Anda di halaman 1dari 9

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

IGSAW

Pembelajaran kooperatif model jigsaw ini juga mengambil pola cara bekerja
sebuah gergaji (jigsaw), yaitu siswa melakukan sesuatu kegiatan belajar dengan cara
bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama.

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw:


Menurut Stepen, Sikes and Snapp (1978 ) yang dikutip Rusman (2008),
mengemukakan langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw sebagai
berikut:
1. Siswa dikelompokan sebanyak 1 sampai dengan 5 orang siswa.
2. Tiap orang dalam team diberi bagian materi berbeda
3. Tiap orang dalam team diberi bagian materi yang ditugaskan
4. Anggota dari team yang berbeda yang telah mempelajari bagian sub bagian yang
sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub
bab mereka.
5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali kedalam kelompok
asli dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka
kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan seksama.
6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
7. Guru memberi evaluasi.
8. Penutup.
MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan proses pembelajaran yang


holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan
mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial
dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/ ketrampilan yang dinamis dan
fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya.

Proses belajar model pembelajaran kontekstual


1. Belajar tidak hanya sekedar menghafal. Siswa harus mengkontruksi
pengetahuan di benak mereka.
2. Anak belajar dari mengalami. Anak mencatat sendiri pola-pola bermakna dari
pengetahuan baru, dan bukan diberi begitu saja oleh guru.
3. Para ahli sepakat bahwa pengetahuan yang dimiliki sesorang itu terorganisasi
dan mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang sesuatu persoalan.
4. Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta atau proposisi
yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan.
5. Manusia mempunyai tingkatan yang berbeda dalam menyikapi situasi baru.
6. Siswa perlu dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang
berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide.
7. Proses belajar dapat mengubah struktur otak. Perubahan struktur otak itu
berjalan terus seiring dengan perkembangan organisasi pengetahuan dan
keterampilan sesorang.
MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG

Pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada


ketrampilan dasar akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran
langsung. Sintaknya adalah menyiapkan siswa, sajian informasi dan prosedur, latihan
terbimbing, refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi. Cara ini sering disebut dengan
metode ceramah atau ekspositori (ceramah bervariasi).

Langkah – langkah pembelajaran model pembelajaran langsung ( Direct


Instruction ) pada dasarnya mengikuti pola- pola pembelajaran secara umum. Menurut
Kardi dan Nur ( 2000 : 27-43 ), langkah-langkah pembelajaran langsung meliputi
tahapan sebagai berikut :
1) Menyampaikan Tujuan dan Menyiapkan Siswa
2) Menyampaikan Tujuan
3) Menyiapkan Siswa
4) Presentasi dan Demonstrasi
5) Mencapai kejelasan
6) Melakukan Demonstrasi
7) Mencapai pemahaman dan penguasaan
8) Berlatih
MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS

Pendidikan matematika realistis atau Realistic Mathematics Education (RME)


adalah sebuah pendekatan belajar matematika yang menempatkan permasalahan
matematika dalam kehidupan sehari-hari sehingga mempermudah siswa menerima
materi dan memberikan pengalaman langsung dengan pengalaman mereka sendiri.

Langkah-langkah penerapan pembelajaran Realistic Mathematics Education


(RME) adalah sebagai berikut (Hobri, 2009:170-172):
1. Memahami masalah kontekstual Guru memberikan masalah kontekstual dan
siswa memahami permasalahan tersebut.
2. Menjelaskan masalah kontekstual Guru menjelaskan situasi dan kondisi soal
dengan memberikan petunjuk/saran seperlunya (terbatas) terhadap bagian-bagian
tertentu yang belum dipahami siswa. Penjelasan ini hanya sampai siswa
mengerti maksud soal.
3. Menyelesaikan masalah kontekstual Siswa secara individu menyelesaikan
masalah kontekstual dengan cara mereka sendiri. Guru memotivasi siswa untuk
menyelesaikan masalah dengan cara mereka dengan memberikan
pertanyaan/petunjuk/saran.
4. Membandingkan dan mendiskusikan jawaban Guru menyediakan waktu dan
kesempatan pada siswa untuk membandingkan dan mendiskusikan jawaban dari
soal secara berkelompok. Untuk selanjutnya dibandingkan dan didiskusikan
MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING

Model pembelajaran probing prompting merupakan salah satu model pembelajaran


kooperatif. Berdasarkan asal katanya, probing artinya penyelidikan, pemeriksaan
sedangkan prompting artinya mendorong atau menuntun. Model pembelajaran Probing
Prompting berhubungan dengan pertanyaan yang dikenal dengan Probing question dan
Prompting question.

Langkah-langkah Pembelajaran Probing Prompting


Fase pembelajaran dengan menggunakan teknik probing prompting umumnya
terdiri dari tiga fase kegiatan, yaitu:
1. Kegiatan awal, guru menggali pengetahuan prasyarat yang sudah dimiliki siswa
dengan menggunakan teknik probing. Hal ini berfungsi untuk introduksi, revisi,
dan motivasi. Apabila prasyarat telah dikuasai siswa, langkah yang keenam dari
tahapan teknik probing tidak perlu dilaksanakan. Untuk memotivasi siswa, pola
probing cukup tiga langkah, yaitu langkah 1,2, dan 3.
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Problem posing merupakan model pembelajaran yang mengharuskan siswa menyusun


pertanyaan sendiri atau memecah suatu soal menjadi pertanyaan-pertanyaan yang lebih
sederhana yang mengacu pada penyelesaian soal tersebut.

Menurut Thobroni dan Mustofa (2012: 351) menyatakan bahwa langkah-langkah penerapan
model pembelajaran problem posing sebagai berikut :
1. Guru menjelaskan materi pelajaran kepada siswa menggunakan alat peraga untuk
memfasilitasi siswa dalam mengajukan pertanyaan,
2. Siswa diminta untuk mengajukan pertanyaan secara berkelompok,
3. Siswa saling menukarkan soal yang telah diajukan,
4. Kemudian menjawab soal-soal tersebut dengan berkelompok.

Anda mungkin juga menyukai