KOTA BANDUNG
TAHUN : 2011 NOMOR : 16
Jalan Wastukancana No. 2 Telepon (022) 4232338-4207706 Fax (022) 4236150 Bandung – 402117
Jawa Barat
Provinsi Jawa Barat
2
BAB I …
BAB I
3
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
MAKSUD, TUJUAN, ASAS, DAN RUANG LINGKUP
Bagian Kesatu
Maksud dan Tujuan
Pasal 2
Pengaturan penyelenggaraan pelayanan publik dimaksudkan
untuk memberikan kepastian hukum dalam hubungan antara
masyarakat dan penyelenggara dalam pelayanan publik.
Pasal 3 …
6
Pasal 3
Pelayanan publik bertujuan untuk:
a. terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang
hak, tanggungjawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh
pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan
publik;
b. terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik
yang layak sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan
yang baik;
c. terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
d. terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi
masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
Bagian Kedua
Asas
Pasal 4
Pelayanan publik berasaskan :
a. kepentingan umum;
b. kepastian hukum;
c. kesamaan hak;
d. keseimbangan hak dan kewajiban;
e. keprofesionalan;
f. partisipatif;
g. persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;
h. keterbukaan;
i. akuntabilitas;
j. fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;
k. ketepatan waktu; dan
l. kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.
Bagian Ketiga
Ruang Lingkup
Pasal 5
( 1) Ruang lingkup pelayanan publik meliputi pelayanan
barang publik dan jasa publik serta pelayanan
administratif yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan.
(2) Ruang lingkup …
7
c. penyediaan …
8
BAB III
PEMBINA, ORGANISASI PENYELENGGARA,
DAN EVALUASI PELAYANAN PUBLIK
Bagian Kesatu
Pembina, Penanggungjawab dan Penyelenggara
Pasal 6
(1) Guna menjamin kelancaran penyelenggaraan pelayanan
publik, ditetapkan Pembina, Penanggungjawab dan
Penyelenggara.
(2) Walikota …
9
Pasal 7
(1) Kepala SKPD atau pejabat yang ditunjuk oleh Pembina
adalah Penyelenggara.
(2) Penyelenggara mempunyai tugas:
a. mengkoordinasikan kelancaran penyelenggaraan
pelayanan publik di lingkungan SKPD sesuai standar
pelayanan;
b. melakukan evaluasi penyelenggaraan pelayanan publik;
dan
c. melaporkan penyelenggaraan pelayanan publik di
lingkungan SKPD yang bersangkutan kepada Pembina.
Bagian Kedua
Organisasi Penyelenggara
Pasal 8
(2) Organisasi …
10
Bagian Ketiga
Evaluasi Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Pasal 9
(1) Penyelenggara wajib melaksanakan evaluasi terhadap
kinerja Pelaksana di lingkungan SKPD yang bersangkutan
secara berkala dan berkelanjutan.
(2) Berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Penyelenggara wajib melakukan upaya
peningkatan kapasitas Pelaksana.
(3) Evaluasi terhadap kinerja Pelaksana sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan indikator yang
jelas dan terukur, dengan memperhatikan perbaikan
prosedur dan/atau penyempurnaan organisasi sesuai
dengan asas-asas pelayanan publik berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
(1) Penyelenggara wajib melakukan penyeleksian terhadap
Pelaksana secara transparan, tidak diskriminatif dan adil,
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Penyelenggara wajib memberikan penghargaan kepada
Pelaksana yang memiliki prestasi kerja.
(3) Penyelenggara wajib memberikan sanksi kepada Pelaksana
yang melakukan pelanggaran ketentuan internal
penyelenggaraan pelayanan publik.
(4) Ketentuan …
11
Bagian Keempat
Hubungan Antar Penyelenggara
Pasal 11
(1) Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pelayanan yang berkaitan dengan teknis operasional
pelayanan dan/atau pendukung pelayanan, dapat
dilakukan kerjasama antar penyelenggara.
(2) Dalam hal Penyelenggara yang memiliki lingkup
kewenangan dan tugas pelayanan publik tidak dapat
melakukan sendiri karena keterbatasan sumberdaya
dan/atau dalam keadaan darurat, Penyelenggara dapat
meminta bantuan Penyelenggara lain.
(3) Dalam keadaan darurat, permintaan Penyelenggara lain
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib dipenuhi oleh
Penyelenggara pemberi bantuan, sesuai dengan tugas dan
fungsi organisasi Penyelenggara yang bersangkutan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Kelima
Kerjasama Penyelenggara dengan Pihak Lain
Pasal 12
(1). Penyelenggara dapat melakukan kerjasama dalam bentuk
penyerahan sebagian tugas penyelenggaraan pelayanan
publik kepada pihak lain, dengan ketentuan:
a. kerjasama penyelenggaraan pelayanan publik
dituangkan dalam bentuk perjanjian berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan
standar pelayanan;
b. Penyelenggara berkewajiban menginformasikan
perjanjian kepada masyarakat;
c. tanggungjawab pelaksanaan kerjasama bidang
tertentu berada pada mitra kerjasama, sedangkan
tanggungjawab penyelenggaraan pelayanan publik
secara menyeluruh berada pada Penyelenggara;
d. informasi …
12
BAB IV
HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN
Bagian Kesatu
Hak dan Kewajiban Penyelenggara
Pasal 13
Penyelenggara memiliki hak:
a. memberikan pelayanan tanpa dihambat pihak lain yang
bukan tugasnya;
b. melakukan kerjasama;
c. mengelola anggaran pembiayaan penyelenggaraan
pelayanan publik;
d. melakukan pembelaan terhadap pengaduan dan
tuntutan yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam
penyelenggaraan pelayanan publik; dan
e. menolak permintaan pelayanan yang bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 14 ...
13
Pasal 14
Penyelenggara berkewajiban:
a. menyusun dan menetapkan standar pelayanan;
b. menyusun, menetapkan, dan mempublikasikan
Maklumat Pelayanan;
c. menempatkan Pelaksana yang berkompeten;
d. menyediakan sarana, prasarana, dan/atau fasilitas
pelayanan publik yang mendukung terciptanya iklim
pelayanan yang sehat;
e. memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan
asas penyelenggaraan pelayanan publik;
f. membantu masyarakat dalam memahami hak dan
tanggungjawabnya;
g. berpartisipasi aktif dan mematuhi peraturan perundang-
undangan yang terkait dengan pelayanan public;
h. melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar
pelayanan;
i. memberikan pertanggungjawaban terhadap pelayanan
yang diselenggarakan;
j. mempertanggungjawabkan pelayanan yang telah
dilakukan, dalam hal yang bersangkutan mengundurkan
diri atau melepaskan jabatan;
k. karena jabatannya memenuhi panggilan atau mewakili
SKPD untuk hadir atau melaksanakan perintah
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan,
atas permintaan Pembina;
l. Penyelenggara pelayanan publik harus memberikan
konsultasi kepada masyarakat; dan
m. Penyelenggara pelayanan publik harus memberikan
penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya.
Bagian Kedua
Kewajiban dan Larangan Pelaksana
Pasal 15
Pelaksana berkewajiban:
a. melakukan kegiatan pelayanan sesuai dengan
penugasan yang diberikan oleh Penyelenggara;
b. bertanggungjawab atas pelaksanaan pelayanan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. memenuhi panggilan atau mewakili SKPD untuk hadir
atau melaksanakan perintah berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan, atas permintaan
Penyelenggara;
d. mempertanggungjawabkan pelayanan yang telah
dilakukan, dalam hal yang bersangkutan mengundurkan
diri atau melepaskan jabatan; dan
e. melakukan evaluasi serta menyusun laporan keuangan
dan kinerja kepada Penyelenggara secara berkala.
Pasal 16
Pelaksana dilarang:
a. merangkap sebagai komisaris atau pengurus organisasi
usaha bagi pelaksana yang berasal dari lingkungan
instansi pemerintah dan BUMD.
b. meninggalkan tugas dan kewajiban, kecuali mempunyai
alasan yang jelas, rasional, dan sah sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
c. membuat perjanjian kerjasama dengan pihak lain tanpa
persetujuan Penyelenggara;
d. melanggar asas-asas penyelenggaraan pelayanan publik;
dan
e menambah pelaksana tanpa persetujuan penyelenggara.
Bagian Ketiga …
15
Bagian Ketiga
Hak dan Kewajiban Masyarakat
Pasal 17
Masyarakat berhak:
a. mendapatkan kemudahan untuk memperoleh informasi
selengkap-lengkapnya tentang sistem, tata cara, prosedur
dalam pelayanan publik;
b. mengetahui kebenaran substansi standar pelayanan;
c. mengawasi pelaksanaan standar pelayanan;
d. mendapatkan tanggapan terhadap pengaduan yang
diajukan;
e. mendapatkan advokasi, perlindungan, dan/atau
pemenuhan pelayanan;
f. menyarankan kepada Penyelenggara dan Pelaksana untuk
memperbaiki pelayanan, dalam hal pelayanan yang
diberikan tidak sesuai dengan standar pelayanan;
g. mengadukan Penyelenggara dan Pelaksana yang
melakukan penyimpangan standar pelayanan dan/atau
tidak memperbaiki pelayanan Pelaksana; dan
h. mendapat pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas
dan tujuan pelayanan.
Pasal 18
Masyarakat berkewajiban:
a. mematuhi dan memenuhi ketentuan sebagaimana
dipersyaratkan dalam standar pelayanan;
b. menjaga sarana, prasarana, dan/atau fasilitas pelayanan
publik; dan
c. berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan pelayanan
publik.
BAB V
PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK
Bagian Kesatu
Pelaksanaan Pelayanan
Penyusunan Standar Pelayanan
Pasal 19
(1) Penyelenggara wajib menyusun dan menetapkan standar
pelayanan publik, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Dalam …
16
Pasal 20
Pasal 21
Komponen standar pelayanan paling kurang meliputi:
a. dasar hukum;
b. persyaratan;
c. sistem, mekanisme dan prosedur;
d. jangka waktu penyelesaian;
e. biaya …
17
e. biaya/tarif;
f. produk pelayanan;
g. sarana, prasarana, dan/atau fasilitas;
h. kompetensi pelaksana;
i. pengawasan internal;
j. penanganan pengaduan, saran dan masukan;
k. jumlah pelaksana;
l. jaminan pelayanan yang memberikan kepastian bahwa
pelayanan dilaksanakan sesuai dengan standar
pelayanan;
m. jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam
bentuk komitmen untuk memberikan rasa aman, bebas
dari bahaya, dan risiko keragu-raguan; dan
n. evaluasi kinerja pelaksana.
Pasal 22
Dalam hal Penyusunan Standar Pelayanan Publik wajib
memperhatikan Standar Pelayanan Minimal sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Paragraf 2
Maklumat Pelayanan
Pasal 23
(1) Penyelenggara wajib menyusun dan menetapkan Maklumat
Pelayanan yang merupakan pernyataan kesanggupan
Penyelenggara dalam melaksanakan pelayanan sesuai
dengan standar pelayanan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 20 dan Pasal 21 Peraturan Daerah ini.
(2) Maklumat Pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib dipublikasikan secara jelas dan luas.
Paragraf …
18
Paragraf 3
Pengelolaan Sarana, Prasarana, dan/atau
Fasilitas Pelayanan Publik
Pasal 24
(1) Penyelenggara dan Pelaksana wajib mengelola dan
memelihara sarana, prasarana, dan/atau fasilitas pelayanan
publik secara efektif, efisien, transparan, dan akuntabel dan
berkesinambungan serta bertanggungjawab terhadap
pemeliharaan dan/atau penggantian sarana, prasarana,
dan/atau fasilitas pelayanan publik.
(2) Pelaksana wajib memberikan laporan kepada Penyelenggara
mengenai kondisi dan kebutuhan sarana, prasarana,
dan/atau fasilitas pelayanan publik serta pelaksana sesuai
dengan tuntutan kebutuhan standar pelayanan.
(3) Atas laporan kondisi dan kebutuhan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) penyelenggara melakukan analisis dan
menyusun daftar kebutuhan sarana, prasarana, dan/atau
fasilitas pelayanan publik dan pelaksana;
(4) Atas analisis dan kebutuhan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), penyelenggara melakukan pengadaan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan dengan
mempertimbangkan prinsip efektivitas, efisiensi,
transparansi, akuntabilitas dan berkesinambungan.
Pasal 25
Pasal 26
(2) Perbaikan …
19
Paragraf 4
Pelayanan Khusus
Pasal 27
(1) Penyelenggara berkewajiban memberikan pelayanan dengan
perlakuan khusus kepada anggota masyarakat tertentu
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Sarana, Prasana, dan/atau fasilitas pelayanan publik
dengan perlakuan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilarang digunakan oleh orang yang tidak berhak.
Pasal 28
(1) Penyelenggara dapat menyediakan pelayanan berjenjang
secara transparan, akuntabel dan sesuai dengan standar
pelayanan serta peraturan perundang-undangan.
(2) Pelayanan berjenjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
harus mematuhi ketentuan tentang proporsi akses dan
pelayanan kepada kelompok masyarakat berdasarkan asas
persamaan, perlakuan, keterbukaan, serta keterjangkauan
masyarakat.
(3) Ketentuan …
20
Paragraf 5
Pasal 30
(1) Penyelenggara berhak mendapatkan alokasi anggaran sesuai
dengan tingkat kebutuhan pelayanan.
(2) Selain alokasi anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), penyelenggara dapat memperoleh anggaran dari
pendapatan hasil pelayanan publik.
Pasal 31
(1) Dalam hal penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan oleh
institusi penyelengara negara dan lembaga independen yang
dibentuk berdasarkan undang-undang, negara wajib
mengalokasikan anggaran yang memadai melalui anggaran
pendapatan dan belanja negara atau anggaran pendapatan
belanja daerah.
(3) Korporasi …
21
Paragraf 6
Perilaku Pelaksana Dalam Pelayanan
Pasal 32
Pelaksana dalam menyelenggarakan pelayanan publik harus
berperilaku sebagai berikut:
a. adil dan tidak diskriminatif;
b. cermat;
c. santun dan ramah;
d. tegas, andal, dan tidak memberikan putusan yang berlarut-
larut;
e. profesional;
f. tidak mempersulit;
g. patuh pada perintah atasan yang sah dan wajar;
h. menjunjung tinggi nilai-nilai akuntanbilitas dan integritas
institusi penyelenggara;
i. tidak membocorkan informasi atau dokumen yang wajib
dirahasiakan sesuai dengan peraturan perundang -
undangan;
j. terbuka dan mengambil langkah yang tepat untuk
menghidari benturan kepentingan;
k. tidak menyalahgunakan sarana dan prasarana serta fasilitas
pelayanan publik;
l. tidak memberikan informasi yang salah atau menyesatkan
dalam menaggapi permintaan informasi serta pro aktif dalam
memenuhi kepentingan masyarakat;
m. tidak menyalahgunakan informasi, jabatan, dan/atau
kewenagan yang dimiliki;
n. sesuai dengan kepantasan; dan
o. tidak menyimpang dari prosedur.
Paragraf …
22
Paragraf 7
Pengawasan Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Pasal 33
(1) Pengawasan penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan
oleh pengawas internal dan pengawas eksternal.
(2) Pengawasan internal penyelenggaraan pelayanan publik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui
pengawasan oleh atasan langsung dan/atau pengawas
fungsional sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(3) Pengawasan eksternal penyelenggara pelayanan publik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui :
a. Pengawasan oleh masyarakat berupa laporan atau
pengaduan masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan publik;
b. Pengawasan oleh ombudsman sesuai dengan peraturan
perundang-undangan; dan
c. Pengawasan oleh DPRD.
Paragraf 8
Sistem Pelayanan
Pasal 34
(1) Untuk mempermudah penyelenggaraan berbagai bentuk
pelayanan publik, dapat dilakukan penyelenggaraan sistem
pelayanan terpadu.
(2) Sistem Pelayanan Terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), merupakan satu kesatuan proses pengelolaan pelayanan
terhadap beberapa jenis pelayanan yang dilakukan secara
terintegrasi dalam satu tempat, yang dapat dilakukan melalui
sistem pelayanan satu pintu atau satu atap.
Pasal 35
Sistem Pelayanan Terpadu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34
diselenggarakan dengan tujuan:
a. memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada
masyarakat;
b. mendekatkan pelayanan kepada masyarakat;
c. memperpendek proses pelayanan;
d. mewujudkan …
23
Pasal 36
Sistem Pelayanan Terpadu sebagaimana dimaksud dalam Pasal
34, dilaksanakan dengan prinsip:
a. keterpaduan;
b. ekonomis;
c. koordinasi;
d. pendelegasian atau pelimpahan kewenangan;
e. akuntabilitas; dan
f. aksesibilitas.
Pasal 37
(1) Sistem pelayanan terpadu merupakan satu kesatuan proses
pengelolaan pelayanan terhadap beberapa jenis pelayanan
yang dilakukan secara terintegrasi dalam satu tempat baik
secara fisik maupun virtual sesuai dengan standar
pelayanan.
(2) Sistem pelayanan terpadu secara fisik sebagaimana dimaksdu
pada ayat (1) dapat dilaksanakan melalui:
a. Sistem pelayanan terpadu satu pintu; dan/atau
b. Sistem pelayanan terpadu satu atap.
(3) Sistem pelayanan terpadu secara virtual sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan sistem pelayanan yang
dilakukan dengan memadukan pelayanan secara elektronik.
Pasal 38
Sistem pelayanan terpadu satu pintu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 37 ayat (2) huruf a. dilakukan dengan cara
memadukan beberapa jenis pelayanan untuk menyelenggarakan
pelayanan secara terintegrasi dalam satu kesatuan proses dimulai
dari tahap permohonan sampai dengan tahap penyelesaian produk
pelayanan melalui satu pintu.
Pasal …
24
Pasal 39
(1) Penyelenggaraan sistem pelayanan terpadu satu pintu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (2) huruf a.
dilaksanakan berdasarkan pendelegasian wewenang atau
pelimpahan sebagian wewenang dari Walikota kepada
Pimpinan SKPD Penyelenggara sistem pelayanan terpadu atau
pimpinan korporasi kepada pimpinan satuan Kerja
Penyelenggara sistem pelayanan terpadu.
Pasal …
25
Pasal 40
Penyelenggaraan sistem pelayanan terpadu satu atap sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 37 ayat (2) huruf b, dilakukan dengan cara
memadukan beberapa jenis pelayanan untuk menyelenggarakan
pelayanan secara bersama pada satu tempat mulai dari tahap
permohonan sampai dengan tahap penyelesaian produk pelayanan
melalui satu atap.
Pasal 41
Penyelenggaraan sistem pelayanan terpadu satu atap sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 37 ayat (2) huruf b, dilaksanakan
berdasarkan penugasan dari pimpinan satuan kerja penyelenggara
pelayanan kepada pelaksana dilingkungannya untuk
menyelenggarakan pelayanan pada lokasi penyelenggaraan sistem
pelayanan terpadu sesuai dengan penugasan dimaksud.
Pasal 42
Pelaksana yang mendapat penugasan sebagaiman dimaksud
dalam Pasal 41 mempunyai kewenangan sebagai berikut:
a. penerimaan dan pemrosesan pelayanan yang diajukan sesuai
dengan standar pelayanan;
b. penolakan permohonan pelayanan yang tidak sesuai standar
pelayanan;
c. persetujuan permohonan pelayanan yang telah memenuhi
standar pelayanan;
d. pengajuan penandatangan dokumen perizinan dan non
perizinan kepada pimpinan instansi pemberi penugasan
sesuai standar pelayanan;
e. penyampaian produk pelayanan berupa perizinan dan/atau
non perizinan kepada pemohon; dan
f. penerimaan dan pengadministrasian biaya jasa pelayanan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 43
(1) Penyelenggara sistem pelayanan terpadu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 34 Wajib melakukan koordinasi dan
konsultasi dengan instansi/satuan kerja terkait, terutama
menyangkut aspek teknis dalam penyelenggaraan pelayanan.
(2) Penyelenggara …
26
Paragraf 9
Pengelolaan pengaduan Masyarakat
Pasal 44
(1) Penyelenggara berkewajiban menyediakan sarana pengaduan
dan menugaskan pelaksana yang kompeten dalam
pengelolaan pengaduan.
(2) Penyelenggara berkewajiban mengelola pengaduan yang
berasal dari penerima pelayanan, rekomendasi ombudsman,
DPRD, dalam batas waktu tertentu.
(3) Penyelenggara berkewajiban menindaklanjuti hasil
pengelolaan pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2).
(4) Penyelenggara berkewajiban mengumumkan nama dan
alamat penanggung jawab pengelola pengaduan serta sarana
pengaduan yang disediakan.
Pasal 45
(1) Penyelenggara berkewajiban menyusun mekanisme
pengelolaan pengaduan dari penerima pelayanan dengan
mengedepankan asas penyelesaian yang cepat dan tuntas.
(2) Materi dan mekanisme pengelolaan pengaduan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut oleh
penyelenggara.
(3) Materi pengelolaan pengaduan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) paling kurang meliputi:
a. identitas pengadu;
b. prosedur pengelolaan pengaduan;
c. penentuan pelaksana yang mengelola pengaduan;
d. prioritas penyelesaian pengaduan;
e. pelaporan proses dan hasil pengelolaan pengaduan
kepada atasan pelaksana;
f. rekomendasi …
27
Pasal 46
(1) Masyarakat dapat menggugat Penyelenggara atau Pelaksana
melalui peradilan tata usaha negara, dalam hal pelayanan
publik yang diberikan menimbulkan kerugian di bidang tata
usaha negara.
(2) Dalam hal Penyelenggara melakukan perbuatan melawan
hukum dalam penyelenggaraan pelayanan publik,
masyarakat dapat mengajukan gugatan ke pengadilan, sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Dalam hal Penyelenggara diduga melakukan tindak pidana
dalam penyelenggaraan pelayanan publik, masyarakat dapat
melaporkan Penyelenggara kepada pihak berwenang, sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Kedua
Pengelolaan Informasi
Pasal 47
Bagian Ketiga
Penilaian Kinerja
Pasal 48
(1) Penyelenggara wajib melakukan penilaian kinerja
penyelenggaraan pelayanan publik secara berkala.
(2) Penilaian kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja
berdasarkan standar pelayanan.
BAB VI
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 49
BAB VII
PENYELESAIAN PENGADUAN
Bagian Kesatu
Pengaduan
Pasal 50
(1) Masyarakat berhak mengadukan penyelenggaran pelayanan
publik kepada penyelenggara, ombudsman dan/atau DPRD.
(2) Masyarakat yang melakukan pengaduan sebagai dimaksud
pada ayat (1) dijamin hak- haknya oleh peraturan perundang-
undangan.
(3) Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilakukan
terhadap:
a. penyelenggara …
29
Pasal 51
Pasal 52
(1) Pengaduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 diajukan
oleh setiap orang yang dirugikan atau oleh pihak lain yang
menerima kuasa untuk mewakilinya.
(2) Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan paling lambat 30 (tiga puluh ) hari sejak
pengadu menerima pelayanan.
(3) Pengaduan disampaikan secara tertulis memuat:
a. nama dan alamat lengkap;
b. uraian pelayanan yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan dan uraian kerugian materiel atau
immateriel yang diderita;
c. permintaan penyelesaian yang diajukan; dan
d. tempat,waktu penyampaian, dan tanda tangan.
Pasal 53
(1) Pengaduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (3)
dapat disertai dengan bukti-bukti sebagai pendukung
pengaduannya.
(2) Dalam hal pengadu membutuhkan dokumen terkait dengan
pengaduannya dari penyelenggara dan/atau pelaksana untuk
mendukung pembuktian sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), penyelenggara dan/atau pelaksana wajib memberikannya.
Pasal 54
(1) Penyelenggara dan/atau ombudsman wajib memberikan
tanda terima pengaduan.
(2) Tanda terima pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) sekurang-kurangnya memuat:
a. identitas pengadu secara lengkap
b. uraian pelayanan yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan;
c. tempat dan waktu penerimaan pengaduan; dan
d. tanda tangan serta nama pejabat/pegawai yang
menerima pengaduan.
(3) Penyelenggara dan/atau ombudsman wajib menanggapi
pengaduan masyarakat paling lambat 14 (empat belas) hari
sejak pengaduan diterima yang sekurang-kurangnya berisi
informasi lengkap dan atau tidak lengkapnya materi aduan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (3).
(4) Dalam hal materi aduan tidak lengkap, pengaduan
melengkapi materi aduannya selambat-lambatnya 30 (tiga
puluh) hari terhitung sejak menerima tanggapan dari
penyelenggara atau ombudsman sebagaimana diinformasikan
oleh pihak penyelenggara dan/atau ombudsman.
(5) Dalam hal berkas pengaduan tidak dilengkapi dalam waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), pengadu dianggap
mencabut pengaduannya.
Pasal 55
(1) Pengaduan terhadap pelaksana ditujukan kepada atasan
pelaksana.
(2) Pengaduan ...
31
Bagian Kedua
Penyelesaian Pengaduan oleh Ombudsman
Pasal 56
(1). Ombudsman wajib menerima dan berwenang memproses
pengaduan dari masyarakat mengenai penyelenggaraan
pelayanan publik sesuai dengan undang-undang ini.
(2). Ombudsman wajib menyelesaikan pengaduan masyarakat
apabila pengadu menghendaki penyelesaian pengaduan tidak
dilakukan oleh penyelenggara.
(3) Ombudsman wajib melakukan mediasi dan konsiliasi dalam
menyelesaikan pengaduan atas permintaan para pihak.
(4) Penyelesaian pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat 2
(dua) dapat dilakukan oleh perwakilan ombudsman di daerah.
Bagian Ketiga
Penyelesaian Pengaduan oleh Penyelenggara
Pelayanan Publik
Pasal 57
(1). Penyelenggara wajib memeriksa pengaduan dari masyarakat
mengenai pelayanan publik yang diselenggarakannya.
(2). Proses pemeriksaan untuk memberikan tanggapan
pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
bagi penyelenggara.
Pasal 58
(1) Penyelenggara wajib menerima dan merespons pengaduan.
(2) Dalam memeriksa materi pengaduan, penyelenggara wajib
berpedoman pada prinsip independen, non diskriminasi,
tidak memihak, dan tidak memungut biaya.
(3) Dalam hal pengadu keberatan dipertemukan dengan pihak
teradu karena alasan tertentu yang dapat mengancam atau
merugikan kepentingan pengadu, dengar pendapat dapat
dilakukan secara terpisah.
(4) Dalam hal pengadu menuntut ganti rugi, pihak pengadu
menguraikan kerugian yang ditimbulkan akibat pelayanan
yang tidak sesuai dengan standar pelayanan.
(5) Tata cara …
32
Pasal 59
(1) Dalam melakukan pemeriksaan materi aduan, penyelenggara
wajib menjaga kerahasiaan.
(2) Kewajiban menjaga kerahasian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak gugur setelah pimpinan penyelenggara berhenti
atau diberhentikan dari jabatannya.
Pasal 60
(1) Penyelenggara wajib memutuskan hasil pemeriksaan
pengaduan paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak berkas
pengaduan dinyatakan lengkap.
(2) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
disampaikan kepada pihak pengadu paling lambat 14 (empat
belas) hari sejak diputuskan.
(3) Penyelenggara berkewajiban memberikan tembusan
keputusan kepada pengadu mengenai penyelesaian perkara
yang diadukan.
Bagian Keempat
Pelanggaran Hukum Dalam
Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Pasal 61
Masyarakat dapat menggugat penyelenggara atau pelaksana
melalui peradilan tata usaha negara apabila pelayanan yang
diberikan menimbulkan kerugian di bidang tata usaha Negara.
Pasal 62
(1) Dalam hal penyelenggara melakukan perbuatan melawan
hukum dalam penyelenggaraan pelayanan publik
sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini, masyarakat
dapat mengajukan gugatan terhadap penyelenggara ke
pengadilan.
(2) Pengajuan gugatan terhadap penyelengara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak menghapus kewajiban
penyelenggara untuk melaksanakan keputusan ombudsman
dan/atau penyelenggara.
(3) Pengajuan gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu)
dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal …
33
Pasal 63
(1) Dalam hal penyelenggara diduga melakukan tindak pidana
dalam penyelenggaraan pelayanan publik sebagaimana diatur
dalam Peraturan Daerah ini, masyarakat dapat melaporkan
penyelenggara kepada pihak berwenang.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak menghapus
kewajiban penyelenggara untuk melaksanakan Keputusan
Ombudsman dan/atau penyelenggara.
BAB VIII
KETENTUAN SANKSI
Pasal 64
(1) Penyelenggara atau pelaksana yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) dan ayat (3),
Pasal 16 huruf c dan Pasal 23, dikenai sanksi teguran tertulis.
(2) Penyelenggara atau pelaksana yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) dan ayat (2),
Pasal 12 Ayat (1) huruf b, dan huruf e, Pasal 14 huruf e, huruf
h, Pasal 15 huruf a, Pasal 16 huruf a, dan huruf d, Pasal 24
ayat (2), Pasal 27 ayat (1), Pasal 54 ayat (1), Pasal 57 ayat (1),
Pasal 58 ayat (1) dan Pasal 60 ayat (3) dikenai sanksi teguran
tertulis, dan apabila dalam waktu 3 (tiga) bulan tidak
melaksanakan ketentuan dimaksud, dikenai sanksi
pembebasan dari jabatan.
(3) Penyelenggara atau pelaksana yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2) dikenai sanksi
teguran tertulis, dan apabila dalam waktu 1 (satu) tahun tidak
melaksanakan ketentuan dimaksud dikenai sanksi pembebasan
dari jabatan.
(4) Penyelenggara atau pelaksana yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud Pasal 44 ayat (1) dan ayat (4) dikenai
sanksi teguran tertulis, dan apabila dalam waktu 3 (tiga) bulan
atau dalam masa pelaksanaan pekerjaan tidak melaksanakan
ketentuan dimaksud dikenai sanksi pembebasan dari jabatan.
(5) Penyelenggara atau pelaksana yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf c, huruf d, huruf
f, dan huruf i, Pasal 24 ayat (1), Pasal 26 ayat (1) dan ayat (2),
Pasal 27 ayat (1), Pasal 44 ayat (2), dan Pasal 45 ayat (1), Pasal
47, Pasal 53 ayat (2), Pasal 54 ayat (3) dan Pasal 60 ayat (2)
dikenai sanksi penurunan gaji sebesar 1 (satu) kali kenaikan
gaji berkala untuk paling lama 1 (satu) tahun.
(6) Penyelenggara …
34
Pasal 65
(3) Besaran …
35
Pasal 66
(1) Penyelenggara atau pelaksana yang tidak melakukan
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1),
Pasal 26 ayat (1) dan ayat (4), dan atas perbuatan tersebut
mengakibatkan kerugian negara dikenai denda.
(2) Besaran denda ditetapkan berdasarkan putusan pengadilan.
Pasal 67
(1) Sanksi bagi penyelenggara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 64, Pasal 65, dan Pasal 66 dikenakan kepada pimpinan
penyelenggara.
Pasal 68
Pimpinan penyelenggara da/atau pelaksana yang dikenai sanksi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 , Pasal 65, dan Pasal 66
dapat dilanjutkan pemrosesan perkara ke lembaga peradilan
umum apabila penyelenggara melakukan perbuatan melawan
hukum dan/atau penyelenggara melakukan tindak pidana.
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 69
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah ini harus ditetapkan
dalam waktu paling lambat 2 (dua) tahun terhitung sejak
berlakunya Peraturan Daerah ini.
BAB ...
36
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 70
Ditetapkan di Bandung
pada tanggal 13 Desember 2011
WALIKOTA BANDUNG
TTD.
DADA ROSADA
Diundangkan di Bandung
pada tanggal 13 Desember 2011
EDI SISWADI