Anda di halaman 1dari 2

Hubungan Tingkat Katarak dengan Durasi Diabetes, Usia

dan Jenis Kelamin pada Pasien dengan Diabetes Mellitus Tipe II

Tujuan

Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengevaluasi hubungan durasi


diabetes mellitus, usia dan jenis kelamin dalam memprediksi tingkat morfologi
katarak pada pasien dengan diabetes tipe II.

Ringkasan

Penelitian dilakukan menggunakan studi Retrospektif pada 69 pasien


katarak (35 laki-laki dan 34 perempuan) di Indonesia rentang usia 50 - 80 tahun yaitu
semua kasus katarak, seperti katarak senilis immatur (IMSC), katarak senilis matur (MSC)
dan katarak senilis hipermatur (HMSC) dengan diabetes mellitus tipe 2 yang menjalani
operasi untuk katarak dari Januari 2004 hingga Desember 2004 dan dievaluasi secara
retrospektif. Diabetes didefinisikan sebagai orang yang konsentrasi gula darah puasanya
sama dengan atau lebih dari 126 mg/dl atau yang memiliki lebih dari 200 mg / dl saat
diukur dua jam setelah makan. Durasi diabetes diambil sebagai periode dari diagnosis
DM ditegakkan hingga hari pemeriksaan untuk operasi katarak seperti yang
diinformasikan oleh pasien. Semua pasien menjalani evaluasi ophthalmologic termasuk
penilaian koreksi ketajaman terbaik, evaluasi segmen anterior menggunakan slit lamp
biomikroskopi dan pemeriksaan dilated fundus menggunakan 90D lens dan
ophthalmoscopy tidak langsung. Faktor risiko seperti jenis kelamin, usia dan durasi
diabetes secara statistik dianalisis dengan tingkat katarak pada pasien ini.

Menurut survei terbaru, katarak bertanggung jawab atas 51%


kebutaan di dunia. Dimana diabetes merupakan salah satu penyebab utama dan paling
sering yang menyebabkan terjadinya katarak. Studi pada populasi telah meningkatkan
pengetahuan tentang hubungan antara diabetes dan formasi katarak. Analisis data
membuktikan bahwa semakin lama diabetes dikaitkan dengan peningkatan frekuensi
katarak kortikal dan operasi katarak,

1
Pada kelompok dengan durasi diabetes kurang dari 5 tahun, ada 88,4% kejadian
katarak senilis immature (IMSC) dengan sedikit peningkatan prevalensi di antara
laki-laki, kejadian katarak senilis mature (MSC) ada 3,8%, dan kejadia katarak
senilis hipermature (HMSC) ada 7,6%. Pada Kelompok dengan durasi diabetes 6-
10 tahun ada 94,7% kejadian katarak senilis immature (IMSC) pada pasien
diabetes laki-laki ada, kejadian kejadian katarak senilis mature (MSC) ada 5,2%,
dan kejadian katarak senilis hipermature (HMSC) ada 0%. dan 15 tahun atau
lebih ada 100%.

Pada pasien wanita, distribusi laki-laki secara konsisten meningkat dengan


peningkatan durasi diabetes. MSC sedikit lebih pada pasien laki-laki dengan
durasi diabetes kurang dari 5 tahun. Persen diwakili karena lebih banyak jumlah
pasien kurang dari 11-14 tahun durasi (8/69). Hanya 2 pasien wanita (7,6%)
dengan HMSC ditemukan dan mereka menjadi anggota kelompok dengan
diabetes kurang dari 5 tahun.

Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat pada penelitia ini yaitu prevalensi miopia tinggi ringan,
sedang dan berat pada anak-anak sekolah berusia 18 tahun dalam survei terbaru di
wilayah metropolitan Cina adalah 19,4%, 5,2% dan 0,9%, masing-masing.
Angka-angka ini lebih tinggi dari pada survei sebelumnya dari Cina. Berbeda
dengan prevalensi miopia kecil dan miopia tinggi sedang, prevalensi miopia tinggi
yang parah (≥-10D) tidak berkorelasi kuat dengan parameter pendidikan setelah
disesuaikan untuk usia. Studi masa depan dapat mengatasi apakah risiko
pengembangan miopia patologis terikat pada tipe berat miopia anak-anak tinggi
yang tidak berkorelasi kuat dengan parameter pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai