Anda di halaman 1dari 52

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktik pembimbingan klinik/CE merupakan salah satu kegiatan kurikuler dari
program mata kuliah di klinik educator yang telah diperoleh mahasiswa selama di kampus
kegiatan praktik ini adalah sebagai sarana yang dapat memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk menerapkan dasar pengetahuan atau teori sebelumnya di kelas dalam
pembelajaran secara nyata. Dalam kegiatan CE (clinical educator) ini penulis membuat
Kasus Tentang Pelayanan kontrasepsi suntik KB 3 bulan.
Dalam undang-undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009 ditegaskan bahwa
pelayanan kesehatan dalam keluarga berencana dimaksudkan untuk pengaturan kehamilan
bagi pasangan usia subur untuk membentuk generasi penerus yang sehat dan cerdas dan
men jaminan ketersediaan tenaga fasilitas pelayanan alat dan obat dalam memberikan
pelayanan Keluarga Berencana yang aman bermutu dan terjangkau oleh masyarakat.
WHO dan UNICEF (1978) melakukan pertemuan di Alma Ata yang memusatkan
perhatian terhadap tingginya angka kematian maternal perinatal dalam penemuan tersebut
disepakati untuk menetapkan konsep primary health care yang memberikan pelayanan
antenatal persalinan bersih dan aman melakukan upaya penerimaan keluarga berencana
dan meningkatkan pelayanan rujukan (Handayani 2010:13).
Tindakan yang membantu individu / pasutri untuk mendapatkan objektif-objaktif
tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam
keluarga (Anggraini 2012:47).
Perkembangan laju peningkatan pertumbuhan penduduk di Indonesia sangat
mengkhawatirkan. Tanpa adanya usaha-usaha pencegahan perkembangan laju peningkatan
penduduk yang terlalu cepat, usaha-usaha di bidang pembangunan ekonomi dan sosial
yang telah dilaksanakan dengan maksimal akan tidak berfaedah.
Dapat dikemukakan bahwa untuk dapat menyelamatkan nasib manusia dimuka
bumi tercinta Ini, masih terbuka peluang untuk meningkatkan kesehatan reproduksi
melalui gerakan yang lebih intensif Pada pelaksanaan Keluarga Berencana (Handayani
2010:14).

1
Keputusan Presiden Nomor 20 tahun 2000 mengatur tentang BKKBN Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional yang selanjutnya disingkat BKKBN adalah
lembaga pemerintah non departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Presiden. BKKBN dipimpin oleh seorang kepala yang dijabat oleh
menteri negara pemberdayaan perempuan.
Tugas BKKBN adalah merumuskan kebijakan pengelolaan dan koordinasi
pelaksanaan program Keluarga Berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera
mengembangkan dan memantapkan peran serta masyarakat meningkatkan program
Keluarga Berencana Nasional dan pembangunan keluarga sejahtera serta pemberdayaan
perempuan secara terpadu bersama instansi terkait (Sujiyatini 2011:22).
Di masyarakat metode kontrasepsi hormonal tidaklah asing lagi hampir 70%
akseptor KB menggunakan metode kontrasepsi hormonal. Namun demikian banyak juga
efek samping yang dikeluhkan akseptor KB berkenaan dengan kontrasepsi yang
dipakainya akhirnya banyak kejadian akseptor KB yang Drop Out karena belum
memahami dengan baik bagaimana metode kontrasepsi hormonal tersebut (Handayani
2010:96).

1.2 Tujuan Penulisan Laporan


1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktikum bimbingan klinik/CE sehingga
mahasiswa mampu memahami Bagaimana menjadi seorang CE dalam
mengorientasi peserta didik, melaksanakan pre dan post comference serta
melaksanakan bedside teaching pada mahasiswa D-III Kebidanan STIKES
Husada Jombang serta institusi kesehatan.
1.2.2 Tujuan khusus
1. Mampu melaksanakan orientasi pada mahasiswa D3 Kebidanan STIKES
Husada Jombang.
2. Mampu melaksanakan Pre Converse pada mahasiswa D-III Kebidanan
STIKES Husada Jombang.
3. Mampu melaksanakan beside teaching pada mahasiswa D-III kebidanan
STIKES Husada Jombang.
4. Mampu melaksanakan post comference dan evaluasi pada mahasiswa D-III
kebidanan STIKES Husada Jombang.

2
1.3 Manfaat Penulisan Laporan
1.3.1 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai masukan data, sumbangan pikiran dan juga dapat
digunakan sebagai bahan pembuatan laporan CE selanjutnya.
1.3.2 Bagi Mahasiswa Kebidanan
Sebagai pengalaman serta dapat menerapkan teori CE dan teori Auhan
kebidanan khususnya pada asuhan pada kontrasepsi keluarga berencana.
1.3.3 Bagi Lahan Praktek
Sebagai fasilitator dalam melaksanakan CE dan asuhan kebidanan.

3
BAB II
PROFIL PUSKESMAS BAGOR

2.1 Deskripsi / Gambaran Tempat Praktik


A. Data Geografi
Tempat praktik berada di Puskesmas Bagor terletak di Desa Bagor, Kecamatan
Bagor, Kabupaten Nganjuk.
B. Luas Wilayah
Luas lahan Puskesmas 50 ha.
C. Puskesmas Bagor terdiri dari beberapa wilayah yaitu:
Balongrejo Pesudukuh
Kendalrejo Banaran Wetan
Girirejo Sekarputih
Buduran Ngumpul
Bagor Kulon Paron
Karangtengah Selorejo
Gandu Guyangan
Kedondong Sugihwaras
Kuterejo Kerep Kidul
Banaran Kulon Tempuran
D. Sarana Penghubung
Dari wilayah tersebut yang dihubungkan oleh jasa desa (aspal) yang bisa dilalui
oleh mobil roda empat, sepeda atau sepeda motor dan kendaraan umum lainnya.
E. Ruangan Puskesmas
Ruang Kantor Kepala Puskesmas
Ruang Tata Usaha
Ruang Loket
Ruang KIA/KB
Ruang MTBS/MTBM
Ruang Apotik
Ruang Konseling
Ruang UGD
Ruang Poli Gigi

4
Ruang Poli Umum
Ruang Poli Gizi
Ruang Laboratorium
Ruang Steril Alat
Ruang Pertemuan
Ruang Perawatan
Ruang Persalinan
Kamar Mandi
Parkir

5
2.2 Bagan

6
7
2.3 Denah Lokasi

8
2.4 Deskripsi Fasilitas
Puskesmas Bagor memiliki kelengkapan Administrasi, peralatan dan sarana
prasarana kesehatan, sebagai berikut:
1. ADMINISTRASI
a. Memiliki papan nama puskesmas
b. Mempunyai surat pendirian puskesmas yang masih berlaku
c. Memiliki buku standar pelayanan
d. Ada buku pelayanan KB
e. Ada buku registrasi
f. Ada format catatan medis (Antenatal, Persalinan, Nifas, BBL, anak sakit,
konseling KB, pelayanan KB (IUD, AKBK, Suntik, PIL), imunisasi, kesehatan
reproduksi remaja dan Rujukan.
2. PERALATAN DAN OBAT-OBATAN
A. Peralatan Tidak Steril
 Tensimeter
 Celemek
 Stetoskop
 Masker
 Timbangan bayi dan dewasa
 Pengaman mata
 Metlin
 Sarung kaki plastik
 Pengukur tinggi badan di dinding
 Infuse set
 Oksigen dan regulator
 Standar infuse
 Ambu bag resusitasi
 Spuit
 Penghisap lendir
 Tempat sampah
 Lampu sorot
 Tempat kain kososng
 Sterilisator

9
 Tempat plasenta
 Bak instument
 Bengkok
 Reflek hammer
 Kertas lakmus
 Alat pemeriksaan Hb sahli
 Gunting verban
 Set pemeriksaan urine
 IUD kit
 Sarung tangah
 Implan kit
 Suction
 Bed bayi dan dewasa
B. Peralatan Steril
 Klem pean
 Pinset anatomy
 Klem ½ kocher
 Pinset Cirugi
 Korentang
 Speculum Vagina
 Gunting tali pusar
 Cucing
 Gunting benang
 Klem tali pusat
 Gunting episiotomy
 Penghisap lendir
 Kateter karet/metal
 Tampon tang dan vagina
 Pinset anatomi
 Jarum kulit dan otot
 Benang suter dan cagut
 Doek steril

10
 Pemegang jarum
 Handscoon steril
C. Bahan Habis Pakai
 Kapas
 Plester
 Handscoon
 Spuit
 Kain kasa
 Pembalut wanita
D. Formulir
 Formulir Infomed Consent
 Formulir rujukan
 Formulir ANC
 Form Surat Kelahiran
 Partograf
 Form Permintaan Darah
 Formulir pelayanan / nifas dan KB
 Formulir kematian
E. Obat-obatan
 Vaksin
 Sedatife
 Roborantia
 Antibiotik
 Syok anafilatik
 Uteretonika
 Adrenalin
 Antipiretika
 Antihistamine
 Antikoagulasi
 Hidrokortison
 Anti kejang
 Aminophilin

11
 Glyserin
 Dopamine
 Cairan infuse
 Obat luka
 Cairan desinfektan
3. MEDIA PENYULUHAN KESEHATAN
 Poster di dinding dan di papan pengumuman
 Leaflet
 Majalah bidan
4. SARANA
Di puskesmas Bagor terdapat beberapa fasilitas terdiri dari pemeriksaan
khusus untuk ibu hamil dan KB, pemeriksaan untuk balita dan bayi sakit,
pelayanan imunisasi, pelayanan khusus konseling, konseling, pelayanan kesehatan
untuk gigi (poli gigi), pelayanan kesehatan tentang gizi, pelayanan kesehatan untuk
pasien dewasa yang sakit, pemeriksaan laboratorium, terdapat apotek untuk
pengambilan obat dan terdapat UGD.
2.5 Deskripsi Sistem Kerja dan SOP
Sistem Kerja
Jadwal Jam Dinas :
Senin – Kamis dari pukul 08.00 – 13.00 WIB
Jum’at dari pukul 08.00 - 11.00 WIB
Sabtu dari pukul 08.00 – 11.30 WIB
Standart Operating Prosedure (SOP)
Sistem kerja dan SOP (Standart I\Operating Prosedure) adalah suatu
perangkat instruksi atau langkah-langkah kegiatan yang dilibatkan untuk memenuhi
kebutuhan tertentu (Depkes RI, 2004). Tatacara yang harus dilalui dalam suatu proses
kerja tertentu yang dapat diterima oleh seseorang yang berwenang atau
bertanggungjawab untuk mempertahankan tingkat penampilan tertentu sehingga
kegiatan diselesaikan efektif dan efiien (Dekes, 1995), bertujuan sebagai acuan dalam
melakukan pemeriksaan pada pasien sesuai dengan standar kesehatan yang berlaku.
Mekanisme Pelayanan Pasien Setiap Harinya
Dari pagi hari loket sudah dibuka, setelah pasien sudah melakukan
pendaftaran kemudian pasien pergi ke ruangan pelayanan kesehatan sesuai dengan

12
keluhan pasien. Para tenaga medis melakukan pemeriksaan pada pasien dan diberi
obat kemudian dilanjutkan pasien menebus obat diruang pengambilan obat (Apotek).
Apabila ada pasien yang gawat bisa langsung ke UGD kemudian keluarga harus daftar
ke loket setelah dilakukan pemeriksaan pasien bisa dipindah ke ruangan perawatan.

13
BAB III
HASIL TINDAKAN PRAKTIK PEMBIMBINGAN KLINIK / CE

3.1 Hasil Tindakan


A. Orientasi Ruang
Awal pertemuan melakukan perkenalan antara bidan Puskesmas dengan mahasiswa
yang akan melakukan praktik. Kemudian Bidan mengorientasi tempat praktik yang
akan ditempati mahasiswa selama praktik dari :
1. Struktur Organisasi Ruangan
Kepala UPTD puskesmas : Dr. Masruchah
Koordinator tim manajemen mutu : Saerazi, S.Kep.Ns
Kepala tata usaha : Suseno, S.AP
Koordinator upaya kesehatan masyarakat : Saerazi, S.Kep.Ns
Koordinator upaya kesehatan masyarakat : Edy Suyitno, A.Md.Kep
Koordinator upaya kesehatan perorangan : Muslikhah Suciati,
A.Md.Kep.
2. Kebijakan dan Peraturan Ditempat Praktik
a. Peraturan
 Harus sudah di tempat praktik dari pukul 07.30 WIB
 Berpakaian seragam beserta jas almamater
 Membuat laporan askeb
 Tidak boleh meninggalkan lahan praktek selama jam praktek
berlangsung
 Apabila tidak mengikuti praktek wajib mengganti misal :
Ijin 1 hari mengganti 1 hari
Sakit 1 hari mengganti 1 hari
Alfa 1 hari mengganti 2 hari
b. Kebijakan
 Hari minggu bisa libur / pulang
 Boleh ikut memeriksa pasien
 Boleh mengikuti semua kegiatan yang dijadwalkan PUSTU
3. Letak dan deskripsi ruangan serta fasilitas meliputi :
Ruang Kantor Kepala Puskesmas Ruang Tata Usaha

14
Ruang Loket Ruang KIA/KB
Ruang MTBS/MTBM Ruang Apotik
Ruang Konseling Ruang UGD
Ruang Poli Gigi Ruang Poli Umum
Ruang Klinik Gigi Ruang Laboratorium
Ruang Gudang Obat Ruang Steril Alat
Ruang Pertemuan Ruang Perawatan
Ruang Persalinan Kamar Mandi
Parkir
4. Letak peralatan medis
Perawatan medis sudah berada di masing-masing ruangan perawatan.
5. Format-format dan administrasi ruangan
Format-format untuk laporan terdapat di masing-masing koordinator terkait.
Untuk rekam medik pasien berada di ruang lket pendaftaran.
6. Sistem kerja di Puskesmas Bagor
Senin-Kamis dari pukul 08.00-13.00 WIB
Jum’at dari pukul 08.00-11.00 WIB
Sabtu dari pukul 08.00-11.30 WIB
7. Mekanisme Pelayanan Pasien Setiap Harinya
Dari pagi loket sudah dibuka, setelah pasien sudah melakukan pendaftaran
kemudian pasien pergi ke ruangan pelayanan kesehatan sesuai dengan keluhan
pasien. Para tenaga medis melakukan pemeriksaan pada pasien dan diberi resep
obat kemudian dilanjutkan pasien menebus obat di ruang pengambilan obat
(Apotek).
B. Pre Comference
Dalam melakukan pre comference sebagai pembimbing lahan/CE
memberikan pertanyaan tentang tugas apa saja dari kampus yang akan dicapai di
tempat praktik ini. Setelah itu meminta mahasiswa menyerahkan laporan
pendahuluan yang sudah dikerjakan sesuai dengan target dari kampus. Sebagai
pembimbing lahan praktek sebelum memperbolehkan memeriksa pasien
pembimbing/CE wajib memberikan pertanyaan sesuai dengan laporan pendahuluan
yang sudah dibuat mahasiswa. Apabila mahasiswa sudah menguasai materi
pembimbing lahan memperbolehkan mahasiswa untuk melakukan pemeriksaan
pada pasien tetapi tetap pembimbing melakukan pengawasan.

15
C. Bedside Teaching
Pasien datang ke tempat praktik menyapa dengan ramah, memperkenalkan
mahasiswa yang praktik. Kemudian bidan memberikan contoh dalam melakukan
pemeriksaan pada pasien dari cara menganamnese, melakukan tindakan, mengisi
K1 dan K4 KB yang dibutuhkan pasien sampai dengan memberikan penyuluhan.
Setelah pasien pulang mahasiswa disuruh mengevaluasi tindakan apa saja yang
mungkin salah bagi pembimbing lahan dalam memberikan contoh. Apabila ada
pasien lagi dengan kasus yang sama pembimbing lahan memperbolehkan
mahasiswa melakukan pemeriksaan sendiri tapi tetap dengan pengawasan
pembimbing lahan/CE.
D. Post Comference
Pasien datang ke tempat praktik menyapa dengan ramah, CE/pembimbing
lahan memperkenalkan mahasiswa praktik kepada pasien dan menanyakan kepada
pasien apakah pasien bersedia diperiksa oleh mahasiswa tetapi tetap dengan
pendampingan CE/pembimbing lahan. Apabila pasien setuju langsung
memperbolehkan mahasiswa melakukan tindakan pemeriksaan, sebagai CE wajib
memperhatikan sambil memberikan penilaian kepada mahasiswa. Setelah
pemeriksaan selesai pasien pulang. CE memberikan evaluasi kepada mahasiswa
dari pemeriksaan kepada pasien yang dilakukannya.
3.2 Pembahasan
Dosen beserta mahasiswa D-III Kebidanan datang ke lahan praktik bidan, untuk
mengantarkan mahasiswa praktik lapangan di bidan sebelumnya dosen sudah datang
dan meminta ijin kepada bidan untuk tempat prakteknya dibuat mahasiswa praktik.
Setelah dosen pergi, mahasiswa D-III kebidanan dipersilahkan duduk di ruangan untuk
melakukan perkenalan diri. Bidan memberikan orientasi kepada mahasiswa dari :
1. Struktur Organisasi Ruangan
Kepala UPTD puskesmas : Dr. Masruchah
Koordinator tim manajemen mutu : Saerazi, S.Kep.Ns
Kepala tata usaha : Suseno, S.AP
Koordinator upaya kesehatan masyarakat : Saerazi, S.Kep.Ns
Koordinator upaya kesehatan masyarakat : Edy Suyitno, A.Md.Kep
Koordinator upaya kesehatan perorangan : Muslikhah Suciati, A.Md.Kep.

16
2. Kebijakan dan peraturan di tempat praktik
A. Peraturan
 Harus sudah di tempat praktik dari pukul 07.30 WIB
 Berpakaian seragam beserta jas almamater
 Membuat laporan askeb
 Tidak boleh meninggalkan lahan praktek selama jam praktek berlangsung
 Apabila tidak mengikuti praktek wajib mengganti misal :
Ijin 1 hari mengganti 1 hari
Sakit 1 hari mengganti 1 hari
Alfa 1 hari mengganti 2 hari
B. Kebijakan
 Hari minggu bisa libur / pulang
 Boleh ikut memeriksa pasien
 Boleh mengikuti semua kegiatan yang dijadwalkan PUSTU
C. Letak dan deskripsi ruangan serta fasilitas meliputi :
Ruang Kantor Kepala Puskesmas Ruang Tata Usaha
Ruang Loket Ruang KIA/KB
Ruang MTBS/MTBM Ruang Apotik
Ruang Konseling Ruang UGD
Ruang Poli Gigi Ruang Poli Umum
Ruang Klinik Gigi Ruang Laboratorium
Ruang Gudang Obat Ruang Steril Alat
Ruang Pertemuan Ruang Perawatan
Ruang Persalinan Kamar Mandi
Parkir
D. Letak peralatan medis
Perawatan medis sudah berada di masing-masing ruangan perawatan.
E. Format-format dan administrasi ruangan
Format-format untuk laporan terdapat di masing-masing koordinator terkait.
Untuk rekam medik pasien berada di ruang lket pendaftaran.
F. Sistem kerja di Puskesmas Bagor
Senin-Kamis dari pukul 08.00-13.00 WIB
Jum’at dari pukul 08.00-11.00 WIB

17
Sabtu dari pukul 08.00-11.30 WIB
8. Mekanisme Pelayanan Pasien Setiap Harinya
Dari pagi loket sudah dibuka, setelah pasien sudah melakukan pendaftaran
kemudian pasien pergi ke ruangan pelayanan kesehatan sesuai dengan keluhan
pasien. Para tenaga medis melakukan pemeriksaan pada pasien dan diberi resep
obat kemudian dilanjutkan pasien menebus obat di ruang pengambilan obat
(Apotek).
Orientasi sudah diberikan bidan kepada mahasiswa, mahasiswa dipersilahkan
untuk bertanya apabila orientasi ada yang belum mengerti atau memahami. Apabila
mahasiswa sudah jelas, mahasiswa dilakukan pre comference. Dari pre con\mference
mahasiswa ditanya target apa saja yang akan dicapai di tempat praktik ini. Mahasiswa
menjawab pemeriksaan ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas, bayi baru lahir, bayi
sakit, KB dan imunisasi. Sebagai CE bidan meminta laporan pendahuluan apa saja
yang sudah dikerjakan mahasiswa terkait dengan target yang disebutkan tadi,
kebetulan mahasiswa baru membuat laporan dari laporan pendahuluan, ceklist dan
format askeb. Kemudian setelah membaca sekilas CE memberikan pertanyaan tentang
KB suntik, yang tidak boleh menggunakan KB pil kombinasi, keuntungan dari KB
suntik, kerugian KB suntik waktu yang sesuai prosedur. Dari semua pertanyaan
sebagian besar mahasiswa menguasai materi yang dibuatnya. Mahasiswa sudah
memahami tentang materi CE membimbing cara pengisian K1 dan K4 KB serta
membimbing cara membuat askeb, apabila sudah bisa cara melakukan konseling dan
pemeriksaan pada pasien yang ingin melakukan KB suntik. Beberapa menit kemudia
datanglah pasien yang ingin melakukan KB memperkenalkan mahasiswa praktik
kepada pasien dan bidan meminta ijin kepada pasien apakah memperbolehkan
mahasiswa melakukan pemeriksaan kepadanya, pasien menyetujuinya bidan atau CE
mempersilahkan mahasiswa untuk melakukan konsleing dan pemeriksaan. CE
disamping mahasiswa melakukan penilaian sesuai dengan ceklist. Mahasiswa
melakukan anamse data, pengisian K1 dan K4, melakukan penyuluhan tentang KB pil
kombinasi, apabila pasien sudah memahami tentang konseling tentang KB pil pasien
diminta untuk melakukan persetujuan penggunaan alat kontrasepsi pil kombinasi. CE
tetap mendampingi dan melakukan penilaian di samping mahasiswa. Setelah pasien
lega daengan keputusannya dan pulang. CE melakukan post comference dan
menyuruh mahasiswa duduk untuk dilakukan evaluasi. Didapatkan hasil evaluasi
bahwa mahasiswa sudah baik dalam melakukan anemnesa, pengisian K1 dan K4,

18
memberikan konseling tentang alat kontrasepsi pil, tetapi masih ada kekurangannya
mahasiswa kurang senyum, luwes dan masih gugup dalam melakukan konseling.
Kesimpulannya dari pelaksanaan pemeriksaan tadi sudah baik tapi perlu ditingkatkan
lagi agar menjadi lebih baik lagi. Setelah ini mempersilahkan mahasiswa membuat
laporan asuhan kebidanan atau askeb pada KB suntuk dan CE tetap melakukan
pembimbingan dalam pembuatan askeb.

19
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN
Praktik pembimbingan klinik/CE merupakan salah satu kegiatan kurikuler dari
program mata kuliah CE (clinikel edukator) yang telah diperoleh mahasiswa selama di
kampus. Kegiatan praktek ini adalah sebagai sarana yang dapat memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk menerapkan dasar pengetahuan atau teori sebelumnya di kelas ke
dalam pembelajaran secara nyata.
Dalam kegiatan CE (clinikel edukator) ini penulis membuat kasus tentang
penggunaan alat kontrasepsi suntik 3 bulan.
Di dalam melakukan kegiatan CE (clinikel edukator) pembimbing harus bisa
melakukan pinggingan kepada mahasiswa D-III kebidanan dari mahasiswa itu datang ke
tempat praktik sampai dia selesai melakukan kegiatan praktik lapangan. Sebagai
pembimbing CE hal pertama yang harus dilakukan kepada mahasiswa D-III kebidanan
yaitu memberikan orientasi ruangan, pre comference, bedside teaching dan post
comference.
4.2 Saran
4.2.1 Saran Bagi Institusi
Diharapkan hasil laporan praktik pembimbingan klinik/CE ini dapat
memberikan infomasi bagi institusi pendidikan dan menjadi suatu masukan
yang bermanfaat untuk pembuatan laporan CE selanjutnya.
4.2.2 Saran Bagi Mahasiswa Kebidanan
Mahasiswa diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang
CE
4.2.3 Saran Bagi Lahan Praktik
Diharapkan dapat meningkatkan mutu dan pelayanan kesehatan pada pasien.

20
LAMPIRAN

21
KONTRASEPSI SUNTIK

A. SUNTIKAN KOMBINASI
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg depo medrksiprogesteron asetat dan 5 mg
estradiol sipionat yang diberikan ijeksi I.M. sebulan sekali (Cyclofem), dan 50 mg
noretindon enantat dan 5 mg estradiol valerat yang diberikan injeksi I.M sebulan
sekali.
1. Cara Kerja
 Menekan ovulasi.
 Membuai lendir srviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma
terganggu.
 Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu.
 Menghambat transporiasi garnet oleh tuba.
(Prawirohardjo, 2011:MK-36)
2. Efektivitas
 Sangat efektif (0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun
pertama penggunaan.
(Prawirohardjo, 2011:MK-36)
3. Keuntungan Kontrasepsi
 Risiko terhadap kesehatan kecil
 Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
 Tidak diperlukan pemeriksaan dalam.
 Jangka panjang.
 Efek samping sangat kecil
(Prawirohardjo, 2011:MK-36)
4. Keuntungan Nonkontrasepsi
 Mengurangi jumlah perdarahan
 Mengurangi nyeri saat haid
 Mencegah anemia
 Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker endometrium
 Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium
 Mencegah kehamilan ektopik
 Melindungi klien dari jenis-jenis tertentu penyakit radang panggul

22
 Pada keadaan tertentu dapat diberikan pada perempuan usia
perimenopause.
(Prawirohardjo, 2011:MK-37)
5. Kerugian
 Terjadi perubahan pada pola hadi, seperti tidak teratur, pendarahan
bercak/spotting, atau perdarahan sela sampai 10 hari.
 Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan
hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.
 Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. Klien harus
kembali setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikan.
 Efektivitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-obata
epilesi (feniton dan barbiturat) atau obat tuberkulosis (rifampisin).
 Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung, stroke,
bekuan darah pada paru atau otak, dan kemungkinan timbulnya tumor
hati. Penambahan berat badan.
 Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular
seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV.
 Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian
pemakaian.
(Prawirohardjo, 2011:MK-37)
6. Indikasi
 Usia reproduksi.
 Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak.
 Mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi.
 Menyususi ASI pasca persalinan . 6 bulan.
 Pasca persalinan dan tidak menyusui.
 Anemia.
 Nyeri haid hebat.
 Hair teratur.
 Riwayat kehamilan ektopik.
 Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
(Prawirohardjo, 2011:MK-37)

23
7. Kontra Indikasi
 Hamil atau diduga hamil.
 Menyusui di bawah 6 minggu pasca persalinan.
 Pendarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
 Penyakit hati akut (virus hepatitis).
 Usia . 35 tahun yang merokok.
 Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (.
180/110 mmHg).
 Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis.20 tahun.
 Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migrain.
 Keganasan pada payudara.
(Prawirohardjo, 2011:MK-37)
8. Waktu Mulai Menggunakan Suntikan Kombinasi
 Suntikan pertama dapat dieberikan dalam waktu 7 hari siklus haid.
Tidak diperlukan kontrasepsi tambahan.
 Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid, klien tidak
boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan
kontrasepsi lain untuk 7 hari.
 Bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal
saja dapat dipastikan perempuan tersebut tidak hamil. Klien tidak boleh
melakukan hubungan seksual untuk 7 hari lamanya atau menggunakan
metode kontrasepsi yang lain selama masa waktu 7 hari.
 Bila klien pasca persalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid,
suntikan pertama dapat diberikan, asal saja dapat dipastikan tidak hamil.
 Bila pasca persalinan.6 bulan, menyusui, serta telah mendapat haid,
maka suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari 1 dan 7.
 Bila pasca persalinan , 6 bulan dan menyusui, jangan diberi suntikan
kombinasi.
 Bila pasca persalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan
kombinasi dapat diberi.
 Pasca keguguran, suntikan kombinasi dapat segera diberikan atau dalam
waktu 7 hari.

24
 Perempuan yang sedang menggunakan metode kontrasepsi hormonal
yang lain dan ingin menggantinya dengan kotrasepsi hormonal
kombinasi. Selama perempuan tersebut menggunakan kontrasepsi
sebelumnya secara benar, suntikan kombinasi dapat segera diberikan
tanpa perlu menunggu haid. Bila ragu-ragu, perlu dilakukan uji
kehamilan terlebih dahulu.
 Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan perempuan
tersebut ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan
kombinasi tersebut dapat diberikan sesuai jadwal kotrasepsi
sebelumnya. Tidak diperlukan metode kontrasepsi lain.
 Perempuan yang menggunakan metode kontrasepsi nonhormonal dan
ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama
dapat segera diberikan, asal saja diyakini perempuan tersebut tidak
hamil, dan pemberiannya tanpa perluk menunggu datangnya haid. Bila
diberikan pada hari 1 – 7 siklus haid, metode kontrasepsi lain tidak
diperlukan. Bila sebelumnya menggunakan AKDR, dan ingin
menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama
diberiakn hari 1-7 siklus haid. Cabut segera AKDR.
(Prawirohardjo, 2011:MK-38)
9. Cara penggunaan
 Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan suntikan
intramuskular dalam. Klien diminta datang setiap 4 minggu. Suntikan
ulang dapat diberikan 7 hari lebih awal, dengan kemungkinan terjadi
gangguan pendarahan. Dapat juga diberikan setelah 7 hari dari jadwal
yang telah ditentukan, asal saja diyakini perempuan tersebut tidak
hamil. Tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7 hari
atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain untuk 7 hari saja.
(Prawirohardjo, 2011:MK-39)

25
10. Keadaan Yang Memerlukan Perhatian Khusus
Keadaan Anjuran
 Tekanan darah tinggi  <1 BO. 110 mmHg dapat
diberikan tetapi perlu pengawasan
 Kencing manis  Dapat diberikan pada kasus tanpa
komplikasi dan kencing manisnya
terjadi < 20 tahun. Perlu diawasi.
 Migrain  Bila tidak ada gejala neurologik
yang berhubungan dengan sakit
kepala, boleh diberikan.
 Menggunakan obat tuberkulosis/obat  Berikan pil kontrasepsi kombinasi
epilepsi dengan 50 ug etinilestradiol atau
cari metode kontrasepsi lain.
 Mempunyai penyakit anemiabulan  Sebaiknya jangan menggunakan
sabit (sickle cell) suntikan kombinasi
(Prawirohardjo, 2011:MK-39)
11. Efek Samping dan Penanganan
Efek Samping Penanganan
 Amenorea  Singkirkan kehamilan, bila tidak terjadi kehamilan,
dan tidak perlu diberi pengobatan khusus. Jelaskan
bahwa darah haid tidak berkumpul dalam rahim.
Anjurkan klien untuk kembali ke klinik bila tidak
datangnya haid masih menjadi masalah. Bila klien
hamil, rujuk klien. Hentikan penyuntikan, dan
jelaskan bahwa hormon progestin dan estrogen
sedikit sekali pengaruhnya pada janin.
 Mual/pusing/muntah  Pastikan tidak ada kehamilan. Bila hamil, rujuk.
Bila tidak hamil, informasikan bahwa hal ini adalah
hal biasa dan akan hilang dalam waktu dekat.
 Perdarahan/perdaraha  Bila hamil, rujuk. Bila tidak hamil cari penyebab
n bercak (spotting) perdarahan yang lain. Jelaskan bahwa perdarahan
yang terjadi merupakan hal biasa. Bila perdarahan
berlanjut dan mengkhawatirkan klien, metode
kontrasepsi lain perlu dicari.
(Prawirohardjo, 2011:MK-40)

26
12. Instruksi Untuk Klien
 Klien harus kembali ke dokter/klinik untuk mendapatkan suntikan
kembali setiap 4 minggu.
 Bila tidak haid lebih dari 2 bulan, klien harus kembali ke dokter/klinik
untuk memastikan hamil atau tidak.
 Jelaskan efek samping tersering yang didapat pada penyuntikan dan apa
yang harus dilakukan bila hal tersebut terjadi. Bila klien mengelkuh
mual, sakit kepala, atau nyeri payudara, serta perdarahan, informasikan
kalau keluhan tersebut sering ditemukan, dan biasanya akan hilang pada
suntikan ke-2 atau ke-3.
 Apabila klien sedang menggunakan obat-obat tuberkulosis atau obat
epilepsi, obat-obatan tersbeut dapat mengganggu efektivitas kontrasepsi
yang sedang digunakan.
(Prawirohardjo, 2011:MK-40)
13. Tanda-tanda yang Harus Diwaspadai Pada Penggunaan Suntikan Kombinasi
 Nyeri dada hebat atau nafas pendek. Kemungkinan adanya bekuan darah
di paru, atau serangan jantung.
 Sakit kepala hebat, atau gangguan penglihatan. Kemungkinan terjadi
stroke, hipertensi, atau migrain.
 Nyeri tungkai hebat. Kemungkinan telah terjadi sumbatan pembuluh
darah pada tungkai.
 Tidak terjadi perdarahan atau spotting selama 7 haru sebelum suntikan
berikutnya, kemungkinan terjadi kehamilan.
(Prawirohardjo, 2011:MK-40)
B. KONTRASEPSI SUNTIKAN PROGESTIN
1. Profil
 Sangat efektif.
 Aman.
 Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi.
 Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan.
 Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan prosukdi ASI.
(Prawirohardjo, 2011:MK-43)

27
2. Jenis
 Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin
yaitu:
- Depo medroksiprogesteron asetat (DMPA), mengandung 150 mg
DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik
intramuskular (di daerah bokong).
- Depo noretisteron (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg
noretindron enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik
intramuskular.
(Prawirohardjo, 2011:MK-40)

3. Cara kerja
 Mencegah ovulasi
 Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi
sperma.
 Menjadikan selapur lendir rahim tipis dan atrofi.
 Menghambat transportasi garnet oleh tuba.
(Prawirohardjo, 2011:MK-40)
4. Efektivitas
 Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi, dengan
0,3 kehamilan per 100 perempuan/tahun, asal penyuntikkannya dilakukan
secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.
(Prawirohardjo, 2011:MK-40)
5. Keuntungan
 Sangat efektif.
 Pencegaha kehamilan jangka panjang
 Tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri.
 Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah.
 Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.
 Sedikit efek samping.
 Klien tidak perlu menyimpan obat suntuk.
 Dapat digunakan oeh perempuan usia.35 tahun sampai perimenopause.

28
 Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
 Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
 Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.
 Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell).
(Prawirohardjo, 2011:MK-40)
6. Keterbatasan
 Sering ditemukan gangguan haid, seperti:
- Siklus haid yang memendek atau memanjang.
- Perdarahan yang banyak atau sedikit.
- Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting).
 Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus
kembali untuk disuntik).
 Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut.
 Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
 Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual,
hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV.
 Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
 Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya
kerusakan/kelainan pada organ generalia, melainkan karena belum habisnya
pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan).
 Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang.
 Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan
tulang (densitas).
 Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada
vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala,
nervositas, jerawat.
(Prawirohardjo, 2011:MK-44)

7. Indikasi
 Usia reproduksi.
 Nulipara dan telah memiliki anak.
 Kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi.
 Menyusui dan membutuhkan kotrasepsi yang sesuai.

29
 Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
 Setelah abortus atau keguguran.
 Banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi.
 Perokok.
 Tekanan darah,180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan
darah atau perempuan dengan anemia bulan sabit.
 Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat
tuberkulosis (rifampisin).
 Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung etsrogen.
 Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
 Anemia defisiensi besi.
 Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan
pil kontrasepsi kombinasi.
(Prawirohardjo, 2011:MK-45)
8. Kontra Indikasi
 Hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran).
 Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
 Tidak dapat menerima terjadinya haid, terutama amenorea.
 Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
 Diabetes melitus diserta komplikasi.
(Prawirohardjo, 2011:MK-45)
9. Waktu Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
 Setiap saat selama siklus haid, asal perempuan tersebut tidak hamil.
 Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
 Pada perempuan yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap
saat, asalkan saja perempuan tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah
suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
 Perempuan yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin
mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila perempuan telah
menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar, dan
perempuan tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan.
Tidak perlu menunggu samppai haid berikutnya datang.

30
 Bila perempuan sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan ingin
menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi
suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntika
yang sebelumnya.
 Perempuan yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin
menggantinya dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi
hormonal yang akan diberikan dapat segera diberikan, asal saja perempuan
tersebut idak hamil, pada pemberiannya tidak perlu menunggu haid
berikutnya datang. Bila perempuan disuntuk setelah hari ke-7 haid,
perempuan tersebut selama 7 haru setelah suntikan tidak boleh melakukan
hubungan seksual.
 Perempuan ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal.
Suntikan pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus
haid, atau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke-7 siklus haid, asal saja
yakin perempuan tersebut tidak hamil.
 Perempuan tidak haid atau perempuan dengan perdarahan tidak teratur.
Suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja perempuan tersebut
tidak hamil, dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan
hubungan seksual.
(Prawirohardjo, 2011:MK-45)
10. Cara Penggunaan Kontrasepsi
 Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik
intramuskular dalam di daerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu
dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja
segera dan efektif. Suntikan diberikan setiap 90 hari. Pemberian kontrasepsi
suntikan Noristerat untuk 3 injeksi berikutnya diberikan setiap 8 minggu.
Mulai dengan injeksi ke-lima diberikan setiap 12 minggu.
 Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi oleh
etil/isopropil alkohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik.
Setelah kulit kering baru disuntik.

31
 Kocok dengan baik, dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara.
Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila terdapat endapan putih
pada dasar ampul, upayakan menghilangkannya dengan menghangatkannya.
(Prawirohardjo, 2011:MK-47)
11. Informasi Lain yang Perlu Disampaikan
 Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid
(amenorea). Gangguan haid ini biasanya bersifat sementara dan sedikit
sekali mengganggu kesehatan.
 Dapat terjadi efek samping seperti peningkatan berat badan, sakit kepala,
dan nyeri payudara. Efek-efek samping ini jarang, tidak berbahaya, dan
cepat hilang.
 Karena terlambat kembalinya kesuburan, penjelasan perlu diberikan pada
perempuan usia muda yang ingin menunda kehamilan, atau bagi perempuan
yang merencanakan kehamilan berikutnya dalam waktu dekat.
 Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang. Haid baru datang
kembali pada umumnya setelah 6 bulan. Selama tidak haid tersebut dapat
saja terjadi kehamilan. Bila setelah 3-6 bulan tidak juga haid, klien harus
kembali ke dokter atau tempat pelayanan kesehatan untuk dicari penyebab
haid tersebut.
 Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah ditentukan, suntikan
dapat diberikan 2 minggu sebelum jadwal. Dapat juga suntikan diberikan 2
minggu setelah jadwal yang ditetapkan, asal saja tidak terjadi kehamilan.
Klien tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7 hari, atau
menggunakan metode kontrasepsi lainnya selama 7 hari. Bila perlu dapat
juga menggunakan kontrasepsi darurat.
 Bila klien, misalnya sedang menggunakan salah satu kontrasepsi suntikan
dan kemudian meminta untuk digantikan dengan kontrasepsi suntikan yang
lain, sebaiknya jangan dilakukan. Andaikata terpaksa juga dilakukan,
kontrasepsi yang akan diberikan tersebut diinjeksi sesuai dengan jadwal
suntikan dari kontrasepsi hormonal yang sebelumnya.
 Bila klien lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera diberikan, asal saja
diyakini perempuan tersebut tidak hamil.
(Prawirohardjo, 2011:MK-47)

32
12. Peringatan Bagi Pemakai Kontrasepsi Suntikan Progestin
 Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan.
 Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala kehamilan ektopik
terganggu.
 Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi.
 Sakit kepala migrain, sakit kepala berulang yang berat, atau kaburnya
penglihatan.
 Perdarahan berat yang 2 kali lebih panjang dari masa haid atau 2 kali lebih
banyak dalam satu periode masa haid.
 Bila terjadi hal-hal yang disebutkan di atas, hubungi segera tenaha
kesehatan atau klinik.
(Prawirohardjo, 2011:MK-40)
13. Keadaan Yang Memerlukan Perhatian Khusus.
Keadaan Anjuran
 Penyakit hati akut (virus)  Sebaiknya jangan menggunakan kontrasepsi
penyakit jantung stroke suntikan.
(Prawirohardjo, 2011:MK-49)

14. Instruksi Efek Samping Yang Sering Dijumpai


Efek Samping Penanganan
 Amenorea (tidak terjadi  Bila tidak hamil, pengobatan apapun tidak
perdarahan/spotting) perlu. Jelaskan, bahwa darah haid tidak
terkumpul dalam rahim, nasihati untuk
kembali ke klinik
  Bila telah terjadi kehamilan, rujuk klien.
Hentikan penyuntikan. Jelaskan bahwa hormon
progestin tidak akan menimbulkan kelainan
pada janin.
  Bila terjadi kehamilan ektopik, rujuk klien
segera.
  Jangan berikan terapi hormonal untuk
menimbulkan perdarahan karena tidak akan
berhasil. Tunggu 3-6 bulan kemudian, bila
tidak terjadi perdarahan juga, rujuk ke klinik.
 Perdarahan/perdarahan  Informasikan bahwa perdarahan ringan sering
bercak (spotting) dijumpai, tetapi hal ini bukanlah masalah

33
serius, dan biasanya tidak memerlukan
pengobatan. Bila klien tidak dapat menerima
perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan
suntikan, maka dapat disarankan 2 pilihan
pengobatan.
 1 Siklus pil kontrasepsi kombinasi (30-35 ng
etiniles-tradiol), ibuprofen (sampai 800 mg
3x/hari untuk 5 hari), atau obat sejenis lain.
Jelaskan bahwa selesai pemberian pil
kontrasepsi kombinasi dapat terjadi
perdarahan. Bila terjadi perdarahan banyak
selama pemberian suntikan ditangani dengan
pemberian 2 tablet pil kontrasepsi
kombinasi/hari selama 3-7 hari dilanjutkan
dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal, atau
diberi 50 ug etin/lestradiol atau 1,25 mg
estrogen equin konjugasi untuk 14-21 hari.
 Meningkatnya/menurunny  Informasikan bahwa kenaikan/penurunan berat
a berat badan badan sebanyak 1-2 kg dapat saja terjadi.
Perhatikan diet klien bila perubahan berat
badan terlalu mencolok. Bila berat badan
berlebihan, hentikan suntikan dan ajurkan
metode kontrasepsi lain.
(Prawirohardjo, 2011:MK-49)

34
ASUHAN KEBIDANAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. “A” UMUR 29 TAHUN P2002


DENGAN PESERTA KB SUNTIK 3 BULAN DI PUSKESMAS
“B” KEC. “B” KAB. “N”

OLEH:
Lia Melinda

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG


PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK KONSENTRASI PELAYANAN
2015
35
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA

Tanggal Pengkajian : 08 Juni 2018


Jam : 10.00 WIB
Tempat Pengkajian : BPM. Ny. Yono Sumarto
I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
Nama : Ny. Anik Nama Suami : Tn. Rokani
Umur : 29 tahun Umur : 35 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indo Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Tani
Penghasilan :- Penghasilan : Rp 1.000.000/ 3 bln
Alamat : Dsn Santren Alamat : Dsn Santren
Ds. Bagor Ds. Bagor
Kec. Bagor Kec. Bagor
Kab. Nganjuk Kab. Nganjuk
2. Kunjungan Saat Ini :
Kunjungan Pertama Kunjungan Ulang
3. Keluhan Utama
Ibu ingin suntik KB 3 bulan
4. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit sistemik yang pernah/sedang diderita
Ibu tidak sedang menderita penyakit menurun seperti sesak nafas (asma),
kencing manis (diabetes militus), tidak menderita penyakit menahun
(hipertensi). Tidak sedang menderita penyakit menular seperti batuk sampai
mengeluarkan darah yang tidak kunjung sembuh (TBC).
b. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga
Keluarga tidak ada yang menderita penyakit menahun seperti gagal ginjal,
jantung, tekanan darah tinggi, tidak menderita penyakit menurun seperi
sesak nafas, kencing manis, tidak ada yang menderita penyakit menular
seperti batuk sampai mengeluarkan darah (TBC), penyakit kuning, PMS.

36
c. Riwayat Keturunan Kembar
Ibu tidak mempunyai keturunan kembar.
d. Riwayat Alergi Obat
Ibu tidak mempunyai riwayat alergi obat apapun.
5. Riwayat Perkawinan
a. Status Perkawinan : Kawin
b. Umur Pertama Kawin : 20 tahun
c. Lama Kawin : 9 tahun
6. Riwayat Menstruasi
Menarche : 15 tahun
Siklus : 28 hari
Teratur : ya
Lama : 5-7 hari
Banyaknya Pendarahan : Hari 1-3: ganti 2-3 pembalut. Hari
4-7: ganti 1-2 pembalut/hari
Warna Darah : Merah segar
Konsistensi : Encer
Bau : Khas
Disminorrhoe : Tidak
Kapan :-
Fluor Albur : 2 hari sebelum menstruasi
Warna : Putih
Bau : Tidak
Gatal : Tidak

37
7. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas
Hamil Persalinan Nifas
Ke

Tgl UK Jenis Penolong Komplikasi JK TB Laktasi Komplikasi


Lahir (Mgg) Persalinan Ibu Bayi
I 7-7- 38 Spontan RS -- L 3000 Ya -
2005 Mg 48
II 4-4- 39 Spontan BPM - - P 2900 Ya -
2015 Mg 50
8. Riwayat Ginekologi
Infertil Feksi Virus PMS
Poup Serviks Kanker Kandungan Perkosaan
Endrometriosis DUB DLL

9. Riwayat Kontrasepsi Yang Digunakan


No Jenis Mulai Memakai
Kontrasepsi Tgl Oleh Tempat Keluhan Tgl Oleh Tempat Alasan
1 Suntik KB 3 10 Bidan BPM - - - - -
Bulan tahun
yg
lalu

10. Pola Kebiasaan Sehari-hari


Merokok : Tidak Pernah
Minum Jamu-jamuan : Tidak Pernah
Minum-minuman Keras : Tidak Pernah
11. Riwayat Psikososial Kultural
a. Pengetahuan Ibu Tentang Metode Kontrasepsi
Ibu sudah mengerti tentang kontrasepsi KB suntik 3 bulan.
b. Tanggapan Suami Terhadap Metode Kontrasepsi Yang Akan Atau
Telah Digunakan
Suami sangat mendukung ibu untuk menggunakan kontrasepsi suntik 3
bulan.
c. Budaya Dalam Keluarga
Di dalam keluarga dan agama tidak ada larangan dalam menggunakan
alat kontrasepsi.

38
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Composmentis
b. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 100/60 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36º C
TB : 148 cm
BB : 44 Kg
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Muka : Wajah : Tidak Pucat
Mata : Simetris : Ya
Palpebra : Tidak Ocderma
Konjungtiva : Merah Muda
Skelera : Putih
Mulut dan Bibir : Mulut tidak stomatitis Bibi : Lembab
Leher : Pembesaran kelenjar thyroid tidak ada
Payudara : Bentuk Simetris
Puting Susu : Menonjol
Areola Mamae : Tidak ada hiperpigmentasi pada areola
Hygiene : Bersih
Abdomen : Pembesaran tidak ada
Benjolan : Tidak Ada
Bekas Luka Operasi : Tidak Ada
Arogenetalia : Tanda Chadwich : Tidak Ada
Varices : Tidak Ada
Pengeluaran Pervaginan : Tidak ada
Condloma : Tidak Ada

39
b. Palpasi
Leher : Pembendungan Vena Jugularis tidak ada
Payudara : Benjolan/tumor : Tidak Ada
Abdomen : Benjolan Abnormal
Nyeri tekan : Tidak Ada
Genetalia Luar : Kelenjar Bartholini : Tidak Ada
Kelenjar Skene : Tidak Ada
c. Inspeculg
Vagina : Bersih, Tidak ada keputihan, tidak ada lesi
d. Pemeriksaan Bimanual
Tidak Ada
e. Pemeriksaan Laboratorium
Tidak Ada
f. Pemeriksaan Penunjang Lain
Tidak Ada
C. ANALISIS DATA
Diagnosa Kebidanan:
Ny. Anik Umur 29 tahun dengan akseptor KB suntik 3 bulan baru
D. PELAKSANAAN
Tanggal : 08 Juni 2015
10.10 Lakukan pendekatan terapeutik kepada pasien. Melakukan
pendekatan terapeutik agar terjalin hubungan yang baik antara pasien dan
bidan, diantaranya
- Melakukan 5 S : Senyum, sapa, sopan, santun. Mendengarkan
keluhan.
- Mendengarkan keluhan yang dirasakan pasien.
Pendekatan berlangsung dengan baik, dibuktikan ibu bertanya kepada bidan
tentang KB suntik 3 bulan.
10.15 Lakukan pemeriksaan TTV : Melakukan pemeriksaan TTV untuk
mengetahui keadaan ibu saat ini diantaranya:
- K4 : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- Tekanan Darah : 100/60 mmHg
- Nadi : 80 x/menit

40
- Pernafasan : 20 x/menit
- Suhu : 36 ºC
- BB : 48 Kg
Dari hasil pemeriksaan ibu dalam keadaan baik.
10.20 berikan konseling kepada ibu tentang metode kontrasepsi terutama
suntik KB 3 bulan.
Memberikan konseling pada ibu tentang efek samping, kerugian,
keuntungan dari KB suntik 3 bulan untuk bahan pertimbangan ibu agar
lebih mantap lagi memilah alat kontrasepsi.
Bidan sudah menjelaskan kepada ibu dan ibu mantab memilih KB suntik 3
bulan.
10.25 lakukan persiapan peralatan dan obat untuk KB suntk\ik KB 3 bulan.
Peralatan
- Bak instrumen berisi sarung tangan
- Spult dan jarum dengan ukuran 3ml
- Kapas alkohol
- Bengkok
- Obat KB 3 bulan
- Tempat sampah medis basah
- Tempat sampah medis kering
- P1 lengkap (penutup kepala, kacamata, masker, celemek, alas kaki)
- Daftar buku dan alat tulis
Peralatan sudah disiapkan dengan lengkap.
10.30 siapkan pasien, siapkan botol/obat Depoprogestin spult 3ml dan kapas
alkohol. Mempersiapkan pasien KB 3 bulan yang sudah dimasukkan ke
dalam spult 3 ml dan kapas alkohol.
Sudah dilaksanakan oleh bidan secara intrmuskular dibokong kanan.
10.35 mengisi hasil pemeriksaan pada K1, karena pasien baru melakukan
KB suntik 3 bulan pertama kali.
10.40 mengisi tanggal pemeriksaan hari ini pada kartu KB (K4) dan tulis
tanggal kembali melakukan KB suntik 3 bulan. Memberitahu ibu tentang
tanggal kembali suntik 3 bulan yaitu tanggal 27-08-2015.
Ibu memahami semua penjelasan dari bidan.

41
10.43 memberitahu ibu apabila mengalami efek samping saat menggunakan
alat kontrasepsi suntik 3 bulan segera datang ke bidan.
Ibu memahami yang dijelaskan oleh bidan.

Mahasiswa
Yang Praktik

(Lia Meilinda)

42
43
KUNJUNGAN ULANG
Tanggal Haid Terakhir Berat Tekanan Tanggal Dipesan
AKIBAT PENGGUNAAN KONTRASEPSI PEMERIKSAAN DAN TINDAKAN
Datang Tanggal Badan Darah Kembali

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Komplikasi yang perlu dicatat :


Eksplusi/migrasi kapsul, pembengkakan, infeksi/abses, hematoma,
pendarahan yang perlu perawatan, translokasi, perforasi, melukai organ lain, granuloma sperma.

.....................,
Kegagalan : ..........................
Terjadinya kehamilan pada PUS yang sedang memakai alat kontrasepsi. Pimpinan Klinik KB

( .......................................... )
NIP. .....................................

44
45
CHECK LIST UNTUK PROVIDER

No Pertanyaan yang dijawab oleh provider Ya Tidak


1 Untuk alat kontrasepsi IUD/Implant/MOW/MOP *) apakah telah dijelaskan
tentang :
a. Cara kerja
b. Kontraindikasi
c. Efek samping, komplikasi dan kegagalan
d. Keuntungan dan kerugian pemakaian
2 Untuk tindakan follow-up, apakah telah dijelaskan mengenai :
a. Jadwal / waktu kunjungan ulang
b. Tempat pelayanan
3 Urusan sterilisasi (MOW/MOP) apakah sudah dijelaskan mengenai :
a. Persyaratan MOW / MOP
b. Persyaratan rekanalisasi
c. Keberhasilan rekanalisasi
4 Untuk klien yang akan dicabut IUD / Implany, *) apakah sudah dijelaskan
tentang resiko pencabutannya?
5 Bagi calon peserta IUD / Implant, *) apakah sudah dijelaskan kapan jadwal
pencabutan IUD / Implant?
6 Bagi peserta IUD / Implant yang akan menjealani pencabutan, apakah sudah
ditanyakan kapan tanggal pencabutan yang seharusnya?

Kalau Ya, Kapan?


Tanggal Bulan Tahun
Pencabutan ini termasuk dalam kategori? 1. Pencabutan dini
(Isi kotak jawaban dengan nomor jawaban 2. Pencabutan pada
Sebelah kanan yang sesuai) waktunya
3. Pencabutan
terlambat
CATATAN TINDAKAN DAN PERTANYAAN
Catatan seluruh tindakan yang dilakukan :
A. Metode : ................................................................................................
.................................................................................................
B. Keberhasilan tindakan (efek samping, komplikasi, dsb) : ................................
.................................................................................................
Pernyataan :
Dengan ini saya nyatakan bahwa tindakan medik yang dilakukan telah memenuhi standar mutu pelayanan yang
ditetapkan.
Tanggal / bulan / tahun diberikan tindakan

Tanggal Bulan Tahun

Yang melaksanakan tindakan


Dokter / Bidan / Perawat *)

(..........................................)
NIP.

*) Coret yang tidak perlu

46
47
PENUNTUN BELAJAR
MALAKUKAN KONTRASEPSI SUNTIK

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Perlu perbaikan : langkah klinik sudah dilakukan tetapi belum dilaksanakan dengan
benar dan baik atau tidak sesuai dengan urutannya sebagaimana langkah tidak
dilakukan.
2. Cukup : langkah klinik sudah dilakukan dengan benar tetapi hasilnya belum baik
atau waktu yang dibutuhkan untuk melakukan langkah tersebut lebih lama dari
yang diharapkan.
3. Baik : langkah klinik dilakukan dengan benar dan baik sehingga pekerjaan cukup
memuaskan dan waktu yang dipergunakan sanangat efisien.

NO BUTIR YANG DINILAI NILAI


3 2 1
A Sikap teruji
1 Teruji memperkenalkan diri
2 Menjelaskan proses yang akan dilakukan
3 Teruji memposisikan pasien dengan tepat
4 Teruji tanggap terhadap reaksi pasien
5 Teruji sabar dan teliti
6 Teruji komunikatif dengan klien
B content
7 Menyiapkan peralatan
a. Bak instrumen
b. Spuit dan jarum dengan ukuran 3 ml
c. Sarung tangan
d. Kapas alkohol dan alkohol dalam
tempatnya
e. Bengkok
f. Obat kontrasepsi
g. Tempat sampah medis basah
h. Tempat sampah medis kering

48
i. Daftar buku dan alat tulis
j. Pencegahan infeksi dan lap kering
8 Menutup tirai, pintu dan jendela
a. Lingkungan bersih dan aman
b. Tutup tirai, jendela dan pintu ditutup
9 Mencuci tangan
10 Mendekatkan peralatan
11 Menimbang BB
12 Mempersilakan pasien untuk berbaring
diatas tempat tidur
13 Memakaikan selimut pada pasien
14 Mengukut TTV termasuk tensi, nadi, suhu
dan pernapasan
a. Tensi dewasa 100/70- 130/90 mmHg
b. Nadi
Dewasa 76-92 x/menit
c. Suhu
Dewasa 36,5-<37
d. Pernapasan
Dewasa 16-24 x/menit
15 Menyiapkan pasien dengan membuka baju
bagian bawah yang akan dilakukan
penyuntikan
16 Memakai sarung tangan
17 Ambil obat kemudian masukkan kedalam
spuit
18 Tentukan tempat penyuntikan pada
dorsogluteal 1/3 antara SIAS dan
coccoygeus, ventroguteal, vetus
interalis/paha, deltoid/lengan atas
19 Desinfeksi dengan kapas alkohol pada
tempat yang akan dilakukan penyuntikan
20 Lakukan penyuntikan dengan posisi jarum

49
tegak lurus/ sudut 90 derajat
21 Setelah jarum masuk lakukan aspirasi, bila
tidak ada darah masukan obat secara
perlahan-lahan hinggga habis
22 Setelah selesai ambil spuit dengan
menariknya. Tekan daerah penyuntikan
dengan kapas alkohol kemudian spuit
diletakkan pada bengkok
23 Membereskan peralatan
24 Mencuci tangan
25 Menulis hasil pemeriksaan dan jadwal
kembali melakukan kontrasepsi suntik di K
1
26 Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan
C Teknik
27 Teruji melaksanakan secara sistematik dan
berurutan
28 Teruji melaksanakan prosedur dengan tepat
29 Teruji melaksanakan tidak ragu-ragu
30 Teruji menjaga privasi pasien
31 Teruji memberikan perhatian terhadap
renspon pasien
32 Teruji mendukung pasien untuk kooperatif

Nilai : (X/96) x 100


X : score perolehan
Keterangan
A : 79 – 100
B : 68 – 78
C : 56 – 67
D : 40 – 55
E : <40

50
FORMAT PENILAIAN LAPORAN PENDAHULUAN (LP)

Nama Mahasiswa : ..................................................


Tempat : ..................................................
Tanggal : ..................................................
Nama Penilai : ..................................................

Kasus : ..................................................

Aspek yang dinilai Bobot Skor Nilai (Bobot x Nilai


Aspek Teoritis Kasus 2 1 2 3 4
1. Ketepatan pengertian kasus yang diambil
2. Kemampuan pembuatan perjalanan kasus yang
diambil
3. Ketepatan pelaksanaan kasus dan kompilkasi
Aspek teoritis Kebidanan 1
1. Ketepatan dalam penentuan perumusan diagnosa
kebidanan
2. Ketepatan dalam rencana pelaksanaan tindakan
asuhan kebidanan
Penggunaan Referensi 3
1. Ketepatan referensi yang digunakan
2. Tahun referensi yang digunakan
3. Kemampuan merangkum referensi

Nilai = Skor yang didapat : Skor Maximal x 100

Keterangan :
A = 79-100
B = 68-78
C = 56-67
D = 40-55
E = <40
Nilai Lulus 70

Jombang, ...............................
Mahasiswa D-IV Bidan Pendidik

(...............................................)
51
FORMAT PENILAIAN PRAKTEK CLINICAL EDUCATOR KEBIDANAN

Nama Mahasiswa : ......................................................


Tempat : ......................................................
Tanggal : ......................................................
Nama Penilai : ......................................................

Kasus : ......................................................

Aspek yang dinilai Bobot Skor Nilai (Bobot x Nilai


Proses Asuhan Kebidanan 2 1 2 3 4
Pengkajian
1. Ketetapan data
2. Kelengkapan data
3. Relevansi dan nyata
Analisa Data 1
1. Perumusan diagnosa kebidanan
2. Rencana tindakan Asuhan Kebidanan
Pelaksanaan 3
1. Persiapan alat
2. Persiapan diri
3. Prosedur tindakan Asuhan Kebidanan
4. Menciptakan lingkungan terapeutik
5. Pendidikan kesehatan
6. Kolaborasi
7. Interaksi dengan klien
8. Perilaku & penampilan pofesional
9. Menilai respon kembali
10. Dokumentasi Asuhan Kebidanan
Evaluasi 2
1. Penilaian secara obyektif
2. Pengamatan perubahan
3. Pengambilan keputusan
Responsi 2
1. Pengetahuan tentang asuhan
2. Pengkajian
3. Perumusan Diagnosa
4. Pelaksanaan
5. evaluasi
Nilai = Skor yang didapat : Skor Maximal x 100

Keterangan :
A = 79-100
B = 68-78
C = 56-67
D = 40-55
E = <40
Nilai Lulus 70
Jombang, ...............................
Mahasiswa D-IV Bidan Pendidik

(...............................................)

52

Anda mungkin juga menyukai