DI RSUD JAYAPURA
DI SUSUN OLEH :
TAHUN 2018/2019
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Ynag Maha Esa Yang telah melimpahkan rahmat
dan hidaYah-NYa kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok kami
Yaitu “Manajemen Asuhan Kebidanan Pada By. Ny. I Dengan Normal Di RSUD JaYapura”.
Kami menYadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih ada
beberapa kesalahan Yang dapat ditemukan. Namun demikian, kami berupaYa dengan segala
kemampuan dan pengetahuan Yang kami miliki untuk menyelesaikan makalah ini. Oleh
karenanYa, kami sangat mengharapkan saran dan kritik Yang sifatnYa membangun untuk
penyempurnaan makalah ini kami sampaikan terima kasih.
Kelompok V
Halaman Depan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
A. Latar Belakang
Di Indonesia angka kematian bayi dan ibu melahirkan masih tergolong tinggi Yaitu
mencapai 194/100.000 kelahiran hidup untuk angka kematian bayi pada tahun 1997.
penelitian telah menunjukkan bahwa lebih dari 50% kemtian bayi terjadi dalam perode
neonatal Yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknYa penanganan bayi baru lahir
Yang lahir sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan Yang dapat mengakibatkan cacat
seumur hidup, kematian. MisalnYa sebagai akibat hipotermi pada bayi baru lahir dapat terjadi
cold stress Yang selanjutnYa dapat terjadi hipoksemia atau hipoglikemia dan mengakibatkan
kerusakan otak. Akibat selanjutnYa adalah perdarahan otak, syok, beberapa bagian tubuh
mengeras dan keterlambatan tumbuh kembang. Contoh lain misalnYa kurang baiknYa
pembersihan jalan nafas waktu lahir dapat menyebabkan masuknYa cairan lambung kedalam
paru-paru Yang mengakibatkan kesulitan pernafasan, kekurangan zat asam, dan apabila hal
ini berlangsung terlalu lama dapat menimbulkan perdaraha otak, kerusakan otak dan
periode Yang paling kritis. Pencegahan asfiksia, menjaga suhu tubuh bayi, terutama pada
bayi dengan berat badan lahir rendah, pemberian air susu ibu (ASI) dalam rangka
menurunkan angka kematian oleh karena diare. Pencegahan terhadap infeksi, pemantauan
kenaikan berat badan dan stimulasi psikologis merupakan tugas pokok bagi pemantau
kesehatan bayi dan anak. Neonatus pada minggu pertama oleh kondisi ibu waktu hamil dan
melahirkan.
B. Tujuan
1.Tujuan Umum
Dapat melakuakn asuhan kebidanan pada bayi baru lahir Normal menggunakan 7
komperhensif.
2.Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian data pada bayi Ny. I baik data subyektif maupun obyektif.
f. Dapat melaksanakan rencana tindakan Yang telah dibuat dengan baik pada bayi Ny. I
g.Dapat melakuakn evaluasi dari tindakan Yang telah dilakukan dari awal sampai akhir
Nilai
Tanda 0 1 2
Denyut Tidak
Lambat < 100 >100
jantung(pulse) Ada
Usaha Tidak Lambat, tidak Menangis dengan
nafas(respisration) Ada teratur keras
Fleksi pada
Tonus otot(activity) Lemah Gerakan aktif
ekstremitas
Kepekaan Tidak
Merintih Menangis kuat
reflek(gremace) Ada
Tubuh merah
Biru SeluruhnYa merah
Warna(apperence) muda,
pucat muda
ekstremitas biru
Klasifikasi :
Plasenta Previa
A. PENGERTIAN
Plasenta previa merupakan plasenta Yang letaknYa abNormal Yaitu pada segmen bawah
rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internum).
Klasifikasi plasenta previa berdasarkan terabanYa jaringan plasenta melalui pembukaan jalan
lahir pada waktu tertentu :
1. Plasenta previa totalis : bila seluruh pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta.
2. Plasenta previa lateralis : bila hanYa sebagian pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta.
3. Plasenta previa marginalis : bila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan
jalan lahir.
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR|KELOMPOK V 10
4. Plasenta previa letak rendah : bila plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir pembukaan jalan
lahir.
2. Perdarahan berulang
5. TimbulnYa perlahan-lahan
C. ETIOLOGI
Penyebab plasenta previa secara pasti sulit ditentukan, tetapi ada beberapafaktor Yang
meningkatkan risiko terjadinYa plasenta previa, misalnYa bekasoperasi rahim (bekas sesar atau
operasi mioma), sering mengalami infeksirahim (radang panggul), kehamilan ganda, pernah
plasenta previa, atau kelainan bawaan rahim.
1. Anamnesis : adanYa perdarahan per vaginam pada kehamilan lebih 20 minggu dan
berlangsung tanpa sebab.
2. Pemeriksaan luar : sering ditemukan kelainan letak. Bila letak kepala maka kepala belum
masuk pintu atas panggul.
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR|KELOMPOK V 11
3. Inspekulo : adanYa darah dari ostium uteri eksternum.
4. USG untuk menentukan letak plasenta.
5. Penentuan letak plasenta secara langsung dengan perabaan langsung melalui kanalis
servikalis tetapi pemeriksaan ini sangat berbahaYa karena dapat menyebabkan perdarahan
Yang banYak. Oleh karena itu cara ini hanYa dilakukan diatas meja operasi.
- Istirahat.
Bila selama 3 hari tidak terjadi perdarahan setelah melakukan perawatan konservatif maka
lakukan mobilisasi bertahap. Pasien dipulangkan bila tetap Tidak Ada perdarahan. Bila timbul
perdarahan segera bawa ke rumah sakit dan tidak boleh melakukan senggama.
Penderita disiapkan untuk pemeriksaan dalam di atas meja operasi (double set up) Yakni
dalam keadaan siap operasi. Bila pada pemeriksaan dalam didapatkan :
- Presentase abNormal.
- Panggul sempit.
- Gawat janin
Pada keadaan dimana tidak memungkinkan dilakukan seksio sesar maka lakukan pemasangan
cunam Willet atau versi Braxton Hicks.
HBSag/Hepatitis B
A. Pengertian
Hepatitis B adalah infeksi serius pada hati Yang disebabkan oleh virus hepatitis B
(HBV). Hepatitis B bisa menyebabkan kondisi akut dan kronis pada pasien. Jika sudah
memasuki level kronis, penYakit ini bisa membahaYakan nYawa penderitanYa. Jika tidak
segera ditangani, pendertia hepatitis B kronis berisiko terkena sirosis, kanker hati, atau gagal
hati.
Di Indonesia sendiri, hasil riset Kesehatan Dasar pada Yang dirilis pada 2015
menunjukkan bahwa penderita hepatitis di Indonesia diperkirakan mencapai 28 juta orang,
dimana setengah di antaranYa berpotensi untuk menjadi kronis, dan 10 persen dari risiko
kronis tersebut akan mengalami sirosis atau bahkan kanker hati.
Hepatitis B dapat menular melalui darah dan cairan tubuh, misalnYa sperma dan
cairan vagina. Beberapa cara penularan umumnYa antara lain:
Kontak seksual. MisalnYa berganti-ganti pasangan dan berhubungan seks tanpa alat
pengaman.
Berbagi jarum suntik. MisalnYa menggunakan alat suntik Yang sudah terkontaminasi darah
penderita hepatitis B.
Kontak dengan jarum suntik secara tidak disengaja. MisalnYa petugas kesehatan
(paramedis) Yang sering berurusan dengan darah manusia.
Ibu dan bayi. Ibu Yang sedang hamil dapat menularkan penYakit ini pada bayinYa saat
persalinan.
Ada tiga jenis pemeriksaan antigen dan antibodi untuk hepatitis B, Yakni hepatitis B
surface antigen (HbsAg), hepatitis B core antigen (HbcAg), antibodi hepatitis B surface
antigen (anti-HbsAg). Masing-masing tes ini memiliki fungsi Yang berbeda, dan akan
dijelaskan lebih mendetail pada bagian diagnosis.
Tes fungsi hati dilakukan untuk memeriksa kemungkinan menderita penYakit hati
lainnYa. Hal ini dikarenakan gejala hepatitis B seringkali menyerupai penYakit lainnYa,
terutama gangguan di hati. Pada pemeriksaan ini, akan dilihat apakah terdapat peningkatan
enzim hati, Yang menandakan bahwa hati Anda sedang berada di bawah tekanan atau sedang
mengalami gangguan tertentu.
Ada dua jenis infeksi hepatitis B, Yaitu akut (terjadi dalam waktu singkat) dan kronis
(jangka panjang). Infeksi akut umumnYa dialami oleh orang dewasa. Jika mengalami
hepatitis B akut, sistem kekebalan tubuh Anda biasanYa dapat melenYapkan virus dari tubuh
dan Anda akan sembuh dalam beberapa bulan.
Hepatitis B kronis terjadi saat virus tinggal dalam tubuh selama lebih dari enam bulan.
Jenis hepatitis B ini lebih sering terjadi pada bayi dan anak-anak. Anak-anak Yang terinfeksi
virus pada saat lahir berisiko mengalami hepatitis B empat sampai lima kali lebih besar
dibanding anak-anak Yang terinfeksi pada masa balita.
SebanYak 20 persen orang dewasa Yang terpapar virus ini akan berujung pada
diagnosis hepatitis B kronis. Penderita hepatitis B kronis bisa menularkan virus meski tanpa
menunjukkan gejala apa pun. Berdasarkan penelitian WHO, sekitar 3 dari 10 penderita
hepatitis B kronis akan mengalami sirosis.
Sirosis adalah kerusakan hati jangka panjang atau kronis Yang menyebabkan luka
pada hati. Perkembangan penYakit Yang perlahan-lahan mengakibatkan jaringan sehat
F. Pengobatan Hepatitis B
Tidak Ada langkah khusus dalam pengobatan hepatitis B. Tujuan pengobatan kondisi
ini adalah untuk mengurangi gejala dengan obat pereda sakit, serta menjaga kenYamanan
sehari-hari si penderita dan keseimbangan gizinYa.
Sementara itu, pengobatan untuk hepatitis B kronis tergantung pada tingkat keparahan
infeksi pada hati. Penanganan penYakit ini adalah menggunakan obat-obatan Yang berfungsi
untuk menghambat produksi virus dan mencegah kerusakan pada hati.
Pemeriksaan hepatitis B juga diterapkan bagi ibu hamil. Jika sang ibu mengidap
penYakit ini, bayinYa harus menerima vaksin pada saat lahir (12 jam setelah persalinan)
untuk mencegah penularan dari ibu ke bayi. Langkah lain Yang dapat dilakukan untuk
mengurangi risiko terkena hepatitis B di antaranYa adalah:
Apabila Anda telah melakukan kontak dengan salah seorang penderita hepatitis B
dalam rentang waktu 24 jam terakhir, segera periksakan diri ke dokter. Risiko penularan
penYakit ini dapat diturunkan dengan pemberian suntikan imunoglobulin hepatitis B. Ini
adalah larutan obat Yang berisi antibodi guna melawan virus hepatitis B.
TINJAUAN KASUS
DI RSUD JAYAPURA
No. Register :
Tanggal Pengkajian : 16 November 2018 Jam : 10.00 WIT
Tempat Pengkajian : Ruangan Perinatologi (SCN 2)
Oleh : Kelompok V
A. Data Subyektif
1. Identitas Anak
Nama : By. Ny. I
Tempat Tanggal Lahir : JaYapura, 15 November 2018
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 0 hari (10 jam)
Anak Ke : VI
BB Lahir : 3400 gram
PB Lahir : 48 cm
Ibu
Nama : Ny. I
Umur : 36 Tahun
Pekerjaan : IRT
AYah
Nama : Tn. M
Umur : 37 Tahun
Pekerjaan : Petani
Pendidikan Terakhir : SMP
Agama : Kristen Protestan
Suku/Bangsa : Manado/Indonesia
Alamat : Skouw
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
a) Suhu Badan : 36,1oC
b) Respirasi : 37x/mnt
c) Nadi : 130x/mnt
d. Pengukuran Antropometri
a) Panjang Badan : 46 cm
b) Berat Badan : 3400 gram
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Bentuk : Bulat
Capput Succadeneum : Ada
Cepal hematoem : Tidak Ada
Hidrocephalus : Tidak
Macrocephalus : Tidak
Sutura : Menutup
Fontanel : Normal
Rambut : bersih
Warna : hitam
Jenis : lurus
Lingkar Kepala : 35 cm
b. Muka
Bentuk : simetris
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR|KELOMPOK V 21
Odema : Tidak Ada
c. Mata
Bentuk : simetris
Secret : Tidak Ada
Konjungtiva : tidak pucat
Sklera : tidak ikterus
Kelainan : Tidak Ada
d. Hidung
Bentuk : simetris
Secret : Tidak Ada
Pernapasan cuping hidung : ada
Kelainan : ada
e. Mulut
Bentuk : simetris
Stomatitis : Tidak Ada
Labioskiz is/bibir sumbing : bersih
f. Telinga
Bentuk : simetris
Kelainan : Tidak Ada
g. Leher
Bentuk : simetris
Kelainan : Tidak Ada
h. Dada
Bentuk : simetris
Puting susu : Tidak Ada
Pengeluaran : Tidak Ada
Paru-paru : Normal
Jantung : Normal
Lingkar dada : 37 cm
i. Abdomen
Pembesaran : Tidak Ada
Kelainan tali pusat : Tidak Ada
Lingkar perut : 30 cm
j. Ekstremitas atas
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR|KELOMPOK V 22
Lila : 9 cm
Kelainan : Tidak Ada
Pergerakan tangan ka/ki : Normal
Jumlah jari tangan ka/ki : lengkap
Kuku : pendek
k. Ekstremitas bawah
Pergerakan kaki ka/ki : Normal
Jumlah jari kaki ka/ki : lengkap
Kelainan : Tidak Ada
Kuku : pendek
l. Punggung
Bentuk :
Kelainan : Tidak Ada
m. Genetalia
Laki-laki
Penis berlubang : Ya
Testis : Berada di Scrotum
Kelainan : Tidak Ada
n. Anus
Kelainan : Tidak Ada
o. Refleks
Moro refleks (terkejut) :+
Graps refleks (menggenggam) : +
Rooting refleks (mencari) :+
Sucking reflek (menghisap) :+
Swalowing refleks (menelan) :+
Babinsky reflek :+
3. Pemeriksaan Khusus/Pemeriksaan Penunjang
GDS :
DDR : (-)
Haemoglobin : Tidak dilakukan
Golongan Darah :
HIV : (-)
Data Dasar
DS : Bayi lahir secara SC pada tanggal 15 november 2018 jam 00.18 WIT dan berjenis
kelamin laki-laki
Tidak Ada
Tidak Ada
11. Letakkan bayi dibawah pemancar dan setelah itu lakukan rawat gabung
LANGKAH VI : PELAKSANAAN
delee.
respirasi
12. Meletakkan bayi di bawah pemancar dan setelah itu lakukan rawat gabung.
3. BB: 3500 gram, PB: 48 cm, LK: 35 cm, LD: 33 cm, APGAR Score: 8-9-10
6. Anus berlubang
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal/jam
Oleh
Objektif :
Assesment/Analisa
Perencanaan
Mengetahui,