Anda di halaman 1dari 3

RS.ST.

MADYANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI


SALURAN KEMIH

NO. DOKUMEN
REVISI HALAMAN
00 1/3
Jl. Andi Kambo No. 87
Kota Palopo
Ditetapkan
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. H.A.Thamrin Jufri, M. Kes


AP (Ventilator associated Pneumonia) adalah pasien yang setelah
pemakaian ventilator mekanik > 48 jam menunjukkan tanda dan gejala
Pengertian
infeksi saluran napas bawah yang mengenai parenkim paru dan
sebelumnya tidak ditemukan tanda – tanda infeksi saluran napas.
1. Untuk menurunkan angka infeksi peneumonia pada pasien yang
terpasang ventilator dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
Tujuan dengan menekan angka infeksi serendah mungkin
2. Menghentikan penyebaran infeksi

1. SK Menkes No. 270/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Manajerial


PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya.
2. SK Menkes No. 382/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman
Pelaksanaan PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya.
3. SK Menkes No. 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
Kebijakan
4. SK Menkes 1165.A/Menkes/SK/X/2004 tentang KARS.
5. SE Dirjen Bina Yanmed No.HK.03.01/III/3744/08 tentang
Pembentukan Komite PPIRS dan Tim PPIRS.
6. Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
7. Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

1. Pencegahan kontaminasi silang


a. Seluruh petugas kesehatan (dokter, perawat ) melakukan
kebersihan tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien,
pada saat pemasangan Endotracheal Tube ( ETT), Nasogastrik
Prosedur
Tube (NGT), suctioning bronchoscopy.
b. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, sarung
tangan dan goegle alat pelindung mata (jika diperlukan).
c. Gunakan air yang steril untuk humifikasi.
RS.ST. MADYANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
SALURAN KEMIH

NO. DOKUMEN
REVISI HALAMAN
00 2/3
Jl. Andi Kambo No. 87
Kota Palopo
2. Pengisapan secret saluran napas
a. Pengisapan secret pernapasan dilakukan hanya bila diperlukan,
karena pengisapan yang terus menerus akan meningktakan risiko
kontaminasi silang dan trauma.
b. Pengisapan secret saluran napas tidak boleh dilakukan dengan
tangan langsung melainkan menggunakan sarung tangan steril.
c. Setiap kali mengisap secret saluran napas, gunakan kateter yang
steril atau kalau pemakaian hanya dalam waktu singkat maka
kateter dapat dipakai ulang setelah dibilas serta dibersihkan.
d. Bila terdapat secret yang kental dan kateter pengisap memerlukan
bilasan, maka untuk membilas gunakan cairan steril.
3. Pencegahan gastric refluks :
a. Berikan posisi semi recumbent 30 – 45˚C.
b. Enteral feeding.

4. Airway manajemen
a. Lepaskan ETT pasien sesegara mungkin.
b. Hindari Re – intubasi.
c. Jika memungkinkan gunakan non invasive positif pressure
ventilation secara kontinius melalui face / nose mask sebagai
pengganti intubasi.
d. Lakukan suction bila diperlukan dan mempertahankan tehnik
aseptik.
e. Gunakan cairan steril untuk membersihkan kateter suction jika
dimasukkan kembali ke ETT tube.
f. Lakukan oral hygiene dengan chlorhexidine 2% tiap 4 jam.
5. Maintenance peralatan
a. Ganti segera sirkuit ventilator bila kotor.
b. Bersihkan dan desinfeksi semua peralatan dan alat ventilasi
mekanik secara tepat
RS.ST. MADYANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
SALURAN KEMIH

NO. DOKUMEN
REVISI HALAMAN
08.03.15
00 3/3
Jl. Andi Kambo No. 87
Kota Palopo
6. Pemberian obat – obatan
a. Hindari penggunaan antimikroba yang tidak perlu.
b. Gunakan antimikroba yang sesuai pada pasien berisiko tinggi.
c. Batasi pemberian profilaksis tukak lambung pada pasien
berisiko tinggi.
d. Gunakan antimikroba untuk dekontaminasi saluran cerna
secara selektif.
e. Lakukan oral hygiene dengan menggunakan clorhexydine 2%.

Unit Terkait Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai