Kerusuhan ini disebabkan dua gadis dari penduduk Desa Agom terjatuh
dari motor, kemudian dibantu oleh warga Desa Balinuraga dan terjadi
kesalahpahaman, karena saat warga Balinuraga membantu korban diikuti
pelecehan terhadap korban. Kesalahpahaman yang disebabkan isu
pelecahan ini mengakibatkan kemarahan dari warga desa Agom kepada
warga desa Balinuraga.
Akibat peristiwa ini terjadi bentrokan antara warga desa Agom dan desa
Balinuraga serta sekitarnya. Bentrokan ini menyebakan 14 orang tewas.
Selain itu, ratusan rumah dan puluhan kendaraan bermotor
rusak. Bentrokan yang berujung bentrokan ini menyebabkan ratusan orang
dari desa Balinuraga mengungsi.
Ketiga korban tewas yakni Marhadan bin samsinur, 35 tahun warga Dusun
Jembat Besi, Gunung Terang Kalianda. Jahiya bin Abdullah Lalung, (30)
warga Jati Permai kalianda. Alwi Nazar bin Solihin (35) Dusun Sukaraja
Desa Tajimalela Kalianda. Sedangkan korban luka berat masih dirawat di
RSUD Bob Bazar, Lampung Selatan dan dalam pengawasan dan
pengamanan yang sangat ketat dari petugas kepolisian.
Tiga orang yang tewas merupakan penduduk pribumi sedangkan yang luka
parah dua orang pribumi dan empat orang berasal dari suku Bali. Hingga
berita ini di turunkan, situasi di kedua daerah itu masih mencekam dan
tampak ratusan personil Polri, TNI AD dan Marinir terus melakukan
penjagaan super ketat, guna mengantisipasi agar tidak terjadi kerusuhan
atau serangan balik dari warga pribumi yang sejak Minggu (28/10).
"Informasi yang kami terima, ada dua gadis dari penduduk pribumi terjatuh
dari motor, kemudian dibantu oleh warga Balinuraga. Di sinilah beragam
info yang diterima. Yang memanaskan situasi, ada isu seronok pada saat
warga Balinuraga memberikan pertolongan. Inilah penyebab pemicu
kerusuhan tadi malam," ujar Hendra.
mpat kejadian perkara. "Aparat yang diterjunkan cukup banyak. Ada Polri,
TNI, Marinir. Cukup mengantisipasi persoalan ini," ujar Rusman.
Bahkan pada Minggu (28/10) sore sekitar pukul 16.00 WIB, ia telah
mengumpulkan tokoh-tokoh dari masyarakat Bali Kecamatan Way Panji.
Sementara itu, Dan Brigif III Piabung Lampung, Kol Mar Hardimo
mengatakan, pihaknya sudah melakukan pengamanan dari malam
Minggu.
"Pada saat info ada peristiwa itu, kami langsung bergerak melakukan
pengamanan. Yang pertama sekali mengamankan keluarga besar marinir
yang berada di Way Panji. Kini mereka kita amankan di markas Marinir di
Piabung," ujarnya.
"Sejak tadi pagi, 1 kompi sudah berada di Way Panji dan sekitarnya. Sore
ini akan datang 1 kompi lagi," ujarnya. Hardimo berharap semua pihak
dapat menerima tragedi ini sebagai musibah. "Kalau dihitung menang kalah
tak akan selesai-selesai," pungkasnya. [NVS/L-8]
Pada poin perdamaian pada 4 November lalu, pada poin delapan korban
kedua pihak bertikai Desa Balinuraga dan Desa Agom, sepakat tidak ada
saling menuntut secara hukum dalam perdamaian tersebut.
Berlian bersyukur setelah melalui proses yang panjang, kedua belah pihak
menyepakati 10 butir pernyataan perdamaian atas kejadian bentrok
antarkampung pada 28-29 Oktober 2012. "Sebenarnya tidak ada istilah
pribumi dan pendatang. Jadi semua warga Lampung, tetapi berasal
berbagai suku," kata Berlian.
Disusun Oleh :
Steven Pagun Sumolang
NIM : 1815025053
Ilmu Komputer
Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Universitas Mulawarman
Samarinda, November
2018