapan terimah kasih buat senior dan teman-teman yatiu (Afandi
Syarif,S.Pd, Reskian,S.P serta Annisa Baharuddin, Nurhafsa sasmita, Nur syafitri,
Nurcahyati dan Armiati) yang telah membantu dan memberikan motivasi serta
semangat dalam penyusunan skripsi tersebut. Rekan-rekan senasib seperjuangan
konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Parepare Angkatan 2014
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Kritik serta saran dan tanggapan untuk penyempurnaan yang sifatnya
membangun sangat diharapka untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ iv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. v

PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................... 1
Identifikasi dan Perumusan Masalah ................................................. 5
Definisi Operasional .......................................................................... 5
Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................................... 6

LANDASAN TEORI
Kajian Teori ....................................................................................... 8
Kerangka Pikir Penelitian .................................................................. 19

METODE PENELITIAN
Metode dan Desain Penelitian ........................................................... 20
Instrumen Penelitian .......................................................................... 20
Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 21
Populasi dan Sampel Penelitian ......................................................... 21
Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 22
Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................................... 23

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Gambaran Umum Lokkasi Penelitian ............................................... 27
Dukungan keluarga yang medorong untuk menjadi akseptor KB ..... 29
Program Yang Di Jalankan Pemerintah ............................................. 40
Program Yang Stategis Dalam Pengembangan Akseptor KB ........... 51

PENUTUP
Kesimpulan ........................................................................................ 58
Saran .................................................................................................. 59

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 60

LAMPIRAN .............................................................................................. 62
DAFTAR TABEL

Halaman

1. Jumlah Pertanyaan Setiap Seri Kuesioner Berdasarkan Analisis


yang Digunakan ................................................................................ 20

2. Distribusi responden menurut lembaga/instansi Di Kota Parepare .. 21

3. Distribusi responden berdasarkan Luas Wilayah, Jumlah


Kelurahan, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk Di Tiap
Kecamatan Kota Parepare .................................................................. 29

4. Posisi dan perbandingan bobot DP-D dukungan keluarga yang


berperan untuk menjadi akseptor KB................................................. 31

5. Posisi dan perbandingan bobot DP-D pogram yang dijalankan


pemerintah dalam peningkatan partisipasi keluarga pada program
KB ..................................................................................................... 42
DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Lembar Kuesioner ......................................................................... 65

2. Hasil Analisis Univariat, Bivariat, dan Multivariat ...................... 68

3. Foto Dokumentasi ......................................................................... 74

4. Master Tabel.................................................................................. 77

5. Histogram driver power - dependent dukungan keluarga untuk

meningkatkan partisipasi keluarga menjadi akseptor KB ............. 32

6. Matrix driver power - dependent dukungan keluarga .................. 33

7. Model struktur dukungan setiap keluarga dalam peningkatan


partisipasi keluarga untuk menjadi akseptor KB .......................... 39

8. Histogram driver power – dependent program yang dijalankan


pemerintah dalam peningkatan partisipasi keluarga pada
program KB ................................................................................. 43

9. Matrix driver power – dependent program yang dijalankan


pemerintah .................................................................................... 44

10. Model struktur program yang dijalankan pemerintah dalam


peningkatan partisipasi keluarga pada program KB ..................... 51
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Lembar Kuesioner ......................................................................... 63

2. Hasil Tabulasi Kuesioner A dan B ................................................ 114

3. Structural Self-Interfaction Matrix (SSIM) Dukungan keluarga


dan Program pemerintah dalam peningkatan partisipasi keluarga
pada program KB ........................................................................ 119

4. Reachability Matrix Dukungan Keluarga dan Program


Pemerintah dalam Peningkatkan Partisipasi Keluarga Pada
Pengembangan Program KB ......................................................... 121

5. Perhitungan bobot DP-D Dukungan Keluarga dan Program


Pemerintah dalam Peningkatkan Partisipasi Keluarga Pada
Pengembangan Program KB ......................................................... 123

6. Foto Dokumentasi ......................................................................... 125

7. Surat Izin Penelitian ...................................................................... 127


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017

menunjukkan angka fertilitas total (Total Fertility Rate atau TFR) sebesar 2,4

anak yang berarti seorang wanita di Indonesia rata-rata melahirkan 2,4 anak

selama masa reproduksinya, hasil ini menurun dibandingkan hasil SDKI 2012,

yaitu sebesar 2,6 anak per wanita.

Terdapat perbedaan tingkat fertilitas pada wanita dengan karakteristik yang

berbeda wilayah tempat tinggal. Hal ini dapat dilihat dari data penelitian statistik

yang dilakukan BPS (Badan Pusat Statik), Untuk wanita di perdesaan memiliki

tingkat fertilitas cenderung lebih tinggi dibandingkan wanita di perkotaan yakni

berada pada posisi 2,6 dan 2,3 anak perwanita (BPS, 2017).

Untuk menurunkan tingkat fertilitas, dilakukan program KB untuk

mewujudkan keluarga yang berkualitas, sejahtera, dan makmur. Melalui promosi,

perlindungan, dan bantuan dalam mewujudkan hak-hak reproduksi, serta

pengaturan dan dukungan yang diperlukan untuk membentuk keluarga yang ideal,

mengatur jumlah, jarak, dan usia ideal melahirkan anak (BKKBN dalam

Febriansyah 2015).

Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program pemerintah yaitu

memungkinkan pasangan usia subur untuk mengantisipasi kelahiran, mencapai

jumlah anak yang mereka inginkan, dan mengatur jarak dan waktu kelahiran anak.

Hal ini dapat dicapai melalui penggunaan metode kontrasepsi dan tindakan
infertilitas (WHO, 2016 dalam Kurniati 2017). Salah satu program pemerintah

dalam KB yaitu dengan mendirikan kampung KB yang bertujuan dapat

menjangkau seluruh lapisan masyarakat baik di daerah perkotaan maupun

pedesaan, sehingga masyarakat dapat turut berperan aktif dalam meningkatkan

kualitas hidup dan mewujudkan keluarga kecil berkualitas (BKKBN 2016).

Ada dua metode dalam program KB yaitu Metode Kontrasepsi Jangka

Panjang (MKJP) dan Metode Kontrasepsi Non Jangka Panjang, kategori MKJP

antara lain IUD, MOP (Metode Operasi Pria), MOW (Metode Operasi Wanita)

dan jenis susuk/implant, sedangkan kategori Non MKJP antara lain Kondom,

Suntik dan Pil (Dinkes, 2013).

Rendahnya partisipasi keluarga dalam pengembangan program KB yaitu

kurangnya program pemerintah yang dijalankan, dukungan keluarga dan strategi

program yang efektif dalam melakukan KB yang menyebabkan sulitnya para

keluarga untuk melakukan KB. Sehingga dukungan keluarga berkaitan erat

dengan dorongan atau motivasi yang diberikan keluarga terhadap PUS (Pasangan

Usia Subur) untuk ikut ber-KB. Dengan adanya dukungan yang diberikan oleh

keluarga membuat anggota keluarga mampu berfungsi dengan berbagai

kepandaian dan akal. Sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan adaptasi

keluarga (Friedman, dalam Sefira 2016).

Pentingnya dukungan suami dalam penggunaan alat kontrasepsi karena

merupakan tanggung jawab pria dalam kesehatan reproduksi khususnya pada

Keluarga Berencana (KB) sangat berpengaruh terhadap kesehatan (BKKBN,

dalam Sutinah 2017). Partisipasi pria dalam kesehatan reproduksi adalah sebagai
peserta KB, mendukung istri dalam ber-KB ataupun sebagai motivator karena

penggunaan kontrasepsi merupakan kebutuhan dan tanggung jawab bersama

sebagai pasangan, baik dalam pemilihan kontrasepsi serta saling mendukung

karena keluarga berencana bukan hanya urusan pria atau wanita saja. Bila istri

sebagai pengguna kontrasepsi, maka suami dapat berperan penting dalam

mendukung istri dan menjamin efektifitas pemakaian kontrasepsi

(Kusumaningrum, dalam Febriansyah 2015).

Pentingnya program strategi untuk meningkatkan akseptor KB karena

Strategi merupakan cara atau metode yang digunakan untuk mencapai tujuan

tertentu. Karena pada dasarnya strategi masih bersifat konseptual tentang

keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan, dan untuk

mengimplementasikannya perlu digunakan berbagai metode atau cara tertentu

(Thomson dalam Mustika 2016) agar program yang dijalanka dapat berhasil.

Berdasarkan hasil pendataan keluarga pada tahun 2017 Jumlah Pasangan

Usia subur (PUS) wilayah Kota Parepare adalah 20.191 yaitu Kecamatan

Bacukiki sebanyak 3.050, Kecamatan Ujung sebanyak 4.566, Kecamatan Soreang

sebanyak 6.818, dan Kecamatan Bacukiki Barat sebanyak 5.757. Presentase

penggunaan KB Ditiap Kecamatan yaitu Kecamatan Bacukiki sebanyak 64,89%,

Kecamatan Ujung sebanyak 63,80%, Kecamatan Soreang sebanyak 64,46%,

Kecamatan Bacukiki Barat sebanyak 64,50% (BKKBN Parepare, 2017).


Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan

masalah yang dapat diangkat dalam penelitian ini adalah:

1. Dukungan keluarga yang mana paling optimal dalam mendorong partisipasi

keluarga untuk menjadi akseptor KB ?

2. Program apa saja yang dilakukan pemerintah dalam peningkatan peran

keluarga pada program KB ?

3. Program apa yang paling strategis dalam rangka pengembangan akseptor KB?

Definisi Operasional

Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga berkaitan erat dengan dorongan atau motivasi yang

diberikan keluarga terhadap PUS (Pasangan Usia Subur) untuk ikut program KB.

Dukungan keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah memeberikan

dukungan terhadap keluarga yang membutuhkan dalam situasi tertentu. Yang

memberi dukungan anatara lain berupa :

1. Dukungan Suami

2. Dukungan Istri

3. Dukungan Anak

4. Dukungan Mertua (Perempuan)

5. Dukungan Mertua (Laki-laki)

6. Dukungan Orangtua (Ibu)


7. Dukungan Orangtua (Bapak)

8. Dukungan Sahabat/Teman

9. Dukungan Tetangga

10. Dukungan Sepupu

11. Dukungan Bibi/Paman

12. Dukungan Saudara (Kakak/Adik)

13. Dukungan Saudara (Ipar)

Program Pemerintah dalam peningkatan peran keluarga terhadap KB

Program pemerintah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah program-

program yang dijalankan pemerintah dalam meningkatkan peran keluarga

terhadap program KB. Yang disusun dari berbagai pihak yang paham mengenai

KB maupun literatur, yaitu sebagi berikut :

1. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB

2. Penyediaan sarana dan prasarana

3. Menguatkan advokasi dan KIE tentang program KB

4. Peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi

5. Penyiapan data dan informasi kependudukan

6. Pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga

7. Penataan dan pengembangan kapasitas kelembagaan kependudukan dan

keluarga berencana

8. Pengembangan fungsi dan peran pemerintah setempat

9. Pemberdayaan dan peningkatan peran tokoh masyarakat

10. Peningkatan jumlah penyuluh kesehatan KB


11. Penumbuh kembangan kampung KB

12. Peningkatkan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan anak

13. Penguatan landasan hukum dan kebijakan KKB

14. Penguatan penelitian dan pengembangan Bidang KKB

Program Yang Strategis Dalam Rangka Pengembangan Akseptor KB

Program yang dimaksud dalam penelitian ini adalah program yang

didukung oleh stakeholder baik dari lembaga pemerintah maupun non lembaga

pemerintah untuk membuat suatu metode atau cara yang dipilih untuk mencapai

suatu tujuan atau mencari solusi dalam rangka pengembangan akseptor KB.

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana dukungan keluarga yang paling optimal dalam

mendorong partisipasi keluarga untuk menjadi akseptor KB

2. Untuk mengetahui program apa saja yang dilakukan pemerintah dalam

peningkatan peran keluarga pada program KB

3. Untuk menganalisis program apa saja yang paling strategis dalam rangka

pengembangan akseptor KB

Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil penelitian dapat memberikan masukan bagi para pengambil kebijakan


dan pengelola program keluarga berencana (KB) dalam upaya menurkan

fertilitas dengan peningkatan keluarga dalam program KB dan dapat

digunakan sebagai bahan evaluasi pelaksanaan program KB maupun

perencanaan program KB di tingkat nasional.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan pada

masyarakat di Kota Parepare. Serta dapat digunakan sebagai referensi atau

bahan masukan kepustakaan dan informasi bagi institusi yang terkait

3. Bagi peneliti sendiri dapat menambah wawasan dan masukan dalam

memahami dan menganalisa suatu masalah dalam hal yang berkaitan dengan

strategi peningkatan partisipasi keluarga dalam berKB. Serta sebagai sumber

referensi dan dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya


LANDASAN TEORI

Kajian Teori

Deskripsi Keluarga Berencana (KB)

Pentingnya program keluarga berencana (KB) untuk menekan ledakan

penduduk. Program ini mengamanahkan batasan tertentu jumlah anak. Tak hanya

terkait pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, peran KB sediahnya lebih dari

itu. Program ini turut mencegah bertambahnya jumlah angka kematian ibu(AKI)

dan angka kematian bayi (AKB). Karena seperti di ketahui,dekatnya jarak

kelahiran antara anak yang satu dengan lainnya, serta jumlah anak yang terlalu

banyak, sedikit banyak menjadi faktor meningkatakan AKB dan AKI. Di sinilah

peran KB begitu penting.

Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program pemerintah yaitu

memungkinkan pasangan usia subur untuk mengantisipasi kelahiran, mencapai

jumlah anak yang mereka inginkan, dan mengatur jarak dan waktu kelahiran anak.

Hal ini dapat dicapai melalui penggunaan metode kontrasepsi dan tindakan

infertilitas (WHO, 2016 dalam Kurniati 2017)

Dalam Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 Keluarga Berencana (KB)

adalah usaha peningkatan kepedulian dan peran masyarakat melalui pendewasaan

usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga dan

peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia

sejahtera. Keluarga Sejahtera (KS) adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan


atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan

material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan

yang serasi, selaras dan seimbang antara anggota keluarga dengan masyarakat dan

lingkungannya (Soleha 2016)

Ada dua metode dalam program KB yaitu :

1. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)

Alat kontrasepsi yang digunakan jangka panjang yang meliputi : IUD, MOP

(Metode Operasi Pria), MOW (Metode Operasi Wanita) dan jenis

susuk/implant,

2. Metode Kontrasepsi Non Jangka Panjang

Alat kontrasepsi yang digunakan tidak pada jangka panjang yang meliputi :

Kondom, Suntik dan Pil (Dinkes, 2013).

Tujuan program KB

1) Tujuan utama dari program KB Nasional adalah untk memberikan pelayanan

KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas kepada masyarakat,

menurunkan tingkat/angka kematian ibu, bayi anak serta penanggulangan

masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil

berkualitas

2) Tujuan umumnya adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan

sosial ekonomi suatu keluarga, dengan cara pengaturan kelahiran anak agar

diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi

kebutuhan hidupnya. Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan


usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga

(Sulistyawati dalam Seonariadhie 2016)

Deskripsi tentang dukungan keluarga yang optimal dalam mendorong


keluarga untuk melakukan program KB
Pengertian keluarga menurut UU. No. 52 Tahun 2009 Bab 1 Pasal 1 ayat 6

tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga adalah unit

terkecil dalam masyarakat yang terdiri atas suami istri, atau suami, istri dan

anaknya, atau ayah dengan anak (duda) atau ibu dengan anaknya (janda). Fungsi

keluarga berdasarkan kesehatan reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan

generasi dan menjaga kelangsungan keluarga (Friedman dalam Sefira 2016).

Dukungan keluarga

Dukungan keluarga berkaitan erat dengan dorongan atau motivasi yang

diberikan keluarga terhadap PUS untuk melaksanakan program KB. Hal tersebut

dikarenakan dukungan keluarga adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang masa

kehidupan, dan dukungan yang diberikan pada setiap perkembangan kehidupan

juga berbeda. Dengan adanya dukungan yang diberikan oleh keluarga membuat

anggota keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan

akal.Sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga (Friedman

dalam Sefrina 2016).

Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :

1. Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak–anak, berperan sebagai

pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, serta sebagai
kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai

anggota masyarakat dari lingkunganya.

2. Ibu sebagai istri dan ibu dari anak–anaknya, ibu mempunyai peranan untuk

mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik bagi anak–anaknya,

pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosial serta sebagai

anggota masyarakat di lingkungannya, disamping itu juga ibu perperan

sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

3. Anak–anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat

perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

Fungsi Keluaga

Dalam suatu keluarga ada beberapa fungsi keluarga yang dapat dijalankan

(Yurawanti 2016)yaitu :

a. Fungsi biologis adalah fungsi untuk meneruskan keturunan, memelihara, dan

membesarkan anak, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga

b. Fungsi psikologis adalah memberikan kasih sayang dan rasa aman bagi

keluarga, memberikan perhatian diantara keluarga, memberikan kedewasaan

kepribadian anggota keluarga, serta memberikan identitas pada keluarga

c. Fungsi sosialisasi adalah membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-

norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan masing-masing dan

meneruskan nilai-nilai budaya. Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang

mengembagkan proses interaksi dalam keluarga yang dimulai sejak lahir dan

keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi


d. Fungsi ekonomi adalah mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi

kebutuhan keluarga saat ini dan menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarg

yang akan datang. Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk

memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga termasuk sandang, dan

pangan

e. Fungsi pendidikan adalah menyekolahkan anak untuk memberikaan

pengetahuan, keterampilan, membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat

dan minatyang dimilikinya, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa

yang akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa

sertamendidik anak sesuai dengan tingkat perkembanganya

Jenis dukungan keluarga dalam KB Menurut (Friedman dalam Sefrina

2016).yaitu:

a. Dukungan emosional

Merupakan bentuk atau jenis dukungan yang diberikan keluarga berupa

memberikan perhatian, kasih sayang, serta empati. Dukungan emosional

merupakan fungsi keluarga yang harus diterapkan kepada seluruh anggota

keluarga. Fungsi keluarga berhubungan dengan fungsi internal keluarga dalam

memberikan perlindungan dan dukungan psikososial bagi anggota keluarga,

keluarga bertindak sebagai sumber utama dari cinta, dan kasih sayang yang

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan secara positif .

b. Dukungan infomasi

Peran keluarga dinilai sebagai pusat informasi, artinya keluarga diharapkan

mengetahui segala informasi terkait dengan anggota keluarga dan penyakitnya.


Seperti, pemberian saran dan sugesti, informasi yang dapat digunakan untuk

mengungkap suat permasalahan. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat

meminimalisir munculnya tekanan yang ada pada diri individu akibat tuntutan

di lingkungan masyarakat, seperti memberikan nasehat, usulan, petunjuk, serta

pemberian informasi yang mugkin akan dibutuhkan oleh anggota keluarga

yang lain.

c. Dukungan instrumental

Dukungan instrumental (peralatan atau fasilitas) merupakan suatu dukungan

atau bantuan penuh dari keluarga dalam bentuk memberikan bantuan tenaga,

dana, maupun meluangkan waktu untuk membantu melayani dan

mendengarkan anggota keluarga dalam menyampaikan pesannya. Dukungan

instrumental keluarga merupakan fungsi ekonomi dan fungsi perawatan

kesehatan yang diterapkan keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit.

d. Dukungan penilaian

Keluarga bertindak sebagai pemberi umpan balik untuk membimbing dan

menengahi pemecahan masalah, seperti memberikan support, penghargaan,

dan perhatian. Dengan adanya dukungan ini maka anggota keluarga akan

mendapatkan pengakuan atas kemampuan dan usaha yang telah dilakukannya

(Suwardiman, 2011 dalam Sefrina 2016).

e. Dukungan spiritual,

Merupakan bentuk kepercayaan terhadap tuhan, yang merupakan salah satu

cara paling penting bagi keluarga untuk mengatasi masalah yang sedang di

hadapi
Deskripsi tentang program yang dilakukan pemerintah dalam peningkatan
peran keluarga terhadap KB
Program pemerintah dalam peningkatan peran keluarga terhadap KB

dilakukan dengan berbagai program dan dijalankan melalui media cetak, media

komunikasi serta memberikan penyuluhan secara langsung kepada masyarakat.

Serta pemerintah berkewajiban dalam penyediaan akses terhadap informasi dan

layanan kesehatan reproduksi yang merupakan salah satu program pemerintah

dalam Peningkatkan peran keluarga terhadap KB, yang mana dituangkan dalam

PP No. 61 Tahun 2014 pasal 73 tentang Kesehatan Reproduksi yang berbunyi:

“Pemerintah wajib menjamin ketersediaan sarana informasi dan sarana pelayana

kesehatan reproduksi yang aman, bermutu, dan terjangkau masyarakat, termaksud

keluarga berencana” (Widodo dkk 2016).

Usaha pemerintah dalam menghadapi masalah kependudukan salah satunya

adalah keluarga berencana, yaitu memungkinkan pasangan usia subur untuk

mengantisipasi kelahiran, mencapai jumlah anak yang mereka inginkan, dan

mengatur jarak dan waktu kelahiran anak. Hal ini dapat dicapai melalui

penggunaan metode kontrasepsi dan tindakan infertilitas (WHO, dalam Kurniati

2017).

Program Keluarga Berencana Nasional merupakan salah satu program dalam

rangka menekan laju pertumbuhan penduduk. Salah satu pokok dalam program

Keluarga Berencana Nasional adalah menghimpun dan mengajak segenap potensi

masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam melembagakan dan membudayakan

Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera dalam rangka meningkatkan mutu

sumber daya manusia Indonesia. Cara yang digunakan untuk mewujudkan Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera yaitu mengatur jarak kelahiran anak dengan

menggunakan alat kontrasepi (Wiknjosastro, dalam Utari,dkk 2017).

Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma

(Konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding

rahim (Nugroho, dalam Nasrulloh 2015). Macam-macam metode kontrasepsi

adalah intra uterinedevices (IUD), implant, suntik, kondom, metode operasi untuk

wanita (tubektomi), metode operasi untuk pria (vasektomi), dan kontrasepsi pil

(Saifudin, dalam Utari,dkk 2017).

Kurangnya peran pemerintah dalam menggalakkan program KB akan

mengakibatkan tingginya pertambahan pendudukan yang akan menyebabkan

meningkatnya kebutuhan pelayanan kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan,

yang cukup berdampak pada naiknya angka pengangguran dan kemiskinan

(Herlianto, dalam Paradina 2014).

Peran penyuluh kesehatan berpengaruh atas kesadaran calon akseptor KB

karena adanya informasi tentang berbagai macam alat kontrasepsi dengan

kelebihannya masing-masing, Maka calon askseptor akan termotivasi untuk

menggunakan alat kontrasepsi. Karena Motivasi merupakan dorongan untuk

melakukan suatu perbuatan atau tingkah laku. Motivasi bisa berasal dari dalam

diri maupun dari luar diri (Uno, dalam Langit 2016).

Program yang dilakukan pemerintah dalam peningkatan peran keluarga terhdap

KB yaitu:

1. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB

2. Penyediaan sarana dan prasarana


3. Menguatkan advokasi dan KIE tentang program KB

4. Peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi

5. Penyiapan data dan informasi kependudukan

6. Pembinaan ketahanan dan pemberdayaan keluarga

7. Penataan dan pengembangan kapasitas kelembagaan kependudukan dan

keluarga berencana

8. Pengembangan fungsi dan peran pemerintah setempat

9. Pemberdayaan dan peningkatan peran tokoh masyarakat

10. Peningkatan jumlah penyuluh kesehatan KB

11. Penumbuh kembangan kampung KB

12. Peningkatkan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan anak

13. Penguatan landasan hukum dan kebijakan KKB (Kependudukan dan

Keluarga Berencana)

14. Penguatan penelitian dan pengembangan Bidang KKB (Kependudukan dan

Keluarga Berencana)

Deskripsi tentang program yang strategis dalam pengembangan akseptor KB

Pengertian strategi menurut Thomson dalam Rahayu 2016, mengatakan

bahwa strategi adalah cara atau metode yang digunakan untuk mencapai tujuan

tertentu. Karena pada dasarnya strategi masih bersifat konseptual tentang

keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan, dan untuk

mengimplementasikannya perlu digunakan berbagai metode atau cara tertentu.

Yang dimaksud program strategis dalam penelitian ini adalah program yang

didukung oleh stakeholder baik dari lembaga pemerintah maupun non lembaga
pemerintah untuk membuat suatu metode atau cara yang dipilih untuk mencapai

suatu tujuan atau mencari solusi dalam rangka pengembangan akseptor KB.

Strategi pendekatan yang dapat dilakukan dalam program keluarga berencana

antara lain (Susanto, dkk 2015) :

1. Pendekatan kemasyarakatan (community approach).

Diarahkan untuk meningkatkan dan menggalakkan peran serta masyarakat

(kepedulian) yang dibina dan dikembangkan secara berkelanjutan.

2. Pendekatan koordinasi aktif (active coordinative approach)

Mengkoordinasikan berbagai pelaksanaan program KB dan pembangunan

keluarga sejahtera sehingga dapat saling menunjang dan mempunyai kekuatan

yang sinergik dalam mencapai tujuan dengan menerapkan kemitraan sejajar.

3. Pendekatan integrative (integrative approach)

Memadukan pelaksanaankegiatan pembangunan agar dapat mendorong dan

menggerakkan potensi yang dimiliki oleh semua masyarakat sehingga dapat

menguntungkan dan memberi manfaat pada semua pihak.

4. Pendekatan kualitas (quality approach)

Meningkatkan kualitas pelayanan, baik dari segi pemberi pelayanan(provider)

dan penerima pelayanan (klien) sesuai dengan situasi dan kondisi.

5. Pendekatan kemandirian (self rellant approach)

Memberikan peluang kepada sektor pembangunan lainnya dan masyarakat

yang telah mampu untuk segera mengambil alih peran dan tanggung jawab

dalam pelaksanaan program KB nasional.


Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan, Menurut (Sugiyono

dalam Puspitasari 2014) mengemukakan bahwa “kerangka berpikir” merupakan

model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor

yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Seperti pada Gambar 1.

Strategi Peningkatan Partisipasi


Keluarga Dalam Pengembangan
Program KB

Program Strategi Dalam


Dukungan Program Pengembangan
Keluarga Pemerintah Akseptor KB

Partisipasi
Keluarga dalam
program KB

Keterangan :

: Variabel dependen (terikat)

: Variabel independen (bebas)

Gambar. 1 Kerangka Pikir Penelitian


METODE PENELITIAN

Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan penelitian

deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan metode ISM yang

bertujuan untuk mendeskripsikan tentang strategi peningkatan partsipasi keluarga

dalam pengembangan program KB di kota Parepare (Asia 2014)

Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan kuisioner berupa lembaran kuesioner yaitu

alat pengumpul data pertanyaan-pertanyaan tertulis sebagai pedoman wawancara

mendalam kepada responden. Dalam penelitian ini dibuat berdasarkan indikator

variabel yaitu program pemerintah, dukungan keluarga dan program strategis

dalam pengembangan program KB.

Kuesioner yang dingunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga seri sesuai

dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai seperti tersaji pada Tabel 1.

Kuesioner Seri B, disusun dengan menggunakan elemen terbesar (14

elemen), sehingga pertanyaan yang dihasilkan juga paling banyak disbanding

yang lainnya (91 pertanyaan) seperti pada Tabel 1. Kuesioner Seri A, dan B

digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis dengan menggunakan

model analisis ISM. Karena itu struktur pertanyaan ketiga seri kuesioner ini sama

yaitu model perbandingan elemen yang satu terhadap yang lainnya. Demikian
pula jumlah pertanyaan masing-masing bergantung pada besarnya jumlah elemen

seperti tersaji pada Lampiran 1.

Tabel 1. Jumlah pertanyaan setiap seri kuesioner berdasarkan model


analisis yang dingunakan

Seri*) Jumlah Jumlah Analisis yang Karakteristik dan Sasaran


elemen Pertanyaan digunakan

A Informasi tentang peran


13 78 ISM
keluarga dalam
peningkatan program
KB

B 14 Informasi tentang
91 ISM
program pemerintah
dalam meningkatkan
partisipasi keluarga pada
program KB
*) Lihat Kuesioner Seri A, dan B pada Lampiran 1

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Parepare, yang terdri dari 4 Kecamatan

yaitu Kecamatan Bacukiki, Kecamatan Bacukiki Barat, Kecamatan Ujung dan

Kecamatan Soreang. Dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli tahun 2018.

Populasi dan Sampel

Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah instansi/lembaga pemerintah, tokoh

masyarakat, penyuluh dan kader KB yang terlibat secara langsung dalam peningka tan

peningkatan
Sampel partisipasi keluarga pada program KB
Penelitian dengan model analisis Interpretative Structural Modelling

(ISM) tidak membutuhkan sampel yang banyak (Saaty dan Eriyanto dalam Asia

2014). Jumlah pakar/praktisi sebagai sampel diisyaratkan cukup beberapa orang

dengan prioritas memiliki tingkat pemahaman, penguasaan, dan terlibat langsung

dalam peningkatan partisipasi keluarga dalam program KB. Sampel yang

ditetapkan adalah 16 orang yang mewakili setiap instansi/lembaga yang berbeda

untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Distribusi responden menurut Lembaga/Instansi

Lembaga Jumlah

Kepala Dinas Kesehatan 1

Kecamatan 4

Kelurahan 4

BKKBN 1

Kepala Puskesmas 4

Penyuluh Kesehatan 1

Kader KB 1

16

Teknik Pengumpulan Data

Tahapan kegiatan pengumpulan data yang dilakukan penelitian ini adalah

sebagai berikut :
1. Data Primer

Data primer diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner (daftar

pertanyaan) yang telah disusun berdasarkan tujuan penelitian mengenai

partisipasi keluarga pada program KB.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari dokumentasi yaitu alat pengumpul data

dengan dokumen. Data yang diperoleh dari pencatatan dan pelaporan yang

ada pada masing-masing instansi (Hasriani 2016)

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan secara manual dengan 3 tahapan (Dino dan Hera,

2017) yaitu :

a. Editing

Tahapan ini diawali dengan pemeriksaan kelengkapan, kejelasan,

konsistensi dan kesesuaian jawaban responden, apakah ada kesalah

pahaman responden.

b. Coding

Dalam penelitian ini kode jawaban responden sudah tersedia secara

baku sehingga penyusunan daftar kode tidak dilakukan. Kuesioner dalam

penelitian ini telah menggunakan kode jawaban : V, A, X, dan O yang

bermakna :
V, jika Eij = 1 dan Eji = 0 (elemen i lebih penting dari pada j).

A, jika Eij = 0 dan Eji = 1 (elemen i tidak lebih penting dari pada elemen j).

X, jika Eij = 1 dan Eji = 1 (elemen i dan j sama penting ).

O, jika Eij = 0 dan Eji = 0 (elemen i dan j tidak sama penting ).

1 = Ada hubungan kontekstual antar elemen

0 = Tidak ada hubungan kontekstual antar elemen

c. Processing

Setelah data terkumpul dan diperiksa kelengkapannya, selanjutnya secara

manual data dikelompokkan sesuai dengan rencana analisis yang digunakan,

kemudian diolah dan diproses sehingga jadi informasi yang bermanfaat bagi

yang membutuhkan. Hasil proses data dengan analisis model ISM dapat

ditunjukan pada Tabel 1.1 – 1.3 seperti tersaji pada Lampiran 1.

2. Analisis Data

Interpretative Structural Modelling (ISM) adalah proses pengkajian

kelompok (group learning proses) dimana model-model structural dihasilkan

guna memotret perihal kompleks dari system, melalui pola yang dirancang

dengan seksama menggunakan grafis secara kalimat. Teknik ISM ditunjukan

untuk pengkajian oleh suatu tim, namun bias juga dipakai oleh seorang

peneliti.

Dalam penelitian ini analisi ISM digunakan untuk mengetahui dukungan

keluarga, program pemerintah dan program strategis yang dilakukan untuk

meningkatkan partisipasi keluarga dalam pengembangan program KB di Kota


Parepare. Seperti diuraikan pada Gambar 2. Gambar ini menunjukan empat

tahapan utama model analisis ISM yaitu :

1. Menyusun Struktural Self-Interfaction Matrix (SSIM), yaitu masukan

(penilaian) dari responden terhadap sub-sub elemen diatas, sebagai hasil

2. Menyusun table ReachabilityMatrix, dengan mengganti simbol-simbol

V, A, X, dan O dengan angka 1 dan 0 (Lampiran 4)

3. Menyusun model struktural (tingkat elemen) setiap elemen, dapat dilihat

pada (Lampiran 5)

4. Menyusun Matrix Driver Power Dependent (DP-D) yang terdiri dari

empat sektor seperti pada Gambar 2

Gambar 2 .Matrix driver power – dependent

Sektor I : Autonomous, sub-elemen disektor ini umumnya tidak berkaitan

dengan sistem dan/atau hubungan sangat kecil, meskipun hubungan

itu bisa saja kuat


Sektor II : Dependen, umumnya sub-elemen yang ada disektor ini adalah tidak

bebas, artinya semua subelemen yang ada di dalamnya merupakan

akibat dan tindakan subelemen lainnya.

Sektor II : Linkage, sub-subelemen yang masuk dalam sector ini sangat penting

dan harus dikaji secara berhati-hati, sebab hubungan dengan

subelemen lainnya tidak stabil. Setiap tindakan sub-elemen tersebut

akan memberikan dampak terhadap sub-elemen lainnya dan umpan

balik pengaruhnya bisa memperbesar dan/atau menimbulkan dampak

yang baru. Dengan kata laint, setiap tindakan pada tujuan-tujuan

(sub-elemen) tersebut akan menghasilkan sukses, sebaliknya

lemahnya perhatian terhadap kegiatan tersebut akan menyebabkan

kegagalan program.

Sektor IV : Independent, sub-elemen ini merupakan sub-elemen bebas, artinya

merupakan kekuatan penggerak yang besar (Driver Power) tetapi

hanya memiliki sedikit ketergantungan terhadap lainnya

Keseluruhan proses teknik analisis data ISM dapat dilihat pada Gambar 2
Program

Uraikan program menjadi perencanaan


program
Uraikan setiap elemen menjadi subelemen

Tentukan hubungan kontekstual antara subelemen pada setiap elemen

Bentuk Reachability Matrix setiap elemen

Susunan SSIM untuk setiap elemen

Uji Matrix dengan aturan transitivity

Modifikasi ISM
OK

Tentukan level Tetapkan Drive dan Drive


melalui pemilihan Power setiap subelemen
Ubah RM menjadi format
lower Triangular RM Tentukan rank dari subelemen

Tetapkan Drive Dependence


Susun diagraph dari lower
Matrix setiap elemen
triangular

Plot subelemen dari empat


Susun ISM dari setiap sektor
elemen

Berdasa Klasifikasi subelemen dari


empat peubah kategori

Gambar 3. Diagram alur teknik ISM (Eriyatno dalam Sianipar 2013)


HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kota Parepare merupakan salah satu daerah di Sulawesi Selatan yang

memiliki posisi strategis karena terletak pada jalur perlintasan transportasi darat

maupun laut, baik arah Utara – Selatan maupun Timur – Barat, dengan luas 99,33

km2 yang secara geografis terletak antara 3o57’ 39” - 4o 04’ 49” Lintang Selatan

dan 119o 36’ 24” - 119o 43’ 40” Bujur Timur. Terdiri atas 4 (empat) kecamatan

dan 22 (dua puluh dua) kelurahan, yang secara administrasi memiliki batas-batas

wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pinrang

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sidenreng Rappang

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Barru, dan

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar

Luas wilayah kota parepare tercatat 99,33 Km2 yang meliputi 4 kecamatan dan 22

kelurahan, yaitu :

1. Kecamatan Bacukiki Barat : 6 kelurahan

2. Kecamatan Bacukiki : 4 kecamatan

3. Kecamatan Soreang : 7 kelurahan

4. Kecamatan Ujung : 5 kelurahan

Kecamatan Bacukiki merupakan kecamatan terluas, berkiasar 66,70 Km2

atau sekitar 67,15% dari luas kota pareparea. Ketinggian dari permukaan laut

bervariasi dari 0 meter sampai 500 meter, dengan kontur berpantai dan berbukit.
Sebagai gambaran proporsi luas wilayah kecamatan dapat dilihat dalam gambar

yaitu:

11 %

9%

13 %

67 %

Gambar 4 Luas Wilayah Kecamatan Kota Parepare

Keadaan Penduduk

Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk

Jumlah penduduk Kota Parepare menurut data BPS 2015-2016 adalah

138.699 Jiwa, yang tersebar di 4 Kecamatan dan 22 Kelurahan dengan jumlah

penduduk terbanyak yaituKecamatan soreang dengan jumlah 44.031 jiwa dan

merupakan kecamatan terpadat dengan 5.285 jiwa/km2. Kemudian berturut-turut

Kecamatan Bacukiki Barat 42.313 jiwa, Kecamatan Ujung 34.031 dan Kecamatan

Bacukiki dengan 17.349 jiwa.

Secara terinci luas wilayah, jumlah kelurahan, jumlah penduduk dan

kepadatannya dirinci tiap kecamatan di Kota Parepare tahun 2016, dapat dilihat

pada tabel 3 (Dinkes 2017)


Tabel 3. Luas Wilayah, Jumlah Kelurahan, Jumlah Penduduk, dan Kepadatannya
Dirinci Tiap Kecamatan Di Kota Parepare Tahun 2015-2016
LUAS
JUMLAH KEPADATAN
KECAMATAN/TAHUN WILAYAH/ PENDUDUK
KELURAHAN PENDUDUK
(KM2)
BACUKIKI 66,70 4 17,349 260
BACUKIKI BARAT 13,00 6 42.313 3255
UJUNG 11,30 5 34,006 3009
SOREANG 8,33 7 44,031 5406

Dukungan Keluarga yang Mana Paling Optimal dalam Mendorong


Partisipasi Keluarga Untuk Menjadi Akseptor KB

Sub-sub elemen dukungan keluarga dalam mendorong partisipasi keluarga

untuk menjadi akseptor KB adalah alternatif-alternatif pilihan yang telah disusun

dari beberapa sumber baik dari wawancara (penyuluh kesehatan, pembimbing)

maupun dari literatur. Pada penelitian ini telah disusun 13 sub elemen sebagai

dukungan keluarga yang diharapkan berperan dalam mendorong partisipasi

keluarga untuk menjadi akseptor KB, yaitu :

1. Dukungan Suami

2. Dukungan Istri

3. Dukungan Anak

4. Dukungan Mertua (Perempuan)

5. Dukungan Mertua (Laki-laki)

6. Dukungan Orangtua (Ibu)

7. Dukungan Orangtua (Bapak)


8. Dukungan

9. Dukungan Tetangga

10. Dukungan Sepupu

11. Dukungan Tante/Om

12. Dukungan Saudara (Kakak/Adik)

13. Dukungan Saudara (Ipar)

Hasil analisis Interpretative Struktural Modelling (ISM) mengenai strategi

peningkatan partisipasi keluarga dalam pengembangan program KB menunjukkan

bahwa dari 13 dukungan keluarga, 6 diantaranya yang diduga berperan penting

dalam peningkatan partisipasi keluarga menjadi akseptor KB, yaitu : (1)

Dukungan suami, (2) Dukungan Orangtua (ibu), (3) Dukungan Istri, (4)

Dukungan Saudara (Kakak/Adik), (5) Dukungan Sahabat/Teman, (6) Dukungan

Mertua (Perempuan). Diantara 6 dukungan tersebut, 1 diantaranya sebagai

prioritas (kunci) , yaitu : (1) Dukungan suami, dukungan tersebut memiliki daya

penggerak (driver power) yang besar terhadap peningkatan patisipasi keluarga

untuk menjadi akseptor KB, dan kebergantungan (dependent) terhadap dukungan

lainnya kecil. seperti pada Tabel 4.

Tabel 4 menunjukkan pula, 7 dukungan keluarga yang memiliki peran sangat

lemah terhadap peningkatan patisipasi keluarga untuk menjadi akseptor KB, yaitu : (1)

Dukungan anak, (2) Dukungan saudara (ipar), (3) Dukungan Bibi/Paman, (4)

Dukungan Sepupu, (5) Dukungan Tetangga, (6) Dukungan Orangtua (Bapak), (7)

Dukungan Mertua (Laki-laki). Ketujuh dukungan ini memiliki bobot dependent

besar yang menandakan bahwa dukungan tersebut memiliki peran yang sangat
lemah. Namun demikian, satu hal yang perlu diperhatikan pada temuan ini tidak

berarti bahwa dukungan tersebut tidak memiliki peran sama sekali, akan tetapi

sangat lemah perannya dalam peningkatan partisipasi keluarga menjadi akseptor

KB di Kota Parepare, seperti pada Tabel 4

Tabel 4 Posisi dan perbandingan bobot DP-D dukungan keluarga


Bobot
Posisi Sub elemen
DP D
Independent 1. Dukungan Suami 1,00* 0,08

2. Dukungan Orangtua (ibu) 0,92 0,23

Rata-rata 0,96 0,15

Linkage 1. Dukungan Istri 0,85 0,54

2. Dukungan Saudara (Kakak/Adik) 0,85 0,540

3. Dukungan Sahabat/Teman 0,85 ,540,

4. Dukungan Mertua (Perempuan) 0,77 54

Rata-rata 0,83 0,54

Dependent 1. Dukungan Anak 0,46 0,62

2. Dukungan Saudara (ipar) 0,46 0,62

3. Dukungan Bibi/Paman 0,46 0,69

4. Dukungan Sepupu 0,38 0,69

5. Dukungan Tetangga 0,31 0,77

6. Dukungan Orangtua (Bapak) 0,15 0,85

7. Dukungan Mertua (Laki-laki) 0,15 0,92

Rata-rata 0,34 0,74


Keterangan : DP = Driver Power
D = Dependent
*) Lembaga prioritas (kunci)
Pada tabel yang telah diuraikan, dapat dilihat dukungan keluarga yang

berperan dalam mendorong partisipasi keluarga untuk menjadi akseptor KB, yang

menjadi prioritas adalah (1) Dukungan Suami

Untuk melihat lebih jelas perbandingan nilai driver power (DP) dan

dependent (D) masing-masing dukungan keluarga, dapat dilihat lebih jelas

pada Gambar 5.

14

12

10

8
Series 1
6 Series 2

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Keterangan :
1. Dukungan Suami
2. Dukungan Istri
3. Dukungan Anak
4. Dukungan Mertua (Perempuan)
5. Dukungan Mertua (Laki-laki)
6. Dukungan Orangtua (Ibu)
7. Dukungan Orangtua (Bapak)
8. Dukungan Sahabat/Teman
9. Dukungan Tetangga
10. Dukungan Sepupu
11. Dukungan Tante/Om
12. Dukungan Saudara (Kakak/Adik)
13. Dukungan Saudara (Ipar)

Gambar 5. Histogram driver power - dependent dukungan keluarga untuk


meningkatkan partisipasi keluarga menjadi akseptor KB
Matrix Driver Power – Dependent (DP-D) dukungan keluarga yang berperan
dalam mendorong partisipasi keluarga untuk menjadi akseptor KB

Posisi dukungan keluarga pemeran dalam peningkatan partisipasi keluarga

untuk menjadi akseptor KB dapat dilihat jelas pada Gambar 6. Dukunga-

dukungan tersebut digambarkan dalam bentuk matriks Driver Power-

Dependent(DP-D) seperti pada Gambar 6

13 1
12 6
11 2,12,8
10 Independent 4 Linkage
9
Driver Power (DP)

8
7
6 3,13 11
5 10
4 9
3 Autonomous Dependent
2 7 5
1
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Dependent
Keterangan :
1. Dukungan Suami 8. Dukungan Sahabat/Teman
2. Dukungan Istri 9. Dukungan Tetangga
3. Dukungan Anak 10. Dukungan Sepupu
4. Dukungan Mertua (Perempuan) 11. Dukungan Tante/Om
5. Dukungan Mertua (Laki-laki) 12. Dukungan Saudara (Kakak/Adik)
6. Dukungan Orangtua (Ibu) 13. Dukungan Saudara (Ipar)
7. Dukungan Orangtua (Bapak)
Gambar 6. Matrix Driver Power – Dependent (DP-D) dukungan keluarga
Dukungan Keluarga di Posisi Independent

Sektor Independent adalah sektor dimana semua sub-elemen yang ada

didalamnya merupakan sub-elemen bebas, yakni memiliki daya dorong (driver

power) yang besar dalam memberikan dukungan kepada keluarga untuk menjadi

akseptor KB. Namun demikian sebaliknya di sektor ini memiliki kebergantungan

(dependent) yang kecil terhadap sub-elemen lain. Artinya lembaga ini tidak dapat

dipengaruhi atau tingkat kebergantungannya terhadap sub-elemen lainnya lemah.

Hasil analisis Interpretative Struktural modelling (ISM) menunjukkan

bahwa pada posisi Independent terdapat 2 dukungan keluarga yang memiliki

potensi yang cukup besar dalam mendorong untuk menjadi akseptor KB dan satu

diantaranya sebagai pemeran prioritas (kunci) yaitu (1) dukungan suami

Dukungan suami memiliki peran yang sangat penting dalam peningkatan

partisipasi keluarga untuk menjadi akseptor KB. Dukungan suami memiliki bobot

DP = 1,00 sebagai dukungan keluarga. Dukungan suami mempunyai peran

penting untuk meningkatkan partisipasi keluarga pada program KB, dimana suami

merupakan kepala keluarga yang mengambil setiap keputusan didalam keluarga.

Suami memberikan dukungan kepada istrinya untuk menjadi akseptor KB, baik

dalam memberikan motifasi, informasi, mengantar kepusat pelayanan kesehatan

ataupun membiayai dalam melakukan KB karena tanpa dukungan suami istri tidak

dapat menjadi akseptor KB.

Dukungan orang tua (ibu) juga merupakan salah satu dukungan yang

memiliki peran yang sangat penting dalam peningkatan partisipasi keluarga untuk

menjadi akseptor KB. Orang tua (ibu) memberikan dukungan kepada anaknya
untuk menjadi pengguna akseptor KB. Salah satunya agar dapat membatasi

jumlah anak yang dilahirkan dan di samping itu juga untuk kesehatan anaknya.

Dukungan orangtua (ibu) memiliki bobot (DP = 0,92). Hal ini menunjukan bahwa

dimana orangtua (ibu) besar pengaruhnya dalam peningkatan partisipasi keluarga

untuk menjadi akseptor KB.

Kedua dukungan keluarga sebagaimana yang telah dikemukakan, berada

pada posisi penting (independent) dalam mendorong partisipasi keluarga untuk

menjadi akseptor KB dan dapat berperan penting sesuai dengan fungsi dan

peranannya masing-masing.

Dukungan Keluarga di Posisi linkage

Sektor linkage adalah sektor pegait, dimana semua sub-elemem yang ada

didalamnya memiliki driver power dan dependent yang besar. Jadi disamping

memiliki daya dorong yang besar terhadap peningkatkan partisipasi keluarga

untuk menjadi akseptor KB, juga memiliki tingkat kebergantungan yang besar

tehadap sub elemen lainnya. Dukungan keluarga yang masuk dalam sektor ini

adalah (1) Dukungan istri, (2) Dukungan Saudara (Kakak/Adik), (3) Dukungan

Sahabat/Teman, dan (4) Dukungan Mertua (perempuan). Keempat dukungan

keluarga tersebut berdasarkan analisis ISM berada pada posisi linkage dengan

rata-rata bobot DP = 0,83 dan D = 0,54.

Dukungan istri merupakan dukungan yang memiliki peran dalam

peningkatan partisipasi keluarga untuk menjadi akseptor KB. Dukungan istri

memiliki bobot DP = 0,85 sebagai dukungan keluarga. Bentuk dukungan istri

terhadap suami salah satu caranya dengan menyarankan untuk menjadi akseptor
KB atau jenis KB apa yang akan digunakan. Baik menggunakan KB dengan alat

ataupun tidak menggunakan alat. Akan tetapi kurangnya dukungan istri yang

diberikan kepada suami karena kurangnya pemahaman suami mengenai KB,

sehingga mengakibatkan kurangnya pasrtisipasi suami dalam menggunakan KB.

Dukungan saudara (Kakak/Adik) dan dukungan (sahabat/teman) adalah

salah satu dari keempat dukungan keluarga yang memiliki bobot DP yang sama

adalah 0,85 dimana dukungan saudara (Kakak/Adik) dan dukungan

(sahabat/teman) juga berperan penting dalam peningkatkan partisipasi keluarga

untuk menggunakan KB, salah satunya memberikan dukungan, baik dalam bentuk

motifasi atau dukungan berupa informasi terkait masalah KB ke pada anggota

keluarga atau kerabatnya.

Dukungan mertua (perempuan) memiliki bobot DP = 0,77. Pentingnya

dukungan mertua dalam peningkatan partisipasi keluarga yaitu memberikan

dukungan motifasi, mengijinkan untuk ikut serta menjadi akseptor KB ataupun

saran dalam pemilihan kontrasepsi yang baik bagi anaknya.

Dukungan Keluarga di Posisi dependent

Sektor dependent adalah sektor dimana semua sub elemen yang ada

didalamnya merupakan sub elemen yang tidak bebas, daya penggeraknya terhadap

peningkatan partisipasi keluarga dalam melakukan KB cenderung lemah, tetapi

kebergantungannya terhadap sub elemen lain umumnya kuat, artinya sub elemen

yang masuk didalam sektor ini sangat terpengaruh oleh sub elemen lainnya, tetapi

tidak terlalu berpengaruh terhadap program. Dukungan keluarga yang masuk

kedalam sektor ini adalah (1) Dukungan Anak, (2) Dukungan Mertua (Laki-laki),
(3) Dukungan Orangtua (Bapak), (4) Dukungan Tetangga, (5) Dukungan Sepupu,

(6) Dukungan Tante/Om, (7) Dukungan Saudara (ipar)

Sebagai dukungan keluarga yang berada diposisi dependent dengan rata-

rata bobot DP = 0,34 dan D = 0,74, ini menunjukan bahwa dukungan keluarga

tersebut memiliki peran yang sangat lemah terhadap peningkatan partisipasi

keluarga dalam melakukan KB.

Sehingga untuk meningkatkan dukungan keluarga tersebut dalam upaya

peningkatan partisipasi keluarga dalam penggunaan KB, maka perlunya dukungan

yang diberikan anggota keluarga kepada calon pengguna akseptor KB dan

perlunya kesadaran anggota keluarga dalam membantu anggota keluarganya agar

salin membantu satu sama lain (Reskian 2017)

Model Struktur Dukungan Keluarga yang Menjadi Pendorong Partisipasi

Keluarga dalam Melakukan KB

Untuk melihat keberkaitan dukungan keluarga dalam meningkatkan

partisipasi keluarga untuk menjadi akseptor KB, disusun model struktural

dukungan setiap anggota keluarga seperti tersaji pada Gambar 5.

Gambar 5. Menyajikan urutan posisi dukungan keluarga sehingga dapat

ditunjukan besarnya peran masing-masing dalam peningkatan partisipasi keluarga

untuk melakukan KB, yaitu: (1) Dukungan Suami berada pada level kunci (2)

Dukungan Orangtua (ibu) berada pada level 2. Sebagai dukungan yang paling

besar dalam mendorong keluarga untuk menjadi akseptor KB. Kedua dukungan

ini berada di posisi independent. Selanjutnya (3) Dukungan Istri, (4) Dukungan

Saudara (Kakak/Adik), dan (5) Dukungan Sahabat/Teman masing-masing berada


pada level 3, (6) Dukungan Mertua (Perempuan) di level 4, keempatnya berada di

posisi linkage.

Dukungan keluarga di posisi dependent merupakan dukungan berdaya

peran lemah dalam peningkatan pasrtisipasi keluarga untuk menjadi akseptor KB

dan berada di level-level atas mulai dari level 5 ke atas, yang terdiri dari: (7)

Dukungan Anak, (8) Dukungan Mertua (Laki-laki), (9) Dukungan Orangtua

(Bapak), (10) Dukungan Tetangga, (11) Dukungan Sepupu, (12) Dukungan

Tante/Om, (13) Dukungan Saudara (Ipar).

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa ada

dua dukungan yang mempengaruhi lemahnya dukungan keluarga. Pertama adalah

dukungan keluarga yang berada diposisi independent yang mana pengaruhnya

terhadap dukungan keluarga besar tetapi kebergantungannya terhadap dukungan

lain kecil. Karena itu dukungannya harus diprioritaskan, utamanya satu

diantaranya yang merupakan level kunci. Artinya jika dukungan suami tidak

berperan sebagaimana peran dan fungsinya, maka partisipasi keluarga untuk

menjadi akseptor KB akan semakin lemah. Sebaliknya jika dukungan suami sudah

berperan sesuai dengan peran dan fungsinya, maka akan semakin meningkatkan

dalam mendorong keluarga untuk menjadi akseptor KB.

Kedua adalah dukungan keluarga yang berada diposisi linkage, dimana

disamping memiliki daya dorong yang besar terhadap peningkatkan partisipasi

keluarga untuk menjadi akseptor KB, juga memiliki tingkat kebergantungan yang

besar terhadap dukungan lainnya. Sehingga dukungan ini harus dikaji secara
berhati-hati karena dapat mempengaruhi dukungan lainnya apabila terjadi

perubahan di dalamnya.

Sehingga untuk meningkatkan dukungan keluarga dalam menjadi akseptor

KB. Prioritas utama yang harus di tanggani adalah keempat dukungan yang ada di

posisi linkage, di samping tiga dukungan di posisi independent.

Dukungan Mertua
Level 9 (Laki-laki)

Level 8 Dukungan Orangtua


(Bapak)

Level 7 Dukungan Tetangga

Level 6 Dukungan Sepupu

Level 5 Dukungan Dukungan


Dukungan Anak
Saudara (Ipar) Tante/Om

Dukungan Mertua
Level 4
(Perempuan)

Dukungan Saudara Dukungan


Leve Level 3 Dukungan Istri
(Kakak/Adik) Sahabat/Teman

Dukungan Orangtua
Leve Level 2
(Ibu)

Level 1 Dukungan Suami

Gambar 7. Model struktur dukungan setiap keluarga dalam peningkatan


partisipasi keluarga untuk menjadi akseptor KB
Program yang dijalankan pemerintah dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada program KB

Sub-sub elemen program pemerintah dalam peningkatan partisipasi

keluarga pada program KB adalah alternatif-alternatif pilihan yang telah disusun

dari beberapa sumber baik dari wawancara maupun dari literatur. Dalam

penelitian ini telah disusun 14 sub elemen sebagai program yang dijlakukan

pemerintah dimana dapat diharapkan berperan dalam peningkatan partisipasi

keluarga untuk menjadi akseptor KB, yaitu :

1. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB

2. Penyediaan sarana dan prasarana

3. Menguatkan advokasi dan KIE tentang program KB

4. Peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi

5. Penyiapan data dan informasi kependudukan

6. Pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga

7. Penataan dan pengembangan kapasitas kelembagaan kependudukan dan

keluarga berencana

8. Pengembangan fungsi dan peran pemerintah setempat

9. Pemberdayaan dan peningkatan peran tokoh masyarakat

10. Peningkatan jumlah penyuluh kesehatan KB

11. Penumbuhkembangan kampung KB

12. Peningkatkan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan anak

13. Penguatan landasan hukum dan kebijakan KKB

14. Penguatan penelitian dan pengembangan Bidang KKB


Hasil analisis Interpretative Struktural Modelling (ISM) mengenai strategi

peningkatan partisipasi keluarga dalam pengembangan program KB menunjukkan

bahwa dari 14 program pemerintah, 9 diantaranya yang diduga berperan penting

dalam peningkatan partisipasi keluarga pada program KB. Diantara 9 dukungan

tersebut, 2 diantaranya sebagai prioritas (kunci) , yaitu : (1) Peningkatan akses dan

kualitas pelayanan KB, (2) Penyediaan sarana dan prasarana, kedua program

tersebut memiliki daya penggerak (driver power) yang besar terhadap

peningkatan patisipasi keluarga pada program KB, dan kebergantungan

(dependent) terhadap program lainnya kecil. seperti pada Tabel 5.

Tabel 5 menunjukkan pula, 5 program pemeritah yang memiliki peran

sangat lemah terhadap peningkatan patisipasi keluarga pada program KB, yaitu :

(1)Pemberdayaan dan peningkatan peran tokoh masyarakat, (2) Penguatan

penelitian dan pengembangan Bidang KKB, (3) Penataan dan pengembangan

kapasitas kelembagaan kependudukan dan keluarga berencana, (4) Penguatan

landasan hukum dan kebijakan KKB, (5) Penyiapan data dan informasi

kependudukan. Kelima program-program ini memiliki bobot dependent besar

yang menandakan bahwa program tersebut memiliki peran yang sangat lemah.

Namun demikian, satu hal yang perlu diperhatikan pada temuan ini tidak berarti

bahwa dukungan tersebut tidak memiliki peran sama sekali, akan tetapi sangat

lemah perannya dalam peningkatan partisipasi keluarga pada program KB di Kota

Parepare.
Tabel 5.Posisi dan perbandingan bobot DP-D pogram yang dijalankan pemerintah

Sub elemen Bobot


Posisi
DP D

Independent 1. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB 1,00* 0,14


2. Penyediaan sarana dan prasarana 1,00* 0,14
3. Penumbuhkembangan kampung KB 0, 86 0,50
4. Peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi 0, 79 0,50
5. Pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga 0, 79 0, 43
Rata-rata 0, 89 0, 34
Linkage 1. Menguatkan advokasi dan KIE program KB 0, 71 0, 57
2. Peningkatan jumlah penyuluh kesehatan KB 0, 64 0, 71
3. Peningkatkan peran dan fungsi keluarga dalam 0, 64 0, 64
pengasuhan anak
4. Pengembangan fungsi dan peran pemerintah setempat 0, 57 0, 64
Rata-rata 0, 64 0, 64
Dependent 1. Pemberdayaan dan peningkatan peran tokoh 0, 43 0, 86
masyarakat
2. Penguatan penelitian dan pengembangan Bidang KKB 0, 29 0, 86
3. Penataan dan pengembangan kapasitas kelembagaan
kependudukan dan keluarga berencana 0, 21 0, 86
4. Penguatan landasan hukum dan kebijakan KKB 0, 21 0, 79
5. Penyiapan data dan informasi kependudukan 0, 21 0, 71
Rata-rata 0, 27 0, 81
Keterangan : DP= Driver Power
D = Dependent
*) Lembaga prioritas (kunci)

Untuk melihat lebih jelas perbandingan nilai driver power (DP) dan

dependent (D) masing-masing pogram yang dijalankan pemerintah dalam

peningkatan partisipasi keluarga pada program KB, dapat dilihat lebih jelas pada
Gambar 8.
16
14
12
10
8 DP

6 D

4
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Keterangan :
1. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB
2. Penyediaan sarana dan prasarana
3. Menguatkan advokasi dan KIE tentang program KB
4. Peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi
5. Penyiapan data dan informasi kependudukan
6. Pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga
7. Penataan dan pengembangan kapasitas kelembagaan kependudukan dan
keluarga berencana
8. Pengembangan fungsi dan peran pemerintah setempat
9. Pemberdayaan dan peningkatan peran tokoh masyarakat
10. Peningkatan jumlah penyuluh kesehatan KB
11. Penumbuhkembangan kampung KB
12. Peningkatkan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan anak
13. Penguatan landasan hukum dan kebijakan KKB
14. Penguatan penelitian dan pengembangan Bidang KKB

Gambar 8. Histogram driver power – dependent pogram yang dijalankan


pemerintah dalam peningkatan partisipasi keluarga pada
program KB

Matrix Driver Power – Dependent (DP-D) program yang dijalankan


pemerintah dalam peningkatan partisipasi keluarga pada program KB

Pemisahan program yang dijalankan pemerintah dalam peningkatan

partisipasi keluarga pada program KB kedalam empat sektor (independent,

linkage, autonomous, dependent), dapat ditunjukan dalam bentuk matrix driver

power – dependent (DP-D) seperti pada Gambar 9


14 1,2
1,2
13
12 4
11 Independent 6 11 Linkage
Driver Power (DP)

10 3
9 12 10
8 8
7
6 9
5
4 Autonomous Dependent
14
3 5 13 7
2
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Dependent
Keterangan :

1. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB


2. Penyediaan sarana dan prasarana
3. Menguatkan advokasi dan KIE tentang program KB
4. Peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi
5. Penyiapan data dan informasi kependudukan
6. Pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga
7. Penataan dan pengembangan kapasitas kelembagaan kependudukan dan keluarga
berencana
8. Pengembangan fungsi dan peran pemerintah setempat
9. Pemberdayaan dan peningkatan peran tokoh masyarakat
10. Peningkatan jumlah penyuluh kesehatan KB
11. Penumbuhkembangan kampung KB
12. Peningkatkan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan anak
13. Penguatan landasan hukum dan kebijakan KKB
14. Penguatan penelitian dan pengembangan Bidang KKB

Gambar 9. Matrix Driver Power – Dependent (DP-D) program pemerintah


Program pemerintah di Posisi Independent

Sektor Independent adalah sektor dimana semua sub-elemen yang ada

didalamnya merupakan sub-elemen bebas, yakni memiliki daya dorong (driver

power) yang besar terhadap program yang dilakukan pemerintah untuk

peningkatan akseptor KB. Namun demikian sebaliknya di sektor ini memiliki

kebergantungan (dependent) yang kecil terhadap sub-elemen lain. Artinya

lembaga ini tidak dapat dipengaruhi atau tingkat kebergantungannya terhadap sub-

elemen lainnya lemah.

Hasil analisis Interpretative Struktural modelling (ISM) menunjukkan

bahwa pada posisi Independent terdapat 5 program pemerintah yang memiliki

potensi yang cukup besar dalam peningkatan program KB dan 2 diantaranya

sebagai pemeran prioritas (kunci) yaitu (1) Peningkatan akses dan kualitas

pelayanan KB serta (2) Penyediaan sarana dan prasarana

Peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB serta penyediaan sarana dan

prasarana memiliki peran yang sangat penting dalam peningkatan keluarga pada

program KB. Akses dan kualitas pelayanan KB serta sarana dan prasarana

memiliki bobot DP = 1,00 sebagai program pemerintah. Seperti di ketahui akses

pelayanan dan penyediaan saran serta prasarana yang baik dapat meningkatan

program KB bagi masyarakat, dimana masyarakat dapat dengan mudah

menjangkau akses pelayanan serta di tunjang dengan saran dan prasaran yang baik

karena dengan tidak adanya akses pelayanan, saran dan prasarana maka

masyarakat akan kesulitan dalam menggunakan KB.


Program berikutnya yang masuk dalam sektor independent adalah

Penumbuhkembangan kampung KB memiliki bobot DP = 0,86. Memiliki tujuan

untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung atau yang

setara dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas. Dengan adanya

kegiatan ini akan meningkatkan partisipasi keluarga untuk menjadi akseptor KB.

Peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi memiliki bobot DP =

0,79. Kesehatan reproduksi adalah keadaan yang sejahtera, mental, sosial secara

keseluruhan, yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua

hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi. pentingnya peningkatan

pengetahuan kesehatan reproduksi bagi masyarakat agar masyarakat memiliki

pengetahuan mengenai masalah kesehatan reproduksi serta lebih memahami

kondisi kesehatannya dan dapat mencegah penyakit terutama pada sistem

reproduksi.

Pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga memiliki bobot DP = 0,79.

PKK bertujuan memberdayakan keluarga untuk meningkatkan kesejahteran

menuju terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang

Maha Esa, sehat sejahtera, kesetaraan dan keadilan gender. Tim penggerak PKK

berperan sebagai motivator, perencana, dan pelaksana. Pembinaan teknis kepada

keluarga dan masyarakat dilaksanakan dalam kerjasama dengan instansi

pemerintah terkait sesuai dengan program kegiatan yang akan dilaksanakan.

Program pemerintah di Posisi linkage

Sektor linkage adalah sektor pegait, dimana semua sub-elemem yang ada

didalamnya memiliki driver power dan dependent yang besar. Jadi disamping
memiliki daya dorong yang besar terhadap meningkatkan partisipasi keluarga

untuk melakukan KB, juga memiliki tingkat kebergantungan yang besar tehadap

sub elemen lainnya. Program pemerintah yang masuk dalam sektor ini adalah

(1) Menguatkan advokasi dan KIE program KB, (2) Peningkatan jumlah penyuluh

kesehatan KB, (3) Peningkatan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan

anak, (4) Pengembangan fungsi dan peran pemerintah setempat. Kelima program

tersebut berdasarkan analisis ISM berada pada posisi linkage dengan rata-rata

bobot DP = 0,64 dan D = 0,64.

Program pemerintah untuk meningkatkan program KB, yang pertama

masuk dalam sektor linkage adalah menguatkan advokasi dan KIE program KB,

memiliki bobot DP = 0,79. Penguatan advokasi dan KIE program KB merupakan

salah satu program penting yang dijalankan pemerintah, dimana dengan

menjalankan program ini dengan baik maka akan meningkatkan partisipasi

keluarga pada program KB karena dari segi pemahaman yang baik yang telah

diberikan kepada masyarakat akan meningkatkan pengetahuannya terkhususnya

pada masalah KB.

Program berikutnya yang berada di posisi linkage adalah peningkatan

jumlah penyuluh kesehatan dengan memiliki bobot DP = 0,64. Penyuluh

kesehatan memliki peran penting dalam peningkatan partisipasi keluarga pada

program KB. Penyuluh kesehatan adalah merupakan salah satu kegiatan

penambahan pengetahuan yang diberikan kepada masyarakat secara langsung,

yang bertujuan untuk mempengaruhi perilaku masyarakat baik secara individu

maupun kelompok
Peningkatan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan anak, memiliki

bobot DP = 0,64 yang mempunyai peran dalam peningkatan partisipasi keluaraga.

Apabila keluarga mempunyai kesadaran akan peran dan fungsinya masing-

masing, maka secara otomatis akan meningkatkan partisipasinya dalam program

KB. Salah satu contohnya dengan menggunakan KB, maka akan membatasi

jumlah anak yang akan dilahirkan. Fungsi keluarga salah satunya yaitu

memberikan kasih sayang kepada anaknya, sehingga anak akan mendapatkan

kasih sayang penuh terhadap orangtuanya.

Pengembangan fungsi dan peran pemerintah setempat merupakan

program keempat yang berada di posisi linkage dengan memiliki bobot DP = 0,57.

Pada program ini dapat menentukan baik tidaknya program yang dijalankan

karena dengan tidak adanya peran pemerintah didalam program KB akan

mengakibatkan rendahnya partisipasi keluarga untuk menjadi akseptor KB.

Program pemerintah di Posisi dependent

Sektor dependent adalah semua sub elemen yang ada didalamnya

merupakan sub elemen yang tidak bebas, daya penggeraknya terhadap

peningkatan partisipasi keluarga dalam melakukan KB cenderung lemah, tetapi

kebergantungannya terhadap sub elemen lain umumnya kuat. Program

pemerintah yang masuk kedalam sektor ini adalah (1) pemberdayaan dan

peningkatan peran tokoh masyarakat, (2) penguatan penelitian dan pengembangan

bidang KKB, (3) penyiapan data dan informasi kependudukan, (4) penataan dan

pengembangan kapasitas kelembagaan kependudukan dan keluarga berencana, (5)

penguatan landasan hukum dan kebijakan KKB.


Sebagai program pemerintah yang berada diposisi dependent dengan rata-

rata bobot DP = 0,31 dan D = 0,85, menunjukan bahwa program pemerintah

tersebut memiliki peran yang sangat lemah terhadap peningkatan partisipasi

keluarga untuk menjadi akseptor KB. Oleh karena itu untuk meningkatkan

program pemerintah dalam peningkatan partisipasi keluarga pada program KB,

perlunya peningkatkan fungsi dari masing-masing program serta diperlukannya

kerjasama antar pihak-pihak yang berperan dalam program KB.

Model Struktur Program yang Dilakukan Pemerintah dalam peningkatan

Partisipasi Keluarga dalam Program KB

Melihat keberkaitan program pemerintah dalam meningkatkan partisipasi

keluarga untuk melakukan KB, disusun model struktural program yang dilakukan

pemerintah, seperti tersaji pada Gambar 10.

Gambar 10. menyajikan urutan posisi program pemerintah sehingga dapat

ditunjukan besarnya peran masing-masing dalam peningkatan partisipasi keluarga

untuk melakukan KB, yaitu : (1) Peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB

dan (2) Penyediaan sarana dan prasarana berada pada level kunci sebagai program

yang paling besar dalam peningkatan partisipasi keluarga pada program KB.

Kedua program ini berada di posisi independent. (3) Penumbuhkembangan

kampung KB berada di level 2 dan berada pada posisi independent. Selanjutnya

(4) Peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi, dan (5) Pemberdayaan dan

kesejahteraan keluarga, berada pada level 3, (6) Menguatkan advokasi dan KIE

program KB, berada pada level 4, (7) Peningkatan jumlah penyuluh kesehatan

KB, dan (8) Peningkatan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan anak
berada pada level 5, (9) Pengembangan fungsi dan peran pemerintah setempat,

berada di level 6 dan masing-masing di posisi linkage.

Program pemerintah pada diposisi dependent merupakan program yang

berdaya peran lemah dalam peningkatan partisipasi keluarga pada program KB

dan berada pada level-level atas mulai dari level 7 sampai level 9 adalah (10)

Pemberdayaan dan peningkatan peran tokoh masyarakat, (11) Penguatan

penelitian dan pengembangan bidang KKB, (12) Penataan dan pengembangan

kapasitas kelembagaan kependudukan dan keluarga berencana, (12) Penguatan

landasan hukum dan kebijakan KKB, (14) Penyiapan data dan informasi

kependudukan,.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa ada

dua program pemerintah yang berperan dalam peningkatan partisipasi keluarga

pada program KB yaitu yang terdiri dari dua program pada posisi independent dan

program di posisi linkage.

Program yang berada pada posisi independen, memiliki peranan yang

besar/kuat dalam peningkatan partisipasi keluarga pada program KB, sehingga

perlunya dipertanhakan dan lebih ditingkatkan agar program yang dijalankan

berjalan dengan baik.

Program yang berada diposisi linkage, yang mana memiliki pengaruh dan

kebergantungan yang besar terhadap program lainnya, artinya program ini harus

dikaji secara berhati-hati, karena dapat mempengaruhi program lainnya. Karena

itu untuk menjalangkan program dengan baik dan dapat meningkatkan partisipasi

keluarga pada program KB, prioritas utama yang harus di tanggani adalah
keempat program yang ada di posisi linkage, di samping lima program di posisi

independent

Penataan dan pengembangan Penguatan landasan Penyiapan data dan


Level 9 kapasitas kelembagaan hukum dan kebijakan informasi kependudukan
kependudukan dan keluarga KKB
berencana

Penguatan penelitian dan


Level 8 pengembangan bidang KKB

Pemberdayaan dan peningkatan


Level 7 peran tokoh masyarakat

Pengembangan fungsi dan peran


Level 6 pemerintah setempat

Peningkatan jumlah penyuluh Peningkatan peran dan fungsi keluarga


Level 5 kesehhatan KB dalam pengasuhan anak

Menguatkan advokasi dan KIE


Level 4 program KB

Peningkatan pengetahuan Pemberdayaan dan kesejahteraan


Level 3 kesehatan reproduksi keluarga
.
Penumbuh kembangan kampung
Level 2 KB

Peningkatan akses dan kualitas


Penyediaan sarana dan prasarana
Level 1 pelayanan KB

Gambar 10. Model struktur program yang dijalankan pemerintah dalam


peningkatan partisipasi keluarga pada program KB

Program yang paling strategis dalam pengembangan akseptor KB

Program yang dimaksud dalam penelitian ini adalah program yang

didukung oleh stakeholder baik dari lembaga pemerintah maupun non lembaga
pemerintah untuk membuat suatu metode atau cara yang dipilih untuk mencapai

suatu tujuan atau mencari solusi dalam rangka pengembangan akseptor KB,

sehingga diperoleh kegiatan yang strategis/efektif untuk meningkatkan partisipasi

keluarga dalam pengembangan akseptor KB.

Sub-sub elemen program yang paling strategis dalam pengembangan

akseptor KB adalah hasil tabulasi dari program yang dijalankan pemerintah untuk

peningkatan program KB, yaitu :

1. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB

Hasil tabulasi dari program yang dijalankan pemerintah untuk peningkatan

partisipasi keluarga dalam program KB, maka akses dan kualitas pelayanan KB

mempunyai pengaruh yang besar dalam pengembangan akseptor KB karena

pentingnya akses dan kualitas pelayanan KB yang diberikan kepada

masyarakat, akan mendorong masyarakat dalam berpasrtisipasi untuk menjadi

akseptor KB. Dimana masyarakat mampu menjangkau tempat pelayanan KB

dengan mudah sehingga dapat meningkatkan penggunaan akseptor KB.

Dengan peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB yang baik maka

peningkatan penggunaan akseptor KB semakin meningkat, sebaliknya apabila

tidak di tingkatkannya akses dan kualitas pelayanan KB maka akan

mengakibatkan rendahnya partisipasi keluarga untuk menjadi akseptor KB.

2. Penyediaan sarana dan prasarana

Hasil tabulasi dari program yang dijalankan pemerintah untuk peningkatan

partisipasi keluarga dalam program KB yaitu, diperlukannya penyediaan

sarana dan prasarana, yang mempunyai peranan besar dalam pengembangan


akseptor KB. Penyediaan sarana dan prasarana merupakan penunjang dari

pelaksanaan program yang akan dijalankan, dengan penunjang yang baik maka

pelaksanaan program akan berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan

pengguna akseptor KB. Sebaliknya apabila sarana dan prasaran tidak baik atau

kurang dalam pelaksanaan program KB, maka pelaksanaan program tidak akan

berjalan dengan baik atau lancar sehingga mengakibatkan kurangnya minat

masyarakat untuk menjadi akseptor KB.

3. Penumbuhkembangan kampung KB

Penumbuhkembangan kampung KB memiliki pengaruh yang besar

dalam peningktan akseptor KB, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas

hidup masyarakat di tingkat kampung. Pada kampung KB melibatkan kerja

sama antar lintas sektor tidak hanya peran pemerintah, akan tetapi peran non

pemerintah, tokoh masyarakat dan masyarakat, diharapkan ikut andil

didalamnya agar mewujudkan kesejahteraan keluarga seperti bebas dari

penyakit maupun dari kemiskinan.

4. Peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi

Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan dimana fisik, mental dan

sosial sehat secara keseluruhan dari penyakit ataupun kecacatan, supaya

dapat menjalankan fungsi reproduksinya. Salah satu cara menjaga kesehatan

reproduksi dengan penggunaan KB, dengan menjadi akseptor KB maka

dapat membatasi jumlah anak dilahirkan dan menurunkan resiko terkena

penyakit kanker servisk dan penyakit reproduksi lainnya. Sehingga

pentingnya peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi bagi masyarakat


terkhususnya wanita, agar dapat menjaga kesehatannya sendiri maupun

keluarganya serta terhindari dari penyakit.

5. Pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga

Pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga, adalah organisasi

kemasyarakatan yang memberdayakan wanita untuk turut berpartisipasi dalam

memajukan pembangunan indonesia. Bertujuan memberdayakan keluarga

untuk meningkatkan kesejahteraan menuju terwujudnya keluarga sehat

sejahtera, maju, mandiri, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa.

Serta peran dari PKK yaitu sebagai motivator, pelaksanaan program yang

dijalankan, perencanaan kesehatan dan memberikan pendidikan dan

keterampilan kepada masyarakat.

6. Menguatkan advokasi dan KIE program KB

Menguatkan advokasi dan KIE program KB merupakan salah satu

program pemerintah yang strategis dalam pegembangan akseptor KB karena

dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan individu, keluarga dan

masyarakat. Selain itu penguatan advokasi juga mendukung dan minimalisir

masalah program KB, dengan tujuan untuk mendapatkan dukungan dari

pihak lain dalam rangka perubahan kebijakan menigkatakan akseptor KB.

7. Peningkatan Jumlah penyuluh kesehatan

Peningkatan jumlah penyuluh kesehatan memiliki pengaruh dan

keterkaitannya dengan program lain juga besar, dalam program ini harus dikaji

secara hati-hati karena rentang akan perubahan. Merupakan salah satu program

pemerintah dalam peningkatan partisipasi keluarga pada program KB.


Penyuluh kesehatan merupakan kegiatan penambahan pengetahuan yang

diberikan kepada masyarakat, yang bertujuan untuk mempengaruhi perilaku

masyarakat, baik secara individu maupun kelompok dengan cara

menyampaikan pesan baik secara langsung kepada masyarakat.

8. Peningkatkan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan anak

Peningkatkan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan anak memiliki

peranan yang besar dan keterkaitannya dengan program lain juga besar

sehingga pada program ini harus dikaji secara hati-hati karena rentang akan

perubahan. Peningkatkan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan anak

berperan penting dalam peningkatan akseptor KB karena dari keluarga akan

menghasilkan penerus bangsa, baik buruknya suatu bangsa ditentukan dari

pengasuhan anaknya. Pengasuhan yang baik akan membentuk anak menjadi

pribadi yang baik.

Sehingga itu perlunya kesadaran keluarga akan peran dan fungsinya

masing-masing, salah satu contoh fungsi keluarga yaitu memberikan kasih

sayang, dimana anak berhak mendapat kasih sayang penuh kepada

orangtuanya, untuk mewujudkan itu perlunya dilakukan KB agar membatasi

jumlah anak yang akan dilahirkan. Akan tetapi pada program ini belum efektif

dalam melakukan kegiatannya, sehingga tidak membantu dalam meningkatkan

partisipasi keluarga pada program KB

9. Pengembangan fungsi dan peran pemerintah setempat

Pentingnya pengembangan fungsi dan peran pemerintah setempat

merupakan salah satu program yang strategis dalam pengembangan akseptor


KB karena pemerintah harus ikut andil dalam pelaksanaan program, baik dalam

pemberian pelayanan, saran dan prasarana, serta pemberian anggaran dalam

menjalankan program KB . Sehingga program yang dijalankan dapat berhasil,

sebaliknya apabila pemerintah tidak menjalankan peran dan fungsi yang

semestinya maka keberhasilan program yang akan dijalankan tidak akan

berjalan dengan efektif.


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan Hasil analisis dan Pembahasan Penelitian mengenai Strategis

Peningkatan Partisipasi Keluarga Dalam Pengembangan Program KB Di Kota

Parepare dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dukungan suami yaitu merupakan sub-elemen kunci dalam peningkatan

partisipasi keluarga pada program KB

2. Program yang dijalankan pemerintah yang menjadi program prioritas

untuk peningkatan partisipasi keluarga pada program KB adalah (1)

Peningkatan akses pelayanan KB dan (2) Penyediaan saran dan prasarana

3. Program yang srategis dalam pengembangan program KB adalah (1)

peningkatan akses pelayanan KB, (2) penyediaan saran dan prasarana, (3)

penumbuhkembangan kampung KB, (4) peningkatan pengetahuan

kesehatan reproduksi, (5) pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga. Dua

diantaranya merupakan kegiatan strategis kunci dan efektif yang dapat

dilakukan dalam peningkatan partisipasi keluarga pada program KB di

kota Parepare yaitu Peningkatan akses pelayanan KB dan Penyediaan

saran dan prasarana


Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian di atas, maka pada bagian ini

dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Disarankan agar suami sebaiknya ikut berpartisipasi dalam menggunakan

KB dan pentingnya diberikan penyuluhan kepada keluarga terkhususnya

yaitu : Suami, dan mertua perempuan serta perlunya kesadaran setiap

anggota keluarga akan fungsi dan perannya masing-masing.

2. Disarankan kepada pemerintah untuk lebih meningkatkan kerja sama lintas

sektor yang terakit pada program pemerintah dalam meningkatkan akseptor

KB. Tidak hanya beberapa program saja yang difokuskan akan tetapi

perlunya ditunjang dengan program-program lainnya sehingga program

yang dijalankan dapat meningkatkan partisipasi keluarga dalam melakukan

KB

3. Disarankan kepada pemerintah agar mengefektifkan program yang

dilaksanakan dengan baik tidak hanya wacana saja, dan lebih meningkatkan

program yang akan dijalankan.


DAFTAR PUSTAKA

Asia Nur, (2014). Kajian Sistem Kelembagaan Untuk Mereduksi Kasus Demam
Berdarah Dengue (DBD) Di Kabupaten Pinrang. Parepare: Umpar 2016

Badan Pusat Statistik (BPS) 2017. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia.
Jakarta: BPS 2017

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana, (2016). Rapat Kerja Kesehatan


Nasional 2016 Gelombang II. Jakarta : 5 April 2016.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana, (2017). Pendataan Keluarga


Jumlah PUS di Kota Parepare. Parepare: BKKBN

Dewi, R. (2014) Manfaaf Kompetensi “Melakukan Komunikasi Dalam Pelayanan


Jasa” Pada Praktikum “Menyediakan Layanan Makanan dan Minuman
DiRestoran”. Surakarta : UPI.

Dinas Kesehatan 2013. Presentase tertinggi penggunaan alat kotrasepsi di sulsel.


http://www.depkes.go.id/downloads/PP%20ASI.pdf [23 oktober 2017]

Dinas Kesehatans, (2017). Profil Kesehatan Kota Parepare. Parepare : Dinas


Kesehatan Kota Parepare

Dino R, Hera R (2017). Penentuan Faktor Kunci Peningkatan Kualitas Air


Limbah Industri Makanan Menggunakan Interpretative Structural
Modeling (ISM). Jurnal Ilmu Lingkungan 15(2), 90-95

Febriansyah, (2015). Studi Tentang Partisipasi Masyarakat Dalam Program


Keluarga Berencana Di Kacamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai
Kartanegara. Jurnal Administrasi Negara, 3(3), 873-884
Hasriani S, (2016). Kajian Pendewasaan Usia Perkawinan Pertama Wanita Dan
Pengaruhnya Terhadap Jumlah Anak Yang Dilahirkan Di Kelurahan
Bukit Indah Kecamatan Soreang Kota Parepare. Parepare : Umpar 2016

Kurniati, (2017). Strategi Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Dalam


Pelayanan Konseling KB Pada Balai Penyuluhan KB Di Kecamatan
Somba Opu Kabupaten Gowa. Makassar : Uin Alauddin.

Langit Rara A.S. (2016). Penyuluh Sebagai Komunikator Program Keluarga


Berencana.Jurnal Ikom Prodi D3 Komunikasi Massa. 2(4), 31-41

Notoatmodjo Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta: 2012.
Nuddin Andi. 2013. Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Kesehatan.
Parepare: Umpar FIKES.

Paradina, (2014). Strategi Komunikasi Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana


Dalam Partisipasi Pasangan Usia Subur Pada Program Keluarga
Berencana Di Kota Samarinda. Jurnal Ilmu Komunikasi. 2(3), 258-267

Puspitasari, Nurunniyah, (2014). Dukungan Keluarga dalam Keikutsertaan KB


Pada Pasangan Usia Suburdi Desa Argomulyo Sedayu Bantul
Yogyakarta. Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia 2(6), 93-98.

Rahayu Mustika (2016). Strategi Kerja Badan KeluargaBerencana, Pemberdayan


Perempuan dan Perlindungan Anak (BKP3A) Dalam Program Keluarga
Berencana Di DesaTani Harapan Kec.Loa Janan Kecamatan Kutai
Kartanegara. Jurnal Ilmu Pemerintahan. 4(4), 1569-1578.

Sianipar Makmur. (2013). Penerapan Interpretative Structural Modeling (ISM)


Dalam Penentuan Elemen Pelaku Dalam Pengembangan Kelembagaan
Sistem Bagi Hasil Petani Kopi Dan Agroindustri Kopi. Jurnal Bussiness
and Economy 6(1), 8-15

Sefrina. (2016). Hubungan Dukungan Keluarga Dan Keberfungsian Sosial Pada


Pasien Rawat Jalan. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan.4 (2), 140-160.

Seonariadhie Linda. (2016). Gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan Akseptor


Keluarga Berencana Suntik Tentang Efek Samping Depo Medroxy
Progesterone Asetat (DMPA) Di Puskesmas Kessi-Kessi Makassar.

Soleha Siti (2016). Studi Tentang Dampak Program Program Keluarga Berancana
Di Desa Bangun Mulya Kabupaten Penajam Paser Utara. Jurnal Ilmu
Pemerintahan, 4 (1), 39-52
Susanto,dkk. (2015). Strategi Pelaksanaan Penyuluhan Program Keluarga
Berencana. Jurnal Administrasi Publik (JAP), 3 (12), 1986-1991.
Sutinah. (2017). Partisipasi laki-laki dalam program Keluarga Berencana Di Era
Masyarakat Post Modern.Surabaya : UNAIR.

Taher, A. Djuarsa, I. (2016). Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan


Pendekatan Keluarga. Jakarta, Indonesia: Kementerian Kesehatan RI.
Utari Jaga, dkk. (2017). Pengaruh Penyuluh Kesehatan Tentang KB Terhadap
Motivasi Dalam Memilih Alat Kontrasepsi Di Desa Bera Dolu Sumba
Barat Nusa Tenggara Timur (NTT). Jurnal Keperawatan. 2 (3), 1-9

Widodo Eddy, dkk. (2016). Akses Terhadap Informasi Dan Layanan Kontrasepsi
Dalam Rancangan KUHP. Jakarta: Yayasan Cipta Cara Padu: 2016.

Yurawanti Dhera. (2016). Dukungan Keluarga Dengan Keaktifan Kader Pada


Kegiatan Posyandu di Desa Purwojati Kabupaten Banyumas. Jawa
Tengah : UMP, Fakultas Kesehatan Masyarakat
LAMPIRAN
KUESIONER PENELITIAN

Peran Keluarga Pada Peningkatkan Partisipasi Keluarga Dalam Pengembangan


Program KB

Pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian ini berkaitan dengan peran keluarga

dalam meningkatkan partisipasi keluarga pada program KB. Sehubungan dengan

itu ditetapkan 4 sub elemen sebagai berikut :

1. Dukungan Suami

2. Dukungan Istri

3. Dukungan Anak

4. Dukungan Mertua (Perempuan)

5. Dukungan Mertua (Laki-laki)

6. Dukungan Orangtua (Ibu)

7. Dukungan Orangtua (Bapak)

8. Dukungan Sahabat/Teman

9. Dukungan Tetangga

10. Dukungan Sepupu

11. Dukungan Tante/Om

12. Dukungan Saudara (Kakak/Adik)

13. Dukungan Saudara (Ipar)

Petunjuk Pengisian kuesioner

Dalam kuesioner ini bapak/ibu dimohon membandingkan mana peran keluarga

yang berpengaruh dalam peningkatan partisipasi keluarga pada program KB,


diantara kedua elemen yang dikemukakan secara berpasangan. Berilah tanda

silang (X) pada huruf

V. Jika elemen pertama paling berpengaruh dari pada elemen kedua

A. Jika elemen kedua paling berpengaruh dari pada elemen pertama

X. Jika elemen pertama dan kedua sama berpengaruh

O. Jika elemen pertama dan kedua tidak berpengaruh

1. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi


keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(1) Dukungan Suami dengan (2) Dukungan Istri
V. 1 lebih berpengaruh dari pada 2
A. 2 lebih berpengaruh dari pada 1
X. 1 dan 2 sama berpengaruh
O. 1 dan 2 tidak berpengaruh
2. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(1) Dukungan Suami dengan (3) Dukungan Anak
V. 1 lebih berpengaruh dari pada 3
A. 3 lebih berpengaruh dari pada 1
X. 1 dan 3 sama berpengaruh
O. 1 dan 3 tidak berpengaruh
3. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(1) Dukungan Suami dengan (4) Dukungan Mertua (Perempuan)
V. 1 lebih berpengaruh dari pada 4
A. 4 lebih berpengaruh dari pada 1
X. 1 dan 4 sama berpengaruh
O. 1 dan 4 tidak berpengaruh
4. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(1) Dukungan Suami dengan (5) Dukungan Mertua (Laki-laki)
V. 1 lebih berpengaruh dari pada 5
A. 5 lebih berpengaruh dari pada 1
X. 1 dan 5 sama berpengaruh
O. 1 dan 5 tidak berpengaruh
5. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(1) Dukungan Suami dengan (6) Dukungan Orangtua(Ibu)
V. 1 lebih berpengaruh dari pada 6
A. 6 lebih berpengaruh dari pada 1
X. 1 dan 6 sama berpengaruh
O. 1 dan 6 tidak berpengaruh
6. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(1) Dukungan Suami dengan (7) Dukungan Orangtua (Bapak)
V. 1 lebih berpengaruh dari pada 7
A. 7 lebih berpengaruh dari pada 1
X. 1 dan 7 sama berpengaruh
O. 1 dan 7 tidak berpengaruh
7. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(1) Dukungan Suami dengan (8) Dukungan Sahabat/Teman
V. 1 lebih berpengaruh dari pada 8
A. 8 lebih berpengaruh dari pada 1
X. 1 dan 8 sama berpengaruh
O. 1 dan 8 tidak berpengaruh
8. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(1) Dukungan Suami dengan (9) Dukungan Tetangga
V. 1 lebih berpengaruh dari pada 9
A. 9 lebih berpengaruh dari pada 1
X. 1 dan 9 sama berpengaruh
O. 1 dan 9 tidak berpengaruh
9. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(1) Dukungan Suami dengan (10) Dukungan Sepupu
V. 1 lebih berpengaruh dari pada 10
A. 10 lebih berpengaruh dari pada 1
X. 1 dan 10 sama berpengaruh
O. 1 dan 10 tidak berpengaruh
10. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(1) Dukungan Suami dengan (11) Dukungan Tante/Om
V. 1 lebih berpengaruh dari pada 11
A. 11 lebih berpengaruh dari pada 1
X. 1 dan 11 sama berpengaruh
O. 1 dan 11 tidak berpengaruh
11. Dalam hubungannya dengan dengan peran keluarga dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berperan antara
(1) Dukungan Suami dengan (12) Dukungan Saudara (Kakak/Adik)
V. 1 lebih berpengaruh dari pada 12
A. 12 lebih berpengaruh dari pada 1
X. 1 dan 12 sama berpengaruh
O. 1 dan 12 tidak berpengaruh
12. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(1) Dukungan Suami dengan (13) Dukungan Saudara (Ipar)
V. 1 lebih berpengaruh dari pada 13
A. 13 lebih berpengaruh dari pada 1
X. 1 dan 13 sama berpengaruh
O. 1 dan 13 tidak berpengaruh
14. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(2) Dukungan Istri dengan (3) Dukungan Anak
V. 2 lebih berpengaruh dari pada 3
A. 3 lebih berpengaruh dari pada 2
X. 2 dan 3 sama berpengaruh
O. 2 dan 3 tidak berpengaruh
15. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(2) Dukungan Istri dengan (4) Dukungan Mertua (Perempuan)
V. 2 lebih berpengaruh dari pada 4
A. 4 lebih berpengaruh dari pada 2
X. 2 dan 4 sama berpengaruh
O. 2 dan 4 tidak berpengaruh
16. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(2) Dukungan Istri dengan (5) Dukungan Mertua (Laki-laki)
V. 2 lebih berpengaruh dari pada 5
A. 5 lebih berpengaruh dari pada 2
X. 2 dan 5 sama berpengaruh
O. 2 dan 5 tidak berpengaruh
17. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(2) Dukungan Istri dengan (6) Dukungan Orangtua (Ibu)
V. 2 lebih berpengaruh dari pada 6
A. 6 lebih berpengaruh dari pada 2
X. 2 dan 6 sama berpengaruh
O. 2 dan 6 tidak berpengaruh
17. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(2) Dukungan Istri dengan (7) Dukungan Orangtua (Bapak)
V. 2 lebih berpengaruh dari pada 7
A. 7 lebih berpengaruh dari pada 2
X. 2 dan 7 sama berpengaruh
O. 2 dan 7 tidak berpengaruh
18. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(2) Dukungan Istri dengan (8) Dukungan Sahabat/Teman
V. 2 lebih berpengaruh dari pada 8
A. 8 lebih berpengaruh dari pada 2
X. 2 dan 8 sama berpengaruh

O. 2 dan 8 tidak berpengaruh


19. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(2) Dukungan Istri dengan (9) Dukungan Tetangga
V. 2 lebih berpengaruh dari pada 9
A. 9 lebih berpengaruh dari pada 2
X. 2 dan 9 sama berpengaruh
O. 2 dan 9 tidak berpengaruh
20. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(2) Dukungan Istri dengan (10) Dukungan Sepupu
V. 2 lebih berpengaruh dari pada 10
A. 10 lebih berpengaruh dari pada 2
X. 2 dan 10 sama berpengaruh
O. 2 dan 10 tidak berpengaruh
21. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(2) Dukungan Istri dengan (11) Dukungan Tante/Om

V. 2 lebih berpengaruh dari pada 11


A. 11 lebih berpengaruh dari pada 2
X. 2 dan 11 sama berpengaruh
O. 2 dan 11 tidak berpengaruh
22. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(2) Dukungan Istri dengan (12) Dukungan Saudara (Kakak/Adik)
V. 2 lebih berpengaruh dari pada 12
A. 12 lebih berpengaruh dari pada 2
X. 2 dan 12 sama berpengaruh
O. 2 dan 12 tidak berpengaruh

23. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi


keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(2) Dukungan Istri dengan (13) Dukungan Saudara (Ipar)
V. 2 lebih berpengaruh dari pada 13
A. 13 lebih berpengaruh dari pada 2
X. 2 dan 13 sama berpengaruh
O. 2 dan 13 tidak berpengaruh
24. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(3) Dukungan Anak dengan (4) Dukungan Mertua (Perempuan)
V. 3 lebih berpengaruh dari pada 4
A. 4 lebih berpengaruh dari pada 3
X. 3 dan 4 sama berpengaruh
O. 3 dan 4 tidak berpengaruh
25. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(3) Dukungan Anak dengan (5) Dukungan Mertua (Laki-laki)
V. 3 lebih berpengaruh dari pada 5
A. 5 lebih berpengaruh dari pada 3
X. 3 dan 5 sama berpengaruh
O. 3 dan 5 tidak berpengaruh
26. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(3) Dukungan Anak dengan (6) Dukungan Orangtua (Ibu)
V. 3 lebih berpengaruh dari pada 6
A. 6 lebih berpengaruh dari pada 3
X. 3 dan 6 sama berpengaruh
O. 3 dan 6 tidak berpengaruh
27. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(3) Dukungan Anak dengan (7) Dukungan Orangtua (Bapak)
V. 3 lebih berpengaruh dari pada 7
A. 7 lebih berpengaruh dari pada 3
X. 3 dan 7 sama berpengaruh
O. 3 dan 7 tidak berpengaruh
28. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(3) Dukungan Anak dengan (8) Dukungan Sahabat/ Teman
V. 3 lebih berpengaruh dari pada 8
A. 8 lebih berpengaruh dari pada 3
X. 3 dan 8 sama berpengaruh
O. 3 dan 8 tidak berpengaruh
29. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(3) Dukungan Anak dengan (9) Dukungan Tetangga
V. 3 lebih berpengaruh dari pada 9
A. 9 lebih berpengaruh dari pada 3
X. 3 dan 9 sama berpengaruh
O. 3 dan 9 tidak berpengaruh
30. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(3) Dukungan Anak dengan (10) Dukungan Sepupu
V. 3 lebih berpengaruh dari pada 10
A. 10 lebih berpengaruh dari pada 3
X. 3 dan 10 sama berpengaruh
O. 3 dan 10 tidak berpengaruh
31. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(3) Dukungan Anak dengan (11) Dukungan Tante/ Om
V. 3 lebih berpengaruh dari pada 11
A. 11 lebih berpengaruh dari pada 3
X. 3 dan 11 sama berpengaruh
O. 3 dan 11 tidak berpengaruh
32. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(3) Dukungan Anak dengan (12) Dukungan Saudara (Kakak/Adik)
V. 3 lebih berpengaruh dari pada 12
A. 12 lebih berpengaruh dari pada 3
X. 3 dan 12 sama berpengaruh
O. 3 dan 12 tidak berpengaruh
33. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(3) Dukungan Anak dengan (13) Dukungan Saudara (Ipar)
V. 3 lebih berpengaruh dari pada 13
A. 13 lebih berpengaruh dari pada 3
X. 3 dan 13 sama berpengaruh
O. 3 dan 13 tidak berpengaruh
34. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(4) Dukungan Mertua (Perempuan) (5) Dukungan Mertua (Laki-laki)
V. 4 lebih berpengaruh dari pada 5
A. 5 lebih berpengaruh dari pada 4
X. 4 dan 5 sama berpengaruh
O. 4 dan 5 tidak berpengaruh
35. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(4) Dukungan Mertua (Perempuan) (6) Dukungan Orangtua (Ibu)
V. 4 lebih berpengaruh dari pada 6
A. 6 lebih berpengaruh dari pada 4
X. 4 dan 6 sama berpengaruh
O. 4 dan 6 tidak berpengaruh
36. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(4) Dukungan Mertua (Perempuan) (7) Dukungan Orangtua (Bapak)
V. 4 lebih berpengaruh dari pada 7
A. 7 lebih berpengaruh dari pada 4
X. 4 dan 7 sama berpengaruh
O. 4 dan 7 tidak berpengaruh
37. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(4) Dukungan Mertua (Perempuan) (8) Dukungan Sahabat/ Teman
V. 4 lebih berpengaruh dari pada 8
A. 8 lebih berpengaruh dari pada 4
X. 4 dan 8 sama berpengaruh
O. 4 dan 8 tidak berpengaruh
38. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(4) Dukungan Mertua (Perempuan) (9) Dukungan Tetangga
V. 4 lebih berpengaruh dari pada 9
A. 9 lebih berpengaruh dari pada 4
X. 4 dan 9 sama berpengaruh
O. 4 dan 9 tidak berpengaruh
39. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(4) Dukungan Mertua (Perempuan) (10) Dukungan Sepupu
V. 4 lebih berpengaruh dari pada 10
A. 10 lebih berpengaruh dari pada 4
X. 4 dan 10 sama berpengaruh
O. 4 dan 10 tidak berpengaruh
40. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(4) Dukungan Mertua (Perempuan) (11) Dukungan Tante/Om
V. 4 lebih berpengaruh dari pada 11
A. 11 lebih berpengaruh dari pada 4
X. 4 dan 11 sama berpengaruh
O. 4 dan 11 tidak berpengaruh
41. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(4) Dukungan Mertua (Perempuan)
(12) Dukungan Saudara (Kakak/Adik)
V. 4 lebih berpengaruh dari pada 12
A. 12 lebih berpengaruh dari pada 4
X. 4 dan 12 sama berpengaruh
O. 4 dan 12 tidak berpengaruh
42. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(4) Dukungan Mertua (Perempuan) (13) Dukungan Saudara (Ipar)
V. 4 lebih berpengaruh dari pada 13
A. 13 lebih berpengaruh dari pada 4
X. 4 dan 13 sama berpengaruh
O. 4 dan 13 tidak berpengaruh
43. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(5) Dukungan Mertua (Laki-laki) (6) Dukungan Orangtua (Ibu)
V. 5 lebih berpengaruh dari pada 6
A. 6 lebih berpengaruh dari pada 5
X. 5 dan 6 sama berpengaruh
O. 5 dan 6 tidak berpengaruh
44. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(5) Dukungan Mertua (Laki-laki) (7) Dukungan Orangtua (Bapak)
V. 5 lebih berpengaruh dari pada 7
A. 7 lebih berpengaruh dari pada 5
X. 5 dan 7 sama berpengaruh
O. 5 dan 7 tidak berpengaruh
45. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(5) Dukungan Mertua (Laki-laki) (8) Dukungan Sahabat/Teman
V. 5 lebih berpengaruh dari pada 8
A. 8 lebih berpengaruh dari pada 5
X. 5 dan 8 sama berpengaruh
O. 5 dan 8 tidak berpengaruh
46. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(5) Dukungan Mertua (Laki-laki) (9) Dukungan Tetangga
V. 5 lebih berpengaruh dari pada 9
A. 9 lebih berpengaruh dari pada 5
X. 5 dan 9 sama berpengaruh
O. 5 dan 9 tidak berpengaruh
47. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(5) Dukungan Mertua (Laki-laki) (10) Dukungan Sepupu
V. 5 lebih berpengaruh dari pada 10
A. 10 lebih berpengaruh dari pada 5
X. 5 dan 10 sama berpengaruh
O. 5 dan 10 tidak berpengaruh
48. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(5) Dukungan Mertua (Laki-laki) (11) Dukungan Tante/Om
V. 5 lebih berpengaruh dari pada 11
A. 11 lebih berpengaruh dari pada 5
X. 5 dan 11 sama berpengaruh
O. 5 dan 11 tidak berpengaruh
49. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(5) Dukungan Mertua (Laki-laki)
(12) Dukungan Saudara (Kakak/Adik)
V. 5 lebih berpengaruh dari pada 12
A. 12 lebih berpengaruh dari pada 5
X. 5 dan 12 sama berpengaruh
O. 5 dan 12 tidak berpengaruh
50. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(5) Dukungan Mertua (Laki-laki) (13) Dukungan Saudara (Ipar)
V. 5 lebih berpengaruh dari pada 13
A. 13 lebih berpengaruh dari pada 5
X. 5 dan 13 sama berpengaruh
O. 5 dan 13 tidak berpengaruh
51. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(6) Dukungan Orangtua (Ibu) (7) Dukungan Orangtua (Bapak)
V. 6 lebih berpengaruh dari pada 7
A. 7 lebih berpengaruh dari pada 6
X. 6 dan 7 sama berpengaruh
O. 6 dan 7 tidak berpengaruh
52. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(6) Dukungan Orangtua (Ibu) (8) Dukungan Sahabat/ Teman
V. 6 lebih berpengaruh dari pada 8
A. 8 lebih berpengaruh dari pada 6
X. 6 dan 8 sama berpengaruh
O. 6 dan 8 tidak berpengaruh
53. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(6) Dukungan Orangtua (Ibu) (9) Dukungan Tetangga
V. 6 lebih berpengaruh dari pada 9
A. 9 lebih berpengaruh dari pada 6
X. 6 dan 9 sama berpengaruh
O. 6 dan 9 tidak berpengaruh
54. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(6) Dukungan Orangtua (Ibu) (10) Dukungan Sepupu
V. 6 lebih berpengaruh dari pada 10
A. 10 lebih berpengaruh dari pada 6
X. 6 dan 10 sama berpengaruh
O. 6 dan 10 tidak berpengaruh
55. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(6) Dukungan Mertua (Perempuan) (11) Dukungan Tante/Om
V. 6 lebih berpengaruh dari pada 11
A. 11 lebih berpengaruh dari pada 6
X. 6 dan 11 sama berpengaruh
O. 6 dan 11 tidak berpengaruh
56. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(6) Dukungan Orangtua (Ibu) (12) Dukungan Saudara (Kakak/Adik)
V. 6 lebih berpengaruh dari pada 12
A. 12 lebih berpengaruh dari pada 6
X. 6 dan 12 sama berpengaruh
O. 6 dan 12 tidak berpengaruh
57. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(6) Dukungan Orangtua (Ibu) (13) Dukungan Saudara (Ipar)
V. 6 lebih berpengaruh dari pada 13
A. 13 lebih berpengaruh dari pada 6
X. 6 dan 13 sama berpengaruh
O. 6 dan 13 tidak berpengaruh
58. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(7) Dukungan Orangtua (Bapak) (8) Dukungan Sahabat/ Teman
V. 7 lebih berpengaruh dari pada 8
A. 8 lebih berpengaruh dari pada 7
X. 7 dan 8 sama berpengaruh
O. 7dan 8 tidak berpengaruh
59. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(7) Dukungan Orangtua (Bapak) (9) Dukungan Tetangga
V. 7 lebih berpengaruh dari pada 9
A. 9 lebih berpengaruh dari pada 7
X. 7 dan 9 sama berpengaruh
O. 7 dan 9 tidak berpengaruh
60. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(7) Dukungan Orangtua (Bapak) (10) Dukungan Sepupu
V. 7 lebih berpengaruh dari pada 10
A. 10 lebih berpengaruh dari pada 7
X. 7 dan 10 sama berpengaruh
O. 7 dan 10 tidak berpengaruh
61. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(7) Dukungan Mertua (Bapak) (11) Dukungan Tante/Om
V. 7 lebih berpengaruh dari pada 11
A. 11 lebih berpengaruh dari pada 7
X. 7 dan 11 sama berpengaruh
O. 7 dan 11 tidak berpengaruh
62. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(7) Dukungan Orangtua (Bapak) (12) Dukungan Saudara (Kakak/Adik)
V. 7 lebih berpengaruh dari pada 12
A. 12 lebih berpengaruh dari pada 7
X. 7 dan 12 sama berpengaruh
O. 7 dan 12 tidak berpengaruh
63. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(7) Dukungan Orangtua (Bapak) (13) Dukungan Saudara (Ipar)
V. 7 lebih berpengaruh dari pada 13
A. 13 lebih berpengaruh dari pada 7
X. 7 dan 13 sama berpengaruh
O. 7 dan 13 tidak berpengaruh
64. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(8) Dukungan Sahabat/Teman (9) Dukungan Tetangga
V. 8 lebih berpengaruh dari pada 9
A. 9 lebih berpengaruh dari pada 8
X. 8 dan 9 sama berpengaruh
O. 8 dan 9 tidak berpengaruh
65. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(8) Dukungan Sahabat/Teman (10) Dukungan Sepupu
V. 8 lebih berpengaruh dari pada 10
A. 10 lebih berpengaruh dari pada 8
X. 8 dan 10 sama berpengaruh
O. 8 dan 10 tidak berpengaruh
66. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(8) Dukungan Sahabat/Teman (11) Dukungan Tante/Om
V. 8 lebih berpengaruh dari pada 11
A. 11 lebih berpengaruh dari pada 8
X. 8 dan 11 sama berpengaruh
O. 8 dan 11 tidak berpengaruh
67. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(8) Dukungan Sahabat/Teman (12) Dukungan Saudara (Kakak/Adik)
V. 8 lebih berpengaruh dari pada 12
A. 12 lebih berpengaruh dari pada 8
X. 8 dan 12 sama berpengaruh
O. 8 dan 12 tidak berpengaruh
68. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(8) Dukungan Sahabat/Teman (13) Dukungan Saudara (Ipar)
V. 8 lebih berpengaruh dari pada 13
A. 13 lebih berpengaruh dari pada 8
X. 8 dan 13 sama berpengaruh
O. 8 dan 12 tidak berpengaruh
69. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(9) Dukungan Tetangga (10) Dukungan Sepupu
V. 9 lebih berpengaruh dari pada 10
A. 10 lebih berpengaruh dari pada 9
X. 9 dan 10 sama berpengaruh
O. 9 dan 10 tidak berpengaruh
70. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(9) Dukungan Tetangga (11) Dukungan Tante/Om
V. 9 lebih berpengaruh dari pada 11
A. 11 lebih berpengaruh dari pada 9
X. 9 dan 11 sama berpengaruh
O. 9 dan 11 tidak berpengaruh
71. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(9) Dukungan Tetangga (12) Dukungan Saudara (Kakak/Adik)
V. 9 lebih berpengaruh dari pada 12
A. 12 lebih berpengaruh dari pada 9
X. 9 dan 12 sama berpengaruh5
O. 9 dan 12 tidak berpengaruh
72. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(9) Dukungan Tetangga (13) Dukungan Saudara (Ipar)
V. 9 lebih berpengaruh dari pada 13
A. 13 lebih berpengaruh dari pada 9
X. 9 dan 13 sama berpengaruh
O. 9 dan 13 tidak berpengaruh
73. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(10) Dukungan Sepupu (11) Dukungan Tante/Om
V. 10 lebih berpengaruh dari pada 11
A. 11 lebih berpengaruh dari pada 10
X. 10 dan 11 sama berpengaruh
O. 10 dan 11 tidak berpengaruh
74. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(10) Dukungan Sepupu (12) Dukungan Saudara (Kakak/Adik)
V. 10 lebih berpengaruh dari pada 12
A. 12 lebih berpengaruh dari pada 10
X. 10 dan 12 sama berpengaruh
O. 10 dan 12 tidak berpengaruh
75. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(10) Dukungan Sepupu (13) Dukungan Saudara (Ipar)
V. 10 lebih berpengaruh dari pada 13
A. 13 lebih berpengaruh dari pada 10
X. 10 dan 13 sama berpengaruh
O. 10 dan 13 tidak berpengaruh
76. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
(11) Dukungan Tante/Om (12) Dukungan Saudara (Kakak/Adik)
V. 11 lebih berpengaruh dari pada 12
A. 12 lebih berpengaruh dari pada 11
X. 11 dan 12 sama berpengaruh
O. 11 dan 12 tidak berpengaruh
77. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(11) Dukungan Tante/Om (13) Dukungan Saudara (Ipar)
V. 11 lebih berpengaruh dari pada 13
A. 13 lebih berpengaruh dari pada 11
X. 11 dan 13 sama berpengaruh
O. 11 dan 13 tidak berpengaruh
78. Dalam hubungannya dengan peran keluarga dalam peningkatan partisipasi
keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling berperan
antara
(12) Dukungan Saudara (Kakak/Adik) (13) Dukungan Saudara (Ipar)
V. 12 lebih berpengaruh dari pada 13
A. 13 lebih berpengaruh dari pada 12
X. 12 dan 13 sama berpengaruh
O. 12 dan 13 tidak berpengaruh
Program Yang Dilakukan Pemerintah Dalam Meningkatkan
Peran Keluarga Pada Program KB

Pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian ini berkaitan dengan program yang

dilakukan pemerintah untuk meningkatkan peran keluarga pada program KB.

Sehubungan dengan itu ditetapkan 14 sub elemen sebagai berikut :

1. Peningkatan akses pelayanan KB

2. Penyediaan sarana dan prasarana

3. Menguatkan advokasi dan KIE program KB

4. Peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi

5. Penyiapan data dan informasi kependudukan

6. Pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga

7. Penataan dan pengembangan kapasitas kelembagaan kependudukan dan

keluarga berencana

8. Pengembangan fungsi dan peran pemerintah setempat

9. Pemberdayaan dan peningkatan peran tokoh masyarakat

10. Peningkatan jumlah penyuluh kesehatan KB

11. Penumbuh kembangan kampung KB

12. Peningkatkan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan anak

13. Penguatan landasan hukum dan kebijakan KKB

14. Penguatan penelitian dan pengembangan Bidang KKB

Petunjuk Pengisian kuesioner


Dalam kuesioner ini bapak/ibu dimohon membandingkan yang mana program

pemerintah yang berperan dalam peningkatan partisipasi keluarga pada program


KB, diantara kedua elemen yang dikemukakan secara berpasangan. Berilah tanda

silang (X) pada huruf

V. Jika elemen pertama paling strategis dari pada elemen kedua

A. Jika elemen kedua paling strategis dari pada elemen pertama

X. Jika elemen pertama dan kedua sama berperan

O. Jika elemen pertama dan kedua tidak berperan

1. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan


partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(1) Peningkatan akses pelayanan KB
(2) Penyediaan sarana dan prasarana
V. 1 lebih strategis dari pada 2
A. 2 lebih strategis dari pada 1
X. 1 dan 2 sama strategis
O. 1 dan 2 tidak strategis
2. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
startegis antara
(1) Peningkatan akses pelayanan KB
(3) Menguatkan advokasi dan KIE program KB
V. 1 lebih strategis dari pada 3
A. 3 lebih strategis dari pada 1
X. 1 dan 3 sama strategis
O. 1 dan 3 tidak strategis
3. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(1) Peningkatan akses pelayanan KB
(4) Peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi
V. 1 lebih berpengaruh dari pada 4
A. 4 lebih berpengaruh dari pada 1
X. 1 dan 4 sama berpengaruh
O. 1 dan 4 tidak berpengaruh
4. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(1) Peningkatan akses pelayanan KB
(5) Penyiapan data dan informasi kependudukan
V. 1 lebih berpengaruh dari pada 5
A. 5 lebih berpengaruh dari pada 1
X. 1 dan 5 sama berpengaruh
O. 1 dan 5 tidak berpengaruh
5. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(1) Peningkatan akses pelayanan KB
(6) Pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga
V. 1 lebih berpengaruh dari pada 6
A. 6 lebih berpengaruh dari pada 1
X. 1 dan 6 sama berpengaruh
O. 1 dan 6 tidak berpengaruh
6. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(1) Peningkatan akses pelayanan KB
(7) Penataan dan pengembangan kapasitas kelembagaan kependudukan dan
keluarga berencana
V. 1 lebih berpengaruh dari pada 7
A. 7 lebih berpengaruh dari pada 1
X. 1 dan 7 sama berpengaruh
O. 1 dan 7 tidak berpengaruh
7. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(1) Peningkatan akses pelayanan KB
(8) Pengembangan fungsi dan peran pemerintah setempat
V. 1 lebih berpengaruh dari pada 8
A. 8 lebih berpengaruh dari pada 1
X. 1 dan 8 sama berpengaruh
O. 1 dan 8 tidak berpengaruh
8. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(1) Peningkatan akses pelayanan KB
(9) Pemberdayaan dan peningkatan peran tokoh masyarakat
V. 1 lebih berpengaruh dari pada 9
A. 9 lebih berpengaruh dari pada 1
X. 1 dan 9 sama berpengaruh
O. 1 dan 9 tidak berpengaruh
9. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(1) Peningkatan akses pelayanan KB
(10) Peningkatan jumlah penyuluh kesehatan KB
V. 1 lebih berpengaruh dari pada 10
A. 10 lebih berpengaruh dari pada 1
X. 1 dan 10 sama berpengaruh
O. 1 dan 10 tidak berpengaruh
10. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(1) Peningkatan akses pelayanan KB
(11) Penumbuh kembangan kampung KB
V. 1 lebih berpengaruh dari pada 11
A. 11 lebih berpengaruh dari pada 1
X. 1 dan 11 sama berpengaruh
O. 1 dan 11 tidak berpengaruh
11. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(1) Peningkatan akses pelayanan KB
(12) Peningkatkan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan anak
V. 1 lebih berpengaruh dari pada 12
A. 12 lebih berpengaruh dari pada 1
X. 1 dan 12 sama berpengaruh
O. 1 dan 12 tidak berpengaruh
12. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(1) Peningkatan akses pelayanan KB
(13) Penguatan landasan hukum dan kebijakan KKB
V. 1 lebih berpengaruh dari pada 13
A. 13 lebih berpengaruh dari pada 1
X. 1 dan 13 sama berpengaruh
O. 1 dan 13 tidak berpengaruh
13. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(1) Peningkatan akses pelayanan KB
(14) Penguatan penelitian dan pengembangan Bidang KKB
V. 1 lebih berpengaruh dari pada 14
A. 14 lebih berpengaruh dari pada 1
X. 1 dan 14 sama berpengaruh
O. 1 dan 14 tidak berpengaruh
14. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(2) Penyediaan sarana dan prasarana
(3) Menguatkan advokasi dan KIE program KB
V. 2 lebih berpengaruh dari pada 3
A. 3 lebih berpengaruh dari pada 2
X. 2 dan 3 sama berpengaruh
O. 2 dan 3 tidak berpengaruh

15. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan


partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(2) Penyediaan sarana dan prasarana
(4) Peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi
V. 2 lebih berpengaruh dari pada 4
A. 4 lebih berpengaruh dari pada 2
X. 2 dan 4 sama berpengaruh
O. 2 dan 4 tidak berpengaruh
16. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(2) Penyediaan sarana dan prasarana
(5) Penyiapan data dan informasi kependudukan
V. 2 lebih berpengaruh dari pada 5
A. 5 lebih berpengaruh dari pada 2
X. 2 dan 5 sama berpengaruh
O. 2 dan 5 tidak berpengaruh
17. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(2) Penyediaan sarana dan prasarana
(6) Pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga
V. 2 lebih berpengaruh dari pada 6
A. 6 lebih berpengaruh dari pada 2
X. 2 dan 6 sama berpengaruh
O. 2 dan 6 tidak berpengaruh
18. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(2) Penyediaan sarana dan prasarana
(7) Penataan dan penguatan kapasitas kelembagaan kependudukan dan
keluarga berencana
V. 2 lebih berpengaruh dari pada 7
A. 7 lebih berpengaruh dari pada 2
X. 2 dan 7 sama berpengaruh
O. 2 dan 7 tidak berpengaruh
19. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(2) Penyediaan sarana dan prasarana
(8) Pengembangan fungsi dan peran pemerintah setempat
V. 2 lebih berpengaruh dari pada 8
A. 8 lebih berpengaruh dari pada 2
X. 2 dan 8 sama berpengaruh
O. 2 dan 8 tidak berpengaruh
20. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(2) Penyediaan sarana dan prasarana
(9) Pemberdayaan dan peningkatan peran tokoh masyarakat
V. 2 lebih berpengaruh dari pada 9
A. 9 lebih berpengaruh dari pada 2
X. 2 dan 9 sama berpengaruh
O. 2 dan 9 tidak berpengaruh
21. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(2) Penyediaan sarana dan prasarana
(10) Peningkatan jumlah penyuluh kesehatan
V. 2 lebih berpengaruh dari pada 10
A. 10 lebih berpengaruh dari pada 2
X. 2 dan 10 sama berpengaruh
O. 2 dan 10 tidak berpengaruh\
22. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(2) Penyediaan sarana dan prasarana
(11) Penumbuh kembangan kampung KB
V. 2 lebih berpengaruh dari pada 11
A. 11 lebih berpengaruh dari pada 2
X. 2 dan 11 sama berpengaruh
O. 2 dan 11 tidak berpengaruh
23. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(2) Penyediaan sarana dan prasarana
(12) Peningkatan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan anak
V. 2 lebih berpengaruh dari pada 12
A. 12 lebih berpengaruh dari pada 2
X. 2 dan 12 sama berpengaruh
O. 2 dan 12 tidak berpengaruh
24. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(2) Penyediaan sarana dan prasarana
(13) Penguatan landasan hukum dan kebijakan KKB
V. 2 lebih berpengaruh dari pada 13
A. 13 lebih berpengaruh dari pada 2
X. 2 dan 13 sama berpengaruh
O. 2 dan 13 tidak berpengaruh
25. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(2) Penyediaan sarana dan prasarana
(14) Penguatan penelitian dan pengembangan bidang KKB
V. 2 lebih berpengaruh dari pada 14
A. 14 lebih berpengaruh dari pada 2
X. 2 dan 14 sama berpengaruh
O. 2 dan 14 tidak berpengaruh
26. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(3) Menguatkan advokasi dan KIE tentang Program KB
(4) Peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi
V. 3 lebih berpengaruh dari pada 4
A. 4 lebih berpengaruh dari pada 3
X. 3 dan 4 sama berpengaruh
O. 3 dan 4 tidak berpengaruh
27. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(3) Menguatkan advokasi dan KIE tentang Program KB
(5) Penyiapan datan dan informasi kependudukan
V. 3 lebih berpengaruh dari pada 5
A. 5 lebih berpengaruh dari pada 3
X. 3 dan 5 sama berpengaruh
O. 3 dan 5 tidak berpengaruh
28. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(3) Menguatkan advokasi dan KIE pada Program KB
(6) Pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga
V. 3 lebih berpengaruh dari pada 6
A. 6 lebih berpengaruh dari pada 3
X. 3 dan 6 sama berpengaruh
O. 3 dan 6 tidak berpengaruh
29. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(3) Menguatkan advokasi dan KIE pada Program KB
(7) Penataan dan penguatan kapasitas kelembagaan kependudukan dan
keluarga berencana
V. 3 lebih berpengaruh dari pada 7
A. 7 lebih berpengaruh dari pada 3
X. 3 dan 7 sama berpengaruh
O. 3 dan 7 tidak berpengaruh
30. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(3) Menguatkan advokasi dan KIE pada Program KB
(8) Pengembangan fungsi dan peran pemerintah setempat
V. 3 lebih berpengaruh dari pada 8
A. 8 lebih berpengaruh dari pada 3
X. 3 dan 8 sama berpengaruh
O. 3 dan 8 tidak berpengaruh
31. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(3) Menguatkan advokasi dan KIE pada Program KB
(9) Pemberdayaan dan peningkatan peran tokoh masyarakat
V. 3 lebih berpengaruh dari pada 9
A. 9 lebih berpengaruh dari pada 3
X. 3 dan 9 sama berpengaruh
O. 3 dan 9 tidak berpengaruh
32. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(3) Menguatkan advokasi dan KIE pada Program KB
(10) Peningkatan jumlah penyuluh kesehatan
V. 3 lebih berpengaruh dari pada 10
A. 10 lebih berpengaruh dari pada 3
X. 3 dan 10 sama berpengaruh
O. 3 dan 10 tidak berpengaruh
33. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(3) Menguatkan advokasi dan KIE pada Program KB
(11) Penumbuh kembangan kampung KB
V. 3 lebih berpengaruh dari pada 11
A. 11 lebih berpengaruh dari pada 3
X. 3 dan 11 sama berpengaruh
O. 3 dan 11 tidak berpengaruh
34. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(3) Menguatkan advokasi dan KIE pada Program KB
(12) Peningkatan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan anak
V. 3 lebih berpengaruh dari pada 12
A. 12 lebih berpengaruh dari pada 3
X. 3 dan 12 sama berpengaruh
O. 3 dan 12 tidak berpengaruh
35. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(3) Menguatkan advokasi dan KIE pada Program KB
(13) Penguatan landasan hukum dan kebijakan KKB
V. 3 lebih berpengaruh dari pada 13
A. 13 lebih berpengaruh dari pada 3
X. 3 dan 13 sama berpengaruh
O. 3 dan 13 tidak berpengaruh
36. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(3) Menguatkan advokasi dan KIE pada Program KB
(14) Penguatan penelitian dan pengembangan Bidang KKB
V. 3 lebih berpengaruh dari pada 14
A. 14 lebih berpengaruh dari pada 3
X. 3 dan 14 sama berpengaruh
O. 3 dan 14 tidak berpengaruh
37. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(4) Peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi
(5) Penyiapan data dan informasi kependudukan
V. 4 lebih berpengaruh dari pada 5
A. 5 lebih berpengaruh dari pada 4
X. 4 dan 5 sama berpengaruh
O. 4 dan 5 tidak berpengaruh
38. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(4) Peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi
(6) Pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga
V. 4 lebih berpengaruh dari pada 6
A. 6 lebih berpengaruh dari pada 4
X. 4 dan 6 sama berpengaruh
O. 4 dan 6 tidak berpengaruh
39. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(4) Peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi
(7) Penataan dan pengembangan kapasitas kelembagaan kependudukan dan
keluarga berencana
V. 4 lebih berpengaruh dari pada 7
A. 7 lebih berpengaruh dari pada 4
X. 4 dan 7 sama berpengaruh
O. 4 dan 7 tidak berpengaruh
40. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(4) Peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi
(8) Pengembangan fungsi dan peran pemerintah setempat
V. 4 lebih berpengaruh dari pada 8
A. 8 lebih berpengaruh dari pada 4
X. 4 dan 8 sama berpengaruh
O. 4 dan 8 tidak berpengaruh
41. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(4) Peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi
(9) Pemberdayaan dan peningkatan peran tokoh masyarakat
V. 4 lebih berpengaruh dari pada 9
A. 9 lebih berpengaruh dari pada 4
X. 4 dan 9 sama berpengaruh
O. 4 dan 9 tidak berpengaruh
42. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(4) Peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi
(10) Peningkatan jumlah penyuluh kesehatan
V. 4 lebih berpengaruh dari pada 10
A. 10 lebih berpengaruh dari pada 4
X. 4 dan 10 sama berpengaruh
O. 4 dan 10 tidak berpengaruh
43. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(4) Peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi
(11) Penumbuh kembangan kampung KB
V. 4 lebih berpengaruh dari pada 11
A. 11 lebih berpengaruh dari pada 4
X. 4 dan 11 sama berpengaruh
O. 4 dan 11 tidak berpengaruh
44. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(4) Peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi
(12) Peningkatan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan anak
V. 4 lebih berpengaruh dari pada 12
A. 12 lebih berpengaruh dari pada 4
X. 4 dan 12 sama berpengaruh
O. 4 dan 12 tidak berpengaruh
45. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(4) Peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi
(13) Penguatan landasan hukum dan kebijakan KKB
V. 4 lebih strategis dari pada 13
A. 13 lebih strategis dari pada 4
X. 4 dan 13 sama strategis
O. 4 dan 13 tidak strategis
46. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(4) Peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi
(14) Penguatan penelitian dan pengembangan Bidang KKB
V. 4 lebih strategis dari pada 14
A. 14 lebih strategis dari pada 4
X. 4 dan 14 sama strategis
O. 4 dan 14 tidak strategis
47. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(5) Penyiapan data dan informasi kependudukan
(6) Pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga
V. 5 lebih strategis dari pada 6
A. 6 lebih strategis dari pada 5
X. 5 dan 6 sama strategis
O. 5 dan 6 tidak strategis
48. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(5) Penyiapan data dan informasi kependudukan
(7) Penataan dan pengembangan kapasitas kelembagaan kependudukan dan
keluarga berencana
V. 5 lebih strategis dari pada 7
A. 7 lebih strategis dari pada 5
X. 5 dan 7 sama strategis
O. 5 dan 7 tidak strategis
49. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(5) Penyiapan data dan informasi kependudukan
(8) Pengembangan fungsi dan peran pemerintah setempat
V. 5 lebih strategis dari pada 8
A. 8 lebih strategis dari pada 5
X. 5 dan 8 sama strategis
O. 5 dan 8 tidak strategis
50. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(5) Penyiapan data dan informasi kependudukan
(9) Pemberdayaan dan peningkatan peran tokoh masyarakat
V. 5 lebih strategis dari pada 9
A. 9 lebih strategis dari pada 5
X. 5 dan 9 sama strategis
O. 5 dan 9 tidak strategis
51. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(5) Penyiapan data dan informasi kependudukan
(10) Peningkatan jumlah penyuluh kesehatan
V. 5 lebih strategis dari pada 10
A. 10 lebih strategis dari pada 5
X. 5 dan 10 sama strategis
O. 5 dan 10 tidak strategis
52. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(5) Penyiapan data dan informasi kependudukan
(11) Penumbuh kembangan kampung KB
V. 5 lebih strategis dari pada 11
A. 11 lebih strategis dari pada 5
X. 5 dan 11 sama strategis
O. 5 dan 11 tidak strategis
53. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(5) Penyiapan data dan informasi kependudukan
(12) Peningkatan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan anak
V. 5 lebih strategis dari pada 12
A. 12 lebih strategis dari pada 5
X. 5 dan 12 sama strategis
O. 5 dan 12 tidak strategis
54. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(5) Penyiapan data dan informasi kependudukan
(13) Penguatan landasan hukum dan kebijakan KKB
V. 5 lebih strategis dari pada 13
A. 13 lebih strategis dari pada 5
X. 5 dan 13 sama strategis
O. 5 dan 13 tidak strategis
55. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(5) Penyiapan data dan informasi kependudukan
(14) Penguatan penelitian dan pengembangan Bidang KKB
V. 5 lebih strategis dari pada 14
A. 14 lebih strategis dari pada 5
X. 5 dan 14 sama strategis
O. 5 dan 14 tidak strategis
56. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(6) Pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga
(7) Penataan dan pengembangan kapasitas kelembagaan kependudukan dan
keluarga berencana
V. 6 lebih strategis dari pada 7
A. 7 lebih strategis dari pada 6
X. 6 dan 7 sama strategis
O. 6 dan 7 tidak strategis
57. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(6) Pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga
(8) Pengembangan fungsi dan peran pemerintah setempat
V. 6 lebih strategis dari pada 8
A. 8 lebih strategis dari pada 6
X. 6 dan 8 sama strategis
O. 6 dan 8 tidak strategis
58. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(6) Pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga
(9) Pemberdayaan dan peningkatan peran tokoh masyarakat
V. 6 lebih strategis dari pada 9
A. 9 lebih strategis dari pada 6
X. 6 dan 9 sama strategis
O. 6 dan 9 tidak strategis
59. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(6) Pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga
(10) Peningkatan jumlah penyuluh kesehatan
V. 6 lebih strategis dari pada 10
A. 10 lebih strategis dari pada 6

X. 6 dan 10 sama strategis


O. 6 dan 10 tidak strategis
60. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(6) Pembi Pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga
(11) Penumbuh kembangan kampung KB
V. 6 lebih strategis dari pada 11
A. 11 lebih strategis dari pada 6
X. 6 dan 11 sama strategis
O. 6 dan 11 tidak strategis
61. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(6) Pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga
(12) Peningkatan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan anak
V. 6 lebih strategis dari pada 12
A. 12 lebih strategis dari pada 6
X. 6 dan 12 sama strategis
O. 6 dan 12 tidak strategis
62. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(6) Pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga
(13) Penguatan landasan hukum dan kebijakan KKB
V. 6 lebih strategis dari pada 13
A. 13 lebih strategis dari pada 6
X. 6 dan 13 sama strategis
O. 6 dan 13 tidak strategis
63. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(6) Pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga
(14) Penguatan penelitian dan pengembangan Bidang KKB
V. 6 lebih strategis dari pada 14
A. 14 lebih strategis dari pada 6
X. 6 dan 14 sama strategis
O. 6 dan 14 tidak strategis
64. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(7) Penataan dan pengembanagan kapasitas kelembagaan kependudukan
dan keluarga berencana
(8) Pengembangan fungsi dan peran pemerintah setempat
V. 7 lebih strategis dari pada 8
A. 8 lebih strategis dari pada 7
X. 7 dan 8 sama strategis
O. 7 dan 8 tidak strategis
65. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(7) Penataan dan pengembanagan kapasitas kelembagaan kependudukan dan
keluarga berencana
(9) Pemberdayaan dan peningkatan peran tokoh masyarakat
V. 7 lebih strategis dari pada 9
A. 9 lebih strategis dari pada 7
X. 7 dan 9 sama strategis
O. 7 dan 9 tidak strategis
66. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(7) Penataan dan pengembanagan kapasitas kelembagaan kependudukan dan
keluarga berencana
(10) Peningkatan jumlah penyuluh kesehatan
V. 7 lebih strategis dari pada 10
A. 10 lebih berpengaruh dari pada 7
X. 7 dan 10 sama strategis
O. 7 dan 10 tidak strategis
67. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(7) Penataan dan pengembanagan kapasitas kelembagaan kependudukan
dan keluarga berencana
(11) Penumbuh kembangan kampung KB
V. 7 lebih strategis dari pada 11
A. 11 lebih strategis dari pada 7
X. 7 dan 11 sama strategis
O. 7 dan 11 tidak strategis
68. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(7) Penataan dan pengembanagan kapasitas kelembagaan kependudukan dan
keluarga berencana
(12) Peningkatan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan anak
V. 7 lebih strategis dari pada 12
A. 12 lebih strategis dari pada 7
X. 7 dan 12 sama strategis
O. 7 dan 12 tidak strategis
69. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(7) Penataan dan pengembanagan kapasitas kelembagaan kependudukan
dan keluarga berencana
(13) Penguatan landasan hukum dan kebijakan KB
V. 7 lebih strategis dari pada 13
A. 13 lebih strategis dari pada 7
X. 7 dan 13 sama strategis
O. 7 dan 13 tidak strategis
70. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(7) Penataan dan pengembanagan kapasitas kelembagaan kependudukan dan
keluarga berencana
(14) Penguatan penelitian dan pengembangan Bidang KKB
V. 7 lebih strategis dari pada 14
A. 14 lebih strategis dari pada 7
X. 7 dan 14 sama strategis
O. 7 dan 14 tidak strategis
71. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(8) Pengembangan fungsi dan peran pemerintah setempat
(9)Pemberdayaan dan peningkatan peran tokoh masyarakat
V. 8 lebih strategis dari pada 9
A. 9 lebih strategis dari pada 8
X. 8 dan 9 sama strategis
O. 8 dan 9 tidak strategis
72. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(8) Pengembangan fungsi dan peran pemerintah setempat
(10) Peningkatan jumlah penyuluh kesehatan
V. 8 lebih strategis dari pada 10
A. 10 lebih strategis dari pada 8
X. 8 dan 10 sama strategis
O. 8 dan 10 tidak strategis
73. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(8) Pengembangan fungsi dan peran pemerintah setempat
(11) Penumbuh kembangan kampung KB
V. 8 lebih strategis dari pada 11
A. 11 lebih strategis dari pada 8
X. 8 dan 11 sama strategis
O. 8 dan 11 tidak strategis
74. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(8) Pengembangan fungsi dan peran pemerintah setempat
(12) Peningkatan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan anak
V. 8 lebih strategis dari pada 12
A. 12 lebih strategis dari pada 8
X. 8 dan 12 sama strategis
O. 8 dan 12 tidak strategis
75. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(8) Pengembangan fungsi dan peran pemerintah setempat
(13) Penguatan landasan hukum dan kebijakan KB
V. 8 lebih strategis dari pada 13
A. 13 lebih strategis dari pada 8
X. 8 dan 13 sama strategis
O. 8 dan 13 tidak strategis
76. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(8) Pengembangan fungsi dan peran pemerintah setempat
(14) Penguatan penelitian dan pengembangan Bidang KKB
V. 8 lebih strategis dari pada 14
A. 14 lebih strategis dari pada 8
X. 8 dan 14 sama strategis
O. 8 dan 14 tidak strategis
77. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(9) Pemberdayaan dan peningkatan peran tokoh masyarakat
(10) Peningkatan jumlah penyuluh kesehatan
V. 9 lebih strategis dari pada 10
A. 10 lebih strategis dari pada 9
X. 9 dan 10 sama strategis
O. 9 dan 10 tidak strategis
78. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(9) Pemberdayaan dan peningkatan peran tokoh masyarakat
(11) Penumbuh kembangan kampung KB
V. 9 lebih strategis dari pada 11
A. 11 lebih strategis dari pada 9
X. 9 dan 11 sama strategis
O. 9 dan 11 tidak strategis
79. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(9) Pemberdayaan dan peningkatan peran tokoh masyarakat
(12) Peningkatan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan anak
V. 9 lebih strategis dari pada 12
A. 12 lebih strategis dari pada 9
X. 9 dan 12 sama strategis
O. 9 dan 12 tidak strategis
80. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(9) Pemberdayaan dan peningkatan peran tokoh masyarakat
(13) Penguatan landasan hukum dan kebijakan KB
V. 9 lebih strategis dari pada 13
A. 13 lebih strategis dari pada 9
X. 9 dan 13 sama strategis
O. 9 dan 13 tidak strategis
81. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(9) Pemberdayaan dan peningkatan peran tokoh masyarakat
(14) Penguatan penelitian dan pengembangan Bidang KKB
V. 9 lebih strategis dari pada 14
A. 14 lebih strategis dari pada 9
X. 9 dan 14 sama strategis
O. 9 dan 14 tidak strategis

82. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan


partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(10) Peningkatan jumlah penyuluh kesehatan
(11) Penumbuh kembangan kampung KB
V. 10 lebih strategis dari pada 11
A. 11 lebih strategis dari pada 10
X. 10 dan 11 sama strategis
O. 10 dan 11 tidak strategis
83. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(10) Peningkatan jumlah penyuluh kesehatan
(12) Peningkatan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan anak
V. 10 lebih strategis dari pada 12
A. 12 lebih strategis dari pada 10
X. 10 dan 12 sama strategis
O. 10 dan 12 tidak strategis
84. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(10) Peningkatan jumlah penyuluh kesehatan
(13) Penguatan landasan hukum dan kebijakan KB
V. 10 lebih strategis dari pada 13
A. 13 lebih strategis dari pada 10
X. 10 dan 13 sama strategis
O. 10 dan 13 tidak strategis
85. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(10) Peningkatan jumlah penyuluh kesehatan
(14) Penguatan penelitian dan pengembangan Bidang KKB
V. 10 lebih strategis dari pada 14
A. 14 lebih strategis dari pada 10
X. 10 dan 14 sama strategis
O. 10 dan 14 tidak strategis
86. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(11) Penumbuh kembangan kampung KB
(12) Peningkatan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan anak
V. 11 lebih strategis dari pada 12
A. 12 lebih strategis dari pada 11
X. 11 dan 12 sama strategis
O. 11 dan 12 tidak strategis
87. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(11) Penumbuh kembangan kampung KB
(13) Penguatan landasan hukum dan kebijakan KB
V. 11 lebih strategis dari pada 13
A. 13 lebih strategis dari pada 11
X. 11 dan 13 sama strategis
O. 11 dan 13 tidak strategis
88. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(11) Penumbuh kembangan kampung KB
(14) Penguatan penelitian dan pengembangan Bidang KKB
V. 11 lebih strategis dari pada 14
A. 14 lebih strategis dari pada 11
X. 11 dan 14 sama strategis
O. 11 dan 14 tidak strategis
89. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(12) Peningkatan peran dan fungsi keluiaraga dalam pengasuhan anak
(13) Penguatan landasan hukum dan kebijakan KB
V. 12 lebih strategis dari pada 13
A. 13 lebih strategis dari pada 12
X. 12 dan 13 sama strategis
O. 12 dan 13 tidak strategis
90. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
strategis antara
(12) Peningkatan peran dan fungsi keluiaraga dalam pengasuhan anak
(14) Penguatan penelitian dan pengembangan Bidang KKB
V. 12 lebih strategis dari pada 14
A. 14 lebih strategis dari pada 12
X. 12 dan 14 sama strategis
O. 12 dan 14 tidak strategis
91. Dalam hubungannya dengan program pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada pengembangan program KB, yang manakah paling
berpengaruh antara
(13) Penguatan landasan hukum dan kebijakan Bidang KKB
(14) Penguatan penelitian dan pengembangan Bidang KKB
V. 13 lebih strategis dari pada 14
A. 14 lebih strategis dari pada 13
X. 13 dan 14 sama strategis
O. 13 dan 14 tidak strategis
Lampiran 2 : Hasil Tabulasi Kuesioner

Hasil Tabulasi Kuesioner Seri A, dan B

Tabel 2.1 Hasil Tabulasi Kuesioner Seri A

Pilihan
Urutan Hasil
V A X O
1–2 4 2 10 0 V
1–3 15 0 1 0 V
1–4 14 0 2 0 V
1–5 16 0 0 0 V
1–6 10 4 2 0 V
1–7 16 0 0 0 V
1–8 14 0 2 0 V
1–9 16 0 0 0 V
1 – 10 16 0 0 0 V
1 – 11 16 0 0 0 V
1 – 12 11 3 2 0 V
1 – 13 16 0 0 0 V
2–3 14 0 2 0 V
2–4 16 0 0 0 V
2–5 16 0 0 0 V
2–6 2 4 10 0 X
2–7 16 0 0 0 V
2–8 5 0 10 0 X
2–9 16 0 0 0 V
2 – 10 0 0 0 16 O
2 – 11 16 0 0 0 V
2 – 12 5 0 10 0 X
2 – 13 16 0 0 0 V
3–4 2 8 6 0 A
3–5 6 0 0 10 O
3–6 0 10 6 0 A
3–7 10 0 0 5 V
3–8 2 4 10 0 X
3–9 6 0 0 10 O
3 – 10 10 0 0 6 V
3 – 11 10 0 0 6 V
3 – 12 3 4 9 0 X
3 – 13 0 0 5 11 O
4–5 13 0 0 3 V
4–6 3 10 3 0 A
4–7 10 0 0 6 V
4–8 4 3 9 0 X
4–9 16 0 0 0 V
4 – 10 16 0 0 0 V
4 – 11 16 0 0 0 V
4 – 12 3 3 10 0 X
4 – 13 3 3 10 0 X
5–6 0 16 0 0 A
5–7 0 1 0 15 O
5–8 0 10 0 5 A
5–9 0 0 0 16 O
5 – 10 0 0 0 16 O
5 – 11 0 0 0 16 O
5 – 12 0 16 0 0 A
5 – 13 0 2 0 14 O
6–7 16 0 0 0 V
6–8 12 0 4 0 V
6–9 16 0 0 0 V
6 – 10 16 0 0 0 V
6 – 11 16 0 0 0 V
6 – 12 11 0 5 0 V
6 – 13 16 0 0 0 V
7–8 0 10 0 6 A
7–9 0 0 0 16 O
7 – 10 0 0 0 16 O
7 – 11 0 0 0 16 O
7 – 12 0 16 0 0 A
7 – 13 0 0 0 16 O
8–9 10 0 0 6 V
8 – 10 10 0 0 6 V
8 – 11 10 0 0 6 V
8 – 12 4 2 10 0 X
8 – 13 10 0 0 6 V
9 – 10 0 0 0 16 O
9 – 11 0 0 0 16 O
9 – 12 0 16 0 0 A
9 – 13 0 0 0 16 O
10 – 11 0 0 0 16 O
10 – 12 0 16 0 0 A
10 – 13 0 0 0 16 O
11 – 12 0 16 0 0 A
11 – 13 0 0 0 16 O
12 – 13 15 0 1 0 V

Tabel 2.2 Hasil Tabulasi Kuesioner Seri B

Pilihan
Urutan Hasil
V A X O
1–2 4 4 8 0 X
1–3 9 3 4 0 V
1–4 10 0 6 0 V
1–5 8 5 3 0 V
1–6 0 0 16 0 X
1–7 14 0 2 0 V
1–8 9 2 5 0 V
1–9 10 2 4 0 V
1 – 10 9 2 5 0 V
1 – 11 8 2 6 0 V
1 – 12 0 5 11 0 X
1 – 13 10 0 6 0 V
1 – 14 10 6 0 0 V
2–3 10 0 6 0 V
2–4 9 0 7 0 V
2–5 12 0 4 0 V
2–6 10 0 16 0 V
2–7 12 0 4 0 V
2–8 3 2 11 0 X
2–9 10 0 6 0 V
2 – 10 6 0 10 0 X
2 – 11 9 3 4 0 V
2 – 12 0 6 10 0 X
2 – 13 10 0 6 0 V
2 – 14 11 0 5 0 V
3–4 6 0 10 0 X
3–5 11 0 5 0 V
3–6 2 10 4 0 A
3–7 14 0 2 0 V
3–8 10 2 4 0 V
3–9 10 0 6 0 V
3 – 10 2 0 14 0 X
3 – 11 5 9 2 0 A
3 – 12 0 6 10 0 X
3 – 13 10 0 6 0 V
3 – 14 10 0 6 0 V
4–5 12 0 4 0 V
4–6 5 2 9 0 X
4–7 10 0 6 0 V
4–8 9 2 5 0 V
4–9 10 0 6 0 V
4 – 10 10 0 6 0 V
4 – 11 4 2 10 0 X
4 – 12 9 5 2 0 V
4 – 13 10 0 6 0 V
4 – 14 5 2 9 0 X
5–6 3 9 4 0 A
5–7 6 10 0 0 A
5–8 9 5 2 0 V
5–9 10 4 2 0 V
5 – 10 5 9 2 0 A
5 – 11 6 10 0 0 A
5 – 12 6 10 0 0 A
5 – 13 6 0 0 10 O
5 – 14 0 0 6 10 O
6–7 10 0 6 0 V
6–8 10 0 6 0 V
6–9 6 0 10 0 X
6 – 10 2 10 4 0 A
6 – 11 3 4 9 0 X
6 – 12 6 0 10 0 X
6 – 13 10 0 6 0 V
6 – 14 9 2 5 0 V
7–8 3 8 0 5 A
7–9 2 10 4 0 A
7 – 10 0 10 6 0 A
7 – 11 6 10 0 0 A
7 – 12 2 9 5 0 A
7 – 13 4 0 2 10 O
7 – 14 2 0 10 4 X
8–9 6 0 10 0 X
8 – 10 8 2 5 1 V
8 – 11 10 6 0 0 V
8 – 12 3 8 5 0 V
8 - 13 5 0 4 7 O
8 – 14 10 0 6 0 V
9 – 10 6 0 10 0 X
9 – 11 3 10 3 0 A
9 – 12 5 9 2 0 A
9 – 13 8 4 4 0 V
9 – 14 2 10 4 0 A
10 – 11 10 4 2 0 V
10 – 12 2 5 9 0 X
10 – 13 10 3 3 0 V
10 – 14 0 6 10 0 X
11 – 12 10 6 0 0 V
11 – 13 10 0 6 0 V
11 – 14 9 2 5 0 V
12 – 13 11 0 5 0 V
12 – 14 16 0 0 0 V
13 – 14 10 0 0 6 V
Lampiran 3 : Structural Self-Interfaction Matrix (SSIM)

Structural Self-Interfaction Matrix (SSIM) Dukungan Keluarga dan


Program Pemerintah dalam Peningkatkan Partisipasi Keluarga Pada
Pengembangan Program KB

Tabel 3.1 SSIM Dukungan keluarga yang berperan dalam mendorong


partisipasi keluarga untuk menjadi akseptor KB
j

13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
1 V V V V V V V V V V V V
2 V X V O V X V X V V V
3 O X V V O X V A O A
4 O A V V V X V A V
i 5 O A O O O A O A
6 V V V V V V V
7 O A O O O A
8 V X V V V
9 O A O O
10 O A O
11 O A
12 V
13

Keterangan :
1. Dukungan Suami
2. Dukungan Istri
3. Dukungan Anak
4. Dukungan Mertua (Perempuan)
5. Dukungan Mertua (Laki-laki)
6. Dukungan Orangtua (Ibu)
7. Dukungan Orangtua (Bapak)
8. Dukungan Sahabat/Teman
9. Dukungan Tetangga
10. Dukungan Sepupu
11. Dukungan Bibi/Paman
12. Dukungan Saudara (Kakak/Adik)
13. Dukungan Saudara (Ipar)
Tabel 3.2 SSIM program yang dijalankan pemerintah dalam peningkatan
partisipasi keluarga pada program KB

14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
1 V V X V V V V V X V V X X
2 V V X V V V X V V V V X
3 V V X A X V V V A V X
4 X V V X V V V V X V
5 O O A A X V X A A
6 V V X V V X V V
i 7 X O A A V A A
8 V O V A V X
9 A V A A X
10 A A X A
11 V V X
12 V V
13 V
14

Keterangan :
1. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB
2. Penyediaan sarana dan prasarana
3. Menguatkan advokasi dan KIE tentang program KB
4. Peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi
5. Penyiapan data dan informasi kependudukan
6. Pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga
7. Penataan dan pengembangan kapasitas kelembagaan kependudukan dan keluarga
berencana
8. Pengembangan fungsi dan peran pemerintah setempat
9. Pemberdayaan dan peningkatan peran tokoh masyarakat
10. Peningkatan jumlah penyuluh kesehatan KB
11. Penumbuh kembangan kampung KB
12. Peningkatkan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan anak
13. Penguatan landasan hukum dan kebijakan KKB
14. Penguatan penelitian dan pengembangan Bidang KKB
Lampiran 4 : Reachability Matrix

Reachability Matrix Dukungan Keluarga dan Program Pemerintah dalam


Peningkatkan Partisipasi Keluarga Pada Pengembangan Program KB

Tabel 4.1 RM Dukungan keluarga yang berperan dalam mendorong partisipasi


keluarga untuk menjadi akseptor KB

j
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 DP R
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1
2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11 3
3 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 6 5
4 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10 4
5 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 8
6 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2
i 7 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 2 8
8 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11 3
9 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 4 7
10 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 5 6
11 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 6 5
12 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11 3
13 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 6 5
D 1 7 8 7 12 3 11 7 10 9 9 7 8
R 8 6 5 6 1 7 2 6 3 4 4 6 5

Keterangan :
1. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB
2. Penyediaan sarana dan prasarana
3. Menguatkan advokasi dan KIE tentang program KB
4. Peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi
5. Penyiapan data dan informasi kependudukan
6. Pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga
7. Penataan dan pengembangan kapasitas kelembagaan kependudukan dan keluarga
berencana
8. Pengembangan fungsi dan peran pemerintah setempat
9. Pemberdayaan dan peningkatan peran tokoh masyarakat
10. Peningkatan jumlah penyuluh kesehatan KB
11. Penumbuh kembangan kampung KB
12. Peningkatkan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan anak
13. Penguatan landasan hukum dan kebijakan KKB
14. Penguatan penelitian dan pengembangan Bidang KKB
Tabel 4.2 RM Program Pemerintah dalam peningkatan peran keluarga pada
program KB

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 DP D
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 1
3 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 3
4 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 3
5 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 3 8
6 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11 2
i 7 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 3 8
8 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 5
9 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 6 6
10 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 9 7
11 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 4
12 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 9 3
13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 3 8
14 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 4 7
D 2 2 8 7 10 6 12 9 12 10 7 9 11 12
R 7 7 5 5 3 6 3 4 2 1 7 4 4 3

Keterangan :
1. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB
2. Penyediaan sarana dan prasarana
3. Menguatkan advokasi dan KIE tentang program KB
4. Peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi
5. Penyiapan data dan informasi kependudukan
6. Pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga
7. Penataan dan pengembangan kapasitas kelembagaan kependudukan dan keluarga
berencana
8. Pengembangan fungsi dan peran pemerintah setempat
9. Pemberdayaan dan peningkatan peran tokoh masyarakat
10. Peningkatan jumlah penyuluh kesehatan KB
11. Penumbuh kembangan kampung KB
12. Peningkatkan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan anak
13. Penguatan landasan hukum dan kebijakan KKB
14. Penguatan penelitian dan pengembangan Bidang KKB
Lampiran 5 : Perhitungan bobot DP-D

Perhitungan bobot DP-D Dukungan Keluarga dan Program Pemerintah

dalam Peningkatkan Partisipasi Keluarga Pada Pengembangan Program KB

Tabel 4.1 Perhitungan bobot DP-D Dukungan keluarga yang berperan dalam
mendorong partisipasi keluarga untuk menjadi akseptor KB

Sub Elemen Perhitungan bobot DP Hasil


1 13/13 1
2 11/13 0,85
3 6/13 0,46
4 10/13 0,77
5 2/13 0,15
6 12/13 0,92
7 2/13 0,15
8 11/13 0,85
9 4/13 0,31
10 5/13 0,38
11 6/13 0,46
12 11/13 0,85
13 6/13 0,46

Sub Elemen Perhitungan bobot D Hasil


1 1/13 0,08
2 7/13 0,54
3 8/13 0,62
4 7/13 0,54
5 12/13 0,92
6 3/13 0,23
7 11/13 0,85
8 7/13 0,54
9 10/13 0,77
10 9/13 0,69
11 9/13 0,69
12 7/13 0,54
13 8/13 0,62
Tabel 4.2 Perhitungan bobot DP-D Program Pemerintah dalam peningkatan

peran keluarga pada program KB

Perhitungan bobot Driver


Sub Elemen Hasil
Power (DP)
1 14/14 1
2 14/14 1
3 10/14 0,71
4 12/14 0,86
5 3/14 0,21
6 11/14 0,79
7 3/14 0,21
8 8/14 0,57
9 6/14 0,43
10 9/14 0,64
11 11/14 0,79
12 9/14 0,64
13 3/14 0,21
14 4/14 0,29

Perhitungan bobot
Sub Elemen Hasil
Dependent (D)
1 2/14 0,14
2 2/14 0,14
3 8/14 0,57
4 7/14 0,50
5 10/14 0,71
6 6/14 0,43
7 12/14 0,86
8 9/14 0,64
9 12/14 0,86
10 10/14 0,71
11 7/14 0,50
12 9/14 0,64
13 11/14 0,79
14 12/14 0,86
Lampiran 6 : Foto Dokumentai

Gambar 10. Wawancara di Puskesmas Lompoe

Gambar 11. Wawancara dengan Penyuluh KB


Gambar 11. Wawancara di BKKBN
Lampiran 7 : Surat Ijin Penelitian

Anda mungkin juga menyukai