Bab V Diskusi
Bab V Diskusi
DISKUSI
IGD Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi pada tanggal 02 Agustus 2018
dengan keluhan lemah anggota gerak kanan onset 3 Jam, sakit kepala (+), bicara
(+) pelo, menelan (+), mulut pencong (+), muntah (-), BAB dan BAK normal.
otot kanan 8 dan kiri 10. Pemerikasaan laboratorium gula darah random 147
mg/dl, ureum 31 mg/dl, kreatinin 0,8 mg/dl, natrium 141 mmol/L, kalium3,2
Pada saat di IGD, pasien mendapatkan terapi berupa O2 2-4 L/menit, IVFD
NaCl 0,9%/12 jam, injeksi ranitidine 2x1, piracetam 1200 mg tablet 2x1, aspilet
Stroke iskemik adalah stroke yang terjadi akibat obstruksi atau bekuan
disatu atau lebih arteri besar pada sirkulasi serebrum. Obstruksi dapat disebabkan
oleh bekuan (trombus) yang berbentuk di dalam suatu pembuluh otak atau organ
43
neurologi dan resiko kecacatan, menurunkan tingkat kematian serta mencegah
1. Prevensi Primer
mengalami stroke.
2. Penatalaksanaan akut
Penanganan pada pasien baru yang terkena serangan storke selama 72 jam
atau 3 hari.
3. Prevensi sekunder
Penanganan stroke untuk mencegah stroke berulang pada pasien yang sudah
4. Rehabilitasi
Pemberian oksigen 2-4 L/menit untuk stabilisasi jalan nafas dan pernafasan
pasien. Pasien juga diberikan IVFD NaCl 0,9%/12 jam, agar volume darah pasien
tidak turun, karena jika volume darahnya turun maka dapat menyebabkan
pasien serta untuk memonitor tekanan vena sentral dan memberikan nutrisi pada
Penanganan awal storke iskemik (onset < 3jam) dengan t-PA IV 0,9mg/kg
selama satu jam, dimana 10% diberikan secara bolus selama 1 menit, pemberian
44
anti trombolitik (antikoagulan atau antiplatelet selama 24 jam). Untuk penangan
Pada pasien ini tidak diberikan terapi t-PA karena onset penyakit pasien
lebih dari 3 jam (± 1 hari). Akan tetapi pada diagnosa kerja dikatakan onset
informasi keluarga pasien yang kurang tepat. Yang mana pasien tersebut tinggal
di Pasaman Barat, dan jarak dari Pasaman Barat ke Bukittingi ± 5 jam . Pasien
COX. Pemberian aspilet pada pasien ini sudah tepat. Efek samping dari aspilet
adalah iritasi lambung (AHFS, 2011) dan untuk mencegah efek samping tersebut
45
pada stroke. Obat-obat yang digunakan sebagai stress ulcer bisa berupa sito
protektor, penghambat reseptor H2 ataupun inhibitor pompa proton. Hal ini bisa
disebabkan kondisi psikologis yang tertekan ataupun efek samping dari obat
terhadap saluran cerna yaitu dapat mengiritasi lambung adalah aspilet. Sehingga
pasien ini diberikan terapi ranitidine injeksi 2x50mg (IV). Kerja obat ini adalah
Pada pasien ini juga diberikan Piracetam tablet 1200 mg dengan frekuensi
darah pada dosis tinggi. Pasien ini mendapatkan terapi piracetam 1200mg 2x1
serebral korteks terhadap hipoksia. Piracetam juga berperan sebagai terapi untuk
memperbaiki disatria. Jadi penggunaan pirasetam pada pasien ini untuk mengatasi
nausea, vomiting, diare, sakit kepala, dan vertigo (Martindale, 2007). Pada pasien
ini resiko efek samping sudah diatasi dengan pemberian ranitidine. Piracetam
tidak memberikan hasil pada stroke iskemik akut dengan onset 12 jam, tetapi
sebagai neuroprotektan terhadap sel-sel saraf yang belum rusak yang berada
disekeliling sel-sel saraf yang mengalami iskemik. Sel-sel saraf yang belum rusak
46
neuro protector belum menunjukan hasil yang efektif, sehingga sampai saat ini
Pada kasus ini pasien juga mengalami hipertensi, dimana hipertensi juga
merupakan faktor resiko dari stroke. Tingginya peningkatan tekanan darah erat
selanjutnya akan menyebabkan stroke iskemik oleh karena oklusi trombotik arteri,
emboli arteri ke arteri atau kombinasi keduanya. Pada hari pertama perawatan
tekanan darah 170/100 mmHg. Penururnan tekanan darah yang signifikan pada
stroke akut sebagai tindakan rutin yang tidak dianjurkan, kerena kemungkian
darah akan turun dengan sendirinya dalam 24 jam pertama setelah serangan stroke
(Perdosi, 2011). Sedangkan menurut dipiro (2008), penurunan tekanan darah pada
fase akut hanya perlu dilakukan bila tekanan darah pasien melebihi 220/120
resistensi vaskuler, resistensi vaskuler renal, denyut jantung dan tekanan darah.
Pasien juga diberi amlodipin 10mg 1x1. Amlodipin sangat efektif pada lansia
seperti efisien dalam pemberian obat cukup satu kali sehari, menurunkan tekanan
darah secara perlahan dan absorbsinya sempurna dalam tubuh dari pada dengan
47
berbeda dengan tipe hipertensi lainnya, dan diuretic tetap terapi lini pertama.
tambahan bila diuretic tiazid tidak dapat mengontrol tekanan darah, terutama pada
otot polos vaskuler dan otot jantung sehingga mempengaruhi kontraksi otot polos
vaskuler dan otot jantung. Amlodidpin menghambat influx ion kalsium secara
selektif, dimana sebagaian besar mempunyai efek pada sel otot polos vaskuler
Selain itu pasien juga diberikan simvastatin 20 mg per oral satu kali satu.
Simvastatin merupakan obat golongan statin. Statin adalah obat penurun lipid
pada pasien diberi simvastatin untuk mengurangi resiko stroke dan penyakit
disertai penurunan kolesterol. Akibat dari peningkatan kadar kolesterol jahat akan
pembuluh darah arteri yang berefek pada gangguan pada sirkulasi darah atau
48
menurunkan resiko terkena stroke serangan pertama (Perdosi, 2011). Statin
metil glutaril (HMG CoA) reduktase, yakni enzim-enzim yang berperan pada
Pasien juga diberikan Asam folat karena asupan tinggi asam folat dapat
Dari semua terapi yang diberikan tidak ditemukan adanya DRP, terapi
yang diberikan sesuai dengan indikasi pasien, bentuk sedian, rute pemberian, dan
frekuensi pemberian sudah tepat dan sesuai dengan kondisi pasien, dosis obat
yang diberikan juga sudah sesuai dengan kondisi pasien. Pada pengobatan juga
tidak ditemukan reaksi obat yang tidak diinginkan seperti reaksi alergi.
49