Anda di halaman 1dari 25

CASE BASED DISCUSSION

“Kondiloma Akuminata”

Diajukan untuk
Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang

Disusun oleh :
Maulana Chasan
30101206785

Pembimbing:
dr. Hj. Pasid Herlisa, Sp.KK

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
2018
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Maulana Chasan


NIM : 30101206785
Fakultas : Kedokteran
Universitas : Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Tingkat : Program Pendidikan Profesi Dokter
Periode : 12 November 2018 – 8 Desember 2018
Bagian : Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Judul Laporan : Kondiloma Akuminata
Pembimbing : dr. Hj. Pasid Herlisa, Sp.KK

Diajukan dan disahkan :……………………………………………………..

Semarang, November 2018


Pembimbing Kepaniteraan Klinik
Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
RS Islam Sultan Agung Semarang

(dr. Hj. Pasid Herlisa, Sp.KK)


BAB I
PENDAHULUAN

Virus alami dari genital warts, Venereal warts, verruca vulgaris,

jengger ayam, kutil kelamin pertama kali dikenal tahun 1907 oleh Ciuffo.

Dengan berkembangnya teknik biologi molekuler, Human Papillomavirus

(HPV) diidentifikasi sebagai penyebab kondiloma akuminata.1

Kondiloma adalah kutil yang berlokasi di area genital (uretra, genital

dan rektum). Kondiloma merupakan penyakit menular seksual dan

berpengaruh buruk bagi kedua pasangan. Masa inkubasi dapat terjadi

sampai beberapa bulan tanpa tanda dan gejala penyakit. Biasanya lebih

banyak selama masa kehamilan dan ketika terjadi pengeluaran cairan yang

berlebihan dari vagina. Meskipun sedikit, kumpulan bunga kol bisa

berkembang dan sebagai akibatnya adalah akumulasi bahan – bahan

purulen pada belahan – belahan, biasanya berbau tidak sedap warnanya

abu – abu, kuning pucat atau merah muda.2

Kondiloma akuminata merupakan tonjolan – tonjolan yang berbentuk

bunga kol atau kutil yang meruncing kecil yang bertumbuh kembang

sampai membentuk kelompok yang berkembang terus ditularkan secara

seksual. Kondiloma akuminata dijumpai pada berbagai bagian penis atau

biasanya didapatkan melalui hubungan seksual melewati liang rektal

disekitar anus, pada wanita dijumpai pada permukaan mukosa pada vulva,

serviks, pada perineum atau disekitar anus. Kondiloma sering kali tampak

rapuh atau mudah terpecah, bisa tersebar multifokal dan multisentris yang

bervariasi baik dalam jumlah maupun ukurannya. Lesinya bisa sangat


meluas sehingga dapat menguasai penampakan normal dan anatomi pada

genitalia. Daerah tubuh yang paling umum adalah frenulum, korona, glans

pada pria dan daerah introitus posterior pada wanita.1


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

I. DEFINISI
Kondiloma akuminatum ialah vegetasi oleh human papilloma
virus tipe tertentu, bertangkai dan permukaannya berjonjot.3
II. EPIDEMIOLOGI
Merupakan penyakit akibat hubungan seksual. Frekuensi pada
pria dan wanita sama. Tersebar dan transmisi melalui kontak kulit
langsung.3

III. ETIOLOGI
Virus penyebabnya adalah Virus Papilloma Humanus (HPV),
merupakan virus DNA yang tergolong dalam keluarga virus papova.
Sampai saat ini telah dikenal sekitar 70 tipe VPH, namun tidak seluruhnya
dapat menyebabkan kondiloma akuminatum. Tipe yang pernah ditemui
pada kondiloma akuminatum adalah tipe 6, 11, 16, 18, 30, 31, 33, 35, 39,
40, 41, 42, 44, 51, 52, 56.3
Beberapa tipe VPH tertentu mempunyai potensi onkogenik yang
tinggi, yaitu tipe 16 dan 18. Tipe ini merupakan jenis virus yang paling
sering dijumpai pada kanker serviks. Sedangkan tipe 6 dan 11 lebih sering
dijumpai pada kondiloma akuminatum dan neoplasia intraepithelial
serviks derajat ringan.
IV. PATOFISIOLOGI
HPV merupakan kelompok virus DNA double-strand. Sekitar 30
jenis HPV dapat menginfeksi traktus anogenital. Virus ini menyebabkan
lokal infeksi dan muncul sebagai lesi kondiloma papilomatous. Infeksi
HPV menular melalui aktivitas seksual.HPV yang berhubungan dengan
traktus genital dibagi dalam kelompok resiko rendah dan resiko tinggi
yang didasarkan atas genotipe masing-masing. Sebagian besar kondiloma
genital diinfeksi oleh tipe HPV-6 atau HPV-11. Sementara tipe 16, 18, 31,
33,45, 51, 52,56, 68, 89 merupakan resiko tinggi. Papiloma virus bersifat
epiteliotropik dan replikasinya tergantung dari adanya epitel skuamosa
yang berdiferensisasi. DNA virus dapat ditemui pada lapisan bawah
epitel,namun struktur protein virus tidak ditemukan. Lapisan basal sel
yang terkena ditandai dengan batas yang jelas pada dermis. Lapisan
menjadi hiperplasia (akantosis), parspapilare pada dermis memanjang.
Gambaran hiperkeratosis tidak selalu ada, kecuali bila kutil telah ditemui
pada waktu yang lama atau pengobatan yang tidak berhasil, dimana
stratum korneum hanya mengandung 2 lapisan sel yang parakeratosis.
Koibeytes terpencar -pencar keluar dari lapisan terluar dari kutil genialia.
Merupakan sel skuamosa yang zona mature perinuclear yang luas dibatasi
dari peripheral sitoplasma. Intinya bisa diperluas dan hyperchromasi, 2
atau lebih nuclei / inti bisa terlihat. Penelitian ultrastruktural menunjukkan
adanya partikel virus pada suatu bagian nuclei sel.
Hubungan seksual

Kontak dengan HPV

PV 6 & 11 masuk
melalui mikro lesi

Penetrasi melalui kulit

Ditumpangi oleh patogen Mikroabrasi permukaan epitel

HPV masuk lapisan basal


Keputihan Respon radang
disertai infeksi
mikrorganisme Mengambil alih DNA
Merangsang
mediator kimia:
Bau, berwarna histamin
kehijauan HPV naik ke epidermis
Stimulasi saraf perifer

Gatal dan terasa Bereplikasi


terbakar Menghantarkan pesan
gatal ke otak
Tidak terkendali
Tidak nyaman Impuls elektronikimia
saat melakukan (gatal) sepanjang nervus ke
hubungan dorsal spinal cord Nodul kemerahan di
seksual sekitar genitalia
Gangguan Thalamus
pola fungsi
Penumpukan nodul merah Gangguan
seksual Korteks (intensitas) dan
membentuk seperti bunga citra diri
lokasi gatal
kol
dipersepsikan
Persepsi gatal Pecah/muncul lesi Gang. Integritas
kulit
Gangguan rasa
nyaman : Gatal Lesi terbuka, terpajan
mikroorganisme

Pelepasan virus
bersama sel epitel

Resti
penularan
V. GEJALA KLINIS

Kondiloma akuminata sering muncul di daerah yang lembab,


biasanya pada penis, vulva, dinding vagina dan dinding serviks dan dapat
menyebar sampai daerah perianal. Berbau busuk. Warts/kutil memberi
gambaran merah muda, flat, gambaran bunga kol. Pada pria dapat
menyerang penis, uretra dan daerah rektal.
Infeksi dapat dormant atau tidak dapat dideteksi, karena sebagian
lesi tersembunyi didalam folikel rambut atau dalam lingkaran dalam penis
yang tidak disirkumsisi.
Pada wanita condiloma akuminata menyerang daerah yang
lembab dari labia minora dan vagina. Sebagian besar lesi timbul tanpa
simptom. Pada sebagian kasus biasanya terjadi perdarahan setelah coitus,
gatal atau vaginal discharge
Ukuran tiap kutil biasanya 1-2 mm, namun bila berkumpul
sampai berdiameter 10 cm dan bertangkai. Dan biasanya ada yang sangat
kecil sampai tidak diperhatikan.
Terkadang muncul lebih dari satu daerah. Pada kasus yang jarang,
perdarahan dan obstruksi saluran kemih jika virus mencapai saluran uretra.
Memiliki riwayat kehidupan seksual aktif dengan banyak
pasangan.

Gambar 1. Kondiloma Akuminata pada pria


Gambar 2. Kondiloma Akuminata pada wanita

VI. DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis. Pada lesi yang


meragukan dapat dilakukan pemeriksaan penunjang dengan :
a. Tes asam asetat : bubuhkan asam asetat 5% denga lidi kapas pada lesi
yang dicurigai. Dalam beberapa menit lesi akan berubah warna
menjadi putih (acetowhite). Perubahan warna pada lesi di daerah
perianal perlu waktu lebih lama (sekitar 15 menit).
b. Kolposkopi : merupakan tindakan yang rutin dilakukan di bagian
kebidanan, namun belum digunakan secara luas di bagian penyakit
kulit. Pemeriksaan ini terutama berguna untuk melihat lesi kondiloma
akuminata subklinis, dan kadang-kadang dilakukan bersama dengan
tes asam asetat.
c. Pemeriksaan histopatologi : pada Kondiloma akuminata yang
eksofitik, pemeriksaan dengan mikroskop cahaya akan
memperlihatkan gambaran papilomatosis, akantosis, rete ridges yang
memanjang dan menebal, parakeratosis dan vakuolisasi pada
sitoplasma (koilositosis).
VII. DIAGNOSIS BANDING
Veruka vulgaris : vegetasi yang tidak bertangkai, kering, dan berwarna

abu-abu atau sama dengan kulit


Gambar 3. Veruka Vulgaris

Kondiloma lata : Sifilis stadium II, klinis berupa plakat yang erosif,
ditemukan banyak Spirochaeta pallidum.

Gambar 4. Kondiloma Latu


Karsinoma sel skuamosa : vegetasi yang seperti kembang kol, mudah
berdarah, dan berbau.

Gambar 5. Karsinoma sel skuamosa


Moluskum kontangiosum : biasanya bentuk rata, dapat dikeluarkan
badan moluskum

Gambar 6. Moluskum kontangiosum


VIII. PENATALAKSANAAN
1. Kemoterapi
a. Podofilin
Tingtur podofilin 25%. Kulit disekitarnya dilindungi dengan
vaselin atau pasta agat tidak terjadi iritasi, setelah 4-6 jam
kemudian dicuci. Jika belum ada penyembuhan dapat diulangi
setelah 3 hari. Setiap kali pemberian jangan melebihi 0.3 cc
karena akan diserap dan bersifat toksik. Gejala toksisitas ialah
mual, muntah, nyeri abdomen, gangguan alat napas, dan
keringat yang disertai kulit dingin. Dapat pula terjadi supresi
sumsum tulang yang disertai trombositopenia dan leukopenia.
Pada wanita hamil sebaiknya jangan diberikan karena dapat
terjadi kematian fetus. Juga jangan dipakai untuk pengobatan
lesi dalam vagina dan serviks karena obai ini dapat diabsorbsi
sehingga bersifat toksik dan dapat menyebabkan karsinoma.
Podofilotoksin 0.5 %. Bahan ini merupakan zat aktif yang
terdapat di dalam podofilin. Setelah pemakaian podofiloks,
dalam beberapa hari akan terjadi destruksi pada jaringan KA.
Reaksi iritasi pada pemakaian podofiloks lebih jarang terjadi
dibandingkan dengan podofilin dan reaksi sistemik belum
pernah dilaporkan. Obat ini dapat dioleskan sendiri oleh
penderita sebanyak dua kali sehari selama tiga hari berturut-
turut.
Cara pengobatan dengan podofilin ini sering dipakai. Hasilnya
baik pada lesi yang baru, namun kurang memuaskan pada lesi
yang lama atau yang berbentuk pipih.
b. Asam Triklorasetat
Digunakan larutan dengan konsentrasi 50%, dioleskan setiap
minggu. Pemberiannya harus berhati-hati karena dapat
menimbulkan ulkus yang dalam. Dapat diberikan pada wanita
hamil.
c. 5-fluorourasil
Konsentrasinya antara 1-5% dalam krim, dipakai terutama
pada lesi di meatus uretra. Pemberiannya setiap hari sampai
lesi hilang. Sebaiknya penderita tidak miksi selam 2 jam
setelah pengobatan.

2. Tindakan Bedah
a. Bedah Listrik (Elektrokauterisasi)
Waktu lampau, spesialis kulit kelamin umumnya menggunakan
pemotong listrik high-frequency atau besi pemotong membakar
nevus atau neoplasma kulit lainnya. Ini dikarenakan sederhana
dan cepat. Pemotong elektrik high-frequency secara langsung
membuang dan mengeringkan, pengobatan ini cenderung lebih
aman, namun penyembuhan luka dengan elektrokauter lebih
lambat. Kesimpulannya, pengobatan dengan elektrokauter
dapat digunakan untuk bermacam kondiloma, namun dapat
membakar terlalu berlebihan dan dapat sedikit berbahaya. Dan
harus juga memperhatikan operasi yang aseptik, pencegahan
terhadap infeksi. Pengobatan yang efektif namun
membutuhkan anestesi lokal. Digunakan pada jenis kondiloma
yang resisten terhadap pengobatan topikal, dengan kekurangan
meninggalkan luka parut.
b. Bedah Beku (N2, N2O cair)
Bedah beku merupakan metode pengobatan umum
dermatologist, berbahan dasar nitrogen atau karbondioksida
cair, es beku kering penghancur kulit, penghancur kulit untuk
edema lokal, bertujuan untuk mencapai tujuan pengobatan.
Virus kondiloma akuminata menyebabkan terjadinya
hiperplasia prostatik jinak pada kulit dan membran mukosa. Ini
memiliki pembuluh darah lecil dalam jumlah banyak,
berproliferasi secara cepat. Metode dapat menggunakan es
beku untuk kondiloma akuminata, membentuk edema lokal
derajat tinggi. Keuntungan yang paling bagus dari bedah beku
ini ialah hanya bersifat lokal tanpa meninggalkan bekas,
tingkat keberhasilan pengobatan kira-kira 70%. Tersedia dalam
metode semprot atau kontak langsung, mampu diaplikasikan
pada bentuk kecil. Dapat digunakan dalam 1 minggu sebanyak
2-3 kali. Bedah beku ini banyak menolong untuk pengobatan
kondiloma akuminata pada wanita hamil dengan lesi yang
banyak dan basah.
c. Bedah Skalpel
Pengobatan bedah pada kondiloma akuminata pada dasarnya
bukan merupakan pembedahan yang dianjurkan, karena
pengobatan dengan pembedahan, kondiloma akuminata sangat
mudah kambuh kembali, sehingga pengobatan menjadi gagal.
Namun bentuk yang lebih besar dapat dipertimbangkan untuk
dibedah. Beberapa pasien memiliki kondiloma yang tumbuh
begitu cepat, dan pengobatan lainnya sangat sulit, hal ini dapat
dipertimbangkan untuk dilakukan pembedahan. Dengan tujuan
untuk mencegah kekambuhan, dapat dilakukan pengobatan
lainnya.

3. Laser Karbondioksida
Umum digunakan pada pengobatan kulit dan penyakit menular
seksual. Merupakan pengobatan yang tergolong cepat dan kondiloma
dapat hilang. Pengobatan dengan laser hanya dapat diaplikasikan pada
kondiloma ukuran kecil dimana jika digunakan pada kondiloma
dengan ukuran besar mudah untuk kambuh.

4. Interferon
Meskipun interferon telah menunjukkan hasil yang menjanjikan bagi
verucciformis dan infeksi HPV anogenital, keefektifan bahan ini
dalam perawatan terhadap kutil kelamin masih dipertanyakan. Terapi
parentral dan intra lesional terhadap kutil kelamin dengan persiapan
interferon alami dan rekombinasi telah menghasilkan tingkat respon
yang berkisar antara 70 – 80 % pada laporan –laporan awal. Telah
ditunjukkan pula bahwa kombinasi IFN dengan prosedur pembedahan
ablatif lainnya menghasilkan tingkat kekambuhan( relapse rate ) dan
lebih rendah. Efek samping dari perlakuan interferon sistemik
meliputi penyakit seperti flu dan neutropenia transien. Dapat diberikan
dalam bentuk suntikan (im atau intralesi) dan topikal (krim).
Interferon alfa diberikan dengan dosis 4-6 mU.i.m. 3 kali seminggu
selama 6 minggu atau dengan dosis
5. Imunoterapi
Pada penderita dengan lesi yang luas dan resisten terhadap pengobatan
dapat diberikan pengobatan bersama imunostimulator.

6. Diet4
Tidak ada restriksi, namun sebaiknya mengkonsumsi nutrisi yang
seimbang pada program dietari untuk memastikan pasien
mendapatkan sistem imun yang optimal.
Dietari Program
1. vitamin B-kompleks, penting untuk multiplikasi sel
2. vitamin C, antiviral
3. L-Cystein, suplai sulfur, sebagai preventasi dan perawatan kutil
4. Vitamin A, menormalkan kulit dan epitel membrane
5. vitamin E, meningkatkan aliran darah dan membantu perbaikan
jaringan

6. Zinc, meningkatkan imunitas tubuh melawan virus


BAB III
LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. K
Umur : 38 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Perumahan Graha Permata, Genuk
Agama : Islam
No. CM :-
Tanggal Pemeriksaan : 21 November 2018

B. DATA DASAR

I. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan di Skin Center RSI Sultan Agung Semarang secara
autoanamnesis pada tanggal 21 November 2018 pukul 11.15 WIB.
Keluhan Utama :
Keluhan subjektif : Nyeri
Keluhan objektif : Terdapat tonjolan pada kemaluan
Riwayat Penyakit Sekarang:

 Lokasi : Kemaluan

 Onset : Sejak 3 minggu yang lalu

 Kronologi : Pasien datang dengan keluhan ada tonjolan pada daerah

kemaluan yang terasa seperti ditusuk-tusuk. Pasien mulai merasakan ada

tonjolan pada kemaluan sejak 3 minggu yang lalu dan merasakan seperti

ditusuk-tusuk sejak 2 minggu yang lalu. Pasien tidak memiliki riwayat

hubungan seksual dengan Pria lain. Dua minggu yang lalu melakukan

hubungan seksual dengan Suami. Sudah pernah berkunjung ke

puskesmas di Genuk tetapi belum ada perubahan.


 Kualitas : nyeri terutama di bagian yang terdapat tonjolan

 Kuantitas : semakin lama, semakin tidak nyaman dan nyeri berlanjut

 Faktor memperberat : saat berhubungan seksual terasa tidak nyaman dan

nyeri.

 Faktor memperingan : mengurangi aktifitas seksual.

- Keluhan Lain : Tidak ada

Riwayat Penyakit Dahulu:

Pasien tidak pernah mengalami hal yang Riwayat penyakit kulit lain juga
disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga dan Lingkungan:


Di keluarga pasien tidak pernah mengalami keluhan yang serupa dengan
pasien.

Riwayat Alergi Obat/ Makanan :


Pasien mengaku tidak memiliki alergi obat ataupun makanan.
Riwayat Kebiasaan:
Kebersihan terjaga, aktifitas seksual hanya dengan suami

Riwayat Sosial Ekonomi:


Pasien BPJS, dengan kesan gizi baik dan suami bekerja swasta

II. PEMERIKSAAN FISIK


Dilakukan pada tanggal 21 November 2018 di Skin Center RSI Sultan
Agung Semarang
Keadaan umum : Baik
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 38 tahun
Berat Badan : 55 kg

Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Frekuensi nadi : 86 x/menit
Frekuensi napas : 26 x/ menit
Temperatur : 36,5 o C

Status Generalis
a. Kepala : Normocephale
b. Mata : Tidak dilakukan pemeriksaan
c. Hidung : Tidak dilakukan pemeriksaan
d. Telinga : Tidak dilakukan pemeriksaan
e. Mulut : Tidak dilakukan pemeriksaan
f. Tenggorok : Tidak dilakukan pemeriksaan
g. Thorax : Tidak dilakukan pemeriksaan
h. Leher : Tidak dilakukan pemeriksaan
i. Ekstremitas : Tidak dilakukan pemeriksaan

Status Dermatologi
Lokasi 1 : Kemaluan (Bibir Vagina Dalam)
UKK : terdapat lesi papul soliter, warna seperti kulit sekitarnya,
bentuk seperti kubah

Lokasi 2 : Kemaluan (saluran kencing luar)


UKK : terdapat lesi papul soliter, warna seperti kulit sekitarnya,
bentuk seperti kembang kol kecil
Gambar Pemeriksaan kondiloma akuminata
IV. RESUME

Nama : Ny. K
Umur : 38 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Keluhan Subjektif : Nyeri
Keluhan Objektif : Terdapat tonjolan di kemaluan

Telah dilaporkan kasus pasien Ny. K usia 38 tahun yang diperiksa


datang dengan keluhan ada tonjolan pada daerah kemaluan yang terasa seperti
ditusuk-tusuk. Pasien mulai merasakan ada tonjolan pada kemaluan sejak 3
minggu yang lalu dan merasakan seperti ditusuk-tusuk sejak 2 minggu yang
lalu. Pasien tidak memiliki riwayat hubungan seksual dengan Pria lain. Dua
minggu yang lalu melakukan hubungan seksual dengan Suami. Sudah pernah
berkunjung ke puskesmas di Genuk tetapi belum ada perubahan.. Pasien
tidak pernah mengalami hal serupa. Tidak ada riwayat alergi pada pasien
maupun keluarga pasien. Dari pemeriksaan fisik, ujud kelainan kulit pada
bibir vagina dalam berupa papul soliter, warna seperti warna sekitar, dan
bentuk seperti kubah, serta pada saluran kencing bagian luar terdapat papul
soliter, warna seperti warna sekitar, dan bentuk menyerupai kembang kol
kecil.
Diagnosis kondiloma akuminata dapat ditegakkan dengan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan juga pemeriksaan penunjang.
V. DIAGNOSIS
Diagnosis Banding
a. Kondiloma akuminata
b. Kondiloma lata
c. Veruka vulgaris
d. Moluskum kontagiosum
e. Karsinoma sel skuamosa

USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan histo patologi
DIAGNOSIS KERJA
- Kondiloma akuminata

TATALAKSANA
Bedah listrik (elektrokauterisasi)

R/ metronidazole 500 mg tab 1 no. XXI


s.3.d.d I
R/ ibuprofen 400mg tab 1 no. XXI
s.3.d.d tab 1
EDUKASI
a. Aspek klinis
- Menggunakan obat secara teratur
- Menghidar hubungan seksual dengan penderita serupa
- Menjaga higienitas vagina
b. Aspek islami
- Sabar dan ikhlas dalam menghadapi penyakit yang ada.
- Senantiasa berusaha mengobati penyaikt, berdoa dan tawakal
untuk kesembuhan
PROGNOSIS
Ad vitam : Ad bonam
Ad sanam : Ad bonam
Ad kosmetika : Ad bonam
BAB IV
PEMBAHASAN
Kondiloma akuminata adalah infeksi menular seksual yang disebabkan
oleh virus papiloma humanus (VPH) tipe tertentu dengan kelainan berupa
fibroepitelioma pada kulit dan mukosa. Sinonim dari kondiloma akuminata adalah
genital warts, kutil kelamin, atau penyakit jengger ayam. Virus papiloma humanus
adalah virus DNA yang merupakan virus epiteliotropik (menginfeksi epitel) dan
tergolong dalam famili Papovaviridae.
Virus papiloma humanus adalah kelompok dengan lebih dari 120 virus,
dan ada 30 tipe yang mana dapat menyebabkan infeksi pada area anogenital.
Kebanyakan infeksi virus papiloma humanus tidak menimbulkan gejala, tipe yang
lain menyebabkan genital warts, dan yang lain berhubungan dengan karsinoma
anogenital sel squamous.
Sampai saat ini telah dapat diisolasi lebih dari 100 tipe VPH, namun yang
dapat menimbulkan Kondiloma akuminata sekitar 23 tipe.
Tipe VPH yang sering ditemukan pada kondiloma akuminata adalah tipe
6,11,30,42,43,44,45,51,54,55,70. Tipe 6 dan 11 merupakan tipe yang paling sering
ditemukan pada kasus kondiloma akuminata dan memiliki risiko rendah (low risk)
pada displasia.
Masa inkubasi dari Kondiloma akuminata berlangsung antara 1-8 bulan
(rata-rata 2-3 bulan). VPH masuk ke dalam tubuh melalui mikrolesi pada kulit
sehingga kondiloma akuminata sering timbul di daerah yang mudah mengalami
trauma pada saat hubungan seksual. Pada pria tempat yang paling sering terkena
adalah glans penis, sulkus koronarius, frenulum dan batang penis, sedang pada
wanita adalah fourchette posterior, vestibulum. Untuk kepentingan klinis maka
Kondiloma akuminata dibagi dalam 3 bentuk, yaitu :
a. Bentuk akuminata : terutama dijumpai pada daerah lipatan dan lembab.
Terlihat vegetasi bertangkai dengan permukaan yang berjonjot-jonjot
seperti jari. Beberapa kutil dapat bersatu membentuk lesi yang lebih
besar sehingga tampak seperti kembang kol.
b. Bentuk papul : lesi bentuk papul biasanya didapati di daerah dengan
keratinisasi sempurna, seperti batang penis, vulva bagian lateral,
daerah perianal dan perineum. Kelainan berupa papul dengan
permukaan yang halus dan licin, multipel dan tersebar secara diskret.
c. Bentuk datar (flat) : secara klinis, lesi bentuk ini terlihat sebagai
makula atau bahkan sama sekali tidak tampak dengan mata telanjang
(infeksi subklinis), dan baru terlihat setelah dilakukan tes asam asetat.

gejala yang biasanya ditimbulkan dalam perjalanan penyakit termasuk


keluhan utama dan keluhan tambahan : mulai dengan papula miliar selanjutnya
terbentuk tonjolan-tonjolan filiformis, penderita kadang-kadang mengeluh nyeri.
Pada anamnesis dan pemeriksaan tersebut pasien memenuhi kriteria
diagnosis kondiloma akuminata. Penatalaksanaan pada kasus ini dilakukan
pembedahan berupa eloktrokauterisasi.
BAB VI
KESIMPULAN

Dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa Telah dilaporkan


kasus pasien Ny. K usia 38 tahun yang diperiksa datang dengan keluhan ada
tonjolan pada daerah kemaluan yang terasa seperti ditusuk-tusuk. Pasien
mulai merasakan ada tonjolan pada kemaluan sejak 3 minggu yang lalu dan
merasakan seperti ditusuk-tusuk sejak 2 minggu yang lalu. Pasien tidak
memiliki riwayat hubungan seksual dengan Pria lain. Dua minggu yang lalu
melakukan hubungan seksual dengan Suami. Sudah pernah berkunjung ke
puskesmas di Genuk tetapi belum ada perubahan.. Pasien tidak pernah
mengalami hal serupa. Tidak ada riwayat alergi pada pasien maupun keluarga
pasien. Dari pemeriksaan fisik, ujud kelainan kulit pada bibir vagina dalam
berupa papul soliter, warna seperti warna sekitar, dan bentuk seperti kubah,
serta pada saluran kencing bagian luar terdapat papul soliter, warna seperti
warna sekitar, dan bentuk menyerupai kembang kol kecil. dilakukan terapi
bedah elektrokauterisasi.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.webmd.com/sexual-conditions/hpv-genital-warts/hpv-virus-
information-about-human-papillomavirus

2. Atlas Penyakit Kulit & Kelamin. Bag/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin FK UNAIR/RSU Dr. SOETOMO SURABAYA. 2007 : 224

3. Handoko, RP. Penyakit Virus. Dalam : Djuanda Prof. Dr. dr. Adhi, Utama
Hendra dr, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, 2007 : 113-14

4. http://medicastore.com/penyakit/245/Kutil_Genitalis_Kondiloma_Akumin
ata.html

5. Siregar, R.S. Prof. Dr, Sp. KK (K). 2004. Atlas Berwarna Saripati
Penyakit Kulit. Ed. 2. EGC : Jakarta

6. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ketujuh. Jakarta: Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia. 2017. hal 76.

Anda mungkin juga menyukai