Anda di halaman 1dari 52

Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

BAB VII

PEKERJAAN BETON

7.1 UMUM

Semua pekerjaan beton harus dilaksanakan seperti yang tercantum


pada spsifikasi dan seperti pada gambar dan sesuai dengan petunjuk Direksi
termasuk apabila di lapangan dijumpai sumber-sumber air (spring) maka
harus di tutup dengan beton untuk memperbaiki pondasi. Semua pekerjaan
beton dilaksanakan pada waktu ada Direksi.
Enam puluh (60) hari sebelum pemasangan instalasi atau alat apa saja yang
dipakai untuk pemrosesan, pengerjaan, pengangkutan, penyimpanan dan
penentuan, proporsi material beton, pencampuran dan pengangkutan serta
penempatan beton dan mortar, Kontraktor harus menyerahkan flow chart,
gambar dan penjelasan tertulis agar ada perencanaan yang baik dalam
memproduksi dan menempatkan beton dan mortar yang terkait dengan
Pekerjaan dalam spesifikasi ini.
Sesudah dipasang, maka operasi instalasi fasilitas peralatan dan
penampungan harus sudah disetujui Direksi.
Bila dalam spesifikasi ini memerlukan tipe peralatan khusus yang harus
dipakai atau prosedur tertentu yang harus diikuti, maka Kontraktor dilarang
menentukan kebutuhan peralatan tersebut, kecuali Kontraktor bisa
menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh dengan pemakaian peralatan
dengan alternatif tersebut sama sebagaimana disebutkan dalam spesifikasi.
Kontraktor harus berhati-hati dalam megurangi debit yang mengalir ke sungai
yang mengandung benda-benda yang terapung. Di tempat dimana ada debit
seperti itu Kontraktor harus membangun, memelihara dan mengoperasikan
kolam penenang (setting ponds) atau alternatif lainnya yang mungki
deiperlukan untuk mencegah adanya debit seperti itu.
Peralatan berat, peralatan dan prosedur pelaksanaannya yang telah disetujui
tidak dibenarkan mengubah persyaratan, yang berkenan dengan kualitas
material atau kualitas pekerjaan yang sudah diselesaikan seperti yang
tercantum dalam spesifikasi.
Kontraktor tidak berhak memperoleh biaya tambahan melebihi harga satuan
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan untuk beton
karena terbatasnya batching, mixing, pengangkutan dan penempatan beton
yang diperlukan seperti yang disyaratkan pada spesifikasi.

7.2 SEMEN DAN BAHAN PENCAMPUR (ADMIXTURES)

7.2.1 Semen

Semen yang dipakai pada pekerjaan ini harus berkualitas sama dengan
semen Portland, tipe biasa seperti standar JIS R 5210 atau yang disarankan
ASTM C 150 dan atau yang disarankan oleh Direksi.
Sebelum pemesanan semen, Kontraktor harus memberitahukan kepada
Direksi, mengenai semen yang akan dibeli. Semen harus dikirimkan ke lokasi

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 1
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

disertai dengan mutu pabrik dan sertifikat pengujiannya, yang harus


diserahkan kepada Direksi.
Kontraktor harus menangani dan menyediakan fasilitas penyimpanan yang
memadai untuk semen. “Metal storage bins” di instalasi batching harus tahan
terhadap perubahan cuaca (weatherproof) dan harus dibangun sedemikian
rupa sehingga tidak ada semen yang mati.
Bila Direksi berpendapat bahwa ada semen mati di tempat penyimpanan,
maka tempat penyimpanan tersebut harus dikosongkan dan dibersihkan
setidaknya sekali dalam 4 bulan.
Semen yang dikirim dalam kantong-kantong harus diangkut dengan cara yang
sudah disetujui Direksi dan disimpan di gudang yang tahan angin dan tahan
air dan dibuat sedemikian rupa untuk mencegah penyerapan kelembaban,
dilengkapi dengan fasilitas penyimpanan yang sudah disetujui Direksi dan
diatur sedemikian rupa sehingga Direksi dengan mudah untuk melakukan
inspeksi dan mengidentifikasi pengiriman semen.
Semen harus disimpan di gudang yang lantainya lebih dari 30 cm dari
permukaan tanah, sedemikian pengaturnnya sehingga yang masuk lebih
dahulu nanti dikeluarkan lebih dahulu. Diantara tumpukan semen harus ada
cukup ruang. Dalam satu tumpukan tidak ditempatkan lebih dari 13 kantung,
atau kurang dari 13 kantung seperti yang disarankan Direksi, dan jangka
waktu didalam gudang tidak boleh lebih dari 60 hari. Biaya gudang semen
termasuk harga lump sum seperti yang tertera pada harga kontrak.
Tidak ada semen yang sudah disimpan selama 90 hari atau lebih yang
dibenarkan dipakai untuk Pekerjaan ini, kecuali bila hasil pengujian cukup
memuaskan untuk dipakai pada pekerjaan ini.
Kontraktor harus menjamin bahwa persediaan semen masih cukup. pada hari
pertama setiap bulan Kontraktor harus memberi tahu kepada Direksi
mengenai data sebagai berikut:

- Persediaan semen di lokasi pada setiap akhir bulan


- Pengiriman semen yang diterima bulan itu
- Semen yang dipakai bulan itu.
- Semen yang dibuang atau hilang pada bulan itu dan alasannya.
- Data lain yang diperlukan Direksi.

7.2.2 Bahan Pencampur (Admixture)

Umum

Kontraktor harus menyediakan bahan tambahan beton (bahan


pencampur) untuk menyempurnakan pelaksanaan pekerjaan dan penyelesaian
pekerjaan beton dan mortar. Bahan pencampur yang lain daripada tipe “air
entraining” atau tipe “set retarding” tidak dibenarkan dipakai, kecuali bahan
pencampur “air entraining” dan “set retarding”, Kontraktor harus terlebih
dahulu memberi tahu kepada Direksi darimana asal diperolehnya bahan
pencampur, kemudian melengkapinya dengan informasi teknik dan contoh
pengujiannya setidaknya 90 hari sebelum waktu pemakaiannya.
Semua pengujian untuk bahan pencampur harus dilakukan Kontraktor atas
biayanya sendiri dan hasil uji harus diserahkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan.

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 2
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

Kalau yang dipakai lebih dari satu macam bahan pencampur, setiap bahan
pencampur harus digolongkan pada tempatnya masing-masing dan ditambah
air pencampurnya secara terpisah, sebelum dimasukkan ke mixer.
Banyaknya bahan pencampur pada setiap campuran beton dan bagian
pekerjaan mana yang memakainya akan ditentukan oleh Direksi.
Semua biaya insidentil pemakaian bahan pencampur termasuk dalam harga
satuan beton yang disyaratkan pada harga kontrak.

Bahan Pencampur “Air-entraining”

Bahan pencampur “air-entraining” harus dipakai pada semua beton,


kecuali kalau ada pengarahan dari Direksi. Bahan pencampur tersebut harus
mempunyai konsistensi dan kualitas yang sama pada setiap container dari
satu tempat ke tempat lain.
Banyaknya bahan pencampur air-entraining yang dipakai pada setiap
pencampuran beton adalah sebagai berikut:

Ukuran Agregat Total Eentrained Air


Kasar Maksimum (Prosentase yang disesuaikan dengan
(mm) volume beton)

20 5.0 + 1
40 4.0 + 1
80 3.0 + 1

Kandungan udara pada beton yang berisi agregat 80 mm, harus ditentukan
berdasarkan pecahan beton yang tersisa sesudah semua partikel agregat yang
ukurannya lebih besar dari 40 mm dihilangi dan hasil yang diperoleh harus
sesuai dengan syarat untuk beton berukuran maksimum 40 mm.
Bahan pencampur air-entraining harus dilarutkan menjadi larutan dengan
kandungan zat padat tidak lebih dari 15% berat larutan dengan Ph stabil dan
konstan.
Bahan pencampur pada larutan harus dijaga sehingga kekuatannya tetap
sama (merata) dan harus dimasukkan ke batch dengan porsi yang sesuai
dengan air pencampurannya. Bila peryaratan di atas sudah dipenuhi,
pemakaian air yang mengurangi bahan pencampur yang mengandung bahan
pencampur air-training, diperkenankan.

Bahan Pencampur “Set Retarding”

Merek, asal dan tipe bahan pencampur set retarding harus dipilih
Kontraktor dan diserahkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
Bahan pencampur “set retarding” harus sesuai dengan air-entraining seperti
diuraikan diatas dan harus masukkan dalam batch dan dimasukkan ke beton
dengan cara seperti yang diuraikan di atas seperti penambahan air-entraining
bahan pencampur. Kuantitas bahan pencampur “set-retarding” yang dipakai
harus sesuai dengan petunjuk yang diberikan pabrik, seperti yang disarankan
Direksi.

Penyimpanan Bahan Pencampur


Spesifikasi Teknik
ST - V II- 3
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

Bahan pencampur dalam bentuk cair atau bubuk untuk beton harus
disimpan di gudang anti air (waterproof) yang bisa mencegah penyerapan air.
Gudang tersebut harus diatur sedemikian rupa sehingga material yang
dipergunakan dalam urutan seperti waktu datangnya material tersebut di
lokasi. Bila ada bahan pencampur yang sudah kadaluarsa, containernya harus
ditandai dengan jelas. Untuk menjamin kelancaran penempatan beton maka
harus ada cukup persediaan bahan pencampur di gudang.

7.3 AGREGAT

7.3.1 Umum

Material yang dipakai untuk menghasilkan agregat halus dan kasar


diperoleh dari quarry site atau borroew area di dasar sungai seperti pada
gambar atau dari lokasi lain yang disarankan Direksi.
Dari pengujian sampel oleh direksi yang diambil dari borrow area untuk pasir
dan kerikil, menunjukkan bahwa sampel tersebut mengandung material yang
cocok untuk agregat kasar dan halus, tetapi kualitas material yang diperoleh
dari borrow area harus ditentukan oleh Kontraktor.
Kontraktor tidak disyaratkan untuk membayar dengan cara royalti atau cara
lain untuk material yang diambil sendiri dari quarry site atau borrow area dan
dipakai pada pada pekerjaan dalam spesifikasi ini. Perstujuan Direksi
mengenai pemakaian material oleh Kontraktor dari quarry site atau borrow
area, tidak boleh ditafsirkan sebagai persetujuan untuk semua material yang
diambil dari quarry site atau borrow area, dan Kontraktor harus bertanggunga
jawab atas kualitas semua material yang dipakai untuk pekerjaan ini.
Bila material untuk agregat harus diperoleh selain dari borrow area ataupun
quarry site, Kontraktor harus menyerahkan sampel/contoh masing-masing
sebanyak 50 kg untuk agregat halus dan kasar untuk dipakai pada pekerjaan
ini, setidak-tidaknya 3 bulan sebelum material tersebut diperlukan. Biaya
untuk pengujian tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
Bila material diambil dari lokasi selain borrow area dan quarry site, Kontraktor
harus melakukan pembersihan tumbuh-tumbuhan, akar-akaran, rerumputan
dan lempung serta pasir dan kerikil yang tidak memadai, batuan lapuk dann
batuan yang tidak memadai serta benda-benda lain dari permukaan di mana
diperoleh material untuk agregat.
Lokasi dimana diambilnya material untuk agregat harus dioperasikan agar
tidak mengurangi manfaat atau nilai material lainnya.
Material yang dipindahkan dari lokasi tersebut dan tidak dimanfaatkan dalam
pekerjaan harus ditumpuk sesuai saran Direksi.
Pemrosesan material termasuk pemecah, pemisahan, pencucian,
pencampuran dan sebagainya untuk menghasilkan agregat halus dan kasar
yang sesuai dengan persyaratan spesifikasi dengan cara yang disetujui
Direksi. Air yang digunakan untuk mencuci agregat harus bebas dari zat-zat
organik, alkali, garam-garaman dan kotoran yang lain.
Sesudah dicuci, agregat yang halus harus ditumbuk dan dibiarkan kering
setidaknya selama 7 jam dan kemudian ditangani sedemikian rupa sehingga
pasir yang dibawa alat pencampur (batching plant) sama (rata) dan kadar

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 4
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

airnya stabil. Permukaan dari tempat penyimpanan (stockpile) pasir harus


kering. Penanganannya tidak termasuk permukaan pasir pada alat pencampur
(batching plant).
Biaya untuk menghasilkan agregat seperti yang diperlukan di spesifikasi ini
harus termasuk semua biaya penggalian, penanganan, pemrosesan,
pengangkutan dan penyimpanan material. Kontraktor tidak berhak
mendapatkan biaya tambahan untuk material yang terbuang yang berasal dari
quarry site, borrow area atau lokasi lain yang disetujui Direksi, termasuk
material yang telah dipecah dan material dengan ukuran lebih besar yang
diperlukan agregat yang harus dipisahkan oleh Kontraktor, dan material
dengan ukuran melebihi di atas harus dibuang.

7.3.2 Agregat Halus

Istilah agregat halus dimaksudkan untuk memberi istilah agregat


dengan partikel maksimum 5 mm. Agregat halus untuk beton, mortar dan
grout harus disediakan Kontraktor.
Direksi akan melaksanakan pengujian untuk pengetesan agregat halus dan
Kontraktor harus menyediakan dan memasang fasilitas yang disetujui Direksi
dalam menyediakan sampel untuk pengujian. Pengujian dilakukan sesuai
dengan yang tercantum pada pasal 7.7
Agregat halus harus terdiri dari pecahan batuan keras, padat, tahan lama dan
tidak dicat dengan gradasi memadai dan harus bebas kotoran, debu, lempung
atau zat organik lain atau material lain yang tidak diperlukan. Kadar air
agregat halus yang dibawa ke batching plant dapat bervariasi tidak lebih dari
1,0% dalam waktu 1 jam dan tidak boleh bervariasi melebihi 3,0% dalam
waktu kerja 1 shift.
Agregat halus harus terdiri dari partikel yang bentuknya disetujui Direksi.
Agregat halus, seperti yang sudah digolongkan, harus dipilih dengan tepat dan
harus sesuai dengan batas-batas di bawah ini tetapi bisa bervariasi bila ada
saran dari Direksi. Kontraktor tidak berhak mendapatkan biaya tambahan.

Persentasi standart untuk berat material


Ukuran ayakan (mm)
yang lewat padamasing-masing ayakan

10.00 100
5.00 90 – 100
2.50 80 – 100
1.20 50 – 90
0.60 25 – 65
0.30 10 – 35
0.15 2 - 10

Modulus kehalusan untuk agregat halus berkisar antara 2.5 dan 3.3.

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 5
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

Persentasi zat yang merugikan pada agregat halus tidak melebihi nilai berikut:

Uraian Persentasi Berat


Gumpalan lempung 1.0
Material yang lewat saringan 0.088 m 3.0 *)
Material yang tertinggal pada saringan 0.5
0.297 mm dan terapung yang mempunyai
berat jenis 1.95

*) Bila material lebih halus dari pada mata saringan berukuran 0.088 mm,
terdiri dari debu batuan yang bebas dari lempung atau pasir, persentasi ini
bisa ditingkatkan menjadi 5.0.

Besarnya persentasi benda-benda yang mengganggu seperti yang dibawa ke


mixer tidak boleh melampaui 3% beratnya atau 5% pada kedalaman seperti
*).
Agregat halus mungkin ditolak bila mengeluarkan warna lebih gelap daripada
standar di pengujian colorimetric untuk kotoran-kotoran organik.
Hilangnya agregat halus karena 5 siklus pengujian sodium sulfat, tidak boleh
melebihi 10%.
Gradasi agregat halus harus diawasi sehingga saat kapan saja modulus
kehalusan setidaknya dari 9 atau 10 sampel penguji yang bertaraf agregat
halus, bila diambil setiap jam sekali, tidak meebihi 0.20 modulus kehalusan
rata-rata dari 10 sampel yang diuji.
Bila agregat dari sumber yang berlainan diuji pada molen pada saat sama,
harus dicampur sedemikian rupa sehingga pengklasifikasiannya sama dalam
pencampuran berikutnya.

7.3.3 Agregat Kasar

Istilah agregat kasar dipakai untuk agregat yang ukuran nominalnya 5


mm dan digradasikan mulai dari 5 mm sampai ukuran terbesar seperti yang
diperlukan dalm pekerjaan. Agregat kasar untuk beton harus disediakan
Kontraktor dan agregat tersebut harus terdiri dari tipe agregat buatan pabrik,
kecuali bila ada saran lain dari Direksi.
Seperti tercantum pada sub bab 7.7, Direksi akan melaksanakan pengujian
agregat kasar dan Kontraktor menyediakan dan memasang fasilitas yang
sesuai dengan pengarahan Direksi untuk melakukan pengujian cntoh.
Pengujian ini dilakukan sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada sub
bab 7.7.
Agregat kasar harus bersih, keras, baru, tidak lapuk, berbentuk baik, padat,
tidak dicat dan bebas dari partikel-partikel yang panjang atau datar, zat-zat
organik atau material lain yang mengganggu.
Gradasi agregat kasar (persentasi standarnya dengan melewatkan berat air ke
mata saringan) harus seperti di bawah ini, tetapi bila bervariasi bila ada saran
Direksi dan bila ini yang menjadi keputusan Direksi, Kontraktor tidak berhak
mendapatkan biaya tambahan:

Saringan untuk agregat kasar (mm)

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 6
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

Ukuran 80 – 60 40 – 5 20 – 5
ayakan (mm)

100 100 - -
80 100 – 90 - -
60 70 – 45 - -
50 - 100 -
40 15 – 0 100 – 95 -
30 - - -
25 - - 100
20 5.0 70 – 35 100 – 90
15 - - -
10 - 30 – 10 55 – 20
5 - 5–0 10 – 0
2.5 - - 5–0

Banyaknya zat yang merugikan pada agregat kasar tidak boleh melampaui
batas-batas yng tertera berikut:

Uraian Persentasi Berat

Gumpalan lempung 0.25


Partikel halus 5.00
Material yang lewat saringan 0.088 1.00*)
Material yang terapung dengan berat jenis 5.00
2.0

Bila material lebih halus dari saringan 0.088 mm terdiri dari debu
batuan yang bebas dari lempung atau silt, maka persentasi berat bertambah
hingga 1.5.
Besar persentasi benda yang merugikan berukuran berapapun, seperti yang
terbawa ke mixer, beratnya tidak boleh melampaui 5% dari berat benda
tersebut.
Agregat kasar ditolak, bilamana:
Bagian yang hilang mempunyai gradasi mlampaui 10% berat pada 100 bahan
uji, atau 40% beratnya pada 500 bahan uji, dengan menggunakan pengujian
abrasi Los Angeles.
Berat agregat yang hilang lebih dari 12% berat, bila diuji dengan sodium
sulfat 5 siklus untuk mengetahui bagus tidaknya.
Persentasi berat partikel yang bentuknya kurang memadai, lebih dari 60%.
Partikel dianggap kurang baik bila dimensi maksimumnya lebih dari 3 kali
dimensi minimumnya.

Agregat kasar harus disaring dengan “vibrating screens” dinaikkan ke “rock


crushing plant” atau bila sesuai dengan pendapat Kontraktor, screens bisa
dinaikkan di tanah yang berdekatan dengan crushing plant. Pemisahan

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 7
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

agregat kasar menurut ukuran seperti pada spesifikasi, sesudah finish-


screening, adalah sebagai berikut, kalau agregat diuji dengan saringan seperti
tabel berikut; material yang lolos dari mata jaring tidak lebih dari 2%
beratnya dan semua material harus lolos mata saringan.

Ukuran Ukuran Saringan (segiempat)


Agregat (mm) Untuk pengujian Untuk pengujian
undersize oversize

10 ASTM No. 5 11 mm
20 7 mm 22 mm
40 16 mm 44 mm
80 32 mm 88 mm

7.4 AIR

Air yang dipakai untuk beton, grouting dan mortar untuk pencucian
agregat dan untuk pembahasan beton harus betul-betul bersih dan bebas dari
lumpur, zat-zat organik, penyimpanan air yang memadai harus disediakan
untuk pelaksanaan penempatan beton secara kontinyu.

7.5 CAMPURAN BETON

7.5.1 Komposisi

Beton harus terdiri dari semen Portland, air, agregat halus dan kasar
dan bahan pencampur yang sudah dispesifikasikan, semuanya dicampur dan
diaduk sampai mencapai ketetapan yang tepat.

7.5.2 Proporsi Pencampuran dan Klasifikasi Beton

Proporsi pencampuran beton harus ditentukan Direksi sehingga


menghasilkan beton yang awet dan mempunyai kekuatan beton yang sepadan
dengan waktu dan tingkatan pembebanan, karena pertimbangan kondisi
tegangan, alam terbuka dan sebagainya.
Diharapkan beton mempunyai variasi dari beton masa dengan ukuran agregat
maksimum 40 mm sampai 20 mm.

Direksi akan menyediakan proporsi campuran setiap waktu selama


pelaksanaan. Proporsi campuran beton yang baik untuk beberapa kelas beton,
adalah sebagai berikut:

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 8
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

Ukuran Tegangan minimum Kandungan


Class Aggregat pada umur 28 hari semen
Maksimum
(mm) (kg/cm2) (kg/m3)
K-350 20 350 420
K-250 20 250 375
K-225 20 225 350
K-225 40 225 330
K-175 20 175 300
K-175 40 175 280
K-125 20 125 250
K-125 40 125 230

Tanpa terbatas pada kandungan semen seperti tabel diatas, Direksi


dapat memilih tipe dengan kandungan semen lain selama pelaksanaan
Pekerjaan dan Kontraktor tidak berhak mendapatkan biaya tambahan untuk
ini.
Perbandingan untuk proporsi campuran air dan semen yang tepat akan
ditentukan Direksi agar beton mempunyai “workability”, kepadatan,
impermeabilitas dan keawetan (durability) serta kekuatan, tanpa
mempergunakan semen terlalu banyak.

Disain tegangan tekan beton seperti pada Gambar, dan bila yang diutamakan
dalam kriteria dalah kekuatan beton, maka proporsi beton harus sedemikian
rupa sehingga 80% dari hasil tegangan tekan, sama atau lebih besar dengan
tegangan rencana yang disyaratkan.
Ketentuan proporsi pencampuran oleh Direksi tidak berarti Kontraktor bebas
dari tanggung jawab menghasilkan dan mendapatkan beton yang sesuai
dengan persyaratan yang dibutuhkan, sebelum pencampuran beton untuuk
bangunan, Kontraktor harus merasa yakin bahwa proporsi pencampuran beton
yang ditentukan Direksi bisa menghasilkan beton yang sesuai dengan
persyaratan yang diperlukan.
Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi apabila ada kebratan
mengenai proporsi pencampuran dan harus menyerahkan kepada Direksi
proporsi alternatifnya untuk mendapatkan persetujuan dan bila sudah
disetujui, harus dipakai untuk menghasilkan beton. Kontraktor tidak berhak
mendapatkan biaya tambahan bila ada penambahn proporsi pencampuran.
Ukuran agregat kasar maksimum pada beton adalah ukuran terbesar seperti
yang disyaratkan, yang pemakaiannya dari konsolidasi beton, dengan vibrasi,
kecuali kalau ditunjukkan dalam Gambar atau disarankan oleh Direksi.

7.5.3 Kandungan Air dan Slump

Banyaknya air ang dipakai pada beton, harus diatur Direksi, yaitu dalam
batas-batas yang ditentukannya untuk perbandingan air dan semen yang
diperlukan untuk memperoleh beton yang baik, dengan mempertimbangkan
efek pemakaian bahan pencampur yang disyaratkan.
Air yang ditambahkan untuk megkompensasi agar beton mengeras pelan-
pelan sebelum digunakan. Beton yang dihasilkan dari batch ke batch harus
rata.

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 9
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

Tes Slump harus dilakukan pada beton yang disimpan, tetapi sebelum beton
dikonsolidasi. Direksi mungkin memrlukan beton dengan slump lebih sedikit
agar bisa segera berkonsolidasi dengan cepat di tempatnya dengan divibrasi.
Direksi akan menentukan slump yang sudah disepakati untuk setiap kelas
beton, dan Kontraktor harus mematuhinya.

7.6 CAMPURAN PERCOBAAN

Enam puluh (60) hari sebelum dimulainya pekerjaan beton permnen,


Kontraktor harus melaksanakan campuran untuk percobaan ntuk setiap beton
seperti yang disyaratkan di bawah pengawasan Direksi, dengan menggunakan
semua agregat, batching plant, dan concrete mixing plants, yang disediakan
untuk melaksanakan pekerjaan ini. Trial mix seperti itu harus berlangsung
terus samapi beton sesuai dengan spesifikasi.
Untuk pelaksanaan trial mix dan pekerjaan yang berkait, tidak ada biaya
tambahan, kecuali penyediaan dan pemasangan alat pengujian, sudah
termasuk pada harga satuan beton, pada Daftar Kuantitas dan Harga
Pekerjaan.

7.7 PENGUJIAN BETON DAN MATERIAL BETON

Contoh dan pengujian material beton, beton baru dan beton keras,
harus dilakukan Kontraktor di bawah pengarahan Direksi, sesuai dengan
standar JIS atau ASTM atau semacamnya. Uji agregat beton, beton baru dan
beton keras, termasuk, tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:

UJI PADA BETON NOMOR STANDAR

Sampling beton JIS A 1115 – 75 (ASTM C 172)


Tegangan tekan JIS A 1108 – 76 (ASTM C 39)
JIS A 1132 – 63 (ASTM C 192)
Slump JIS A 1101 – 75 (ASTM C 143)
Kandungan Udara JIS A 1118 – 75 (ASTM C 231)
Berat jenis JIS A 1116 – 75 (ASTM C 138)

UJI PADA AGREGAT NOMOR STANDAR

Material lolos saringan 0.088 mm, JIS A 1103 – 64 (ASTM C 117)


atau saringan No. 200
Kelembaban permukaan JIS A 1111 – 76
Kotoran zat JIS A 1105 – 76 (ASTM C 40)
Sodium sulphate Soundness JIS A 1122 – 76 (ASTM C 88)
Gradasi agregat JIS A 1101 – 76 (ASTM C 136)
Penyimpangan Los Angeles JIS A 1121 – 54 (ASTM C 131)
JIS A 1121 – 54 (ASTM C 535)
Berat Jenis JIS A 1104 – 64 (ASTM C 29)
Specific gravity dan penyerapan JIS A 1109 – 76 (ASTM C 127)
JIS A 1110 – 76 (ASTM C 128)

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 10
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

Kontraktor harus melakukan pengujian beton secara rutin untuk


menentukan tegangan tekan, slump, kandungan udara dan berat jenisnya.
Banyaknya dan frekuensi pengujian beton baru harus seperti yang dianjurkan
Direksi setiap saat dan pengujian dilakukan 2 kali untuk setiap kelas beton,
yang ditemaptkan selama penugasan.
Kalau keadaannya lain, misalnya kalau kalau kadar air agregat halus naik
turun, maka diperlukan pengujian beton baru yang lbih sering dan Kontraktor
tidak berhak mendapatkan biaya tambahan, karena sampel atau pengujian
tambahan untuk beton baru di lokasi manapun, harus sesuai saran Direksi.
Hasil pengujian tersebut secara rutin harus diserahkan Direksi dalam bentuk
dan interval seperti yang disarankan Direksi.
Direksi harus melakukan tes material beton, beton baru dan beton keras bila
dianggap perlu, dan Kontraktor harus membantu Direksi untuk pelksanaan
tes.

Tegangan tekan beton harus ditentukan dengan tes silinder yang


tingginya 30 cm dan diameternya 15 cm. Beton yang mengandung agregat
yang lebih kasar dari 40 mm harus diayak dalam keadaan basah untuk
menghilangkan partikel yang lebih besar sebelum pemakaian sillinder.
Kontraktor harus menyediakan alat-alat, fasilitas, material dan tenaga kerja
yang diperlukan untuk membuat, menangani dan membuang sisa-sisa sampel
yang diuji seperti yang disyaratkan di sini.
Sampel yang diperlukan adalah semua bahan beton yang harus ditempatkan.
Batching plant harus dilengkapi dengan alat-alat untuk sampel dan fasilitas-
fasilitas yang sudah disetujui Direksi dalm mendapatkan sampel air, es (bila
perlu), semen, agregat dan bahan pencampur beton.
Alat-alat seperti itu sering dipergunakan dan harus didesain sedemikian rupa
sehingga contoh/sampel material yang diperlukan bisa diperoleh dengan
kerusakan minimal.
Kontraktor harus menanggung semua biaya yang terkait dengan penyediaan
fasilitas untuk sampel, tenaga kerja dan sampel yang diambil dan tidak berhak
mendapatkan biaya tambahan bila ada kelambatan atau biaya penyediaan
sampel.
Untuk sampel material yang diuji, tidak ada pembayaran khusus, tetapi biaya
pemeliharaan dan operasi laboratorium di lapangan dan untuk pengujian
material beton, termasuk biaya lump sum seperti tercantum pada Daftar
Kuantitas dan Harga Pekerjaan.
Selain Kontraktor harus menyediakan laboratorium di lapangan. Kontraktor
juga harus menyediakan ruang yang terkunci, ruang anti cuaca, ruang anti
debu, ruang kedap suara di lokasi batching plant, untuk digunakan oleh
Direksi. Luas ruangan harus sesuai saran Direksi dan harus berdekatan
letaknya dengan peralatan (plant). Ruangan tersebut harus dilengkapi dengan
meja sesuai dengan saran Direksi yang sudah dilengkapi pula dengan bak
yang dihubungkan dengan saluran pembuangan, sistem penyediaan air,
tenaga listrik dan lampu. Garis besar perencanaan dan lokasi ruangan harus
diserahkan pada Direksi untuk mendapatkan persetujuan semua biaya yang
terkait dengan penyediaan ruangan termasuk dalam biaya lump sum untuk
laboratorium lapangan seperti tertera pada Daftar Kuantitas dan Harga.

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 11
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

7.8 BATCHING

Kontraktor harus memasang, memelihara dan mengoperasikan alat


batching untuk menentukan dan mengontrol ketelitian mengenai banyaknya
material, termasuk air, semen, bahan pencampur, agregat halus dan kasar
yang dipakai pada beton.
Banyaknya air, semen, agregat, halus dan kasar harus ditentukan Direksi
dengan menimbangnya. Banyaknya bahan pencampur “air entraining” harus
ditentukan dengan mengukur volume pada dispenser atau ditimbang dengan
alat lain, dinaikkan sehingga tidak ada getaran alat pada saat batching plant
dijalankan dengan segala kondisi.
Bak pada batching plant harus dibangun sehingga bisa membersihkan secara
otomatis pada waktu turun baik diturunkan sampai betul-betul kosong,
setidaknya 3 kali seminggu. Material harus diendapkan pada bak dengan
segera melalui pintu pengeluaran. Agregat kasar harus diendapkan pada bak
dengan segera melalui pintu pengeluaran. Agregat kasar harus diendapkan
pada bak dengan segera melalui tangga batu dengan jarak dimana agregat
jatuh, lebih dari 1.5 m.
Alat untuk membawa material yang dicampur dari batcher atau hopper
kemixer harus dibuat, dipelihara dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga
tidak ada pengotoran material campuran pada batching plant. Alat yang tidak
sesuai dengan persyaratan ini harus diubah atau diganti dengan alat yang
sudah disetujui Direksi.
Pelaksanaan dan ketelitian untuk penimbangan dan alat pengukuran harus
dipelihara dengan ketelitian 0.4% dengan skala kapasitas. Alat tersebut harus
bisa langsung disetel untuk mengetahui variasi berat dengan beberapa
kandungan kelembaban agregat dan memberikann perubahan-perubahan
pada proporsi campuran beton.
Alat batching harus dipelihara dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga
ketidaktelitian dalam mengukur material tidak lebih dari 1% untuk air dan
bahan pencampur air-entraining dan 3% untuk semen dan agregat. Semen
dan air akan ditimbang pada container tersendiri dan masing-masing beratnya
ditunjuk kepada skala yang berbeda.
Kontraktor harus melakukan pengujian secara periodik dengan melakukan
pengukuran pada pengoperasian batching dengan mempergunakan timbangan
pengujian standar atau alat penunjang yang lain untuk memeriksa
pengoperasian setip timbangan atau alat ukur yang lain. Pengujian tersebut
harus dilaksanakan dengan dihadiri Direksi dan pengujiannya harus dapat
membuktikan ketelitian alat ukur. Pengujian alat-alat untuk pelaksanaan
pekerjaan harus dilakukan sekali setiap bulan, kecuali kalau ada pengarahan
dari Direksi, Kontraktor harus melakukan penyetelan, perbaikan atau
penggantian bila perlu, sesuai dengan persyaratan ketelitian pengukuran.
Cara kerja pada alat batching harus dilakukan sehingga tidak terjadi
kebocoran bila katup ditutup.
Peralatan batching harus dioperasikan dan dipelihara sedemikian rupa
sehingga mencegah adanya debu pada peralatan pada waktu pengukuran dan
keluarnya cmpuran material.
Gerobak untuk menimbang harus dibuat sehingga material yang berlebihan
beratnya mudah dihilangkan, dengan toleransi seperti disyaratkan disini.

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 12
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

Apabila agregat tercemar debu, maka agregat tidak boleh dicampur untuk
beton atau mortar.

7.9 PENCAMPURAN

Bahan beton harus dicampur dengan baik pada bak pencampur sampai
rata sehingga sampel beton yang diambil mulai keluarnya campuran yang
pertama sampai terakhir, agar sesuai dengan persyaratan berikut:

Slump dari 2 sampel tidak berbeda 25 mm


Kandungan udara dari 2 sampel tidak berbeda lebih dari 1% dari rata-rata
berat sampel
Berat jenis mortar dari 2 sampel tersebut, tidak berbeda melebihi 1% dari
rata-rata berat sampel
Berat jenis agregat kasar dari 2 sampel yang volume masing-masingnya 50
liter, tidakboleh berbeda melebihi 8% dari berat rata-rata 2 sampel

Beton yang dicampur dengan tangan tidak boleh dipakai untuk bangunan
permanen dan bila digunakan pada bangunan sementara, harus mendapat
persetujuan Direksi.

Kecuali diperintahkan Direksi, pencampuran pada masing-masing bak harus


kontinyu dan tidak boleh lebih atau kurang dari 3 kali jumlah menit berikut:

Kapasitas mixer (m3) Waktu mencampur


(menit)

3 sampai 2 2.5
2 sampai 1.5 2
1.5 atau kurang 1.5

Lamanya untuk pencampuran harus ditentukan oleh Direksi sesudah


melaksanakan pengujian efisiensi mixer, yang didasarkan atas perbandingan
sampel yang daimbil mulai dari keluarnya campuran yang pertama sampai
terakhir seperti diuraikan pada awal bab ini.
Lamanya pencampuran minimal seperti yang disyaratkan, tergantung kepada
kondisi material yang dimasukkan ke bak pencampur, sehingga menghasilkan
pencampuran yang efisien dn memudahkan operasi pencampuran dengan
kecepatan yang ditetapkan.
Direksi mempunyai hak untuk mentukan waktu pencampuran atau batas-
batas ukuran bak (batch) kalau operasi pengisian dan mixing gagal
menghasilkan batch beton yang sesuai dengan yang diperlukan dan dengan
pencampuran yang baik. Beton, begitu lepas dari mixer harus rata
komposisinya dan konsistensi dalam batch dan dari batch ke batch, kecuali
bila diperlukan perubahan dalam komposisi ataupun konsistensi.
Air harus ditambahkan sebelum, selama dan sesudah pelaksanaan pengisian
mixer. Tidak diperbolehkan adanya kelebihan sehingga mmerlukan tambahan

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 13
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

air untuk memperoleh konsistensi beton yang diperlukan. Beton yang berada
pada mixer lebih dari 1 jam, hrus dibuang.
Bak pencampur (mixer) yang tidak memenuhi persyaratan pasl ini harus
segera diperbaiki atau diganti. Bak pencampur harus diisi sesuai dengan
kapasitasnya atau sesuai dengan ukuran batch, yang dtentukan sesuai dengan
persyaratan pasal ini kecuali kalau mencampur mortar atau beton untuk
penempatan beton. Bak pencampur tidak boleh diisi lebih dari kapasitas yang
ditentukan kecuali atas pengarahan direksi, tetapi kalau terjadi hal seperti di
atas, maka bak pencampur harus dilengkapi dengan pengatur waktu dan
pemberi tanda yang menunjukkan dan memastikan bahwa periode
pencampuran berakhir.

7.10 PENGECORAN

7.10.1 Umum

Pengecoran beton belum bisa dilaksanakan sampai pemasangan


bekisting diselesaikan dulu oleh Kontraktor dan sudah disetujui Direksi.
Pengecoran beton tidak boleh dilakukan pada waktu turun hujan atau pada
waktu air menggenang kecuali ada saran dari Direksi, tetapi kalau terlanjur,
beton harus ditempatkan pada air yang mengalir.
Fasilitas komunikasi antara peralatan pencampur dan lokasi pengecoran harus
disediakan, dioperasikan dan dipelihara oleh Kontraktor bila Direksi sudah
menyetujui. Untuk ini tidak ada biaya tambahan bagi Kontraktor.

7.10.2 Persiapan untuk Pengecoran

Sebelum dilaksanakan pengecoran, semua prmukaan dimana beton


akan dicor, harus dibersihkan dari minyak, lumpur, zat organik, potongan-
potongan kayu, pecahan batuan dari reruntuhan atau batuan lepas atau
material berbahaya lainnya, dengan menggunakan “air water jet” dengan
kecepatan tinggi atau alat lain seperti disarankan Direksi.
Semua permukaan bekisting dan material yang melekat dengan mortar kering
atau material grouting dari beton yang ditempatkan lebih dulu, harus bersih
dari mortar atau material grouting sebelum beton yang berdekatan
ditempatkan.
Permukaan pondasi batuan harus dilembabkan dengan baik sebelum beton
ditempatkan, dan air yang menggenang harus dihilangkan.
Permukaan tanah atau pondasi pasir dan kerikil dimana beton akan
ditempatkan harus bebas dari air yang menggenang atau air yang mengalir,
perca-perca kayu atau material lainnya yang dianggap mencemari. Untuk
tanah atau pondasi pasir dan kerikil, kondisinya harus lembab sebelum beton
diempatkan.
Permukaan “construction joint’” yang berhubungan dengan pengecoran beton
baru atau mortar baru harus bersih dan lembab dengan cara yang disetujui
Direksi. Pembersihan ini harus terdiri dari penghilangan semua adukan semen
atau mortar yang mengering dan dari segala kotoran. Permukaan sambungan
dari beton lama dimana beton baru harus ditempatkan, harus idkasarkan
dengan mengelupas (chipping) atau dengan cara lain lalu dibiarkan lembab

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 14
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

dimana jangka waktunya ditentukan Direksi, sebelum menempatkan beton


kayu.
Permukaan “construction jont” harus benar-benar bersih terhadap tambahan
beton atau material yang lain, dengan mengerik, mengelupas atau dengan
cara lain yang disetujui Direksi. Sambungan akan diberi campuran cat
pelindung seperti saran Direksi, untuk mencegah pengikatan dengan beton
yang ditempatkan pada sisi sambungan yang lain.

7.10.3 Suhu Beton pada Waktu Pengecoran

Suhu beton pada waktu pengecoran tidak boleh melebihi 35 oC. Bila
perlu, Kontraktor mempertahankan suhu beton di bawah 35 oC saat
pengecoran beton dan Kontraktor harus memakai cara yang efektif untuk
pendinginan agregat, mendinginkan air pencampur, pengecoran di malam hari
atau cara apa saja yang disarankan Direksi.
Kontraktor tidak berhak mendapatkan tambahan biaya seperti disyaratkan
pada pasal ini.
Bila beton di cor pada saat cuaca dengan suhu beton melampaui 35 oC sesuai
saran Direksi, Kontraktor harus menggunakan “water-reducing admixture”,
tipe set-retarding, untuk mengurangi efek yang kurang baik bagi beton, yang
disebabkan suhu tinggi.

7.10.4 Alat untuk Pengangkutan dan Pengecoran Beton

Cara dan alat yang dipakai untuk mengangkut dan mengecor beton dan
waktu yang hilang selama pengangkutan tidak boleh menyebabkan segregasi
agregat kasar, turunnya slump sampai lebih dari 25 mm atau hilangnya
kandungan udara sebelum konsolidasi sampai lebih dari 1% pada waktu beton
di cor pada pekerjaan.
Bila beton diangkut dan/atau di cor dengan alat seperti di bawah ini, alat
tersebut harus dipasang dan ditangani sebagai berikut:

Agitator Truck
Kecepatan drum yang bergerak harus antara 2 sampai 4 putaran per
menit. Volume campuran beton di drum tidak dibenarkan, apabila melebihi
volume yang disarankan pabriknya atau melampaui 70% volume drum. Truk
untuk mengangkutnya harus disetujui Direksi.
Interval antara memasukkan air ke drum pencampur dan mengeluarkan beton
dari agitator tidak boleh melbihi 1 jam. Pada interval ini, campuran harus
terus digerakkan dengan kecepatan tersebut di atas.

Non-Agitator Truck
Bodi non-agitator truck harus halus dan kedap air, dan harus ada tutup
bila diperlukan untukmelindunginya dari air hujan.
Non-agitator truck harus membawa beton lokasi pekerjaan, yaitu beton yang
dicampur dengan baik dan rata. Beton dianggap rata pencampurannya bila
sampel dari seperempat beban, mempunyai slump tidak lebih dari 2.5 cm.
Pengecoran beton harus rampung dalam 1.0 jam sesudah memasukkan air
pencampur pada semen dan agregat.

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 15
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

Chutes
Secara garis besar, pengangkutan beton dengan mempergunakan
“chute” (terjunan) tidak dibenarkan, kecuali bila ada saran dari Direksi. Bila
disetujui, chute harus punyai potongan (profil) dengan sudut bulat dan
kemiringannya harus bagus sehingga beton mengalir dengan lancar tanpa ada
segregasi.
Ujung chute bawah harus dilengkapi dengan drop chute, yang tingginya tidak
lebih dari 1.5 m, untuk mencegah adanya segregasi dari beton yang jatuh.
Chute harus terlindung dari sinar matahari langsung.

Pompa beton dan alat cor


Pipa pengangkut harus dipasang sehingga mudah memindahkannya.
Sebelum memulai operasi pompa atau pengecoran, kira-kira 1 m3 mortar
dengan proporsi air, bahan pencampuran/tambahan, semen dan agregat halus
yang sama, seperti yang ditentukan untuk pencampuran beton biasanya,
harus dilewatkan melalui pipa. Pipa ini harus disetel selurus mungkin.

Belt - Conveyer
Pengangkutan beton dengan belt-conveyer tidak dibenarkan kecuali ada
saran dari Direksi. Bila disarankan oleh direksi, belt-conveyer harus dipakai
dengan amat berhati-hati sehingga belt terlindung dari hujan, angin dan sinar
matahari, sehingga pada akhir setiap conveyer dipergunakan gerobak atau
terjunan vertikal, untuk membatasi beton yang jatuh yang ditempatkan
maksimum setinggi 1.5 m.
Rincian lengkap yang terdiri dari katalog pabrik, blue prints dan sebagainya
untuk setiap peralatan-peralatan ini harus dilaksanakan dan dipelihara sesuai
dengan petunjuk pabriknya. Tipe peralatan yang lain dari pada yang
tercantum di atas, harus mendapat persetujuan Direksi, tiga puluh (30) hari
sebelum dipakai.

7.10.5 Pengecoran

Kontraktor harus selalu konsultasi dengan direksi mengenai waktu


pelaksanaan pengecoran beton. Pengecoran beton harus dilaksanakan dengan
disaksikan Direksi.
Beton yang menjadi keras sekali sehingga pengecorannya kurang
meyakinkan, maka beton harus dibuang ketempat yang ditunjukkan Direksi
dan biayanya menjadi beban Kontraktor.
Beton harus ditempatkan langsung ke posisi akhir dan tidak boleh sampai
mengalir sehinggamenyebabkan segregasi.
Beton harus ditempatkan langsung ke posisi akhir dan tidak boleh sampai
mengalir sehingga menyebabkan segregasi. Cara dan alat-alat yang dipakai
dalam pengecoran beton pada bekisting harus baik sehingga agregat kasar
tidak terpisah dari beton. Kontraktor harus mempunyai cara untuk membatasi
dn mengontrol beton yang tidak bisa dipakai, sehingga tidak menyebabkan
segregasi atau beton keras yang dapat mengenai besi tulangan dan bekisting
yang sudah dirakit. Tinggi jatuh beton tidak melebihi 1.5 meter.
Semua beton yang dituangkan harus ditempatkan pada lapisan horisontal
yang ketebalannya tidak melebihi 40 cm.

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 16
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

Pemilik mempunyai hak untuk meminta kedalaman lpisan lebih kecil apabila
lapisan beton setebal 40 cm tidak bisa dicor sesuai dengan persyaratan
spesifikasi. Tinggi satu angkutan pengecoran beton haruslah seperti yang
disarankan Direksi atau seperti pada gambar.
Bila beton dicor secara monolit maka harus diikuti petunjuk sebagai berikut:

Pengecoran beton boleh ditunda tidak kurang dari satu jam atau tidak lebih
dari 3 jam di bagian atas dari bagian yang berbuka dan di bagian bawah,
lantai, pelat dan bagian bangunan yang lain. Bila konsolidasi beton
ditempatkan sesudah penundaan di atas, unit vibrating harus menembus dan
menggetarkan kembali beton yang ditempatkan sebelum penundaan.

60 cm atau lebih dari beton yang ditempatkan sebelum penundaan harus


ditempatkan dengan slump yang rendah dan Kontraktor harus merasa yakin
bahwa konsolidasi beton sudah terlaksana dengan baik.

Permukaan beton dimana terjadi keterlambatan harus dibersihkan dan bebas


dari kotoran bila pengecoran beton dimulai sesudah terjadi kelambatan.

Beton yang dicor di atas bagian yang terbuka dan di dek, lantai, balok, girder
dan bagian-bagian semacamnya harus dicor dengan slump serendah mungkin
dan Kontraktor harus merasa yakin bahwa konsolidasi beton tersebut
terlaksanan dengan baik.

Untuk pekerjaan tersebut Kontraktor tidak berhak mendapatkan biaya


tambahan melebihi harga satuan seperti tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga, karena ada batas-batas pengecoran beton seperti yang
disyaratkan pada pasal ini.

7.10.6 Penambalan/Pengisian

Jika beton ditempatkan monolithically di sekitar permukaan terbuka


yang mempunyai dimensi vertikal yang lebih besar dari 60 cm, atau jika beton
di dalam geladak, plat lantai, batang, balok penopang atau bagian-bagian lain
yang serupa dengan struktur yang ditempatkan monolithically dengan
pendukung beton, konstruksi berikut harus diamati:

Penempatan beton tidak boleh ditunda kurang dari satu (1) jam dan lebih dari
tiga (3) jam pada puncak permukaan terbuka dan pada dasar siku-siku di
bawah geladak, plat lantai, batang, balok penopang atau bagian-bagian lain
yang serupa dari struktur manakala siku-siku ditetapkan tetapi penempaannya
sama sekali tidak boleh ditertunda terlalu lama sehingga beban unit penggetar
tidak akan menekan beton yang ditempatkan sebelum penundaan itu. Pada
saat konsolidasi beton sedang dilaksanakan, penggetaran kembali beton yang
ditempatkan sebelum penundaan.

60 cm terakhir atau lebih dari beton ditempatkan dengan segera sebelum


penundaan terjadi dengan slump serendah mungkin yang dapat dilaksanakan
dan Kontraktor harus memastikan bahwa konsolidasi dari beton dapat
seefektif mungkin.

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 17
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

Permukaan beton (dimana keterlambatan dibuat) harus bersih dan bebas dari
material asing dan lepas pada saat penempatan beton dimulai setelah
penundaan.

Penempatan beton di atas permukaan terbuka dan di dalam geladak, lantai,


batang, balok penopang dan bagian-bagian lain yang serupa dari struktur
harus ditempatkan dengan slump yang terjadi serendah mungkin yang dapat
dilaksanakan dan Kontraktor harus memastikan bahwa konsolidasi dari beton
dapat seefektif mungkin.

Kontraktor tidak berhak atas pembayaran tambahan apapun pada harga


satuan yang ada dalam Daftar Kunatitas dan Harga Pekerjaan untuk pekerjaan
beton dengan alasan dari pembatasan apapun dalam pertimbangan
penempatan beton yang diperlukan di bawah ketentuan bagian ini.

7.10.7 Konsolidasi

Masing-masing lapisan beton harus segera dikonsolidasi dengan alat


yang memadai sehingga beton menjadi padat sampai mencapai kerapatan
maksimum dan tertutup dengan rapi bagi semua permukaan bekisting dan
material yang berdekatan. Lapisan beton berikutnya tidak dicor terlebih
dahulu sampai lapisan yang dicor sebelumnya sudah bagus keadaannya
seperti spesifikasi yang disyaratkan.
Secara garis besar, beton harus dikonsolidasi dengan tenaga listrik atau
tenaga pneumatik, vibrator tipe internal, yang operasinya dengan kecepatan
setidaknya 7000 putaran per menit bila dicelupkan ke beton. Kepala vibrator
harus dimasukkan ke beton secara vertikal, setidaknya 5 cm ke dalam lapisan
di bawahnya. Bila sukar menggunakan internal vibrator, beton bisa
dikonsolidasi dengan external vibrator seperti diuraikan di bawah ini atau
dipadatkan dengan “hand plunger” sesuai saran direksi.
Konsolidasi beton pada bagian-bagian bangunan yang nantinya akan tampak
harus dengan “immersion vibrator” yang bisa pula dipakai sebagai alat yang
bisa membantu dan disarankan Direksi. Bisa menggunakan “heavy duty
vibrator”. Form vibrator ini harus dipasang kuat-kuat pada bekisting pada saat
operasi tetapi vibrator harus bisa segera dibongkar dan dipasang lagi ke posisi
lain pada bekisting dan harus beroperasi dengan kecepatan sedikitnya 8000
putaran/menit.
Pelaksanaan pekerjaan di atas harus sangt berhati-hati sehingga vibrasinya
bisa sistematis sehingga beton betul-betul padat.
Di daerah di mana baru saja ditempatkan beton yaitu pada pada setiap lapisan
dicor terlebih dahulu dan beton sudah mengeras, harus dilakukan vibrasi yang
lebih dari biasanya. Vibrator menembus dalam sekali dengan interval pendek
di sepanjang hubungan ini. Hubungan antara kepala vibrator dengan
permukaan bekisting harus dihindari.

7.11 PEMBASAHAN BETON

Syarat-syarat pembasahan harus diperhatikan setiap saat. Pada cuaca


yang panas dan kering ada bahaya keretakan lebih besar karena adanya

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 18
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

pengeringan yang mendadak. Karena itu Kontraktor harus benar-benar


mematuhi persyaratan seperti berikut ini.
Kontraktor harus melindungi semua beton dari benda-benda yang bisa
merusak atau membahayakan yang bisa menyebabkan pengeringan yang
mendadak atau pembebanan mendadak atau karena vibrasi, sampai beton
betul-betul keras sehingga bisa mencegah kerusakan. Bila memungkinkan,
permukaan beton yang selesai harus dilindungi dari sinar matahari langsung
setidaknya 3 hari sesudah pengecoran.
Semua beton harus dibasahi dengan cara “pembasahan langsung dengan air”
atau “pembasahan dengan diberi karung spoil basah” sesuai dengan
persyaratan spesifikasi disini, kecuali bila beton cetak dibasahi dengan “stream
cured” dengan cara yang sudah disetujui Direksi. Permukaan beton untuuk
“construction joint” harus dibasahi dengan air.
Permukaan dinding atau pelat atau tiang teratas yang tidak dibekesting harus
diembabkan dengan air atau dngan cara lain yang efektif pada saat beton
menjadi keras, sehingga bisa mencegah kerusakan yang disebabkan oleh air.
Permukaan dan kemiringan yang tajam serta permukaan vertikal yang
dibekisting harusbetul-betul lembab, sebelum dan pada saatpembongkaran
yaitu dengan mengaliri permukaan yang dibekisting dan dibiarkan mengalir
turun antara bekisting dan muka beton yang dibekisting. Prosedur ini diikuti
dengan cara “pembasahan langsung dengan air” atau “pembasahan dengan
diberi karung gonibasah”, dengan syarat-syarat sebagai berikut:

Pembasahan langsung dengan air


Beton yang dibasahi dengan air harus tetap basah setidaknya 14 hari
sesudah pengecoran beton, atau sampai tertutup dengan beton yang baru,
yaitu dengan direndam air atau dengan pipa penyemprot atau penyemprot
mekanis atau dengan cara lain yang disarankan Direksi, sehingga semua
permukaan terus menerus dalam keadaan basah, dan air yang dipakai untuk
pembasahan memenuhi syarat-syarat pada sub bab 5.4Pembasahan harus
ditangani sedemikian rupa sehingga mencegah terbentuknya noda pada
permukaan beton yang akan tampak terus.

Pembasahan dengan diberi karung goni basah


Pembasahan dengan cara ini harus dapat menahan air di permukaan
beton. Untuk permukaan yang akan tampak terus diberi “grey pigmented
curing compound”. Curing compound tidak dipakai pada permukaan dimana
diperlukan finishing F3 dan F4.
Curing compound dipakai pada permukaan beton, dengan menyemprotkan
pada satu lapisan sehingga pada semua bagian selaputnya amat rata, dengan
luas permukaan yang harus ditutupi. Bila perlu dilakukan “coat of curing
compound” kedua kali. “Mortar encrustations” dan penutup akhir pada
permukaan dimana finishing F2 yang disyaratkan, harus dibongkar dari
permukaan yang dibekisting, sebelum pemakaian “curing compound”.

Bila “curing compound” dipakai pada permukaan beton yang tidak dibekisting,
pemakaian bahan campurannya harus dimulai segera setelah pelaksanaan
pekerjaan akhir selesai.
Bila “curing compound” dipakai pada permukaan beton yang tidak dibekisting,
permukaan harus dilembabkan dengan sedikit menyemprotkan air setelah

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 19
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

bekisting dibongkar, dan harus tetap basah sehingga permukaan tidak lagi
menyerap kelembaban lebih banyak. Segera apabila kelembaban di
permukaan film hilang tapi permukaan masih tampak lembab, harus
dipergunkan “curing compound”, yang mungkin dipergunakan pada
permukaan yang luas dimana bahan campuran diletakkan pada tepi, sudut
sudut dan di tempat yang kasar dari permukaaan yang dibekisting. Sesudah
pemakaian “curing compound” selesai dan lapisan telah kering bila disentuh,
maka dilakukan perbaikan di permukaan beton. Setiap perbaikan, sesudah
difinishing harus harus dilembabkan dan dilapisai "curing compound”, sesuai
dengan persyaratan.
Peralatan dan cara yang dipakai untuk penanganan “curing compound” harus
disetujui oleh Direksi.
Lalu lintas Kontraktor dan pelaksanaan lainnya harus dapat
mencegahkerusakan lapisan “curing compound” selama 28 hari sesudah
pemakaian “curing compound”.
Bila dalam pelaksanaan tidak mungkin, maka untuk mencegah lalu lintas yang
melewatipermukaan yang baru dilapisi dengan “curing compound”,
“membrane” harus dilindungi, dengan menutupinya dengan pasir yang
tebalnya tidak kurang dari 25 mm, atau dengan cara lain. Penutupan untuk
tujuan melindungi permukaan ini, tidak ditempatkan dulu sampai lapisan
pelindung betul-betul kering. Sebelum penerimaan pekerjaan akhir,
Kontraktor harus menghilangkan semua pasir tersebut dengan cara yang
sudah disetujui Direksi. Bila ada kerusakan pada lapisan pelindung yang
mengelupas dari permukaan beton sesudah 28 hari dipakai, maka harus
diperbaiki tanpa ditunda lagi, dengan cara yang sudah disetujui Direksi.
Tipe “curing compound” yang diusulkan, diperlukan untuk pengambilan
sampel, dan pengetesan harus diserahkan direksi, setidaknya 30 hari
sebelum dipakai. Kecuali bila sampel dan pengetesan disisihkan oleh Direksi,
maka “curing compound” tidak boleh dipakai dulu, kecuali bila sudah dites
oleh Direksi. Kontraktor harus menyediakan, fasilitas-fasilitas dan bantuan
yang diperlukan untuk pengambilan sampel dan pengetesan “curing
compound” atas biaya Kontraktor. Petunjuk yang disediakan pabrik harus
diikuti, dalam penyimpanan, pencampuran dan pemakaian “curing compound”
tersebut.
Selain menyemprot dengan “membrane curing”, lembaran plastik bisa juga
dipakai, terutama pembasahan pada pelat dan semua bntuk konstruksi.
Dalam hal semacam ini, sgera setelah beton mengeras dan terhindar dari
kerusakan, permukaan harus disemprot sedikit dengan air, lalu ditutup
dengan lembaran plastik putih, setebal 4-6 mm. Lembaran tersebut harus
kedap udara dan anti uap untuk mencegah hilangnya kelembaban kedap
udara, dan harus dilakukan dengan hati-hati, dengan memukul-mukul bagian
tepi dan memeperkuatnya dengan lapisan pelindung. Lapisan tersebut harus
dijaga minimum selama 14 hari.
Semua “construction joint” harus trus menerus lembab, yaitu dengan “water
curing” dari waktu-ke waktu sampai tertutup beton. Bila dianggap perlu untuk
mengadakan penundaan pengecoran beton baru diatas construction joint,
maka pembasahan untuk melembabkan permukaan joint harus dihentikan
pada saat pembasahan dianggap kadaluarsa, tetapi bila pembasahan
dihentikan, harus dimulai lagi dalam 48 jam sebelum pengecoran beton baru
pada sambungan itu.

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 20
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

Bila pengkasaran bagianbeton yang membuka belum dilaksanakan sampai


pembasahan menjadi kadaluarsa, maka permukaan bagian yang membuka
harus terus dalam keadaan lembab setidaknya 4 jam sebelum pengisiannya
(filling).
Biaya penyediaan dan pemakaian semua material untuk pembasahan beton,
harus termasuk dalam harga satuan beton seperti tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga Pekerjaan.

7.12 PEKERJAAN BEKISTING DAN FINISHING

7.12.1 Umum

Bila diperlukan atau sesuai saran Direksi, bekisting harus dipakai, untuk
membentuk beton sesuai dengan yang diinginkan. Bila diperlukan, bekisting
harus disanggah dengan kayu penyanggah.
Kontraktor harus menentukan dan mempertimbangkan unsur efisiensi dan
keselamatan, apakah tipe bekisting dan kayu penyanggah yang diperlukan
dibuat dari baja atau kayu dan Kontraktor harus menyerahkan gambar
perencanaannya kepada Direksi untuk disetujui sebelum membuat
bekistingnya.
Bekisting dan kayu penyanggah yang diperlukan harus mempunyai kekuatan
dan kekakuan yang cukup, untuk menahan beton dan tekanan yang
disebabkan pengecoran dan vibrasi, tanpa ada kerusakan.
Permukaan semua bekisting yang berhubungan dengan beton, harus bersih,
kaku dan kokoh untuk mencegah hilangnya mortar.
Tepi-tepi pada perpotongan permukaan beton yang akan terlihat terus dan
bagian tepi beton harus dibuat serong atau bulat, tidak lebih dari 2 cm,
dengan mempergunakan “molding strips”, sesuai dengan saran Direksi.

7.12.2 Material untuk Bekisting

Semua material yang dipakai untuk bekisting, dari kayu atau dari baja,
harus lebih dulu disetujui Direksi. Kayu harus bagus dan lurus, bebas dari
penyimpangan, bengkokan dan kekeroposan, serta lebar dan tebalnya harus
sama dan halus, sebelum pembuatan bekisting.
Bekisting yang dipakai pada alur air dan untuk beton yang akan tampak harus
ditutup dengan plywood dan harus bebas dari semua cacat yang menghasilkan
noda pada permukaan beton.
Bila yang dipakai adalah playwood, maka tidak boleh dibungkus, tidak kerut-
kerut dan diproduksi dengan lem khusus anti air. Kalau bisa, plywood harus
punya lebar dan panjang sama.
Bila yang dispesifikasikan finishing F2, F3 dan F4, bahan bekisting harus
ditempatkan sedemikian rupa sehingga tanda-tanda sambungan pada
permukaan beton yang kontinyu, dan bahan bekisting yang dipakai pada
permukaan seperti itu harus terbatas pada satu bentuk pekerjaan besar saja.
Papan bekisting untuk permukaan beton dimana F 4 yang harus dipakai, harus
menggunakan plywood yang dilapisi dengan plastik atau damar epoxy dan
lembaran yang dipakai harus lebar. Sebelum pemakaian ulang, papan

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 21
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

bekisting, harus dibersihkan, lubang-lubang harus disumbat dan bila perlu


dipermukaan dilapisi lagi.
Bahan bekisting harus sesuai dengan persayaratan berikut, kecuali bila ada
saran dari Direksi.

Finishing
atau Bahan bekisting dari Bahan bekisting dari
permukaan kayu baja
bekisting
yang
diperlukan

F1 Tipe apa saja seperti Seperti yang


yang disarankan disarankan dan
Direksi diijinkan Direksi

F2 Tipe yang sudah Seperti yang


disetujui Direksi atau disarankan dan
plywood diijinkan Direksi

F3 Plywood

Tidak diperbolehkan
F4 Plywood yang dilapisi
plastik atau epoxy

*) Bekisting dari baja adalah lembaran baja yang tidak diperkuat dengan
papan kayu di bagian belakangnya, untuk yang tebal tetapi untuk lembar baja
yang tipis harus diperkuat dengan papan kayu di bagian belakangnya.

7.12.3 Pemasangan Bekisting

Bekisting harus dipasang sedemikian rupa sehingga tanda-tanda


sambungan pada permukaan beton ada dalam alinyemen horisontal dan
vertikal dan sambungan antara permukaan harus halus. Bagian tepi dan
sudut-sudut beton yang terlihat terus, harus dihaluskan seperti yang
disarankan oleh Direksi.
Sebelum pengecoran beton, semua bekisting harus kaku dan kokoh dan betul-
betul bersih dan semua sisa potongan kayu-kayu kecil, debu bekas gergaji,
sisa mortar yang kering dan zat pengotor yang lain atau air yang berlebihan
harus dihilangkan daribekisting. Prmukaan bekisting harus diminyaki dengan
minyak mineral yang disuling, dari jenis yang sudah disetujui Direksi.

Bila bekisting untuk permukaan yang menerus ditempatkan pada


pengangkatan berikutnya,, harus dilakukan dengan hati-hati sekali agar
penempatan bekisting persis di atas permukaan seluruhnya, untuk mencegah

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 22
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

kebocoran mortar dari beton dan untuk menjaga alinyemen permukaan yang
baik.
Bekisting yang dipakai lebih dari satu kali, kondisinya harus dijaga dan harus
betul-betul bersih untuk dipakai lagi. Bekisting untuk permukaan dinding
bagian luar harus bersih betul, yaitu dengan menyemprot kayu dengan air.
Sebelum beton ditempatkan, harus diperhatikan bahwa semua bekisting ada
pada alinyemen yang baik, sehingga semua penyanggah bekisting pada
kondisi yang bagus dan kokoh.

7.12.4 Internal Ties (Ganjalan pada Bagan Dalam)

Ganjalan (beton bahu) yang diletakkan untuk menahan bekisting harus


tetap melekat.
Ganjal kawat yang melewati bekisting, tidak boleh dipakai kecuali bila
disarankan oleh Direksi.
Ganjal harus dibuat sedemikin rupa sehingga pemindahan penyumbat akhir
bisa dilakukan tanpa menyebabkan adanya serpihan pada beton permukaan.
Lubang-lubang yang disebabkan karena pemindahan ujung ganjal bekisting,
harus diisi sesuai dengan syarat-syarat yang ada pada sub bab 7.12.6

7.12.5 Pengangkatan Bekisting

Bekisting tidak boleh diangkat apabila beton belum mengeras dan


cukup kuat untuk menanggung beban dengan aman ditambah beban kostruksi
yang akan didukungnya. Bekisting diangkat bila sudah disetujui Direksi.
Bekisting harus diangkat setelah beton mengeras untuk mencegah kerusakan
yaitu dengan mengangkatnya sedemikian rupa sehingga mempermudah
kegiatan berikutnya yaitu dengan pembasahan dan memudahkan perbaikan
pada permukaan yang kurang baik.
Tetapi harus yakin betul bahwa kekuatan beton ketika dilakukan
pengangkatan tidak menyebabkan runtuhnya atau gagalnya beton.
Bekisting harus dihilangkan dengan segera, setelah beton sudah mengeras
untuk mencegah pengantungan atau keruntuhan. Bila perlu dilakukan
perbaikan pada permukaan yang miring, dan segera diteruskan dengan
pembasahan.
Untuk menghindari tegangan yang berlebihan pada beton akibat dari
pemuaian pada bekisting, bekisting kayu untuk bagian dinding yang terbuka
harus dilonggarkn sehingga hal ini bisa dikerjakan tanpa merusak beton.
Beton untuk bagian yang terbuka harus dilakuka sehingga memudahkan
pelepasannya.
Dengan terlebih dulu minta saran Direksi, bekisting pada permukaan beton
yang dekat dengan permukaan batuan yang digali harus dibiarkan
ditempatnya, asalkan jarak antara permukaan beton dengan batuan kurang
dari 50 cm sehingga bekisting tidak tampak sesudah pekerjaan selesai.
Bekisting harus diangkat dengan hati-hati sehigga beton tetap bagus, dan bila
terjadi kerusakan harus segera diperbaiki sesuai dengan persyaratan pada
sub bab 7.12.6.

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 23
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

7.12.6 Pekerjaan Penyelesaian/Pekerjaan Akhir

Umum
Seperti persyaratan pada sub bab 7.15, diijinkan ada penyimpangan
dari unting-unting atau ketinggiannya dan dari alinyemen, bentuk, tingkatan
dan dimensi seperti pada Gambar, yang dianggap sebagai toleransi. Tetapi
harus dibedakan sebagai toleransi. Tetapi harus dibedakan sebagai
ketidakteraturan dalam pekerjaan penyelesaian, seperti diuraikan di sini. Kelas
untuk pekerjaan penyelesaian dan keperluan untuk pekerjaan akhir pada
permukaan beton, harus seperti yang tertera pada Gambar, atau seperti
spesifikasi di sini. Bila penyelesaiannya tidak dijelaskan pada definisi di sini
atau pada gambar, pekerjaan penyelesaian yang dipakai haruslah seperti yang
disyaratkan bagi permukaan semacam, seperti saran Direksi.
Pekerjaan akhir/finishing dari permukaan beton hanya dilaksanakan oleh
tenaga yang terampil Kontraktor harus selalu berkonsultasi kepada direksi
mengenai waktu pelaksanaan finishing beton. Finishing beton harus dilakukan
bila ada Direksi kecuali bila pengawasan bisa dilepaskan oleh Direksi pada
setiap kondisi. Permukaan beton dites oleh Direksi untuk menentukan apakah
ketidakteraturan yang terjadi masih dalam batas pada spesifikasi. Kerugian
yang disebabkan salah penempatan bahan bekisting atau cacat yang lain,
dianggap sebagai kerusakan mendadak dan dites dengan pengukuran
langsung. Kerusakan yang lain dianggap kerusakan lambat laun dan akan
dites dengan menggunakan “template” yang terdiri dari pinggiran yang lurus
untuk permukaan yang lengkung.
Panjang template 1.5 meter untuk menguji permukaan yang bekisting dan 3
meter untuk menguji permukaan yang tidak dibekisting.

Permukaan yang dibekisting


Kelas finishing untuk permukaan beton yang dibekisting disarankan
menggunakan kode F1, F3 dan F4. Untuk permukaan yang dibekisting tidak
diperlukan pengasahan/penggosokan, kecuali perbaikan permukaan yang
kurang sempurna. Kecuali kalau dicantumkan pada Gambar, kelas finish harus
sebagai berikut:

F1 – Finishing F1 harus dipergunakan dimana akan ditempatkan material


pengisian atau beton. Tidak termasuk “construction joint”, permukaan
tersebut tidak memerlukan perbaikan sesudah bekisting diangkat, kecuali
untuk perbaikan beton yang cacat dan pengisian lubang akibat pengangkatan
“penambat” dari ujung batang ganjal seperti tercantum pada sub bab 7.10.6
Pembetulan untuk ketidakberesan pada permukaan hanya diakukan untuk
depresi, yaitu bila setelah diukur melebihi 25 mm.

F2 – Finishing F2 harus dipergunakan bagi permukaan bekisting untuk


permukaan yang terus tampak dan harus tampak menarik, seperti yang
disarankan Direksi. Ketidakteraturan permukaan yang diukur seperti yang
dijelaskan diatas, tidak boleh melebihi 6 mm bagi ketidakteraturan yang tiba-
tiba.

F3 – Finishing F3 dipakai untuk permukan bekisting yang akan tampak terus


bagi umum, dan harus tampak b seperti saran dari Direksi. Ketidakteraturan

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 24
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

permukaan yang diukur seperti uraian di atas, tidak boleh melebihi 3 mm


bagi ketidakteraturan secara tiba-tiba dan 6 mm bagi ketidakteraturan secara
bertahap. Harus diperhatikan agar warna dan bentuknya betul-betul
seragam/merata, Variasi bertahap (yang kecil) diijinkan, dan perubahan-
perubahan secara tiba-tiba pada tekstur dan warna tidak diperbolehkan.

F4 - Finishing F4 adalah finishing yang dipakai untuk permukaan yang


dibekisting untuk alinyemen dan permukaan yang rata amat penting untuk
menghilangkan kerusakan akibat gerak air. Ketidakteraturan permukaan yang
diukur seperti yang dijelaskan di atas tidak boleh tidak boeh lebih dari 3 mm
untuk ketidakteraturan tiba-tiba yang tidak sejajar dengan arah arus, dan 6
mm untuk ketidakteraturan tiba-tiba yang sejajar dengan arah arus, dan 10
mm untuk semua ketidakteraturan bertahap yang kemiringannya lebih curam
vertikal 1 dan horisontal 20, dan semua ketidakteraturan tiba-tiba seperti
lubang harus dibetulkan sesuai dengan persyaratan sub bab 7.10.6

Permukaan yang tidak dibekisting

Kelas finishing untuk permukaan beton yang tidak dibekisting


disarankan dengan kode U1, U2 dan U3. Permukaan dalam harus miring untuk
drainasi seperti tercantum pada gambar atau seperti disarankan Direksi.
Permukaan yang kena cuaca dimiringkan untuk drainasi. Kecuali telah
ditunjukkan pada gambar, atau yang disarankan Direksi, maka permukaan
yang terkena pergantian cuaca dan yang mendatar harus dimiringkan sekitar
vertikal 1 dan horisontal 50.
Kecuali telah tercantum gambar, kelas finishing harus sebagai berikut:

U1 – Finishing U1 adalah lapisan finishing (screeded finish) yang dipakai untuk


permukaan yang tidak dibekisting yang akan ditutup dengan material pengisi
atau dengan beton. Finishing U1 juga dipakai sebagai tahap pertama sebelum
finishing U2 dan U3 yang dipakai. Pelaksanaan finishing harus terdiri dari
pemerataan dan pelapisan yang memadai untuk menghasilkan permukaan
yang rata. Ketidakteraturan pada permukaan tidak boleh lebih dari 20 mm.

U2 – Finishing U2 adalah finishing (floated finish) yang digunakan untuk


permukaan yang tidak dibekisting yang harus tampak, seperti puncak
spillway, puncak dinding dan tiang (piers). Finishing U 2 digunakan sesudah
finishing U3. Floating dilaksanakan dengan alat yang digerakkan mesin atau
tangan, yang dimulai setelah permukaan yang di screeded sudah mengeras,
dan harus menghasilkan permukaan yang bebas dari tanda-tanda screed dan
teksturnya harus rata. Bila finishing U3 yang harus dipakai, floating
dilanjutkan sampai sedikit mortar tanpa penambahan air terbawa ke
permukaan, sehingga memungkinkan untuk disekop. Irregularitas permukaan
yang diukur seperti uraian diatas, harus esuai dengan persyaratan untuk
finishing F2.

U3 – Finishing U3 adalah finishing yang disekop yang dipergunakan untuk


permukaan pelat dan bagian lain yang tidak difinishing yang tidak dibekisting.
Bila “floated finish” sudah cukup mengeras sehingga mencegah masuknya
material halus tertarik ke permukaan, maka harus dimulai penyekopan, yang

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 25
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

dilaksanakan dengan tekanan kuat seperti akan meratakan bentuk permukaan


floated yang berpasir dan menghasilkan permukaan yang rata yang lembab,
bebas dari cacat dan tanda-tanda sekop. Ketidakteraturan permukaan yang
diukur seperti ketentuan yang lebih dulu, harus sesuai dengan kebutuhan
finishing F4. Pemercikan permukaan dengan semen kering atau material lain
selama pelaksanaan finishing diperlukan untuk mengeringkan beton agar
memudahkan penyekopan atau untuk tujuan yang lain, tidak diperbolehkan.

7.12.7 Perbaikan Permukaan Beton yang Cacat atau Rusak

Beton yang cacat atau rusak harus dibongkar dan diganti dengan beton
lain oleh Kontraktor dan biayanya ditanggung Kontraktor sendiri. Alinyemen
yang tidak teratur karena kurangnya finishing pada permukaan, tonjolan
bekisting atau cacat yang lain harus diperbaiki dan biaya dtanggung oleh
Kontraktor. Sebelum pekerjaan akhir diterima, Kontraktor harus
membersihkan semua permukaan beton yang tampak dari semua noda, sesuai
dengan saran Direksi.
Perbaikan pada beton harus dilakukan oleh tenaga yang terampil. Kontraktor
harus terus berkonsultasi dengan Direksi, kapan perbaikan beton harus
dilakukan dengan hadirnya Direksi kecuali bila Direksi tidak melakukan
pengawasan.

Kontraktor harus memperbaiki semua cacat pada permukan beton, untuk


menghasilkan permukaan yang sesuai dengan persyaratan tercantum pada
sub bab 5.16 Kecuali bila sudah disetujui Direksi, perbaikan beton yang cacat
harus diselesaikan dalam waktu 24 jam sesudah pengangkatan bekisting, atau
untuk beton yang tidak dibekisting selama 24 jam sesudah pengecoran beton.
Kecuali bila diperlukan perbaikan dengan damar epoxy, perbaikan tdak
dilakukan dulu sampai 28 hari sesudah beton dicor.
Bila tonjolan dan ketidakteraturan melebihi pada batas yang disyaratkan di
sub bab 5.16, pada permukaan yang dibekisting, dimana yang diperlukan
adalah finishing selain F1, penonjolannya harus diperkecil dengan dipalu atau
diratakan sehingga permukaan sperti yang disyaratkan.
Beton yang rusak dan beton yang retak atau cacat karena tekanan permukaan
yang melebihi, harus digali dan dibentuk lagi sehingga permukaan mempunyai
garis batas seperti yang disyaratkan, atau harus dibongkar dan diganti dengan
mortar kering atau beton seperti yang disarankan di sini. Pengisian lubang di
permukaan, dimaksudkan untuk mendaptkan finishing F1, yang akan
diperlukan bila lubang tersebut ebih dalam dari 25 mm, di dinding yang
tebalnya kurang dari 30 cm atau lebih.
Pembongkaran beton yang rusak dilakukan dengan mengkasarkan permukaan
yang terbuka. Luas da dimensi pengkasaran harus seperti yang disaranan
Direksi. Lubang yang dikelupas tepi-tepinya harus tajam dan terkunci dan
harus diii sampai batas yang diperlukan, dengan mortar atau beton, seperti
petunjuk Direksi. Bila yang dipakai untuk pengisian adalah beton, lubang yang
dikelupas tidak lebih dari 8 cm dalamnya.
Dry-pack yang berupa campuran yang sudah disetujui Direksi harus digunkan
untuk mengisi lubang yang setidaknya punya 1 dimensi permukaannya dan
tidak lebih besar daripada kedalaman lubang, bagi celah lubang sempit untuk
perbaikan keretakan, lubang pipa grout dan untuk lubang-lubang ganjal

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 26
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

penguat dari batang seperti tertera dalam spesifikasi. Dry-pack tidak


dibenarkan bila dipakai untuk mengisi di sebelah penulanagn atau untuk
mengisi lubang yang membentang melalui bagian (section) beton.
Pengisian dengan mortar, yang ditempatkan dengan menggunakan “mortar
gun” dipakai untuk memperbaiki cacat-cacat yang terlalu lebar bila diisi
dengan “dry-pack” dan terlalu dangkal bila diisi dengan beton.
Mortar untuk penambalan harus terdiri dari satu bagian semen, 2 bagian pasir
beton biasa dan air secukupnya, sehingga sesudah bahan-bahan dicampur,
mortar akan menyatu bila dipadatkan dengan tenaga manusia. Mortar harus
baru bila ditempatkan dan mortar tidak berguna dalam waktu 2 jam sesudah
disiapkan, harus dibuang. Sebelum pemakaian mortar, permukaan di mana
mortar harus disikat, dilembabkan lalu digosok dengan sedikit mortar, dengan
sikat menggunakan kawat.
Bila pembukaan yang dikelupas lebih dari 3 cm dalamnya, mortar harus
dipakai pada lapisan yang tebalnya tidak lebih dari 2 cm, untukmenghindari
ambles/penurunan. Sesdah tiap lapisan dilaksanakan, kecuali yang terakhir
harus dikasrkan dengan menggantinya sekop sehingga ikatan dengan lapisan
berikutnya efektif.
Finishing lapisan terakhir harus halus yaitu dengan sekop agar membentuk
permukaan halus dengan beton disekelilingnya, dengan menambah sedikit air
ke permukaan tambahan sudah jadi sehingga finishing menjadi halus, tetapi
selain untuk ini tidak diperbolehkan menambah air lagi. Semua penambahan
di permukaan yang tampak, harus bersih dan halus dan harus sedpat mungkin
berwarna sama dengan beton penggabungnya.
Semua tambalan harus terikat betul-betul ke permukaan opening yang
dikelupas, harus baik dan tidak retak atau mengkerut.
Pengisian dengan beton harus dipergunakan untuk lubang yang meluas ke
bagia beton, untuk lubang yang lebih besar dari 1000 cm 2 dan lebih dalam
dari 10 cm dan untuk lubang pada penulangan yang paling dekat dengan
permukaan. Kelas beton harus seperti yang disarankan oleh Direksi.
Dalam memperbaiki kerusakan atau beton yang cacat di lokasi yang penting,
Kontraktor harus mempergunakan bahan pengikat damar epoxy, sesuai saran
Direksi. Semua cacat dan lubang yang diperbaiki dengan damar epoxy harus
dikelupas lagi menjadi beton yang sempurna dan tepi lubang dibentuk empat
persegi, dengan kedalaman minimum 3 mm. Persyaratan d bawah ini harus
sesuai untuk melakukan perbaikan dengan damar epoxywalaupun bisa
bervariasi tergantung kepada analisa situasinya.

Sebelum perbaikan dilaksanakan, permukaan beton pada lubang harus bebas


dari semua kotoran yaitu dengan sandblasting, etching dengan larutan asam
hidroklorik 5% atau cara lain yang disetujui Direksi. Bila etching dengan asam
disetujui,segera setelah pembuihan berhenti, lubang harus digelontor dengan
air baru yang bersih untuk menghilangkan asam, sehngga daerah itu bersih.
Permukaan lubang harus dipel bersih dan bila perlu, air dipermukaan harus
dihilangkan dengan cara lain yang efektif. Permukaan lubang dan beton
disekitarnya harus dikeringkan dan dipanaskan dengan menggunakan lampu
(oxe-acetylene flame) yang sesuai untuk heate, “desclaing tip”, “dry oil-free
comprished air” atau dengan cara lain yang sudah disetujui Direksi.
Pemanasan dan pengeringan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
mencegah kerusakan pada beton, sehingga lubang bebas dari kelmbaban di

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 27
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

permukaannya, dan diperoleh suhu + 20oC dan tetap seoperti itu sampai
sekitar 30 menit.
Bila telah siap sesuai pasal sebelumnya, permukaan lubang harus dicat
dengan satu atau dua lapis dengan damar epoxy seperti saran Direksi, yang
dsiapkan dilembabkan sesaui petunjuk dari pabriknya. Damar epoxy dan filler
yang telah disetujui, dipersiapkan sesuai petunjuk pabrik dan harus dipakai
dipermukaan yang bersih tanpa damar epoxy, baja yang dikeringkan di
permukaan yang halus dan dibiarkan lembab seperti pengarahan Direksi.
Diperkirakan akan diperlukan pembasahan dengan suhu 20oC dalam waktu 24
jam. Selama saat itu, daerah tersebut harus tetap kering.
Damar epoxy yang tidak dipakai, bik yang diisikan atau yang tidak diisikan,
harus dibuang bila syarat keplastisannya telah hilang. Damar yang lebih atau
tumpah harus dibersihkan pada waktu dalam keadaan plastis.
Bila harus mempergunakan bekisting untuk mencetak campuran damar, juga
material yang dipakai untuk bekisting harus sesuai dengan damar atau
bekisting yang harus dilapisi dengan zat khusus.
Permukaan yang difinishing dengan damar epoxy harus sesuai dengan
persyaratan sub bab 5.16 Penggilingn yang diperlukan harus dilakukan dengan
mempergunakan karbid silikon atau abrasif lain yang cocok.
Kecuali untuk material yang dipakai untuk perbaikan dengan damar epoxy,
semua material yang dipakai untuk memperbaiki beton harus sesuai dengan
persyaratan spesifikasi dan saran dari Direksi. Semua pengisian harus terikat
ke permukaan lubang dengan baik dan harus bebas dari keretakan karena
mengkerut dan daerah “drummy” sesudah pengisian dibasahi dan menjadi
kering.
Semua penambahan dan perbaikan harus terus dalam keadaan lembab untuk
jangka waktu 7 hari dan dijaga agar tidak kena sinar matahari langsung,
setidaknya 3 hari sesudah diselesaikannya perbaikan atau penambahan, yang
harus sesuai dengan yang tercantum pada sub bab 7.11.
Biaya semua material, tenaga kerja dan peralatan yang diperlukan dalam
memperbaiki beton, harus ditanggung Kontraktor.

7.13 PENULANGAN

7.13.1 Umum

Kontraktor harus menyediakan dan memasang semua tulangan yang


diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
Pengiriman penulangan ini harus dijadwal agar Kontraktor dapat memberi
penyediaan yang mencukupi untuk memulai pemotongan dan pembengkokan
penulangan untuk konstruksi, 60 (enam puluh) hari sebelum jadwal
pengecoran beton di sekitar tulangan. Jadwal pengiriman didasarkan pada
program pelaksanaan Kontraktor secara rinci, termasuk amandemen (bila
ada), dan ditinjau kembali oleh Direksi. Kecuali bila tercantum pada
spesifikasi, penulangan harus menggunakan tulangan ulir (D-form) yang
dibuat oleh pabrik yang sudah disetujui Direksi dan harus sesuai dengan JIS G
3112 atau ASTM A 15-16 atau standar yang sejenis yang disetujui Direksi.

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 28
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

Detail pelaksanaan untuk jadwal penulangan dan pembengkokan harus


disiapkan oleh Kontraktor dan diserahkan kepada Direksi untuk disetujui.
Detai tersebut harus didasarkan pada data yang ada pada Gambar.
Spesifikasi untuk tulangan “wire mesh” untuk mortar pneumatik, tercantum
pada sub bab 7.16

7.13.2 Fabrikasi dan Pengecoran

Penulangan harus ditempatkan seperti tertera pada gambar atau sesuai


dengan saran Direksi. Jarak antara tulangan dan permukaan beton serta detail
kait, bengkokan, overlap dan angker, semuanya harus sesuai dengan standar
yang tertera pada Gambar.
Sebelum penulangan ditempatkan, permukaan tulangan dan permukaan begel
harus bersih dari karat, kotoran, minyak atau zat-zat lain yang menurut
Direksi harus dibersihkan dari karat dan kotoran lain, sebelum diisi beton.
Kecuali kalau tercantum pada gambar, tulangan harus ditempatkan dalam
posisi yang tepat sehingga ada jarak yang tegas setidaknya 25 mm antara
tulangan dan diantara pekerjaan baja yang diletakkan didekatnya sehingga
tulangan tidak meleset letaknya pada waktu pengecoran beton.
Dudukan, penggantung pengukur jarak dan penyanggah dari logam atau
beton yang lain harus disediakan dan dipakai Kontraktor untuk menyanggah
tulangan dan untuk menjaga jarak yang diperlukan dari permukaan bekisting
atau pondasi. Penyanggah dari beton, bila dipakai, harus sesuai dengan
persyaratan beton pada spesifikasi ini. Pengukuran jarak dari baja yang bisa
menyebabkan karat dan mengotori permukaan yang sudah jadi, tidak
dibenarkan untuk dipakai.
Tulangan harus diikat pada semua perpotongan sesuai saran Direksi, dengan
menggunakan kawat baja penguat dengan diameter 0.8 mm.
Sambungan atau overlap pada tulangan harus dilakukan pada posisi seperti
pada gambar, kecuali seperti saran Direksi. Tulangan harus dipukul-pukul
pada semua overlap sesuai dengan saran Direksi.
Pengelasan untuk sambungan atau overlap pada tulangan harus dilakukan
atas persetujuan Direksi dan harus sesuai dengan ASTM A 185. Untuk
pengelasan tidak ada pembayaran secara terpisah.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas ketelitian pemotongan,
pembengkokan, dn penempatan penulangan. Penulangan diperiksa ukuran,
bentuk, panjang, lokasi sambungan, posisi dan banyaknya, sesudah
ditempatkan. Bila sesudah penempatan tulangan banyak waktu tertentu
hilang, maka tulangan harus diperiksa lagi oleh direksi sebelum pengecoran
beton.

7.14 BETON PENUTUP (BETON BLOCKOUT)

Beton penutup dalam beton harus dibangun, seprti tercantum pada


Gambar atau seperti yang disarankan Direksi, untuk pemasangan dan
penyetelan pekerjaan baja untuk peralatan mekanik yang harus dipasang
pada beton. Beton penutup seperti itu harus diisi dengan beton khusus,
sesudah pemasangan selesai.
Sebelum pengecoran beton khusus pada beton penutup, permukaan beton
harus dikasarkan dan dibersihkan. Pengasaran harus dilakukan dengan

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 29
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

mengelupas (chipping) atau dengan cara lain, sehingga tidak meretakkan atau
merusakkan beton yang ada diatas permukaan kasar. Sesudah dikasarkan,
permukaan beton harus dibersihkan sesuai dengan persyaratan sub bab
7.10.2, dan kondisinya harus baik dan cukup keras sehingga pemasangan
peralatan mekanis antara beton yang sudah ada dan beton baru dijamin baik.
Semua beton yang tidak keras, tidak lembab dan tidak awet harus dibongkar
sampai kedalaman tertentu agar permukaan memuaskan. Sesudah
membersihkan permukaan yang kasar sampai memuaskan Direksi,
permukaan harus tetap dalam keadaan lembab setidaknya selama 24 jam
sebelum pengecoran beton di blockout.
Kontraktor harus menempatkan beton penutup sedemikian rupa agar ikatan
dengan beton yang lama bagus dan menghasilkan sambungan yang baik
dengan pekerjaan baja yang dipasang pada beton penutup dan untuk
kntraktor harus menghindari salah penemptan pada pekerjaan baja. Bila
Direksi menyetujui, beton yang dipasang di blockout harus berisi “expander”
untuk memperkecil kerutan berikutnya. Biaya untuk membuat permukaan
beton di mana akan ditempatkan beton penutup, sudah termasuk dalam harga
satuan beton penutup.

7.15 TOLERANSI PELAKSANAAN

Diperbolehkan ada penyimpangan pada level dan alinyemen, rofil,


tingkatan dan dimensi seperti pada gambar, yang didefinisikan sebagai
“toleransi”. Toleransi ini harus ketidakteraturan permukaan seperti tercantum
pada sub bab 7.12.6.
Maksud pasal ini adalah menetapkan toleransi yang sesuai dengan bentuk
konstruksi. Penyimpangan untuk garis batas, tingkatan dan dimensi
diperbolehkan, dan besarnya penyimpangan harus seperti tercantum pada
pasal ini, dan Direksi bisa mengurangi toleransi seperti tercantum di sini bila
toleransi tersebut dianggap menyebabkan tidak seimbangnya bangunan dan
mengurangi peranan bangunan.
Bila toleransi tidak tercantum dalam spesifikasi atau gambar untuk konstruksi
dan bentuk bangunan tertentu, maka penyimpangan yang diperbolehkan
diinterpretasikan sesuai dengan persyaratan pasal ini. Cara penulisan pada
gambar yang termasuk pada spesifikasi disini, toleransi khusus yang
dihubungkan dengan dmensi harus dianggap sebagai tambahan bagi toleransi
yang tercantum dalam pasal ini.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pemasangan dan pemeliharaan
bekisting beton dalam batas-batas toleransi dan harus merasa yakin bahwa
pekerjaan ersebut bisa diselesaikan dengan toleransi yang disyaratkan di sini.
Pekerjaan beton yang melampaui batas toleransi ini harus dibongkar atau
diganti atas biaya Kontraktor.

Toleransi Pelaksanaan untuk Pekerjaan Beton


Perbedaan pada unting-unting, dari permukaan lengkung pada garis
beton dan permukaan pada kolom tiang, dinding, bagian lengkung (arc
sections) dan alur sambungan vertikal serta batas-batas yang menyolok
adalah:

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 30
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

12 mm dalam 3 m
18 mm dalam 6 m
30 mm dalam 12 m
(untuk konstruksi dalam tanah, toleransinya 2 kali lipat).

Perbedaan ketinggian atau tingkatan yang ditunjukkan pada Gambar, yaitu


pada lantai, langit-langit, balok, alur sambungan horisontal dan pada batas-
batas lain adalah:
6 mm dalam 3 m
12 mm dalam 10 m atau lebih
(untuk konstruksi dalam tanah, toleransinya harus 2 kali lipat).

Perbedaan garis-garis bangunan lnise dari bagian yang ditetapkan pada


perencanaan adalah:
12 mm dalam 6 m
18 mm dalam 12 m atau lebih

Perbedaan dimensi potongan melintang untuk kolom kayu, dan ketebalan


pelat dan dinding:
Minus 6 mm
Plus 12 mm

Perbedaan unting-unting dan ketinggian pada ambang dan dinding samping


untuk pintu dan alur trashrack:
3 mm dalam 3 m

Perbedaan tangga:
2 mm untuk naik
3 mm untuk tapak

Toleransi Pelaksanaan untuk Penempatan Penulangan

Perbedaan selimut beton untuk meindungi:


6 mm dalam dalam selimut beton 50 mm
9 mm dalam dalam selimut beton 51-60 mm
12 mm dalam dalam selimut beton 60 mm

Peredaan jarak tulangan


25 mm

Toleransi Pelaksanaan untuk Penempatan Pekerjaan Baja


Minus 6 mm
Plus 6 mm

Toleransi untuk Warna Beton


Perubahan warna dengan tiba-tiba pada permukaan beton luar yang
tampak oleh umum, tidak dibenarkan. Kontraktor harus menjamin bahwa bila
memungkinkan permukaan tersebut harus dengan warna, yang diperbolehkan
adalah perubahan secara bertahap.

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 31
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

7.16 PENGADUKAN SEMEN SECARA PNEUMATIK

7.16.1 Umum

Pengadukan semen secara pneumatik akan diterapkan untuk


permukaan galian yang terlindungi secara permanen dan permukaan galian di
dalam terowongan seperti yang ditunjukkan pada gambar, atau di tempat lain
sebagaimana diarahkan oleh Engineer. Program, metode dan peralatan yang
akan digunakan oleh Kontraktor untuk penerapan pengadukan semen secara
pneumatik akan disampaikan kepada dan disetujui oleh Engineer.
Pengadukan semen secara pneumatic diterapkan tanpa penguatan steel mesh
mungkin diperlukan untuk ditempatkan sewaktu-waktu selama penggalian
atau sesudahnya.

7.16.2 Material

Jenis material dasar yang digunakan untuk dan bersama dengan


penerapan pengadukan semen adalah sebagai berikut, tetapi mungkin dapat
diubah atau bervariasi seperti yang ditentukan oleh Engineer.

(1) Semen, bahan tambahan (admixtures) dan air


Semen, bahan tambahan (admixture) dan air untuk penerapan pengadukan
semen secara pneumatik akan disesuaikan dengan kebutuhan bagian 7.2
dan 7.4.

(2) Agregat Halus


Agregat halus digunakan dalam penerapan pengadukan semen secara
pneumatik harus berkualitas, sesuai dengan ketentuan pada sub bab 7.3.2,
dan tingkat kelembaban (kadar air) harus 3 sampai 5 persen (%). Ukuran
maksimum agregat harus 5 mm dan modul kehalusan harus antara 2.5 dan
3.3.

7.16.3 Penerapan Pengadukan Semen Secara Pneumatik

Rasio perbandingan semen dan pasir adalah 1:4 sampai 1:4,5 dari
berat. Proporsi yang tepat akan ditentukan di tempat oleh Engineer.
Kandungan air akan dibatasi untuk mencegah terlalu basah yang dapat
menyebabkan campuran semen menjadi mengelupas dari posisi awal, dan
jumlah maksimum campuran harus berisi lebih sedikit air dibanding yang
menyebabkan pengelupasan dan hanya semen secukupnya untuk
perbandingan water-cement yang diinginkan.
Agregat dan semen dengan atau tanpa air harus tercampur secara
menyeluruh sesuai dengan saran Engineer di dalam suatu mixer (alat
encampur) yang disetujui dan kemudian dengan segera yang ditempatkan di
dalam mesin penempatan pneumatik yang disetujui dan disimpan pada lapisan
yang ditetapkan agar supaya menghindari pengaturan yang parsial dari
semen.
Pencampuran agregat dan semen yang tidak ditempatkan lebih dari 30 menit
setelah pencampuran harus dibuang dan pembayaran tidak akan dilakukan
untuk semen dan agregat yang dibuang seperti itu . Pencampuran adukan

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 32
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

semen yang dilakukan dengan tangan akan diijinkan hanya di dalam kasus
khusus yang disetujui oleh Engineer. Semua proporsi dan pelaksanaan
pencampuran harus sesuai dengan persetujuan dari Engineer.
Penggunaan bahan tambahan (admixture) dalam campuran sesuai dengan
persetujuan dan pengarahan dari Engineer.

7.16.4 Persiapan untuk Penyemprotan

Tidak kurang dari 30 hari sebelum penempatan penerapan pengadukan


semen secra pneumatik dimanapun, Kontraktor harus menyampaikan gambar
untuk mendapat persetujuan dari Engineer dan juga menunjukkan usulan
rencana bersama-sama dengan gambaran umum mengenai peralatan dan
metode yang akan digunakan dan metode pelaksanaan.
Di mana saja penerapan pengadukan semen secara pneumatik diperlukan,
Kontraktor harus membersihkan dan menyiapkan permukaan batu sebelum
diberi adukan semen. Batu lepas atau hancur, reruntuhan batu, tanah atau
material lepas lain harus dipindahkan dari permukaan agar sesuai dengan
persetujuan Engineer. Material seperti tanah liat harus dipotong kembali
sampai kedalaman sebagaimana diarahkan oleh Engineer untuk menyediakan
suatu kunci untuk penerapan pengadukan semen secara pneumatik. Setelah
material yang lepas dipindahkan batuan harus dicuci dengan suatu arus air
yang kuat dan tekanan udara tinggi atau dengan alat-alat lain yang disetujui.

7.16.5 Penempatan dan Pemeliharaan

Untuk penerapan pengadukan semen secara pneumatik, alat pemercik


harus dipegang secara normal dan sekitar 90 cm dari permukaan yang akan
dilapisi. Alat pemercik harus dipindahkan dari lapisan ke lapisan dengan
ketebalan yang seragam.
Kontraktor harus mempekerjakan hanya nozzlemen trampil dan sebelum
mendapat ijin untuk melaksanakan penerapan pengadukan semen secara
pneumatik dimanapun, masing-masing nozzleman sebaiknya melengkapi bukti
kepada Engineer pengalaman yang cukup sebelumnya dan atau pekerjaan
serupa, dan dapat menerapkan standar pengadukan semen secara pneumatik.
Air dan Udara harus disiapkan dalam volume cukup dan di bawah tekanan
yang mungkin penting bagi kondisi-kondisi operasi yang terbaik. Di dalam
menerapkan pengadukan semen, pelepas alat pemercik harus dipegang
sedemikian sehingga aliran material berbenturan sedekat mungkin tegak lurus
terhadap permukaan yang sedang dilapisi, dan kecepatan pelepas alat
pemercik, jarak dari alat pemercik dari permukaan dan jumlah air digunakan
di dalam campuran harus diatur agar supaya menghasilkan suatu ketebalan
lapisan dengan pantulan yang minimum dari materia dan tidak ada
pengelupasan.
Penghalang apapun seperti garis pekerjaan harus dipindahkan untuk
memungkinkan penerapan secara langsung dari pengadukan semen secara
pneumatik kepada permukaan. Material yang terpantul kembali tidak akan
digunakan lagi tetapi harus dipindahkan dari pekerjaan dan dibuang oleh
Kontraktor.

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 33
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

Kontraktor harus menyediakan fasilitas ventilasi yang cukup dan melakukan


pengukuran lain yang penting bagi keselamatan pekerja, mencakup ketetapan
perlindungan muka untuk nozzlemen.
Lokasi dari penerapan pengadukan semen secara pneumatik yang mana
hampa atau bagian-bagian rusak lainnya harus dipindahkan dan diperbaiki
dalam 7 hari dari waktu Engineer memberi informasi kepada Kontraktor untuk
melakukan pekerjaan perbaikan diperlukan.

7.17 URUGAN BETON

Pekerjaan untuk bagian ini terdiri dari penempatan beton Kelas "F"
untuk pekerjaan urugan beton bila terjadi kesalahan atau yang mungkin
ditemui dalam pondasi bendungan dan spillway. Lokasi dan bagian khusus dari
pekerjaan urugan beton harus berdasarkan saran dari Engineer. Spesifikasi
dalam bab ini yang mana dapat digunakan untuk pekerjaan urugan beton
harus ditaati.

7.18 BETON UNTUK BANGUNAN PENGAMBILAN (BOX CULVERT)

Kontraktor harus menempatkan beton untuk bangunan pengambilan


seperti tercantum dalam gambar. Sebelum penempatan box culvert, tutup
pelindung dari kayu yang didorong ke pipa grout untuk menghentikan backfill
grout, harus dibongkar dan permukaan box culvert harus dikasarkan dengan
hati-hati sehingga tidak merusak beton yang ada. Beton disekitarnya harus
dilembabkan selama 48 jam sebelum penempatan sumbat beton.
Box culvert untuk bangunan penyumbat harus dibuat dengan pengangkatan
maksimum 1.0 meter seperti tertera pada gambar, dengan jarak waktu 72
jam antara pengangkutan berikutnya.
Kontraktor harus merasa yakin bahwa semua keretakan antara dinding beton
dan box culvert di bangunan pengambilan betul-betul terisi dengan contact
grout seperti ditunjukkan dalam gambar atau disyaratkan sub bab 6.4.3 dan
persyaratan lain yang bisa diterapkan untuk spesifikasi ini.
Bekisting dan finishing harus sesuai dengan sub bab 7.12. Harus dibuat
persyaratan khusus untuk membongkar bekisting pada hulu, sesudah box
culvert diselesaikan.

7.19 BETON UNTUK JEMBATAN SPILLWAY

Jembatan spillway harus dibangun seperti jembatan beton yang


sederhana dengan 1 bentang. Pelaksanaannnya bisa dengan menggunakan
beton pracetak atau sesuai saran direksi.
Pengukuran untuk pembayaran pembangunan jembatan dari beton untuk
jembatan spillway dilakukan berdasarkan volume beton yang ada di tempat.
Pembayaran tersebut dilakukan berdasarkan harga satuan per m 3 seperti
dicantumkan pada Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga satuan tersebut
termasuk biaya semua tenaga kerja, material dan peralatan, juga untuk
bekisting tetapi tidak termasuk biaya menyediakan dan menempatkan

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 34
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

tulangan, rel pengaman, dan perkerasan permukaan dengan mortar, untuk


jembatan.

7.20 BETON UNTUK PEKERJAAN MENAMBAL

Pekerjaan untuk bagian ini terdiri dari penempatan beton untuk


pekerjaan menambal pada bagian yang retak atau bercelah yang ditemukan
pada bendungan dan pondasi bangunan pelimpah. Lokasi dan bagian beton
untuk pekerjaan penambalan harus sesuai dengan pengarahan Direksi.
Spesifikasi dari bab ini yang bisa diterapkan untuk beton bagi pekerjaan
penambalan, juga bisa dipakai.
Pengukuran untuk pembayaran beton pada pekerjaan penambalan, dilakukan
sesuai dengan banyaknya beton yang ditempatkan seperti saran Direksi.
Pembayaran untuk beton pada pekerjaan penambalan dilakukan berdasarkan
harga satuan per meter kubik (m3) yang tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga Pekerjaan, dimana harga satuan tersebut termasuk biaya semua
tenaga kerja, material dan peralatan, seperti bekisting kasar atau pekerjaan
lain yang terkait yang diperlukan.

7.21 CONSTRUCTION DAN CONTRACTION JOINTS

7.21.1 Construction Joints

Yang dimaksud dengan “Construction Joints”, adalah sambungan


dimana permukaan beton yang baru dicor harus kaku sekali sehingga beton
yang dicor setelahnya tidak bisa menyatu.
Sambungan-sambungan tertentu yang ditunjukkan dalam gambar dengan
garis batas penuh atau garis yang terpotong-potong adalah sebagai
construction joint yang wajib. Construction joint tidak boleh diubah dan tidak
boleh ada beton yang ditempatkan pada sambungan ini setidaknya 3 hari
untuk bagian ini dengan ketebalan sampai 90 cm dan 7 hari untuk ketebalan
lebih dari 90 cm, kecuali bila ada saran dari Direksi. Urutan penempatan pada
construction joint yang wajib harus seperti ditunjukkan pada gambar dan tidak
boleh berbeda kecuali ada pengarahan Direksi.
Selain construction joint yang ditunjukkan pada gambar, Kontraktor harus
membuat gambar sendiri, yang menunjukkan lokasi construction joint yang
diinginkan Kontraktor, termasuk urutan penempatan beton. Gambar
penulangan yang diperlukan juga harus detail sehingga cocok dengan
sambungan. Bila disetujui Direksi, semua pekerjaan yang terkait di sini harus
dikerjakan dan biayanya tidak ditanggung pemilik.
Construction joint harus horisontal atau vertikal kecuali bila ditunjukkan pada
gambar atau disarankan dari Direksi. Dan bentuknya ditentukan dengan
bekisting (bila diperlukan) atau dengan cara lain yang bisa menjamin
sambungan yang cocok dengan pekerjaan berikutnya, kecuali bila ada dalam
Gambar. Smua perpotongan pada construction joint dengan permukaan beton
yang tampak harus lurus dan rata.
Permukaan construction joint harus dibersihkan dan lembab ketika ditutup
dengan beton baru atau mortar. Pembersihan tersebut terdiri dari

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 35
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

penghilangan dari “laitance”, beton yang lepas atau cacat, zat pelindung,
pasir, camuran penguat yang dipakai dan benda-benda lain. Permukaan
semua construction joint harus dikasarkan dan harus dicuci. Pengkasaran dan
pencucian harus dilakukan pada kesempatan terakhir sebelum penempatan
beton. Permukaan semua construction joint, termasuk permukaan “blockout”
harus dicuci dengan penyemprot air, sebelum pengecoran beton
penyambungnya. Semua genangan air harus dihilangkan dari permukaan
construction joint,sebelum penempatan beton baru.
Biaya construction joint harus termasuk dalam harga satuan per meter kubik
(m3) seperti tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan untuk
beton yang memerlukan sambungan seperti itu.

7.21.2 Penempatan Contraction Joint

Contraction joint harus diletakkan dan dibuat sesuai dengan gambar


atau sesuai dengan saran dari Direksi. Sambungan harus dibuat dengan
memasang bekisting beton pada salah satu sambungan dan dipasang sebelum
beton ditempatkan pada sisi sambungan yang lain. Permukaan beton yang
ditempatkan pertama kali pada “Contraction joint”, harus dibersihkan dan
dilapisi dengan lapisan pembasahan untuk memecahkan ikatan, sebelum
beton di sisi sambungan yang lain di tempatkan.
Biaya untuk contraction joint termasuk harga satuan per meter kubik (m 3)
seperti tertera pada Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan untuk beton yang
memerlukan sambungan seperti itu, kecuali bila pembayaran untuk waterstop
(bila diperlukan), akan dilakukan sesuai sub bab 7.22.
WATERSTOP

7.22.1 Umum

Waterstop tipe dan lebar seperti yang ditentukan oleh Direksi harus
disediakan Kontraktor dan ditempatkan pada posisi seperti dalam gambar
atau seperti pengarahan dari Direksi.
Waterstop harus dari material plastik yang memenuhi persyaratan JIS K 6773
atau standar lain yang disetujui Direksi seperti ditunjukkan pada Gambar dan
terlebih dahulu harus disetujui Direksi.
Untuk jalur waterstop yang harus ditempatkan pada contraction joint, harus
diperhatikan betul-betul agar terpasang dengan tepat. Yang harus lebih
diperhatikan adalah pengisian beton pada jalur bagian atas dan bagian bawah
pada diameter vertikal. Dalam mencetak beton di bawah harus waterstop
pada titik-titik yang kritis ini, beton harus divibrasi betul-betul sehingga bisa
mengalir dengan arah sejajar dengan sambungan. Dan waterstop harus
divibrasi, bila cukup berat untuk menahan vibrasi tanpa ada kerusakan atau
pemindahan.

7.22.2 Sambungan Waterstop

Banyaknya sambungan pada waterstop harus sesedikit mungkin, dan


semua sambungan dan belokan harus dibuat sesuai dengan Gambar atau
sesuai dengan saran Direks. Banyaknya sambungan yang lurus harus dibuat
seminimal mungkin dan semua sambungan “T”, “Cross” dan “L” harus buatan

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 36
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

dari pabrik atau dibuat di bengkel Kontraktor yang berada di lapangan, sesuai
saran dari Direksi. Peralatan yang dipakai untuk membuat sambungan (di
bengkel lapangan) pada waterstop adalah polivinil klorid yang disetujui
Direksi.
Semua sambungan harus dibuat di bawah alat pengontrol suhu seperti
spesifikasi pabrik sedemikian rupa sehingga menjamin hal-hal sebagai berikut:
Bahwa material tidak rusak karena panas, tegangan atau karena pemakaian
material semen
Bahwa sambungan mempunyai kekuatan tarik (tensile stress) tidak kurang
dari 80% yang diperlukan material
Sambugan kedap air dan
Perkuatan (rib) dan bola tengah (central bulb), harus cocok betul dan rata.

7.22.3 Penyimpanan dan Pemasangan

Semua waterstop harus disimpan di suatu tempat yang cukup dingin


dan tidak dibenarkan diletakkan di tempat terbuka dan kena sinar matahari.
Semua waterstop harus disimpan sedemikian rupa sehingga memudahkan
sirkulasi udara secara bebas.
Kontraktor harus menyediakan penyanggah dan pelindung pada waktu
pekerjaan sedang dilaksanakan, untuk melindungi waterstop dari kerusakan
atau menjadi melngkung.
Waterstop harus dipasang dengan lebar yang sama dengan material yang
dipasang pada beton, pada masing-masing sisi sambungan. Beton harus
ditempatkan secara hati-hati dan divibrasi di sekitar waterstop, untuk
meyakinkan pengikatan yang sempurna antara beton dan semua daerah
disekitar waterstop dipasang. Sesudah pemasangan, dan sebelum dipasang
pada beton, waterstop harus dilindungi dari sinar matahari langsung.
Waterstop harus mempunyai kekuatan yang memadai sehingga tetap berada
di posisinya pada waktu pembetonan. Tipe waterstop haru sesuai dengan
lokasi bangunan di mana waterstop dipasang dan polanya harus sedemikian
rupa sehingga beton bisa ditempatkan di sekitarnya dengan konsolidasi yang
baik, tidak ada bagian yang kosong atau rongga-rongga.
Waterstop yang dipakai pada setiap lokasi, sudah termasuk setidak-tidaknya
satu jalur paku yang ditempatkan sedemikian rupa sehingga efisiensi penutup
(seal) tidak teranggu, dan mempunyai ketebalan minimum 5 mm seperti yang
distujui Direksi. Lebar penutup harus dalam toleransi 120 mm dari lebar
nominal jalur paku.

7.23 BETON PRECAST

Jika ditetapkan atau uraikan semua pekerjaan beton precast harus


beton Kelas C.
Masing-masing unit precast akan diberi tanda yang tidak mudah hilang dengan
tanggal pencetakan dan setelah cetakan dipindahkan tidak boleh diganggu
selama 28 hari.
Masing-masing unit precast, dimana diperlukan, harus dilengkapi dengan mata
pengangkat dan terdapat lubang, yang sesuai dengan persetujuan dari
Engineer, agar supaya menghindari kelebihan tekanan selama penanganan.

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 37
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

Unit tidak boleh diangkat dari cetakan sampai beton telah mencapai kekuatan
tidak kurang dari 50% dari kekuatan minimum yang ditetapkan pada 28 hari.

7.24 JOINT FILLER

Kontraktor harus memasang pengisi sambungan elastis seperti pada


Gambar atau seperti yang disarankan Direksi. Bahan pengisi sambungan
elastis memakai tipe “Expanded polystyrene” sesuai dengan standar ASTM D-
2125, kelas 1, Grade 15 atau standar yang memadai dan harus cukup tebal
untuk menutupi semua kekosongan. Kontraktor harus memotong dan
membuat pengisi sambungan yang cocok bagi semua rongga seperti pada
Gambar atau yang disarankan direksi.

7.25 PEKERJAAN BETON UNTUK TEROWONG

Lining Beton Untuk Terowong

Kecuali jika ada ketetapan lain, semua ruang di luar ketebalan minimum
yang ditetapkan dari lapisan beton ditempatkan berlawan terhadap permukaan
galian batu harus terisi penuh dan padat dengan beton dengan kelas yang
ditunjuk. Kontraktor harus memastikan bahwa beton benar-benar terisi
kedalam semua permukaan tidak teratur pada permukaan batuan.
Jika tempat yang terlambat untuk ditutup atau penutup pendukung jenis
lainnya yag digunakan, atau, semua kekosongan di luar garis yang ditetapkan
itu harus diisi dengan keping batuan atau material lain yang disetujui oleh
Engineer sebelum menempatkan backfill grouting. Biaya pengisian kekosongan
diluar garis yang ditetapkan dengan material seperti itu harus atas biaya
Kontraktor. Untuk detail yang berhubungan dengan backfill grouting mengacu
pada Bab VI-Drilling dan Grouting.
Jika jumlah air yang mengalir dari suatu batuan berlawanan dengan lapisan
beton yang akan ditempatkan, harus dikeluarkan dari ruang yang akan diisi
dengan beton dengan mendempul atau dialihkan dengan pipa, pans atau alat-
alat lain, dan dibuang sampai habis sampai beton telah ditempatkan dan telah
berhasil dipasang tidak teganggu oleh manapun tindakan air melalui
percolation, tekanan hidrostatik atau abrasi. Harga untuk memindahkan dan
mengendalikan air selama masa konstruksi harus tercakup di harga satuan
yang bisa diterapkan dan sesuai dengan harga lump sum yang terdapat dalam
Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan, yang mana harga tersebut sudah
termasuk upah tenaga kerja, peralatan dan material, dan semua perlengkapan
yang diperlukan dalam pekerjaan seperti itu.
Dengan segera sebelum penempatan beton, tindakan pencegahan harus
diambil oleh Kontraktor untuk melihat bahwa semua permukaan pondasi dan
semua bentuk dengan sepenuhnya telah dikondisikan untuk penempatan
beton sebagaimana yang diperlukan oleh Spesifikasi ini.
Kecuali bila ada persetujuan lain dari Engineer, bahwa lapisan beton untuk
terowongan harus ditempatkan oleh peralatan khusus. Di mana beton
ditempatkan untuk bangunan yang melengkung, dinding samping dan
membalikkan bangunan lengkung yang terpisah, Kontraktor akan menyiapkan

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 38
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

suatu urutan penempatan, gambar yang bisa diterapkan dan menulis uraian
untuk secara utuh dan sebaik-baiknya penafsiran dari rencananya untuk
menempatkan beton dan campuran semen yang dilibatkan dalam pekerjaan di
bawah Spesifikasi ini. Ini akan disampaikan untuk mendapat persetujuan dari
Engineer apling sedikitnya tigapuluh (30) hari sebelum beton pertama
ditempatkan.

Beton Penyumbat untuk Terowong

Kontraktor harus menempatkan beton dari kelas yang ditetapkan untuk


penyumbat untuk terowongan pengelak seperti yang ditunjukkan pada
gambar. Sebelum penempatan dari beton penyumbat, Kontraktor harus
memindahkan plat baja pelindung untuk menanam grout stop untuk contact
grouting dan timber fillet untuk menyediakan kunci geser untuk memenuhi
keinginan Engineer. Plat baja dan timber fillet yang dipindah adalah hak milik
dari Pemberi kerja. Permukaan lapisan sebaiknya tidak rata sehingga dengan
perawatan tidak merusakkan existing grout saluaran keluar (outlet) untuk
digunakan manakala contact grout sedang dilakukan untuk mengisi manapun
kekosongan antar lapisan terowongan dan penyumbat beton.
Detil yang menyangkut sistim pendinginan ini dijelaskan di dalam sub bab
7.25.3. Temperatur beton manakala ditempatkan harus mengikuti ketentuan
sub bab 7.10.3.
Kontraktor harus memastikan bahwa semua klem pelipit antar lapisan beton
dan penyumbat beton dalam terowongan sepenuhnya terisi oleh contact grout
sebagaimana ditunjukkan pada gambar dan seperti yang ditentukan di dalam
sub bab 6.4.3 dan ketentuan lain yang bisa diterapkan dari sub bab ini.
Pembentukan dan penyelesaian harus mengikuti sub bab 7.12. Catatan
bahwa ketentuan khusus harus dibuat untuk memindahkan cetakan ke hulu
setelah penyumbat selesai berdasarkan saran Engineer.

Pendinginan Beton Penyumbat di Terowong

Beton penyumbat di dalam terowongan pengelak harus didinginkan atas


pertolongan pemompaan air melalui tabung yang ditempelkan di dalam beton
penyumbat seperti disiapkan dalam sub bab 7.22.4 dan seperti yang
ditunjukkan pada gambar. Tingkat perputaran air yang melalui masing-masing
liku sistim pendinginan tidak boleh kurang dari 15 liter per menit.
Kontraktor harus memulai mengoperasikan sistim penyejukan untuk masing-
masing mengangkat beton dengan secepatnya mendahului penempatan beton.
Pendinginan air pada temperatur 25°C, atau sebagaiman yang disarankan oleh
Engineer, harus berputar melalui semua pipa spiral dari sistim pendinginan
sampai 20 hari mengikuti penempatan beton penyumbat, bagaimanapun,
periode waktu ini mungkin diperpanjang atau dipendekkan tergantung atas
analisa Engineer.
Untuk membantu di dalam mengendalikan operasi pendinginan, suatu tabung
termometer lurus akan ditempelkan dan temperatur beton dan air yang
berputar akan terukur sedikitnya dua kali suatu hari atau sebagaimana yang
diarahkan oleh Engineer.
Pengaturan, perubahan, penempatan, dan kapasitas pompa dan peralatan,
kepala pipa, sambungan dengan pipa spiral (coil) yang menempel, dan pipa-

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 39
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

pipa outlet harus seperti yang dipastikan bisa diandalkan dan pengoperasian
yang berlanjut dan penting pada semua waktu untuk mendapat persetujuan
Engineer. Hubungan antar masing-masing pipa spiral yang menempel harus
seperti aliran air yang melalui satu satuan dari pipa spiral mungkin
dikendalikan secara positif pada setiap waktu tanpa bertentangan dengan
aliran yang melalui satuan pipa spiral lainnya.
Ketetapan harus dibuat dalam tataruang dari sambungan pipa untuk
membalikkan arah aliran air melalui pipa spiral (coil) yang menempel dan arah
aliran sepanjang pipa spiral (coil) pendingin harus dibalikkan tidak lebih dari
satu kali tiap 24 jam. Intake untuk pendingin air harus disaring dan harus
dijaga tetap bersih dari lumpur dan puing, dan semua tindakan pencegahan
perlu diambil untuk mencegah manapun bagian dari sistim pendinginan dari
ketersumbatan atau hal-hal lain yang menyebabkan tidak dapat beroperasi.
Bila ada pipa spiral (coil) menjadi tersumbat dan tidak bisa dibuka oleh alat-
alat normal, biaya yang terlibat di dalam pemotongan bagian dari beton untuk
membuka penyumbat pipa spiral (coil) akan ditanggung oleh Kontraktor.
Kontraktor harus menyediakan semua fasilitas yang diperlukan seperti
catwalks, platform dan tangga untuk memberi layanan yang baik untuk
pengoperasian pendinginan. Kecuali jika diarahkan oleh Engineer, fasilitas
didepan harus ditinggalkan pada tempatnya sampai semua operasi grouting
telah diselesaikan.

Penempatan Pipa Karet untuk Sistem Pendinginan

Seperti yang digambarkan dalam sub bab terdahulu, Kontraktor harus


melengkapi dan menempatkan, seperti yang ditunjukkan pada gambar, pipa
karet yang mana air akan diedarkan untuk kepentingan pendinginan beton di
dalam plugging terowongan pengelak. Semua pipa karet untuk sistim
pendinginan harus disuaikan dengan JIS G-3461 atau padanan.
Sistim pendinginan harus merupakan suatu plain-end pipa logam, dengan
sambungan yang akan dibuat dengan penggabung tipe-expansion, detail
diharapkan untuk disampaikan kepada Engineer untuk mendapat persetujuan.
Semua pipa dan perlengkapan yang diperlukan untuk sistim pendinginan dan
pipa termometer yang akan ditempelkan di dalam beton harus dilengkapi oleh
Kontraktor, dan harus dipotong, dibengkokkan, dibuat dan digabungkan oleh
Kontraktor. Semua pipa harus bersih dan bebas dari kerak air, di dalam dan di
luar, dan harus betul-betul dipelihara sampai ditempelkan di dalam beton.
Semua pipa harus didukung dan dengan aman terikat pada tempatnya oleh
kawat logam dengan suatu cara yang disetujui oleh Engineer. Material yang
diperlukan untuk pendukung dan pengamanan sistim pendinginan pada
tempatnya harus dilengkapi oleh Kontraktor.
Sistim penyejukan harus dicuci bersih dan harus diuji untuk kebocoran di
hadapan Engineer pada suatu tekanan 350 kPa, dan dengan tekanan air yang
kuat sebelum ditempelkan di dalam beton. Kontraktor harus melindungi sistim
pendinginan dan pipa termometer dari pergeseran atau kerusakan selama
penempatan beton dan pekerjaan lain yang mengikuti penempatan dan uji
coba sistim pendinginan.
Tombol pengatur harus ditempatkan di inlet dan akhir dari pipa spiral (coil)
pendingin yang meluas sampai permukaan yang dibentuk dari beton tersebut.
Kontraktor harus menyumbat dan jenis perlindungan ujung akhir dari pipa

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 40
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

spiral (coil) yang sesuai dari kerusakan lain sampai pelaksanaan pendingin
diselesaikan.
Setelah pendingin dan pipa termometer sudah memenuhi tujuan yang
diharapkan, pipa yang ditempelkan harus diisi dengan spesi semen dari suatu
campuran yang disetujui yang mana sesuai dengan Spesifikasi. Spesi semen
harus dimasukkan ke dalam pipa dengan hanya dengan tekanan yang cukup
untuk memastikan bahwa pipa sudah terpenuhi dan tersisi secara benar.
Semua lubang yang ditinggalkan pada hubungan spesi semen harus diisi
dengan segera dan dengan sepenuhnya dengan kemasan kering.

7.26 PEKERJAAN PASANGAN BATU

7.26.1 Material

Batu
Batu yang digunakan untuk pekerjaan yang uraikan pada gambar
seperti pekerjaan pasangan bata atau stone pitching harus bersih, alami,
keras, tahan lama, homogen untuk mendapat persetujuan dari Engineer dan
bebas dari iron-bands, noda, lubang pasir, kesalahan atau ketidak
sempurnaan lainnya. Batuan tersebut harus diperoleh dari suatu sumber yang
disetujui oleh Engineer.

Adukan semen
Adukan semen untuk pekerjaan pasangan batu harus dibuat dari
Semen Portland dan pasir, di dalam proporsi yang baik 1:3 maupun 1:4
seperti yang ditentukan pada gambar untuk masing-masing jenis pekerjaan.
Kecuali jika diperintah, adukan semen yang digunakan untuk pekerjaan batu
adalah 1:1:1 (abu batu: kapur pasangan: pasir) untuk pekerjaan normal dan
1:3 (Semen Portland: pasir) untuk pekerjaan tahan air, di mana jika
diperintah oleh Engineer.
Pasir secara umum harus seperti pada spesifikasi untuk pasir beton dalam sub
bab 7.3 kalau tidak penilaian akan disuaikan pada batas berikut :

SaringanNo. Prosentasi Lolos Saringan


8 100%
100 maksimum 15%

Pada batasan di atas pasir haruslah mempunyai kualitas baik dan mempunyai
tingkat dapat digunakan untuk produksi adukan semen.
Semen haruslah Semen Portland asli seperti yang dispesifikasikan dalam sub
bab 7.2.
Kapur pasang harus merupakan kapur pasang yang disesuaikan dengan
ketentuan NI 7. Abu batu harus disesuaikan dengan ketentuan NI 20. Semua
itu harus secara menyeluruh harus dalam kondisi yang bagus sampai dilokasi
sesuai persetujuan dari Engineer.
Air yang digunakan dalam persiapan adukan semen harus seperti yang
ditetapkan di dalam sub bab 7.4. Hanya air secukup yang akan digunakan
untuk menghasilkan worability campuran yang diperlukan.

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 41
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

Metoda dan peralatan yang digunakan untuk pencampuran adukan semen


harus seperti yang ditentukan secara teliti dan kontrol jumlah dari masing-
masing unsur terpisah yang termasuk dalam adukan semen dan harus sesuai
dengan persetujuan dari Engineer. Jika suatu alat pengaduk (mixer)
digunakan, itu harus dengan disain yang disetujui dan waktu pencampuran
setelah semua bahan terpisah dimasukkan dalam mixer, kecuali untuk
jumlah air penuh, tidak boleh kurang dari dua menit.
Ketika pencampuran adukan semen dengan secara manual diijinkan material
harus dicampur pada tempat yang pantas atau di dalam wadah atau terbuka.
Material harus diputar dua kali di dalam suatu tempat yang kering dan
sedikitnya tiga kali setelah air ditambahkan sampai adukan semen telah
mencapai warna yang seragam dan konsistensi.
Adukan semen harus dicampur hanya dalam jumlah secukup untuk
penggunaan sesegera mungkin dan semua adukan semen tidak boleh
digunakan di dalam 30 menit setelah penambahan air dalam campuran dan
harus dibuang. Penghancuran kembali adukan semen tidak diijinkan.
Pencampuran terbuka dan di dalam panci secara menyeluruh harus bersih dan
dicuci setiap harinya pada akhir pekerjaan.

Kerikil Pendukung
Kerilkil pendukung harus bersih, keras, merupakan batu pecahan atau
kerikil dari sungai tahan lama dengan gradasi baik dari 50 mm sampai 1 mm,
semua sesuai dengan persetujuan dari Engineer.

Gradasi Kerikil untuk Filter


Gradasi kerikil untuk Filter harus bersih, keras, material tahan lama
bebas dari material yang membungkus mantel seperti tanah liat. Tidak boleh
mengandung pirit, belerang, batubara, mika, serpihan batu atau bahan-bahan
serupa, rapuh atau material yang molor, penutup atau material mudah
menyerap atau mudah pecah lain yang mana, menurut pengertian Engineer,
akan mengurangi kekuatan dari filter dalam kontaknya dengan air atau
material lain.
Kerikil harus terdiri dari partikel bulat dan harus mempunyai gradasi seperti
kondisi di bawah :

50% ukuran antara 5 sampai 8 times dari 50% ukuran material yang mana
terlindungi.
Keseragaman adalah sama untuk material terlindungi, dimana keseragaman
adalah perbandingan dari 60% ukuran samapai 10% ukuran.
"X" persen ukuran dari material yang digambarkan dalam paragraf ini
merupakan dimensi dari lobang ayakan yang mana "x" persen lewat dari suatu
contoh material yang mewakili.

Kontraktor harus membuat test gradasi seperti yang diminta oleh Engineer
untuk secara konsisten ditaati guna memenuhi Spesifikasi.

Saringan Pasir
Pasir untuk Filter harus secara umum mematuhi ketentuan ASTM C 33
untuk agregat halus, dan harus merupakan pasir kasar yang bebas
mengalirkan air untuk mendapat persetujan dari Engineer.

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 42
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

Penyimpanan Material
Pasir dan semen yang digunakan untuk adukan semen harus disimpan sesuai
dengan sub bab 6.2. Kapur pasang dan abu batu akan disimpan di dalam peti
di atas area pelat logam atau beton atau di atas plat kayu untuk mencegah
penyerapan embun. Bahan-bahan itu harus cukup terlindungi dari cuaca
dengan air dan penutup tahan air.

7.26.2 Plesteran

Kecuali jika diperintahkan, permukaan sambungan dalam adukan


semen 1:3 (semen:pasir) harus secara hati-hati disiram dan secara halus.
Ketika pekerjaan dilaksanakan, kehati-hatian harus diambil untuk memastikan
bahwa keseragaman warna dicapai. Semua sambungan yang mana bukan
merupakan sambungan berhadapan harus ditutup dengan siraman adukan
semen.
Adukan semen pada permukaan sambungan, 1:1:1 (abu batu: kapur pasang:
pasir) yang mana kelihatan harus bersih sampai kedalaman 1.0 cm dan diisi
kembali dengan adukan semen 1:2 (Semen: Pasir) dan hati-hati disiram
secara halus, sedemikian sehingga suatu keseragaman warna dicapai.
Jika diarahkan oleh Engineer, dinding dan lantai atau pekerjaan pasangan batu
harus diplester dengan adukan semen 1 semen berbanding 3 pasir.
Adukan semen untuk pekerjaan plester harus mematuhi ketentuan dalam sub
bab 7.24.1 untuk material dan pencampuran.
Plesteran harus diterapkan di dalam dua lapisan dengan ketebalan 2.0 cm.
Kecuali jika diarahkan, pekerjaan pasangan harus diplester pada bagian atas
dinding, tepi lapisan saluran, dan untuk 0.10 m di bawah bagian atas dinding
dan lapisan untuk membentuk penutup.

7.26.3 Batu untuk Pekerjaan Pasangan

Ukuran Batu
Pekerjaan pasangan puing acak harus terdiri dari batu dengan ukuran
acak yang dipalu dengan kasar, sedemikian sehingga mereka akan lekat cocok
bersama-sama. Masing-masing batu akan ditimbang antara 20 kg dan 50 kg,
tetapi untuk batu yang lebih kecil penggunaannya terserah kepada Engineer.
Ukuran maksimum akan diatur sesuai dimensi dinding dan beban yang
dibatasi di atas.

Dasar dan Sambungan


Masing-masing batu untuk pekerjaan pasangan harus secara
menyeluruh dibasahi dengan segera sebelum digunakan dan harus diletakkan
dengan posisi alaminya yang tegaklurus kepada arah tegangan utama.
Masing-masing batu harus duduk di dalam adukan semen, semua sambungan
yang sedang diisi berhubungan baik dengan adukan semen ketika pekerjaan
sedang dalam proses. Tidak boleh ada sambungan dengan lebar lebih dari 5.0
cm dan tidak boleh ada batu yang saling menyentuh satu sama lain.

7.26.4 Weepholes.

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 43
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

Dinding penahan, lapisan miring, dan pangkal jembatan harus


dilengkapi dengan weepholes. Weepholes akan dibuat dengan diameter 5.0 cm
dari pipa PVC dan harus dibuat 1 untuk tiap 2 meter persegi (m 2) dari
pekerjaan permukaan.
Jika gradasi filter terletak di ujung terbuka dari weepholes atau pipa, batu
dengan gradasi terpilih yang sesuai harus dikemas melingkari ujung dari
lubang atau pipa untuk mencegah hilangnya material filter, dan batu harus
diselubungi oleh lapisan ijuk atau serabut gula aren.

7.26.5 Sambungan Palsu

Jika diperintahkan atau yang ditunjuk pada gambar, sambungan palsu


harus disiapkan dalam bagian pekerjaan pasangan batu yang mana tidak
dirancang seperti struktur penahan air. Secara umum, sambungan palsu
diperlukan di mana saja ada suatu perubahan esar dalam bagian dan jika
perbedaan penurunan akan terjadi antar bagian.
Sambungan palsu harus dibentuk dengan menghilangkan ikatan batu dan
menyediakan suatu gradasi batu/kerikil filter di belakang bagian pekerjaan
pasangan sampai setingginya sambungan. Gradasi filter harus merupakan
batu terpilih dan kerikil dengan gradsi yang sesuai untuk mencegah hilangnya
material filter dan harus diselubungi oleh lapisan serabut ijuk dengan tebal 3
cm atau suatu serabut yang terbuat dari geotextiles yang disetujui.

7.26.6 Contoh Pekerjaan

Di awal pekerjaan pasangan Kontraktor harus membangun contoh


bagian dinding sampai saat dibangun secara utuh, yang mana mutu dan
penampilan harus mendapat persetujuan dari Engineer.
Semua pekerjaan pasangan harus sama dengan atau lebih baik daripada
contoh yang telah disetujui.

7.26.7 Perawatan dan Perlindungan

Dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan di dalam cuaca yang kurang


baik dan di dalam perlindungan dan perawatan pekerjaan yang telah selesai,
Kontraktor mengamati kondisi-kondisi yang sama seperti yang ditetapkan
untuk beton.
Batu tidak boleh ditempatkan selama hujan cukup lama atau cukup deras
untuk mencuci adukan semen dari pekerjaan pasangan. Adukan semen telah
menyebar dan menjadi diencer akibat hujan harus dibuang dan diganti
sebelum pekerjaan tersebut dilanjutkan. Pekerja tidak diijinkan untuk memulai
pekerjaan pemasangan batu sebelum seluruhnya dipersiapkan.
Timbunan Kembali dan Pengisian di Belakang Pekerjaan Pasangan
Sebelum timbunan kembali atau pengisian di belakang pekerjaan pasangan
yang mana tidak kelihatan, pekerjaan pasangan secara kasar harus diplester
dengan campuran 1:4 (Semen Portland: pasir) dengan tebal 2.0 cm.
Pengisian tidak boleh ditempatkan sebelum mendapat persetujuan dari
Engineer. Material pengisi harus merupakan pasir kasar. Kerikil dengan ukuran
yang seragam harus ditempatkan dibagian akhir dalam weephole untuk
mencegah lepasnya pasir.

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 44
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

7.26.8 Pekerjaan Perlindungan

Persiapan Formasi Tanah untuk Lereng


Kontraktor harus menyiapkan formasi untuk lereng dengan mengatur
penggalian dengan seksama untuk dimensi yang ditetapkan. Gradasi kerikil
filter atau kerikil pendukung sebagaimana yang ditetapkan yang kemudian
disediakan dan ditempatkan pada formasi sampai ketebalan yang ditunjukkan
pada gambar guna memberi suatu permukaan paralel yang rata pada
permukaan lereng batu yang terlah selesai.

Lereng Batuan Kering


Seperti yang ditunjukkan pada gambar, Kontraktor harus menyediakan
dan meletakkan lereng batuan kering yang terdiri dari batuan yang
dihancurkan secara kasar sedemikian sehingga saling mengisi satu sama
lainnya. Batu tersebut harus mempunyai lebar dan panjang tidak kurang dari
20 cm dan kedalamannya tidak kurang dari 20 cm dan kedalamannya tidak
kurang dari yang ditunjukkan pada gambar.
Batuan harus duduk pada pasir dengan posisi alaminya sedemikian sehingga
permukaan yang terselesaikan rata pada tempat benar.

Drainasi dengan Batu Pecah


Seperti yang ditunjukkan pada gambar dan yang terperinci di dalam
Daftar Kuantitas dan Harga, Kontraktor harus membangun drainasi dengan
batu pecah dan diselubungi oleh "ijuk" seperti dimensi yang ditetapkan. Hal
tersebut harus terdiri dari penggalian parit dan timbunan kembali dengan batu
pecah. Batu pecah harus seperti batuan yang ditetapkan di dalam sub 11.3.1
yang mana tertahan pada di atas ayakan 4 cm.

Bronjong dan Lantai Kerja


Bronjong harus disediakan dan dipasang berdasarkan garis potong dan
ketebalan,seperti pada Gambar dan seperti saran dari Direksi, untuk
pekerjaan pengamanan tebing saluran, bangunan akhir pada bagunan
pelimpah dan tanggul pengelak (cofferdam).
Bronjong harus terbuat dari batu berdiameter 20 cm dan anyaman kawat
dengan mata jaring 10 cm, dan diameter 4 mm. Kontraktor harus
menyerahkan contoh batu bulat dan anyaman kawat tiga puluh (30) hari
sebelum bronjong dipasang.
Bronjong tidak dipadatkan tetapi harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga
hasilnya kokoh, rata dan ketebalannya seperti yang disyaratkan. Untuk
memperoleh hasil seperti tersebut di atas, maka penempatannya harus
dikerjakan dengan tangan.
Batuan harus diutamakan yang bulat dibanding bersudut. Perakitan harus
membuat jala kawat baja bersudut enam triple-twisted dengan mentaati BS
1052. Kawat tersebut harus digalvanisir seperti yang ditetapkan di dalam) BS
443 sebelum di rangkai menjadi jala. Ketebalan kawat dan ukuran jala sebagai
berikut:

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 45
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

Diameter Ukuran Jala


Kawat (cm)
Minimum (mm)
Kotak bronjong 2.7 8 x 10
Lantai kerja bronjong 2.0 6x8

Bronjong dan lantai kerja harus mempunyai sekat rongga dalam dari jala yang
sama seperti rakitan tertutup. Sekat rongga harus diposisikan seperti itu agar
dimensi dalam pada suatu kotak gabion melebihi 1.0 m, dan agar memberi
ruang terpisah 2.0 m x 0.6 m di dalam lantai kerja. Ditengah bronjong dan
lantai kerja harus diberi kawat yang kuat agar memberi suatu sambungan
berlanjut sepanjang tepi yang bersebelahan. Jika bronjong ditempatkan di
atas kain saringan, perlindungan harus diambil untuk menghindari sobeknya
kain selama pembuatan.
Batu harus ditempatkan di dalam bronjong sedemikian rupa untuk
menghindari kerusakan rakitan. Ruang kosong harus diisi dan penutup
diregangkan dengan ketat di atas dan dengan aman kawat diletakkan pada
tempatnya.
Ukuran bronjong harus seperti yang ditunjukkan pada gambar atau yang
diperintah oleh Engneer.

7.27 PASANGAN BATU BATA

Scope Pekerjaan

Seluruh pasangan bata, dinding bata, paving bata dan pasangan bata
kosong yang perlu dibangun menurut spesifikasi ini dan seluruh maksud yang
bertalian yang mungkin ditentukan oleh Direksi, harus terdiri dari bahan-
bahan yang diperincikan disini. Syarat-syarat dan ketentuan yang dinyatakan
disini akan berlaku untuk semua pekerjaan bata, kecuali kalau syarat-syarat
dan ketentuan seperti itu dibuat oleh Direksi untuk seatu pekerjaan tertentu.

Batu untuk Pekerjaan Bata

Ketentuan-ketentuan untuk batu bata:

Segala batu bata adalah batu bata yang sesuai dengan ketentuan dari
standar Indonesia untuk batu bata N.I. 10.
Bahan Batu Bata
Tanah yang dipakai untuk membuat batu bata, harus dipilih dengan hati-hati
dan harus dari tanah liat. Tanahnya harus tidak mengandung kapur dalam
jumlah yang tidak dapat diterima, kerikil, pasir kasar atau bahan-bahan
organis lainnya. Lumpur tidak boleh melampaui 0,3%.
Klasifikasi
Batu bata kelas I (satu) harus dibuat dari tanah yang baik, bersih dari
endapan garam. Seharusnya dibakar terus-menerus tanpa diberi belirang, rat,
berbentuk dan berukuran sama dengan pinggiran yang tajam dan persegi

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 46
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

(siku), dengan permukaan yang sejajar dan berwarna merah ua atau


perunggu.
Batu bata yang baik harus padat dalam pembuatan dan jika dipukul akan
mengeluarkan suara yang nyaring dan harus bersih dari retakan, pecah,
pempilan-gempilan, batu dan kapur.
Daya tekan rata-rata dari lima buah batu bata yangmermutu tidak boleh
kurang dari 100 kg/cm2.
Batu bat kelas II (dua) harus dibakar sama baiknya, seperti batu bata kelas I
(satu) atau sedikit kematangan, tetapi tidak mengaca dibagian manapun dan
harus bersuara nyaring bila dipukul. Perbedaan sedikit dalam ukuran bentuk
ataupun warna dapat diterima, tetapi tidak sedemikian sehingga
mengakibatkan jalannya yang tidak tertentu atau tidak rata bila digunakan.
Daya tekan rata-rata dari lima buah batu bata yang bermutu tidak boleh
kurang dari 80 kg/cm2.
Batu bata kelas III (tiga) harus sama dengan batu bata kelas II (dua). Daya
tekan rata-rata dari lma buah batu bata yang bermutu tidak boleh kurang dari
60 kg/cm2.

Semen

Semua semen adukan untuk pekerjaan bata harus sesuai dengan


syarat-syarat dan ketentuan yang dinyatakan untuk semen Portland dalam
sub bab 7.2.

Pasir
Semua semen adukan untuk pekerjaan bata harus sesuai dengan
syarat-syarat dan ketentuan yang dinyatakan untuk semen Portland dalam
sub bab 7.3.2.

Air

Air yang dipergunakan untuk adukan bebas dari bahan-bahan lumpur,


bahan-bahan organik, alkali, garam dan kotoran-kotoran lain dan harus ditest
dan disetujui oleh Engineer.

Komposisi Adukan

Adukan untuk pekerjaan bata harus terdiri dari satu bagian semen
banding tiga bagian pasir (keadaan lepas), kecuali bila ditentukan dan
diperintahkan lain oleh Direksi, dengan air yang cukup untuk mendapatkan
kekentalan yang sesuai untuk pemakaian.
Jika diperintahkan oleh Direksi untuk menambah daya pengerjaan maka kapur
pasangan atau semen merah yang disetujui Direksi, dapat ditambahkan dalam
adukan tetapi tidak boleh lebih dari 25% dari ukuran semen kering.

Pengadukan Spesi/Adukan

Cara dan perlengkapan yang dipakai untuk mengaduk campuran adalah


sedemikian rupa sehingga mudah untuk memastikan dengan tepat dan
mengontrol banyaknya tiap-tiap bagian yang dimasukkan ke dalam campuran

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 47
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

mesin pengaduk (mixer) maka lamanya waktu pengadukan, setelah semua


bahan-bahan sudah di dalam mixer, (kecuali untul jumlah penuh air) tidak
boleh kurang dari dua menit.
Spesi/adukan akan dicampur hanya jika adukan tidak dipakai dalam waktu 30
menit setelah penambahan air harus dibuang. Pencampuran ulangan adukan
tidak diperkenankan. Palung dan ember adukan harus dibersihkan dan harus
dicuci setiap akhir kerja setiap hari.

Pemasangan

Cara dan perlengkapan untuk pengangkutan bata dan adukan


sedemikian rupa sehingga tidak akan merusak bata atau akan menunda
pemakaian adukan.
Semua pekerjaan bata mulai dipasang setelah permukaan disiapkan dengan
baik sesuai dengan spesifikasi dan perintah Direksi.
Bata tidak boleh dipasang pada waktu hujan yang cukup deras atau cukup
menghanyutkan adukan dari bata. Adukan yang telah dihamparkan yang luluh
oleh hujan harus disingkirkan dulu dan diganti sebelum meneruskan
pekerjaan.
Pekerja-pekerja tidak diperkenankan berdiri di atas pekerjaan bata sebelum
pasangan bata mengeras sepenuhnya.
Semua bata yang dipergunakan untuk pekerjaan bata harus dibasahi dengan
air antara tiga sampai empat jam sebelum dikerjakan dengan cara yang
terjamin sehingga setiap bata benar-benar basah. Semua bata harus bebas
dari air yang melekat padanya ketika dipasang.

Penyelesaian Dan Penyempurnaan

Semua bata harus dipasang dengan baik dan rata, sambungan sama
rata, sudut persegi, garis-garis vertikal lurus dan permukaan yang baik,
kecuali jika ditunjukkan lain dari gambar atau atas petunjuk Direksi.
Pekerjaan bata (batu merah) yang dibangun untuk jalan air harus menurut
Standar pekerjaan terbaik yang bisa didapat dan bata-bata yang ditolak harus
dipindahkan atas biaya Kontraktor. Untuk bagian yang dilalui air pekerjaan
bata harus diselesaikan selicin mungkin.

Perawatan (Curing)

Semua pekerjaan bata yang memakai spesi/adukan harus dirawat


dengan air (water curing) atau cara-cara lain yang disetujui leh Direksi.
Jika perawatan dilakukan dengan air, pekerjaan bata harus tetap basah paling
tidak selama 14 hari, kecuali ditentukan dilain bagian dari spesifikasi ini
dengan menutupinya dengan bahan yang menyerap air atau alat pipa yang
berlobang-lobang, alat penyiram dengan menggenanginya atau cara lain yang
disetujui yang menyebabkan permukaan yang dirawat (cured) selalu basah.
Air yang digunakan harus memenuhi ketentuan-ketentuan spesifikasi air.

Perbaikan Pekerjaan Bata

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 48
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

Jika setelah penyelesaian pekerjaan bata, ternyata bahwa bata keluar


dari garis atau tidak datar, atau tidak sesuai dengan garis tingkatan yang
ditunjukkan pada gambar atau mununjukkan permukaan yang rusak, ia harus
dibuang dan diganti atas biaya Kontraktor, kecuali Direksi mengijinkan secara
tertulis, untuk menambal atau mengganti daerah yang rusak.

7.28 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

7.28.1 Pekerjaan Beton

Pengukuran untuk pembayaran setiap kelas beton yang diperlukan


untuk dicor langsung ke permukaan galian, dilakukan sesuai dengan garis
batas dimana pembayaran untuk galian dilakukan.
Pengukuran untuk pembayaran setiap kelas beton, dilakukan sesuai dengan
garis batas kerapian konstruksi, seperti tercantum dalam gambar, kecuali bila
tercantum dalam spesifikasi.
Pengukuran untuk pembayaran beton pengisi dilakukan sesuai dengan volume
beton aktual yang ditempatkan pada lokasi-lokasi yang memerlukan
pengisian.
Dalam mengukur beton untuk pembayarannya, volume semua bagian yang
terbuka, bagian ceruk, saluran, pipa, pekerjaan kayu dan pekerjaan besi,
maka harus dikurangi pembayarannya.
Kecuali tercantum dalam spesifikasi, pembayaran setiap kelas beton di
berbagai bagian pekerjaan, dilakukan berdasarkan harga satuan per m 3
seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan, dimana
harga satuan tersebut termasuk semua biaya peralatan, tenaga kerja dan
material yang diperlukan dalam pelaksanaan, kecuali pekerjaan akhir besi
tulangan, “joint filler” dan “waterstop” dimana pembayarannya dilakukan
secara terpisah, seperti tercantum dalam sub bab 7.13, 7.24, 7.22.
Pembayaran setiap kelas beton termasuk biaya beton (semen, agregat, air
dan bahan pencampurnya), “batching”, pencampuran, pengangkutan,
pengecoran, blackouts, joints, pengetesan dan pekerjaan lain yang terkait
seperti yang tercantum dalam spesifikasi.
Pembayaran tidak dilakukan untuk beton yang perlu ditempatkan di luar garis
batas galian, seperti misalnya galian yang lebih atau karena alasan lain.
Semua biaya pembuangan sisa beton atau mortar harus ditanggung
Kontraktor.

7.28.2 Pekerjaan Bekisting dan Finishing

Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan bekisting untuk beton,


dilakukan terpisah untuk per m3 (meter kubik) beton. Harga satuan tersebut
sudah termasuk upah pekerja, bahan dan peralatan yang diperlukan untuk
pekerjaan tersebut.
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan finishing untuk beton, tidak
dilakukan terpisah, sudah termasuk dalam harga satuan beton.

7.28.3 Pekerjaan Penulangan

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 49
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

Pengukuran untuk pembayaran untuk penyediaan, pemotongan,


pembengkokan dan penempatan tulangan dilakukan berdasarkan berat
tulangan yang dipasang pada beton sesuai dengan gambar dan saran direksi.
Pembayaran untuk penyediaan, pemotongan, pembengkokan, dan
penempatan tulangan dilakukan berdasarkan harga satuan per ton seperti
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan, dimana harga satuan
tersebut termasuk biaya tenaga kerja, peralatan dan material yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan yang tercantum dalam pasal ini. Harga satuan
tersebut harus meliputi juga biaya pemasangan begel dan penyanggah beton,
logam atau penyanggah lain, pembersihan dan pemeliharaan pada posisi
semua tulangan dan biaya bila yang ini diperlukan.

7.28.4 Pekerjaan Penutup Beton (Beton Blockout)

Pengukuran untuk pembayarn beton penutup dilakukan berdasarkan


dimensi seperti tercantum pada gambar atau seperti pengarahan Direksi dan
sesuai dengan persyaratan sub bab 7.14.
Pembayaran untuk beton penutup dilakukan sesuai dengan persyaratan sub
bab 7.14, dengan harga satuan per meter kubik (m3)seperti tercantum pada
Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan.

7.28.5 Pekerjaan Box Culvert

Pengukuran untuk pembayaran beton box culvert dilakukan sesuai


dengan harga satuan per meter kubik(m 3) seperti tercantum pada pasal 7.18
dengan Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan. Harga satuan tersebut meliputi
biaya untuk tenaga kerja, material dan alat-alat, termasuk pembongkaran
kayu, pengelupasan permukaan beton dan semua pekerjaan yang terkait.
Pembayaran untuk finishing dan pemasangan sistem pendingin dilakukan
berdasarkan harga lump sum terpisah, seperti tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga Pekerjaan.
Pengukuran untuk pembayaran bagi pekerjaan bekisting dan finishing tidak
dilakukan secara terpisah tetapi sudah termasuk harga satuan beton. Harga
satuan tersebut meliputi biaya tenaga kerja, material dan peralatan yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjan ini.

7.28.6 Pekerjaan Waterstop

Pengukuran untuk pembayaran untuk penyediaan dan penempatan


waterstop, dilakukan berdasarkan panjang waterstop yang berada di tempat,
tanpa ada pembayaran untuk overlap pada sambungan, celah dan
perpotongan. Waterstop yang dipasang oleh Kontraktor pada contraction joint
pada lokasi yang lain dari yang tercantum pada gambar atau sesuai saran
Direksi, tidak dilakukan pengukuran untuk pmbayarannya.
Pembayaran untuk penyediaan dan pemasangan waterstop dilakukan
berdasarkan harga satuan per meter panjang (m’) seperti tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan, dimana harga satuan tersebut
termasuk biaya penyediaan semua material, tenaga kerja dan peralatan yang
diperlukan untuk melasanakan pekerjaan ini.

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 50
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

7.28.7 Pekerjaan Bronjong

Pengukuran untuk pembayaran bronjong, dilakukan berdasarkan batas


garis dan tingkatan serta ketebalan seperti tercantum pada Gambar atau
seperti saran dari Direksi. Pembayaran bronjong didasarkan harga satuan per
m3 (meter kubik) seperti tercantum pada Daftar Kuantitas dan Harga
Pekerjaan, dimana harga satuan tersebut termasuk biaya semua pekerjaan
yang diperlukan dalam pengadaan, pembuatan dan penempatan bronjong.

7.28.8 Pekerjaan Joint filler

Pengukurun (untuk pembayaran) untuk penyediaan dan pemasangan


pengisi sambungan dilakukan pada tempat dipasangnya pengisi sambungan.
Pengukuran untuk penyediaan dan pemasangan pengisi sambungan dilakukan
berdasarkan harga satuan per m2 (meter persegi) seperti yang ditawarkan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan, dan harga satuan tersebut
termasuk biaya semua tenaga kerja, peralatan dan material yang diperlukan.

7.28.9 Pekerjaan Pasangan Batu

Pekerjaan pasangan
Pengukuran untuk pekerjaan pasangan akan dibuat berdasarkan volume
pekerjaan pasangan yang benar-benar dilaksanakanm sesuai garis atau
kuantitas adan ketebalan yang ditunjukkan pada gambar atau atas saran
Engineer. Pembayaran untuk pekerjaan pasangan akan dibuat dalam harga
satuan per meter kubik (m3) yang dikontrakkan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga Pekerjaan, yang mana harga satuan tersebut sudah meliputi semua
biaya material, tenaga kerja, peralatan dan persiapan untuk peempatan,
pembuatan dan penyelesaian pekerjaan pasangan.

Pekerjaan Plesteran
Pengukuran dari pekerjaan plesteran akan dibuat berdasarkan pada
area dalam tempat yang ditunjukkan pada gambar atau sebagaimana yang
disarankan oleh Engineer.
Pembayaran untuk pekerjaan plesteran akan dibuat dalam harga satuan per
meter persegi seperti yang dikontakkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
Pekerjaan, yang mana harga satuan sudah meliputi pengangkutan semua
material, tenaga kerja, peralatan, dan persiapan untuk penempatan,
pembuatan dan penyelesaian pekerjaan plesteran.

Pekerjaan Pasangan Bata


Pengukuran dan pembayaran untuk segala pekerjaan bata yang
dimintakan sesuai spesifikasi-spesifikasi ini akan dilaksanakan menurut harga
satuan per m3 (meter kubik) yang ditawarkan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga Pekerjaan biaya-biaya mana harus sudah mencakup, tetapi tidak
terbatas pada biaya untuk air, semen, pasir, kapur pasang dan harga
pembelian bata-bata, penggolongan, pengangkutan, penyiapan untuk
penempatan, perawatan, perlindungan, penyempurnaan dan pembetulan
permukaan bata serta segala pelaksanaan lainnya, prosedur-prosedur dan

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 51
Detail Desain Waduk Titab di Kabupaten Buleleng

kebutuhan-kebutuhan yang perlu untuk menyelesaikan pekerjaan bata sesuai


dengan spesifikasi ini.

Spesifikasi Teknik
ST - V II- 52

Anda mungkin juga menyukai