Subpokok Bahasan
1. Unsur organik tulang: protein matriks
2. Unsur inorganik tulang: mineral tulang
3. Komposisi biokimia cairan sendi
4. Struktur/komposisi biokimia jaringan otot
5. Peranan ion Ca/Mg dalam kontraksi otot
6. Metabolisme dan pembentukan ATP bagi kerja otot, dalam keadaan aerobik dan
anaerobik
7. Pengendalian kerja dan metabolisme otot
8. Pemenuhan kebutuhan oksigen otot
9. Cadangan/sumber energi bagi kerja otot
2. Matriks ekstrasel:
– Proteoglikan (terdapat di otot dan di tulang) mengandung < 95% KH
(mayoritas yang menyusun proteoglikan yang ada di otoot dan si tulang adalah
karbohidrat)
– Protein fibrosa: mayoritas kandungan protein, terdapat di otot dan tulang
• Protein struktural:
• Kolagen
• Elastin fungsinya : 1. Ektensibilitas yaitu bisa mengembang/
ekstensi/pertambahan panjang, 2. Recoil: kembali membentuk
kumparan. Terdapat di pembuluh darah dan di ligamen.
• Protein fungsional:
• Fibronektin.
• Laminin.
Tambahan :
Elastin ada di otot polos dari pembuluh darah, yaitu pada bagian Tunika
muskularis.
Pembuluh darah mempunyai Tunika/ lapisan :
1. Tunika Intima dibelakangnya terdapat satu lapisan lagi, disebut tunika
elastika interna yang tersusun dari serat elastin.
2. Tunika media diatasnya terdapat tunika elastika eksterna.
3. Tunika Adventisia (paling luar) terdiri dari jaringan ikat longgar.
Ligamen adalah pita jaringan ikat yang menghubungkan tulang atau tulang
rawan, berfungsi untuk menyokong dan memperkuat sendi.
Glycosaminoglicans
Core protein
Glycosaminoglikan yang
lainnya
Ikatan antara protein yang satu dan yang yang lainnya = Ikatan Kovalen (kuat)
1. Hyaluronic Acid
- Struktur lurus, tidak ada cabang (tidak ada ikatan silang protein)
- Satu-satunya protein Glycosaminoglycan yang tidak punya sulfat.
- Gugus Karbohidrat = Glukosa
- Sifatnya seprti gel : ukurannya dapat bertambah, dapat mengikat air dan tidak
kaku/kenyal
- Karena sifatnya yang tidak kaku maka Asam hialuronat + kondroitin sulfat
dapat mengahasilkan sifat compresibility, artinya mampu menahan tekanan dari
luar.
- Banyak ditemukan dikartilago
- Memudahkan migrasi sel pada saat morpogenesis (pada embriogenesis) dan
penyembuhan luka. Asan Hyaluronat menyerap air banyak celah sel lebih
mudah bergerak.
2. Kondroitin sulfat
- Tidak bercabang
- Mempunyai sulfat
- Gugus Karbohidrat = Galaktosa berikatan dengan sulfat di atom C ke 4’ atau 6’
- Dapat menyerap air sehinggan berfungsi sebagai compresibility.
- Terdapat disendi dan kalsifikasi tulang (Osteogenesis Endokondral).
Protein Kolagen
Elastin
Fungsinya :
1. Ektensibilitas yaitu bisa mengembang/ekstensi/pertambahan panjang
2. Recoil: kembali membentuk kumparan. Terdapat di pembuluh darah dan di ligamen.
Sintesisnya Elastin
3. Diekskresikan dari sel. Beberapa residu lisil mengalami deaminasi (pelepasan gugus
amino) menjadi aldehid.
4. Tiga buah aldehid akan membentuk struktur menjadi kumparan. Bentuk Elastin
Random Coil
5. Saat sudah mature, elastin bersifat sangan tidak larut air, stabil, tapi turn overnya
rendah jika sudah rusak maka waktu untuk kembali normal sangat lama/sulit.
Kolagen
Sintesis Kolagen:
INTRASELULAR
EKSTRASELULER
Hydroxyapatide Ca10(PO4)6(OH)2
Hydroxyapatide merupakan material inorganik yang utama. 95% kalsium yang ada di
dalam tubuh terdapat di Hydroxyapatide.
Nice to know : Salah satu komposisi pepsodent : HAP = Hydroxyapatide
Sodium
Magnesium
Fluoride
Sampai sekarang fungsi fluoride untuk tulang belum diketahui. Fungsi
Hydroxyapatide di gigi menutup micro lesi sehingga tidak terjadi lubang.
Turn Over Tulang
Intinya:
Lisosom akan menghasilkan suatu asam menghancurkan kristal tulag (kesannya makan tulang )
Histologi Otot:
Otot dilindungi oleh jaringan ikat epimisium. 1 otot terdiri dari fasikulus-fasikulus. Fasikulus
dilindungi oleh perimisium. 1 fasikulus terdiri dari myofibril-myofibril. Myofibril dilindungi
oleh endomisium.
Sarkomer adalah unit terkecil dari otot. Bila dilihat menggunakn mikroskop polarisasi cahaya
maka dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
Sarkomer disusun oleh pita tipis (aktin) dan pita tebal (miosin)
AKTIN
G-Aktin
F-Aktin
Ketika ada Mg2+, G-aktin akan membentuk filamen aktin (F-aktin) bola-bolanya
menyatu membentuk rantai.
Aktin tidak bekerja sendiri, tetapi membutuhkan
Miosin
HMM dan kepala S-1 miosin mempunyai akivitas ATPase pemecahan ATP pada
saat kontraksi otot.
Sedangkan F-aktin tidak berfungsi sebagai pemecah ATP, tetapi sebagai kofaktor
mempercepat laju reaksi sehinnga 100-200 kali lebih cepat.
Catatan tambahan :
Mutasi gen dapat menyebabkan 2 hal, yaitu 1) semua protein Dystrophin yang dihasilkan
mutan atau 2) promotornya yang mengalami mutasi sehingga tidak mampu memproduksi
Dystropin. Kedua hal tersebut dapat menyebabkan kelemahan otot, pada awalnya hanya di
sebagian/sedikit otot yang mengalami distrofi. Hal tersebut dapat menyebabkan gangguan
keseimbangan. Lama kelamaan, semakin banyak otot yang diserang sehingga dapat
menyebabkan kelumpuhan. Jantung juga dapat bermasalah. Pada akhirnya, pasien meninggal
karena gangguan otot-otot pada pernapasan.
Siklus Kontraksi Otot
1. Fase Relaksasi
ATP berikatan di kepala S-1 miosin sehingga miosin melepaskan aktin
Kepala S-1 miosin menghidrolisis ATP ADP + Pi (Phosphate inorganik),
tetapi masih terikat dengan S-1 sampai dengan terjadinya fase kontraksi.
2. Fase Kontraksi
Dirangsang melalui peristiwa yang melibatkan kalsium, troponin, tropomiosin,
dan aktin.
Ketika ada Ca2+ maka aktin akan menjadi accesible (lebih mudah diakses) =
Troponin I bergerak sehingga terjadi reposisi tropomiosin-troponin
membuka jalan agar aktin dapat diakses/diikat oleh miosin.
Terbentuknya Aktin-Miosin-ADP-Pi compleks.
Pi dilepaskan diikuti dengan pelepasan ADP, maka akan terjadi power stroke
(ayunan).
Keterangan Gambar:
1. Terjadi ikatan antara miosin dan ATP ATP dipecah menjadi ADP + Pi
2. Actin berikatan dengan Ca2+ aktin berikatan dengan miosin Aktin-Miosin-ADP-
Pi
3. Setelah miosin berikatan dengan aktin makan Pi akan dilepaskan, diikuti dengan ADP
(kontraksi) Aktin-Miosin kompleks
Oleh karena itu, Aktin disebut sebagai kofaktor karena jika tidak ada aktin maka ATP
+ Pi tidak akan bisa dilepas.
4. Ketika ada ATP lagi berikatan dengan aktin-miosin Aktin-Miosin-ATP
Mayat kaku (rigor mortis). Hal tersebut dikarenakan tidak ada lagi ATP yang
dihasilkan sehingga miosin tidak bisa melepaskan aktin (tidak bisa relaksasi).
5. Maka aktin akan dilepaskan (relaksasi) ATP-Miosin kembali ke nomor 1.
Gambaran Skematik
Catatan Tambahan
Filamen terikat di Z line. Ketika terjadi kontraksi maka garis Z line akan ditarik ke
arah tengah-tengah miosin sehingga sarkomer memendek.
Miosin tidak bergerak, yang bergerak hanya aktin.
Keterangan : RYR Ryanodine Receptor.
Hubungan antara ujung saraf dan motorik (motor endplate) dan sel motorik (otot)
disebut sebagai neuromuskular junction bersifat sinaps
Awalnya, perjalanan impuls dimulai di saraf Depolarisasi kanal Ca2+ terbuka
Ca2+ ↑ vesikel-vesikel (berisi Asetilkolin (ACH)) yang berada di post sinaps
dieksositosis menyebrang ke celah sinaps dan berikatan dengan reseptor ACH
yang ada di sel motor (otot) Otot depolarisasi Kanal Ca2+ yang ada di otot
terbuka. Akan tetapi, Ca2+ yang masuk hanya sedikit sehingga memicu terjadinya
pelepasan Ca2+ di dalam sel otot.
Tahap Kontraksi
NO (Nitric Oxide)
Arginin dengan bantuan enzim Nitric Oxide Syntase (NOS) akan membentuk NO dan
Citruline.
“Mengapa otot polos yang mempunyai endotel dapat mengalami relaksasi, sedangkan yang
tidak memiliki endotel tidak bisa relaksasi?”
Jawaban:
Nice to Know:
Cara Kerja NO
Ach terikat reseptor pelepasan kalsium dan Inositol trifosfat (IP3) Aktivasi enzin NO
syntase Memecah argini menjadi Citruline dan NO masuk ke sel otot meningkatkan
aktivasi Guanylyl Cyclase pembentukan cAMP memacu relaksasi pada otot polos.
Gambar Cara Kerja NO
Keterangan Tabel:
Regulasi Kalsium
Keterangan Gambar
Metabolisme di Otot
Keterangan Gambar:
Pada keadaan mulai bekerja, ATP yang tersedia hanya sedikit, hanya untuk beberapa
detik. Oleh karena itu, membutuhkan cadangan ATP dari otot (Glikogen).
ATP dapat ditingkatkan/diaktivasi oleh
1. ↑ Ca2+
2. ↑ Epinephrine meningkatkan seluruh mekanisme yang ada di dalam tubuh.
3. AMP merupakan hasil akhir dari pemecahan ATP (ATP ADP AMP).
AMP yang meningkat akan menjadi sinya ke otot bahwa cadangan ATP telah
habis sehingga otot melepaskan glikogen dan terjadilah Gikogenolisis.
1 molekul glukosa = 32 ATP memerlukan oksigen yang banyak
Pada keadaan high intencity dan cepat Glikolisis anaerob karena ATP yang
dihasilkan sedikit. Akan tetapi, jika dilakukan dalam waktu yang lama (endurance)
maka ATP akan dihasilkan dari proses pemecahan Glikogen.
Jika Glikogen sudah hampir habis maka menggunakan cadangan asam lemak. Proses
pemecahan lemak terjadi setelah 10 – 15 menit berolahraga.
Oxidative Phospirylation terjadi di mitokondria untuk menghasilkan energi.
↑ mitokondria ↑ oksigen ↑ energi
Otot mengandung myoglobin (membawa oksigen). Myoglobin juga mempunya Fe2+
dan struktur protein yang hampir sama dengan dengan Hemoglobin sehingga
warnanya sama. Otot yang bekerja endurance warnanya akan merah, karena banyak
mengandung myoglobin. Sedangkan otot-otot yang tidak bisa bekerja dalam waktu
yang lama berwarna putih karena myoglobinnya sedikit. Pada Otot putih bergantung
pada proses Glikolisis anaerobik.
ATP-Creatin Phosphate
Catatan Tambahan:
Type 1 = endurance
Type 2 = Cepat = bergantung pada glikolisis anaaerob
SPINTER
---ALHAMDULILLAH---