Studi bioekivalensi (BE adalah studi bioavailabilitas (BA) komparatif yang dirancang untuk
menunjukkan bioekivalensi antara produk uji (suatu produk obat “copy”) dengan produk obat
inovator/pembandingan. Caranya dengan membandingkan profil kadar obat dalam darah atau
urin antara produk-produk yang dibandingkan pada subyek manusia.(1)
Struktur Salbutamol
Salbutamol merupakan obat yang menstimulasi reseptor β terutama selektif pada reseptor
β2 yang biasa digunakan sebagai terapi asma akut dan asma akibat exercise karena merupakan
bronkodilator poten yang mempunyai onset cepat atau biasanya desebut sebagai Short Acting β2-
agonist (SABA). Salbutamol terdiri dari campuran rasemat enansiomer-R dan enansiomer-S.
enansiomer-R memberikan aktivitas bronkodilator beserta efek samping sedangkan enansiomer-
S memberikan sifat inert.(2)
Salbutamol dapat diadministrasikan melalui aerosol, injeksi ataupun tablet. Salbutamol
secara cepat diabsorpsi setelah pemberian oral pada relawan normal. Kadar maksimum plasma
dicapai setelah 2 jam, waktu paruh sekitar 4-6 jam, ikatan protein 10%, bioavailibilitasnya 40%(3)
Efek samping dari salbutamol yaitu (4) :
- Nerves
- Tremor atau kram otot
- Sakit kepala
- Dizziness
- Lemah
- Mual
- Susah tidur
1. Kaji Etik
Protokol kaji etik diajukan kepada Komite Kaji Etik Universitas Tanjungpura Pontianak.
Desain dan pelaksanaan studi BE mengikuti Pedoman Uji Bioekivalensi(1) dan Pedoman Cara
Uji Klinik yang Baik (CUKB).(5)
2. Desain
Uji bioekivalensi didesain dengan dosis tunggal, pemberian acak, desain menyilang 2 arah (2
perlakuan, 2 periode dan 2 kelompok) dan dalam 2 periode diselingin periode washout selama
4 minggu. Para relawan secara acak dipilih ke salah satu kelompok menggunakan pengacakan
komputer. (6)
3. Subyek
3.1 Kriteria Subyek
a. Kriteria Inklusi(6)
- Sukarelawan sehat wanita dan pria
- Usia 20-42 tahun
- Masa indek tubuh 18-25
- Relawan telah dinyatakan lulus/memenuhi syarat dalam pemeriksaan fisik,
riwayat penyakit terdahulu, riwayat pengobatan, test alergi, test darah (urea,
glukosa dan elektrolit), test fungsi ginjal dan hati, test HBsAg dan HIV-ab
- Tidak mengkonsumsi rokok dan alcohol
- Test urin untuk wanita (negatif hamil)
b. Kriteria Ekslusi(6)
- Alergi atau hipersensitivitas terhadap salbutamol
9. Parameter Bioavabilitas
Analisis famakokinetik dilakukan untuk konsentrasi salbutamol di plasma sebelum (t0) – 48
jam setelah pemberian dosis. Semua parameter dihitung dari kadar konsentrasi salbutamol
dalam plasma. Parameter bioavabiltas dari sampel darah (1,6) :
- Cmax : Konsnetrasi maksimum obat dalam plasma
- tmax : Waktu yang diperlukan untuk mencapai Cmax
- AUC0-t : Area dibawah kurva kadar obat dalam plasma dari waktu 0 sampai
waktu terakhir
- AUC0-∞ : Area dibawah kurva kadar obat dalam plasma dari waktu 0 sampai
waktu takterhingga
- t1/2 : Waktu paruh obat
- Kel : Ketetapan kecepatan eleminasi
AUCt-∞= Ct
Kel
T1/2 = ln2
Kel
- Kel dididaoatkan dari nilai slope hasil regregi linear antara ln-konsentrasi dan
waktu pada fase eleminasi data analisis.
- AUC dan Cmax kemudian dianalisis dengan ANOVA untuk studi menyilang 2-way
antara perlakuan, periode dan subyek.