Pedoman Rujukan
Pedoman Rujukan
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Pratik Kedokteran
3. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
5. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah
Penyakit Menular
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/Menkes/Per/VIII/2009 tentang Jejaring
Laboratorium Diagnosis Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-Emerging
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 411/Menkes/Per/III/2010 tentang Laboratorium
Klinik
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 028/Mkes/Per/I/2011 tentang Klinik
9. Panduan
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui dan memetakan segala aspek-aspek sistem rujukan yang mencakup
sarana prasarana dan pelaksanaan rujukan yang ada di Puskesmas Muara Teweh
untuk kemudian dielaborasi dan diintegrasikan sejalan dengan pelaksanaan sistem
rujukan yang sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional.
2. Tujuan Khusus
o Mengetahui tentang pelaksanaan rujukan yang ada di Pukesmas Muara Teweh
o .Mengetahui tentang prosedur sistem rujukan yang berlangsung di Pukesmas
Muara Teweh
o Mengetahui tentang kelengkapan sarana prasarana dalam kaitan pelaksanaan
rujukan yang berlangsung di Pukesmas Muara Teweh
o Mengetahui tentang pemanfaatan sumber daya yang terdapat di Puskesmas
dalam kaitan pelaksanaan rujukan yang berlangsung di Pukesmas Muara
Teweh.
BAB I
GAMBARAN UMUM SISTEM RUJUKAN
Sistem rujukan dimulai dari Puskemas yang melakukan tindakan pengiriman
pasien yang dilaksanakan sesuai dengan indikasi medis untuk perawatan dan
pengobatan lebih lanjut kesarana pelayanan yang lebih lengkap/kompeten yaitu
Rumah sakit. Rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan ringkat lanjut yang
menerima rujukan harus merujuk kembali pasien ke Puskesmas yang mengirim pasien
melalui adanya surat rujukan balik sebagai sistem informasi timbal balik antara
puskesmas dan Rumah sakit, fungsi adanya surat rujukan balik ini untuk mendapatkan
pengawasan pengobatan dan perawatan termasuk rehabilitasi selanjutnya. Dinas
kesehatan berperan untuk melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan sistem rujukan
secara kualitatif, kuantitas rujukan, epidemiologi serta hambatan yang terjadi pada
saat pelaksanaan sistem rujukan. Puskesmas dan RS wajib melakukan pencatatan
kegiatan dan melaporkan ke Dinas Kesehatan.
Puskesmas
Monev Dinkes
Rujukan:
Rujukan Balik: Kualitatif
Surat Rujukan: terhadap
Surat balasan rjkn
Rujukan, Nama mutu yang
balik: no surat,
Puskesmas, diberikan
tgl, status Jamkes
Nama Kab/kota, Kuantitas
swasta/pemerinta
Nama Pasien yg Rujukan
h, 7an rujukan
dirujuk, Jamkes Epidemiologi
penerima, nama
pemerintah/swas Hambatan
dan identitas
pasien, dll ta
Rumah Sakit
Pasien yang akan dirujuk harus sudah diperiksa dan layak untuk dirujuk. Adapun
kriteria pasien yang dirujuk adalah bila memenuhi salah satu dari:
1. Hasil pemeriksaan fisik sudah dapat dipastikan tidak mampu diatasi.
2. Hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis ternyata tidak
mampu diatasi.
3. Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih lengkap, tetapi
pemeriksaan harus disertai pasien yang bersangkutan.
4. Apabila telah diobati dan dirawat ternyata memerlukan pemeriksaan, pengobatan
dan perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
5. Mencantumkan terapi sementara
6. Mencantumkan tindakan yang telah diberikan
7. Mencantumkan tanda tangan dokter yang merujuk
8. Pasien di dampingi tenaga kesehatan saat merujuk
9. Menggunakan ambulance transport
10. Memberikan edukasi pada pasien tentang proses rujukan
11. Komunikasi dengan RS yang akan menjadi tujuan rujukan sebelum mengirim
pasien
12. Pasien dirujuk 1x24 jam sejak diagnosa ditegakkan
Dalam prosedur merujuk dan menerima rujukan pasien ada dua pihak yang terlibat
yaitu pihak yang merujuk, dalam hal ini Puskesmas dan pihak yang menerima rujukan
yaitu Rumah sakit, dengan rincian beberapa prosedur sebagai berikut:
1. Prosedur Operasional Rujukan Pasien dari Puskesmas ke RS
a. Prosedur Klinis:
1) Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang medik untuk menentukan diagnosis utama dan diagnosis
banding.
2) Memberikan tindakan stabilisasi sesuai kasus berdasarkan Standar
Prosedur Operasional (SPO).
3) Memutuskan unit pelayanan tujuan rujukan.
4) Untuk pasien gawat darurat harus didampingi tenaga kesehatan
yang kompeten dibidangnya dan mengetahui kondisi pasien.
5) Pasien (pada point 4) diantar dengan kendaraan ambulans, agar
petugas dan kendaraan pengantar tetap menunggu sampai pasien di
IGD mendapat kepastian pelayanan, apakah akan dirujuk atau
ditangani di fasilitas pelayanan kesehatan setempat.
6) Rujukan kasus yang memerlukan standart kompetensi tertentu (sub
spesialis) Pemberi Pelayanan Kesehatan tingkat I
(Puskesmas,Dokter Praktek, Bidan Praktek, Klinik) dapat merujuk
langsung ke rumah sakit rujukan yang memiliki kompetensi
tersebut.
b. Prosedur Administratif:
1) Dilakukan setelah pasien diberikan tindakan medis.
2) Membuat rekam medis pasien.
3) Menjelaskan/memberikan Informed Consernt (persetujuan/penolakan
rujukan)
4) Membuat surat rujukan pasien rangkap 2, lembar pertama dikirim ke
tempat rujukan bersama pasien yang bersangkutan. Lembar kedua
disimpan sebagai arsip.
5) Mencatat identitas pasien pada buku register rujukan pasien.
6) Menyiapkan sarana transportasi
7) Menghubungi rumah sakit yang akan dituju dengan menggunakan
sarana komunikasi dan menjelaskan kondisi pasien.
8) Pengiriman dan penyerahan pasien disertai surat rujukan ke tempat
rujukan yang dituju.
9) Fasilitas pelayanan kesehatan perujuk membuat laporan.
b. Prosedur Administratif:
1) Rumah Sakit yang merawat pasien berkewajiban memberi surat balasan
rujukan (format terlampir ) untuk setiap pasien rujukan yang pernah
diterimanya kepada Puskesmas yang mengirim pasien yang bersangkutan.
2) Surat balasan rujukan dapat melalui keluarga pasien yang bersangkutan dan
untuk memastikan informasi balik tersebut diterima petugas kesehatan yang
dituju, dianjurkan menghubungi melalui sarana komunikasi yang
memungkinkan seperti telepon, handphone, faksimili dan sebagainya.
3) Bagi Rumah Sakit , wajib mengisi laporan Triwulan
Data dan informasi kegiatan rujukan dilakukan analisa sebagai masukan perencanaan
perbaikan sistem rujukan di masing-masing dan antar unit pelayanan kesehatan serta Dinas
Kesehatan baik Kabupaten/Kota maupun Provinsi. Penanggung jawab pelaksanaan kegiatan
monitoring dan evaluasi sistem rujukan adalah Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Peran dan tugas Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan
Provinsi antara lain:
1. Pencatatan
Pencatatan kasus rujukan menggunakan Buku Register rujukan, dimana setiap pasien
rujukan yang diterima dan yang akan dirujuk dicatat dalam buku register rujukan
Alur Registrasi Pasien Rujukan di fasilitas pelayanan kesehatan layanan primer sebagai
berikut:
a. Pasien umum yang masuk melalui rawat jalan (loket - Poliklinik) dan UGD dicatat
pada buku register pasien di masing-masing unit pelayanan. Apabila pasien di rawat,
dicatat juga pada buku register rawat inap.
b. Pasien datang dengan surat rujukan dari Poskesdes/ Pustu/Puskesmas dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya tetap dicatat pada buku register pasien di masing-masing
unit pelayanan dan selanjutnya juga dicatat pada buku registrasi rujukan.
c. Apabila pasien telah mendapatkan perawatan baik di UGD, Rawat Inap dan unit
pelayanan lainnya yang diputuskan untuk dirujuk, maka langsung dicatat pada buku
register rujukan pasien.
d. Setelah menerima surat rujukan balasan maka dicatat tanggal rujukan balik diterima
pada buku register rujukan pasien (kolom balasan rujukan).
e. Pada setiap akhir bulan, semua pasien rujukan (asal rujukan, di rujuk dan rujukan
balasan) dijumlahkan dan dicatat pada baris terakhir format buku register rujukan
pasien dan dilaporkan sesuai dengan ketentuan.
f. Mengumpulkan data dan informasi mengenai kegiatan Pelayanan rujukan yang telah
dilaksanakan di unit pelayanan kesehatannya.
g. Pimpinan unit pelayanan kesehatan ini menyusun laporan pelaksanaan sistem rujukan,
dan kegiatan rujukan pasien.
h. Laporan ini dibuat dan ditandatangani dalam rangkap dua. (Rangkap pertama dari
laporan ini dikirimkan ke Dinas Kesehatan setempat untuk bahan penilaian dari
pelaksanaan sistem rujukan). Rangkap kedua dari laporan ini disimpan sebagai arsip
oleh unit pelayanan kesehatan tersebut.
2. Pelaporan
Secara rutin sarana pelayanan kesehatan Puskesmas dan Rumah sakit melaporkan kasus
rujukan menggunakan format sebagai berikut:
1. P 001
Merupakan laporan rujukan PPK I yg mencakup berbagai kegiatan Rujukan Pasien,
Rujukan Spesimen/Penunjang Diagnostik lainnya
2. Format laporan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan rekapan rujukan
PPK I yg mencakup berbagai kegiatan Rujukan Pasien, Rujukan Spesimen/Penunjang
Diagnostik lainnya
Frekuensi, Periode Laporan dan Format yang digunakan dijelaskan sebagai berikut:
1) P 001
Laporan rujukan Puskesmas yang menggunakan format P 001 dibuat setiap bulan
oleh masing-masing Puskesmas berdasarkan registrasi pasien rujukan, rujukan
spesimen/penunjang diagnostik lainnya dan pengetahuan. Laporan ini dikirim ke
Dinas Kesehatan Kab/Kota paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya.
2) K 001
Merupakan laporan rekapan setiap bulan oleh masing-masing Dinas Kesehatan
Kabupaten/kota berdasarkan laporan Puskesmas pasien rujukan, rujukan
spesimen/penunjang diagnostik lainnya. Laporan ini dikirim ke Dinas Kesehatan
Provinsi setiap triwulan paling lambat minggu pertama triwulan berikutnya.
3) R 001Tabel
Laporan kegiatan rujukan pasien yang mengunakan formulir R 001 dibuat setiap
triwulan oleh masing-masing Rumah Sakit berdasarkan kompilasi pencatatan
harian /register pasien rujukan setiap bulan. Laporan ini disampaikan paling lambat
tanggal 5 bulan pertama triwulan berikutnya dan dilaporkan jadi satu dengan data
kegiatan pelayanan rawat inap rumah sakit.
Seluruh laporan/format monitoring dan evaluasi dibuat rangkap 2 (dua), 1 (satu)
rangkap untuk dilaporkan dan 1 (satu) rangkap sebagai tertinggal/arsip.
BAB V
PENUTUP
TTD perujuk
2.Formulir Rujukan balik
Rujukan balik No.telp: No.Fax:
Nama fasiltas
kesehatan :
Dibalas oleh : Nama : Tanggal :
Orang yang Jabatan : Spesialisasi :
mengisi form ini
Initiating vacility
:
Nama & alamat
Nama pasien
No. Identitas Usia Jenis Kelamin: L P
Alamat pasien
Pasien ini Pada tanggal :
diterima oleh :
(Nama dan
spesialisasi)
Anamnesis
Hasil penemuan
khusus
Diagnosis
Terapi/operasi
Obat yang
diresepkan
Mohon diteruskan
dengan :
(Obat,resep,tindak
lanjut,perawatan)
Dirujuk balik Pada tanggal :
kepada : Nama : Tanda Tangan :