38
Warna : Luar: coklat; dalam: kuning
Rasa : Pahit
Sediaan : Rhizoma
b. Morfologi
c. Anatomi
Pada mikroskop dengan
perbesaran 100x dapat
dilihat bahwa terdapat:
1. Amilum
2. Minyak
3. Lignin
Gambar Tangan Temu giring
d. Uji Kimiawi
- Temu giring + IKI biru kehitaman
Amilum (+)
- Temu giring + Sudan III kemerahan
Minyak (+)
39
- Temu giring + HCl + Fluoroglusin kemerahan
Lignin (+)
2.2.1.4 Analisis dan Pembahasan
Berdasarkan uji organoleptis dari rhizoma temu giring didapati daging
buah berwarna kunig pucat, rasa yang pahit, dan bau yang khas dan tajam.
Uji kimiawi dilakukan dengan tiga reagen yaitu IKI (uji Amilum),
Floroglyserin dan HCL (Uji lignin), serta Sudan III (uji minyak) dimana
sampe ditetesi reagen dan diamati perubahannya pada mikroskop yang dapat
menunjukan ada atau tidaknya suatu senyawa pada sampel tersebut. Pada uji
pertama digunakan IKI untuk melihat amilum, ketika ditetesi IKI amilum
pada sampel akan berwarna biru kehitaman yang menunjukan adanya
amilum pada temu giring. Pada uji kedua digunakan sudan III untuk menguji
adanya minyak. Setelah gelas preparat yang berisi sampel temu giring ditetesi
sudan III, saat pengamatan bagian yang menghaslkan minyak akan berwarna
kuning pucat yang mengindikasikan adanya minyak pada temu giring. Uji
terakhir yaitu uji temu giring diberikan floroglyserin dan HCL 25% untuk
menguji lignin. Dan setelah dilakukan pengamatan ada bagian pinggir sel
yang berubah menjadi warna merah yang mengindikasikan adanya lignin
pada temu giring
2.2.1.5 Kesimpulan
Berdasarkan dari uji yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa temu
giring mengandung amilum yang ditunjukan dari reagen IKI yang membuat
amilum menjadi biru kehitaman, minyak dari reagen sudan III yang membuat
sel penghasil minyak menjadi berwarna kuning, dan lignin dari reagen
floroglyserin dan HCL 25% membuat lignin berwarna merah.
2.2.1.6 Daftar Pustaka
Utami, Prapti. 2013. The Miracle of Herbs. Agromedia: Jakarta
Utami, Prapti. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat. Agromedia: Jakarta
40
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma mangga
2.2.2.2 Deskripsi Tanaman
Temu mangga (Curcuma mangga) merupakan tanaman semak.
Ketinggian tumbuhnya mencapai 110 cm. Tanaman ini hanya memiliki
batang semu, yang sebenarnya merupakan susunan pelepah daun. Daunnya
berbentuk bulat lonjong dengan warna hijau. Panjangnya mencapai 45 cm
dan lebarnya 12,5 cm. Sementara itu, bunganya bertandan dan berwarna
dominan putih. Tanaman ini memiliki rimpang. Bentuknya bulat telur.
Warnanya kuning pucat. Sifatnya renyah dan mudah patah. Aromanya mirip
wortel, serta rasanya seperti gabungan mangga dan wortel. Dalam
pengobatan, bagian tanaman yang digunakan adalah rimpang. Temu mangga
bisa digunakan sebagai obat sakit perut, pengurang lemak perut, penambah
nafsu makan, penguat syahwat, penangkal racun, penurun demam, pencahar,
obat gatal, obat bronchitis, obat asma, obat masuk angin, obat penyakit kulit,
dan obat radang.
2.2.2.3 Hasil Pengamatan
a. Uji Organoleptis
Bau : Menyengat
Warna : Luar: coklat; dalam: putih kekuning-kuningan
Rasa : Sedikit pedas
Sediaan : Rhizoma
b. Morfologi
41
c. Anatomi
Pada mikroskop dengan
perbesaran 400x dapat dilihat
bahwa terdapat:
1. Amilum
2. Parenkim
3. Trakea
Gambar tangan pengamatan temu 4. Minyak
mangga 5. Lignin
d. Uji Kimiawi
- Temu mangga + IKI biru kehitaman
Amilum (+)
- Temu mangga + HCl + Fluoroglusin kemerahan
Lignin (+)
2.2.2.4 Analisis dan Pembahasan
Berdasarkan uji organoleptis pada rhizome temu manga didapati bahwa
warna dari daging rhizome berwarna kuning pucat dengan kulit yang
berwarna coklat pucat. Aroma yang tercium dari temu manga yaitu
menyengat dan rasa dari dagingnya yaitu pedas. Uji kimiawi yang akan
dilakukan pada temu manga yaitu menggunakan IKI, serta HCL 25% dan
Floroglyserin. Pengujian dari sudan III belum dilakukan karena keterbatasan
waktu praktikum. Pengujian pertama digunakan satu tetes iki pada kaca
preparat yang terdapat sampel sayatan melintang dari temu mangga. Setelah
diamati dengan mikroskop didapat bahwa terdapat selsel yang berubah warna
menjadi kehitaman yang mengindikasikan bagian tersebut adalah amilum.
42
Kemudian dilakukan pengujian menggunakan floroglyserin dan HCL 25%
yang ketika diamati dengan mikroskop didapat perubahan pada bagian
pinggir sayatan menjadi merah yaitu adalah lignin .
2.2.2.5 Kesimpulan
Berdasarkan uji kimiawi yang dilakukan dapat diketahui bahwa temu
mangga mengandung amilum serta berlignin. Kandungan minyak belum
dapat diketahui dikarenakan belum dilakukannya uji reagen sudan III.
2.2.2.6 Daftar Pustaka
Hariana, Arief. 2006. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Niaga Swadaya:
Jakarta
43
pencegah kanker, anti tumor, permbersih darah, menurunkan kadar lemak
darah dan kolesterol.
2.2.3.3 Hasil Pengamatan
a. Uji Organoleptis
Bau : khas kunyit
Warna : luar: coklat; dalam: kuning tua
Rasa : tidak berasa
Sediaaan : rhizoma
b. Morfologi
c. Anatomi
Pada mikroskop dengan
perbesaran 400x dapat
dilihat bahwa terdapat:
1. Trakea
2. Amilum
3. Parenkim
(isodiametris)
Gambar tangan pengamatan kunyit
4. Amilum
Gambar disampig
merupakan gambar
mikroskop dari kunyit yang
diiris melintang.
44
Gambar disamping
merupakan gambar literatur
pada penampang melintang
kunyit.
d. Uji Kimiawi
- Kunyit + IKI biru kehitaman
Amilum (+)
- Kunyit + Sudan III kemerahan
Minyak (+)
- Kunyit + HCl + Fluoroglusin warna tetap
Lignin (-)
2.2.3.4 Analisis dan Pembahasan
Uji organoleptis pada rhizoma kunyit yaitu warna, bau, dan rasa sebagai
berikut. Warna dari kunyit pada bagian dagingya berwarna kuning pekat
yang dapat meninggalkan bekas pada tangan. Bau dari kunyit pun khas, dan
dengan rasa yang pedas seperti jahe-jahean lainya. Uji kimiawi dari kunyit
dilakukan dengan beberapa reagen yaitu reagen IKI, sudan III, HCl, dan
fluoroglusin. IKI untuk mengidentifikasi adanya amilum, sudan III
mengidentifikasi adanya minyak dan HCl ditambah fluoroglusin
mengidentifikasi adanya lignin. Hasil yang di dapat setelah direaksikan
adalah kunyit mengandung amilum yang ketika direaksikan dengan IKI
berubah warna menjadi biru kehitaman. Dengan meneteskan reagen sudan
III pada sampel irisan melintang kunyit dan diamati dengan mikroskop
didapat bahwa kunyit mengandung minyak dengan adanya selsel besar
berwarna kuning yang memproduksi minya pada kunyit. Pada reaksi HCl dan
fluoroglusin warna kunyit tetap ang berarti menandakan kunyit tidak
berlignin.
2.2.3.5 Kesimpulan
Dari hasil uji organoleptis dan uji kimiawi kunyit diketahui bahwa
warna kuning pekat pada kunyit dapat meninggalkan bekas yang susah untuk
45
dihilangkan. Kemudian pada uji kimiawinya kunyit mengandung minyak dan
amilum namun tidak mengandung lignin.
2.2.3.6 Daftar Pustaka
Rukmana, Rahmat. 2004. Temu-temuan Apotik Hidup di Pekarangan.
Kanisius: Yogyakarta.
Said, Ahmad. 2000. Khasiat dan Manfaat Kunyit. PT Sinar Wadja Lestari:
Jakarta
46
merangsang pelepasan hormon adrenalin dan juga dapat memperlebar
pembuluh darah, yang dapat mengakibatkan darah mengalir menjadi lebih
lancar dan lebih cepat serta dapat meringankan kerja jantung dalam
memompa darah.Jahe dapat merangsang kelenjar pencernaan, baik untuk
membangkitkan nafsu makan dan pencernaan. Jahe berguna sebagai obat
gosok untuk penyakit encok dan sakit kepala.
2.2.4.3 Hasil Pengamatan
a. Uji Organoleptis
Bau : khas menyengat
Warna : luar: coklat; dalam: putih kekuningan
Rasa : pedas
Sediaan : rhizoma
b. Morfologi
c. Anatomi
Pada mikroskop dengan
perbesaran 100x dapat
dilihat bahwa terdapat:
1. Trakea
2. Parenkim
3. Minyak
47
Gambar disamping
merupakan gambar
mikroskop saat pengamatan
pada jahe dengan
perbesaran 100x.
Gambar disamping
merupakan gambar literatur
terhadap penampang
melintang jahe.
d. Uji Kimiawi
- Jahe + IKI biru kehitaman
Amilum (+)
- Jahe + Sudan III kemerahan
Minyak (+)
- Jahe + HCl + Fluoroglusin warna tetap
Lignin (-)
2.2.4.4 Analisis dan Pembahasan
Uji organoleptis dilakukan terhadap rhizome dari kunyit yaitu warna, rasa,
dan bau. Warna dari jahe pada bagian luarnya berwarna coklat pucat dan pada
bangian dalam berwarna putih pucat, bau dari jahe sangat khas dan dapat
pengobat hidup mampet dengan mencium aromanya. Jahe berasa pedas
dilidah dan hangat jika ditelan. Uji kimiawi terhadap jahe dilakukan dengan
menggunakan tiga reagen yaitu reagen IKI, sudan III dan Floroglyserin
dengan HCL 25% untuk menguji amilum serta lignin. Uji pertama digunakan
reagen IKI yang diteteskan pada preparat yang terdapat sampel potongan
48
melintang dari jahe. Setelah diamati dengan mikroskop didapat tidak ada
yang berubah pada hasil amatan yang meninjukan bahwa tidak adanya
amilum pada jahe. Uji kedua menggunakan reagen sudan III dan
menunjukkan adanya perubahan yaitu mengandung minyak. Uji ketiga
menggunakan floroglyserin dengan HCL 25% untuk uji lignin. Setelah
diamati pada mikroskop tidak ada perubahan pula pada hasi amatan yang
menunjukan bahwa tidak adanya lignin pada jahe.
2.2.4.5 Kesimpulan
Berdasar pengamatan dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukan uji
organoleptis dan uji kimiawi diketahui bahwa aroma jahe menyengat namun
terasa nyaman dihidung. Uji kimiawi menunjukan bahwa jahe tidak
mengandung lignin dan amilum namun mengandung minyak.
2.2.4.1 Daftar Pustaka
Thomas, Andy. 1989. Tanaman Obat Tradisional. Kasinius : Jogjakarta
49
sikat. Daun tunggal, letak berseling. Helaian daun lonjong, tipis, ujung
runcing, pangkal tumpul, tepi rata, berambut halus, jarang, pertulangan
menyirip, panjang 23–35 cm, lebar 20–40 mm, warnanya hijau. Bunganya
bunga majemuk, bentuk tandan, keluar di ujung batang, panjang gagang
sampai 20 cm. Bagian yang mengandung bunga bentuknya bulat telur atau
seperti gelendong, panjangnya 6–10 cm, lebar 4–5 cm. Daun kelopak
tersusun seperti sisik tebal, kelopak bentuk tabung, ujung bergerigi tiga,
warna merah menyala. Bibir bunga bentuknya bundar memanjang, warnanya
putih atau pucat. Bangle mempunyai rimpang yang menjalar dan berdaging,
bentuknya hampir bundar sampai jorong atau tidak beraturan, tebal 2–5 mm.
Permukaan luar tidak rata, berkerut, kadang-kadang dengan parut daun,
warnanya coklat muda kekuningan, bila dibelah berwarna kuning muda
sampai kuning kecoklatan. Rasanya tidak enak, pedas dan pahit. Bangle
digolongkan sebagai rempah-rempah yang memiliki khasiat obat. Panenan
dilakukan setelah tanaman berumur satu tahun. Perbanyakan dengan stek
rimpang. Manfaat tanaman Bangle adalah sebagai campuran Jamu
Tradisional sebagai ramuan untuk pelangsing badan / perut, terutama bagi
ibu-ibu pasca melahirkan. Bangle juga dapat bermanfaat untuk mengobati
sakit kuning, sebagai obat sakit kepala dan demam, meringankan perut nyeri,
sembelit dan menyembuhkan cacingan, meringankan penyakit Rematik dan
gangguan saraf dan daun pada tanaman Bangle juga berkhasiat untuk
menambah nafsu makan.
2.2.5.3 Hasil Pengamatan
a. Uji Organoleptis
Bau : menyengat
Warna : luar: coklat; dalam: kuning
Rasa : pedas
Sediaan: rhizoma
b. Morfologi
50
c. Anatomi
Pada mikroskop dengan
perbesaran 100x dapat
dilihat bahwa terdapat:
1. Amilum
2. Minyak
3. Parenkim
Gambar tangan pengamatan bangle
Gambar disamping
merupakan gambar
mikroskop dari
pengamatan terhadap
bangle yang
memperlihatkan adanya
parenkim dan minyak.
Gambar disamping
merupakan gambar
literatur terhadap
penampang melintang
bangle.
e. Uji Kimiawi
- Bangle + IKI biru kehitaman
Amilum (+)
- Bangle + Sudan III kemerahan
Minyak (+)
51
2.2.5.4 Analisis dan Pembahasan
Uji organoleptis pada bangle yaitu warna, bau, dan rasanya. Warna dari
bagle yaitu kuning pucat pada bagian dagingnya. Baunya menyengat
menyerupai jahe dan rasanya yang pedas. Uji kimiawi dilakukan terhadap
bangle yaitu dengan menggunakan dua reagen. IKI dan Sudan III karena
keterbatasan waktu pengamatan. Reagen pertama digunakan IKI yang
diteteskan pada preparat yang terdapat sayatan melintang bangle dan setelah
diamati beberapa bagian dari sel bangle berubah warna menjadi merah yang
mengindikasikan adanya amilum. Uji kedua digunakan sudan III untuk uji
minyak yang ketika tetesan sudan III diberikan pada sayatan melintang
bangle pada preparat, hasil pengamatan aka nada beberapa sel besar berwana
kuning yang merupakan tempat minyak.
2.2.5.5 Kesimpulan
Dari uji organoleptis dan uji kimiawi bangle diketahui bahwa bangle
berbau menyengan menyerupai jahe dan bangle terdapat amilum serta
minyak. Untuk lignin belum dapat dibuktikan karena belum dilakukan
pengujian fluoroglusin dengan HCL.
2.2.5.6 Daftar Pustaka
Muhlisah, Fauziah. 1999. Temu-Temuan dan Empon-Empon. Kanisius:
Jogjakarta
52