Retinopati Hipertensi
Disusun Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik
Doker Pembimbing:
dr. Basuki Rokhmad, Sp. M
Oleh:
Maryo Juan B.L.T.
201810401011098
Identitas pasien
Nama : Ny. L
Usia : 45 th
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Suku : Jawa
Anamnesis
Vital Sign :
GCS : 456
TD :190/120 mmHg
RR : 20 x/menit
S : 36oC
oedema (-), Nyeri tekan (-) oedema (-) nyeri tekan (-)
P. Inferior: P. Inferior:
oedema (-) nyeri tekan (-) oedema (-) nyeri tekan (-)
Inferior: Inferior:
coklat coklat
Diagnosis
Retina
Planning Diagnosis
- Funduskopi
- FFA
- OCT
Rencana Terapi
Rencana Monitoring
- Keluhan Pasien
- TTV
- Visus Pasien
KIE
kemungkinan-kemugkinan penyebabnya
kelainan lain dari retina, yang secara umum disebabkan oleh gangguan
pemberian nutrisi atau vaskularisasi dan pemberian oksigen dari darah kurang
posterior dinding bola mata bagian dalam. Lapisan-lapisan retina mulai dari
bagian terdalam adalah membran limitans interna, lapisan serat saraf yang
interna yang mengandung sambungan sel ganglion dengan sel amakrin dan sel
bipolar, lapisan inti dalam badan sel bipolar, sel amakrin dan sel horizontal,
limitans eksterna, lapisan fotoreseptor bagian dalam dan luar sel batang dan
posterior. Pada kutub posterior terdapat makula, yang merupakan daerah yang
makula, sekitar 3.5mm dari papil saraf optik terdapat fovea, yang memberikan
Foveola adalah bagian paling tengah dari fovea yang fotoreseptornya adalah sel
kerucut (5).
sentralis. Arteri ini berasal dari arteri oftalmikus yang masuk ke mata bersama-
sama dengan nervus optikus dan bercabang pada permukaan dalam retina.
Arteri sentralis merupakan arteri utuh dengan diameter kurang lebih 0,1 mm. Ia
lapisan koroid. Arteri retina biasanya berwarna merah cerah, tanpa disertai
pulsasi manakala vena retina berwarna merah gelap dengan pulsasi spontan
spasme arterioles dan kerusakan endothelial pada tahap akut sementara pada
secara generalisata. Ini merupakan akibat dari peningkatan tonus arteriolus dari
secara generalisata.(1,2,4,5,7,8)
degenerasi hyalin. Pada tahap ini akan terjadi penyempitan arteriolar yang
lebih berat dan perubahan pada persilangan arteri-vena yang dikenal sebagai
yaitu terjadi pelebaran dan aksentuasi dari refleks cahaya sentral yang dikenal
menimbulkan kerusakan pada sawar darah-retina, nekrosis otot polos dan sel-
sel endotel, eksudasi darah dan lipid, dan iskemik retina. Perubahan-perubahan
hard exudate dan infark pada lapisan serat saraf yang dikenal sebagai cotton-
wool spot. Edema diskus optikus dapat terlihat pada tahap ini, dan biasanya
berat.(1,2,4,5,7,8)
hipertensi saja, karena ia juga dapat terlihat pada pnyakit kelainan pembuluh
darah retina yang lain. Perubahan yang terjadi juga tidak bersifat sequential.
terlebih dulu.(1,2,4,5,7,8,9)
Diagnosis retinopati hipertensi dibuat secara klinis dengan ditemukannya
ini. Fluorescein angiography (FFA) dapat digunakan, tapi bukan krusial untuk
tahun 1939 oleh Keith et al. Sejak itu, timbul bermacam-macam kritik yang
mengkomentari sistem klasifikasi yang dibuat oleh Keith dkk tentang relevansi
derajat keparahan.
Stadium Karakteristik
Stadium I Penyempitan ringan, sklerosis dan tortuosity arterioles
retina; hipertensi ringan, asimptomatis
Stadium II Penyempitan definitif, konstriksi fokal, sklerosis, dan
nicking arteriovenous; tekanan darah semakin meninggi,
timbul beberapa gejala dari hipertensi
Stadium Retinopati (cotton-wool spot, arteriosclerosis, hemoragik);
III tekanan darah terus meningkat dan bertahan, muncul gejala
sakit kepala, vertigo, kesemutan, kerusakan ringan organ
jantung, otak dan fungsi ginjal
Stadium Edema neuroretinal termasuk papiledema, garis Siegrist,
IV Elschig spot; peningkatan tekanan darah secara persisten,
gejala sakit kepala, asthenia, penurunan berat badan,
dyspnea, gangguan penglihatan, kerusakan organ jantung,
otak dan fungsi ginjal
WHO membagikan stadium I dan II dari Keith dkk sebagai retinopati
hipertensi dan stadium III dan IV sebagai malignant hipertensi
Kesimpulan
tinggi. tekanan darah yang tinggi dalam jangka waktu yang lama dapat
nyata dan akut disertai dengan tingginya tekanan darah yang persisten karena
mata. Pada pemeriksaan anatomis juga didapatkan mata yang tenang, tanpa
yang masuk dipantulkan pada bagian medial sudut tangkap penggambaran retina.
pada funduskopi, sehingga pembuluh darah yang seharusnya tidak tampak pada
edema pada retina OD yang memberikan gambaran makula yang lebih kecil
pasien.
Pustaka