(Disusun guna memenugi tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi yang diampuh oleh
MAKALAH
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS JEMBER
2018
i
STATEMENT OF AUTHORSHIP
Penulis/ Kelompok 3
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
Studi Kasus ..................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 29
v
BAB 1. PENDAHULUAN
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Teori regulasi yang relevan dengan akuntansi keuangan dan auditing
Teori pasar modal menyarankan agar manager memiliki intensif atau
dorongan secara sukarela untuk menyediakan informasi kepada pihak
ekternal perusahaan dan sudah di verivikasi oleh auditor independent. Berikut
ini beberapa teori yang relevan untuk memahami regulasi dari laporan
keuangan antara lain:
1. Teori Pasar Efisien
2. Teori Agensi
3. Teori Regulasi
2
tidak bisa mencapai tingkat harga keseimbangan atau harga yang ideal secara
social karena ada beberapa alasan berikut:
a. Informasi akuntansi tidak sama dengan barang lain (merupakan barang
umum)
b. Ketika informasi akuntansi dikeluarkan oleh perusahaan akan tersedia
untuk semua
3
(sebelum acara) ketidakpastian ada pada saat itu sebuah keputusan yang harus
dibuat, seperti ketidakpastian peristiwa tentang dikontrol yang akan
mempengaruhi produksi atau ketidakpastian tentang keterampilan manajer.
Ex post (setelah acara) ketidakpastian ada setelah keputusan telah dibuat dan
hasilnya terwujud. Ketidakpastian ini adalah sama dengan ex ante
ketidakpastian kecuali bahwa hal itu dapat dikurangi dengan laporan ex post
pada apa yang sebenarnya terjadi. Teori keagensi berfokus pada dampak dari
alternatif laporan ex post yang mempengaruhi ketidakpastian ex post.
Teori keagensi memberikan kita sebuah kerangka di mana untuk
mempelajari kontrak antara principal dan agen dan memprediksi konsekuensi
ekonomi dari standar. Sebagai contoh, adalah sering logis bahwa kompensasi
manajer 'dikaitkan dengan laba yang dilaporkan Dalam situasi ini, salah satu
jenis hubungan kontraktual adalah antara pengguna data akuntansi dan
perusahaan. Kontrak untuk data keuangan dapat alternatif untuk pelaporan
publik. Jika akuntansi yang 'deregulasi', mekanisme pasar bisa menghasilkan
informasi yang cukup dan mencapai titik ekuilibrium sosial yang ideal di
mana biaya penyediaan informasi sama dengan manfaat. Pendukung
pandangan ini berpendapat bahwa pengungkapan wajib karena itu tidak perlu
dan tidak diinginkan karena pasar dapat diandalkan untuk menghasilkan
informasi apapun yang diinginkan. Selanjutnya, perusahaan memiliki insentif
untuk mengungkapkan informasi secara sukarela, sebagaimana dibuktikan
oleh signifikan tingkat pengungkapan sukarela oleh perusahaan-perusahaan
yang terdaftar.
Kemungkinan over-legislatif persyaratan pelaporan juga berkaitan dengan
'free rider' efek. Pada dasarnya, di mana marginal biaya informasi yang
dianggap kurang dari yang mungkin (marjinal) manfaat, pengguna akan
menuntut peningkatan tingkat pengungkapan. Namun, pihak yang
berkepentingan yang menanggung sedikit atau tidak ada biaya pengungkapan
memiliki insentif yang lebih besar untuk menuntut peningkatan tingkat
pengungkapan. Selain itu, para pendukung berpendapat, pelaporan yang
dibutuhkan cenderung menciptakan kelebihan produksibinformasi. Karena
biaya produksi informasi tidak ditanggung oleh pengguna, mereka akan
4
menuntut lebih banyak informasi. Sebuah badan otoritatif, seperti IASB,
mungkin disesatkan oleh permintaan yang berlebihan ini dan, akibatnya,
merumuskan lebih kepada pengungkapan informasi daripada yang
diperlukan. Hal ini mungkin membuat 'standar yang berlebihan', tentang
perusahaan dan akuntan mengeluh.
5
biaya (costlessly). Kegagalan pasar terjadi disini karena penetapan harga
secara normal tidak berfungsi di dalam pasar.
6
3. Teori kepentingan pribadi/individu
Teori ini mengasumsikan bahwa peraturan menjadi sebuah eksistensi
sebagai hasil dari tanggapan pemerintah terhadap permintaan public untuk
memperbaiki segala bentuk ketidakefisiensian atau ketidaksamaan praktik
yang dilakukan oleh individu ataupun organisasi (strongly challenged by
Stigler in 1971). Tantangan Stigler adalah pemerintah memiliki satu sumber
daya dasar yang tidak dibagikan bahkan kepada warga yang paling kuat
sekalipun : ‘the power to coerce’. The power to coerce ini merupakan sumber
daya potensial untuk mengancam firma bisnis dimana dengan kekuatan
tersebut dapat melarang atau memaksa untuk menyediakan atau mengambil
pajak dan subsidi, dengan kata lain pemerintah dapat menolong atau bahkan
mencelakai berbagai bisnis.
Stigler berpendapat bahwa kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan
peraturan relative berhubungan dengan kekuatan politik dari beberapa
kepentingan kelompok. Interaksi mereka adalah dengan para politikus
dimana para politikus tersebut bersifat tidak netral. Politikus cenderung
memaksimalkan kesempatan mereka untuk kesuksesan kampanye masa
depan. Esensi dari transaksi ini dalam pasar politik adalah untuk mentransfer
kesejahteraan dengan para pemilih dari sisi permintaan dan wakil politik
mereka dari sisi penawaran.
Teori ini percaya bahwa terdapat pasar dengan regulasi yang sama yaitu
kekuatan supply dan demand yang beroperasi dalam pasar modal. Dalam
pasar politik ini, banyak terdapat bidder (penawar). Namun hanya satu
kelompok yang akan berhasil, yaitu keompok dengan penawaran tertinggi.
Biasanya, produsen merupakan kelompok dengan tawaran (bid) tertinggi
sehingga mereka dapat menggunakan kewenangan pemerintah untuk
mengambil manfaat sendiri.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, produsen merupakan kelompok dengan
tawaran tertinggi, sehingga otomatis konsumen merupakan kelompok dengan
tawaran paling rendah. Hal ini disebabkan oleh dua hal, yaitu :
a. Cost of organization
7
b. Information cost
Pernyataan dasar dari teori kepentingan pribadi ini adalah bahwa terdapat
hukum diminishing returns dalam hubungan antara ukuran kelompok dan
biaya untuk mengunakan proses politik. Teori ini percaya bahwa peraturan
bukan merupakan hasil dari respon pemerintah atas permintaan public
melainkan untuk melayani kepentingan pribadi beberapa kelompok dan dibuat
serta dijalankan untuk mengambil keuntungan diri sendiri.
2.2 Bagaimana Teori Peraturan Berlaku Untuk Akuntansi Dan Praktek Unit
Audit
Pada sejumlah teori regulasi, yang telah diusulkan untuk menjelaskan
pengaturan akuntansi dan audit, mempertimbangkan penerapan dari
kepentingan publik, menangkap dan teori kepentingan pribadi dalam praktek.
Dalam hal ini, teori-teori ini menjelaskan dan memprediksi pengaturan
akuntansi dan audit seperti yang diamati di pasar modal.
8
a. pengguna keuangan informasi
b. informasi produsen (manajemen perusahaan).
9
2.2.3 Penerapan teori minat pribadi
10
dengan batasan leverage perjanjian pinjaman mereka. Di sisi lain, bank-bank
besar dengan profil publik yang tinggi mungkin menolak standar karena
menyebabkan keuntungan mereka meningkat, mengecilkan risiko mereka, dan
meningkatkan eksploitasi nyata dari pelanggan mereka. Di hadapan kepentingan
yang beragam dan sering bertentangan, badan pembuat keputusan - sebuah
kelompok pengatur - harus menyeimbangkan di antara mereka dengan membuat
pilihan politik.Untuk keputusan itu menjadi diterima oleh orang-orang yang
terkena dampak, badan pengawas membutuhkan mandat untuk membuat pilihan
sosial. Artinya, diperlukan legitimasi politik.
11
nilai wajar (yaitu mark-to-market atau penggunaan model estimasi untuk mencatat
nilai wajar pada tanggal neraca) untuk lebih akurat mencerminkan risiko dan
imbalan memegang instrumen keuangan. Penentu standar telah melihat
pengukuran nilai wajar sebagai berguna untuk menyediakan informasi yang
relevan untuk pengambilan keputusan oleh pengguna informasi keuangan.
Organisasi Komisi Efek Internasional (IOSCO) mempertimbangkan panduan
untuk menghitung instrumen keuangan penting dan meminta Standar Akuntansi
Internasional Commis-Aon (IASC) untuk memasukkan standar instrumen
keuangan di antara standar inti yang sedang disiapkan dengan harapan dukungan
IOSCO untuk digunakan oleh perusahaan dalam daftar lintas batas. IASB
menciptakan IAS 39 berdasarkan standar FASB yang berkaitan dengan instrumen
keuangan (FAS 114, 115, I33 dan 140) sebagai standar sementara, mencatat
bahwa pengembangan lebih lanjut dari IAS 39 akan diperlukan
12
peristiwa, bagaimana itu seharusnya diakui dan diukur, dan bagaimana itu
seharusnya disimpulkan dan dilaporkan.
Perlunya kerangka kerja konseptual:
1. Pembuatan standar seharusnya berlandasan dan berhubungan pada sebuah
pendirian serangkaian konsep dan tujuan.
2. Memungkinkan IASB untuk mengeluarkan pernyataan yang lebih berguna
dan konsisten dari waktu ke waktu serta menghasilkan suatu standar yang
saling berhubungan.
3. Tanpa kerangka standar yang jelas ini maka setiap orang akan membangun
konsep individu yang berbeda-beda.
4. Kerangka kerja mampu meningkatkan kemampuan memahami dan
kepercayaan pengguna laporan keuangan terhadap laporan keuangan
5. Meningkatkan kemampuan membandingkan laporan keuangan perusahaan
6. Para profesional mampu memecahkan secara cepat praktik permasalahan
yang baru dan mendadak dengan mengacu pada kerangka kerja sebagai teori
dasarnya.
13
5. SFAC no. 6 “element of financial statement”, yang menggantikan
SFAC no. 3 dan memperluas SFAC no. 3 dengan memasukkan
organisasi-organisasi nirlaba.
6. SFAC no. 7 “using cash flow information and present value in
accounting measurement”, yang memberikan kerangka kerja bagi
pemakaian arus kas masa depan yang diharapkan dan nilai sekarang
(present value) sebagai dasar pengukuran
14
Konsep ini menjelaskan bagaimana perusahaan harus mengakui, mengukur,
dan melaporkan elemen finansial dan kegiatannya.
15
Agar informasi yang disajikan dapat relevan maka informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan harus didasarkan pada kebutuhan
informasi para pengguna laporan keuangan.
b. Andal
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur,
serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau
penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut
secara potensial dapat menyesatkan dan merugikan pengguna laporan
keuangan. Informasi yang andal memenuhi karakteristik:
1. Penyajian Jujur, Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi
serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara
wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
2. Dapat Diverifikasi (verifiability), Informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih
dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan
simpulan yang tidak berbeda jauh.
3. Netralitas, Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak
berpihak pada kebutuhan pihak tertentu.
c. Dapat Dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas antar
periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja
keuangan serta membandingkan laporan keuangan antar entitas
untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja dan perubahannya secara
relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari
transaksi dan peristiwa lain yang serupa dilakukan secara konsisten.
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika
dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau
laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan
dapat dilakukan secara internal dan eksternal.
16
Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas
menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke
tahun. Sedangkan perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila
entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama.
Apabila entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada
kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut
diungkapkan pada periode terjadinya perubahan. Agar informasi yang
disajikan dapat dibandingkan maka penyajian laporan keuangan minimal
harus disajikan dalam 2 (dua) periode atau 2 (dua) tahun anggaran.
d. Dapat Dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dikatakan dapat
dipahami jika pengguna mengerti dengan informasi-informasi yang
disajikan dan mampu menginterpretasikannya. Hal ini dapat terlihat dari
manfaat informasi yang disajikan tersebut terhadap pengambilan
keputusan. Untuk itu, penyajian informasi dalam laporan keuangan
pemerintah harus menggunakan format/bentuk serta istilah yang
disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna.
17
Keuntungan atas aset suatu entitas yang tersisa setelah dikurangi
kewajibannya.
4. Investasi Pemilik
Peningkatan aset netto karena tranfer dari entitas lain untuk meningkatkan
kepentingan kepemilikan atau modal. Aset yang diterima tidak hanya
sebagai investasi pemilik tapi juga termasuk jasa atau konversi dari
kewajiban perusahaan.
5. Distibusi ke Pemilik
Penurunan aset netto dari transfer aset, atau timbulnya kewajiban oleh
perusahaan kepada pemilik. Distribusi ke pemilik ini mengurangi
kepentingan pemilik atau modal di perusahaan.
6. Pendapatan Komprehensif
Perubahan ekuitas (aset netto) dari suatu entitas sepanjang satu periode dari
transaksi dan kegiatan lain dari sumber selain dari pemilik. Termasuk semua
perubahan dalam ekuitas selama satu periode kecuali yang dihasilkan dari
investasi dari pemilik atau distribusi ke pemilik.
7. Pendapatan
Aliran masuk dari aset sebuah entitas atau penyelesaian kewajiban atau
kombinasinya selama satu periode dari pengiriman atau produksi barang,
penyediaan jasa, atau aktivitas lain yang merupakan hasil operasional
perusahaan.
8. Beban
Aliran keluar dari penggunaan aset, atau muncunya kewajiban atau
kombinasi keduanya selama satu periode dari pengiriman atau produksi
barang, penyediaan jasa, atau aktivitas lain yang merupakan operasional
perusahaan.
9. Keuntungan
Peningkatan aset bersih dari transaksi insidental atau sampingan dari suatu
entitas dan dari semua transaksi dan kegiatan lain akibat entitas selama satu
periode kecuali yang dihasilkan dari pendapatan dan investasi pemilik.
10. Kerugian
18
Penurunan aset bersih dari transaksi insidental atau sampingan dari suatu
entitas dan dari semua transaksi dan kegiatan lain akibat entitas selama satu
periode kecuali yang dihasilkan dari pendapatan dan investasi pemilik.
19
2. Pengakuan pendapatan
Pendapatan diakui ketika keuntungan ekonomis mungkin masuk ke
perusahaan dan pengukuran yang reliabel dari jumlah pendapatan dapat
diukur. Pengakuan pendapatan ketika direalisasikan dam ketika diterima.
Pengakuan pendapatan ketika proses produksi, pada saat selesai produksi
dan saat menerima uang tunai.
3. Pengakuan beban
Pengakuan beban diklasifikasikan sebagai biaya produk, dan biaya periode.
Biaya produk yang berhubungan langsung dengan produksi, seperti bahan
baku, upah karyawan dan pemeliharaan. Biaya produk berhubungan
langsung dengan biaya dan pendapatan, pengakuannya dalam satu periode.
Biaya periode, yang tidak berhubungan langsung dengan produksi, seperti
gaji karyawan kantor dan biaya administratif lainnya.
4. Pengungkapan penuh
Segala informasi yang bersangkutan dengan laporan keuangan dan dapat
mempengaruhi keputusan harus diungkapkan. Penyediaan informasi melalui
laporan keuangan, catatan laporan keuangan, dan informasi supplementary.
20
Materialitas merupakan salah saji yang terjadi dalam penyusunan laporan
keuangan, sehingga dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Misal :
nilai piutang yang tidak dapat ditagih sebesar 60% dari total penjualan, hal
ini tentu saja dapat mempengaruhi pengguna dalam mengambil keputusan.
1. Pada tahun 1973 untuk pertama kali IAI menerbitkan suatu buku Prinsip
Akuntansi Indonesia (PAI) yang sebagian besar merupakan terjemahan
buku Paul Grady. Penerbitan ini dipicu oleh diaktifkannya pasar modal
di Indonesia pada tahun 1973.
21
2. Pada tahun 1984 buku Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 yang
menggantikan PAI 1973 diterbitkan. Komite PAI melakukan revisi
secara mendasar terhadap PAI 1973.
3. Pada tahun 1994, IAI kembali melakukan revisi total PAI 1984 dan sejak
itu mengeluarkan serial standar keuangan yang diberi nama Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) yang diterbitkan sejak 1 Oktober 1994.
Pengembangan standar akuntansi ketiga ini ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan dunia usaha dan profesi akuntansi dalam rangka megikuti dan
mengantisipasi perkembangan internasional. Banyak standar yang
dikeluarkan itu sesuai atau sama dengan standar akuntansi internasional
yang dikeluarkan oleh IASC.
Sekarang ini ada 2 PSAK yang dikeluarkan oleh 2 Dewan Standar
Akuntansi Keuangan.
1. PSAK Konvensional
2. PSAK Syariah
PSAK ini tentu akan terus bertambah dan revisi sesuai kebutuhan
perkembangan bisnis dan profesi akuntan.
Visi
Visi IAI adalah menjadi organisasi profesi terdepan dalam pengembangan
pengetahuan dan praktik akuntansi, manajemen bisnis dan publik, yang
22
berorientasi pada etika dan tanggung jawab sosial, serta lingkungan hidup
dalam perspektif nasional dan internasional.
23
process e, f, i, j, dan k sedangkan tahapan m dalam 1 ayat di atas diganti menjadi :
Persetujuan pencabutan standar atau interpretasi.
Saat ini dengan adanya rencana IAI untuk mengadopsi semua IFRS maka standar
akuntansi di Indonesia menjadi terbagi atas :
1. Standar Akuntansi Umum yang akan mengadopsi IFRS dan hanya berlaku
wajib bagi perusahaan public atau Tbk
2. Standar akuntansi ETAP atau Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
3. Standar Akuntansi Syariah yang berlaku untuk semua transaksi yang
dilakukan secara syariah oleh lembaga dan pihak manapun
24
Studi Kasus
Menteri Keuangan AS, John Snow, pada hari Rabu menyatakan bahwa
menerapkan Undang – undang Sarbanes – Oxley dalam laporan keuangan dapat
meredam pertumbuhan ekonomi dan beliau bersimpatidengan perusahaan yang
terkekang dengan adanya undang – undang tersebut. “Kita perlu menjaga
keseimbangan dalam pelaksanaan undang – undang tersebut. Kita perlu
memastikan penekanannya pada substansi, bukan pada bentuk dan innocent
mistake bukanlah suatu tindakan kriminal,” kata Snow ketika memberikan
sambutan di New York University Center for Law and business. Kongress
mengeluarkan Undang – undang Sarbanes – Oxley sebagai respon atas berbagai
skandal keuangan pada beberapa perusahaan besar seperti Enron, WorldCom, dan
Kantor Akuntan Publik Arthur Andersen. Sarbanes – Oxley ini diprakarsai oleh
Senator Paul Sarbanes (Maryland) dan Representative Michael Oxley (Ohio),
yang kemudian nama mereka digunakan sebagai nama undang – undang tersebut.
Komentar Snow muncul di tengah – tengah keluhan para kalangan bisnis secara
luas tentang pasal 404 undang – undang Sarbanes – Oxley, yang mengharuskan
manajer untuk menjelaskan di depan publik bagaimana mereka menjaga keuangan
perusahaan, yang terlalu mahal dan membutuhkan banyak waktu. Dalam sebuah
sesi tanya jawab dengan pendengar, Snow mengatakan bahwa dia bersimpati pada
dunia dimana para eksekutif perusahaan dan pengacara hidup dimana mereka
‘dikekang’ peraturan. “Kita sudah berlebihan. Kita harus menemukan cara untuk
merasionalisasikan proses pengawasan tata kelola perusahaan secara
keseluruhan,” kata Snow.
25
Pertanyaan:
Jawaban:
26
4. Menurut kami tidak perlu dibubarkan, karena sabanes oxley memberikan
dampak positif bagi berbagai profesi khususnya profesi dibidang
keuangan. Selain itu Sarbanes oxley juga mengedepankan dalam
penerapan good corporate governance yang diharapkan dapat memberikan
dampak yang baik bagi pembuat laporan keuangan.
27
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam bab ini membahas beberapa teori yang relevan untuk
mengetahui suatu peraturan dalam membuat laporan keuangan serta
mengauditnya di suatu entitas. Teori – teori tersebut yaitu :
Teori Pasar Efisien
Teori Agensi
Teori Regulasi
28
DAFTAR PUSTAKA
Godfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, Scott Holmes. 2010.
Accounting Theory, 7th ed., John Wiley & Sons, Inc. (GHT)
Santoso, Iman. 2014. Mengaplikasikan Teori Pada Regulasi Akuntansi
Teori Aakuntansi Keuangan. https://www.coursehero.com/file/20937923/TAK-
ch3/. ( Diakses tanggal 14 september 2018 )
Suwarjono. 2010. Teori Akuntnasi Perekayasaan Pelaporan Keuangan, Edisi
Ketiga, BPFE (SWD)
Dazafi. 2015. Teori Akuntansi.
https://www.academia.edu/19759417/Makalah_teori_akuntansi.
(Diakses tanggal 15 september 2018)
Arinita. 2014. Kerangka Konseptual untuk Laporan Keuangan.
https://anekatulisankoe.blogspot.com/2015/01/kerangka-konseptual-untuk-
laporan.html?m=1. ( Diakses tanggal 14 september 2018 )
29