A. Masalah Keperawatan
Pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan eleminasi.
B. Pengertian
Eleminasi merupakan proses pembuangan sisa- sisa metabolism tubuh dapat
melalui urine ataupun bowel (Tarwoto dan Wartonah, 2010). Eliminasi merupakan
kebutuhan dalam manusia yang esensial dan berperan dalam menentukan
kelangsungan hidup manusia. Eliminasi dibutuhkan untuk mempertahankan
homeostasis melalui pembuangan sisa-sisa metabolism. (Potter& Perry, Fundamental
Keperawatan Edisi 4 Volume 2, hal 1679, 2010)
Kebutuhan eliminasi terdiri dari 2 yaitu eliminasi urine (Buang air kecil) dan
eliminasi alvi (buang air besar) yang merupakan bagian dari kebutuhan fisiologis dan
bertujuan untuk mengeluarkan bahan sisa. (Hidayat,2015)
Kebutuhan eleminasi terdiri dari dua, yaitu eleminasi urine (buang air kecil) dan
eleminasi alvi (buang air besar), yang merupakan bagian dari kebutuhan fisiologi dan
bertujuan untuk mengeluarkan bahan sisa (Hidayat, A. Aziz Alimul, 2010).Secara
garis besar, sisa metabolisme tersebut terbagi ke dalam dua jenis yaitu sampah yang
berasal dari saluran cerna yang dibuang sebagai feces (nondigestible waste) serta
sampah metabolisme yang dibuang baik bersama feses ataupun melalui saluran lain
seperti urine, CO2, nitrogen, dan H2O. (Potter& Perry, Fundamental Keperawatan
Edisi 4 Volume 2, hal 1679, 2010)
1. Gangguan Eliminasi Urine
Proses Berkemih adalah proses pengosongan vesika urinaria (kandung
kemih). Proses ini dimulai dengan terkumpulnya urine dalam vesika urinaria
yang merangsang saraf-saraf sensorik dalam dinding vesika urinaria (bagian
reseptor). Vesika urinaria dapat menimbulkan rangsangan saraf bila berisi
kurang lebih 250-450 cc (pada org dewasa) dan 200-250 cc (pada anak-anak).
komposis urine air (96%) dan larutan 4% yang terdiri dari larutan organic (urea,
amoniak, keratin, dan asam urat), serta larutan anorganik (Natrium, klorida,
kalium, sulfat, magnesium, dan fosfor).
Faktor yang mempengaruhi eleminasi urine antara lain : diet dan supan,
respons keinginan awal untuk berkemih, gaya hidup, stress psikologis, tingkat
aktivitas, tingkat perkembangan, kondisi penyakit, sosio cultural, kebiasaan
seseorang, tonus otot, pembedahan, pengobatan, dan pemeriksaan diagnostic.
(Uliyah & Hidayat, 2008)
Gangguan eliminasi urine adalah suatu keadan dimana seorang individu
mengalami gangguan dalam pola berkemih. (NANDA NIC NOC 2013, Edisi
Revisi Jilid 2, hal 597)
Gangguan eliminasi urine adalah keadaan ketika seorang individu
mengalami atau berisiko mengalami disfungsi eliminasi urine (Lynda Juall
Carpenito-Moyet, hal 502).
2. Gangguan Eliminasi Fekal
Defekasi merupakan proses pengosongan usus yang sering disebut dengan
buang air besar. Terdapat dua pusat yang menguasai reflex untuk defekasi yaitu
terletak di medulla dan sumsum tulang belakang. Apabila terjadi rangsangan
parasimpatis, sfingter anus bagian dalam akan mengendur dan usus besar
menguncup. Rangsngan pada sfingter anus bagian luar setiap waktu menguncup
dan mengendur reflek defekasi dirangsang. (Hidayat, 2015)
Feses terdiri dari 75% air dan 25% materi padat. Feses normal berwarna
coklat karena pengaruh sterkobilin, mobilin, dan aktivitas bakteri dan bau khas
karena pengaruh dari mikroorganisme.
Faktor yang mempengaruhi proses defekasi antara ain : usia, diet, asupan
cairan, aktivitas, pengobatan, gaya hidup, penyakit, nyeri, dan kerusakan sensoris
dan motoris. (Hidayat,2015)
Gangguan eliminasi fekal adalah keadaan dimana seorang individu
mengalami atau berisiko tinggi mengalami statis pada usus besar, mengakibatkan
jarang buang air besar, keras, feses kering.
Objektif :
1) Disuria/anuria
2) Distensi kandung kemih
3) Inkontinesia berlebih
4) Residu urin 150 ml atau lebih
b. Inkontinensia urin refleks
Gejala dan tanda mayor
Tidak mengalami sensasi berkemih
Dribbling
Sering buang air kecil
Nokturia (sering kencing)
Enuresis (mengompol)
Volume residu urine meningkat
c. Inkotensia urine stres
Gejala dan tanda mayor
Mengeluh keluar urine < 50 ml saat tekanan abdominal meningkat
(misalnya saat berdiri, bersin, tertawa, berlari atau mengangkat
benda berat)
Gejala dan tanda minor
Pengeluaran urin tidak tuntas
Urgensi miksi
Frekuensi berkeming meningkat
Overdistensi abdomen
d. Inkontensia urin urgensi
Keinginan berkemih yang kuat disertai dengan inkotinesia
D. Pohon Masalah
1. Eleminasi Urine
Sosiokultur
Kultur
masyarakat
Retensi Urine
Kebiasaan Seseorang Sulit berkemih
saat sakit
Tonus Otot Kontaksi pengontrol
pengeluaran urine
Pembedahan
Penurunan
produksi urine
Pengobatan
Penurunan
jumlah urine
2. Eleminasi Fekal
Bakteri, virus,
parasit
Masuk dalam
saluran cerna
Berkembang biak
di usus
Reaksi pertahanan
dari E.coli
Pertahanan tubuh
menurun
Gangguan eliminasi
fekal
Konstipasi Diare Inkontinensia
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Eleminasi Urine
a. Pemeriksaan urine (urinalisis):
1) Warna (N: jernih kekuningan)
2) Penampilan (N: Jernih)
3) Bau (N: beraroma)
4) pH (N: 4,5- 8,0)
5) Berat jenis (N: 1,005- 1,030)
6) Glukosa (N: negatif)
7) Keton (N: negatif)
b. Kultur urine (N: kuman pathogen negatif).
2. Eleminasi Fekal
a. Endoskopi atau gastroskopi UGI
Endoskopi atau gastroskopi UGI memungkinkan visualisasi esophagus,
lambung, dan duodenum. Sebuah gastroskop memampukan dokter
mengambil specimen jaringan (biopsi), mengangkat pertumbuhan jaringan
yang abnormal (polip), dan sumber- sumber darah samar dari perdarahan.
b. Proktoskopi dan sigmoidoskopi
Proktoskopi dan sigmoidoskopi merupakan instrumen yang kaku,
berbentuk selang yang dilengkapi dengan sumber cahaya.Sigmoidoskopi
memungkinkan visualisasi anus, rectum, dan kolon sigmoid.Protoskopi
memungkinkan visualisasi anus dan rectum.Kedua tes memungkinkan
dokter mengumpulkan specimen jaringan dan membekukan sumber- sumber
perdarahan.
c. Rongen Media Kontras
Klien menelan media kontras atau media yang diberikan sebagai
enema.Salah satu media paling umum digunakan adalah barium, suatu
substansi radioopaq berwarna putih menyerupai kapur, yang diminumkan ke
klien seperti milkshake.Pemeriksaan GI bagian atas adalah pemeriksaan
media kontras yang ditelan dengan menggunakan sinar-X, yang
memungkinkan dokter melihat esophagus bagian bawah, lambung, dan
duodenum.
F. Penatalaksanaan Medis
1. Eleminasi Urine
a. Pengumpulan Urine untuk Bahan Pemeriksaan
Cara pengambilan urine antara lain: pengambilan urine biasa,
pengambilan urine steril, dan pengumpulan selama 24 jam.
1) Pengambilan urine biasa merupakan pengambilan urine dengan cara
mengeluarkan urine secara biasa, yaitu buang air kecil. Pengambilan
urine biasa ini biasanya dilakukan untuk memeriksa gula atau
kehamilan.
2) Pengambilan urine steril merupakan pengambilan urine dengan
menggunakan alat steril, dilakukan dengan cara kateterisasi atau pungsi
supra pubis. Pengambilan urine steril bertujuan untuk mengetahui
adanya infeksi pada utera, ginjal, atau nsaluran kemih lainnya.
3) Pengambilan urine selama 24 jam merupakan pengambilan urine yang
dikumpulkan dalam waktu 24 jam, bertujuan untuk mengetahui jumlah
urine selama 24 jam dan mengukur berat jenis, asupan dan pengeluaran,
serta mengetahui fungsi ginjal.
b. Menolong Buang Air Kecil dengan Menggunakan Urinal
Menolong buang air kecil dengan menggunakan urinal merupakan
tindakan keperawatan dengan membantu pasien yang tidak mampu buang air
kecil sendiri di kamar kecil menggunakan alat penampung (urinal) dengan
tujuan menampung urine (air kemih) dan mengetahui kelainan dari urine
(warna dan jumlah).
c. Melakukan Kateterisasi
Kateterisasi merupakan tindakan keperawatan dengan cara memasukkan
kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan
membantumemenuhi kebutuhan eleminasi dan sebagai pengambilan bahan
pemeriksaan. Pelaksanaan kateterisasi dapat dilakukan melalui dua cara:
intermiten (straight kateter) dan indwelling (foley kakteter).
d. Menggunakan Kondom Kateter
Menggunakan kondom kateter merupakan tindakan keperawatan dengan
cara memberikan kondom kateter kepada pasien yang tidak mampu
mengontrol berkemih. Cara ini bertujuan agar pasien dapat berkemih dan
mempertahankannya.
2. Eleminasi Fekal
a. Menyiapkan Feses untuk Bahan Pemeriksaan
Menyiapkan feses untuk bahan pemeriksaan merupakan cara yang
dilakukan untuk mengambil feses sebagai bahan pemeriksaan, yaitu
pemeriksaan lengkap dan pemeriksaan kultur (pembiakan).
1) Pemeriksaan feses lengkap merupakan pemeriksaan feses terdiri atas
pemeriksaan warna, bau, konsistensi, lender, darah, dan lain- lain.
2) Pemeriksaan feses kultur merupakan pemeriksaan feses melalui biakan
dengan cara toucher
b. Menolong Buang Air Besar dengan Menggunakan Pispot
Menolong buang air besar dengan menggunakan pispot merupakan
tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu buang
air besar secara sendiri di kamar kecil dengan membantu menggunakan pisot
(penampung) untuk buang air besar di tempat tidur dan bertujuan memenuhi
kebutuhan eliminasi fekal.
c. Memberikan Huknah Rendah
Memberikan huknah rendah merupakan tindakan keperawatan dengan
cara memasukkan cairan hangat ke dalam kolon desenden dengan
menggunakan kanula rekti melalui anus, bertujuan mengosongkan usus pada
proses pra bedah agar dapat mencegah terjadinya obstruksi makanan sebagai
dampak dari pascaoperasi dan merangsang buang air besar bagi pasien yang
mengalami kesulitan dalam buang air besar.
d. Memberikan Huknah Tinggi
Memberikan huknah tinggi merupakan tindakkan keperawatan dengan
cara memasukkan cairan hangat ke dalam kolon asenden dengan
menggunakan kanula usus, bertujuan mengosongkan usus pada pasien
prabedah atau untuk prosedur diagnostik.
e. Memberikan Gliserin
Memberikan gliserin merupakan tindakan keperawatan dengan cara
memasukkan cairan gliserin ke dalam poros usus menggunakan spuit
gliserin, bertujuan merangsang perisstaltik usus, sehingga pasien dapat
buang air besar (khususnya pada orang yang mengalami sembelit) dan juga
dapat digunakan untuk persiapan operasi.
f. Mengeluarkan Feses dengan Jari
Mengeluarkan feses dengan jari merupakan tindakan keperawatan
dengan cara memasukkan jari ke dalam rektum pasien, digunakan untuk
mengambil atau menghancurkan massa feses sekaligus mengeluarkannya.
Indikasi tindakan ini adalah apabila massa feses terlalu keras dan dalam
pemberian edema tidak berhasil, konstipasi, serta terjadi pengerasan feses
yang tidak mampu dikeluarkan pada lansia.
G. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Pasien dan Penanggung Jawab
Identitas pasien meliputi: nama, umur, jenis kelamin, alamat, status, agama,
suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, no CM, diagnosa medis, sumber biaya.
Identitas penanggung jawab meliputi: nama, umur, jenis kelamin, alamat, status,
agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan pasien.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Alasan Masuk Rumah Sakit
2) Keluhan Utama
3) Kronologi Keluhan
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
3. Kebutuhan Bio- Psiko- Sosial- Spiritual
Kebutuhan Bio- Psiko- Sosial- Spiritual meliputi: bernapas, makan, minum,
eleminasi, gerak dan aktivitas, istirahat tidur, kebersihan diri, pengaturan suhu,
rasa aman dan nyaman, sosialisasi dan komunikasi, prestasi dan produktivitas,
pengetahuan, rekreasi, dan ibadah.
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
Keadaan umum meliputi: kesan umum, kesadaran, postur tubuh, warna kulit,
turgor kulit, dan kebersihan diri.
b. Gejala Kardinal
Gejala cardinal meliputi: suhu, nadi, tekanan darah, dan respirasi.
c. Keadaan Fisik
Keadaan fisik meliputi pemeriksaan dari kepala sampai ekstremitas bawah.
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang merupakan hasil pemeriksaan laboratorium.
6. Batasan Karakteristik
a. Eliminasi Urine
1) Data Mayor
Melaporkan atau mengalami masalah eliminasi urine, seperti :
a) Dorongan berkemih g) Distensi kandung kemih
b) Sering berkemih h) Inkontinensia
c) Disuria i) Volume urine residu yang banyak
d) Nokturia j) Keragu-raguan
e) Enuresia k) Retensiurine
f) Menetes
2) Data Minor
a) Meringis, gelisah dan rasa tidak nyaman.
b. Eliminasi Fekal
1) Data Mayor
a) Feces lunak dan atau c) Peningkatan frekuensi defekasi
cair d) Defekasi kurang dari tiga kali
b) Feces keras dan seminggu
berbentuk e) Defekasi lama dan sulit
2) Data Minor
a) Nyeri abdomen
b) Frekuensi bising usus meningkat
c) Peningkatan dalam keenceran atau volume feces
d) Penurunan bising usus
e) Mengeluh rektal terasa penuh
f) Mengeluh ada tekanan pada rectum
g) Nyeri saat defekasi
h) Impaksi yang dapat diraba
i) Pengosongan terasa tidak adekuat
Objektif :
Disuria/anuria
Distensi kandung kemih
Inkontinesia berlebih
Residu urin 150 ml atau lebih