Anda di halaman 1dari 4

Pemerataan Pendidikan

Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

Penjelasan
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah bentuk perhatian pemerintah akan pentingnya
pemerataan pendidikan bagi setiap warga negara. Kementerian Pendidikan Nasonal (Kemdiknas)
kini mengupayakan perbaikan manajemen penyaluran, termasuk sosialisasi. Awal Oktober 2010,
Mendiknas, Mohammad Nuh dan Mendagri, Gamawan Fauzi, menandatangani surat edaran
bersama berkait dengan pelaksanaan BOS agar daerah juga berperan aktif.
Surat edaran yang disampaikan kepada pemerintah provinsi, kabupaten/kota. Surat edaran itu
memuat lima butir pesan, yaitu :
1.Menyediakan BOS dari sumber APBD untuk memenuhi selisih kurang antara biaya yang
diperlukan sekolah dengan dana BOS dari pemerintah pusat;
2.Memasukkan program BOS dalam agenda audit pemerintah daerah;
3.Meningkatkan koordinasi audit internal BOS antara Inspektorat Daerah dengan Inspektorat
Jenderal Kementerian Pendidikan Nasional;
4.Memasukkan program BOS ke dalam agenda monitoring pemerintah daerah terhadap sekolah
dan
5.Menyediakan dana untuk monitoring dan evaluasi BOS dari sumber APBD.

Sejak Januari 2009 penerimaan siswa atas dana BOS telah dinaikkan, yaitu Rp 400.000,00 per
siswa per tahun untuk jenjang SD di perkotaan, Rp 397.000 untuk yang berada di kabupaten.
Untuk siswa SMP yang berada di perkotaan, dana BOS yang diterima Rp 575.000,00 per siswa
per tahun, sedangkan yang di kabupaten sebesar Rp 570.000,00.

Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diterima tiap sekolah yang besarnya dihitung
berdasarkan jumlah siswa. Besarnya sebagaimana disampaikan dalam RAPBN 2011 mencapai
Rp 16,8 triliun. Dana BOS ini sekolah wajib menggunakan untuk membeli buku teks pelajaran
atau mengganti yang telah rusak. Buku yang harus dibeli untuk tingkat SD adalah buku mata
pelajaran Pendidikan Agama, serta mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan. Sedangkan
tinngkat SMP, buku mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan mata pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi.
Selebihnya dana BOS digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a.Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka peneriman siswa baru (biaya pendaftaran,
penggandan formulir, administrasi pendaftaran, pendaftaran ulang, fotocopy, konsumsi panitia,
uang lembur dalam rangka penerimaan siswa baru, dan lainnya yang relevan)
b.Pembiayaan kegiatan pembelajaran (remedial, pengayaan, pemantapan persiapan ujian,
olalraga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka, palang merah remaja dan sejenisnya)
c.Sedang khusus untuk SMP Terbuka, dana BOS digunakan juga untuk kegiatan pembelajaran,
yang meliputi kegiatan supervisi oleh Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah SMP Terbuka,
kegiatan tatap muka di Sekolah Induk oleh Guru Bina, kegiatan pembimbingan di TKB oleh
Guru Pamong, dll.

Komentar saya

Saya sangat suka juga miris melihat negeri ini, yg masih menganggap pendidikan adalah
hal yg sepele dan bukannya dianggap penting. Padahal pendidikan itu menurut saya penting
karena sebagai upaya agar kita tidak terus-menerus diperbudak oleh pihak asing. Pendidikan
adalah sarana untuk kita berubah kearah yg lebih maju utuk membangun negeri ini. Saya
kagum akan program-program pemerintah tentang pendidikan, misalnya BOS (Bantuan
Operasional Sekolah). Tujuan pemerintah menciptakan BOS adalah untuk mempermudah
bangsa ini untuk mengenyam pendidikan secara merata, mulai dari Taman kanak-kanak sampai
Sekolah Menengah Atas. Tujuan pemerintah ini bisa dibilang sangatlah bagus apalagi jika dilihat
sekilas begitu banyak bantuan yg diberikan. Namun dalam hal ini, program BOS dalam
kenyataan lapang hanya diperuntukkan untuk sekolah-sekolah yg ada di perkotaan
saja,sedangkan yg di pelosok pedalaman tidak mendapatkan BOS. Dan bahkan sekolah mereka
hanya ala kadarnya saja. Padahal dilihat dari labelnya kebanyakan sekolah yg berada di pelosok-
pelosok tersebut adalah Sekolah Negeri. Bukannya Sekolah Negeri adalah sekolah milik Negeri
ini juga, yg seharusnya mendapat sarana dan prasarana yg layak?

Apakah menurut mereka(pemerintah), anak-anak bangsa yg berada di pelosok negeri


ini tidaklah perlu untuk mengenyam pendidikan?. Saya memang bukanlah anak pelosok, namun
saya bisa merasakan apa yg mereka rasakan. Andai saja anak bangsa tersebut tahu akan
kebenaran ini. Jika dilihat sekilas memang sangat banyak bantuan yg diberikan untuk negeri ini,
seperti halnya yg sudah disebutkan dalam bentuk nominal-
nominalnya di atas. Namun yg saya sesalkan mengapa
bantuan ini tidak merata dan bahkan tidak sampai untuk
sekolah-sekolah yg benar-benar membutuhkan. Jika
generasi-generasi tuanya (pemerintah) seperti ini
bagaimana mungkin generasi mudanya bisa berkembang
sesuai harapan generasi-generasi tua tersebut.

BY : Aditia Huda Ikhsani / 201110070311028


ARTIKEL TENTANG KONDISI PENDIDIKAN YG
ADA DI INDONESIA

Oleh : ADITIA HUDA IKHSANI

MATA KULIAH PENGANTAR PENDIDIKAN

Anda mungkin juga menyukai