Anda di halaman 1dari 4

Buruh Paruh Baya Tersangka Pencabulan

Bocah di Kebayoran Lama


Reporter:

Lani Diana Wijaya


Editor:
Zacharias Wuragil
Selasa, 11 September 2018 14:39 WIB

KOMENTAR
Roboto
 Font:
 Ukuran Font: - +

Ilustrasi pencabulan anak. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta – Seorang buruh harian lepas, berusia 65 tahun, ditangkap


karena kasus pencabulan terhadap anak-anak. Kasus ini terjadi di Grogol Utara,
Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, dan telah dibenarkan Kepala Satuan Reserse dan
Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Stefanus Tamuntuan.
Baca:
Kronologi Pencabulan Anak di Mampang Prapatan
Modus Pencabulan 13 Siswa SD di Depok, Nonton Film

Menurut Stefanus, kasus terungkap berawal dari korban yang mengeluh pada
kemaluannya. Korban berusia 4 tahun itu lalu mengadu kepada ayahnya yang
langsung mencari klarifikasi kepada Aselih, nama si buruh yang disebutkan putrinya.

Aselih mengaku telah berbuat cabul. “Ada juga korban lain, yaitu M (6) yang mengaku
pernah diperlakukan sama oleh terlapor (Aselih),” ujar Stefanus, Selasa 11 September
2018.

Hasil pemeriksaan sementra mengungkap pencabulan itu dilakukan pada Sabtu sore,
8 September 2018. Polisi meringkusnya pada hari yang sama usai menerima laporan
keluarga korban.

Baca juga:
3 Tersangka dan 3 Modus Pencabulan Anak di Tangerang Selatan
Aselih langsung dijerat dengan Pasal 76 E juncto 82 Undang-Undang RI Nomor 35
Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak. Pasal 82 dalam undang-undang itu menyatakan pelaku
dapat dipidana penjara maksimal 15 tahun dan denda paling banyak Rp 5 miliar.

Pasal Yang Berkaitan dengan Perlindungan dan Kasus Pencabulan Anak:


Dikatakan anak, apabila ia berumur kurang dari 18 tahun sebagaimana
Pasal 1 Angka 1 UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
yaitu “Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapanbelas) tahun, termasuk anak yang
masih dalam kandungan”.
Pada kasus ini Pasal yang bisa dikenakan terhadap tindakan pencabulan
terhadap anak dibawah umur adalah Pasal 81 dan atau Pasal 82 UU
Perlindungan Anak, yaitu:

 Pasal 81
1. Setiap orang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa
anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, dipidana denganpidana
penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling
banyak Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp. 60.000.000,- (enam
puluh juta rupiah).
2. Ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku pula bagi setiap
orangyang dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau
membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain.
 Pasal 82
“Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan,
memaksa, melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk
melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp
300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta
rupiah).”
Pasal Yang Berkaitan dengan Perlindungan dan Kasus Pencabulan Anak:
Dikatakan anak, apabila ia berumur kurang dari 18 tahun sebagaimana
Pasal 1 Angka 1 UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
yaitu “Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapanbelas) tahun, termasuk anak yang
masih dalam kandungan”.
Pada kasus ini Pasal yang bisa dikenakan terhadap tindakan pencabulan
terhadap anak dibawah umur adalah Pasal 81 dan atau Pasal 82 UU
Perlindungan Anak, yaitu:

 Pasal 81
1. Setiap orang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa
anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, dipidana denganpidana
penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling
banyak Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp. 60.000.000,- (enam
puluh juta rupiah).
2. Ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku pula bagi setiap
orangyang dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau
membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain.
 Pasal 82
“Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan,
memaksa, melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk
melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp
300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta
rupiah).”

Anda mungkin juga menyukai