PENDAHULUAN
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya. Klien mungkin merasa ditolak, tidak terima, kesepian dan tidak
dengan orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak
2007).
dunia ini sudah menjadi masalah yang semakin serius. WHO memperkirakan
ada sekitar 450 juta orang di dunia ini ditemukan mengalami ganguan jiwa.
Indonesia sendiri prevalensi gangguan jiwa berat pada penduduk indonesia 1,7
Sulawesi Selatan, Bali, dan Jawa Tengah. Proporsi rumah tangga (RT) yang
pernah memasung anggota rumah tangga (ART) yang mengalami gangguan jiwa
berat 14,3 persen dan terbanyak pada penduduk yang tinggal di perdesaan
1
(18,2%), serta pada kelompok penduduk dengan kuintil indeks kepemilikan
dari 11,6 persen (2007) menjadi 6,0 persen (2013). Demikian pula halnya
dengan disabilitas terjadi penurunan dari 2007 dibandingkan 2013 untuk 11 item
dari yang terendah di Papua Barat (4,6%) sampai yang tertinggi di Sulawesi
Selatan (23,8%). Sedangkan untuk masalah cedera, terjadi peningkatan dari 7,5
persen (2007) menjadi 8,2 persen (2013), dengan variasi antar provinsi yang
sangat lebar dari yang terendah di Jambi, Sumatera Selatan, dan Lampung
(>12%).
RSJD Dr. Amino gondhi hutomo semarang sebanyak 457 jiwa yang mengalami
isolasi sosial (menarik diri) atau sekitar (11.7%), pasien yang mengalami
gangguan konsep diri: harga diri rendah yaitu sebanyak 82 jiwa (2.1%).
2
Faktor perkembangan. Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas
perkembangan yang harus dilalui individu dengan sukses agar tidak terjadi
gangguan dalam hubungan sosial. Apabila tugas ini tidak terpenuhi, akan
dirawat di ruang srikandi RSJ. Dr. Amino Gondho Hutomo, didapatkan dari 50
pasien yang mengalami gangguan sosial menarik diri. Berdasarkan uraian diatas
maka penulis tertarik untuk mengambil kasus klien dengan isolasi sosial di
1.2 Tujuan
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
dengan orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak
(Balitbang, 2007).
4
Respon Adaptif Respon Maladaptif
masih dapat diterima oleh norma-norma sosial dan budaya lingkungannya yang
umum berlaku dan lazim dilakukan oleh semua orang..respon ini meliputi:
hubungan interpersonal.
berlaku dan tidak lazim dilakukan oleh semua orang. Respon ini meliputi:
5
a. Kesepian adalah kondisi dimana individu merasa sendiri dan terasing dari
hubungan sosial jenis ini orang lain diperlakukan sebagai objek, hubungan
berorientasi pada diri sendiri atau tujuan, bukan pada orang lain.
mendukungnya
2.1.3 Etiologi
a. Faktor predisposisi
tugas perkembangan yang harus dilalui individu dengan sukses agar tidak
6
terjadi gangguan dalam hubungan sosial. Apabila tugas ini tidak terpenuhi,
maladaptif.
maladaptif
anggota masyarakat yang tidak produktif seperti lansia, orang cacat, dan
b. Faktor presipitasi
Stres dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor antara faktor lain dan faktor
sakit.
7
2) Stressor psikologis
dengan orang dekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi kebutuhan
Menurut Mukhripah (2012), tanda dan gejala dari isolasi sosial yaitu
a. Kurang spontan
d. Efek tumpul
g. Mengisolasi/ menyendiri
8
mengancam dirinya.Mekanisme yang sering digunakan pada isolasi sosial
2.1.6 Penatalaksanaan
dilakukan adalah:
a. Electro Convulsive Therapy (ECT) Adalah suatu jenis pengobatan dimana arus
ditempatkan dibagian temporal kepala (pelipis kiri dan kanan). Arus tersebut
menimbulkan kejang grand mall yang berlangsung 25-30 detik dengan tujuan
9
b. Psikoterapi Membutuhkan waktu yang cukup lama dan merupakan bagian
bersifat empati, menerima pasien apa adanya, memotivasi pasien untuk dapat
kepada pasien.
c. Terapi Okupasi Adalah suatu ilmu dan seni untuk mengarahkan partisipasi
seseorang.
Effect
Isolasi Sosial
Core Problem
Causa
Adapun diagnosa yang muncul pada klien dengan isolasi sosial yaitu:
1. Isolasi sosial
10
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Provinsi Bali dengan sumber data yaitu klien, perawat ruangan, pemeriksaan fisik
dan observasi.
a. Identitas Klien
Initial : Ny. N. W. A
Umur : 38 Tahun
Pekerjaan : Pedagang
No. RM :022387
Status : Janda
Pendidikan : SMA
b. Alasan masuk
11
2. Keluhan utama saat pengkajian
Pada saat dilakukan pengkajian klien mengatakan tanpa keluhan, tapi dari
hasil observasi klien tampak bengong dan tidak mau bersosialisasi dengan
3. Riwayat penyakit
Klien dibawa ke RSJ Provinsi Bali oleh ayahnya pada tanggal 27 agustus
2018 karena sering mengamuk di rumah. Sebelum masuk RSJ Provinsi Bali
sbelumnya klien pernah masuk pada tahun 2013 dan sering rawat jalan di
poliklinik jiwa RSJ Provinsi Bali. Pasien mengatakan masuk RSJ dikarenakan
ketika sudah di rumah sakit di ruang perawatan kunti, pasien hanya duduk
c. Faktor predisposisi
Ya tidak
2. Pengobatan sebelumnya?
Jelaskan:
12
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami ganggguan jiwa?
Ya tidak
menyenangkan
d. Faktor presipitasi
Klien mengatakan tidak ingin bergaul atau bergabung dengan teman- temannya
karena merasa trauma karena dulu sewaktu di rumah sering dituduh mencuri.
e. Pemeriksaan fisik
1) Tanda vital:
b) Nadi : 83x/menit
c) Respirasi : 18x/menit
d) Suhu : 36°C
2) Ukuran:
a) BB : 45 kg
b) TB : 173 Cm
3) Keluhan fisik
4) Pemeriksaan kepala-kaki
13
1. Kepala
Kulit kepala bersih, tidak ada bekas luka, tidak adanya nyeri tekan
2. Mata
Konjungtiva warna merah muda, sklera putih, kelopak mata tidak edema,
3. Hidung
4. Telinga
Bentuk telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada luka, tampak bersih, tidak
ada serumen
5. Mulut
Mukosa bibir lembab, bersih tidak ada stomatitis, tidak ada luka, gigi
berwarna kuning.
6. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan, tidak ada luka
7. Abdomen
Tidak asites, tidak ada distensi abdomen, bising usus tidak terkaji.
8. Genitalia
9. Extremitas
5 5
14
f. Psikosial
a) Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
: Tinggal Serumah
: Hubungan Dekat
/ : Bercerai
Jelaskan:
menikah tetapi kemudian bercerai dengan suaminya dan pasien belum memiliki anak.
Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya dan kedua adiknya. Orang yang paling
b) Konsep diri
1) Citra diri
2) Identitas diri
15
Klien mengatakan bernama Ny. N. W. A, jenis kelamin perempuan, sudah
suaminya dan tidak bekerja karena mengalami gangguan jiwa, ia lebih suka
3) Peran diri
4) Ideal diri
mewujudkannya
5) Harga diri
jiwa, klien lebih suka menyendiri dan merasa tidak mempunyai harapan
lagi.
c) Hubungan sosial
16
Klien tidak mau berhubungan dengan orang lain karena klien takut dulunya
d) Spiritual
beribadah di pura. Tetapi semenjak di rumah sakit pasien tidak pernah lagi
beribadah
2) Kegiatan ibadah
g. Status mental
a. Penampilan
dengan fungsinya
b. Pembicaraan
pertanyaan dengan 1 jawaban baik, akan tetapi pasien kurang kontak mata,
17
ketika disuruh melakukan kontak mata, baru pasien melakukan kontak mata
c. Aktivitas motorik
Penurunan:
Peningkatan:
TIK Grimase
Jelaskan:
d. Alam perasaan
Jelaskan: Klien merasa takut akibat trauma saat dulu pasien dituduh
Jelaskan: Saat dikaji pasien tampak diam, tidak ada ekspresi meskipun
18
Kontak mata kurang defensive membisu
g. Persepsi
Pengecapan penghidu
klien
h. Arus pikir
yang ditanyakan
i. Isi pikir
Waham
j. Bentuk pikir
19
k. Tingkat kesadaran
Disorientasi:
atau malam klien menjawab siang sesuai dengan waktunya dan klien
l. Memori
Konfabulasi
namun beberapa saat kemudian saat ditanya kembali pasien tidak dapat
klien juga mampu menjawab dengan baik bahkan saat hitungan diacak
n. Kemampuan penilaian
20
Jelaskan: Saat ditanya pasien mampu memberikan penilaian manakah
Klien dapat BAB dan BAK secara mandiri dan tahu dimana tempat harus
c. Mandi
Klien mandi sesuai urutan yang benar, sebelum mandi klien melepaskan
Dan klien jika ingin mandi selalu harus dengan motivasi dari perawat.
21
d. Istirahat tidur:
Penggunaan obat:
e. Pemeliharaan kesehatan:
Klien mengatakan bisa minum obat sendiri, minum obat secara teratur dan
f. Aktifitas di rumah:
i. Mekanisme koping
Adaptif maladaptive
Lainnya lainnya
22
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan dukungan kelompok.
lingkungan sekitar.
k. Pengetahuan
Koping obat-obatan
l. Aspek medis
Terapi:
23
2) Haloperidol 1,5 mg (2x1)
berat.
24
3) Analisa data
1 Klien mengatakan lebih suka duduk 1. Klien tampak lebih Isolasi Sosial
sendiri karena takut dituduh mencuri dan banyak duduk sendirian
klien mengatakan memiliki teman sulit 2. Klien jarang
untuk memulai pembicaraan. berkomunikasi dengan
orang disekitarnya
3. Kurangnya kontak mata
saat berbicara
4. Klien sulit memulai
pembicaraan dan selalu
menjawab 1
pertanyaan dengan 1
jawaban
5. Klien lebih banyak
menunduk
25
4) Rumusan Masalah
Prioritas Diagnosa
a. Isolasi Sosial
b. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
c. Resiko perilaku kekerasan
26
3.3 Rencana tindakan keperawatan(Menurut Direja, 2011)
27
perawat pertemuan
e. Jujur dan tepati
janji
f. Tunjukan sikap
empati dan
menerima klien
apa adanya
g. Beri perhatian
pada klien dan
perhatikan
kebutuhan klien
TUK 2 Klien dapat 1.1 berikan Dengan
Klien dapat menyebutkan kesempatan mengungkapkan
menyebutka penyebab isolasi kepada klien perasaan, bisa
n penyebab sosial yang berasal untuk mengetahui
isolasi dari: mengungkapkan penyebab isolasi
sosial Diri sendiri perasaan sosial
Orang lain penyebab isolasi
Lingkungan sosial atau tidak
mau bergaul
1.2 diskusikan
bersama klien
tentang perilaku
menarik diri,
tanda dan gejala
1.3 berikan pujian
terhadap
kemampuan klien
mengungkapkan
perasaannya
28
TUK 3 klien Klien dapat 1.1 kaji pengetahuan Reinforcement
dapat menyebutkan klien tentang dapat
menyebutka keuntungan keuntungan dan meningkatkan
n berhubungan manfaat bergaul harga diri
keuntungan dengan orang lain, dengan orang lain
berhubunga misalnya banyak 1.2 beri kesempatan
n dengan teman, tidak sendiri kepada klien
orang lain dan bisa diskusi untuk
dan mengungkapkan
kerugian perasaannya
tidak tentang
berhubunga keuntungan
n dengan berhubungan
orang lain dengan orang lain
1.3 diskusikan
bersama klien
tentang manfaat
berhubungan
dengan orang lain
1.4 kaji pengetahuan
klien tentang
kerugian bila tidak
berhubungan
dengan orang lain
1.5 beri kesempatan
klien untuk
mengungkapkan
perasaan tentang
kerugian bila tidak
berhubungan
dengan orang lain
29
1.6 diskusikan
bersama klien
tentang kerugian
tidak
berhubungan
dengan orang lain
1.7 beri reinforcement
positif terhadap
kemampuan
mengungkapkan
perasaan tentang
kerugian tidak
berhubungan
dengan orang lain
TUK 4 klien Klien dapat 4.1 kaji kemampuan Mengetahui
dapat menyebutkan klien membina sejauh mana
melaksanak kerugian tidak hubungan denga pengetahuan
an berhubungan orang lain klien tentang
hubungan dengan orang lain 1.2 dorong dan bantu berhubungan
sosial misalnya sendiri, klien untuk dengan orang
secara tidak punya teman berhubungan lain.
bertahap dan sepi dengan orang lain
melalui:
1.3 klien-perawat
1.4 klien-perawat-
perawat lain
1.5 klien-perawat-
perawat lain-klien
lain
1.6 klien-kelompok
kecil
30
1.7 klien-
keluarga/kelompo
k/ masyarakat
1.8 bantu klien
mengevaluasi
manfaat
berhubungan
dengan orang lain
1.9 diskusikan jadwal
harian yang dapat
dilakukan
bersama klien
dalam mengisi
waktu
1.10 motivasi klien
untuk mengikuti
kegiatan terapi
aktivitas
kelompok
sosialisasi
1.11 beri
reinforcement
atas kegiatan
klien dalam
kegiatan ruangan
TUK 5 klien Klien dapat 5.1 dorong klien Agar klien lebih
dapat mendemonstrasikan untuk percaya diri untuk
mengungka hubungan dengan mengungkapkan berhubungan
pkan orang lain perasaannya bila dengan orang
perasaanny klien-perawat berhubungan lain.
a setelah klien-perawat- dengan orang lain Mengetahui
31
berhubunga perawat lain 5.2 diskusikan sejauh mana
n dengan klien-perawat- dengan klien pengetahuan
orang lain perawat lain-klien manfaat klien tentang
lain berhubungan kerugian bila
klien-kelompok dengan orang lain tidak
kecil 5.3 beri reinforcement berhubungan
klien- positif atas dengan orang
keluarga/kelompo kemampuan klien lain
k/ masyarakat mengungkapkan
perasaan manfaat
berhubungan
dengan orang lain
TUK 6 klien Klien dapat 6.1 BHSP dengan Agar klien lebih
dapat mengungkapkan keluarga percaya diri dan
memperday perasaan setelah Salam, tahu akibat tidak
akan sistem berhubungan perkenalkan diri berhubungan
pendukung dengan lain untuk: Sampaikan dengan orang
atau diri sendiri tujuan lain
keluarga Orang lain Membuat
mampu Keluarga dapat: kontrak
mengemban Menjelaskan Explorasi
gkan perasaannya perasaan
kemampuan Menjelaskan cara keluarga Mengetahui
klien untuk merawat klien 6.2 Diskusikan sejauh mana
berhubunga menarik diri dengan anggota pengetahuan
n dengan Mendemonstrasik keluarga tentang: klien tentang
orang lain an cara Perilaku membina
perawatan klien menarik diri hubungan
menarik diri Penyebab dengan orang
Berpartisipasi perilaku lain
dalam perawatan menarik diri
32
klien menarik diri Cara keluarga
menghadapi
klien yang
sedang
menarik diri
6.3 Dorong anggota
keluarga untuk
memberikan
dukungan kepada
klien
berkomunikasi
dengan orang lain
6.4 Anjurkan anggota
keluarga untuk
secara rutin dan
bergantian
mengunjungi klien
minimal 1 x
seminggu
6.5 Beri reinforcement
atas hal-hal yang
telah dicapai oleh
keluarga
33
PELAKSANAAN DAN EVALUASI KEPERAWATAN KLIEN N.W.A DENGAN
34
Tindakan Keperawatan Evaluasi
35
Tindakan Keperawatan Evaluasi
Tindakan : SP 2 A : SP 2 tercapai
36
Tindakan Keperawatan Evaluasi
37
BAB 4
PEMBAHASAN
kesenjangan antara konsep teoritis dan kasus yang ditemukan. Dalam bab ini
keperawatan.
4.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan suatu proses tahap awal dan sebagai dasar utama dari
2014). Pengkajian dilakukan pada tanggal 11 agustus 2018 jam 10.00 WITA di
ruang kunti RSJ Provinsi Bali dengan diagnosa isolasi sosial. Sumber data
isolasi sosial pada Ny. N.W.A dengan umur 38 tahun. Pengumpulan data
tersebut diperoleh dari klien dan perawat yang menangani. Alasan klien
masuk RSJ Bangli yaitu Klien mengatakan dibawa ke rumah sakit karena
sembuh, dan ketika sudah di ruang kunti, klien hanya duduk menyendiri dan
38
sudah tidak pernah mengamuk lagi hal ini yang menyebabkan Ny. N.W.A
Faktor presipitasi yang diperoleh pada Ny. N.W.A mengatakan tidak ingin
karena dulu sewaktu di rumah sering dituduh mencuri.Hal ini sesuai dengan
teori penyebab isolasi sosial. Menurut Farida (2012) Isolasi sosial adalah
suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya.
lagi karena klien bercerai dengan suaminya dan tidak bekerja karena
mempunyai harapan lagi. Hal ini sesuai dengan teori bahwa masalah
dari berbagai individu yang mengalami integritas diri. (Dermawan dan Rusdi,
(Damaiyanti, 2014).
39
4.2 Diagnosa
diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan isolasi sosial yaitu:
data subjectif dan data objectif untuk menegakkan diagnosa. Analisa data
dirumah klien dituduh mencuri dan klien sering mengurung diri dikamar. Data
bingung, dan tidak bisa memulai pembicaraan. Data tersebut penulis dapat
lebih suka menyendiri dan tidak bergabung dengan teman- temannya karena
trauma dulu sewaktu masih di rumah pernah dituduh mencuri, data objectife
yang ditemukan Klien tampak kooperatif, kontak mata kurang, afek datar, klien
tampak menyendiri, jarang berinteraksi dengan orang lain. Saat ini peran klien
diruangan yaitu sudah mulai mengikuti TAK dan Rehabilitasi dan mengikuti
Isolasi sosial
Tetapi penulis hanya mengangkat diagnosa Isolasi Sosial data fokus pada
A secara garis besar ditemukan data subjectife dan data objective yang
40
menunjukkan karakteristik diagnosa isolasi sosial pada Ny. N.W.A
dengan teman- temannya karena trauma dulu sewaktu masih di rumah pernah
dituduh mencuri, Klien tampak kooperatif, kontak mata kurang, afek datar,
4.3 Intervensi
dan mengatasi masalah yang dihadapi klien dari diagnosa yang telah
dengan orang lain, mengajarkan pasien berkenalan dengan orang lain (Keliat,
2011).
41
jadwal kegiatan hariannya. SP3: mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien,
kegiatan harian.
dilaksanakan dengan melihat situasi dan kondisi klien. Rencana tindakan yang
ada pada teori dilakukan dengan komunikasi terapeutik agar klien dapat
4.4 Implementasi
terpeutik terdiri dari tiga fase yang meliputi fase orientasi, fase kerja dan fase
terminasi.
42
dengan klien yaitu mengawali pertemuan dengan salam terapeutik,
aktivitas apa akan dilakukan, kapan dan berapa lama aktivitas akan
dilaksanakan.
menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai, apakah klien
sudah menikah ataukah belum? Apa pekerjaan klien dan dirumah klien tinggal
dengan siapa? Dan mengapa klien sampai diantara ke RS? Perasaan klien
bagaimana?
menghardik dalam kegiatan harian klien serta kontrak yang akan datang.
Tindakan tersebut sesuai dengan teori yang dituliskan oleh Fitria (2009)
saat dirumah klien sering mengamuk karena penyakit epilepsinya yang tidak
kunjung sembuh. Tetapi ketika sudah dirumah sakit di ruang kunti, klien hanya
43
duduk menyendiri dan sudah tidak pernah mengamuk lagi. Data ini
bahwa klien mengatakan mau untuk sembuh dari sakitnya. Data tersebut
dengan satu orang (Fitria, 2012). Fase terminasi meliputi evaluasi respon
kedalam jadwal harian, kontrak yang akan datang. Tindakan tersebut sesuai
dengan teori yang dituliskan Afnuhazi (2015) bahwa tindakan yang tepat
berkenalan dengan temannya dari ruangan lain, minum obat dengan teratur.
atau perawat. Data objectif kontak mata baik, klien tampak senang, klien dapat
44
2018. Pada fase orientasi meliputi memberikan salam terapeutik, memvalidasi
kesempatan kepada klien berkenalan dengan dua orang atau lebih, dan
sehingga isolasi sosial klien dapat teratasi (Direja, 2011). Tindakan tersebut
sesuai dengan teori yang dituliskan Afnuhazi (2015) bahwa tindakan yang
dengan temannya dengan dua orang atau lebih, dan memasukkan ke dalam
jadwal kegiatan harian. Didapatkan data subjectif klien mengatakan klien hari
ini ikut rehab bersama pasien yang lainnya untuk membuat canang, dan klien
sebelumnya. Data objective klien tampak mulai bisa berbicara walaupun buka
klien yang memulai pembicaraan, kontak mata baik, klien tampak melakukan
aktivitas terjadwal. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa SP3 dapat
membantu untuk membina hubungan saling percaya antara klien dan perawat
untuk mencegah terjadinya isolasi sosial yang semakin parah dan mengurangi
45
tingkat kekambuhan karena dengan komunikasi terapetik yang baik klien
(Bhui, 2015).
4.5 Evaluasi
membandingkan antara respon klien dan tujuan khusus dan umum yang telah
atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah masalah masih
tetap dan muncul masalah baru atau ada data yang berkontradiksi dengan
46
masalah yang ada, P : perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil
analisis pada repon klien yang terdiri dari tindak lanjut klien (Muhith, 2015).
Evaluasi dilakukan setiap hari oleh penulis. Evaluasi pada hari pertama
dan berkenal dengan satu orang, tampak kooperatif, kontak mata kurang
melanjutkan SP3.
orang atau lebih, sedikit tersenyum ketika berkenalan, kontak mata masih
47
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bali dengan Isolasi sosial. Sumber data diperoleh dari klien dengan
sosial pada Ny. N.W.A dengan umur 38 tahun. Pengumpulan data tersebut
diperoleh dari klien dan perawat yang menanganinya. Alasan masuk RSJ Bali
yaitu klien mengatakan Klien dibawa ke RSJ Provinsi Bali oleh ayahnya pada
sembuh. Tetapi ketika sudah di rumah sakit di ruang perawatan kunti, pasien
Diagnosa isolasi sosial dan data fokus pada klien lebih cenderung pada
diagnosa isolasi sosial. Berdasarkan pengkajian pada Ny. N.W.A secara garis
karakteristik diagnosa isolasi sosial pada Ny. N.W.A yang ditandai dnegan
data subjektif yaitu Klien mengatakan lebih suka menyendiri dan tidak
mata kurang, afek datar, klien tampak menyendiri, jarang berinteraksi dengan
orang lain.
48
Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan S.O.A.P
subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah masalah masih tetap dan
muncul masalah baru atau ada data yang berkontradiksi dengan masalah
yang ada, P: perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisis pada
5.2 Saran
dimana kita berada baik itu pada klien dengan isolasi sosial maupun masalah
49
LAMPIRAN
Nama : Ny. N. W. A
Umur : 38 tahun
Tujuan Interaksi : Perawat mampu membina hubungan saling percaya dengan klien
50
nama kepada klien dengan perawat tersenyum
panggilan memandang
K : pasien
saya Arianti klien
tampak
P : bu kalau menunduk
2 boleh tau
apa keluhan
ibu hari ini ?
K : saya baik
saja dan
tidak ada
keluhan
51
perawat
52
pada perawat
K : iya pak
53
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Saling Percaya
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS: Klien mengatakan lebih suka menyendiri dan tidak bergabung dengan
teman- temannya karena trauma dulu sewaktu masih di rumah pernah dituduh
mencuri
DO: Klien tampak kooperatif, kontak mata kurang, afek datar, klien tampak
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
3. Tujuan Khusus
4. Tindakan
54
1) Menjabat tangan klien
1. Fase Orientasi
a. Salam terapiutik
b. Evaluasi/ validasi
c. Kontrak
1) Topik
Ibu siang ini saya datang kesini mau mengajak ibu untuk berbincang-
2) Waktu
3) Tempat
2. Fase Kerja
“Nah bu, perkenalkan nama saya Andreas Wae biasa dipanggil andre saya
mahasiwa CHMK dari kupang, kalau boleh tau nama lengkap ibu siapa dan
55
biasa dipanggil siapa bu ? apa keluhan ibu hari ini ?, bu sudah menikah atau
belum ? di rumah tinggal sama siapa bu ? bagaimana perasaan ibu hari ini ?”
3. Fase terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi subjektif
2) Evaluasi objektif
Ibu A saya berharap jika nanti ibu bertemu dengan saya lagi, ibu bisa
1) Topik
Baik ibu A. besok pagi saya akan mengajarkan ibu cara berkenalan
2) Waktu
Ibu nanti kita akan berbincang- bincang kira- kira jam 09.00 pagi,
3) Tempat
56
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Isolasi sosial
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS: Klien mengatakan tidak memiliki teman di ruangan karena klien takut
dituduh mencuri
kontak mata kurang saat diajak komunikasi, pasien lebih senang menyendiri
3. Tujuan Khusus
4. Tindakan
57
4. Mengajarkan klien cara berkenalan dengan orang lain
1. Fase Orientasi
a. Salam terapiutik
Selamat pagi bu, saya andre mahasiswa chmk kupang yang kemarin
b. Evaluasi/ validasi
c. Kontrak
1) Topik
Seperti janji kita yang kemarin bu , hari ini kita mau berbincang- bincang
kenapa ibu tidak mau bergaul, dan apa keuntungan dan kerugian kalau
2) Waktu
selama 15 menit.
3) Tempat
rekreasi?
2. Fase Kerja
a. Apa yang membuat ibu tidak suka berkumpul dengan teman- teman disini ?
58
Nah karena ibu sudah mengetahui keuntungan dan kerugian kalau bergaul
dengan orang lain sekarang saya akan mengajari ibu cara berkenalan
“ Begini loh bu, untuk berkenalan dengan orang lain, pertama ibu harus
asal dan hobi. Saya kasih contoh ya bu nama saya Andreas Wae, biasa
dipanggil Andre, asal saya kupang dan hobi saya bermain bola (Ajarkan ibu
3. Fase terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan ibu dengan obrolan kita tadi? Apakah ibu merasa
2) Evaluasi objektif
Bu bagaimana besok saya ajak ibu untuk berkenalan dengan teman saya ?
1) Topik
Bu, besok saya akan mengajak ibu untuk mempraktekkan cara- cara
2) Waktu
3) Tempat
59
Bagaimana kalau kita mengobrol disini lagi?
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
dituduh mencuri
DO: Kontak mata masih kurang saat diajak berkomunikasi, pasien tampak
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
3. Tujuan Khusus
4. Tindakan
60
B. Strategi Komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
1. Fase Orientasi
a. Salam terapiutik
b. Evaluasi/ validasi
Bagaimana bu masih ingat apa yang kita pelajari kemarin tentang cara
c. Kontrak
1) Topik
Nah, sesuai dengan janji kita kemarin hari ini saya akan mengajak ibu
2) Waktu
3) Tempat
rekreasi?
2. Fase Kerja
“Selamat pagi perawat C, ini ibu A yang mau berkenalan dengan perawat C.
Baiklah ibu A, ibu dapat berkenalan dengan perawat C seperti yang sudah kita
praktekkan kemarin.
nama, nama panggilan, asal dan hobi. Setelah itu klien menanyakan kepada
61
3. Fase terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi subjektif
2) Evaluasi objektif
Ibu tadi kita sudah belajar cara berkenalan dengan satu orang, nah besok
kita akan belajar cara berkenalan dengan dua orang atau bisa lebih yah bu
1) Topik
atau lebih ?
2) Waktu
3) Tempat
62
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
lebih
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DO: Klien masih tampak duduk menyendiri di kursi di luar kamar, pasien mau
duduk berdampingan dengan perawat, bicara pelan dan suara kecil, sesekali
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial
3. Tujuan Khusus
4. Tindakan
lebih
63
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
b. Evaluasi/ validasi
Bagaimana bu, masih ingat dengan apa yang kita pelajari kemarin?
2. Kontrak
a. Topik
b. Waktu
15 menit.
c. Tempat
rekreasi?
3. Fase Kerja
Baik bu, sekarang kita akan mempraktekkan cara berkenalan dengan perawat
A : Selamat pagi semuanya, hari ini saya akan memberikan kesempatan Ny. A
nama panggilan, asal dan hobi kemudian menanyakan hal yang sama kepada
64
untuk berkenalan dengan cara Ny A mulai memperkenalkan nama, nama
panggilan, asal dan hobi kemudian menanyakan hal yang sama kepada
perawat M. Baiklah ibu nanti ketika ibu bertemu dengan orang lain ibu harus
4. Fase terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi subjektif
perawat M
2) Evaluasi objektif
- Belum ada kontak mata antara klien dengan Ny. M dan perawat M saat
berbicara
65