Cengkeh
Cengkeh
PENDAHULUAN
melebihi rata-rata konsumsi beras dunia yang hanya 60 kg/kapita/tahun. Salah satu
sangat melimpah salah satu diantaranya adalah buah lindur. Buah lindur memiliki
cukup melimpah 36,79% (atau sebesar 177.023,0766 kg atau 1.475,1923 kg/Ha) serta
secara kimia mengandung karbohidrat 32,91%; kadar air 62,92%; abu 1,29%; lemak
Lindur merupakan salah satu buah dari jenis tumbuhan mangrove yang
daerah tropis Afrika Selatan dan Timur, Madagaskar, Asia Tenggara dan Selatan
(termasuk Indonesia dan negara di kawasan Malaysia), sampai timur laut Australia,
1
Mikronesia, Polinesia and kepulauan Ryukyu (Duke dan James, 2006). Tumbuhan
dengan nama famili Rhyzophoraceae ini cukup banyak ditemui di Indonesia antara
lain di pulau Jawa, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Papua.
Buah lindur telah banyak dimanfaatkan di berbagai negara, di pulau Solomon buah
ini sering dijadikan sayur dan dijual di pasaran, di Cambodia dijadikan obat malaria
bahkan dibeberapa negara, tanaman ini digunakan untuk membuat cat, parfume dan
sebagai obat kanker atau tumor (Duke dan James, 2006). Buah lindur (Bruguiera
lindur oleh (Hidayat, et al, 2014) menyatakan bahwa karbohidrat sebesar 86,10%,
protein 1,48% dan lemak 0,31% sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang
1. Berapakah kandungan karbohidrat, protein, dan lemak yang terkandung pada beras
2. Berapakah kandungan karbohidrat, protein, dan lemak yang terkandung pada beras
3. Bagaimana perbandingan karbohidrat, protein dan lemak antara beras buah lindur
2
1.3 Tujuan
3. Untuk mengetahui perbandingan karbohidrat, protein dan lemak antara beras buah
1.4 Manfaat
4. Menjadi bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang berminat meneliti obyek
buah lindur
1. Studi perbandingan karbohidrat, protein dan lemak antara beras buah lindur
(Bruguiera gymnorrhiza), dan beras merah (Oryza nivara) dibatasi hanya menguji
2. Hanya menguji perbandingan karbohidrat, protein dan lemak dari beras buah
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Beras adalah butir padi yang telah di buang kulit luarnya (sekamnya) yang
menjadi dasar dedak kasar. Dedak halus berasal dari lapisan-lapisan permukaan biji
beras, misalnya lapisan aleuron, lembaga dan beberapa lapis sel biji yang terlepas
waktu proses penggilingan. Bila dedak kasar tidak dapat di konsumsi oleh manusia
maka dedak halus masih dapat dijadikan bahan makanan untuk dikonsumsi. Dedak
kasar biasanya masih dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar atau dipergunakan
sebagai campuran bahan pakan ternak dan ungags atau ikan. Beras merupakan bahan
makanan pokok yang paling cocok untuk sebagian besar rakyat Indonesia dan
penduduk daerah tropik lainnya. Selain rakyat di wilyah ini sudah begitu mahir dalam
teknologi bercocok tanam padi juga teknik pengolahan dan pemasakannya juga
Tingkat daya beli, pengetahuan mengolah dan menyajikan yang telah dikuasai oleh
masyarakat Indonesia sangat sesuai dengan beras sebagai bahan makanan pokok
(Sediaoetama, 2004).
Beras merupakan salah satu komoditas penting dalam sendi kehidupan sosial
ekonomi masyarakat Indonesia. Posisi komoditas beras bagi sebagian besar penduduk
merupakan sumber nutrisi penting dala struktur pangan, sehingga aspek penyediaan
4
menjadi hal yang sangat penting mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sangat
besar. Pengenalan komiditi beras kepada masyarakat bukan pengkonsumsi nasi telah
utama, saat ini terbiasa dengan konsumsi nasi dalam keseharian mereka, begitu juga
dengan masyarakat Maluku, Sulawesi utara, Madura dan sebagainya (Mulyo, 2011).
Padi dapat ditanam di lading (dry farming) atau di sawah (wet farming).
Penanaman padi di sawah adalah yang sangat cocok, karena zat-zat hara yang diambil
dengan sangat cepat dalam jumlah besar pada setiap panen, karena efisiensi
penanaman yang sangat tinggi dapat diregenerasi lagi oleh zat hara yang di bawa oleh
air irigasi. Pada zaman tenologi modern ini penyuburan kembali lahan sawah dibantu
dan dipercepat dengan pemakaian berbagai jenis pupuk, baik pupuk kandang maupun
pupuk sintetik. Jerami sebaiknya tidak dikeluarkan dari wilayah sawah agar hara yang
cukup tinggi dengan melaksanakannya panca usaha tani yang terdiri atas;
5
2.1.2 Struktur Biji Beras
Struktur biji beras perlu diketahui untuk dapat memahami sifat-sifatnya atau
Bagian luar dari biji beras dilapisi oleh sekam. Pada proses penggilingan atau
penumbukan, sekam ini terlepas dan dibuang menjadi dedak kasar. Sekam merupakan
20% dari seluruh berat butir. Di dalam sekam ada lapisan kulit dalam yang di sebut
pericarp terdiri atas 2-3 lapis sel-sel dan lapisan ini dibatasi oleh satu lapis sel-sel
kubik yang disebut aleuron. Pada penggilingan kedua lapisan ini dengan sedikit
bagian endosperm menjadi dedak halus. Dedak halus ini sangat kaya akan protein,
Endosperm merupakan bagian dalam biji terdapat 80%. Pada bagian pangkal
biji melekat lembaga, yaitu bakal benih tanaman. Biji yang melekat pada lembaga
sangat kaya akan protein, lemak dan berbagai vitamin. Akan tetapi, pada bagian ini
sering terbuang menjadi dedak halus pada waktu akan digiling. Sel-sel endosperm
berbentuk polygonal dan dibagian luar sel-sel ini lebih kecil dibandingkan dengan
sel-selnya semakin kearah dalam. Protein dan karbohidrat berupa Kristal-kristal yang
digiling untuk dibebaskan dari sekamnya yang menjadi dedak kasar dan beras yang
dihasilkan disebut beras pecah kulit (beras coklat atau loozien). Derajat giling beras
dinyatakan dengan efisiensi hasil gilingannya. Bila hasil beras giling 72% dari beras
6
asal gabahnya dikatakan bahwa derajat giling beras tersebut 72% atau derajat
Beras pecah kulit mempunyai derajat ekstraksi maksimal, ialah 80%. Semakin
tinggi derajat ekstraksi beras akan semakin kaya beras tersebut akan zat-zat gizi
menghasilkan beras dengan derajat ekstraksi 72%, tetapi pabrik penggilingan beras
yang mempergunakan mesin-mesin baru dapat mencapai derajat ekstraksi lebih tinggi
(Sediaoetama, 2004).
Di pabrik beras diolah dengan berbagai cara untuk meningkatkan nilai gizinya;
1) Beras parboil
2) Beras konversi
1) Beras parboil
Padi di rendam beberapa hari dalam air dingin, kemudian di godok selama
beberapa menit, kemudian dikeringkan di dalam panas matahari setelah cukup kering,
padi di simpan dahulu beberapa lama agar kandungan airnya tersebar merata
diseluruh butir yang akan mempermudah penggilingan. Butir-butir menjadi lebih kuat
Pada proses parboling, zat-zat gizi yang larut di dalam air akan terbawa
penggilingan, lapisan luar dari biji beras terkikis dan terbuang di dalam dedak halus.
Permukaan biji beras parboil menjadi lebih keras karena gelatiniasasi oleh panas dan
7
2) Beras konversi
telah dibersihkan dari kotoran dan gabah hampa dimasukkan ke dalam suatu benjana
besar yang dapat di tutup rapat, lalu divakumkan selama beberapa menit. Kemudian
di beri air panas dengan tekanan tinggi, gabah di rendam dengan kondisi demikian
Gabah lalu dipindahkan ke dalam drum di tutup yang dapat berputar pada
pada tekanan rendah, sehingga menjadi kering lalu digiling menjadi beras konversi.
Pada proses parboil dan konversi, bagian lembaga melekat lebih erat pada butir beras
dan biji lebih tahan terhadap serangan serangga. Pada proses penggilingan, biji beras
lebih tahan terhadap menjadi patah atau pecah, sehingga lebih banyak terdapat beras
Beras dapat pula diperkuat (fortified) dengan berbagai zat gizi, untuk tujuan
dipasarkan (fortified rice) yang di sebut (rice premix) tujuan rice premix Indonesia
Warna beras yang berbeda-beda diatur secara genetik, akibat perbedaan gen
yang mengatur warna aleuron, warna endospermia, dan komposisi pati pada
endospermia.
8
a. Beras putih, sesuai namanya, berwarna putih agak transparan karena hanya
memiliki sedikit aleuron, dan kandungan amilosa umumnya sekitar 20%. Beras ini
hitam.
d. Ketan (atau beras ketan), berwarna putih, tidak transparan, seluruh atau hampir
seluruh patinya merupakan amilopektin. Ketan hitam, merupakan versi ketan dari
beras hitam.
m dengan lebar batang 15-35 cm. Batang dari tumbuhan ini umumnya berwarna abu-
abu sampai hitam, memiliki lentisel yang besar dengan percabangan simpodial. Kulit
kayu memiliki lentisel, permukaannya halus hingga kasar dengan warna abu-abu tua
sampai coklat. Tumbuhan lindur memiliki daun yang umumnya berwarna hijau tua
berbentuk elips. Daun memeliki panjang 8-22 cm dan lebar 5-8 cm. ujung daun
meruncing, berwarna hijau pada bagian atasa dan hijau kekuningan pada bagian
bawah dengan bercak-bercak hitam. Letak daun biasanya salin berhadapan dengan
Akar membentuk akar papan dan melebar ke samping tetapi juga memiliki
sejumlah akar lutut tumbuhan lindur juga memiliki bunga dan buah, bunga terletak di
9
ujung uah dengan kelopak berwarna merah muda hingga merah serta panjang bunga
1,5-3,5 cm. buah lindur berwarna hijau dengan kelopak bunga di ujung buah
cm. Gambar 1. menunjukan (a) daun, bunga (b) dan buah (c)
Gambar 1 (a) daun, (b) bunga dan (c) buah. (Duke dan james, 2006)
Kalimatan, Bali, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Papua. Tamanan ini pada
ketinggian 0-50 mdpl pada tipe iklim A, B, C dengan tekstur tanah ringan. Tanaman
lindur mempunyai buah yang panjang 20-30 cm, diameter 12-17 cm, warna buah
hijau gelap hingga ungu bercak coklat, permukaan licin, berbentuk silinder, kelopak
menyatu saat buah jatuh dan mengapung di air. Buah lindur mempunyai panjang rata-
rata 27 cm dengan berat 45 gram. Buah lindur dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir
sebagai sayuran, obat malaria dan sebagai lauk pauk jika terjadi krisis pangan pada
10
Menurut Balai Pengelolahan Hutan Mangrove Wilayah I (BPHM) (2012);
tanaman lindur memiliki pohon tinggi mencapai 20 m, berakar lutut berbanir kecil,
susunan daun simpel berlawanan, elips, bersilangan, ujung meruncing, panjang daun
8-15 cm, permukaan bawah daun berwarna hijau kekuningan, daun licin dan tebal,
tanpa ujung yang kasar dan ramping. Kulit kayu abu-abu gelap, kasar, memiliki
mulut kulit kayu. Bunga; berbunga sepanjang tahun, bunga lebar, tunggal di ketiak
daun, besar, berwarna merah, panjang 3-5 cm, kelopak 10-14 helai, mahkota putih
hingga coklat, ujung tiap mahkota berbentuk runcing terdiri dari 3; tangkai benang
sari. Buah; berbentuk silinder, licin, diameter 1,7-2,0 cm, panjang 20-30 cm, hijau
gelap hingga ungu dengan bercak coklat, kelopak menyatu saat buah jatuh, dapat
mengapung, penyebaran oleh air. Masa buah terutam pada bulan juli agustus. Buah
lindur mengandug air 74%, lemak 1,2%, protein 1,1%, karbohidrat 23,5 % dan abu
Daun
Batang
Akar
11
Buah lindur memiliki pohon yang dapat mencapai ketinggian 30 m. Pohon
lindur memiliki akar papan dan akar lutut, melebar ke samping di bagian pangkal
pohon. Kulit kayu memiliki lentisel, permukaannya halus hingga kasar, berwarna
abu-abu tua sampai cokelat. Bruguiera gymnorrhiza tersebar di daerah tropis Afrika
Selatan, Afrika Timur dan Madagaskar, ke Asia Tenggara dan Selatan (termasuk
Indonesia dan negara di kawasan Malaysia), sampai timur laut Australia, Mikronesia,
Klasifikasi lindur menurut Duke dan James, (2006) adalah sebagai berikut:
Ordo : Myrtales
Family : Rhizophoraceae
Genus : Bruguiera
Buah Lindur dapat dimakan secara langsung, atau dicampur dengan kelapa.
Tetapi untuk jangka waktu yang lama, buah ini harus mengalami proses penepungan.
Karena Buah Lindur memiliki kadar air yang cukup tinggi, buah ini hanya bisa
disimpan dalam waktu yang terbatas dan menjadi cepat busuk. Oleh karena itu
buah Lindur karena dengan penepungan dapat memutus rantai metabolisme buah
12
Lindur sehingga menjadi lebih awet karena kandungan airnya rendah dan lebih
fleksibel diaplikasikan pada berbagai jenis olahan pangan. Karakterisasi buah lindur
(Bruguiera gymnorhiza) menunjukkan adanya kandungan tanin dan HCN yang cukup
tinggi sehingga perlu diturunkan sampai batas aman untuk dikonsumsi. Menurut
Food and Agriculture Organization (FAO) (2013) kadar HCN maksimal dalam
dan sebagai habitat aneka fauna. Kayunya dapat digunakan sebagai kayu bakar dan
untuk membuat arang. Pepagan (kulit batang) dimanfaatkan sebagai bahan penyamak
kulit dan pengawet jala ikan yang baik karena mengandung tanin rata-rata antara
daun mudanya sebagai lalap atau sayuran. Bagian dalam hipokotil buah lindur dapat
timur memanfaatkan buah lindur sebagai sumber pangan saat musim paceklik tiba
(Glen, 2005).
Karbohidrat adalah senyawa organik yang terdiri dari karbon, hidrogen, dan
oksigen yang disimpan dalam otot dan hati, serta dapat di ubah dengan cepat ketika
13
tubuh memerlukan energi. Karbohidrat di buat melalui fotosintesis, proses
Karbon dan air yang tersisa dalam tanaman membentuk karbohidrat (Dwijayanthi, et
al, 2011).
menyediakan 4 kalori (kJ) energi per gram. Karbohidrat juga mempunyai peranan
tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah
timbulnya ketois, pemecahan tubuh protein yang berlebihan, kehilangan mineral, dan
Dalam tubuh manusia karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino
dan sebagian lemak. Tetapi sebagaian besar karbohidrat diperoleh dari bahan
makanan yang dimakan sehari-hari, terutama bahan makanan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan. Pada tanaman karbohidrat dibentuk dari reaksi CO2 dan H2O
dengan bantuan sinar matahari melalui proses fotosintesis dalam sel tanaman yang
dan polisakarida. Monosakarida merupakan suatu molekul yang dapat terdiri dari
lima atau enam atom C, sedangkan oligosakarida merupakan polimer dari 2-10
14
monosakarida, dan pada umumnya polisakarida merupkan polimer yang terdiri dari
a. Monosakarida yang di kenal juga dengan gula sederhana adalah karbohidrat yang
dapat diserap melalui usus halus ke dalam darah. Dari sini, monosakarida
dan galaktosa.
b. Disakarida terdiri dari dua monosakarida (salah satunya adalah glukosa) yang
tidak mengandung molekul air. Karbohidrat sederhana ini harus di cerna dulu
lebih besar, lebih kompleks yang mengandung banyak unit gula. Polisakarida
diingesti dan di pecah menjadi gula sederhana agar dapat digunakan sebagai bahan
bakar. Contoh polisakarida yaitu tepung, glikogen dan serat (Dwijayanthi, et al,
2011).
Di dalam tubuh karbohidrat merupakan salah satu sumber utama energi. Dari
tiga sumber energi yaitu karbohidrat, lemak dan protein; karbohidrat merupakan
sumber energi yang palig murah. Karbohdirat yang tidak dapat dicerna, memberikan
volume kepada isi usus, dan rangsangan mekanis terjadi, melancarkan gerak
15
peristaltik yang melancarkan aliran bubu makanan melalui saluran pencernaan serta
glikoprotein. Reseptor selular yang terdapat pada permukaan membrane sel, adalah
energi di dalam otot dan hati terdapat sebagai glikogen, salah satu bentuk karbohidrat
karbohidrat ini tidak begitu besar, sehingga cepat menjadi kusut. (Sediaoetama, 2004)
makanan, misalnya dalam bentuk kue. Dalam proses fermentasi karbohidrat penting
sekali dan mempunyai sifat-sifat khusus untuk mendapatkan hasil olah yang disukai
konsumen. Jika dipanaskan pada suhu tinggi, karbohidrat menjadi karamel yang
dalam tepung terigu memberikan hasil bakar roti yang empuk seperti spons.
manis merupakan kualitas kecapan yang disenangi manusia sejak lahir. Tingkat manis
sebagai standard diambil sukrosa (100), dan berturut-turut; fruktosa (173), glukosa
(74), galaktosa (32), maltosa (32) dan laktosa (16). Untuk makanan rendah kalori rasa
manis didapat dengan mempergunakan zat pemanis sintetik yang tidak menghasilkan
energi. Pemanis sintetik yang lama dikenal ialah sakharin dan siklamat. Akhir-akhir
16
ini telah diintroduksikan dua zat pemanis lain, stevioside dan aspartame sirup,
a. Pencernaan karbohidrat
pecah menjadi partikel yang lebih kecil. Massa makanan, sekarang ini dikenal sebagai
bubur lambung (chyme), digerakkan oleh peristaltis ke usus halus yang merupakan
b. Penyerapan
dan berjalan ke hati melalui vena porta. Sejumlah kecil tepung dan serat yang tidak
dapat di cerna dengan sempurna kemudian akan diekskresi dalam feses. Serat larut air
c. Ekskresi karbohidrat
Zat sisa dari pembakaran karbohidrat ialah CO2 dan H2O. Sebagian dari CO2
di ubah menjadi gugusan asam karbonat (HCO3) yang larut dalam cairan tubuh,
sedangkan sebagian lagi tetap terbentuk gas CO2 yang kemudian diikat oleh
17
hemoglobin di dalam sel darah merah, untuk dibawa ke paru-paru di dalam paru-paru,
gas CO2 dilepaskan oleh hemoglobin untuk ditukar ke dalam udara didalam vesikel
Air sisa metabolisme di buang ke luar tubuh melalui empat jalan; yang
terbanyak melalui urine, kemudian air keringat melalui udara pernafasan dan melalui
dalam ginjal di dalam urine. Akhirnya, karbohidrat yang tidak dapat di cerna dan
tidak dipecah oleh mikroflora usus, memberikan massa kepada tinja dan
d. Metabolisme karbohidrat
Di dalam hati, fruktosa dan galaktosa di ubah menjadi glukosa. Hati kemudian
insulin yang bertugas memindahkan glukosa dari aliran darah untuk dimasukkan
dalam sel. Pada suatu waktu, tubuh menghabiskan energi yang dihasilkan dari
makanan yang paling terakhir sehingga kadar gula darah mulai menurun. Bahkan,
penurunan glukosa yang sedikit pun akan merangsang pankreas untuk melepaskan
glukagon yang akan membuat hati melepaskan glukosa dari simpanan glikogennya.
Hasilnya kadar glukosa darah meningkat lagi hingga mencapai normal (Dwijayanthi,
et al, 2011).
18
2.3.5. Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan karbohidrat
dengan kuantitias dan kualitas karbohidrat, dan ada karena gangguan pada
kebutuhan energy. Ialah Protein Energy Malnutrition (PEM) atau penyakit kurang
karoli dan protein (KKP) dan penyakit kegemukan atau obesitas, sedangkan yang
1) Penyakit kurang kalori dan protein (KKP). Protein Calori Malnutrion (PCM).
Penyakit kurang kalori dan protein (KKP) ini pada dasarnya terjadi karena
defiseinsi energi dan defisiensi protein, di sertai susunan yang tidak seimbang.
Penyakit KKP terutama menyerang anak-anak yang sedang tumbuh, dan dapat pula
Penyakit ini terutama terjadi karena konsumsi bahan pangan pokok beras yang tidak
cukup memenuhi kebutuhan. Telah kita ketahui bahwa bahan pangan pokok beras di
Indonesia memberikan 70-80 % dari total kalori di dalam hidangan dan sebesar itu
pula iuran terhadap total protein. Karena itu kekurangan konsumsi beras ini
19
atau pemakaian energi (energy expenditure). Kelebihan energi di dalam tubuh di
simpan dalam bentuk jaringan lemak. Pada keadaan normal, jaringan lemak di timbun
jaringan tirai usus (omentum). Seseorang baru disebut menderita obesitas, bila berat
badannya laki-laki melebihi 15 % dan pada wanita melebihi 20 % berat badan ideal
dengan karbohidrat glukosa. Pada umumnya disetujui oleh para ilmuan dan para
peneliti bahwa dasar dari penyakit ini ialah defisiensi hormon insulin. Hormon yang
dihasilkan oleh sel-sel di dalam kelenjar pankreas ini mengatur metabolisme glukosa.
berbagai teori. Defisiensi relatif dari hormon insulin ini bisa karena memang
sintesanya defisien, tetapi mungkin pula sintesanya cukup, tetapi sensitivitas sel
target terhadap hormon yang menurun. Ada pula yang mengemukakan bahwa
sehingga tertimbun dalam bentuk inaktip di dalam sel-sel. Banyak faktor yang
(Sediaoetama, 2004).
4) Intoleransi laktosa
laktosa. Laktosa di dalam saluran gastrointestinal dipecah oleh enzim lactase menjadi
20
glukosa dan galaktosa. Pada penderita penyakit intoleransi laktosa terdapat defisiensi
enzim lactase karena sintesanya mengurang atau tidak disintesa sama sekali. Cacat di
sini terletak pada mekanisme untuk sintesa enzim tersebut, yang berpangkal pada
kelaianan kodon di dalam gen. perubahan kodon ini menyebabkan enzim lactase
tidak disintesa atau disintesa dalam jumlah tidak mencukupi. Akibatnya laktosa tidak
dapat di cerna dan kadar laktosa yang cukup tinggi di dalam saluran pencernaan
bekerja sebagai laxans, menyebabkan diarrhea. Gejala ini terjadi ialah bahwa
penderita penyakit ini akan menderita diarrhoea bila mendapatk air susu atau produk
susu, baik ASI maupun air susu sapi atau hewan lainnya. Kita ketahui bahwa ASI
mengandung disakarida laktosa dalam kadar lrbih tinggi dibandingkan dengan air
Terapi dan prevensinya ialah dengan pemberian air susu rendah laktosa
(LLM-low lactose milk) atau dengan menggantikan susu dengan susu kedelai yang
2.4 Protein
Protein yang merupakan komponen dalam setiap sel hidup adalah molekul
yang kompleks, besar dan tersusun atas unit-unit pembangunan yang di sebut asam
amino. Sama halnya dengan karbohidrat, asam amino juga merupakan senyawa
organik yang tersusun dari atom karbon, hidrogen dan oksigen. Yang unik dari asam
amino adalah komponen nitrogennya yang membedakan asam amino dengan zat gizi
21
penghasil energi lainnya. Protein terdapat dalam berbagai ukuran dan bentuk, serta
tersusun atas berbagai macam asam amino yang menyatu dalam berbagai proporsi
Protein di pecah dalam tubuh sebagai sumber energi ketika pasokan karbohidrat dan
lemak tidak mncukupi. Protein disimpan dalam otot, tulang, darah, kulit, kartilago
2) Umumnya terdiri dari 20 macam asam amino, asam amino tersebut berikatan
secara kovalen satu dengan yang lainnya dalam variasi urutan yang bermacam-
rantai polipeptida menjadi struktur tiga dimensi protein, sebagai contohnya yaitu
4) Struktur tidak stabil terhadap beberapa faktor, antara lain, pH, radiasi, temperatur,
22
2.4.3. Klasifikasi Protein
a) Protein Enzim
mempunyai bentuk globular. Protein enzim ini mempunyai sifat yang khas, karena
hanya bekerja pada substrat tertentu. Yang termasuk golongan ini antara lain:
b) Protein Pengangkut
tertentu dari satu organ ke organ lain melalui aliran darah. Yang termasuk golongan
c) Protein Struktural
dan memberi kekuatan pada jaringan. Yang termasuk golongan ini adalah elastin,
d) Protein Hormon
23
e) Protein Pelindung
f) Protein Kontraktil
Golongan ini berperan dalam proses gerak, memberi kemampuan pada sel
untuk berkontraksi atau mengubah bentuk. Yang termasuk golongan ini adalah
g) Protein Cadangan
Protein cadangan atau protein simpanan adalah protein yang disimpan dan
a) Protein Fibriler/Skleroprotein
Protein ini berbentuk serabut, tidak larut dalam pelarut-pelarut encer, baik
larutan garam, asam, basa, ataupun alkohol. Berat molekulnya yang besar belum
dapat ditentukan dengan pasti dan sukar dimurnikan. Susunan molekulnya terdiri dari
rantai molekul yang panjang sejajar dengan rantai utama, tidak membentuk kristal
dan bila rantai ditarik memanjang, dapat kembali pada keadaan semula. Kegunaan
protein ini terutama hanya untuk membentuk struktur bahan dan jaringan. Contoh
protein fibriler adalah kolagen yang terdapat pada tulang rawan, miosin pada otot,
keratin pada rambut, dan fibrin pada gumpalan darah (Winarno, 2004).
b) Protein Globuler/Sferoprotein
Protein ini berbentuk bola, banyak terdapat pada bahan pangan seperti susu,
telur, dan daging. Protein ini larut dalam larutan garam dan asam encer, juga lebih
24
mudah berubah dibawah pengaruh suhu, konsentrasi garam, pelarut asam, dan basa
jika dibandingkan dengan protein fibriler. Protein ini mudah terdenaurasi, yaitu
susunan molekulnya berubah yang diikuti dengan perubahan sifat fisik dan
fisiologiknya seperti yang dialami oleh enzim dan hormon (Winarno, 2004).
a) Protein Sederhana
Protein sederhana tersusun oleh asam amino saja, oleh karena itu pada
hidrolisisnya hanya diperoleh asam-asam amino penyusunnya saja. Contoh protein ini
b) Protein Majemuk
Protein ini tersusun oleh protein sederhana dan zat lain yang bukan protein.
Zat lain yang bukan protein disebut radikal protestik. Yang termasuk dalam protein
ini adalah:
Asam amino esensial adalah asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh, tetapi
tubuh tidak dapat mensintesanya sendiri sehingga harus didapat atau diperoleh dari
protein makanan. Ada 10 jenis asam esensial yaitu isoleusin, leusin, lisin, metionin,
25
b) Protein yang tersusun oleh asam amino non esensial
Asam amino non esensial adalah asam amino yang bibutuhkan oleh tubuh dan
tubuh dapat mensintesa sendiri melalui reaksi aminasi reduktif asam keton atau
melaui transaminasi. Yang termasuk dalam protein ini adalah alanin, aspartat,
5) Berdasarkan Sumbernya
Protein dapat ditemukan baik dalam sumber nabati maupun hewani. Dalam
bahannya; kelompok daging dan kacang-kacangan (ayam, kacang kering, steak, selai
kacang) dan kelompok susu (keju lembut, yoghurt, keju keras) memiliki kandungan
protein yang paling tinggi. Kelompok padi-padian (bubur gandum, biskuit cracker
dan roti) serta kelompok sayuran mengandung lebih sedikit protein sedangkan
2011).
a) Protein alami adalah protein dalam keadaan seperti protein dalam sel.
b) Turunan protein yang merupakan hasil degradasi protein pada tingkat permulaan
dan protein turunan sekunder (proteosa, pepton, dan peptida) (Winarno, 2004)
Sifat fisikomia setiap protein tidak sama, tergantung pada jumlah dan jenis
asam aminonya. Berat molekul protein sangat besar sehingga bila protein dilarutkan
dalam air akan membentuk suatu dispersi koloidal. Protein ada yang larut dalam air,
26
ada pula yang tidak larut dalam air, tetapi semua protein tidak larut dalam pelarut
lemak, misalnya etil eter. Adanya gugus amino dan karboksil bebas pada ujung-ujung
(polielektrolit) dan bersifat amfoter (dapat bereaksi dengan asam maupun dengan
Struktur asam amino dapat dibagi menjadi beberapa bentuk yaitu struktur
1) Struktur Primer
Susunan linier asam amino dalam protein merupakan struktur primer. Susunan
tersebut merupakan suatu rangkain unit dari asam amino yang menentukan sifat dasar
dari berbagai protein, dan secara umum menentukan bentuk struktur sekunder dan
tersier. Bila protein mengandung banyak asam amino dan gugus hidrofobik, daya
kelarutannya dalam air kurang baik dibandingkan dengan protein yang banyak
2) Struktur Sekunder
tersusun saling berdekatan. Contoh bahan yang mempunyai struktur ini ialah bentuk
α-heliks pada wol, bentuk lipatan-lipatan (wiru) pada molekul-molekul sutera, serta
27
3) Struktur Tersier
yaitu susunan dari struktur sekunder yang satu dengan struktur sekunder bentuk lain.
Contohnya adalah beberapa protein yang mempunyai bentuk α-heliks dan bagian
dengan ikatan hidrogen, ikatan garam, interaksi hidrofobik, dan ikatan disulfida.
4) Struktur Kuartener
1) Sebagai Enzim
Banyak molekul dengan BM kecil serta beberapa ion dapat diangkut atau
3) Pengatur Pergerakan
4) Penunjang Mekanis
Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya kolagen,
suatu protein yang berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk serabut.
28
5) Pertahanan Tubuh
Pertahanan tubuh biasanya dalam bentuk antibodi, yaitu suatu protein khusus
yang dapat mengenal dan menempel atau mengikat benda-benda asing yang masuk
rodopsin, suatu protein yang bertindak sebagai reseptor/ penerima warna atau cahaya
7) Pengendalian Pertumbuhan
Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat mempengaruhi
fungsi bagian-bagian DNA yang mengatur sifat dan karakter bahan (Winarno, 2004).
keseimbangan nitrogen adalah 0,75 gram/kg berat badan, berupa protein patokan
tinggi yaitu protein telur (mutu cerna dan daya cerna telur adalah 100). Angka ini
dinamakan taraf suapan terjamin. Angka kecukupan protein dipengaruhi oleh mutu
protein hidangan yang dinyatakan dalam Skor Asam Amino(SAA), daya cerna
29
2.4.8 Kekurangan Konsumsi Protein
1) Kwashiorkor
Kwashiorkor adalah istilah yang digunakan oleh Cecily Wiliams bagi gejala
yang sangat ekstrem yang diderita oleh bayi dan anakanak kecil akibat kekurangan
konsumsi protein yang parah, meskipun konsumsi energi atau kalori telah mencukupi
kebutuhan.
2) Marasmus
Adalah istilah yang digunakan bagi gejala yang timbul bila anak menderita
3) Busung Lapar
Busung lapar atau juga disebut hunger oedem merupakan bentuk kurang gizi
berat yang menimpa daerah minus, yaitu daerah miskin dan tandus yang timbul
secara periodik pada masa paceklik, atau karena bencana alam seperti banjir, kemarau
2.5 Lemak
Lemak (lipid) adalah senyawa organik yang larut dalam alkohol dalam larutan
organik lainnya, tetapi tidak larut dalam air. Lemak mengandung karbon, hydrogen
oksigen terhadap karbon dan hidrogen lebih rendah pada lemak. Karena lemak lebih
sedikit mengandung oksigen, kalori yang dihasilkannya dua kali lebih banyak dari
pada karbohidrat dalam jumlah sama. Tubuh banyak mendapat lemak dari makanan
30
yang dikonsumsi, tetapi tubuh juga membentuk beberapa lemak (Dwijayanthi, et al,
2011).
Ada tiga jenis lemak ; trigliserida, lemak trans, fosfolipid dan sterol.
a. Trigliserida
merupakan bentuk lemak utama yang di simpan dalam tubuh. Struktur dasar
trigliserida terdiri atas satu molekul gliserol yang bergabung dengan tiga rantai asam
lemak.
b. Lemak trans
menambahkan hidrogen ke dalam minyak tak jenuh ganda untuk membuatnya padat
dalam suhu ruangan. Proses hidrogenasi ini memperpanjang usia kadaluarsa makanan
c. Fosfolipid
Fosfolipid mengandung satu molekul gliserol, tetapi hanya mengandung dua rantai
asam lemak. Bukannya mengikat asam lemak ketiga, fosfolipid malah mengikat
kelompok fosfat dan senyawa lain yang mengandung nitrogen. Fosfolipid secara
d. Sterol
emapat srtuktur siklik yang bergabung dengan berbagai rantai samping. Sterol tidak
31
mengandung molekul gliserol dan asam lemak. Salah satu contoh sterol adalah
Menurut sumbernya lemak kita membedakan lemak nabati dan lemak hewani.
hewani berasal dari binatang termasuk ikan, telur dan susu. Kedua jenis lemak ini
berbeda dalam jenis asam lemaknya yang menyusunnya. Lemak nabati mengandung
lebih banyak asam lemak tak jenuh, yang menyebabkan titik cair yang lebih rendah,
dan di dalam suhu kamar berbentuk cair disebut minyak. Lemak hewani mengandung
terutama asam lemak jenuh, khususnya mempunyai rantai karbon panjang, yang
mengakibatkan dalam suhu kamar berbentuk padat. Lemak berbentuk padat inilah
yang biasa oleh awam di sebut lemak atau gaji (Sediaoetama, 2004).
Kebanyakan orang sadar betul bahwa lemak berperan terhadap cita rasa, rasa
kenyang, dan kelezatan makanan. Lemak juga memberi tekstur terhadap makanan.
Memperkuat cita rasanya, dan mempertajam bau harum makanan. Selain itu, lemak
banyak berfungsi dalam tubuh. Berbeda lemak, berbeda pula fungsinya. Contohnya
fosfolipid bekerja sebagai pengemulsi untuk menjaga agar lemak tetap tersuspensi
dalam darah dan dalam cairan tubuh. Lemak juga menjadi bagian penting dalam
membrane sel dan membantu mengangkut zat gizi, metabolit, dan bahan larut lemak
32
Ada enam fungsi umum lemak di dalam tubuh
a) Pencernaan lemak
mulut, karena tidak ada enzim yang dapat memecahnya. Di dalam gaster ada enzim
lipase, tetapi pengaruhnya terhadap pemecahan lemak dapat diabaikan, karena rendah
sekali, pH di dalam gaster tidak cocok untuk aktivitas lipase tersebut. Di duodenum
lemak pecah oleh enzim lipase yang berasal dari sekresi pankreas. Triglyceride di
pecah menghasilkan campuran metabolite di- dan monoglycerida serta asam lemak
bebas. Asam lemak dengan rantai karbon panjang tidak larut di dalam air, tetapi
membuat ikatan kompleks dengan garam empedu yang membuatnya menjadi dapat
larut (emulsi). Asam lemak rantai karbon pendek dan intermediat lebih mudah larut di
dalam air sehingga lebih mudah di serap melalui dinding epitel saluran pencernaan.
(Sediaoetama, 2004).
lemak makanan, hanya dua buah yang masih sanggup bertahan; 1. Teori pertama
33
mengatakan bahwa semua glyceride di dalam makanan dihidrolisa total di dalam
saluran pencernaan (usus halus) dan asam-asam lemak yang dipisahkan diemulsikan
mikroskopik yang berdiameter 0,5 a atau lebih kecil lagi, yang mudah menembus
c) Ekskresi lemak
Lemak diekskresikan sebagai bahan sisa (waste product) CO2 dan H2O. lemak
di dalam makanan tidak dicerna dan diserap seluruhnya melainkan ada sebagian yang
terbuang di dalam tinja. Kalau tinja mengandung kadar lemak tinggi dari biasanya,
disebut steatorrhea. Dalam kondisi demikian. Tinja mempunyai volume besar dan
antaranya pada penyakit yang disertai diarrhoea seperti sprue tropic. Juga pada
penyakit yang disertai gangguan sekresi empedu, pencernaan dan penyerapan lemak
menderita gangguan dan banyak lemak terbuang di dalam tinja (Sediaoetama, 2004).
Lemak merupakan zat gizi padat energi, nilai kalorinya 9 kalori setiap garam
lemak. Dalam bentuk lemak dapat di simpan energi dalam jumlah besar di dalam
34
massa kecil dan tidak memerlukan banyak air seperti pada penimbunan karbohidrat
dan protein, sehingga mempunyai volume maupun berat yang relatif rendah.
(Sediaoetama, 2004).
Dalam kaitan lemak sebagai pelarut vitamin, defisiensi lemak atau gangguan
absorpsi lemak dapat memberikan gejala-gejala defisiensi vitamin yang larut lemak,
hambatan penyerapan lemak, gejala-gejala defisiensi kedua vitamin itu dapat timbul,
dan pernah dilaporkan. Ini terjadi pada gangguan sekresi empedu. (Sediaoetama,
2004).
kolesterol darah, terutama lemak hewani yang mengandung asam lemak jenuh rantai
(kolesterol andogen). Karena itu pada orang yang mengalami obesitas (kegemukan)
terdapat kadar kolesterol darah yang tinggi. Penyakit obesitas memberikan gejala
kelebihan jaringan lemak di dalam tubuh, tetapi sebab yang sebenarnya adalah
Penyakit kardiovaskular pada kondisi ini, plak fibrosa lemak secara bertahap
menyempitkan lumen arteri koroner sebagai mengurangi volume darah yang dapat
35
mengalir di dalamnya. Plak timbul sebagai hasil rangkaian kejadian kompleks yang
tampaknya diawali oleh peningkatan jumlah LDL. Memakan makanan yang tinggi
lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol akan meningkatkan kadar LDL, dengan
Beras merah (Oryza nivara) adalah salah satu jenis beras yang tidak digiling
sumber warna merah (Aryana, 2012). Beras merah (Oryza nivara) merupakan beras
yang dikonsumsi tanpa melalui proses penyosohan. Kulit arinya dari beras merah
(Oryza nivara) masih melekat pada endosperm (Santika dan Rozakurniati, 2010).
Kadar glicemic index (IG) yang rendah dan kandungan nutrisi,serat,vitamin dan
mineral yang tinggi pada beras merah dapat mencegah peningkatan glukosa darah
secara berlebihan. Beras merah ini banyak terdapat di berbagai daerah di Asia, juga di
tanaman padi yang menurunkan nilai jual dari beras putih yang diproduksi (Ahuja et
al, 2007). Berdasarkan penelitian oleh Gealy dan Bryant (2009), beberapa jenis beras
merah lokal di daerah Amerika utara memiliki kadar protein 10-14%, kadar lemak 2-
3% serta kadar karbohidrat yang tinggi yaitu di atas 70% dan menurut Indriani et al,
2013 kandungan gizi beras merah per 100 g, terdiri atas protein 7,5 g, lemak 0,9 g,
karbohidrat 77,5 g, kalsium 16 mg, fosfor 163 mg, zat besi 0,3 g, vitamin B1 0,21 mg
dan antosianin.
36
Kadar protein ini jauh lebih tinggi apabila dibandingkan dengan beras putih
pecah kulit yang memiliki kandungan protein 7%. bahkan beras putih yang telah
2005 dalam Mulyani dan Sukesi, 2010) Selain kandungan gizinya, keunggulan lain
yang dimiliki beras merah adalah seratnya yang relatif lebih mudah di cerna dalam
usus. Hal ini menyebabkan sisa-sisa makanan tidak tertahan terlalu lama di dalam
usus sehingga usus belum sempat menyerap racun-racun yang ikut terbawa dalam
makanan. Maka tubuh akan terhindar dari racun-racun yang potensial menyebabkan
kanker. Selain itu beras merah juga kaya akan vitamin B dan E sehingga tiadak
beras merah dari makanan lainnya yang juga mengandung banyak serat (Indrasari,
2006). Beras merah (Oryza nivara) dikenal karena memilki pigmen merah yang
Antioksidan adalah molekul yang menghambat oksidasi molekul lain. Reaksi oksidasi
dapat menghasilkan radikal bebas berantai yang dapat menyebabkan kerusakan atau
2010).
Ling et at, (2001) dalam Suardi, (2005) menyatakan bahwa konsumsi beras
merah (Oryza nivara) dapat mencegah penyakit atherosclerosis karena beras merah
asam amino, asam nikotinat, riboflavin dan berbagai mineral. Walaupun demikian,
37
beras merah masih kalah pamor dibandingkan beras putih karena beras merah
mempunyai masa simpan yang lebih pendek dari beras putih. Padahal beras merah
memiliki efek kesehatan yang jauh lebih baik daripada beras putih seperti
beri). Namun, perhatian petani Indonesia terhadap beras merah kurang, petani lebih
fokus menanam padi yang menghasilkan beras putih. Tapi, ada juga sebagian petani
yang secara turun-menurun menanam beras merah (Santika dan Rozakurnia, 2010).
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
kandungan karbohidrat protein dan lemak pada beras buah lindur (Bruguiera
gymnorrhiza) dan beras merah (Oryza navira) melalui uji laboratorium dengan beras
dan Konsultasi Industri, Jalan Ketintang Baru XVII No 14 Surabaya, Jawa Timur.
Surabaya Jawa Timur dan 20 gram beras merah (Oryza navira) yang di peroleh dari
1. Uji Karbohidrat
39
A. Alat dan bahan uji karbohidrat
Erlenmeyer, oven, alat penumbuk, labu takar, batu didih dan pendingin tegak. Bahan
yang digunakan untuk uji karbohidrat yaitu 1 gram beras dari buah lindur (Bruguiera
gymnorrhiza), larutan Luff (seperti larutan fehling yaitu larutan CuSO4), HCL, H2O,
indicator kanji, larutan standar Tio (Na2S2O3) 0,1 N, asam sulfat pekat dan kalium
yudida
B. Cara kerja
Perlakuan awal yaitu 1 gram beras dari buah lindur (Bruguiera gymnorrhiza)
di cuci dengan air bersih. Lalu dikeringkan dalam oven sampai kadar air hilang.
Setelah itu, di tumbuk sampai halus. Lalu ditambahkan larutan HCl 4 normal 100 mL
menggunakan pendingin tegak lalu didihkan sehingga semua pati terhidrolisis jadi
menit mendidih kemudian di tambahkan 5 mL asam sulfat pekat dan 1 gram kalium
sehingga berwarna biru kemudian di tetrasi dengan larutan standar TIO 0,1 normal
sampai warna hilang. Kemudian di baca buret. Volume pada buret dimasukkan ke
tabel kandungan glukosa (tabel Luff). Sehingga kadar gula bisa di hitung Begitu pun
40
2. Uji protein
sederhana untuk penetapan nitrogen total pada asam amino, protein, dan senyawa
Alat yang digunakan untuk menguji kkandungan protein yaitu, labu kjedahl
pembakar Bunsen dengan 400 oC, Labu didih, neraca hitung, alat penyuling pipet
biuret, batu didih. Bahan yang digunakan untuk uji protein yaitu, 1 gram beras dari
B. Cara kerja
Perlakuan awal yaitu 1-2 gram beras buah lindur (Bruguiera gymnorrhiza) di
cuci dengan air bersih. Kemudian dimasukkan kedalam labu kyeldahl lalu
dipanaskan dengan api nyala kecil (dalam ruang asam), sambil digoyang-goyang,
sesudah 5-10 menit, api dibesarkan dan terus dipanaskan hingga warna cairan
menjadi hijau, setelah itu didinginkan kemudian di encerkan dengan 25-30 mL air
dan dipindahkan dalam labu didih (500 mL) yang mengandung beberapa butir labu
dengan alat penyuling dan disulingkan hingga 2/3 dari cairan tersuling. Sulingan yang
terdapat di terima dalam 0,5 normal kelebihan. Akhirnya kelebihan HCl di titar
41
kembali dengan NaOH 0,5 Normal, blanko harus juga dikerjakan seperti di atas.
Begitu pun juga uji kadar protein beras merah (Oryza nivara)
3. Uji lemak
yang biasanya digunakan untuk pengekstraksi lemak pada suatu bahan makan.
Alat yang digunakan untuk uji lemak yaitu, soxhlet, kaca arloji, pengering
listrik, kertas saring, neraca hitung, labu didih dan pendingin.bahan yang digunakan
untuk uji lemak yaitu, 1 gram beras dari buah lindur (Bruguiera gymnorrhiza), 30 mL
B. Cara kerja
Perlakuan awal yaitu 1 gram beras dari buah lindur (Bruguiera gymnorrhiza)
di cuci dengan air bersih. Setelah itu, di keringkan dalam oven sampai kadar air
hilang. Lalu di tumbuk sampai halus. Setelah itu, ambilah 0,1 gram beras dari buah
30 mL HCL 25 persen dan 20 ml air dan beberapa batu didih. Setelah itu, tutuplah
piala dengan kaca arloji dan didikan selama 15 menit. Sesudah itu di saring panas-
panas dan dicuci dengan air panas hingga tidak bereaksi asam lagi. Lalu kertas saring
dan zat padatan yang terkandung didalamnya dikeringkan dalam pengering listrik
42
(100oC). kemudian dimasukkan kedalam kertas saring pembungkus diseduh (dengan
alat Soxhlet) dengan eter selama 2-3 jam. Sesudah itu, disulingkan dan seduhan
(lemak) dikeringkan lebih dahulu dengan alat peniup (dari listrik) ke dalam alat
pengering listrik 0.5-1 jam pada suhu 102-105 oC. kemudian di timbang hingga
bobotnya tetap. Berat seduhan (extract) adalah jumlah lemak (Munajib, 2005). Begitu
Sampel
U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3
Beras
buah
lindur
Beras
merah
Keterangan; U = ulangan
43
3.6. Skema penelitian
Uji laboratorium
Beras buah lindur kandungan karhohidrat,
protein dan lemak
Uji laboratorium
kandungan karhohidrat, Analisis data
protein dan lemak
Analisis data
Kesimpulan
Kesimpulan
Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah kandungan karbohidrat, protein
dan lemak pada beras dari buah lindur (Bruguiera gymnorrhiza) dan beras merah
(Oryza navira) Data tersebut disajikan dalam tabel dan diagram selanjutnya dianalisis
44
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
gymnorrhiza) dan beras merah (Oryza nivara) sebesar 5 gram dilakukan uji
Tabel 4.1 Kandungan karbohidrat, protein dan lemak pada beras buah lindur
(Bruguiera gymnorrhiza)
Ulangan(gram)
No Komponen Rata-rata
Ke 1 Ke 2 Ke 3
pada ulangan ke 2 sebesar 43,96%, dan ulangan ke 3 sebesar 44,10%, sehingga rata-
sebesar 8,22%, pada ulangan ke 2 sebesar 7,89%, dan pada ulanagan ke 3 sebesar
8,02%, sehingga rata-rata kandungan protein sebesar 8,07%, dan kandungan lemak
pada ulangan ke 1 sebesar 0,42%, ulangan ke 2 sebesar 0,58% dan pada ulangan ke 3
45
Gambar. 4.1. Diagram kandungan karbohidrat, protein dan lemak pada beras
buah lindur (Bruguiera gymnorrhiza)
dominan yaitu karbohidrat kemudian protein dan yang paling rendah yaitu lemak.
Tabel 4.2 Kandungan karbohidrat, protein dan lemak pada beras merah (Oryza
nivara)
Ulangan
No Komponen (gram) Rata-rata
Ke 1 Ke 2 Ke 3
46
Dari tabel 4.2 menunjukan bahwa beras merah (Oryza nivara) mempunyai
protein sebesar 7,75% serta kandungan lemak pada ulanagan ke 1 sebesar 1,05%,
Gambar. 4.2 Diagram kandungan karbohidrat, protein dan lemak pada beras
merah (Oryza nivara)
mempunyai kandungan karbohidrat sebesar 78,57%, protein 7,75% dan lemak 1,02%.
Kandungan beras merah (Oryza nivara) paling dominan yaitu karbohidrat kemudian
47
Tabel 4.3 Perbandingan kandungan karbohidrat, protein dan lemak pada beras
buah lindur (Bruguiera gymnorrhiza) dan beras merah (Oryza nivara)
lemak pada beras buah lindur (Bruguiera gymnorrhiza) dan beras merah (Oryza
nivara) yang dilakukan 3 kali pengulangan bahwa pada beras buah lindur (Bruguiera
gymnorrhiza) dan beras merah (Oryza nivara) memiliki nilai kandungan karbohidrat
Nilai kandungan protein pada beras buah lindur (Bruguiera gymnorrhiza) dan
karbohidrat yaitu 8,07% dan 7,75% dan nilai kandungan lemak pada beras buah
memiliki nilai terkecil jika dibandingkan dengan karbohidrat dan protein yaitu
sebersar 0,49% dan 1,02%. Setelah dilakukan penelitian terhadap beras buah lindur
48
4.2 Pembahasan
A. Karbohidrat
CO2 oleh tanaman dan tersimpan dalam berbagai bentuk yaitu monosakarida,
nilai gizi beras buah lindur. Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen, dan
karakteristik bahan makanan, seperti rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Dalam tubuh,
49
karbohidrat berfungsi mencegah timbulnya ketosis, pemecahan protein tubuh yang
(Winarno, 2008).
Dari gambar 4.3 dijelaskan bahwa kandungan karbohidrat dari beras buah
lindur (Bruguiera gymnorrhiza) sebesar 43,63% dan beras merah (Oryza nivara)
sebesar 78,57%. Jika kandungan karbohidrat dari beras buah lindur (Bruguiera
gymnorrhiza) dan beras merah (Oryza nivara) adanya perbedaan jauh seperti terlihat
beras buah lindur (Bruguiera gymnorrhiza) hampir setengah dari beras merah (Oryza
43,63% lebih baik (rendah) jika dibandingkan dengan penelitian tepung lindur oleh
Seknun, (2012) yaitu 86,26% dan Sulistyawati et al, (2012) yaitu 82,09%. Kadar
karbohidrat yang rendah sehingga beras buah lindur (Bruguiera gymnorrhiza) bisa
menjadi alternatif menu sehat dan cocok di konsumsi oleh penderita diabetes
Glikemik (IG) yang rendah dibandingkan dengan Indeks Glikemik (IG) pada beras
merah (Oryza nivara). Menurut Snehalatha et al, (2009) menyatakan melalui indeks
glikemik tinggi akan menyebabkan kenaikan kadar glukosa darah lebih cepat. Oleh
karena itu, dianjurkan bagi pasien penderita diabetes mellitus agar memilih makanan
dengan indeks glikemik rendah. Diet rendah indeks glikemik akan memperbaiki
kadar glukosa darah pada penderita diabetes mellitus tipe 1 dan diabetes mellitus tipe
50
2. Sehingga makanan berserat akan memberikan serat pangan, vitamin dan mineral
serta subtansi yang penting bagi kesehatan. Dengan mengonsumsi serat dalam jumlah
(Snehalatha, 2009).
B. Protein
Protein merupakan suatu zat makanan yang penting bagi tubuh, karena selain
berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur jaringan-jaringan baru yang selalu
terjadi di dalam jaringan tubuh. Protein digunakan sebagai bahan bakar apabila
51
keperluan energi mengandung N yang tidak dimiliki oleh lemak dan karbohidrat
(Winarno 2008).
Dari gambar 4.4 dapat di jelaskan bahwa kandungan protein pada beras buah
lindur (Bruguiera gymnorrhiza) sebesar 8,07% dan beras merah (Oryza nivara)
sebesar 7,75%. Jika kandungan protein pada beras buah lindur (Bruguiera
gymnorrhiza) dibandingkan dengan beras merah (Oryza nivara) lebih tinggi pada
Protein yang terdapat pada beras buah lindur (Bruguiera gymnorrhiza) adalah
8,07%. Hasil ini lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian tentang tepung buah
lindur oleh Seknun, (2012) yaitu 3,55% dan Sulistyawati et al, (2012) yaitu 5,59%.
Kadar protein beras buah lindur yang tinggi sehingga beras buah lindur (Bruguiera
gymnorrhiza) ini bagus buat kesehatan dan pencegahan penyakit atas kekurangan
konsums protein seperti penyakit kwashiorkor dan penyakit marasmus karena protein
yang lebih tinggi di dalam beras buah lindur (Bruguiera gymnorrhiza) dibandingkan
beras merah (Oryza nivara) mampu merangsang sel beta pankreas untuk
menghasilkan insulin berlebih. Selaras dengan penelitian Ito et al, (2010) dalam
Yonathan, C. dan Suhendra yang menyatakan Gamma Amino Butiric Acid (GABA)
yang lebih tinggi di dalam beras merah dibandingkan dengan beras putih mampu
52
C. Lemak
Dari gambar 4.5 dapat dijelaskan bahwa kandungan lemak dari beras buah
lindur (Bruguiera gymnorrhiza) sebesar 0,49% dan pada beras merah (Oryza nivara)
sebesar 1,02%. Jika kandungan lemak pada beras buah lindur (Bruguiera
Lemak pada beras buah lindur (Bruguiera gymnorrhiza) yaitu 0,49% lebih
baik (rendah) dibandingkan dengan penelitian tepung lindur oleh Sulistyawati et al,
(2012) yaitu 1,79%. Kadar lemak beras buah lindur yang rendah sehingga beras buah
lindur (Bruguiera gymnorrhiza) bisa dijadikan alternatif menu diet sehat dan cocok di
53
konsumsi orang diabetes mellitus. Tujuan diet yang utama dalam kaitannya dengan
lemak pada penyandang diabetes mellitus adalah membatasi asupan lemak jenuh dan
kolesterol dari makanan. Menurut Snehalatha et al, (2009) lemak jenuh merupakan
determinan diet yang penting untuk menentukan kadar LDL –kolesterol di dalam
plasma. Penelitian ini selaras dengan penelitian Riccardi, et al, (2005) yang
menyatakan aspek paling penting yang berhubungan dengan komposisi diet adalah
konsumsi lemak jenuh <10% dari total energi atau bahkan <8% bagi pasien dengan
pada pasien diabetes dan kenyataan bahwa asupan lemak lemak jenuh memberikan
Rendahnya kadar lemak dapat memperpanjang masa simpan beras buah lindur
pada bahan makanan yang mengandung lemak tinggi merupakan masalah penting
karena dapat menurutkan kualitas organoleptik yaitu ketengikan. Lemak dalam suatu
makanan berperan dalam pembentuk cita rasa karena lemak menghasilkan rasa gurih.
beras buah lindur (Bruguiera gymnorrhiza) dan beras merah (Oryza nivara)
54
sebagai sumber karbohidrat, protein dan lemak yang baik dan sehat buat dikonsumsi
yaitu dijadikan beras dan tepung tapi belum maksimal karena tersedianya bahan
pangan ini sangat terbatas dan belum banyak masyarakat yang tahu akan tanaman ini
yang banyak manfaatnya. Oleh karena itu, dalam beras buah lindur (Bruguiera
gymnorrhiza) dapat digunakan sebagai bahan pengganti beras dan bahan pangan
alternatif tanaman pokok serta cocok buat dikonsumsi orang diet dan diabetes
pokok bagi penderita penyakit diabetes mellitus oleh Muniar dan Ashari, (2016).
Kebutuhan karbohidrat 60-70% energi total, kebutuhan protein normal yaitu 10-15%
dari kebutuhan energi total dan kebutuhan lemak sedang yaitu 20-25% dari kebutuhan
energi total. Berdasarkan hasil penelitian diatas beras buah lindur (Bruguiera
55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
karbohidrat sebesar 43,63%, protein sebesar 8,07% dan lemak sebesar 0,49%
3. Kadar karbohidrat pada beras buah lindur (Bruguiera gymnorrhiza) lebih rendah
(43,63%) dibandingan kadar karbohidrat pada beras merah (Oryza nivara) yaitu
(78,57%), kadar protein pada beras buah lindur (Bruguiera gymnorrhiza) lebih
tinggi (8,07%) dibandingan kadar protein pada beras merah (Oryza nivara) yaitu
(7,75%), dan kadar lemak pada beras buah lindur (Bruguiera gymnorrhiza) lebih
rendah (0,49%) dibandingan kadar lemak pada beras merah (Oryza nivara) yaitu
(1,02%).
5.2 Saran
yaitu meliputi air, abu, serat kasar, gula madu, vitamin, tanin, amilosa, Pd, Cd, Hg,
56
3. Diharapkan untuk mengsosialisasikan dan mengajak kepada masyarakat
(Bruguiera gymnorrhiza)
57
DAFTAR PUSTAKA
Ahuja, Uma, et al, (2007), Red Rices: past, present, and future, Asian Agri-History
11, 4, Hal. 291-304.
Almatsier, S. 2001. Pinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta; Gramedia Pustaka Umum.
Aryana, I. G. (2012). Kandungan dan Hasil Antosianin Galur Padi Beras Merah.
Gealy, David R., dan Bryant, Rolfe J., (2009), Seed Physicochemical Characteristics
of Field-grown US Weedy Rice (Oryza sativa) Biotypes: Contrasts with
Commercial Cultivars, Journal of Cereal Science 49, Hal. 239-245
Glen HF. 2005. Bruguiera gymnorrhiza (L.) Lam. KwaZulu-Natal Herbarium. the
South African National Biodiversity Institute's. www.plantzafrica.com. [22
Februari 2017].
Hidayat, Taufik., 2014. Buah Lindur (Brugueira gymnorrhiza) Sebagai Bahan Baku
Pembuatan Beras Analog dengan Penambahan Sagu dan Kitosan. [Disertasi]
58
tidak diterbitkan. Bogor; Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
(Online),(http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/69765/1/2014thi
.pdf diakses 26 Februari 2017).
Indrasari SD, Wibowo P, Jamali. 2006. Nilai indeks glikemik beras beberapa varietas
padi. [Jurnal] Pascapanen 7(3): 127-134.
Indriani, F., Nurhidajah, A. Suyanto. 2013. Karakteristik fisik, kimia, dan sifat
organoleptik tepung beras merah berdasarkan variasi lama pengeringan.
[Jurnal] Pangan dan Gizi. 4 (8):27 – 34.
Ito, Y., Mizukuchi, A., & Kise, M. (2010). Postprandial Blood Glucose and Insulin
Responses to Pre-germinated Brown Rice in Healthy Subjects.
Mulyani, M. E., dan Sukesi., 2010. Analisis Proksimat Beras Merah (Oryza nivara)
Varietas Slegreng dan Aek Sibundong, (Online),
(http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-20154-Paper-352945.pd
diakses 20 Maret 2017).
Munajib. 2005. Cara-cara analisis kimia. Jakarta; Balai penelitian dan perkembagan.
Muniar, A. Y., dan Aahari., 2016. Implementasi Sistem Pakar dalam Pemilihan
Makanan Pokok Bagi Penderita Penyakit Diabetes Mellitus
Riccardi, G, Capaldo, B dan Rivellese, A.A. 2005 Diabetes mellitus dalam human
nutrition.Eleventh Edition. Edited by Catherine Geissler dan Flilary Powers.
Elsevier Churchil Livingstone.UK.
Santika, A., dan Rozakurniaty. 2010. Teknik evaluasi mutu beras dan beras merah
59
pada beberapa galur padi gogo. [Buletin] Teknik Pertanian. 15:1–5.
Sediaoetama, Achmad. Djaelani. 2004. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid
I. Jakarta; Dian Rakyat.
Sediaoetama, Achmad. Djaelani. 2004. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid
II. Jakarta; Dian Rakyat.
Suardi, D. K. 2005. Potensi beras merah untuk peningkatan mutu pangan. [Jurnal]
Litbang Pertanian. 24 (3):93–100.
Dwijayanthi, L., Nugroho, A, W., Santoso, N. 2011. Ilmu Gizi Menjadi Sangat
Mudah 2. Jakarta; Kedokteran EGC
Seknun N. 2012. Pemanfaatan tepung buah lindur dalam pembuatan dodol sebagai
upaya dalam meningkatkan nilai tambah. [Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Septiani, Y., Purwoko, T., dan Pangastuti, A., 2004. Kadar Karbohidrat, Lemak, dan
Protein pada Kecap dari Tempe. (Online),
(http://biosains.mipa.uns.ac.id/C/C0102/C010204.pdf diakses 20 Maret 2017)
60
Suryaningrum TD, Muljanah I, Tahapari Evi. 2010. Profil Sensori dan Nilai Gizi
Beberapa Jenis Ikan Patin dan Hibrid Nasutus. [Jurnal] Pascapanen dan
Bioteknologi Kelautan dan Perikanan 5 (2).
Winarno. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 253
hlm.
Winarno, 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Bogor (ID): Mbrio Press.
Yonathan, C., dan Suhendra, A., Perbandingan Pengaruh Nasi Putih dengan Nasi
Merah Terhadap Kadar Glukosa Darah, (Online),
(http://repository.maranatha.edu/12137/10/1010037_Journal.pdf diakses 12
Maret 2017).
61
LAMPIRAN
62
2. Beras Merah (Oryza nivara)
63