Anda di halaman 1dari 92

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perilaku seks merupakan salah satu kebutuhan pokok yang senantiasa

mewarnai pola kehidupan manusia dalam masyarakat. Perilaku seks

sangat dipengaruhi oleh nilai dan norma budaya yang berlaku dalam

masyarakat, Setiap golongan masyarakat memiliki persepsi dan batas

kepentingan tersendiri terhadap perilaku seks.1

Perilaku seks yang bebas, tanpa menggunakan pelindung dapat

menimbulkan beberapa Penyakit Menular Seksual (PMS) salah satunya

Gonorrhea. Gonorrhea adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh

Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim,

rektum dan tenggorokan atau bagian putih mata (konjungtiva) dan bagian tubuh

yang lain.2

WHO (World Health Organiz ation) memperkirakan bahwa tidak kurang

dari 25 juta kasus baru ditemukan setiap tahun di seluruh dunia. Di Amerika

Serikat diperkirakan dijumpai 600.000 kasus baru setiap tahunnya. Hal ini

disebabkan banyak faktor penunjang yang dapat mempermudah dalam hal

penyebarannya menyangkut kemajuan sarana transportasi, pengaruh geografi,

pengaruh lingkungan, kurangnya fasilitas pengobatan, kesalahan diagnosis,

perubahan pola hidup, dan tak kalah penting ialah penyalahgunaan obat juga

kebutuhan ekonomi. Kesemuanya ini dapat terjadi terutama karena latar belakang

kurangnya pengetahuan mengenai seluk beluk dari infeksi menular seksual.

1
2

Infeksi gonore dapat menyebabkan organ setiap kontak seksual, pharyngeal dan

anal dan Vagina.3

WHO memperkirakan setiap tahun terdapat 350 juta penderita baru PMS

(penyakit menular seksual) di negara berkembang seperti di Afrika, Asia, Asia

Tenggara, dan Amerika Latin. Di negara industri prevalensinya sudah dapat

diturunkan, namun di negara berkembang prevalensi gonore menempati tempat

teratas dari semua jenis PMS. Dalam kaitannya dengan infeksi HIV/AIDS, United

States Bureau of Census pada 1995 mengemukakan bahwa di daerah yang tinggi

prevalensi PMS-nya, ternyata tinggi pula prevalensi HIV/AIDS dan banyak

ditemukan perilaku seksual berisiko tinggi. Kelompok seksual berperilaku

berisiko tinggi antara lain commercial sex workers (CSWs).3

Diperkirakan terdapat lebih dari 150 juta kasus gonore di dunia setiap

tahunnya di indonesia, dari data yang diambil dari beberapa rumah sakit

memberikan hasil bervariasi, di RSU mataram dilaporkan kasus gonore yang

sangat tinggi yaitu sebesar 52,87% dari seluruh penderita IMS. Di RS Dr.

Pirngadi Medan terdapat 16% penyakit Gonorhea dari sebanyak 326 penderita

IMS, sedangkan di Klinik IMS rumah sakit dr. Soetomo terdapat 3055 kasus

uretritis atau 25,22% dari total penderita IMS dan 1853 atau 60,65% diantaranya

menderita uretritis gonorea, di rumah sakit Karyadi Semarang gonorea menempati

urutan ke 3 atau sebesar 17,56% diseluruh penderita IMS tahun 1990-1994.4

Menurut penelitian yang dilakukan putri kartika menunjukkan bahwa PSK

yang terinfeksi gonore ada 9 orang (13,23%) dari 68 orang responden yang

kebanyakan berusia 20-40 tahun sebesar 25,62%, berpendidikan SD/sederajat


3

sebesar 11,76%. berstatus tidak berkeluarga sebesar 14,29%, alasan menjadi PSK

karena masalah ekonomi sebesar 13,79%, lama menjadi PSK ≤ 1 tahun sebesar

15%, PSK yang berasal dari Jawa Timur sebesar 17,78%.2

Gejala-gejala gonorea sering asimptomatik, jika timbul gejala yang tidak

biasanya berupa nyeri tenggorokan, anal, vagina, secret, pada pharyngeal

gonorrheae biasanya berupa nyeri tenggorokan, anal gonorrheae dapat dirasakan

lebih nyeri disertai sekret yang bernanah. Angka tertinggi pada wanita dari semua

ras adalah kelompok usia 15 sampai 19 tahun.2

Menurut data dari Komisi Nasional Anak terdapat sekitar 300.000 Pekerja

Seks komersial (PSK) wanita di seluruh indonesia, sekitar 70.000 diantaranya

adalah anak dibawah usia 18 tahun. Jumlah PSK wanita yang banyak selain

menimbulkan masalah sosial juga menimbulkan banyak masalah kesehatan.

Masalah kesehatan yang utama terjadi pada PSK adalah penyakit menular seksual

(PMS), yaitu penyakit yang penularannya terutama melalui hubungan seksual.

PSK wanita dapat menjadi sumber penularan kepada masyarakat melalui laki-laki

konsumennya. PMS yang umum terjadi di masyarakat adalah Gonorrhea (16-

57,7% dari kasus PMS), kemudian Non Gonococal uretritis (24-54%), Candidiasis

(23%), ricomoniasis, Syphilis, Condiloma, Genital Herpes.2

Hubungan antara jumlah partner seksual PSK dengan kejadian Gonore,

berdasarkan teori jumlah patner juga memegang peranan yang penting dalam

epidemiologi gonore/IMS, sebagai akibat sifat atau jenis kontak seksual, jumlah

partner yang terlibat dan kemungkinan tempat masuknya mikroorganisme. Makin


4

banyak jumlah partner, makin besar kemungkinan salah satu di antaranya

menularkan gonore kepada PSK, sebaliknya jika PSK telah terinfeksi gonore.5

Beberapa tahun terakhir ini di indonesia tampak kecendrungan

meningkatnya prevalensi Penyakit Menular Seksualitas (PMS), misalnya

prepavalensi Gonorhea meningkat sampai 10 % pada beberapa kelompok seperti

Pekerja Seks Komersial (PSK).4

Penularan gonorhea melalui hubungan seksualitas merupakan penyebaran

utama penyakit ini. Penyebaran gonorhea sukar dihentikan karna banyak strain

kuman gonrhea telah kebal terhadap banyak antibiotoika yang digunakan

sebelumnya. Karier gonorhea yang meningkat jumlahnya menyebabkan

pemberantasan dan pencegahan penyakit kelamin ini sukar dilakukan.5

Sedangkan wanita memiliki resiko 60-80% mendapatkan infeksi dari satu

tindakan hubungan seksual dengan seorang pria terinfeksi gonorrhea. Dengan

melakukan hubungan seksual tersebut akan banyak sekali orang yang terkena

penyakit gonorhea yang sangat mengganggu terhadap kesehatan tubuh. Oleh

sebab itu kita harus menghindari penyebab gonorrhea ini.1

Upaya pencegahan dan pemberantasan PMS (Penyakit Menular Seksual)

yang dilaksanakan belum memberikan hasil yang memuaskan dikarenakan tidak

ada perlindungan ketika melakukan hubungan seksual dengan menggunakan

kondom atau melakukan penyuntikan sebelum melakukan hubungan seksual. Hal

ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan Pekerja Seks Komersial (PSK)

terhadap upaya pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti timbulnya

resistensi terhadap obat, pengaruh atau faktor lingkungan yang makin


5

memberikan kemudahan terjadinya penularan atau penyebaran PMS (Penyakit

Menular Seksual). Dan adapun upaya pencegahan tidak melakukan hubungan

seksual baik vaginal, anal dan oral dengan orang yang terinfeksi adalah satu-

satunya cara yang 100% efektif untuk pencegahan. Kondom dapat mengurangi

tetapi tidak dapat menghilangkan sama sekali resiko penularan penyakit

gonorrhea. 22

Data ini didapat dari Dinas Kota Medan Tahun 2011 sebanyak 171

wanita pekerja seks, Tahun 2012 – 2013 dengan jumlah wanita pekerja seksualitas

210 , dalam usia 25 s/d 35 Tahun, dengan ini saya tertarik untuk membuat

penelitian diwilayah Medan Tuntungan dengan jumlah presentasi populasi 210

pekerja seks komersial, dan menjadi 10 sampel pekerja seks komersial yang

mengalami penyakit gonorhea.7

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Medan Tuntungan, peneliti tertarik

dengan pengambilan judul, karena didaerah ini masih ada pekerja seksual

komersial tidak mengetahui pentingnya perlindungan saat berhubungan

seksualitas, dikaren akan masih ada pekerja seks komersial terkena penyakit

infeksi menular seksualitas gonorhea.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, pekerja seks komersial merupakan kelompok

masyarakat beresiko tinggi terhadap penyakit Gonorhea, penyakit ini sangat

berhubungan dengan perilaku PSK. maka rumusan masalahnya bagaiman perilaku

pekerja seks komersial terhadap penyakit menular seksualalitas Gonorhea ?


6

1.3 Tujuan Penelitian

1) Menganalisa perilaku pekerja oukup terhadap penyakit menular seksual

gonorrhea yang berkaitan dengan kebutuhan seks di pemandian Oukup

Desa Selayang Kecamatan Medan Tuntungan.

2) Menganalisa perilaku pekerja oukup pada penularan penyakit menular

seksual gonorrhea yang berkaitan dengan faktor lingkungan di

pemandian Oukup Desa Selayang Kecamatan Medan Tuntungan.

3) Menganalisa perilaku pekerja oukup pada penyakit menular seksual

gonorrhea yang berkaitan dengan faktor ekonomi di pemandian Oukup

Desa Selayang Kecamatan Medan Tuntungan.

1.4 Manfaat Penelitian

1) Sebagai ilmu pengetahuan para pekerja oukup komersial terhadap

penyakit menular seksualitas gonorhea.

2) Sebagai bahan pembaca peneliti selanjutnya untuk mengetahui

perilaku pekerja oukup komersial terhadap penyakit menular

seksualitas gonorhea.

3) Dengan mengetahui perilaku pekerja oukup komersial terhadap

penyakit gonorhea diharapkan dapat dijadikan acuan untuk

perbaikan perilaku pekerja oukup komersial agar memakai alat

pelindung khususnya dalam program Human health Organitazion

sehingga terhindar dari penyakit menular seks di daerah selayang

tempat pemandian oukup.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pekerja Seks Komersial

Pekerja seks komersial sering juga disebut dengan wanita tuna susila

(WTS), pelacur bahkan dalam masyarakat umum sering disebut dengan sebutan

“lonte”. Menurut Soedjono kata pelacuran yang identik dengan kata asing

prostitusi berasal dari Bahasa Latin prostituo yang artinya sebagai perilaku terang-

terangan menyerahkan diri pada perzinaan. Pelacuran adalah pemberian akses

seksual pada basis yang tidak diskriminatif untuk memperoleh imbalan baik

berupa barang atau uang, tergantung pada kompleksitas sistem ekonomi lokal.

Secara keseluruhan dapat dikatakan terdapat tiga elemen utama dari pelacuran

antara lain: ekonomi, seksual dan psikologis (struktur psiko-individual,

emosional).8

Definisi lain menempatkan pelacuran di bawah isu pekerjaan, kelangkaan

akan pelayanan dan ketrampilan seksual. Menurut Bonger dalam Mudjijono

prostitusi adalah gejala sosial ketika wanita menyediakan dirinya untuk perbuatan

seksual sebagai mata pencahariannya. Commenge dalam Soedjono prostitusi

adalah suatu perbuatan di mana seorang wanita memperdagangkan atau menjual

tubuhnya, untuk memperoleh pembayaran dari laki-laki yang datang

membayarnya dan wanita tersebut tidak ada mata pencaharian nafkah lain dalam

hidupnya kecuali yang diperoleh dengan melakukan hubungan sebentar-sebentar

dengan banyak orang cara etimologis berasal dari kata prostitutio yang berarti

halmenempatkan, dihadapkan, hal menawarkan. Adapula arti lainnya menjual,

7
8

menjajakan, namun secara umum diartikan sebagai penyerahan diri kepada

banyak macam orang dengan memperoleh balas jasa untuk pemuasan seksual

orang itu.3,9

Beberapa pengertian lainnya dari prostitusi.9

1) Paulus Moedikdo Moeljono, pelacuran adalah penyerahan badan wanita

dengan menerima bayaran kepada orang banyak guna pemuasan nafsu seksuil

orang itu,

2) Budisoesetyo, pelacuran adalah pekerjaan yang bersifat menyerahkan diri

kepada umum untuk perbuatan kelamin dengan mendapat upah,

3) Warouw, prostitusi adalah mempergunakan badan sendiri sebagai alat pemuas

seksual untuk orang lain dengan mencapai keuntungan.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapatlah ditarik esensi dari

perbuatan melacur sebagai berikut:

1) Unsur ekonomis yang berupa pembayaran sebagai tegen prestasi,

2) Unsur umum yang berupa patner yang tidak bersifat selektif, dengan kata lain

siapa saja diterima asal diberi uang,

3) Unsur kontiniu yang dilakukan beberapa kali.

Pelacuran dapat diartikan sebagai penyerahan badan wanita dengan

pembayaran, kepada laki-laki guna pemuasan nafsu seksual orang-orang itu.

Adapun bentuk dan polanya bermacam-macam, ada yang langsung di rumah-

rumah (rumah bordil), biasanya pelacur yang di rumah bordil ini dipelihara oleh

germo, dan oleh sigermo diatur dan harus menurut kehendak sigermo.10
9

Penyakit menular seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui

hubungan seks. Penyakit menular seksual akan lebih beresiko bila melakukan

hubungan seksualitas dengan berganti–ganti pasangan baik melalui vagina, oral

maupun anal. PMS dapat menyebabkan infeksi alat reproduksi yang harus

dianggap serius. Bila tidak diobati secara tepat, infeksi dapat menjalar dan

menyebabkan penderitaan, sakit berkepanjangan, kemandulan dan bahkan

kematian. Wanita lebih beresiko untuk terkena PMS lebih besar daripada laki-laki

sebab mempunyai alat reproduksi yang lebih rentan. Dan seringkali berakibat

lebih parah karena gejala awal tidak segera dikenali, sedangkan penyakit melanjut

ke tahap lebih parah. Oleh karena letak bentuk kelaminnya yang agak menonjol,

gejala PMS pada laki-laki lebih mudah dikenali, dilihat, dan dirasakan. Sedangkan

pada perempuan sebagian besar gejala yang timbul hampir tidak dapat

dirasakan.10

Gejala-gejala yang umum PMS pada laki- laki adalah :

1) Bintik-bintik berisi cairan, borok, atau lecet pada daerah sekitar kelamin.

2) Luka tidak sakit, keras dan berwarna merah pada sekitar daerah kelamin.

3) Adanya kutil tumbuh seperti jengger ayam

4) Rasa gatal yang sangat hebat di sekitar kelamin.

5) Sakit luar biasa saat kencing.

6) Kencing nanah/darah dengan bauk busuk.

7) Bengkak panas nyeri pada pangkal paha yang akhirnya menjadi borok.

8) Kehilangan berat badan secara drastis, diare berkepanjangan, dan berkeringat

saat malam.
10

Sedangkan pada perempuan meliputi :11

1) Rasa sakit atau nyeri saat kencing atau saat berhubungan seksual.

2) Rasa nyeri pada perut bagian bawah.

3) Keluarnya lendir pada vagina.

4) Keputihan berwarna putih susu, bergumpal, dan disertai rasa gatal pada

kelamin.

5) Bercak- bercak darah setelah berhubungan seks

Penyakit menular seksual (PMS) dimaksudkan sebagai penyakit yang

ditularkan secara langsung dari seseorang ke orang lain melalui kontak seks.

melalui ciuman atau kontak lansung dengan berhubungan intim.11

Masalah-masalah yang timbul dari PSK

1) Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti Gonorrhoe, HIV/AIDS, siphilis,

Klamidia

2) Timbul kehamilan yang pada umumnya tidak diinginkan

3) Timbul Kekerasan

4) Mengganggu ketenangan lingkungan tempat tinggal

Faktor-faktor yang menyebabkan PSK dianggap sebagai pekerjaan yang

tidak bermoral :

1) Pekerjaan ini identik dengan perzinahan yang merupakan suatu kegiatan seks

yang dianggap tidak bermoral oleh banyak agama

2) Perilaku seksual oleh masyarakat dianggap sebagai kegiatan yang berkaitan

dengan tugas reproduksi yang tidak seharusnya digunakan secara bebas demi

untuk memperoleh uang.


11

3) Pelacuran dianggap sebagai ancaman terhadap kehidupan keluarga yang

dibentuk melalui perkawinan dan melecehkan nilai sakral perkawinan.

4) Kaum wanita membenci pelacuran karena dianggap sebagai pecuri cinta dari

laki-laki (suami) mereka sekaligus pencuri hartanya

Penanggulangan prostitusi

1) Preventif

(1) Penyempurnaan UU larangan/pengaturan penyelenggaraan pelacuran

(2) Intensifikasi pendidikan keagamaan

(3) Kesibukan untuk penyaluran energi yang positif

(4) Memperluas lapangan kerja

(5) Pendidikan seks

(6) Koordinasi berbagai instansi untuk pencegahan/penyebaran pelacuran

(7) Penyitaan buku, film dan gambar porno

(8) Meningkatkan kesejahteraan rakyat

2) Represif dan kuratif (menekan, menghapuskan dan menyembuhkan wanita

dari ketunasusilaannya)

(1) Melakukan pengawasan dan kontrol yang sangat ketat terhadap lokalisasi

yang sering ditafsirkan sebagai legalisasi

(2) Aktivitas rehabilitasi dan resosialisasi

(3) Penyempurnaan tempat penampungan dan pembinaan

(4) Pemberian pengobatan

(5) Membuka lapangan kerja baru

(6) Pendekatan keluarga


12

(7) Mencarikan pasangan hidup

(8) Pemerataan penduduk dan perluasan lapangan kerja

2.1.1 Peran sebagai petugas kesehatan

Memberikan pelayanan secara sopan seperti melayani pasien-pasien yang

lain :

1) Belajar membuat diagnosa dan mengobati PMS

2) Mengenal berbagai jenis obat yang masih efektif, terbaru, murah dan cobalah

menjaga kelangsungan pengadaan obat

3) Cari pengadaan kondom yang cukup dan rutin bagi masyarakat.

4) Memastikan ketersediaan pelayanan kesehatan termasuk KB, perawatan PMS

dan obat yang terjangkau serta penanggulangan obat terlarang.20

2.1.2 Pria Pengunjung Tempat Pelacuran

Tak ada data berapa banyak kaum pria yang sering mengunjungi lokasi

pelacuran atau yang berhubungan seks dengan pelacur. Pada abad 19 di Amerika

Serikat, banyak pria yang belum maupun yang sudah menikah secara teratur

mengujungi rumah pelacuran, dan sering sekali, bahkan sudah dianggap normal

jika pengalaman pertama bagi seorang pemuda adalah dengan seorang pelacur.

Survei dari pada remaja sekarang ini menunjukkan bahwa hanya sebagaian kecil

saja pria muda yang memulai pengalaman seksnya dengan pelacur. Pasangan –

pasangan masa kini, setidaknya di negara itu sudah tidak terlalu menuntut lagi

keperawanan seorang calon mempelai wanitanya, sehingga pemuda sekarang

lebih ingin melakukannya dengan pacarnya daripada dengan seorang pelacur.


13

Ketakutan akan penyakit kelamin menular juga berperan dalam mengurangnya

kunjungan pada pelacur ini.11

Bahaya gonore pada perempuan bila tidak diobati, Kelamin perempuan

lebih terbuka dibandingkan laki-laki sekaligus berpeluang & dapat menjadi lahan

subur bagi penyakit dan virus,jika wanita terinfeksi bakteri gonokokal dan

kurangnya perawatan yang efektif,akan berkembang menjadi uretritis, vaginitis,

proktitis, vulvitis, infeksi panggul & servisitis. Pada ibu hamil jika terinfeksi

penyakit gonore ini,akan berdampak sangat parah bagi janin. Ibu hamil yang

menderita servisitis gonokokal jika tidak diobati dapat terjadi pecah ketuban dini,

infeksi intra-amniotik, postpartum sepsis dan berbagai macam penyakit. Bahaya

gonore pada pria dan wanita bila tidak diobati segera, Pasien gonore memiliki

disuria ringan, uretra terasa terbakar ketika berkemih atau hanya kesemutan

ringan, sering terlihat terminal hematuria. Urin umumnya transparan,namun

karena terinfeksi maka terdapat garis-garis gonococcus mengambang di

dalamnya,uretra kemerahan, panas terbakar & streaming nanah lengket.19

Jika infeksi retrograde gonore, prostat pria, vesikula seminalis, epididimis

dan sperma yang abnormal, maka akan mengalami gejala infertilitas. Kaum

wanita jika terinfeksi radang leher rahim (cervicitis), endometrium & radang tuba

falopi, maka bisa menyebabkan salpingitis, penyumbatan tuba sehingga gejala

infertilitas. Gonore (kencing nanah) adalah sejenis penyakit yang sudah ada sejak

dahulu kala yang berkembang sampai sekarang, karena kemajuan teknologi

kedokteran, sehingga kesehatanpun meningkat, jadi umat manusia memiliki

kemampuan untuk mengatasi penyakit ini sepenuhnya, untuk itu ketika seorang
14

pasien sadar terkena gejala gonore ini maka ia yakin & percaya bahwa gonore

atau kencing nanah ini dapat diobati dengan tuntas & menyeluruh, dalam pada itu,

tidak boleh menganggap enteng dan berpendapat jika mendapat suntik beberapa

kali dan di infus beberapa kali saja sudah akan sembuh total.19

2.1.3 Ancaman PMS pada Remaja

Karena sifatnya yang lethal (mematikan) AIDS telah menjadi pusat berita

selama kurang lebih satu dekade ini. Akan tetapi sesungguhnya PMS (singkatan

dari penyakit menular seksual) lainnya memberi ancaman yang lebih luas

walaupun tidak membawa ancaman maut seperti AIDS. Penyakit menular seksual

(PMS) adalah jenis penyakit menular yang paling umum di Amerika Serikat.

Hampir separo dari orang Amerika yang ditulari PMS berusia di bawah 25 tahun.

Banyak diantara remaja yang saat ini tengah menderita PMS tanpa menyadarinya.

Yang lainnya mungkin terganggu oleh gejala-gejalanya, namun tidak mencurigai

ke arah PMS.12

Beberapa jenis PMS akan merusak organ reproduksi dalam jika dibiarkan

tidak diobati sekalipun tanpa menimbulkan gejala seperti nyeri, gatal atau

keluarnya cairan. Walaupun menghadapi bahaya yang ditimbulkan oleh PMS,

banyak orng yang merasa segan dan ragu–ragu membicarakan masalah penyakit

menular seksual ini.13

Maraknya prostitusi di kota medan ini berkorelasi positif atau pada fakta

lain membuktikan yaitu tingginya pengidap penyakit dampak transaksi sexual

virus HIV Aids di kota medan dan sumut. Dalam kurun waktu empat bulan dari

April sampai Juli, ditemukan sebanyak 291 kasus baru penderita Human
15

Immunodefisiency Virus/Acquired Immuno Defesiency Syndrome (HIV/AIDS) di

Kota Medan. Kota Medan menjadi daerah terbanyak memiliki penderita

HIV/AIDS di Sumatera Utara. Dari 1994 hingga 2009, tercatat 1810 penderita

yang tertular melalui hubungan seks bebas dan pemakaian jarum suntik

bergantian. “Jumlah tersebut telah disurvei oleh tim dari Dinas Kesehatan

(Dinkes) Sumut, sedangkan yang tersembunyi diperkirakan mencapai 11.000

orang,” kata kepala seksi Pencegahan Penyakit Menular Langsung Dinkes Sumut,

Sukarni, Dari temuan Dinkes Sumut tersebut, 820 orang pengidap HIV positif dan

990 orang terjangkit AIDS, jumlah ini tersebar di 21 kabupaten/kota dan kota

Medan menduduki rangking teratas menyusul Deli Serdang. Jumlah penderita

HIV/AIDS di kota Medan 1.242 kasus dengan perincian HIV 604 kasus dan AIDS

638 kasus, Deli Serdang 170 kasus (84 HIV dan 86 AIDS).13

Disebutkan, mayoritas usia pengidap HIV/AIDS rentan pada usia 20-40

tahun sebanyak 1005 dengan faktor risiko penularan didominasi hubungan seks

yang beresiko dan pemakaian narkoba dari jenis suntikan. Jumlah ini sesuai data

Dinkes Sumut hingga Agustus 2009 dan dari jumlah tersebut penderita mayoritas

laki-laki sebanyak 1.446 orang, perempuan 346 orang. Secara nasional pelanggan

wanita pekerja seks (WPS) dinilai masih mendominasi golongan risiko terkena

Human Immunodeficiency Virus/Aquired Immuno Deficiency Syndrome

(HIV/AIDS). Diperkirakan jumlahnya 3,14 juta orang di Indonesia.11


16

2.1.4 PMS yang Disebabkan Bakteri

Bakteri adalah jasad renik bersel tunggal yang dapat mengakibatkan

banyak penyakit, seperti radang tenggorokan, selaput otak (meningitis). Bakteri

juga menimbulkan PMS seperti gonore, sifilis, dan chlamidia.15

2.1.5 Pengertian Pekerja Seks Komersial

Pekerja seks komersial adalah seseorang yang menjual jasanya untuk

melakukan hubungan seksual untuk uang. Di Indonesia pelacur (pekerja seks

komersial) sebagai pelaku pelacuran sering disebut sebagai sundal atau sundel. Ini

menunjukkan bahwa prilaku perempuan sundal itu sangat begitu buruk hina dan

menjadi musuh masyarakat, mereka kerap digunduli bila tertangkap aparat

penegak ketertiban, Mereka juga digusur karena dianggap melecehkan kesucian

agama dan mereka juga diseret ke pengadilan karena melanggar hukum. Pekerjaan

melacur atau nyundal sudah dikenal di masyarakat sejak berabad lampau ini

terbukti dengan banyaknya catatan tercecer seputar mereka dari masa kemasa.

Sundal selain meresahkan juga mematikan, karena merekalah yang ditengarai

menyebarkan penyakit AIDS akibat perilaku sex bebas tanpa pengaman bernama

kondom.27

Pelacur adalah profesi yang menjual jasa untuk memuaskan kebutuhan

seksual pelanggan. Biasanya pelayanan ini dalam bentuk menyewakan tubuhnya.

Di kalangan masyarakat Indonesia, pelacuran dipandang negatif, dan mereka yang

menyewakan atau menjual tubuhnya sering dianggap sebagai sampah masyarakat.

Ada pula pihak yang menganggap pelacuran sebagai sesuatu yang buruk, malah

jahat, namun toh dibutuhkan (evil necessity). Pandangan ini didasarkan pada
17

anggapan bahwa kehadiran pelacuran bisa menyalurkan nafsu seksual pihak yang

membutuhkannya (biasanya kaum laki-laki); tanpa penyaluran itu, dikhawatirkan

para pelanggannya justru akan menyerang dan memperkosa kaum perempuan

baik-baik. Salah seorang yang mengemukakan pandangan seperti itu adalah

Augustinus dari Hippo (354-430), seorang bapak gereja. Ia mengatakan bahwa

pelacuran itu ibarat "selokan yang menyalurkan air yang busuk dari kota demi

menjaga kesehatan warga kotanya." Istilah pelacur sering diperhalus dengan

pekerja seks komersial, wanita tuna susila, istilah lain yang juga mengacu kepada

layanan seks komersial.27

2.1.6 Pelacuran Menurut Agama

Pelacuran dalam pandangan Islam adalah haram hukumnya. faktor-faktor

pendukung perilaku seks pada remaja:

Pekerja seks komersial kebanyakan terjadi pada remaja yang diawali

dengan terjadinya pergaulan kearah seks bebas. dimana menurut para ahli, alasan

seorang remaja melakukan seks adalah sebagai berikut :

1) Tekanan yang datang dari teman pergaulannya

Lingkungan pergaulan yang dimasuki oleh seorang remaja dapat juga

berpengaruh untuk menekan temannya yang belum melakukan hubungan seks,

bagi remaja tersebut tekanan dari teman-temannyaitu dirasakan lebih kuat dari

pada yang didapat dari pacarnya sendiri.

2) Adanya tekanan dari pacar

Karena kebutuhan seorang untuk mencintai dan dicintai, seseorang harus

rela melakukan apa saja terhadap pasangannya, tanpa memikirkan resiko yang
18

akan dihadapinya. dalam hal ini yang berperan bukan saja nafsu seksual,

melainkan juga sikap memberontak terhadap orang tuanya. Remaja lebih

membutuhkan suatu hubungan, penerimaan, rasa aman, dan harga diri selayaknya

orang dewasa.

3) Adanya kebutuhan badaniah

Seks menurut para ahli merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan seseorang, jadi wajar jika semua orang tidak terkecuali

remaja, menginginkan hubungan seks ini, sekalipun akibat dari perbuatannya

tersebut tidak sepadan dengan resiko yang akan dihadapinya.

4) Rasa penasaran

Pada usia remaja. keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi

jika teman-temannya mengatakan bahwa terasa nikmat, ditambah lagi adanya

infomasi yang tidak terbatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin

mendorong mereka untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan

sesuai dengan apa yang diharapkan.

5) Pelampiasan diri

Factor ini tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena terlanjur

berbuat, seorang remaja perempuan biasanya berpendapat sudah tidak ada lagi

yang dapat dibanggakan dalam dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan

merasa putus asa dan mencari pelampiasan yang akan menjerumuskannya dalam

pergaulan bebas. Faktor lainnya datang dari lingkungan keluarga. bagi seorang

remaja mungkin aturan yang diterapkan oleh kedua orang tuanya tidak dibuat

berdasarkan kepentingan kedua belah pihak (orang tua dan anak), akibatnya
19

remaja tersebut merasa tertekan sehingga ingin membebaskan diri dengan

menunjukkan sikap sebagai pemberontak, yang salah satunya dalam masalah seks.

Untuk mencegah hal-hal yang tidak di kehendaki, perlu ada perhatian dari

kita bersama dengan cara memberikan informasi yang cukup mengenai

pendidikan seks dan Pendidikan agama, Kalau tidak ada informasi dan pendidikan

agama di khawatirkan remaja cendrung menyalah gunakan hasrat seksualnya

tanpa kendali dan tanpa pencegahan sama sekali. semua menyedihkan, dan

sekaligus berbahaya, hanya karena kurangnya tuntunan seksualitas yang

merupakan bagian dari kemanusiaan kita sendiri. Kalau dikaitkan dengan kondisi

saat ini maka sudah sewajarnyalah kita mendukung RUU APP.

2.1.7 Faktor-faktor Penyebab Adanya PSK (Pekerja Seks Komersial)

1) Kemiskinan

Diantara alasan penting yang melatarbelakangi adalah kemiskinan yang

sering bersifat structural. Struktur kebijakan tidak memihak kepada kaum yang

lemah sehingga yang miskin semakin miskin, sedangkan orang yang kaya

semakin menumpuk harta kekayaannya. Kebutuhan yang semakin banyak pada

seorang perempuan memaksa dia untuk mencari sebuah pekerjaan dengan

penghasilan yang memuaskan namun kadang dari beberapa mereka harus bekerja

sebagai PSK untuk pemenuhan kebutuhan tersebut.

2) Kekerasan seksual

Penelitian menunjukkan banyak faktor penyebab perempuan menjadi PSK

diantaranya kekerasan seksual seperti perkosaan oleh bapak kandung, paman,

guru dan sebagainya.


20

3) Penipuan

Faktor lain yaitu, penipuan dan pemaksaan dengan berkedok agen

penyalur kerja. Kasus penjualan anak perempuan oleh orangtua sendiri pun juga

kerap ditemui.

4) Pornografi

Menurut definisi Undang-undang Anti Pornografi, pornografi adalah

bentuk ekspresi visual berupa gambar, tulisan, foto, film atau yang dipersamakan

dengan film, video, tayangan atau media komunikasi lainnya yang sengaja dibuat

untuk memperlihatkan secara terang-terangan atau tersamar kepada public alat

vital dan bagian-bagian tubuh serta gerakan-gerakan erotis yang menonjolkan

sensualitan dan seksualitas, serta segala bentuk perilaku seksual dan hubungan

seks manusia yang patut diduga menimbulkan rangsangan nafsu birahi pada orang

lain. Persoalan-persoalan psikologis

5) Akibat gaya hidup modern

Seseorang perempuan pastinya ingin tampil dengan keindahan tubuh dan

barang-barang yang dikenalakannya. Namun ada dari beberapa mereka yang

terpojok karena masalah keuangan untuk pemenuhan keinginan tersebut maka

mereka mengambil jalan akhir dengan menjadi PSK untuk pemuasan dirinya.

6) Broken home

Kehidupan keluarga yang kurang baik dapat memaksa seseorang remaja

untuk melakukan hala-hal yang kurang baik di luar rumah dan itu dimanfaatkan

oleh seseorang yang tidak bertanggung jawab dengan mengajaknya bekerja

sebagai PSK.
21

7) Kenangan masa kecil yang buruk

Tindak pelecehan yang semakin meningkat pada seorang perempuan

bahkan adanya pemerkosaan pada anak kecil bisa menjadi faktor dia menjadi

seorang PSK. Dampak yang ditimbulkan bia seseorang bekerja sebagai PSK

(pekerja seks komersial) :

(1) Keluarga dan masyarakat tidak dapat lagi memandang nilainya sebagai

seorang perempuan.

(2) Stabilitas sosial pada dirinya akan terhambat, karena masyarakat hanya akan

selalu mencemooh dirinya.

(3) Memberikan citra buruk bagi keluarga.

(4) Mempermudah penyebaran penyakit menular seksual, seperti gonore,

klamdia,herpes kelamin,sifilis, hepatitis B, dan HIV/AIDS.

Penanganan masalah PSK:

1) Keluarga

(1) Meningkatkan pendidikan anak-anak terutama mengenalkan pendidikan

seks secara dini agar terhindar dari perilaku seks bebas.

(2) Meningkatkan bimbingan agama sebagai tameng agar terhindar dari

perbuatan dosa.

2) Masyarakat

Meningkatkan kepedulian dan melakukan pendekatan terhadap kehidupan

PSK.

3) Pemerintah

(1) Memperbanyak tempat atau panti rehabilitasi.


22

(2) Meregulasi undang-undang khusus tentang PSK.

(3) Meningkatkan keamanan dengan lebih menggiatkan razia lokalisasi PSK

untuk dijaring dan mendapatkan rehabilitasi.

Menurut jumlahnya, prostitusi dibagi dalam :

(1) Individual

(2) Bantuan organisasi dan sindikat

Menurut lokasinya :

(1) Segregasi/lokalisasi

(2) Rumah panggilan ‘call house”

(3) Dibalik front organisasi/bisnis terhormat

Klasifikasi :

(1) Sektor formal (kompleks lokalisasi, panti pijat, club malam, perempuan

pendamping, penyedia perempuan panggilan)

(2) Sektor informal (berorientasi secara tidak tetap)

Penanggulangan prostitusi

1) Preventif

(1) Penyempurnaan UU larangan/pengaturan penyelenggaraan pelacuran

(2) Intensifikasi pendidikan keagamaan

(3) Kesibukan untuk penyaluran energi yang positif

(4) Memperluas lapangan kerja

(5) Pendidikan seks

(6) Koordinasi berbagai instansi untuk pencegahan/penyebaran pelacuran

(7) Penyitaan buku, film dan gambar porno


23

(8) Meningkatkan kesejahteraan rakyat

2) Represif dan kuratif (menekan, menghapuskan dan menyembuhkan wanita

dari ketunasusilaannya)

(1) Melakukan pengawasan dan kontrol yang sangat ketat terhadap lokalisasi

yang sering ditafsirkan sebagai legalisasi

(2) Aktivitas rehabilitasi dan resosialisasi

(3) Penyempurnaan tempat penampungan dan pembinaan

(4) Pemberian pengobatan

(5) Membuka lapangan kerja baru

(6) Pendekatan keluarga

(7) Mencarikan pasangan hidup

(8) Pemerataan penduduk dan perluasan lapangan kerja

Faktor lingkungan variabel-variabel yang termasuk didalam faktor ini

adalah akses dan kontak dengan sumber-sumber informasi, sosial-budaya, nilai

dan norma sebagai pendukung sosial untuk perilaku tertentu. Faktor perilaku:

variabel-variabel yang termasuk didalam faktor ini adalah gaya hidup seksual

(orientasiseksual, pengalaman seksual, jumlah pasangan), peristiwa-peristiwa

kesehatan (PMS, kehamilan, aborsi).28

2.1.8 Penyakit Menular Seksualitas (PMS)

Penyakit menular seksualitas (PMS) adalah jenis penyakit menular yang

paling umum di Amerika Serikat. Hampir separo dari orang Amerika yang

ditularkan PMS berusia di bawah 25 tahun. Banyak diantara remaja yang sangat

ini tengah menderita PMS tanpa menyadarinya. Yang lainnya mungkin terganggu
24

oleh gejala-gejalanya, namun tidak mencurigai ke arah PMS. Beberapa jenis PMS

akan merusak organ reproduksi dalam jika dibiarkan tidak diobati sekalipun tanpa

menimbulkan gejala seperti nyeri, gatal atau keluarnya cairan. Walaupun

menghadapi bahaya yang ditimbulkan oleh PMS, banyak orang yang merasa

segan dan ragu-ragu membicarakannya.11

Seks adalah energi psikis yang ikut mendorong manusia untuk aktif

bertingkah laku. Tidak hanya berbuat di bidang seks saja yaitu melakukan relasi

seksual atau bersanggama, akan tetapi juga melakukan kegiatankegiatan

nonseksual misalnya ikut mendorong ikut berprestasi di bidang ilmu pengetahuan

seni, agama, sosial, budaya, tugas-tugas moril dan lain sebagainya. Sebagai energi

psikis, seks menjadi motivasi atau tenaga dorong untuk berbuat atau bertingkah

laku. Freud menyebut seks sebagai libido sexualis (libido= gasang, dorongan

hidup nafsu erotik).13

2.2 Gonorea (Gonorrhea)

Kencing nanah atau gonore (bahasa Inggris: gonorrhea atau gonorrhoea)

adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae

yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan

bagian putih mata (konjungtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke

bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa

menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam pinggul sehingga

timbul nyeri pinggul dan gangguan reproduksi. Gonorhea merupakan penyakit

infeksi yang menyerang lapisan epitel (lapisan paling atas dari suatu jaringan),

bila tidak diobati, infeksi ini akan menyebar ke jaringan yang lebih dalam.
25

Biasanya membentuk koloni di daerah mukosa, orofaring, dan anogenital.

Gonore atau “rajasinga” adalah penyakit kelamin yang ditularkan melalui

hubungan seksual, disebabkan oleh kuman neisseria gonorrhoeae. Penyakit ini

terbesar luas diseluruh dunia, lebih luas dari pada penyebaran sifilis.12

2.2.1 Neisseria Gonorrhoeae

Kuman gonore berbentuk diplokokus yang pada pewarnaan bersifat gram-

negatif, dengan ukuran garis tengah kuman sekitar 1 mikron, pada biakan di

medium Thayer-Martin pada suhu kamar (suhu 35°-36° C) di dalam inkubator

CO2.15,16

Penyakit menular seksual (PMS) dimaksudkan sebagai penyakit yang

ditularkan secara langsung dari seseorang ke orang lain melalui kontak seks.

Namun penyakit gonorea ini dapat juga ditularkan melalui ciuman atau kontak

badan yang dekat. Kuman pathogen tertentu yang mudah menular dapat

ditularkan melalui makanan, trasfusi darah, alat suntik yang digunakan untuk obat

bius. Penyakit menular seksual disebut juga penyakit veneral merupakan penyakit

yang paling sering ditemukan diseluruh dunia. Pengobatan penyakit ini efektif dan

penyebuhan cepat sekali. Namun, beberapa kuman yang lebih tua telah menjadi

kebal terhadap obat- obatan dan telah menyebar keseluruh dunia dengan adanya

banyak perjalanan yang dilakukan orang-orang melalui trasfortasi udara.

Pengendalian penyakit menular seksual ini adalah dengan meningkatkan

keamanan kontak seks dengan menggunakan upaya pencegahan. Salah satu PMS

ini adalah penyakit gonorea yang disebabkan oleh bakteri nisseria gonorrhea.
26

Yang menginfeksi selaput lendir saluran kencing, leher rahim, dubur, dan

tenggorokan atau selaput lendir.12

Gonorhea adalah PMS yang paling sering ditemukan dan paling mudah

ditegakkan diagnosisnya. Nama awam penyakit kelamin ini adalah “ kencing

nanah”. Masa ingkubasi 3-5 hari, gonorea adalah penyakit menular seksual yang

disebabkan oleh Nisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra,

leher rahim, rektum dan tenggorokan atau bagian putih mata (kongjutiva).

Gonorhea bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya terutama

kulit dan persendian.13

Pada wanita, gonorea bisa naik kesaluran kelamin dan menginfeksi selaput

dalam panggul sehingga timbul nyeri panggul dan gangguan reproduksi. Kuman :

neserria gonorrhea. Perantara : manusia, 1) Tempat kuman keluar : Penis, Vagina,

Anus, Mulut. 2) Cara penularan : kontak seksual langsung. 3) Tempat kuman

masuk : Penis, Vagina, Anus, Mulut. 4). Yang bisa terkena : orang yang

berhubungan seks tidak aman.16

2.2.2 Tanda dan Gejala pada Pria

Pada pria, gejala awal gonore biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari

setelah terinfeksi. Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra dan

beberapa jam kemudian diikuti oleh nyeri ketika berkemih serta keluarnya nanah

dari penis. Sedangkan pada wanita, gejala awal biasanya timbul dalam waktu 7-21

hari setelah terinfeksi. Penderita seringkali tidak merasakan gejala selama

beberapa minggu atau bulan, dan diketahui menderita penyakit tersebut hanya

setelah pasangan hubungan seksualnya tertular. Jika timbul gejala, biasanya


27

bersifat ringan. Tetapi beberapa penderita menunjukkan gejala yang berat, seperti

desakan untuk berkemih, nyeri ketika berkemih, keluarnya cairan dari vagina, dan

demam. Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim, saluran telur, indung telur,

uretra, dan rektum serta menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika

berhubungan seksual.13

Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan seks melalui

anus (anal sex) dapat menderita gonore pada rektumnya. Penderita akan

merasakan tidak nyaman di sekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan.

Daerah di sekitar anus tampak merah dan kasar, serta tinjanya terbungkus oleh

lendir dan nanah. Hubungan seksual melalui mulut (oral sex) dengan seorang

penderita gonore biasanya akan menyebabkan gonore pada tenggorokan

(faringitis gonokokal). Umumnya infeksi tersebut tidak menimbulkan gejala,

namun kadang-kadang menyebabkan nyeri tenggorokan dan gangguan untuk

menelan.13

Jika cairan yang terinfeksi mengenai mata, maka bisa menyebabkan

terjadinya infeksi mata luar (konjungtivitis gonore). Bayi yang baru lahir juga bisa

terinfeksi gonore dari ibunya selama proses persalinan sehingga terjadi

pembengkakan pada kedua kelopak matanya dan dari matanya keluar nanah. Jika

infeksi itu tidak diobati, maka akan menimbulkan kebutaan.13

2.2.3 Komplikasi

Dapat timbul komplikasi berupa bartolitis, yaitu membengkaknya kelenjar

batholin sehingga penderita sukar jalan karna nyeri. Komplikasi dapat keatas

menyebabkan kemandulan, bila kerongga perut menyebabkan radang diperut dan


28

usus. Selain itu baik pada pria dan wanita dapat terjadi infeksi sistemik (seluruh

tubuh) kesendi, jantung, selaput otak, dan lain-lain. Pada ibu hamil, bila tidak

diobati, saat melahirkan mata bayi dapat terinfeksi, bila tidak cepat ditangani

dapat menyebabkan kebutaan.15

Infeksi kadang menyebar melalui aliran darah ke 1 atau beberapa sendi,

dimana sendi dapat menjadi bengkak dan sangat nyeri, sehingga pergerakannya

menjadi terbatas.Infeksi melalui aliran darah juga bisa menyebabkan timbulnya

bintik-bintik merah berisi nanah di kulit, demam, rasa tidak enak badan atau nyeri

di beberapa sendi yang berpindah dari satu sendi ke sendi lainnya (sindroma

artitis-dermatitis). Bisa terjadi infeksi jantung (endokarditis). Infeksi pembungkus

hati (perihepatitis) bisa menyebabkan nyeri yang menyerupai kelainan kandung

empedu. Komplikasi yang terjadi bisa diatasi dan jarang berakibat fatal, tetapi

masa penyembuhan untuk artritis atau endokarditis berlangsung lambat.16

2.2.4 Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopik terhadap

nanah, dimana di temukan bakteri penyebab gonore. Jika pada pemeriksaan

mikroskopik tidak ditemukan bakteri, maka dilakukan pembiakan di laboratorium.

Jika diduga terinfeksi tenggorokan atau rektum, diambil contoh dari daerah ini

dan dibuat biakan.16

Makanan yang dilarang bagi penderita gonore, antara lain :

1) Makanan yang digoreng

2) Caramel

3) Daging babi
29

4) Ketan

5) Udang,

6) Daging angsa

7) Telur

8) Jahe

9) Bawang merah

10) Lada

11) Merica

12) Sawi

13) Labu

14) Bayam

15) Kepiting.

Selain itu, penderita juga harus bisa membiasakan hidup sehat. Ada 2 hal

yang harus dilakukan agar terhindar dari penyakit gonore, yaitu :

1) Menghindari gaya hidup seks bebas

2) Setia pada pasangan

2.2.5 Pencegahan

1) Melakukan seks yang lebih aman

Selalu menggunakan kondom dengan pasangan yang tetap atau

pasangan yang belum memiliki cek kesehatan seksual, serta

menghindari hubungan seksual melalui dubur merupakan cara terbaik

untuk menghindari infeksi gonorrhea.


30

2) Mengkonsumsi antibiotik seperti supertetra, penisilin dan lain-lain,

sebelum atau sesudah berhubungan seks, tidak ada satu obat pun yang

ampuh untuk membunuh semua jenis kuman Infeksi Menular Seksual

(IMS) secara bersamaan (kita tidak tahu jenis Infeksi Menular Seksual

mana yang masuk ketubuh kita), semakin sering meminum obat-

obatan secara sembarangan malah akan semakin menyulitkan

penyembuhan Infeksi Menular Seksual (IMS) karena kumannya

menjadi kebal terhadap obat.

3) Berhubungan seks secara monogami, pastikan pasangan tidak

terinfeksi.

4) Penggunaan kondom dapat mengurangi risiko penularan penyakit.

5) Pastikan toilet yang digunakan higienis, hindari penggunaan toilet

duduk.

6) Segera obati bila ada keluhan seperti diatas.17

2.2.6 Klasifikasi

Neisserieacceae meliuti spesies Neisseria acitobavter dan kingella serta

spesies moxarella lainnya. Neisseria adalah cocci gram negatif yang biasanya

berpasangan. Nesseria gonorrheeae (Gonococci) dan nesseria meningitidis

(Meningococci) adalah patogen pada manusia dan biasanya ditemukan bergabung

atau didalam sel polimorfonuklear. Beberapa nesseria berhabitat disaluran

pernafasan manusia, jarang menimbulkan penyakit dan terjadi extraselular.16


31

2.2.7 Epidemiologi

Gonorea terdapat dimana-mana diseluruh dunia dan merupakan penyakit

kelamin yang terbanyak dewasa ini. Tidak ada imunitas bawaan maupun setelah

menderita penyakit. Juga tidak ada perbedaan mengenai kekebalan antara

berbagai suku bangsa atau jenis kelamin atau umur.16

Pada wanita gejala biasanya mengalami keputihan, dengan demikian

wanita seringkali menjadi carrier dan akan menjadio sumber penularan yang

tersembunyi. pada kasus-kasus yang sistomotis dengan keluhan keputihan harus

dibedakan dengan penyebab keputihan yang lain seperti tricomonalis vaginosis,

candisiasis maupun uretritis non gonorea yang lain.

2.2.8 Faktor Penyebab (Agent) Gonorrhea

Cara berhubungan oro genital, ano genital, dan genito genital

merupakan penyebab terbanyak terjadinya penularan gonorrhea dari mitra seks

yang menderita tanpa menggunakan kondom. Gonokokus menyerang membran

selaput lendir dari saluran genitourinaria, rectum dan tenggorokkan, menghasilkan

nanah akut yang mengarah ke invasi jaringan. Hal ini yang diikuti dengan

inflamasi kronis dan fibrosis. Pada pria, biasanya terjadi peradangan uretra, nanah

berwarna kuning dan kental, disertai rasa sakit seketika kencing. Infeksi uretra

pada pria dapat menjadi penyakit tanpa gejala. Pada wanita infeksi primer terjadi

di endoserviks dan menyebar ke uretra dan vagina, meningkatkan sekresi cairan

mopurulen, ini dapat berkembang ke tuba, menyebabkan salpingitis.22


32

2.2.9 Bakteri

Gonorrhea disebabkan oleh bakteri Nisseria gonorrhea yang tergolong

organisme diplococus gram negatives. Diplococus berbentuk seperti ginjal

diplococcus dengan permukaan agak cekung. Ukuran diameternya kurang dari 1

mikron. Nisseria gonorrhea menyebabkan keluarnya horooele, darah atau serum

dalam medianya sebagai strainnya akan tumbuh lebih baik dalam suasana yang

mengandung 5% CO. 24

2.2.10 Penyebaran

Gonorrhea dapat menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lain

terutama kulit dan persendian, pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran

kelamin dan menginfeksi selaput di dalam panggul sehingga menyebabkan nyeri

pinggul dan gangguan reproduksi.24

2.2.11 Pemeriksaan Kesehatan

Pemeriksaan kesehatan dini adalah sikap yang dilakukan Pekerja Seks

Komersial (PSK) mengantisipasi tertular Penyakit Menular Seksual (PMS)

seseorang. Dimana orang tersebut harus segera memeriksakan kesehatannya

apabila ada keluhan, sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai

kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap objek tadi. Sikap adalah

keadaan kesiapan mental atau saraf yang mempenyai tiga komponen pokok yakni

kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek, kehidupan

emosional terhadap suatu objek dan kecenderungan untuk bertindak ( tend to

behave). Dengan memahami atau mengetahui sikap seseorang, maka dapat


33

diperkirakan respon atau perilaku yang diambil oleh individu yang

bersangkutan.23

Menurut Koeswinarno orang yang terjangkit penyakit kelamin karena

hubungan seks hampir seluruhnya adalah mereka yang sering berganti pasangan.

Agar seseorang bertindak untuk mengobati atau mencegah penyakitnya, ia harus

merasakan bahwa ia sangat rentan terhadap penyakit tersebut. Dalam hal ini

pelaku hubungan seksual bebas dikalangan Pekerja Seks Komersial (PSK),

apabila pada masa lalu ia pernah tertular salah satu jenis Penyakit Menular

Seksual (PMS) akibat kegiatannya, ia juga akan mengambil tindakan pencegahan

seperti mencari pengobatan. Pencegahan penularan sifilis dan gonorrhea melalui

hubungan seks memerlukan pendidikan/penyuluhan yang insentif dan ditunjukan

untuk mengubah prilaku seksual yang aman dan bertanggung jawab sehingga

mengurangi kemungkinan terjadinya penularan.

2.2.12 Pengobatan

1) Medikamentosa

Walaupun semua gonokokus sebelumnya sangat sensitif terhadap

penicilin, banyak ‘strain’ yang sekarang relatif resisten. Tetapi penicilin,

amoxsilin, dan tetrasiklin masih tetap merupakan pengobatan pilihan.24

Pada pengobatan yang perlu diperhatikan adalah efektivitas, harga dan

sedikit mungkin efek reaksinya. Dulu ternyata pilihan utama adalah penisilin +

probenensid, kecuali di daerah tinggi insidens Neisseria gonorrhaea. Secara

epidemiologis pengobatan yang dianjurkan dapat dilakukan antara lain dengan


34

sifrofloksasin 500mg per oral dosis tunggal atau seftiakson 250 mg injeksi intra

muscular dosis tunggal atau kanamisin 2gr injeksi intra muscular dosis tunggal.

Dan spectinomycin berguna untuk penyakit gonokokus yang resisten dan

penderita yang peka terhadap penicilin. Dosis: 2 gr IM untuk Pria dan 4 gr untuk

wanita.25

2) Non-medikamentosa

Memberikan pendidikan kepada klien dengan menjelaskan tentang:

(1) Bahaya penyakit menular seksual

(2) Pentingnya mematuhi pengobatan yang diberikan

(3) Cara penularan PMS dan perlunya pengobatan untuk pasangan seks

tetapnya

(4) Hindari hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai kondom jika

tidak dapat dihindari.

(5) Cara-cara menghindari infeksi PMS di masa yang akan datang.25

2.2.13 Perilaku Kehidupan Pekerja Seks Komersial (PSK)

Perilaku yang mendukung terjadi Penyakit Menular Seksual (PMS)

biasanya dilakukan para pekerja Seks Komersial (PSK) dengan melakukan

hubungan seksual yang tidak sehat dan kurang kesadaran para Pekerja Seks

Komersial (PSK) terhadap pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS)

diantaranya adalah sering berganti-ganti pasangan, berhubungan seksual dengan

pasangan yang tidak dikenal Pekerja Seks Komersial (PSK) , masih terus

berhubungan seksual meskipun menderita Penyakit Menular Seksual, dan


35

pengidap Penyakit Menular Seksual (PMS) tidak memberitahu kepada pasangan

untuk mendapatkan pengobatan Penyakit Menular Seksual.

Penyakit Menular Seksual dapat terjadi pada semua orang, di masyarakat

sangat berpotensi untuk terjadi Penyakit Menular Seksual (PMS) apabila ada

situasi dan perilaku yang mendukung penularan. Situasi yang beresiko tinggi

terjadi penularan Penyakit Menular Seksual (PMS) misalnya kasus praktek

prostitusi. Peningkatan insidens Penyakit Menular Seksual (PMS) tidak terlepas

kaitannya dengan perilaku resiko tinggi18

2.3 Konsep dan Teori Perubahan Perilaku

2.3.1 Teori Perubahan Perilaku

Teori SOR berdasarkan asumsi bahwa perubahan perilaku manusia sangat

tergantung pada kualitas rangsangan dan stimulus. Perubahan perilaku

berhubungan dengan :

1) Stimulus yang diberikan, artinya bila stimulus yang diberikan dapat diterima,

maka stimulus itu efektif itu efektif dalam memengaruhi perubahan perilaku

seseorang. Sebaliknya, stimulus tidak akan efektif bila tidak dapat mengubah

pola perilaku seseorang.

2) Perhatian, artinya jika perhatian pada stimulus lebih banyak, maka tujuan

stimulus telah tercapai kepada orang tersebut.

3) Kdxesediaan berubah, artinya stimulus yang menyenangkan akan tetap

dipertahankan dan stimulus yang tak menyenangkan akan dilupakan atau

dialihkan kepada objek lainnya.


36

4) Adanya dukungan fasilitas serta dorongan lingkungan, seperti pola kehidupan

masyarakat yang positif akan membentuk pola perilaku yang positif juga.

Menurut teori Abraham Maslow Pembentukan perilaku manusia adalah

akibat kebutuhan-kebutuhan dalam diri, seperti kebutuhan fisiologi, rasa aman,

harga diri, sosial, dan aktualisasi diri. Apabila usaha dalam memenuhi kebutuhan

tercapai, maka orang tidak mengalami ketegangan dan mengarah pada

kebahagiaan. Namun sebaliknya pula, saat usaha pemenuhan kebutuhan tidak

tercapai akan membuat dia mengalami frustasi terhadap unsur-unsur

kebutuhannya.16

Frustasi atau kekecewaan yang berkepanjangan di alami akan

memengaruhi perasaan dan perilaku. Orang itu akan merasa tidak bahagia dan

berperilaku agresi, seperti mencuri, merampok atau membunuh. Namun tidak

semua manusia akan frustasi dan mengarahkan perilaku pada tindakan agresi. Hal

ini disebabkan adanya usaha mereduksi sesuai jenis, kepentingan, sifat, dan waktu

kebutuhan tersebut.17

2.3.2 Determinan Perilaku

Perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau

rangsangan dari luar organisme, namun dalam memberikan resspon sangat

bergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang

bersangkutan. Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang,

namun respon tiap-tiap orang berbeda. Faktor – faktor yang membedakan respon

terhadap stimulus yang berbeda atau faktor yang mempengaruhi stimulus disebut

determina perilaku. Determina perilaku ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
37

1) Determina atau faktor internal, yaitu karakteristik orang yang bersangkutan

dan bersifat bawaaan, termasuk didalamnya adalah tingkat kecerdasan, tingkat

karena seseorang menyelesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya.

Lingkungan disini adalah lingkungan fisik, sosial budaya, ekonomi, dan

sebagainya.

2) Perubahan Terencana (Planned Change)

Perubahan perilaku karena sudah direncanakan oleh individu sendiri.

Misalnya, seorang perokok berat berdiagnosa kanker paru stadium dini, maka

ia memutuskan untuk mengurangi merokok bahkan tidak merokok lagi.

3) Kesediaan Untuk Berubah (Readiness to change)

Apabila terjadi suatu inovasi atau program-program pembangunan didalam

masyarakat yang berpengaruh terhadap perubahan perilaku, maka yang sering

terjadi adalah sebagian orang sangat cepat menerima inovasi atau perubahan

perilaku. Hal ini disebabkan setiap orang mempunyai kesediaan untuk berubah

yang berbeda-beda meskipun kondisinya sama.18

2.3.3 Pembinaan Perilaku

Pembinaan disini terutama ditujukan kepada perilaku masyarakat yang

sudah sehat dipertahankan, artinya masyarakat yang sudah mempunyai perilaku

hidup sehat (Health life style) tetap dilanjutkan atau dipertahankan.13

2.3.4 Perilaku kehidupan Pekerja Seks Komersial (PSK)

Perilaku yang mendukung terjadinya Penyakit Menular Seksual (PMS)

biasanya dilakukan para Pekerja Seks Komersial (PSK) dengan melakukan


38

hubungan seksual yang tidak sehat dan kurang kesadaran para Pekrja Seks

Komersial (PSK) terhadap pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS)

diantaranya adalah sering berganti-ganti pasangan, berhubungan seksual dengan

pasangan yang tidak dikenal Pekerja Seks Komersial (PSK), masih terus

berhubungan seksual meskipun menderita Penyakit Menular Seksual (PMS), dan

pengidap Penyakit Menular Seksual (PMS) tidak memberitahu kepada

pasangnnya untuk mendapatkan pengobatan Penyakit Menular Seksual (PMS).

Penyakit Menular Seksual (PMS) dapat terjadi pada semua orang, di

masyarakat sangat berpotensi untuk terjadi Penyakit Menular Seksual (PMS)

apabila ada situasi dan perilaku yang mendukung penularan. Situasi yang beresiko

tinggi terjadi penularan Penyakit Menular Seksual (PMS) misalnya kasus praktek

prostitusi. Peningkatan insidens Penyakit Menular Seksual (PMS) tidak terlepas

kaitannya dengan perilaku resiko tinggi.23

2.3.5 Seks Bebas

Seks bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan diluar ikatan

pernikahan, baik dilakukan atau suka sama suka atau dalam dunia prostitusi.

Perilaku seks bebas sering terjadi pada Pekerja Seks Komersial (PSK) disebabkan

oleh kurangnya perhatian antara sesama pasangan yang disebabkan karena

kesibukan masing-masing sehingga terjerumus pada hubungan seksual diluar

nikah dengan lawan jenis tanpa memikirkan akibat yang akan terjadi.24
39

2.4 Perilaku

Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat

diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar, perilaku

manusia antara satu dengan yang lain tidak sama baik dalam hal kepandaian,

bakat, sikap, minat maupun kepribadian. Perilaku manusia berasal dari dorongan

yang ada dalam diri manusia, sedangkan dorongan merupakan usaha untuk

memenuhi kebutuhan yang ada di dalam diri manusia, perilaku adalah respon

individu terhadap stimulasi, baik yang berasal dari luar maupun dari dalam

dirinya.25

Dari aspek biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas

organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan. Manusia sebagai salah satu

makhluk hidup mempunyai bentangan kegiatan yang sangat luas, sepanjang

kegiatan yang dilakukannnya.25

Perilaku adalah aksi dari individu terhadap reaksi dari hubungan dengan

lingkungannya. Dengan perkataan lain, perilaku baru terjadi bila ada sesuatu yang

diperlukan untuk menimbulkan reaksi. Sesuatu tersebut disebut rangsangan. Jadi

suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi berupa perilaku tertentu.25

2.5 Dasar Teori

Teori Menurut teori Lawrence W Green Behavior Health, menunjukkan

secara lebih rinci beberapa hubungan antara ketiga jenis faktor, bagaimana faktor-

faktor tersebut dapat memengaruhi perilaku melalui berbagai jalur, dan bagaimana

perilaku dapat, pada gilirannya, memengaruhi lingkungan atau genetika. Sebagai

contoh, para pekerja seks melayani pelanggan tanpa menggunakan kondom


40

(panah 1 sampai perilaku); perilaku pekerja seks saat melayani pelanggan tanpa

menggunakan alat pelindung, disebabkan kurangnya pemahaman terinfeksi

Penyakit Menular Seksual (panah 3 dan 4 ke dan dari faktor memperkuat).

Penegakan kuat dari perlindungan diri yang sangat rendah, (panah 2, faktor yang

memungkinkan). Di sisi lain, pemberi alat pelindung atau kondom sudah

diupayakan diberikan (panah 5, norma-norma sosial sebagai faktor penguat pada

memungkinkan lingkungan, dan panah 7 memperkuat persepsi bahwa kebiasaan

jseks tanpa alat pengaman). Melihat dari segi kepuasaan pelanggan yang kurang

memuaskan jika memakai alat pelindung kondom (panah 2, faktor yang

memungkinkan). Hal ini juga dapat mengakibatkan sikap yang lebih positif

terhadap kebiasaan pekerja seks (Panah 6, memproduksi faktor predisposisi).

Sikap berubah ini kemudian dapat menyebabkan terjadi terkena PMS penyakit

menular seksual (panah 1 sampai perilaku), yang kemudian diperkuat oleh adanya

pemeriksaan lab dari pusekmas (panah 3 dan 4, faktor penguat), sementara

disembunyikan dari pihak puskesmas, rumah sakit.26

Teori Lawrence W. Green menggambarkan bagaimana tiga jenis faktor

berinteraksi dengan lingkungan untuk mempengaruhi perilaku melalui berbagai

jalur. Saling ketergantungan antara faktor-faktor dan situasi serta kondisi hidup

mendefinisikan faktor-faktor penentu perubahan perilaku dan lingkungan sebagai

proses ekologi dan pendidikan. Pada titik ini, menggunakan istilah pendidikan

untuk merujuk pada proses pembelajaran sosial alami yang yang terjadi dalam

kehidupan sehari- hari, dengan mana individunya memahami dan melaksanakan

kontrol terhadap lingkungan mereka, berbeda dari proses pendidikan formal yang
41

mungkin terjadi di kelas atau program pelatihan. Sebagai Albert Bandura

menjelaskan itu: “Badan Personal beroperasi dalam jaringan yang luas dari

pengaruh sosial struktural. Dalam trasaksi agentik, orang prosedur serta produk

dari sistem sosial”. Ekologi mengacu sini untuk determinisme timbal balik

perilaku dan lingkungan, dimana lingkungan termasuk pengaruh sosial dan fisik

di beberapa tingkatan (keluarga, teman sebaya, kebijakan tempat). Pada titik

kemudian, akan merujuk kembali ke pendekatan pendidikan dan ekologi untuk

menunjukkan organisasi intervensi ke dalam program yang berusaha untuk

mengganggu atau memperkuat aspek-aspek tertentu dari proses-proses pendidikan

dan ekologi yang mempengaruhi perilaku dan lingkungan.26

Urutan paling biasanya akan lanjutkan sebagai berikut : 1) Seseorang

memiliki alasan awal, dorongan, atau motivasi (faktor predisposisi) untuk

mengejar kursus yang diberikan tindakan. Ini faktor pertama (panah 1) dalam

rantai kasual mungkin cukup untuk memulai langkah-langkah menuju perilaku,

tetapi tidak akan menyelesaikannya kecuali orang tersebut memiliki sumber daya

dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan perilaku. Motivasi,

kemudian, diikuti oleh 2) penyebaran atau penggunaan sumber daya untuk

mengaktifkan tindakan (memungkinkan faktor). Hal ini biasanya menghasilkan

setidaknya berlakunya tentatif dari perilaku, diikuti dengan 3) reaksi terhadap

perilaku yang emosional, fisik, dan sosial (faktor penguat). Penguatan

memperkuat, 4) perilaku, 5) mencari, mobilisasi, atau komitmen sumber daya

masa depan, dan 6) motivasi. Ketersediaan siap, atau faktor yang memungkinkan

memberikan isyarat dan mempertinggi kesadaran dan faktor lainnya predisposisi


42

perilaku. Sebuah Exercycle di rumah anda akan lebih cepat kemungkinan anda

untuk menggunakannya dari paada kehendak satu di YMCA, 7) Demikian pula,

penghargaan dan kepuasan dari faktor perilaku, perilaku yang lebih menarik pada

kesempatan berikutnya, faktor memperkuat saat ini menjadi faktor predisposisi

besok itu. Akhirnya, mungkin yang paling relevan dengan perspektif sosial

ekologi promosi kesehatan, 8) membangun penguatan sosial untuk perilaku

melalui 9) lingkungan sosial (norma-norma sosial) dapat menyebabkan

memungkinkan perilaku dalam bentuk dukungan sosial dan bantuan (panah 5). Ini

urutan langkah perkembangan dan dianggap hubungan sebab-akibat dalam

perubahan perilaku dan pemeliharaan menggunkan bahasa konsep yang berkaitan

dengan tetapi berbeda dari, orang-orang dari Trastheoretical Model diterapkan

pada populasi. Model kepercayaan kesehatan dan serupa lainnya teori dan

model.26

2.6 Pemandian Oukup

Pemandian Oukup adalah pemandian uap yang sudah lama terkenal di

seluruh Indonesia, pemandian oukup ini yang menjadi tradisional rempa-rempa

dari kebudayaan tradisi karo, ternyata kegiatan ini mampu menjadi prospek bisnis

yang cukup cerah, setidaknya itulah bisnis Mandi Oukup yang kini mulai

menjamur di Sumatra Utara, khususnya Kota Medan. Saat ini bisnis mandi

rempah-rempah tersebut sudah banyak, setidaknya ada 100 oukup di Medan dari

mandi oukup kelas menengah hingga kelas atas telah ada di Kota Medan.27

Menjamurnya bisnis ini membuktikan bahwa minat masyarakat untuk

mandi uap sangat besar. Padahal, awalnya masyarakat pemilik modal banyak yang
43

tak tertarik dengan bisnis yang berbau tradisional itu. Namun belakang bisnis

tersebut mulai mulai menjamur dan digemari sebagaian suku karo. Mandi oukup

awal mulanya merupakan tradisi bagi ibu-ibu yang baru melahirkan di desa-desa

di Tapanuli dan tanah karo, bagi masyarakat karo disebut Mandi Oukup. Saat ini

di kota Medan, khususnya di kawasan Padang BUlan, Sunggal, Martubung hingga

tempat lainnya pasti akan ditemui lokasi mandi uap.27

Sekedar diketahui pembaca bahwa mandi oukup di kota Medan pertama

kali diperkenalkan oleh syamsudin (49), dia membuka bisnis mandi oukup pada

tahun 1992 dan bisnis mandi oukupnya diberi nama BOSS terletak dikawasan

Simpang Selayang Medan. Setelah beliau buka barulah pemodal lainnya mulai

melirik bisnis tradisional tersebut sehingga menjamur di pinggiran Kota Medan.27

2.6.1 Mandi Uap

1) Defenisi Mandi Uap

Mandi uap (sauna) adalah salah satu jenis terapi air dimana seseorang mandi di

ruang uap hangat yang dirancang khusus. Uap itu dari air yang dipanaskan sehingga

menguap dan dipompakan ke ruangan tertutup sehingga menciptakan panas basah.

Tujuan dari sauna adalah membantu mengeluarkan racun melalui keringat sekaligus

pembersihan kulit. Pengeluaran racun dilakukan oleh panas kering dan pembersihan

kulit oleh panas basah.

2) Efek Mandi Uap

Adapun efek terapi uap menurut Crinnion (2007) adalah sirkulasi perifer

meningkat 5-10%; sirkulasi ke otot, ginjal dan bagian visceral menurun; laju

metabolik meningkat; konsumsi oksigen meningkat; terjadi pengeluaran cairan;


44

denyut jantung meningkat; tekanan darah menurun; meningkatkan cortisol plasma,

kortikosteroid, growth hormone, TSH dan prolaktin; bronkodilatasi; relaksasi otot dan

penurunan aktivitas sistem neuromuscular; kehilangan air dan elektrolit (Na, K, Cl)

yang merupakan kompensasi dari regulasi hormon aldosteron di ginjal; lipolisis.

3) Penelitian yang Berhubungan dengan Mandi Uap

Penelitian yang dilakukan oleh Kihara, et.al tahun 2004, membuktikan bahwa

mandi uap (sauna) dapat menurunkan aritmia jantung pada pasien gagal jantung

kronik. Raisanen tahun 2010, mengungkapkan ada enam keuntungan dari mandi uap

yaitu mengurangi stres, mendetoksifikasi, membuat tidur nyenyak, merelaksasikan

otot dan meredakan sakit dan nyeri di otot dan sendi, meningkatkan kerja jantung,

melawan penyakit dan meredakan kesesakan.

2.6.2 Oukup

1) Defenisi Oukup

Masyarakat Indonesia umumnya sudah mengenal mandi uap dengan

menggunakan rempah-rempah. Hal ini dibuktikan dengan adanya istilah-istilah lokal

yang digunakan dalam mengartikannya. Masyarakat Banjarmasin, Kalimantan

Selatan, mengistilahkan mandi uap dengan timung. Timung adalah bagian dari prosesi

proses pingitan bagi calon pengantin dan umumnya dilakukan seminggu sebelum

upacara pernikahan. Masyarakat Papua yaitu suku bangsa Towe juga mengenal mandi

uap, mereka mengistilahkannya dengan ukup. Mereka menggunakan terapi

pengobatan ini untuk mengeluarkan roh jahat dan penyebab penyakit lainnya.

Masyarakat Gorontalo di Sulawesi Utara mengenal mandi uap dengan istilah

bersetanggi. Bersetanggi ini dilakukan dengan uap kering caranya yaitu rempah-

rempah yang akan digunakan dihaluskan kemudian dibakar dengan menggunakan alat
45

yaitu angio kemudian tubuh ditutupi dengan kain supaya asapnya tidak keluar. Pada

masyarakat Palembang, mandi uap dikenal dengan istilah betangas. Betangas

merupakan mandi uap dengan ramuan rempah-rempah dimana kita duduk diatas kursi

atau tempat yang telah di sediakan dan di bawah tempat duduk tersebut di berikan uap

dari rebusan rempah-rempah, para calon pengantin menggunakan kain untuk

menutupi seluruh badan kecuali muka, bahkan sebagian calon pengantin menutup

secara keseluruhan. Betangas ini bertujuan untuk mengeluarkan keringat dan

membersihkan pori-pori biar pada saat hari pernikahan diharapkan tidak banyak

mengeluarkan keringat dan bau.

Oukup adalah sauna tradisional suku Karo yang memanfaatkan

keanekaragaman jenis tumbuhan sebagai ramuannya untuk kesehatan pasca

melahirkan dan pengobatan berbagai jenis penyakit. Oukup juga dikenal dengan

istilah mandi rempah. Oukup merupakan salah satu cara perawatan kesehatan ibu

pasca melahirkan. Oukup berguna untuk mengeluarkan keringat, melancarkan

peredaran darah, menghilangkan bau badan serta lemak di dalam tubuh. Oukup

dahulu dilakukan dengan cara memasak air disertai dengan ramuan-ramuan tertentu,

kemudian setelah mendidih diangkat dan diletakkan di dalam ember. Ember tersebut

diletakkan di bawah kursi, ibu duduk di atas kursi tersebut sambil dibungkus dengan

selimut sehingga menyebabkan uap air panas itu memaksa si ibu berkeringat,

gunanya agar si ibu sehat karena sisa kotoran di dalam tubuhnya keluar. Hal ini

merupakan suatu tradisi yang diturunkan nenek moyang kepada generasi penerusnya

dalam proses perawatan kesehatan ibu pasca melahirkan.


46

2.6.3. Kebutuhan Ekonomi dalam Seks

Kebutuhan biologis yang menurut saya justru kebutuhan psikis pada

kebanyakan wanita lebih dominan dari pada keutuhan ”sex”nya. Tapi menurut

sahabat saya tadi, pendapat saya adalah pendapat munafik yang sering dilakukan

wanita, yang hanya berputar-putar, sedang sebenarnya yang dibutuhkan adalah

”sex”. Dia tidak mengakui adanya kebutuhan psikis uang letaknya berbeda

dengan dengan kebutuhan biologis. Misalnya sewaktu kami berdua melihat

masalah seorang istri (setengah baya) yang disiksa setengah mati(fisik dan psikis)

sejak mudanya oleh suaminya, tapi si istri selalu ”nrima” dan tidak pernah minta

cerai atau protes yang menurut pendapat sahabat saya hal itu disebabkan karena si

istri membutuhkan ”seks” dan suami pandai memuaskannya.

Sedang menurut saya, adalah karena 1) alasan ekonomi, demi anak-anak,

pola pikir yang dibentuk oleh kebudayaan setempat misal tidak pantas bercerai,

perempuan harus ”nrima” dan sebagainya. 2) terjadinya kerusakan jiwa pada si

istri, yang semakin disiksa semakin hilang rasa percaya dirinya, semakin lemah

dan tergantung pada si penyiksa; 3) menjadi masochist setelah penyiksa bertahun-

yahun atau memang pada dasarnya seorang masochist.

Sesungguhnya kebutuhan-kebutuhan psikis dan biologis terhadap pria

pasangan itu sulit dipisahkan sehingga sering disebut kebutuhan ”Psikoseksual”

yang menurut konsep ”pan-seksuaisme” Freud, mendasari hampir semua perilaku

dan tindakan manusia, kata bapak psikoanalisa itu, bukan hanya sebatas hubungan

kelamin (coitus) saja, tapi semua dorongan insting yang memenuhi ”prinsip

kenikatan’ (pleasure principle) yang dimulai sejak perkembangan anak terhadap


47

kenikmatan oral (mulut), anal (anus), phalik atau tonjolan –tonjolan tubuh yang

berawal dari tubuh sendiri yang kemudian di proyeksikan ke tubuh orang lain

(lawan jenisnya). Pada laki-laki kebutuhan atau dorongan seksual pada umumnya

bersifat rata atau menetap, sampai tua. Sehingga dalam hal mendekati ataupun

percintaan dengan wanita, penampilan dan daya seksual (sex-appeal) hampir

selalu memikat terlebih dahulu. Maka wanita cantik dan seksi selalu didekati

banyak lelaki dibanding wanita pintar dan berkepribadian tapi tidak cantik dan

seksi.

Sedang pada wanita kebutuhan dan kehidupan seksual cenderung

bergelombang (fluktuatif) dan terbatas (karena menopause), naik turun tidak tetap

dan setelah me-nopause cenderung menurun. Pada saat-saat menurun itulah (dan

lebih banyak turunnya, misalnya sehabis melahirkan, pengaruh hormonal)

kebutuhan psikoseksual lebih didominasi oleh kebutuhan akan kasih sayang , rasa

aman dan sebagainya. Kebutuhan psikoaseksual pada dewasa merupakan

kelanjutan masa anak, seperti penelitian psikiatri di Swedia pada anak prasekolah

yang mendapatkan kebutuhan –kebutuhan terbanyak yang sama kadar-nya, yaitu

perhatian, kasih sayang, rasa aman, aktualisasi diri, berbicara dan di dengar-kan

pembicaraannya, rabaan atau belaian (tendensi seksual). Jadi memang benar

pendapat anda, pada kebanyakan wa-nita, kebutuhan untuk bisa bicara,

dimengerti, kasih sayang, rasa aman dan sebagainya lebih dominan dari sekedar

seks secara biologik walaupun wanita yang nimpomania (hiperseks) tak kurang

pula jumlahnya.
48

Mengenai apa yang dibutuhkan wanita dari pria pasangannya mungkin

sama dengan apa yang harus dipenuhi oleh seorang laki-laki dalam perkawinan,

yang menurut agama (islam) adalah ” nafkah lahir” yaitu makan, sandang papan

dan sebagainya dan ”nafkah batin” yaitu kasih sayang perhatian,perlindungan

termasuk kebutuhan seksual. Jadi yang dibutuhkan lengkap dan berimbang ,

jasmaniah dan rochaniah.

Pada wanita pada umumnya memang ada dasar pembawaan ”masokisme”,

mungkin ini disebabkan indentifikasi masa anak terhadap figur ibu yang lebih

inferior terhadap figur bapak yang superior. Beberapa diantaranya bila ada faktor-

faktor yang mendukung, bisa berkembang menjadi kepribadian masokistik atau

malah gangguan masokisme seksual, yaitu bila satu-satunya cara untuk

mendapatkan kegairahan dan kepuasan seksual adalah dengan dihina, diikat,

dipukul, dicekik, atau penderitaan lainnya. Dan individu itu dengan sengaja turut

dalam aktivitas dimana ia mendapat perhatian atau rudapaksa jasmani demi

tercapainya kepuasan seksual itu.

Akibatnya wanita dengan masokisme seksual cenderung mencari pasangan

pria yang sadistik pula, jadilah pasangan sadomasokistik. Jadi bisa saja fenomena

yang anda amati bersama sahabat itu termasuk pasangan ini dan itu memang suatu

deviasi (penyimpangan) seksual yang tahan bertahun-tahun, bukan karena wanita

itu hanya butuh seks dan mau saja disiksa setengah mati oleh suaminya karena

suaminya pandai memuaskan kebutuhan seksnya.

Pendapat anda benar, memang wanita yang seperti mau dan nrimo saja

dianiaya suaminya bertahun-tahun tidak minta cerai itu bukan karena ia butuh
49

seks dan terpuaskan oleh suaminya, dan belum tentu pula ia seorang masokistik

seksual, tetapi karena faktor-faktor lain seperti demi anak-anak, ketergantungan

sosial ekonomi, tradisi dan nama baik keluarga, dan lain-lain. Tapi bila

penganiayaan tak tertanggungkan lagi, wanita itu bisa meledak, seperti kasus di

negeri barat tentang wanita yang diadili dan akhirnya bebas karena memotong alat

kelamin suaminya yang menghebohkan dunia itu.

Memang karena inferioritas wanita di negeri negeri timur, seperti Jawa

dalam tradisi kuno di era pra Kartini, wanita cenderung (harus) nrima dan

cenderung ”masokis” walaupun tidak mesti jadi masokistik apalagi masokisme

seksual. Wanita dalam adat dan budaya tradisional itu tentu saja harus mau dihina,

dianiaya, karena ia hanyalah ”konco wingking” dan ” swargo nunut neraka katut”

bagi suaminya.21

2) Keanekaragaman Tumbuhan yang dipergunakan sebagai Ramuan Oukup

Ramuan oukup terbuat dari rebusan berbagai tumbuhan. Menurut, Nasution

(2009) terdapat 69 jenis tumbuhan yang dipergunakan sebagai ramuan oukup.

Tabel 2.1 Keanekaragaman tumbuhan yang dipergunakan sebagai ramuan


oukup

Bagian Ketersediaan
No. Nama Jenis Tumbuhan yang di Alam
Digunakan
Nama Lokal Nama Ilmiah
1. Daun paris Justicia sp. Daun Banyak
2. Rengas Gluta renghas L. Daun Kurang
3. Seledri Apium graveolens L. Daun Banyak
4. Pegagan Centella asiatica (L.) Urban Daun Banyak
5. Nira Arenga pinnata Merr. Akar Kurang
6. Pinang Areca catechu L. Akar Banyak
7. Rotan Calamus sp.1 Akar Kurang
8. Rotan rambung Calamus sp.2 Akar Kurang
50

Lanjutan Tabel 2.1

Bagian Ketersediaan
No. Nama Jenis Tumbuhan yang di Alam
Digunakan
9. Rotan runtih Calamus sp.3 Akar Kurang
10. Rumbia Metroxylon sp. Akar Kurang
11. Ketang Calamus sp.4 Daun Kurang
12. Enau Arenga pinnata Merr. Buah Kurang
13. Sundur langit Emilia sonchifolia (L.) DC Daun Kurang
14. Nenas Ananas comosus (L.) Merr. Buah Kurang
15. Salinsayo Gaultheria leucocarpa Daun Kurang
Blume
16. Kemiri Aleurites moluccana Willd. Biji Banyak
17. Sapot-sapot Desmodium dasylobum Miq. Daun Kurang
18. Bambu Bambusa vulgaris Schrad. Akar Banyak
19. Rumput parang Eleusine indica (L.) Gaertn Seluruh bagian Kurang
tegoh
20. Sere wangi Andropogon citratus DC. Batang Banyak
21. Asam glugur Garcinia atroviridis Griff. Daun Banyak
22. Bunga lawang Illicium verum Hook. Bunga Kurang
Dikutip Dari Inu Wicaksana Journal21

2.7 Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan inti sari dari teori yang telah dikembangkan

yang dapat mendasari perumusan hipotesis. Teori yang telah dikembangkan dalam

rangka memberi jawaban terhadap pendekatan pemecahan masalah yang

menyatakan hubungan antar variabel berdasarkan pembahasan teoritis.

Teori SOR berdasarkan asumsi bahwa perubahan perilaku manusia sangat

tergantung pada kualitas rangsangan dan stimulus. Perubahan perilaku, Menurut

Soedjono kata pelacuran yang identik dengan kata asing prostitusi berasal dari

Bahasa Latin prostituo yang artinya sebagai perilaku terang-terangan

menyerahkan diri pada perzinaan. Pelacuran adalah pemberian akses seksual pada

basis yang tidak diskriminatif untuk memperoleh imbalan baik berupa barang atau
51

uang, tergantung pada kompleksitas sistem ekonomi lokal. Secara keseluruhan

dapat dikatakan terdapat tiga elemen utama dari pelacuran antara lain: ekonomi,

seksual dan psikologis (struktur psiko-individual, emosional).8

Kebutuhan Seks
PERILAKU
Kebutuhan Ekonomi
PEKERJA OUKUP
TERHADAP PENYAKIT
Faktor Lingkungan
GONORHEA

Gambar 2.1 Kerangka Pikir


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, Metode kualitatif

mengungkapkan berbagai keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok dan

masyarakat atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari secara menyeluruh,

terperinci dan dalam. Penelitian kualitatif dengan paradigma interpretif

(naturalistic) adalah penelitian melihat suatu fenomena atau kejadian secara

alamiah, bukan oleh manipulasi peneliti, dan dalam melihat suatu fenomena atau

kejadian tidak cukup hanya melihat sesuatu yang nyata tetapi juga perlu melihat

sesuatu yang tersembunyi dan harus melacaknya lebih jauh ke balik sesuatu yang

nyata tersebut. Paradigma interpretif memusatkan penyelidikan terhadap cara

manusia memaknai kehidupan sosial dan bagaimana manusia mengekspresikan

pemahamannya. Paradigma interpretif menekankan peneliti harus memahami

realitas sosial dari berbagai sudut pandang orang yang hidup di dalamnya.15,16

Di dalam penelitian kualitatif menekankan bahwa peneliti berfungsi

sebagai instrumen kunci dimana peneliti sebagai alat pengumpul data dan semakin

tinggi pengetahuan dan wawasan peneliti maka akan semakin banyak dan luas

data yang didapatkan. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan

dokumentasi. Kemudian data dianalisis secara induktif. Fokus utama peneliti

adalah mempelajari makna dari para partisipan tentang masalah yang diteliti

sehingga selama proses penelitian rancangan dapat berubah dan berkembang

secara dinamis.8

52
53

Penelitian ini berusaha menggali perilaku pekerja seks terhadap penyakit

Gonorhea di pemandian Oukup desa simpang selayang Kec.Medan Tuntungan.

Peneliti belajar dan menggali setiap makna yang disampaikan oleh wanita pekerja

seks mengapa mereka tidak mau memakai kondom setiap kali melayani

pelanggan, padahal gerakan organisasi Human Health Organization ada untuk

pemberian kondom kurang lebih tiap bulan atau dua kali dalam sebulan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi tempat pemandian oukup selayang yang menjadi sasaran

penelitian, karena di tempat oukup tersebut banyak para pekerja seks komersial.

Alasan penelitian pemilihan lokasi adalah kemudahan dalam hal aspek

akses untuk melakukan wawancara mendalam dan pengamatan/observasi pada

setiap kasus yang menjadi subjek penelitian.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus 2013 s/d Juni 2014.

Penelitian ini diawali dengan pengumpulan data di lapangan, analisis data sampai

dengan seminar hasil penelitian.

3.3 Informan

Informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang tahu dan terlibat di

pemandian oukup daerah Selayang Kecamatan Medan Tuntungan dan informan

berkaitan dengan lingkungan Human Health Organization (H2O) untuk

mendapatkan hasil dari penelitian, dalam program Human Health Organization


54

mempermudah peneliti untuk mendapatkan informasi dan memberikan informasi

tentang situasi dan kondisi di tempat oukup tersebut. Informan tidak harus

berdiam atau berdomisili di satu tempat berada, tetapi tidak terbatas dimanapun

dia berada sepanjang dia dapat menjelaskan persoalan yang berhubungan dengan

topik penelitian ini.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan

sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara baik

yang terstruktur maupun tidak, dokumentasi dan audio visual (foto, audiotape dll),

wawancara terstruktur dilakukan kepada orang-orang yang dianggap mempunyai

kedudukan penting dalam institusi atau instansi. Dimana sebelum melakukan

wawancara, peneliti terlebih dahulu mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang

akan diajukan. Peneliti berusaha mengumpulkan semua jenis data dan

memanfaatkan waktu seefektif mungkin untuk mengumpulkan informasi di lokasi

penelitian.16

3.4.1 Pengujian Data

Data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi perlu dilakukan

pengujian keabsahan data agar didapatkan hasil yang akurat dengan cara

melakukan pengujian validitas dan reabilitas data. Validitas data merupakan

upaya pemeriksaan terhadap akurasi hasil penelitian dengan menerapkan

prosedur-prosedur tertentu didasarkan pada kepastian apakah hasil penelitian

sudah akurat dari sudut pandang peneliti, partisipan atau pembaca secara umum
55

mengindikasikan bahwa pendekatan yang digunakan konsisten jika diterapkan

oleh peneliti lain.

Langkah-langkah dalam reabilitas adalah 1) Melakukan cek hasil transkip

untuk memastikan tidak adanya kesalahan dalam proses transkipsi; 2) memastikan

tidak adanya defenisi dan makna yang mengambang selama proses coding;3)

melakukan cross check dan membandingkan kode-kode yang dibuat peneliti lain

dengan kode-kode yang telah dibuat.10

Langkah dalam validitas data adalah sebagai berikut: 1) Mentriangulasi

sumber-sumber data yang berbeda dengan memeriksa buktu-bukti yang berasal

dari sumber-sumber; 2) Menerapkan member checking untuk mengetahui akurasi

data dilakukan dengan membawa laporan akhir atau deskripsi-deskripsi kepada

informan untk mengecek apakah mereka merasa bahwa laporan/deskripsi sudah

akurat; 3) membuat deskripsi yang kaya dan padat tentang hasil penelitian dengan

menggambarkan dan membahas salah satu pengalaman informan secara detail; 4)

mengklarifikasi bias yang mungkin terbawa dalam penelitian dengan melakukan

refleksi diri sehingga nanttinya akan menghasilkan narasi yang terbuka dan jujur;

5) menyajkan informasi yang berbeda karena dengan memberikan informasi yang

berbeda akan menambah kredibilitas hasil penelitian; 6) melakukan tanya jawab

dengan sesama rekan peneliti yaitu dengan melibatkan interpretasi lain selain

interpretasi peneliti yang nantinya dapat menambah validitas hasil penelitian.8


56

3.5 Definisi Konsep

1) Pekerja Seks Komersial (PSK)

Pekerja seks atau dikenal sebagai wanita tuna susila (WTS), pelacur

bahkan dalam masyarakat umum sering disebut dengan “Lonte”,

banyak dikalangan remaja yang berumur 15-19 tahun.

2) Perilaku Pekerja Seks Komersial

Perilaku pekerja seks yang mewarnai pola kehidupan manusia dalam

masyarakat. Perilaku seks dipengaruhi nilai norma budaya di dalam

masyarakat, dan Faktor lingkungan mempengaruhi peran utama dalam

perubahan perilaku manusia.

3) Pekerja Oukup Terhadap Penyakit Gonorea

Penyakit Menular Seksual yang sangat tinggi dalam kehidupan global

dunia yang disebabkan dengan seks bebas tanpa menggunakan alat

pelindung, sehingga angka kejadian PMS masih tinggi khususnya

penyakit Gonorea. Kepuasaan seskual dikalangan para wanita pekerja

seks yang mewarnai dengan pola hubungan seks yang bebas, karena

kebutuhan lahiriah dan dilatar belakangin kebutuhan ekonomi, dan

kepuasan semata.

4) Pekerja Oukup Dalam Kebutuhan Seks

Pekerja seks pada dasarnya dipenagruhi oleh perilaku dan pola

kehidupan, yang berhubungan dengan sosial budaya, kebutuhan seks

bukan saja di lakoni oleh para pria, namun juga pada wanita, yang

menginginkan kenikmatan semata karna dipengaruhi oleh stimulus.


57

5) Pekerja Oukup Terhadap Lingkungan

Perilaku adalah aksi dari individu terhadap reaksi dari hubungan

dengan lingkungannya. Dengan perkataan lain, perilaku baru terjadi

bila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi.

6) Pekerja Oukup Terhadap Kebutuhan Ekonomi

Kebutuhan ekonomi adalah hal yang terpenting dalam kehidupan

manusia oleh sebab itu semakin berkurangnya ekonomi seseorang

memicu seseorang untuk melakukan pekerjaan apapun untuk

menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup.

3.6 Metode Analisis Data

Proses analisis data melibatkan usaha memaknai data yang berupa teks

atau gambar. Analisis data merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan

refleksi terus menerus terhadap data, mengajukan pertanyaan analitis dan menulis

catatan singkat selama penelitian.

Creswell menyarankan dalam penelitian kualitatif, metode analisis data

dilakukan dengan beberapa langkah yaitu 1) mengolah dan mempersiapkan data

untuk di analisis, yang melibatkan transkip wawancara, mengetik data lapangan

atau memilah milah dan menyusun data ke dalam jenis jenis data; 2) membaca

keseluruhan data, pada tahap ini peneliti membangun general sense atas informasi

yang diperoleh dan merefleksikan maknanya secara keseluruhan; 3) menganalisis

lebih detail dengan meng-coding data, dalam hal ini semua data tulisan atau

gambar yang telah dikumpulkan kemudian kalimat-kalimat atau paragraf

disegmentasikan ke dalam kategori-kategori dan melabeli kategori dengan istilah-


58

istilah khusus; 4) dengan menerapkan proses coding untuk mendeskripsikan

setting, orang-orang, kategori-kategori dan tema-tema yang akan dianalisi.

Peneliti membuat kode-kode untuk mendeskripsikan semua informasi

kemudian membuat analis yang lebih kompleks 5) dengan menyampaikan hasil

analisis menggunakan pendekatan narsi yang meliputi pembahasan tentang

kronologi peristiwa, tema-tema (ilustrasi khusus, perspektif perspektif dan kutipan

kutipan) atau tentang keterhubungan antar tema. Dalam tahap ini peneliti

menyajikan suatu proses yang menggambarkan secara spesifik lokasi penelitian

atau memberikan informasi deskriptif tentang informan; langkah ke 6 adalah

melakukan interpretasi atau memaknai data. Peneliti melakukan interpretasi

berupa makna yang berasal dari perbandingan antara hasil dari penelitian dengan

informasi yang berasal dari perbandingan antara penelitian dengan informasi yang

berasal dari literatur atau teori, interpretasi berupa pertanyaan-pertanyaan yang

muncul dari data dan analisis dan bukan dari ramalan peneliti.8
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Wilayah pemandian oukup di desa Selayang wilayah Kota Medan

Kecamatan Medan Tuntungan, memiliki Kecamatan Medan Selayang berbatasan

dengan Medan Sunggal di sebelah barat, Medan Johor dan Medan Polonia di

timur, Medan Tuntungan di selatan, dan Medan Sunggal dan Medan Baru di utara,

kecamatan ini mempunyai penduduk sebesar 77.783 jiwa. Luasnya adalah 12,81

km² dan kepadatan penduduknya adalah 6.072,05 jiwa/km².

Pemandian Oukup terdapat diwilayah selayang kecamatan Medan

Tuntungan, tepatnya masuk diwilayah Simalingkar, dan banyak pemandian

Oukup terdiri dari, Oukup BTN, dan Prima, BS1 dan Oukup BS 2, Oukup Sehat,

Oukup Bintang dan masih banyak lagi, tempat pemandian oukup bukan untuk

pemandian oukup saja, tapi menggunakan jasa massase.

Hampir semua oukup di Daerah Simalingkar tersebut menerima jasa plus,

pemiliknya rata-rata dari suku karo,dan ada juga salah satu pemilik dari oukup

tersebut berprofesi sebagai tenaga kesehatan, pemandian oukup ini sudah terkenal

sebagai objek wisata pemandian uap, atau dikenal spa dan pemandian oukup ini

terkenal untuk merelaksasikan badan pegel linu, dan letih, awal sejarahnya

bermula dari wisata pemandian uap dan air belerang, kemudian dibangun

didaerah daerah tertentu, dan salah satunya di jalan Simalingkar.

59
60

Masyarakat Indonesia umumnya sudah mengenal mandi uap dengan

menggunakan rempah-rempah. Hal ini dibuktikan dengan adanya istilah-istilah lokal

yang digunakan dalam mengartikannya. Masyarakat Banjarmasin, Kalimantan

Selatan, mengistilahkan mandi uap dengan timung. Timung adalah bagian dari prosesi

proses pingitan bagi calon pengantin dan umumnya dilakukan seminggu sebelum

upacara pernikahan. Masyarakat Papua yaitu suku bangsa Towe juga mengenal mandi

uap, mereka mengistilahkannya dengan ukup. Mereka menggunakan terapi

pengobatan ini untuk mengeluarkan roh jahat dan penyebab penyakit lainnya.

Masyarakat Gorontalo di Sulawesi Utara mengenal mandi uap dengan istilah

bersetanggi. Bersetanggi ini dilakukan dengan uap kering caranya yaitu rempah-

rempah yang akan digunakan dihaluskan kemudian dibakar dengan menggunakan alat

yaitu angio kemudian tubuh ditutupi dengan kain supaya asapnya tidak keluar.

4.1.1 Human Health Organization (H2O)

Human Health Organitazion (H2O) adalah program organisasi LSM

(Lembaga Swadaya Masyarakat) yang berkerja sama dengan Dinas Kesehatan

Kota Medan, dibentuk pada tanggal 15 bulan Maret 2008, di Jalan Kertas No.64 A

Ayahanda kelurahan Seiputih Barat Kecamatan Medan Petisah, Medan.

Seluruh staf dan pengurus P3MN (Pusat Pengkajian dan Pengembangan

Nelayan). Awalnya P3MN yang merupakan lembaga berbasis pemberdayaan dan

pelestarian lingkungan pesisir, juga menjalankan program-program kesehatan

yaitu HIV/AIDS sejak tahun 2003. Melihat permasalahan wilayah pesisir yang

makin kompleks dan penuh tantangan, maka P3MN memutuskan untuk hanya

fokus pada issu nelayan. Sedangkan issu-issu kesehatan akan tetap diakomodir
61

dengan membentuk sebuah perkumpulan H2O, dengan pertimbangan sumber

daya dan komitmen staf yang selama ini berkecimpung di program HIV/AIDS.

Beberapa staff H2O sudah berpengalaman di program HIV-AIDS selama

lebih dari 7 tahun, yang bermitra dengan sebuah lembaga internasional (Family

Health International (FHI) dan scalling Up for at Most Risk Population (SUM2 –

RTI). Tujuh tahun sudah FHI bekerja sama dengan H2O dan saat ini masih

bermitra bersama SUM2 untuk pendampingan kepada WPS dan ODHA di Kota

Medan, dalam rentang kerja sama itu, sampai saat ini H2O melakukan kegiatan

pendamping untuk pencegahan dan penanggulangan bahaya IMS dan HIV-AIDS

kepada Wanita Pekerja Seks (WPS) di Kota Medan dan H2O juga melakukan

pendamping kepada WPS yang sudah terinfeksi HIV (ODHA).

Selama lima tahun sudah terbentuk H2O menjalankan program HIV/AIDS

yang saat fokus untuk mendampingi Wanita Pekerja Seks (WPS) dan

ODHA/OHIDA di kota Medan menjadikan pengalaman tersendiri bahwa betapa

perhatian pemerintah terhadap kesehatan masyarakat masih sangat kurang dan

belum maksimal. Dimana kebijakan yang dihasilkan oleh pemerintah sering

mengabaikan hak-hak kesehatan masyarakat serta masih minimnya informasi dan

akses kesehatan yang mudah dan terjangkau. Disamping itu, kesadaran

masyarakat akan kesehatan sebagai hak dan pemahaman tentang sejauh mana

komitmen pemerintah terhadap kesehatan masyarakatnya juga masih sangat

lemah. Dalam kondisi seperti itu, keberadaan lembaga yang consen terhadap

kesehatan masyarakat menjadi keharusan. H2O melihat bahwa permasalahan

kesehatan bukan hanya pada peran maksimal pemerintah terhadap masyarakat


62

tetapi harus dibarengin juga dengan sejauh mana keberdayaan masyarakat sadar

akan hak kesehatan mereka. Sehat adalah hak, karena ‘ia’ Hak, inginkanlah

sepenuh hati, dan perjuangkanlah ia juga dengan sepenuh hati. H2O memiliki Visi

dengan terwujudnya kedaulatan rakyat atas hak kesehatan yang

berkesinambungan,dan Misi kami mewujudkan kesadaran kritis masyarakat atas

hak kesehatan, mewujudkan kualitas hidup lebih baik melalui informasi,

pelayanan dan akses kesehatan yang berpihak pada masyarakat, melakukan

analisa kebijakan, pengawas dan memberikan usul/pendapat terkait pemenuhan

hak-hak kesehatan masyarakat.

Program H2O atau advokasi program menginvestigasi masalah-masalah

terkait kesehatan, analisa kebijakan terkait kesehatan, pendamping kasus non

legitasi dan legitasi, pengawasan dan usulan terkait implementasi pemenuhan hak-

hak kesehatan masyarakat, Penggorganisasian dan pendampingan masyarakat.

1) Informasi dan Layanan

(1) Mengadakan pusat informasi kesehatan

(2) Pendamping kasus non legitasi dan legitasi

(3) Pengadaan jasa konseling kesehatan

2) Peningakatan Kapasitas

(1) Meneyelenggarakan pelatihan dan diskusi internal dan eksternal

(2) Melakukan pelatihan, magang dan eksposure

(3) Menyelenggarakan kegiatan sekretariat diantaranya Rapat-rapat yang

diatur dalam AD H2O.

(4) Pengemabangan Data dan Riset.


63

H2O merupakan sebuah lembaga yang berbadan hukum dalam bentuk

perkumpulan. Hal ini dipilih dikarenakan adanya kebutuhan fleksibilitas dan

efektifitas dalam melakukan kegiatan sesuai dengan visi misi lembaga.

4.1.2 Struktur Organisasi

Sesuai dengan visi dan misi yang telah ditentukan dan turunannya dalam

bentuk kegiatan lembaga, maka dipilih sebuah struktur kelembagaan yang

ramping namun efektif dalam melakukan kerja-kerja pelaksanaan program.


MUSYAWARAH
BESAR ANGGOTA

DEWAN
PERTIMBANG DIREKTUR
AN ANGGOTA EKSEKUTIF

SEKRETARIAT /ADM
KEUANGAN

PROGRAM
PROGRAM

Project
Project Project Project

Gambar 4.1 Struktur Organisasi


Dikutip dari : Kris Program Human Health Organization 200522
64

4.2 Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini terdiri dari Human Health Organization,

Pekerja Seks, dan tempat pemandian oukup di Daerah Selayang.

Tabel 4.1 Distribusi Informan Berdasarkan Karakteristis

No Nama Umur (Tahun) Jenis Tempat Oukup


Kelamin
1 Ny. B 35 Tahun Perempuan Oukup BS1
2 Ny. W 40 Tahun Perempuan Oukup BS1
3 Ny. R 32 Tahun Perempuan Oukup BS2
4 Ny. T 29 Tahun Perempuan Oukup Boss
5 Ny. S 19 Tahun Perempuan Oukup Prima
6 Ny. A 20 Tahun Perempuan Oukup Prima
7 Ny. T 28 Tahun Perempuan Oukup Boss
8 Ny. S 19 Tahun Perempuan Oukup Prima
9 Ny. L 34 Tahun Perempuan Oukup BS2
10 Ny. E 30 Tahun Perempuan Oukup Prima

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 10 (Sepuluh) informan yang

diwawancarai, berdasarkan dengan karakteristik yang dilakoni di tempat

pemandian Oukup yang ada di desa selayang kecamatan Medan Tuntungan, lebih

banyak terkena PMS gonorhea di tempat oukup Prima.


65

Tabel 4.2 Matrix Pendapat Informan tentang Pekerjaan Sebagai Palayanan


Oukup

No Nama Pernyataan Informan


1 Ny. W Sebenarnya juga gak mau kalau jadinya kayak gini, tapi
karna uangnya dapetnya banyak, lumayan untuk
tambah- tambah.
2 Ny. A Mana enak kalau kerja kayak gini, udah terlanjur mau
cemana lagi. Jalanin aja lah
3 Ny. T Enak, kalau pelanggan ngasih banyak uang,banyak
dapat uang, kalau gak ya dapet pas makan doang.
4 Ny. R Karna udah janda mbk, jadi ikut diajak ma kawan
kemari, lumayan lah.....itung itung dapet makan cari
sendiri, untuk anak.
5 Ny.S Lumayan mbk kerjaan kayak gini, gak terlalu capek,
tapi dapet duit tambahannya lumayan.
6 Ny. B Terima aja mbk, yang penting kerja`.....dari pada
pengangguran.
7 Ny. T Enak la kak........gak capek kali kerjaannya. Tapi dapet
duitnya lumayanlah
8 Ny.S Ya biasa aja, udah dapet pekerjaannnya kayak gini.

9 Ny.L Udah lama kerja disini, awalnya gak suka, tapi lama
kelamaan terbiasa
10 Ny. E Baru aja, karena diajak sama temen dari sini juga.

Dari hasil wawancara 10 (sepuluh) informan 1 informan yang belum tau

sama sekali pekerjaannya untuk menerima pelayanan plus-plus, 3 (tiga) informan

melakukan pekerjaan ini terpaksa karena kebutuhan keluarga, 3 (tiga) informan

mengakui tidak ada masalah dengan pekerjaan yang ia lakonin, 4 (empat)

informan, karena mendapatkan uang yang banyak sehingga informan mau bekerja

sebagai PSK (Pekerja Seks Komersial).


66

Tabel 4.3. Pendapat Informan tentang Sosialisasi Kepeduliaan untuk


pencegahan dan menanggulangi Penyakit PMS

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 10 (Sepuluh) informan yang

diwawancarai, yang mau menerima kedatangan H2O di tempat Oukup

No Nama Pernyataan Informan


1 Ny. W Bagus kan supaya tau kita sehat apa gak.....
2 Ny. T Takut, kalau tau udah sakit......
3 Ny. A Bagus.......jadi tiap 2 bulan sekali ada diperiksa,
biar sehat kan.
4 Ny. R Ya gak papa sich, lagi pula dapet kondom gratis.
5 Ny. B Biasa aja, kalau saya enjoy enjoy aja, mau
diperiksa ayuk...kalau sakit ya sudah resiko lah.
6 Ny. T Bagus la jadinya kita bisa diperiksa lab gratis...
7 Ny. S Lumayan, bagus kok...
8 Ny. E Gak ada masalah, enjoy enjoy aja
9 Ny. L Gak papa, dapet kondomnya juga gratis.
10 Ny. W Bagus, gak papa kan sekalian dapet kondom
geratis

Dari hasil 10 (sepuluh) wawancara informan, bahwa semua informan

menerima kedatangan Human Health Organisasi untuk sosialisasi hidup sehat

dalam berhubungan seks.

Tabel 4.4 Pendapat Informan tentang Program H2O untuk pemasangan


Kondom saat melayani hubungan Seks

No Nama Pernyataan Informan


1 Ny. W Kebanyakan gak mau pakek kondom pelanggan mbak,
gak enak katanya..........sering gak pakek kondomnya.
2 Ny. T Kadang pekek kadang gak........tergantung pelanggan
sich maunya gimana
3 Ny. T Sebenarnya saya mau pakek kondom, suka kali pun
kalau dikasih kondom gratis, tapi kadang tak mau
pelanggan itu, jadi ya payah la.
4 Ny. B Kadang pake kadang gak....tergantung tamu aja,
kebanyakan ya maunya langsung gak pakek kondom.
5 Ny.A Tergantung la, kadang pakek kadang kalau gak mau
tamu, ya gak dipakek.
6 Ny. S Lebih banyak gak mau pakek kondom, gak enak
katanya.
7 Ny. R Lebih enak gak pakek, makanya masih banyak sisa.
67

8 Ny. S Ada yang mau, ada juga yang gak mau.


9 Ny. L Tergantung ma tamu, maunya gimana, kebanyakan
gak mau kalau pakek kondom.
10 Ny. E Kadang masih banyak sisa, tapi terus dikasih tiap
bulannya.

Dari hasil wawancara Informan menerima program H2O untuk pemakaian

kondom, pola hidup sehat dalam berhubungan seks,

4.3 Matriks Pendapat Informan tentang PMS Gonorhea

Dari 10 (Sepuluh) Informan yang diwawancarai menyatakan memang

informan tau tentang PMS Gonorhea

Tabel 4.5 Pendapat Informan tentang PMS Gonorhea

No Nama Pernyataan Informan


1 Ny. A Tahu kalaupun kena, ya mau gimana lagi udah resiko.
2 Ny. W Sebenarnya udah tau apa resiko kalau jual diri, jadi
pasrah aja kalau pun kena
3 Ny. R Gak tau........kalau HIV aku tau.
4 Ny. T Kayak keluar cairan githu ya, beda ma HIV ya.
5 Ny. S Tau la,...tapi kalau secara detailnya belum faham kali.
6 Ny. B Kayak mana gejalanya, gak tau kalau Gonorhea
itu..kalau HIV tau.
7 Ny. T Kayak mana itu ciri-cirinya...gak tau kali sayanya.
8 Ny. S Keputihan yang berbau,,,,gatel- gatel juga.
9 Ny. E Gak tau.
10 Ny. L Yang keluar cairan dari vagina.

Dari hasil wawancara 3 (informan) telah mengetahui gejala gonorhea dan

tau salah satu PMS adalah gonorhe, 7 (tujuh) informan menyatakan bahwa

informan tidak mengetahui secara detail bahwa penyakit PMS gonorhea itu.
68

4.4 Perilaku Informan

Tabel 4.6 Perilaku Informan dengan Dampak terkena Penyakit Menular


Seksual Gonorhea

Dari 10 (Sepuluh) jumlah informan yang diwawancarai menyatakan telah

mengalami PMS Gonorhea

No Nama Pernyatan Informan


1 Ny. A Udah kena saya dengan PMS itu tapi saya gak tau
sejenis apa, pernah kemaren dipanggil 4 mata, tapi
saya gak terlalu faham kali, hanya dikasih obat aja.
2 Ny. W Udah kena, palingan perawatan aja....
3 Ny. T Udah, minum obat aja lah....
4 Ny. R Iya, Udah ada gejalanya, tapi rutin minum obat aja
5 Ny. B Pengobatan rutin aja kalau udah kena
6 Ny. S Udah kena, mau dicemanain lagi....perawatan obat aj
7 Ny. T Iya, minum obat ja dari klinik.
8 Ny. S Udah yang kemaren di tes lab dan darah
9 Ny. L Iya awalnya gak tau juga kalau kena GO
10 Ny. E Iya udah kena bulan lalu

Dari hasil wawancara 10 (sepuluh) informan mengatakan bahwa mereka

sudah memiliki gejala-gejala PMS gonorhea, namun beberapa informan sudah

therapy minum obat. Dan bebrapa informan yang lain tidak ada mengkonsumsi

obat.

Tabel 4.7 Pendapat Informan Tentang Hal yang di Rasakan Penyakit


Menular Seksual Gonorhea

Hasil wawancara 10 (Sepuluh) informan merasakan gejala PMS

Gonorhea dan peneliti mencoba mewawancarai informan tersebut :

No Nama Pernyataan Informan


1 Ny. T Iya gatel-gatel bagian intim saya, keluar cairan juga
berbau...kadang nyeri...
2 Ny. R Nyeri di bagian pinggang, sama keluar kayak
keputihan.
3 Ny. W Kadang- kadang nyeri kadang gak, keputihan iya
sich, tapi kadang banyak kadang sikit, gak tentu,
kalau kencing ngerasa panas.
4 Ny. T Sakit, kadang suka nangis kalau udah kumat, gak bisa
69

ngelayani kalau kumat.


5 Ny. B Bau iya, gatel-gatel juga, keputihan kan biasa githu
juga, nyeri pinggang juga mbk
6 Ny. S Nyeri kali kalau dipinggang, kadang bau keputihan..
7 Ny. A Sakit kadang di bagian pinggang ma bau
keputihannya.
8 Ny. S Gatel kadang bau keputihannya, kadang nyeri juga
9 Ny. E Keputihannya banyak…nyeri juga di pinggang
10 Ny. L Kemaluan kadang gatel-gatel, ntah karena keputihan
itu ya.

Hasil wawancara 10 (sepuluh) menyatakan mengalami gejala yang

berhubungan dengan Penyakit Menular Seksual.

Tabel 4.8 Perilaku Informan Saat Melayani Konsumen Yang Tidak


Memakai Alat Pelindung

Informan Stakeholders Pernyataan


1 Ny. A Komentar kalau pakek kondom, gak enak katanya,
kalau di paksa ya bisa gak dapet tambahan.
2 Ny. B Maunya dilepas kalau pasangkan kondomn, gak
mau, minta langsung aja, kalau pakek katanya gak
enak.
3 Ny. W Lebih enak gak pakek katanya....ada sich yang mau
pakek kondom, tapi rata- rata maunya gak pakek
4 Ny. S Enak gak makek kondom,dari pada pakek..
5 Ny. T Banyak sih yang minta gak usah pakek kondom,
katanya gak enak.
6 Ny. T Kadang tamu itu minta gak pakek kondom, karna
kondom it tebal kali, gak enak katanya.
7 Ny. R Tergantung pelanggan, kalau siap di oukup dia
minta yang gak pakek kondom ya layanin aja lah.
8 Ny. E Sebagaian ada yang mau dipakein kondom, tapi
ada juga yang gak mau.
9 Ny. L Tergantung tamu, keseringan gak mau pakek
kondom
10 Ny. S Kalau mau ya bagus, tapi kadang gak mau tamu itu
pakek kondom.

Hasil wawancara 10 (sepuluh ) menyatakan bahwa setiap kali pengunjung

datang dengan permintaan untuk berhubungan seks, maka pelanggan lebih banyak

meminta tidak memakai alat pelindung atau tidak bersedia menggunakan kondom.
70

Tabel 4.9 Perilaku Pekerja Seks Dengan Pendapatan Plus Relaksasi


Tambahan

No Nama Pernyataan Informan

1 Ny. A Tergantung ada yang ngasih 5 ratus kadang lebih


2 Ny. S Kadang 4 ratus gak tentu sich, palingan 7 ratus
dibawah la, pinter pinter kita aja.
3 Ny. B Gak Tentu la, 3 ratus, 4 ratus ya kalau mau dapet
banyak, service nya juga harus mantap.
4 Ny. W Tergantung, rata-rata 5 ratus lah.....
5 Ny.T Kadang 4 ratus kadang 6 ratus tergantung la berapa
yang mau kita minta kadang bisa jutaan, kalau
tamunya tajir.
6 Ny. T Gak tentu...kadang banyak kadang sikit.
7 Ny. R Lumayan la tambahan, standart aja.
8 Ny. E Standart la
9 Ny. L Kadang dapet banyak kadang sikit.
10 Ny. S Cukuplah untuk jajan-jajan.

Hasil wawancara 10 (informan) menyatakan, 5 (lima) informan tidak mau

menyatakan nominal pendapatannya setiap malayani pelanggan, dan 5 (informan)

menyatak penadapatannya rata-rata 5 ratus ribu rupia, dalam hitungan 1 minggu

atau 1 bulan.

Tabel 4.10 Perilaku Pekerja Seks Terhadap Kebutuhan Seks

No Nama Pernyataan Informan


1 Ny. A Kebutuhan lahir dan batin juga
utamanya,hm.......menikah saya teroma takut
kejadian kayak yang pertama.
2 Ny. S Gak terlalu menikmati kali si mbk, karna supaya
dapet uangnya, manis-manis aja depan pelanggan.
3 Ny. B Kehidupan yang menuntut saya seperti ini.
4 Ny. W Karena kebutuhan batin saya mbk,tapi kalau
dibilang duit juga,dua-duanya mbk.
5 Ny.T Setidaknya saya gak kekurangan mau memenuhi
kebutuhan kehidupan saya.
6 Ny. T Ya gimana ya……..kondisi saya juga janda, suami
saya udah ninggalin saya beberapa tahun,
7 Ny. R Kalau mau jujurnya saya menikmati, disatu sisi
saya juga membutuhkan, terus saya dapet uang
juga.
8 Ny. E Biasa aja, gak terlalu diapain kali
9 Ny. L Kadang kalau orangnya lumayan, hasrat ada
menikmati,(sambil tertawa)
71

10 Ny. S Kayak gimana ya, ya biasa aja lah


Dari penyataan diatas berdasarkan dengan kebutuhan seks, 3 Informan

merasakan menikmati saat melayani pelanggan, dikarenakan faktor kebutuhan

batin.

Tabel 4.11 Perilaku Pekerja Seks Terhadap Lingkungan

No Stakeholder Pernyataan Informan


1 Ny. A Dari temen makanya tau mbk, diajakin kesini
2 Ny. S Nanyak-nanyak aja awalnya ma kawan, kerjanya
dimana,terus ikutan jadinya.
3 Ny. B Awalnya dikasih ajakan ma kawan kebetulan
tetangga di jawa, ya ikut juga, katanya kerja di
tempat oukup.
4 Ny. W Jauh dari jawa, kerja apa aja gak papa mbk,kata
temen ada kerjaan di sumatra, ya ikut aja
5 Ny.T Diajak kawan
6 Ny. T Tau senidiri, gak ada karna kawan.
7 Ny. R Ya ikut-ikut gitu awalnya, siap itu ketagihan dan
lanjut ampek sekarang.
8 Ny. E (Sambil senyum)iya dari kawan mbk.
9 Ny. L Diajak ma kawan sekampung saya, ditawarin kerja
dapet uangnya lumayan.
10 Ny. S Itu kawan saya yang ajakin saya kerja disini.

Hasil dari pernyataan berdasarkan lingkungan, 6 informan rata-rata ajakan

dari teman, ada juga yang bekerja karena atas dasar kemauan sendiri.
BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Analisa Perilaku Pekerja Seks di tempat Pemandian Oukup

Human Health Organzation telah memberikan upaya untuk progran

pencegahan Penyakit Menular Seksual, sehingga pelaksanaan untuk menurunkan

angka lebih tinggi, Pekerja seks komersial sering juga disebut dengan wanita tuna

susila (WTS), pelacur bahkan dalam masyarakat umum sering disebut dengan

sebutan “lonte”. Menurut Soedjono kata pelacuran yang identik dengan kata asing

prostitusi berasal dari Bahasa Latin prostituo yang artinya sebagai perilaku terang-

terangan menyerahkan diri pada perzinaan. Pelacuran adalah pemberian akses

seksual pada basis yang tidak diskriminatif untuk memperoleh imbalan baik

berupa barang atau uang, tergantung pada kompleksitas sistem ekonomi lokal.

Secara keseluruhan dapat dikatakan terdapat tiga elemen utama dari pelacuran

antara lain: ekonomi, seksual dan psikologis (struktur psiko-individual,

emosional).16

5.1.1 Perilaku Pekerja Seks

Ekonomi kerap menjadi salah satu faktor kenapa para PSK mau dijadikan

korban nafsu birahi laki-laki hidung belang, faktor kekurangan dalam keluarga

memaksakan para pekerja seks harus jadi sorotan publik atau masyarakat yang

rendah, dan lelaki yang memiliki keuangan yang lebih.

72
73

“ saya kalau udah jadi orang kaya, mungkin saya gak mau jadi perek kayak
gini......keluarga saya taunya saya kerja jadi seles rokok, dan gak tau kalau
kerjaan saya ya kayak gini ngelayanin laki-laki yang mau menstubuhi saya.

(Informan 3)

“ kerjaan yang lebih baik memang banyak, tapi masalahnya udah sakit kayak
gini, jadi pasrah aja la aku, males pun untuk keluar dari sini, karna dapet uang
juga banyak dari sini, karna ada rasa ketagihan juga sih..”

(Informan 2)

“kerjaan di oukup juga enak, kalau tamu gak minta yang tambahan pelayanan, ya
enak, tapi kalau minta sambilan, ya dilayani aja, kan dibayar juga”

(Informan 5)

Tapi ada beberapa informan yang mau keluar dari tempat oukup tersebut,

karna awalnya dia diajak untuk kerja, dia sebenarnya janda karna menikah dini,

kemudian ditinggal suami, akhirnya ada salah satu yang memnag udah lama kerja

di tempat Oukup itu, jadi tanpa tau apa sebenarnya tambahan dari SPG spa

Oukup, berikut komentarnya...

“kalau saya pengen pulang lihat anak saya, tapi mau keluar susah disini, mau gak
ngikutin pelanggan juga susah, karna ntar kena marah ma pemilik Oukup,
kondom itu juga kadang gak bisa saya pakek, kadang tamunya gak mau, katanya
kurang enak.....pengen jadi orang biasa aja mbk. Gak mau sebenarnya saya jadi
kayak gini.”
(Informan 5)

“Pengen hidup kayak perempuan lain, hidup dengan keluarga utuh, berhubungan
tidak secara paksa, tapi mau di apain lagi, pulang juga suami gak ada, kalau ad
yang mau nikahin,mungkin mau keluar.”
(Informan 7)

Perilaku pekerja seks dengan kebutuhan sehari-hari pagi siang sampai

malam, tergantung dengan tamu yang datang silih berganti, dengan bergantian

melayani wanita-wanita mana yang dimau oleh si tamu, akan mempengaruhi

kualitas pelayanan serviks yang maksimal, padahal belum tentu kebutuhan itu
74

keinginan dari wanita pekerja seks, ada beberapa wanita pekerja seks juga yang

memang suka dengan pekerjaan sebagai pekerja seks komersial, karena faktor

kebutuhan diri yang memang jadi kebiasaan sehari hari, sehingga sukar untuk

ditinggalkan.

“ mau sebenarnya gak kerja lagi disini, tapi saya mikir lagi mbak, saya bisa gak
dengan sudah aktifitas saya sehari hari seperti ini, terus saya keluar dan saya gak
akan nikmati kayak gini, belum tentu saya akan dapetin uang yang banyak kayak
disini”
(Informan 4)

“Saya lebih suka hidup kayak gini, karena mau disesalin juga percuma, saya

udah sakit, udah terkena penyakit, jadi ya....jalanin aja lah mabk”

(Informan 1)

Perilaku yang mendukung terjadi Penyakit Menular Seksual ( PMS )

biasanya dilakukan para pekerja Seks Komersial (PSK) dengan melakukan

hubungan seksual yang tidak sehat dan kurang kesadaran para Pekerja Seks

Komersial (PSK) terhadap pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS)

diantaranya adalah sering berganti-ganti pasangan, berhubungan seksual dengan

pasangan yang tidak dikenal Pekerja Seks Komersial (PSK) , masih terus

berhubungan seksual meskipun menderita Penyakit Menular Seksual, dan

pengidap Penyakit Menular Seksual ( PMS) tidak memberitahu kepada pasangan

untuk mendapatkan pengobatan Penyakit Menular Seksual.

“ keseharian ya kayak gini, kalau lagi gak ada tamu ya maen kartu tiduran

palingan nonton tv”.

(Informan 2)
75

“ kadang mau juga tamu itu ngajak jalan diluar, tapi kalau gak ada, ya palingan

di kamar aja, sambil nunggu tamu datang”

(Informan 4)

5.2 Perilaku Pekerja Seks Komersial dengan Kebutuhan Ekonomi

Pekerjaan seks komersial adalah seseorang yang menjual jasanya untuk

melakukan hubungan seksual untuk uang (ekonomi). Di indonesia pelacur

(Pekerja Seks Komersial) sebagai pelaku pelacuran sering disebut sebagai sundal

atau sendel, ini menunjukkan bahwa perilaku perempuan sundal itu sangat begitu

buruk hina menjadi musuh masyarakat, mereka kerap digunduli bila tertangkap

aparat penegak ketertiban, sebagai profesi yang menjual jasa untuk memuaskan

kebutuhan seksual pelanggan, biasanya ini dalam bentuk penyerahan tubuhnya.

“faktor ekonomi jadinya saya mengikuti ajakan teman, kadang kalau mau
ngelayani pelanggan rasannya bosan, karena itu-itu aja kerjaannya, tapi karena
udah gak ada lagi pilihan hidup, mau gak mau saya terima”

(Informan 6)

Kebutuhan uang yang memaksa saya menjadi pelacur, meskipun pekerjaan saya
hanya sebagai tukang massase, tapi karna uang masuk kami dari pekerjaan plus
plus itu, kami juga jalanin, yang penting kami tiap hari setor 20.000 ke toke tiap
malam tutup oukup ini
.
(Informan 2)

5.3 Perilaku Pekerja Seks Komersial terhadap pengaruh Lingkungan

Individu tidak memiliki pengalaman langsung dengan orang lain, harapan

individu dapat terbentuk melalui apa yang dipelajari dari teman ataupun dari apa

yang telah didengar. Reputasi orang lain biasanya membentuk harapan yang kuat

yang membawa individu untuk melihat elemen untuk trust dan distrust serta
76

membawa pada pendekatan pada hubungan untuk saling percaya. Pengalaman

aktual, pada kebanyakan orang, individu membangun faset dari pengalaman untuk

berbicara, bekerja, berkoordinasi dan berkomunikasi. Beberapa dari fase tersebut

sangat kuat di dalam trust.

“ saya udah 4 tahun kerja disini, dan merasa nyaman, kalau mau pulang ke
jawa, bisa, tapi kalau bawak uang yang sikit kan, malu.......keluarga saya
dikampung juga gak tau pekerjaan saya seperti ini, taunya saya kerja di salon”
(informan 8)

“gak setiap hari ada pelanggan yang datang, palingan 1 hari 2 orang kadang 4
orang, karna kami banyak di bagi-bagi pakek giliran, supaya dapetnya merata,
walau kalau udah didalem kamar, beda-beda dapat uang capeknya, pande-
pande”

(Informan 7)

5.4 Perilaku Pekerja Seks Berdasarkan Kebutuhan Seks

Kerap kebutuhan Seks bukan karena dibutuhkan semata oleh pria

berhidung belang saja untuk memuaskan hasratnya, namun hal ini juga dirasakan

oleh para wanita, beberapa wanita juga ada menjelajahi kepuasaan seks dengan

pria yang lebih rentan muda dari pada dirinya, hanya untuk mendapatkan

kepuasaan sesaat, kehidupan yang glamor menjadi ketertarikan tiap lelaki yang

ingin mendapatkan harta dari seorang wanita yang ia inginkan.

“suami saya sudah gak ada, kami bercerai waktu saya masih di Solo, karna itu
saya mencoba kerja disini, saya juga kerja disini karena ajakan dari kawan sih,
saya gak tau awalnya kerjanya ada pelayanan plusnya, tapi karna hasrat
perempuan itu ada juga kan mbak, ya akhirnya saya merasa menikmati dengan
pekekerjaan ini, kadang juga kan ada pelanggan yang akan lumayan wajahnya,
itu buat saya jadi kadang tertarik dan menikmati saat saya melayani dia mbak”

(Informan 6)
77

“udah lama saya kerja di hotel, baru pindah saya di oukup ini,awalnya saya
hanya pingin melampiaskan hsrat saya aja, karena suami saya certain saya, dia
selingkuh ma temen sendiri, emenjak itu saya kesel lihat laki-laki,,,awalnya gak
merasa menikmati waktu saya melayani pelanggan, tapi kelama-kelamaan saya
jadi terbiasa, dan menikmati saat berhubungan seks degan para tamu-tamu
saya.”
(Informan 2)

5.5 Perilaku Pekerja Seks terhadap Lingkungan

Tidak adanya dukungan sosial ini menyebabkan para PSK membentuk

kelompok sendiri, yang selanjutnya makin menjauhkan diri mereka dari

masyarakat umum seperti masuk ke dalam suatu lokalisasi (wadah tempat

prostitusi berlanjut). Penolakan atau sikap negatif masyarakat serta label-label

yang dilekatkan masyarakat pada PSK dapat menimbulkan efek Self-Fulfilling

Phrophecy, Akibatnya komunitas PSK yang mengalami penurunan identitas ini,

makin menarik diri dan mengalami berbagai hambatan dalam penyesuaian sosial

dan pengembangan diri. Jadi dapat dikatakan bahwa sikap masyarakat ini justru

dapat menimbulkan masalah psikologis yang baru bagi kaum wanita tuna susila.

Dari sinilah kita mendapatkan suatu gambaran baru bagaimana PSK hidup

dibawah tekanan (pressure) dari lingkungan sekitarnya baik dari lingkungan

keluarga maupun lingkungan masyarakat. Serta harus menerima berbagai macam

stereotype negatif yang dialamatkan pada pelacur selama ini dan belum tentu

kesemua yang ditujukan tersebut benar adanya.

“udah lama sayanya kerja kayak gini,mau dilepas, belum ada kerjaan lain,tapi
kalau ada yang lain mau juga saya pindah, ya ada rasa menyesal, tapi karna
udah terlanjur, pasrah aja”
(Informan 4)
78

“mengadu nasib di luar daerah itu sulit, udah saya janda juga, mau cari kerja
apa lagi,satu kampung juga kami, sama-sama dari solo, tapi dia udah sukses,saya
kalau udah sukses,banyak uang mungkin saya balik lagi ke solo aja”
(Informan 1)

“Karena ajakan teman saya bekerja disini,temen saya aa doukup yang lain, tapi

udah terlanjur jadi mau dibilang apa lagi”

(Informan 3)

5.6 Perilaku Pekerja Seks terhadap Kebutuhan Ekonomi

Dalam kehidupan sekarang ini keberadaan tidak adanya dukungan sosial

ini menyebabkan para PSK membentuk kelompok sendiri, yang selanjutnya

makin menjauhkan diri mereka dari masyarakat umum seperti masuk ke dalam

suatu lokalisasi (wadah tempat prostitusi berlanjut). Penolakan atau sikap negatif

masyarakat serta label-label yang dilekatkan masyarakat pada PSK dapat

menimbulkan efek Self-Fulfilling Phrophecy, Akibatnya komunitas PSK yang

mengalami penurunan identitas ini, makin menarik diri dan mengalami berbagai

hambatan dalam penyesuaian sosial dan pengembangan diri. Jadi dapat dikatakan

bahwa sikap masyarakat ini justru dapat menimbulkan masalah psikologis yang

baru bagi kaum wanita tuna susila. Dari sinilah kita mendapatkan suatu gambaran

baru bagaimana PSK hidup dibawah tekanan (pressure) dari lingkungan

sekitarnya baik dari lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Serta

harus menerima berbagai macam stereotype negatif yang dialamatkan pada

pelacur selama ini dan belum tentu kesemua yang ditujukan tersebut benar

adanya, tuna susila atau sering disebut PSK merupakan fenomena yang tidak

asing lagi dalam kehidupan masyarakat Indonesia, akan tetapi keberadaan tersebut
79

ternyata masih menimbulkan pro dan kontra dalam masyarakat. Pertanyaan

apakah Pekerja Seks Komersial (PSK) termasuk kaum yang tersingkirkan atau

kaum yang terhina, hal tersebut mungkin sampai sekarang belum ada jawaban

yang dirasa dapat mengakomodasi konsep pekerja seks komersial itu sendiri. Hal

ini sebagaian besar disebabkan karena mereka tidak dapat menanggung biaya

hidup yang sekarang ini semuanya serba mahal.

“kerjaan lain saya gak tau, keluarga saya menuntut saya menjadi seperti ini,
karena serba kekurangan, serba mahal apa-apa,kalau kerja disini ya lumayan
penghasilannya”
(Informan 5)

“anak gak ada yang ngurusin, kehidupan juga mahal,,,saya juga janda,
kebutuhan sehari-hari kalau dikampung ya ala kadarnya aja waktu disana,
selama saya disini, lumayan udahan, anak saya bisa sekolah”

(Informan 1)

“kebutuhan hidup mahal.......tau kerjaan kayak gini beresiko, tapi mau gimana
ya, ada hal kebutuhan yang membuat saya seperti ini,suami saya udah gak ada,
anak saya 3, apa ya mbk, susah mau dijelasin, kekurangan uang juga ada
keinginan yang batin juga,kalau nikah lagi juga saya mikir lagi, takut pernikahan
saya gagal lagi, teroma saya mbk,jadi kayak gini juga sayanya udah terima”

(Informan 3)
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Human Health

Organisasi tentang perilaku pekerja seks di pemandian Oukup desa selayang

Kecamatan Medan Tuntungan:

1) Perilaku Pekerja Seks Komersial berdasarkan ekonomi, 4 informan

menyatakan ekonomi kebutuhan hidup dan informan tetap mau menjadi

pekerja di oukup mesikipun dirinya sudah terkena penyakit Gonorhea.

2) Perilaku Pekerja Seks Komersial berdasarkan dari kebutuhan seks, 2 informan

menyatakan bahwa kebutuhan seks yang sudah menjadi kebutuhan setiap kali

melayani tamu yang datang dipemandian oukup desa selayang kecamatan

medan tuntungan.

3) Perilaku Pekerja Seks komersial berdasarkan lingkungan, 3 dari informan

menyatakan bahwa pengaruh dari ajakan teman dan tuntutan kebutuhan

keluarga, sehingga informan memilih mau berkerja di tempat oukup desa

Selayang Kecamatan Medan Tuntungan.

4) Perilaku Pekerja seks belum mengerti sepenuhnya bahaya Peneyakit Menular

Seksual Gonorhea

5) Dan 10 (sepuluh) informan masih memperdulikan kepentingan pelanggan

dengan tidak menggunkan alat pelindung saat berhubungan seks, demi

mendapatkan kepuasaan menerima bayaran yang lebih, tanpa mengetahui

80
81

dampak semakin menularkan Gonorhea ke setiap pasangan yang bergnati-

ganti.

6.2 Saran

1) Sebaiknya para pekerja oukup mau memakai kondom sehingga tidak

menyebar luaskan PMS gonorhea pada konsumen yang lainya, dan berupaya

semaksimal mungkin untuk tidak memprioritaskan kebutuhan konsumen.

2) Membuka lapangan pekerjaan yang lebih baik untuk para pekerja seks

sehingga untuk pekerja yang terkena gonorhea lebih membaik.

3) Pekerja seks setidaknya bersikap tegas untuk memutuskan kesehatan dirinya

dari pada mementingkan kepuasan para pelanggan, sehingga dapat terhindar

atau mengurangi akibat penyebaran tentang PMS gonorhea.

4) Bagi Human Healt Organization lebih peduli dengan kesehatan para pekerja

seks di oukup Desa Selayang Kecamatan Medan Tuntungan, agar para seks

bebas dari penyakit PMS Gonorhea lebih membaik.


Lampiran 1
DAFTAR PERTANYAAN/PEDOMAN WAWANCARA

Perilaku Pekerja Seks Terhadap Penyakit Gonorhea Di Pemandian Oukup

Desa Selayang Kecamatan Medan Tuntungan.

A. Identitas Informan

1) Nama/Inisial

2) Umur

3) Tempat Kerja

(1) Sudah berapa lama anda ibu bekerja di tempat Oukup ini?

(2) Apakah ibu tau mamfaat kondom dan fungsinya untuk apa?

(3) Apakah ibu tau tentang Penyakit Menular Seksual?

(4) Apakah ibu tau dampak terkena penyakit Menular Seksual

Gonorhea?

(5) Pernahkan ibu mencoba mengatakan pada konsumen bahwa

kondom itu fungsinya bermanfaat untuk perlindungan lebih sehat?

(6) Apakah ibu ada mengalami atau timbul gejala keputihan dan gatal-

gatal pada vagina ibu?

(7) Kira-kira pendapatan anda selain tambahan dari oukup,misalnya

melayani kebutuhan seks tamu berapa?

(8) Apakah ibu tau Penyakit Menular Seksual jenis Gonorhea?

(9) Pekerjaan ini memang ibu sukai, atau karena ada faktor lain?

(10) Apakah ibu tau kehadiran H2O yang selalu memberikan

penyuluhan, kondom juga motivasi?

82
Lampiran 2

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA DENGAN INFORMAN

Informan I

Ny. B, umur 35 tahun, bekerja di tempat oukup BS1

Pn : Sudah berapa lama anda/ibu bekerja ditempat Oukup ini?

Inf 1 : Saya udah lama disini, adalah 3 tahun saya disini

Pn : Apakah ibu sudah tau mamfaat kondom dan fungsinya untuk apa?

Inf 1 : Tau, untuk perlindungan diri, supaya sehat

Pn : Apakah ibu tau Penyakit Menular Seksual

Inf 1 : Tau tapi sekilas aja, kayak HIV

Pn : Apakah ibu tau dampak terkena penyakit Menular Seksual Gonorhea?

Inf 1 : Saya gak tau, kalau itu, palingan saya tau HIV, kemaren udah pernah
dikash tau, tapi da lupa, yang inget palingan HIV.

Pn : Pernahkah Ibu mencoba mengatakan pada konsumen bahwa kondom itu


fungsinya bermamfaat untuk perlindungan lebih sehat

Inf 1 : Udah tau, sering juga tak kasih tau ma tamu-tamu pelanggan, kadang
ampek saya takutin, kadang ada yang mau, ya kadang ada yang gak mau.

Pn : Apakah ibu ada mengalami atau timbul gejala keputihan dan gatal –
gatal pada vagina ibu

Inf 1 : Ada, kalau gatel ada tapi gak sering, iya kadang kencing panas juga

Pn : Kira-kira Pendapatan anda/ibu selain tambahan dari oukup, misalnya


melayani kebutuhan seks tamu berapa

Inf 1 : Gak tentu, kadang ya sikit, kadang banyak, gak tentu la berpannya, iya
ada dibawah segithu la

Pn : Apakah ibu tau penyakit menular seksual jenis Gonorhea?

Inf 1 : Gak mbak, kalau HIV tau.jenis yg itu gak tau saya.

83
84

Informan 2

Ny. W, umur 40 tahun, bekerja di tempat oukup BS1

Pn : Sudah berapa lama anda/ibu bekerja ditempat Oukup ini?

Inf 2 : Zudah lama juga, dua tahun setengah

Pn : Apakah ibu sudah tau mamfaat kondom dan fungsinya untuk apa?

Inf 2 : Tau, untuk sehat, biar gak kena penyakit.

Pn : Apakah ibu tau Penyakit Menular Seksual

Inf 2 : Gak terlalu tau, hanya sekilasnya aja

Pn : Apakah ibu tau dampak terkena penyakit Menular Seksual Gonorhea?

Inf 2 : Gak tau mbk, sakit gonrhea juga saya gak tau yang mana

Pn : Pernahkah Ibu mencoba mengatakan pada konsumen bahwa kondom itu


fungsinya bermamfaat untuk perlindungan lebih sehat

Inf 2 : Sering, tapi kadang mereka gak mau pakek kondom

Pn : Apakah ibu ada mengalami atau timbul gejala keputihan dan gatal –
gatal pada vagina ibu

Inf 2 : Iya sakit kadang kalau kencing, gatel-gatel iya juga.

Pn : Kira-kira Pendapatan anda/ibu selain tambahan dari oukup, misalnya


melayani kebutuhan seks tamu berapa

Inf 2 : dibawah 500 ratus la, gak tentu

Pn : Apakah ibu tau penyakit menular seksual jenis Gonorhea?

Inf 2 : Gak tau, HIV tau mbk


85

Informan 3

Ny. R, umur 32 tahun, bekerja di tempat oukup Boss

Pn : Sudah berapa lama anda/ibu bekerja ditempat Oukup ini?

Inf 3 : Baru 4 bulan, saya pindah dari hotel sebrang.

Pn : Apakah ibu sudah tau mamfaat kondom dan fungsinya untuk apa?

Inf 3 : Iya tau.....

Pn : Apakah ibu tau Penyakit Menular Seksual

Inf 3 : tau tapi sekilas aja, kayak hiv

Pn : Apakah ibu tau dampak terkena penyakit Menular Seksual Gonorhea?

Inf 3 : Gak tau, yang kayak gimana tanda-tandanya

Pn : Pernahkah Ibu mencoba mengatakan pada konsumen bahwa kondom itu


fungsinya bermamfaat untuk perlindungan lebih sehat

Inf 3 : tiap kali mau hubungan ku kasih tau terus

Pn : Apakah ibu ada mengalami atau timbul gejala keputihan dan gatal –
gatal pada vagina ibu

Inf 3 : ada, gatel-gatel iya, iya juga kencing sering sakit dan nyeri,...

Pn : Kira-kira Pendapatan anda/ibu selain tambahan dari oukup, misalnya


melayani kebutuhan seks tamu berapa

Inf 3 : Gak tentu sih

Pn : Apakah ibu tau penyakit menular seksual jenis Gonorhea?

Inf 3 : Gak mbak, kalau HIV tau


86

Informan 4

Ny. T, umur 29 tahun, bekerja di tempat oukup Boss

Pn : Sudah berapa lama anda/ibu bekerja ditempat Oukup ini?

Inf 4 : baru 1 tahun

Pn : Apakah ibu sudah tau mamfaat kondom dan fungsinya untuk apa?

Inf 4 : Tau, tapi ya gak terlalu banyak hal yang tau

Pn : Apakah ibu tau Penyakit Menular Seksual

Inf 4 : Gak tau

Pn : Apakah ibu tau dampak terkena penyakit Menular Seksual Gonorhea?

Inf 4 : Gak tau, yang kayak gimana tanda-tandanya

Pn : Pernahkah Ibu mencoba mengatakan pada konsumen bahwa kondom itu


fungsinya bermamfaat untuk perlindungan lebih sehat

Inf 4 : Tiap kali mau hubungan ku kasih tau terus

Pn : Apakah ibu ada mengalami atau timbul gejala keputihan dan gatal –
gatal pada vagina ibu

Inf 4 : Ada, gatel-gatel iya, iya juga kencing sering sakit dan nyeri,...

Pn : Kira-kira Pendapatan anda/ibu selain tambahan dari oukup, misalnya


melayani kebutuhan seks tamu berapa

Inf 4 : Gak tentu sih

Pn : Apakah ibu tau penyakit menular seksual jenis Gonorhea?

Inf 4 : Gak mbak, kalau HIV tau


87

Informan 5

Ny. T, umur 29 tahun, bekerja di tempat oukup Boss

Pn : Sudah berapa lama anda/ibu bekerja ditempat Oukup ini?

Inf 5 : Baru 1 tahun

Pn : Apakah ibu sudah tau mamfaat kondom dan fungsinya untuk apa?

Inf 5 : Tau, tapi ya gak terlalu banyak hal yang tau

Pn : Apakah ibu tau Penyakit Menular Seksual

Inf 5 : Gak tau

Pn : Apakah ibu tau dampak terkena penyakit Menular Seksual Gonorhea?

Inf 5 : Gak tau, yang kayak gimana tanda-tandanya

Pn : Pernahkah Ibu mencoba mengatakan pada konsumen bahwa kondom itu


fungsinya bermamfaat untuk perlindungan lebih sehat

Inf 5 : tiap kali mau hubungan ku kasih tau terus

Pn : Apakah ibu ada mengalami atau timbul gejala keputihan dan gatal –
gatal pada vagina ibu

Inf 5 : ada, gatel-gatel iya, iya juga kencing sering sakit dan nyeri,...

Pn : Kira-kira Pendapatan anda/ibu selain tambahan dari oukup, misalnya


melayani kebutuhan seks tamu berapa

Inf 5 : gak tentu sih

Pn : Apakah ibu tau penyakit menular seksual jenis Gonorhea?

Inf 5 : gak mbak, kalau HIV tau


88

Informan 6

Ny. S, umur 19 tahun, bekerja di tempat oukup Prima

Pn : Sudah berapa lama anda/ibu bekerja ditempat Oukup ini?

Inf 6 : Baru 2 tahun, saya tinggal disini.

Pn : Apakah ibu sudah tau mamfaat kondom dan fungsinya untuk apa?

Inf 6 : Tau, tapi ya gak terlalu banyak hal yang tau

Pn : Apakah ibu tau Penyakit Menular Seksual

Inf 6 : Tau, kayak HIV, udah lupa, udah pernah dijelasin tapi udah lupa lagi.

Pn : Apakah ibu tau dampak terkena penyakit Menular Seksual Gonorhea?

Inf 6 : Gak tau, yang kayak gimana tanda-tandanya

Pn : Pernahkah Ibu mencoba mengatakan pada konsumen bahwa kondom itu


fungsinya bermamfaat untuk perlindungan lebih sehat

Inf 6 : Mau hubungan ku kasih tau juga

Pn : Apakah ibu ada mengalami atau timbul gejala keputihan dan gatal –
gatal pada vagina ibu

Inf 6 : Ada, gatel-gatel iya, iya juga kencing sering sakit dan nyeri,...

Pn : Kira-kira Pendapatan anda/ibu selain tambahan dari oukup, misalnya


melayani kebutuhan seks tamu berapa

Inf 6 : Kadang 400 kadang lebih, tergantung kalau sepi dapetnya sedikit.

Pn : Apakah ibu tau penyakit menular seksual jenis Gonorhea?

Inf 6 : Gak mbak, yang saya tau tentang HIV ,sifilis


89

Informan 7

Ny. T, umur 28 tahun, bekerja di tempat oukup Prima

Pn : Sudah berapa lama anda/ibu bekerja ditempat Oukup ini?

Inf 7 : Baru sih, belum lama saya disni, dulunya saya di salon,.

Pn : Apakah ibu sudah tau mamfaat kondom dan fungsinya untuk apa?

Inf 7 : Iya untuk perlindungan diri, supaya gak sakit

Pn : Apakah ibu tau Penyakit Menular Seksual

Inf 7 : Tau, kayak HIV AIDS, Sifilis, gonorrhea, tapi biasanya k.

Pn : Apakah ibu tau dampak terkena penyakit Menular Seksual Gonorhea?

Inf 7 : Gak tau, yang kayak gimana tanda-tandanya

Pn : Pernahkah Ibu mencoba mengatakan pada konsumen bahwa kondom itu


fungsinya bermamfaat untuk perlindungan lebih sehat

Inf 7 : Tiap kali mau hubungan ku kasih tau terus

Pn : Apakah ibu ada mengalami atau timbul gejala keputihan dan gatal –
gatal pada vagina ibu

Inf 7 : Ada, gatel-gatel iya, iya juga kencing sering sakit dan nyeri,...

Pn : Kira-kira Pendapatan anda/ibu selain tambahan dari oukup, misalnya


melayani kebutuhan seks tamu berapa

Inf 7 : Tergantung kalau sepi dapetnya sedikit, kalau banyak bias dapet ampek
1 jutaan.

Pn : Apakah ibu tau penyakit menular seksual jenis Gonorhea?

Inf 7 : Kalau kencing sakit ya katanya, terus gatel-gatel kemaluannya, ke


putihan juga
90

Informan 8

Ny. S, umur 19 tahun, bekerja di tempat oukup Prima

Pn : sudah berapa lama anda/ibu bekerja ditempat Oukup ini?

Inf 8 : Ada dua tahunan la,habis lebaran kok saya kemari

Pn : Apakah ibu sudah tau mamfaat kondom dan fungsinya untuk apa?

Inf 8 : Ya udah tau, tau supaya gak hamil

Pn : Apakah ibu tau Penyakit Menular Seksual

Inf 8 : Tau sich, tapi gak banyak, HIV aja palingan yang saya tau

Pn : Apakah ibu tau dampak terkena penyakit Menular Seksual Gonorhea?

Inf 8 : Gak tau, gonorrhea aja saya gak tau buk

Pn : Pernahkah Ibu mencoba mengatakan pada konsumen bahwa kondom itu


fungsinya bermamfaat untuk perlindungan lebih sehat

Inf 8 : Jarang si buk, kadang di kasih tau, kadang gak juga.

Pn : Apakah ibu ada mengalami atau timbul gejala keputihan dan gatal –
gatal pada vagina ibu

Inf 8 : Sering gatel- gatel bagian intim, keputihan ada juga, kadang sakit juga
kalau kencing, kadang gak.

Pn : Kira-kira Pendapatan anda/ibu selain tambahan dari oukup, misalnya


melayani kebutuhan seks tamu berapa

Inf 8 : Oh banyak, disithu la saya dapet tambahannya, setor ke yang punya 20


rb perhari.

Pn : Apakah ibu tau penyakit menular seksual jenis Gonorhea?

Inf 8 : Saya pernah denger, tapi saya gak tau yang pastinya seperti apa.
91

Informan 9

Ny. L, umur 34 tahun, bekerja di tempat Oukup BS 2

Pn : Sudah berapa lama anda/ibu bekerja ditempat Oukup ini?

Inf 9 : Belum lama sih buk, baru 6 bulanan

Pn : Apakah ibu sudah tau mamfaat kondom dan fungsinya untuk apa?

Inf 9 : Tau buk, pernah denger dan dijelasin, kondom itu untuk mencegah
ternjadinya penyakit menular

Pn :Apakah ibu tau Penyakit Menular Seksual

Inf 9 : Tau buk, HIV AIDS, herpes, kencing nanah

Pn : Apakah ibu tau dampak terkena penyakit Menular Seksual Gonorhea?

Inf 9 : Saya gak pernah denger go, tapi kalau kencing nanah pernah denger buk.

Pn : Pernahkah Ibu mencoba mengatakan pada konsumen bahwa kondom itu


fungsinya bermamfaat untuk perlindungan lebih sehat

Inf 9 : Kadang-kadang lupa si buk, karna keburu diajak duluan.

Pn : Apakah ibu ada mengalami atau timbul gejala keputihan dan gatal –
gatal pada vagina ibu

Inf 9 : Sering, hampir tiap hari, keputihan juga ada, kalau kencing baru-baru ini
aja sakit, kadang ngerasa panas.

Pn : Kira-kira Pendapatan anda/ibu selain tambahan dari oukup, misalnya


melayani kebutuhan seks tamu berapa

Inf 9 : gak tentu, kadang banyak dikasih kadang sikit.

Pn : Apakah ibu tau penyakit menular seksual jenis Gonorhea?

Inf 9 : gak buk, kenicng nanah sama itu ya buk sama GO?
92

Informan 10

Ny. E, umur 30 tahun, bekerja di tempat Oukup prima

Pn : Sudah berapa lama anda/ibu bekerja ditempat Oukup ini?

Inf 10 : Udah agak lama, kira-kira setahun la

Pn : Apakah ibu sudah tau mamfaat kondom dan fungsinya untuk apa?

Inf 10 : Tau supaya gak hamil, sama gak tertular penyakit kelamin

Pn : Apakah ibu tau Penyakit Menular Seksual

Inf 10 : Tau, HIV,sifilis, herpesit aja sih yang tau

Pn : Apakah ibu tau dampak terkena penyakit Menular Seksual Gonorhea?

Inf 10 : Saya gak pernah denger go, tapi kalau kencing nanah pernah denger buk.

Pn : Pernahkah Ibu mencoba mengatakan pada konsumen bahwa kondom itu


fungsinya bermamfaat untuk perlindungan lebih sehat

Inf 10 : Kadang-kadang lupa si buk, karna keburu diajak duluan.

Pn : Apakah ibu ada mengalami atau timbul gejala keputihan dan gatal –
gatal pada vagina ibu

Inf 10 : Sering, hampir tiap hari, keputihan juga ada, kalau kencing baru-baru ini
aja sakit, kadang ngerasa panas.

Pn : Kira-kira Pendapatan anda/ibu selain tambahan dari oukup, misalnya


melayani kebutuhan seks tamu berapa

Inf 10 : Gak tentu, kadang banyak dikasih kadang sikit.

Pn : Apakah ibu tau penyakit menular seksual jenis Gonorhea?

Inf 10 : Gak buk, kenicng nanah sama itu ya buk sama GO?

Anda mungkin juga menyukai