“Kondiloma Akuminata”
Diajukan untuk
Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang
Disusun oleh :
Maulana Chasan
30101206785
Pembimbing:
dr. Hj. Pasid Herlisa, Sp.KK
jengger ayam, kutil kelamin pertama kali dikenal tahun 1907 oleh Ciuffo.
sampai beberapa bulan tanpa tanda dan gejala penyakit. Biasanya lebih
banyak selama masa kehamilan dan ketika terjadi pengeluaran cairan yang
bunga kol atau kutil yang meruncing kecil yang bertumbuh kembang
disekitar anus, pada wanita dijumpai pada permukaan mukosa pada vulva,
serviks, pada perineum atau disekitar anus. Kondiloma sering kali tampak
rapuh atau mudah terpecah, bisa tersebar multifokal dan multisentris yang
genitalia. Daerah tubuh yang paling umum adalah frenulum, korona, glans
I. DEFINISI
Kondiloma akuminatum ialah vegetasi oleh human papilloma
virus tipe tertentu, bertangkai dan permukaannya berjonjot.3
II. EPIDEMIOLOGI
Merupakan penyakit akibat hubungan seksual. Frekuensi pada
pria dan wanita sama. Tersebar dan transmisi melalui kontak kulit
langsung.3
III. ETIOLOGI
Virus penyebabnya adalah Virus Papilloma Humanus (HPV),
merupakan virus DNA yang tergolong dalam keluarga virus papova.
Sampai saat ini telah dikenal sekitar 70 tipe VPH, namun tidak seluruhnya
dapat menyebabkan kondiloma akuminatum. Tipe yang pernah ditemui
pada kondiloma akuminatum adalah tipe 6, 11, 16, 18, 30, 31, 33, 35, 39,
40, 41, 42, 44, 51, 52, 56.3
Beberapa tipe VPH tertentu mempunyai potensi onkogenik yang
tinggi, yaitu tipe 16 dan 18. Tipe ini merupakan jenis virus yang paling
sering dijumpai pada kanker serviks. Sedangkan tipe 6 dan 11 lebih sering
dijumpai pada kondiloma akuminatum dan neoplasia intraepithelial
serviks derajat ringan.
IV. PATOFISIOLOGI
HPV merupakan kelompok virus DNA double-strand. Sekitar 30
jenis HPV dapat menginfeksi traktus anogenital. Virus ini menyebabkan
lokal infeksi dan muncul sebagai lesi kondiloma papilomatous. Infeksi
HPV menular melalui aktivitas seksual.HPV yang berhubungan dengan
traktus genital dibagi dalam kelompok resiko rendah dan resiko tinggi
yang didasarkan atas genotipe masing-masing. Sebagian besar kondiloma
genital diinfeksi oleh tipe HPV-6 atau HPV-11. Sementara tipe 16, 18, 31,
33,45, 51, 52,56, 68, 89 merupakan resiko tinggi. Papiloma virus bersifat
epiteliotropik dan replikasinya tergantung dari adanya epitel skuamosa
yang berdiferensisasi. DNA virus dapat ditemui pada lapisan bawah
epitel,namun struktur protein virus tidak ditemukan. Lapisan basal sel
yang terkena ditandai dengan batas yang jelas pada dermis. Lapisan
menjadi hiperplasia (akantosis), parspapilare pada dermis memanjang.
Gambaran hiperkeratosis tidak selalu ada, kecuali bila kutil telah ditemui
pada waktu yang lama atau pengobatan yang tidak berhasil, dimana
stratum korneum hanya mengandung 2 lapisan sel yang parakeratosis.
Koibeytes terpencar -pencar keluar dari lapisan terluar dari kutil genialia.
Merupakan sel skuamosa yang zona mature perinuclear yang luas dibatasi
dari peripheral sitoplasma. Intinya bisa diperluas dan hyperchromasi, 2
atau lebih nuclei / inti bisa terlihat. Penelitian ultrastruktural menunjukkan
adanya partikel virus pada suatu bagian nuclei sel.
Hubungan seksual
PV 6 & 11 masuk
melalui mikro lesi
Pelepasan virus
bersama sel epitel
Resti
penularan
V. GEJALA KLINIS
VI. DIAGNOSIS
Kondiloma lata : Sifilis stadium II, klinis berupa plakat yang erosif,
ditemukan banyak Spirochaeta pallidum.
2. Tindakan Bedah
a. Bedah Listrik (Elektrokauterisasi)
Waktu lampau, spesialis kulit kelamin umumnya menggunakan
pemotong listrik high-frequency atau besi pemotong membakar
nevus atau neoplasma kulit lainnya. Ini dikarenakan sederhana
dan cepat. Pemotong elektrik high-frequency secara langsung
membuang dan mengeringkan, pengobatan ini cenderung lebih
aman, namun penyembuhan luka dengan elektrokauter lebih
lambat. Kesimpulannya, pengobatan dengan elektrokauter
dapat digunakan untuk bermacam kondiloma, namun dapat
membakar terlalu berlebihan dan dapat sedikit berbahaya. Dan
harus juga memperhatikan operasi yang aseptik, pencegahan
terhadap infeksi. Pengobatan yang efektif namun
membutuhkan anestesi lokal. Digunakan pada jenis kondiloma
yang resisten terhadap pengobatan topikal, dengan kekurangan
meninggalkan luka parut.
b. Bedah Beku (N2, N2O cair)
Bedah beku merupakan metode pengobatan umum
dermatologist, berbahan dasar nitrogen atau karbondioksida
cair, es beku kering penghancur kulit, penghancur kulit untuk
edema lokal, bertujuan untuk mencapai tujuan pengobatan.
Virus kondiloma akuminata menyebabkan terjadinya
hiperplasia prostatik jinak pada kulit dan membran mukosa. Ini
memiliki pembuluh darah lecil dalam jumlah banyak,
berproliferasi secara cepat. Metode dapat menggunakan es
beku untuk kondiloma akuminata, membentuk edema lokal
derajat tinggi. Keuntungan yang paling bagus dari bedah beku
ini ialah hanya bersifat lokal tanpa meninggalkan bekas,
tingkat keberhasilan pengobatan kira-kira 70%. Tersedia dalam
metode semprot atau kontak langsung, mampu diaplikasikan
pada bentuk kecil. Dapat digunakan dalam 1 minggu sebanyak
2-3 kali. Bedah beku ini banyak menolong untuk pengobatan
kondiloma akuminata pada wanita hamil dengan lesi yang
banyak dan basah.
c. Bedah Skalpel
Pengobatan bedah pada kondiloma akuminata pada dasarnya
bukan merupakan pembedahan yang dianjurkan, karena
pengobatan dengan pembedahan, kondiloma akuminata sangat
mudah kambuh kembali, sehingga pengobatan menjadi gagal.
Namun bentuk yang lebih besar dapat dipertimbangkan untuk
dibedah. Beberapa pasien memiliki kondiloma yang tumbuh
begitu cepat, dan pengobatan lainnya sangat sulit, hal ini dapat
dipertimbangkan untuk dilakukan pembedahan. Dengan tujuan
untuk mencegah kekambuhan, dapat dilakukan pengobatan
lainnya.
3. Laser Karbondioksida
Umum digunakan pada pengobatan kulit dan penyakit menular
seksual. Merupakan pengobatan yang tergolong cepat dan kondiloma
dapat hilang. Pengobatan dengan laser hanya dapat diaplikasikan pada
kondiloma ukuran kecil dimana jika digunakan pada kondiloma
dengan ukuran besar mudah untuk kambuh.
4. Interferon
Meskipun interferon telah menunjukkan hasil yang menjanjikan bagi
verucciformis dan infeksi HPV anogenital, keefektifan bahan ini
dalam perawatan terhadap kutil kelamin masih dipertanyakan. Terapi
parentral dan intra lesional terhadap kutil kelamin dengan persiapan
interferon alami dan rekombinasi telah menghasilkan tingkat respon
yang berkisar antara 70 – 80 % pada laporan –laporan awal. Telah
ditunjukkan pula bahwa kombinasi IFN dengan prosedur pembedahan
ablatif lainnya menghasilkan tingkat kekambuhan( relapse rate ) dan
lebih rendah. Efek samping dari perlakuan interferon sistemik
meliputi penyakit seperti flu dan neutropenia transien. Dapat diberikan
dalam bentuk suntikan (im atau intralesi) dan topikal (krim).
Interferon alfa diberikan dengan dosis 4-6 mU.i.m. 3 kali seminggu
selama 6 minggu atau dengan dosis
5. Imunoterapi
Pada penderita dengan lesi yang luas dan resisten terhadap pengobatan
dapat diberikan pengobatan bersama imunostimulator.
6. Diet4
Tidak ada restriksi, namun sebaiknya mengkonsumsi nutrisi yang
seimbang pada program dietari untuk memastikan pasien
mendapatkan sistem imun yang optimal.
Dietari Program
1. vitamin B-kompleks, penting untuk multiplikasi sel
2. vitamin C, antiviral
3. L-Cystein, suplai sulfur, sebagai preventasi dan perawatan kutil
4. Vitamin A, menormalkan kulit dan epitel membrane
5. vitamin E, meningkatkan aliran darah dan membantu perbaikan
jaringan
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. K
Umur : 38 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Perumahan Graha Permata, Genuk
Agama : Islam
No. CM :-
Tanggal Pemeriksaan : 21 November 2018
B. DATA DASAR
I. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan di Skin Center RSI Sultan Agung Semarang secara
autoanamnesis pada tanggal 21 November 2018 pukul 11.15 WIB.
Keluhan Utama :
Keluhan subjektif : Nyeri
Keluhan objektif : Terdapat tonjolan pada kemaluan
Riwayat Penyakit Sekarang:
Lokasi : Kemaluan
tonjolan pada kemaluan sejak 3 minggu yang lalu dan merasakan seperti
hubungan seksual dengan Pria lain. Dua minggu yang lalu melakukan
nyeri.
Pasien tidak pernah mengalami hal yang Riwayat penyakit kulit lain juga
disangkal.
Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Frekuensi nadi : 86 x/menit
Frekuensi napas : 26 x/ menit
Temperatur : 36,5 o C
Status Generalis
a. Kepala : Normocephale
b. Mata : Tidak dilakukan pemeriksaan
c. Hidung : Tidak dilakukan pemeriksaan
d. Telinga : Tidak dilakukan pemeriksaan
e. Mulut : Tidak dilakukan pemeriksaan
f. Tenggorok : Tidak dilakukan pemeriksaan
g. Thorax : Tidak dilakukan pemeriksaan
h. Leher : Tidak dilakukan pemeriksaan
i. Ekstremitas : Tidak dilakukan pemeriksaan
Status Dermatologi
Lokasi 1 : Kemaluan (Bibir Vagina Dalam)
UKK : terdapat lesi papul soliter, warna seperti kulit sekitarnya,
bentuk seperti kubah
Nama : Ny. K
Umur : 38 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Keluhan Subjektif : Nyeri
Keluhan Objektif : Terdapat tonjolan di kemaluan
TATALAKSANA
Bedah listrik (elektrokauterisasi)
1. http://www.webmd.com/sexual-conditions/hpv-genital-warts/hpv-virus-
information-about-human-papillomavirus
2. Atlas Penyakit Kulit & Kelamin. Bag/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin FK UNAIR/RSU Dr. SOETOMO SURABAYA. 2007 : 224
3. Handoko, RP. Penyakit Virus. Dalam : Djuanda Prof. Dr. dr. Adhi, Utama
Hendra dr, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, 2007 : 113-14
4. http://medicastore.com/penyakit/245/Kutil_Genitalis_Kondiloma_Akumin
ata.html
5. Siregar, R.S. Prof. Dr, Sp. KK (K). 2004. Atlas Berwarna Saripati
Penyakit Kulit. Ed. 2. EGC : Jakarta