Anda di halaman 1dari 44

I.

AKM

1. Batasan AKM : suatu proses yang menyangkut perencanaan


pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, pengkoordinasian, dan
penilaian terhadap sumber, tata cara dan kesanggupan yang tersedia
unutk memenuhi kebutuhan dan tuntutan akan kesehatan, perawatan
kedokteran serta lingkungan yang sehat dengan jalan menyediakan dan
menyelenggarakan pelbagai upaya kesehatan yang ditujukan kepada
perorangan, kelompok, ataupun masyarakat.

Ruang Lingkup AKM :


a. Kegiatan → FUNGSI ADMINISTRASI (Perencanaan, pelaksanaan,
penilaian)
b. Obyek dan Subyek → SISTEM KESEHATAN (Pelayanan Kesehatan,
Bantuan Dana, Manajemen, Sumber Daya Kesehatan, Pengorganisasian
Sumber Daya)

Manfaat AKM :
1. Dapat dikelolanya perangkat kesehatan yang dimiliki secara effektif
dan effisien.
2. Kebutuhan dan tuntutan kesehatan dapat dipenuhi secara tepat dan
sesuai.
3. Pelayanan kesehatan dapat disediakan dan diselenggarakan dengan
sebaik-baiknya.
(kemudahan dalam perencanaan, dapat dimonitor, diawasi, diukur dan
terlaporkan serta dipertanggungjawabkan).

2. SKN (Sistem Kesehatan Nasional) : Suatu tatanan yang mencerminkan


upaya bangsa indonesia untuk mencapai derajat kesehatan yg optimal
sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud dalam
pembukaan UUD45

Subsistem SKN : Sistem Yankes (Pelayanan Kedokteran & Pelayanan Kes.


Masy), Sistem pembiayaan kes, Sistem SDM kes, Sistem obat &
pembekalan kes, Sistem pemberdayaan masy, Sistem manajemen (AKM,
Info kes, Hukum kes, IPTEK)

Sistem YanKes : Setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau bersama-


sama dalam suatu organisasi u/ memelihara & meningkatkan kesehatan,
mencegah dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan, kelompok maupun masyarakat.
Persyaratan Pokok YanKes: Sesuai dg kebutuhan pemakai jasa pelayanan,
Dapat dijangkau oleh mereka yg membutuhkan (Jarak, lokasi dan
pembiayaannya), Sesuai dengan prinsip ilmu kesehatan & ilmu kedokteran
serta teknologi kedokteran.

Strata Pelayanan:
1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (Primary Health Care).
➢ Pelayanan kesehatan dasar yang dibutuhkan sebagian besar
masyarakat.
2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua (Secondary Health Service).
➢ Untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tidak dapat diselesaikan
pada tingkat pertama. Diperlukan spesialis yang ahli dalam bidang-bidang
spesifik.
3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (Tertiary Health Service).
➢ Dikhususkan untuk menangani kasus-kasus yang kompleks.

4 Jenis YanKes :
1. Promotif (peningkatan kesehatan).
2. Preventif (pencegahan penyakit).
3. Kuratif (penyembuhan penyakit)
4. Rehabilitatif (pengembalian fungsi).

Sistem Rujukan: suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang


melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap suatu
kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal (dalam arti dari
unit yang kemampuannya kurang kepada unit yang lebih mampu) atau
secara horizontal (dalam arti antar unit yang setingkat kemampuannya)

Macam rujukan :

1.rujukan upaya kesehatan perorangan (rujukan kasus, spesimen, ilmu


pengetahuan),

2. Rujukan upaya kesehatan masyarakat (rujukan sarana dan logistik,


tenaga, operasional)
Pembagian wewenang dokter pengirim rujukan dan dokter penerima
rujukan: Interval referral (dokter menyerahkan wewenang & tanggung
jawab penderrita untuk jangka waktu tertentu), colateral referal (satu
masalah kedokteran khusus), cross referal (sepenuhnya), split referral
(beberapa dokter).
3. Proses Kegiatan AKM (POAC) :
INPUT (Perangkat Administrasi: sumber (tenaga, sarana, dana, sumber
alam), tata cara dan kesanggupan)→PROSES (Fungsi Administrasi: POAC(planning,
organizing, actualing,controling, evaluation)) → OUTPUT (Tujuan: Kebutuhan
kesehatan, tuntutan kesehatan)

4. PHC : kontak pertama individu, keluarga atau masyarakat dengan sistem


pelayanan kesehatan Atau upaya kesehatan yg esensial yg secara
universal mudah dijangkau oleh perorangan dan keluarga dalam
masyarakat dgn cara yg dpt diterima oleh mereka dgn peran serta penuh
mereka dan dgn biaya yg dpt ditanggung oleh masyarakat dan Negara yg
bersangkutan.

Konsep PHC : Bagian integral dari SKN & pembangunan Sosialekonomi,


perlu peran serta masyarakat, pelayanan kesmas dari oleh untuk
masyarakat. PHC meliputi:
perbaikan gizi, penyediaan air bersih, sanitasi dasar, KIA dan KB,
imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit, pendidikan kesehatan,
pengobatan.

Puskesmas : Unit pelaksana teknis dari Dinkes kabupaten/kota yang


bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu
atau sebagian wilayah kecamatan. Sebagai unit pelaksana teknis :
melaksanakan sebagian tugas Dinkes Kab/Kota
Tujuan Puskesmas : Mendukung tercapainya tujuan pembangunan
kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemauan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah
kerja puskesmas.
Visi Puskesmas : Tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya
Indonesia sehat.
Indikator Kecamatan Sehat :
1. Lingkungan Sehat,
2. Perilaku Sehat,
3. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu,
4. Derajat kesehatan penduduk kecamatan setinggi-tingginya.

Fungsi Puskesmas :
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
• Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah
kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan
kesehatan.
• Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah
kerjanya.
• Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga &
masyarakat.
• Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri
sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat.
• Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan
termasuk pembiayaan.
• Ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan
program kesehatan
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
• Pelayanan kesehatan perorangan
• Pelayanan kesehatan masyarakat

Upaya Puskesmas :
Upaya wajib (upaya KIA dan KB, upaya promkes, upaya kesling, upaya
perbaikan gizi, upaya pengobatan dasar, upaya pemberantasan dan
pencegahan penyakit menular). Upaya pengembangan (upaya kesehatan
sekolah, upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan lansia, upaya kesehatan
gigi mulut, upaya kesehatan jiwa). Upaya kesehatan penunjang (laborat dan
kesehatan masyarakat & pencatatan dan pelaporan)

5. Kegiatan Manajemen Puskesmas :


6. Sistem Pembiayaan Kesehatan : salah satu subsistem dari kesehatan yaitu
tatanan yg menghimpun berbagai upaya : penggalian, pengalokasian dan
pembelanjaan sumber daya kesehatan secra terpadu dan saling
mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat
setinggi-tingginya.
Yang dimaksud biaya kesehatan adl besarnya dana yang harus disediakan
u/ menyelenggarakan / memanfaatkan berbagai upaya kesehata yg
diperlukan o/ perorangan, keluarga, kelompok dan masyaraka
Sumber Pembiayaan :
1. Anggaran pemerintah (APBD, APBN, Bantuan LN),
2.masyarakat (swasta, donator, asuransi, individual)

7. SIM-RS (Sistem Informasi Manajemen) : suatu metode formal yg


menyediakan informasi data akurat dan tepat waktu pada pihak
manajemen u/ melancarkan proses pengambilan keputusan, perencanaan
dan pengawasan, serta berbagai fx operasional lainnya secara efektif.
Dikerjakan dengan CIBS (computer based information system).

Sistem Penilaian :
• BOR (Bed occupational rate)! H/(TTx365)→ ideal : 75-80%
• LOS (Length of stay)/ALS/ADS ! H/(D+d) → Ideal 6-8 hari
• Barber johnson (digunakan untuk menilai adequacy of performanc hospital
parameter)

LOS (semakin pendek →


efektif), BOR ideal minimal
75%,
TOI (turn off interval)→ [(Bx365)-H]/ (D+d). Ideal 1-3 hari.,
BTO (Bed turn off interval, semakin tinggi BTO semakin baik)→ (D+d)/
(Bx365). Ideal 20-30 hari.

8. Teori dan Metode Perubahan Perilaku : Perilaku merupakan fungsi &


pengetahuan, sikap dan tindakan (PST). Teori perubahan perilaku :
1. Teori L W green dan kreutur (8 fase : penilaian sosial, penilaian
epidemiologi perilaku dan lingkungan, penilaian ekologi dan pendidikan,
penilaian administratif dan kebijakan, pelaksanaan, evaluasi proses,
evaluasi dampak, evaluasi hasil). PRECEDE – PROCEED.
2. Teori snehandu: perubahan perilaku dipengaruhi oleh niat, otonomi
pribadi, dukungan sosial, situasi saat perilaku terjadi, ketersediaan
informasi)
3. Teori WHO : perubahan perilaku dipengaruhi oleh pola pikir dan
perasaan, orang panutan, Sumber daya dan budaya.
4. Teori CBC (communication behavioral change) :fungsi/peran
petugas/agen perubahan dipasangkan dgn perubahan perilaku dari
sasaran/target yg diharapkan.
5. Teori HBM (health beliefs model): utk merubah/melakukan modifikasi
perilaku individu baik langsung sebagai perorangan/sebagai anggota
kelompok tertentu/komunitas. Setiap variable dlm bagan dpt
dipergunakan utk tujuan penelitian maupun kegian/upaya HE-HP.
6. Pesan/informasi/inovasiv(KPDIC stage : knowledge, persuasion., decision
implementation, confirmation) → harus memenuhi kriteria: bermanfaat,
compatible, kompleksitas rendah, dapat dicoba dan dapat diamati

9. Promosi Kesehatan : suatu proses yang memungkinkan individu/ masy


shg mereka memiliki kendali atas berbagai faktor yg memengaruhi
kondisi sehat mereka. Promkes merupakan pendidikan kesehatan puls,
karena selain mengubah perilaku seseorang jg dilakukan kegiatan ke
kelompok pemungkin dan kelompok pendorong.
Pendidikan Kesehatan : upaya pendidikan dan mengkomunikasikan
informasi terkait kesehatan dg tujuan berdampak positif pada kondisi
sehat dari sasaran kesehatan.
10. Konsep Pencegahan BLUM : status kesehatan individu, kelompok atau
masy. dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu :
a. Internal :
• Genetik / kongenital
• Perilaku : Pengetahuan, Knowledge, Sikap, Attitudes,
Tindakan, Practices
b. Eksternal :
• Lingkungan fisik, sosial, budaya, biologis
• Sarana dan prasarana pelayanan kesehatan

II. EPIDEMIOLOGI

1. Ukuran-ukuran Epidemiologi : untuk mengetahui besarnya masalah


kesehatan, penyebab masalah kesehatan dan besarnya dampak suatu
faktor pada masalah kesehatan.
1. Ukuran besarnya masalah:
• raw number (angka mentah),
• rasio : Hasil bagi raw number dengan suatu ukuran lain
- proporsi : numerator merupakan bagian dari
denumerator, dinyatakan dalam %
- rate {angka/laju}: rasio yang mengandung unsur waktu
Nama Numerator Denumerator Catatan
CDR Juml Juml X1000 (dinyatakan
(Crude kematian pendduk dlm 1000 pendduk)
death dlm 1 th pertengahan
rate) th ybs
CFR Juml Juml Ukuran keparahan
(Case kematian penderita penyakit
fatality akibat penyakit tsb
rate) suatu dlm periode
penyakit ttt
• prevalence : jumlah semua kasus (baru dan lama) dibagi jumlah
orang dalam populasi
• cumulative incidence : kejadian penyakit yg baru saja
mmemasuki fase klinis dalam riwayat alamiah penyakit
• incidence density rate : Ukuran yang menunjukkan kecepatan -
kejadian (baru) penyakit pada populasi . Merupakan proporsi antara
jumlah orang yang menderita penyakit dan jumlah orang dalam
risiko X LAMANYA DALAM RISIKO
2. Ukuran penyebab masalah:
• Relative risk (RR) : Angka yg menunjukkan berapa kali lipat
insidens di populasi yg terpapar jika dibandingkan dgn populasi yg
tidak terpapar. Biasanya pada penelitian cohort dan RCT
Interpretasi RR : populasi yg terpapar memiliki resiko terkena
penyakit... kali lipat lebih tinggi (atau lebih rendah) daripada
populasi yg tidak terpapar
RR = 1 tidak ada hubungan antara faktor dan penyakit yg diteliti
Rumus :
RR = a/(a+b)
c/(c=d)

• Odds ratio (OR) : Angka yg menunjukkan berapa kali lipat terjadi


papara di antara populasi yg sakit jika dibandingkan dengan
populasi yg tidak sakit. Biasanya pada case control
Interpretasi : paparan di antara orang yg sakit... kali lipat lebih
tinggi (atau lebih rendah) daripada di antara orang-orang yg tidak
sakit
OR = 1 tidak ada hubungan antara faktor dan penyakit yg diteliti
Rumus :
OR = a x d
bxc

3. Ukuran dampak suatu faktor pd masalah kesehatan:


1. diantara mereka yg terpapar :
• attributable risk AR : selisih antara insidens di populasi yg
terpapar dan insidens di populasi yg tidak terpapar
Interpretasi : Diantara mereka yg terpapar, insidens kasus
yg disebabkan oleh paparan tsb adalah..
Rumus :
AR = (a/ (a+b)) – (c/(c+d))
• attributable percent AR% : menunjukkan proporsi insidens
di kelompok yg terpapar yg berasal dari paparan tsb
2. didalam suatu populasi:
• population attributable risk PAR : menunjukkan insidens
masalah kesehatan di masy. yg disebabkan oleh paparan ttt
Rumus :
PAR = Insidens di populasi total – insidens di antara
anggota populasi yg tidak terpapar
= AR x prevalensi paparan di masy.
• PAR % : menunjukkan proporsi insidens di populasi yg berasal
dari paparan tsb

2. Desain Penelitian Epidemiologi


• ecological study: membandingkan data populasi dari dua wilayah/lebih.
+ mudah terutama dlm mencakup wilayah yg luas, (-) tdk tersedia
data ditingkat individu, tdk dpt mastikan hub ditingkat individu.
• Cross sectional: ngumpulin data ttgberbagai variable pd waktu
yg bersamaan
• Case control: membandingkan suatu paparan diantara populasi yg
sakit dan populasi yg tdk sakit, menghasilkan odds ratio OR
• Cohort: membandingkan insidens suatu penyakit antara kelompok
yg terpapar dan kelompok yg tdk terpapar.
• RCT : mirip kohort tapi paparan diberikan oleh peneliti scara
acak-eksperimental
• Penelitian eksperimental lain: before and after study.

3. 5 Level of Prevention (Leavell and clark)


1. pencegahan primer
a. health promotion and disease prevention : makan makanan
bergizi seimbang,olga teratur, istirahat ckup
b. general specific protection: dgn cara imunisasi/vaksin,mnum
obat malaria sewaktu krja smntara didaerah endemis, APD
2. pencegahan sekunder
• early diagnosis & prompt treatment: skrinning biar dpt obat yg
tepat, medical checkup.
• Disability limitation(pncegahan kecacatan): mastiin trapi brjalan
baik, menghindari komplikasi (cegah infeksi sekunder)
3. pencegahan tersier
• rehabilitation : rehab fisik (buat alis) rehab sosial (tdk dikucilkan)

4. Patient Safety : Suatu system yg membuat asuhan patient di RS menjadi


aman dgn tujuan terciptanya budaya keselamatan px di RS,
mengakuntabilitas RS thd px dan masy, menurunkan KTD di RS,
terlaksana program2 pncgahan shg tdk trjadi pengulangan KTD.
5. Surveillance : suatu proses yg trus menerus & sistematis dari pengumpulan
analisis interpretasi data epidemiologis serta pemberian umpan balik kpd
pihak2 terkait utk merencanakan dan mengevaluasi tindakan
pengendalian penyakit.

6. Screening : Usaha untuk mengidentifikasi pnyakit2 yg secara klinis


belum jelas dgn menggunakan pemeriksaan tertentu/prosedur lain yg
dapat digunakan secara cepat utk membedakan org org yg
keliahatannya sehat tp punya kemungkinan sakit/ benar2 sehat.
Penemuan peny. Secara aktif pada orang2 yg tanpa gejala dan nampaknya
sehat, upaya aktif pencarian kasus dini diantara orang-orang yg merasa
tidak sakit
Tujuan screening: u/ research/survey, u/ perlindungan thd
kesehatan masyarakat, anjuran/petunjuk tertentu, u/ mengurangi
morbiditas & mortalitas bagian dari early diagnose & prompt
treatment.
Macam screening: mass screening, selective screening, single
disease screening.

7. Epidemiologi Penyakit Menular :


10 penyakit menular terbanyak:
• Sumber data morbiditas utama di Indonesia,
• Pengumpulan (sarana kesehatan PKM klinik RS),
• Pd umumnya mencakup penyakit infeksi ISPA dan diare,
• Penyakit infeksi endemic lain demam tifoid dan infeksi luka,
• Penyakit spesifik wilayah malaria kusta frambusia filariasis,
• Masuk angin obs febris.

• Hanya melaporkan kasus yg dijumpai, bukan semua kasus,

• Angka sesungguhnya tidak diketahui, dipengaruhi oleh unsur sosial


budaya (spt: konsep disease, illness, sickness dan perilaku mencari
pengobatan tradisional/modern),

• Dipengaruhi oleh akses kesarana pelayanan kesehatan. Kelemahan


Lain :

• Variasi proses dan fasilitas diagnose serta metode pencatan dan


pelaporan (penyakit yang sama bisa didaerah beda, ketepatan
daerah bisa dipertanyakan, adanya “daerah keranjang sampah”
misal “lain-lain”.
Epidemiologi umum :
1. Kelompok umur yg paling rentan : anak dan balita
a. Faktor resiko umum
• Lingk. Hidup (sanitasi, kepadatan)
• Perilaku (hygiene dan adat budaya)
• Kurang pengetahuan
• Gizi tidak optimal
• SosEk rendah
b. Pencegahan dan pengendalian
• Pemberantasan/pengendalian agen
• Penguatan dan perlindungan pejamu
• Perbaikan lingkungan
2. Kelompok besar penyakit
Congenital, infeksi, trauma, metabolik, imunologi, degenerative,
neoplasma, psikis

8. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular (non communicable disease)


: penyakit yg tidak disebabkan agen infeksius.

Daftar NCD terbanyak di dunia :


CVD → Penggunaan tembakau
Cancer → Diet yg tidak sehat
COPD → Diet yg tidak sehat DM
→ kurang aktivitas fisik
Mental disorder, IHD, Injury, Depresi, KLL, CVA

Epidemiologi NCD :
1. sulit diketahui dgn pasti
2. Banyak kasus subklinis sementara screening blm optimal dan otopsi
tidak wajib
3. Negara ‘doubel burden’ sprti Indonesia bisa tertutup oleh penyakit
menular spt pasien Ca paru meninggal krn diare akut sblm Ca paru
terdeteksi
PENYAKIT MENULAR NCDs

Single necessary agent No single necssary agent

Specific agent disease One-on-one correspondence


relationship between agent and disease very
rare
Causes are relatively well Causes unknown, interventions
understood usually basewd on risk factors

Short incubation period Long latency period

Single exposure usually May require multiple exposures


sufficient to same or multiple agents

Usually produce acute disease Most often produce chronic


disease (Tp ada yg akut, mis
keracunan, KLL)

Acquired immunity possible Acquired immunity unlikely

Dx based on tests specific for Dx often dependent on


disease agents nonspecific symptoms

9. Epidemi : Wabah atau munculnya penyakit tertentu yang berasal dari


sumber tunggal, dalam suatu kelompok, populasi, masyarakat, atau
wilayah, yang melebihi tingkatan kebiasaan yang diperkirakan. Terjadi jika
kasus baru melebihi prevalensi suatu penyakit.
Wabah : perjalanan suatu penyakit dgn cepat distribusi daerah tertentu
sehingga dalam waktu singkat jumlah penderita menjadi banyak, yg harus
dibatasi dgn isolasi penderita dari orang-orang lain disekitarnya. Spt cacar,
demam kuning, kolera, relapsing fever, parathypus, disentri basiler,
diphteri, poliomyelitis.
KLB : kejadian kesakitan atau kematian yg menarik perhatian umum
dan mungkin menimbulkan kehebohan/ketakutan dikalangan
masyarakat atau yg menurut pengalaman epidemiologis dianggap
adanya peningkatan yg berarti dan kejadian kesakitan / kematian tsb
Endemi : berlangsungnya suatu penyakit pada tingkatan yang sama atau
keberadaan suatu penyakit pada tingkatan yang sama atau keberadaan
suatu penyakit yang terus-menerus di dalam populasi atau wilayah
tertentu. Pandemi: epidemi yang melintasi negara, benua, populasi yang
besar kemungkinan keseluruh dunia.

10. Program P2M :


Tujuan: Menentukan angka kesakitan dan angka kematian serta
mencegah terjadinya penyakit sehingga menjadi masalah masyarakat.
Target & sasaran
a. Sasaran
1. Penderita dan keluarga yang kontak dengan penyakit menular
2. Murid SD
3. Masyarakat umum
b. Kegiatan
1. Surveillance Epidemiologi
2. Mengamati & mengawasi kasus-kasus yang dapat menjadi
masalah masy. yang kemudian pelacakan dan pemberantasan
Karantina= tempat pengasingan dan atau tindakan sebagai upaya
pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit/organisme
penganggu dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain didalam
negeri atau keluar dari dalam negeri.
Imunisasi=
Tujuan
a. Umum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian terhadap penyakit
yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I) yaitu TBC, difteri, pertusis,
tetanus neonatorum,
polio, campak dan hepatitis B.
b. Khusus
Tercapainya UCI (Universal Child Immunization) tahun 2009
1) Mencakup bayi (0-12 bulan) untuk vaksinasi HBO, BCG 1x, DPT
3x/ HB lanjut,
POLIO 4 x, Campak
2) Ibu hamil dengan TT 5x
3) Murid kelas I SD / MI dengan DT 1 x
4) Murid SD / MI kelas II-III untuk mendapatkan TT 1x
5) Calon pengantin wanita dengan TT 5x.

a. Sasaran
1) Bayi berusia 0-1 tahun (kurang 1 hari) untuk mendapatkan imunisasi
BCG serta mendapatkan imunisasi HEPATITIS, DPT, POLIO, dan 9-12
bulan, mendapatkan imunisasi Campak.
2) Ibu hamil dan wanita usia subur.
3) Murid kelas 1 SD / MI untuk mendapatkan DT.
4) Murid SD/Mi kelas II – III untuk mendapatkan TT.
5) Calon pengantin wanita.

III. ILMU GIZI

1. Program Gizi Masy. Pada Bumil, Ibu Nifas, Bayi dan Anak
Pemberian makanan tambahan yg berfokus baik pada zat gizi makro
maupun zat gizi mikro bagi balita dan ibu hamil sangat diperlukan dalam
rangka pencegahan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan balita pendek
(stunting). Sedangkan pemberian makanan tambahan pada anak usia
sekolah diperlukan dalam rangka meningkatkan asupan gizi u/ menunjang
kebutuhan gizi selama di sekolah.

Makanan Tambahan utk Balita :


- MT diberikan pada balita 6-59 bulan dengan kategori kurus yang
memiliki status gizi berdasarkan indeks BB/PB atau BB/TB dibawah -2
Sd
- Tiap bungkus MT Balita berisi 4 keping biskuit (40 gram)
- Usia 6 -11 bulan diberikan 8 keping (2 bungkus) per hari
- Usia 12-59 bulan diberikan 12 keping (3 bungkus) per hari
- Pemantauan pertambahan berat badan dilakukan tiap bulan di Posyandu
- Bila sudah mencapai status gizi baik, pemberian MT pemulihan pada
Balita dihentikan. Selanjutnya mengonsumsi makanan keluarga gizi
seimbang
- Dilakukan pemantauan tiap bulan untuk mempertahankan status gizi
baik
- Biskuit dapat langsung dikonsumsi atau terlebih dahulu ditambah air
matang dalam mangkok bersih sehingga dapat dikonsumsi dengan
menggunakan sendok
- Setiap pemberian MT harus dihabiskan

Makanan Tambahan utk Anak Sekolah :


- MT diberikan pada anak usia sekolah dasar dg kategori kurus yaitu anak
usia SD yg memiliki status gizi berdasarkan indeks IMT/U dibawah -2
SD, tidak rawat inap dan tidak rawat jalan 2
- Tiap bungkus MT anak sekolah berisi 6 keping biskuit (36 gram)
- Setiap anak SD/MI diberikan satu bungkus setiap kali pemberian
- Bila sudah mencapai status gizi baik, pemberian MT Anak Sekolah
pemulihan bisa dihentikan. Selanjutnya mengonsumsi makanan
keluarga gizi seimbang
- Dilakukan pemantauan pertambahan berat badan tiap bulan di sekolah
- Setiap siswa SD/MI diwajibkan makan biskuit di sekolah bersama-sama
pada jam istirahat sesuai jadwal yang ditetapkan oleh sekolah dan
diawasi oleh guru kelas
- Biskuit tersebut harus dimakan habis di sekolah dan tidak boleh
dibawa pulang

Makanan tambahan Ibu Hamil KEK :


- MT diberikan pada ibu hamil KEK yaitu ibu hamil yang memiliki ukuran
Lingkar Lengan Atas (LiLA) dibawah 23,5 cm
- Pemberian MT pada ibu hamil terintegrasi dengan pelayanan Antenatal
Care (ANC)
- Tiap bungkus MT ibu hamil berisi 3 keping biskuit lapis (60 gram)
- Pada kehamilan trimester I diberikan 2 keping per hari hingga ibu hamil
tidak lagi berada dalam kategori Kurang Energi Kronis (KEK) sesuai
dengan pemeriksaan Lingkar Lengan Atas (LiLA)
- Pada kehamilan trimester II dan III diberikan 3 keping per hari hingga
ibu hamil tidak lagi berada dalam kategori Kurang Energi Kronis (KEK)
sesuai dengan pemeriksaan Lingkar Lengan Atas (LiLA)
- Pemantauan pertambahan berat badan sesuai standar kenaikan berat
badan ibu hamil. Apabila berat badan sudah sesuai standar kenaikan
berat badan selanjutnya mengonsumsi makanan keluarga gizi
seimbang

2. Inisiasi Menyusui Dini : Suatu rangkaian kegiatan dimana bayi segera


setelah lahir yang sudah terpotong tali pusatnya secara naluri melakukan
aktivitas-aktivitas yang diakhiri dengan menemukan puting susu ibu
kemudian menyusu pada satu jam pertama kelahiran.
Prinsip IMD = cukup mengeringkan tubuh bayi yang baru lahir dengan kain
atau handuk tanpa harus memandikan, tidak membungkus (bedong)
kemudian meletakkannya ke dada ibu dalam keadaan tengkurap sehingga
ada kontak kulit dengan ibu, selanjutnya beri kesempatan bayi untuk
menyusu sendiri pada ibu pada satu jam pertama kelahiran.
ASI Eksklusif : ASI yang diberikan kepada Bayi sejak dilahirkan selama 6
(enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan
atau minuman lain dan kemudian dilanjutkan dengan didampingi makanan
pendamping (MP-ASI) selama 2 tahun pertama.
Manfaat ASI : sbg nutrisi, meningkatkan daya tahan tubuh, kecerdasan &
jalinan kasih saying, Membantu pembentukan rahang yang bagus,
Mengurangi perdarahan setelah melahirkan (post partum), mengurangi
anemia, menjarangkan kehamilan.
Beberapa kendala yang menyebabkan tidak dapat melakukan pemberian
ASI eksklusif:
1. produksi ASI kurang
2. ibu kurang memahami tata laksana laktasi yang benar
3. ibu ingin menyusui kembali setelah bayi diberi formula (relaktasi)
4. bayi terlanjur mendapat prelacteal feeding (pemberian air gula /
dekstrosa, susu formula pada hari – hari pertama kelahiran)
5. kelainan yang terjadi pada ibu (puting ibu lecet, puting ibu luka, payudara
bengkak, engorgement, mastitis dan abses)
6. ibu hamil lagi pada saat masih menyusui
7. ibu sibuk bekerja
8. kelainan yang terjadi pada bayi (bayi sakit dan abnormalitas bayi)
3. Pemberian Tablet Darah pada Bumil : Kebutuhan akan zat-zat selama
kehamilan meningkat, peningkatan ini ditingkatkan untuk memenuhi
kebutuhan janin untuk bertumbuh. Pada saat kehamilan, tentu kebutuhan
zat besi Anda makin meningkat karena jumlah sel darah pada tubuh
meningkat selama kehamilan. Pemberian tablet tambah darah selama
kehamilan merupakan salah satu cara yang paling cocok bagi ibu hamil
untuk meningkatkan kadar Hb sampai tahap yang di inginkan, karena
sangat efektif dimana satu tablet mengandung 60 mg Fe. Setiap tablet
setara dengan 200mg ferrosulfat.
Selama kehamilan minimal diberikan 90 tablet sampai 42 minggu setelah
melahirkan diberikan sejak pemeriksaan ibu hamil pertama.
1) Pemberian tablet tambah darahi lebih bisa ditoleransi jika dilakukan
pada saat sebelum tidur malam
2) Pemberian tablet tambah darah harus dibagi serta dilakukan dengan
interval sedikitnya 6-8 jam, dan kemudian interval ini di tingkatkan hingga
12 atau 24 jam jika tinbul efek samping
3) Muntah dan kram perut merupakan efek samping dan sekaligus tanda
dini toksitasi zat besi, keduanya ini menunjukan perlu mengubah
(menurunkan) dosis zat besi dengan segera
4) Minum tablet tambah darah pada saat makan atau segera sesudah
makan selain dapat mengurangi gejala mual yang menyertainya tetapi juga
akan menurunkan jumlah zat besi yang diabsorpsi

Pemberian Tablet Darah pada Remaja :


Alasan pemberian :
• Pertumbuhan cepat, kebutuhan meningkat
• Haid: kehilangan darah rutin dalam jumlah cukup banyak
• Calon ibu
• Periode usia melahirkan: kehilangan darah saat persalinan; jumlah
persalinan; jarak antar persalinan; usia melahirkan saat remaja;
• Bila ibu sudah hamil akan terlambat, terutama untuk
perkembangan organ yang memerlukan asam folat
• Pola makan untuk menjaga penampilan
Pola makan berisiko defisiensi besi/gaya hidup, banyaknya faktor
penyebab: kecacingan, dan malaria di daerah remaja Puteri adalah Calon
Ibu dimana pada ibu hamil kebutuhan besi meningkat tajam pada Trimester
II terutama pada Trimester III. Persediaan besi sebelum kehamilan harus
cukup untuk mobilisasi bila intake tak mencukupi, dan suplementasi besi
selama
kehamilan, untuk atasi anemia/defisiensi besi; dan untuk kebutuhan
selama hamil.
Tablet Tambah Darah (TTD) mengandung 60 mg Besi Elemental dan Asam
Folat 400 ug). Setiap remaja mendapat 48 kapsul untuk satu tahun. Setiap
remaja putri disarankan minum 1 (satu) tablet per minggu selama 1 tahun

4. Penilaian Status Gizi pada Bumil :


1) Umur
2) Berat Badan
Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai umur
kehamilan. Kenaikan berat badan yang ideal ibu hamil 7 kg (untuk ibu
yang gemuk) dan 12,5 kg (untuk ibu yang tidak gemuk). Dalam 3 bulan
pertama, berat badan ibu hamil akan naik sampai 2 kg kemudian dinilai
normal bila setiap minggu berat badan naik 0,5 kg
3) Tinggi Badan
4) Lingkar Lengan Atas (LLA)
Metode ini digunakan untuk mendeteksi adanya Kekurangan Energi
Kronis (KEK) pada Wanita Usia Subur (WUS)
Ambang batas LLA WUS dengan risiko KEK apabila LLA kurang dari 23,5
cm, artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK dan diperkirakan
akan melahirkan BBLR. Bila lebih dari sama dengan 23,5 cm berarti
tidak berisiko KEK.
Ibu KEK adalah ibu yang ukuran LILAnya < 23,5 cm dan dengan salah
satu atau beberapa kriteria sebagai berikut :
a) Berat badan ibu sebelum hamil < 42 kg.
b) Tinggi badan ibu < 145 cm.
c) Berat badan ibu pada kehamilan trimester III < 45 kg.
d) Indeks masa tubuh (IMT) sebelum hamil < 17,00
e) Ibu menderita anemia (Hb < 11 gr %)

Penilaian Status Gizi pada Bayi dan Anak :


• Umur
• Berat Badan
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan
paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonates). Pada masa
bayi-balita, berat badan dapat digunakan untuk melihat laju
pertumbuhan fisik maupun status gizi.
• Tinggi badan
Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang
telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan
tepat. Disamping itu tinggi badan merupakan ukuran kedua terpenting,
karena dengan menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan,
faktor umur dapat dikesampingkan. Pengukuran tinggi badan untuk
anak balita yang sudah dapat berdiri dilakukan dengan alat pengukuran
tinggi mikrotoa (microtoise) yang mempunyai ketelitian 0,1
• Indeks Antropometri
Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi.
Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks Antropometri.
Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu Berat Badan
menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), dan Berat
Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) dalam penelitian ini digunakan
(BB/U)

Menurut rujukan WHO 2007, indeks BB/U, TB/U, BB/U dan BMI/U
disajikan dalan dua versi yakni persentil (persentile) dan skor simpang
baku (standard deviation score = z score). Pengukuran Skor Simpang
Baku (Standar Deviasi) atau Z Score diperoleh dengan mengurangi Nilai
Induvidual Subjek (NIS) dengan Nilai Median Baku Rujukan (NMBR)
pada umur yang bersangkutan, hasilnya dibagi dengan Nilai Simpang
Baku Rujukan (NSBR). Atau dengan menggunakan rumus:
NIS - NMBR
Skor Baku Rujukan =
NSBR

Indeks yang Batas


No Sebutan Status Gizi
dipakai Pengelompokan
1 BB/U < -3 SD Gizi buruk
- 3 s/d <-2 SD Gizi kurang
- 2 s/d +2 SD Gizi baik
> +2 SD Gizi lebih
2 TB/U < -3 SD Sangat Pendek
- 3 s/d <-2 SD Pendek
- 2 s/d +2 SD Normal
> +2 SD Tinggi
3 BB/TB < -3 SD Sangat Kurus
- 3 s/d <-2 SD Kurus
- 2 s/d +2 SD Normal
> +2 SD Gemuk
• Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U)
Faktor umur sangat penting dalam menentukan status gizi. Hasil
pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat, menjadi tidak
berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat.
Pengukuran status gizi balita dapat dilakukan dengan indeks
antropometri dan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT). Rumus IMT:
IMT = BB (kg) x TB2 (m)

5. Pemberian Vit A :
Sasaran suplementasi Vitamin A adalah sebagai berikut:
Bayi 6-11 bulan → Kapsul Biru (100.000 SI) 1 kali
Anak Balita 12-59 bulan → Kapsul Merah (200.000 SI) 2
kali Ibu Nifas (0-42 hari) → Kapsul Merah (200.000 SI) kali
Defisiensi vit A : Suatu kondisi dimana tubuh mengalami defisiensi
Vitamin A baik primer maupun sekunder.
Faktor Penyebab KVA:
1. Asupan Vitamin A kurang
2. Proses Absorpsi dan Utilitas terhambat
3. Kurangnya asupan protein dan lemak
4. Kurang pengetahuan
5. Kemiskinan
6. Kurangnya pemberdayaan wanita dan pemanfaatan sumber daya
masyarakat
Dampak KVA:
1. Gangguan Penglihatan
2. Penurunan Imunitas
3. Kebutaan
4. Penyakit-Penyakit Kronis
5. Hambatan Pertumbuhan
6. ISPA
7. Gangguan Pertumbuhan Tulang dan Gigi
8. Gangguan Kesehatan Rambut dan Kulit
9. Gangguan Sistem Reproduksi
10.Kematian
Distribusi KVA: Distribusi KVA KVA bisa terjadi pada masyarakat yang
tinggal di desa maupun perkotaan, dan KVA banyak diderita oleh Balita
Parameter Klinis :
1. Indikator klinis
1) Keadaan yang reversibel yaitu yang dapat sembuh
- Buta senja / hemerolopia / night blindness only
- Xerosis Conjunctiva : konjungtiva mengering
- Xerosis cornea : kornea mongering
- Bercak bitot
2) Keadaan yang irreversible / keadaan yang agak sulit sembuh
- Ulserasi cornea
- Keratomalasi
2. Indikator Lab
- Plasma vitamin A ≤ 10 g/dl
- Liver vitamin A ≥ 5 g/dl

Pencegahan dan Penanggulangan KVA


1.Promosi kesehatan,
2.Suplementasi,
3.Fortifikasi : upaya utk meningkatkan mutu gizi makanan dg
menambahkan pada makanan tsb satu/lebih zat makanan mikrotertentu
spt yodium, zat besi, dan gizi mikro lainnya

6. Perawatan Gizi Buruk dan Intervensi Gizi Buruk :

BILA RAWAT INAP :


Pusat Pemulihan Gizi (PPG) atau yang dikenal sebagai Therapeutic Feeding
Centre (TFC) berfungsi sebagai tempat perawatan dan pengobatan secara
intensif, dengan melibatkan ibu atau keluarga dalam perawatan anak.
Penyelenggaraan PPG dapat memanfaatkan fasilitas bangunan yang sudah
ada di Puskesmas perawatan/Rumah Sakit atau membuat bangunan
khusus atau baru.
a. Pelayanan Medis, keperawatan dan konseling gizi sesuai dengan
penyakit penyerta/penyulit.
b. Pemberian formula dan makanan sesuai dengan fase sebagai berikut:
1) Fase Stabilisasi
 Diberikan makanan formula 75 (F-75) dengan asupan gizi 80-
100 KKal/kgBB/hari dan protein 1-1,5 g/KgBB/hari. ASI tetap
diberikan pada anak yang masih mendapatkan ASI.
2) Fase Transisi
 Pada fase transisi ada perubahan pemberian makanan dari F-
75 menjadi F-100. Diberikan makanan formula 100 (F-100)
dengan asupan gizi 100-150 KKal/kgBB/ hari dan protein 2-3
g/kgBB/hari.
3) Fase Rehabilitasi
 Diberikan makanan seperti pada fase transisi yaitu F-100,
dengan penambahan makanan untuk anak dengan BB < 7 kg
diberikan makanan bayi dan untuk anak dengan BB > 7 kg
diberikan makanan anak. Asupan gizi 150-220 KKal/kgBB/hari
dan protein 4-6 g/kgBB/hari.
4) Fase Tindak Lanjut (dilakukan di rumah)
 Setelah anak pulang dari PPG, anak tetap dikontrol o/ PKM
pengirim secara berkala melalui kegiatan Posyandu atau
kunjungan ke PKM. Lengkapi imunisasi yg blm diterima, berikan
imunisasi campak sebelum pulang. Anak tetap melakukan
kontrol (rawat jalan) pada bulan I satu kali/ minggu, bulan II satu
kali/ 2 minggu, selanjutnya sebulan sekali sampai dengan bulan
ke-6. Tumbuh kembang anak dipantau oleh tenaga kesehatan
PKM pengirim sampai anak berusia 5 tahun.
Kriteria sembuh: Bila BB/TB atau BB/PB > -2 SD dan tidak ada gejala
klinis dan memenuhi kriteria pulang sebagai berikut: a) Edema sudah
berkurang atau hilang, anak sadar dan aktif b) BB/PB atau BB/TB > -3 SD
c) Komplikasi sudah teratasi d) Ibu telah mendapat konseling gizi e) Ada
kenaikan BB sekitar 50 g/kgBB/minggu selama 2 minggu berturut-turut
f) Selera makan sudah baik, makanan yang diberikan dapat dihabiskan.

BILA RAWAT JALAN :


a. Obat
- Bila pada saat kunjungan ke puskesmas anak dalam keadaan
sakit, maka oleh tenaga kesehatan anak diperiksa dan diberikan
obat
- Vitamin A dosis tinggi diberikan pada anak gizi buruk dengan
dosis sesuai umur pada saat pertama kali ditemukan

b. Makanan untuk Pemulihan Gizi


Makanan untuk pemulihan gizi dapat berupa makanan lokal atau
pabrikan
1. Jenis pemberian ada 3 pilihan: makanan therapeutic atau gizi siap
saji, F100 atau makanan lokal dengan densitas energi yg sama
terutama dari lemak (minyak/santan/margarin)
2. Pemberian jenis Makanan untuk pemulihan gizi disesuaikan masa
pemulihan (rehabilitasi) :
• 1 minggu pertama pemberian F 100.
• Minggu berikutnya jumlah dan frekuensi F100 dikurangi seiring
dengan penambahan makanan keluarga.
3. Tenaga kesehatan memberikan makanan untuk pemulihan gizi
kepada orangtua anak gizi buruk pada setiap kunjungan sesuai
kebutuhan hingga kunjungan berikutnya.

7. Intervensi Balita dengan BGM


: Penanggulangan taraf makro
;
1. Perbaikan Ekonomi Negara
2. Peningkatan Pendidikan gizi
3. Peningkatan Produksi Makanan
4. Peningkatan Hygiene lingkungan
5. Memgatur Keluarga Berencana
Penanggulangan taraf mikro ;
1. Pengetahuan Ilmu Kesejahteraan Keluarga
2. Peningkatan penghasilan keluarga
3. Penambahan persediaan bahan makanan keluarga.
4. Pengaturan distribusi makanan menurut kebutuhan fisik akan zat gizi
anggota keluarga
5. Keterampilan menanggulangi penderita KEP

8. Tumbuh Kembang : Tumbuh adl bertambah besarnya ukuran sel / organ


tubuh sedangkan perkembangan adl bertambahnya fx organ tubuh. Periode
pertumbuhan dan perkembangan anak mulai di dalam kandungan ibu
sampai umur 2 thn disebut masa kritis tumbuh-kembang. Bila anak gagal
melalui periode kritis ini maka anak tersebut sudah terjebak dalam kondisi
“point of no return”, artinya walaupun anak dapat dipertahankan hidup
tetapi kapasitas tumbuh-kembangnya tdk bisa dikembalikan ke kondisi
potensialnya

TUMBUH
Pada dasarnya pertumbuhan dibagi dua, yaitu;
pertumbuhan yang bersifat linier & pertumbuhan massa jaringan. Dari
sudut pandang antropometri, kedua jenis pertumbuhan ini mempunyai arti
yang berbeda. Pertumbuhan linier menggambarkan status gizi yang
dihubungkan pada saat lampau, dan pertumbuhan massa jaringan
menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada saat sekarang atau
saat pengukura
a. Pertumbuhan linier
Ukuran yang berhubungan dengan tinggi (panjang) atau stature
dan merefleksikan pertumbuhan skeletal. Contoh ukuran linier
adalah panjang badan, lingkar dada dan lingkar kepala. Ukuran linier
yang rendah biasanya menunjukkan keadaan gizi kurang akibat
kekurangan energi dan protein yg diderita waktu lampau. Ukuran
linier yang paling sering digunaka adalah tinggi atau panjang badan
b. Pertumbuhan Massa Jaringa
Bentuk dan ukuran massa jaringan adalah massa tubuh. Contoh
ukuran massa tubuh adalah berat badan, lingkar lengan atas (LLA),
dan tebal lemak bawah kulit, apabila ukuran ini rendah atau kecil,
menunjukkan keadaan gizi kurang akibat kekurangan energi dan
protein yang diderita pada waktu pengukuran dilakukan. Ukuran
massa jaringan yang sering digunakan adalah berat badan

Tahap pertumbuhan anak


Pertumbuhan yang cepat sekali dalam tahun pertama, yang kemudian
mengurang secara berangsur-angsur sampai umur 3-4 tahun.
Pertumbuhan yang berjalan lamban dan teratur sampai masa akil balik.
Pertumbuhan cepat pada masa akil balik (12-16 tahun).
Pertumbuhan kecepatannya mengurang berangsur-angsur sampai suatu
waktu (kira-kira umur 18 tahun) berhenti. Dalam tahun pertama panjang
badan bayi bertambah dengan 23 cm (dinegeri maju 25 cm), sehingga
anak pada umur 1 tahun panjangnya menjadi 71 cm (75 cm di negeri
maju).Kemudian kecepatan pertambahan panjang badan kira-kira 5 cm
per-tahun

KEMBANG
Perkembangan Anak (Perkembangan Fisik, Perkembangan Motorik,
Perkembangan Kognitif, Perkembangan Psikososial) – Periode ini
merupakan kelanjutan dari masa bayi (lahir – usia 4 th) yang ditandai
dengan terjadinya perkembangan fisik, motorik dan kognitif (perubahan
dalam sikap, nilai, dan perilaku), psikosial serta diikuti oleh perubahan –
perubahan yang lain
a. Jenis – jenis Perkembangan
1) Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik pada masa ini lambat dan relatif seimbang. Peningkatan
berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya. Peningkatan
berat badan anak terjadi terutama karena bertambahnya ukuran sistem
rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh lainnya (Administrator,
2010). 2) Perkembangan Motorik Kasar
a) Perkembangan Motorik Kasar
Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan
otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya (Rusmil, 2009).
Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih
terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak – anak terlihat lebih
cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga
keseimbangan badannya (Administrator, 2010).
b) Perkembangan Motorik Halus
Untuk memperhalus ketrampilan – ketrampilan motorik, anak – anak terus
melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam
bentuk permainan. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang
berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang
melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil,
tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu,
menjimpit, menulis, dan sebagainya. Disamping itu, anak – anak juga
melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal,
seperti senam, berenang, dll
9. Anemia : suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah
lebih rendah daripada nilai normal untuk kelompok orang yang
bersangkutan.

Klasifikasi Anemia Menurut morfologi :


- Anemia Normokrom Normositer :anemia pasca perdarahan akut,
hemolitik
- Anemia Normokrom Makrositik : megaloblast (anemia def Folat, def vit
B12) non megaloblast (anemia pada peny hati kronis)
- Anemia Hipokrom Mikrositer : anemia def Fe, thalesemia, anemia peny
kronis
Pencegahan dan Penanggulangan anemia
1. Terhadap penyebab langsung
a. Keluarga dan anggota keluarga yg resiko menderita anemia
mendapat makanan yg cukup gizi dg bioavalaibilitas yg cukup
b. Pengobatan penyakit infeksi yg cukup
c. Penyediaan pelayanan yg mudadah dijangkau oleh keluarga yg
memerlukan, tersedianya tablet tambah darah dlm jmlah yg sesuai
2. Terhadap penyebab tidak langsung
a. Penyediaan makanan yg sesuai dg kebutuhan terutama bila hamil
b. Mendahulukan ibu hamil waktu makan
c. Perhatian agar pekerjaan fisik sesuai dg kondisi wanita/ibu hamil
3. Terhadap penyebab mendasar
a. Usaha utk menibgkatkan tk pendidikan, terutama pendidikan wanita
b. Usaha utk memperbaiki upah terutama karyawan rendah
c. Usaha utk meningkatkan status wanita di masy
d. Usaha utk memperbaiki lingk fisik dan bioloigis shg mendukung
status kes gizi masy

1. KIE
2. Suplementasi :
a. 30 mg unsur besi dan 0,125 mg as folat disertai 2500 IU vit A
diberikan selama 2 bulan
b. Swadana : 30 mg unsur besi dan 0,125 mg as folat disertai 2500
IU vit A diberikan selama 2 bulan
c. Swadana : 30 mg unsur besi dan 0,125 mg as folat disertai 2500
IU vit A diberikan 1 kali seminggu.
3. Fortifikasi : dosis yg dianjurkan 10 mg unsur besi 0,15 mg as folat
ditambah 2500 vit A
4. Strategi lain : pembasmian infeksi cacing scr berkala, pemberian obat
antimalaria utk daerah endemis, mencari prevalensi regional anemia

10. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)


Penyebab
1. Asupan yg tidak ada atau kurang dari yodium
2. Penghambatan metabolism iodium oleh goitrogen
3. Factor genetic

Dampak : kemalasan, lamban, pembesaran kelenjar thyroid, gangguan


pertumbuhan dan perkembangan janin, bayi lahir cacat mental, kretinisme,
IQ rendah, kemampuan belajar rendah, kecemasan, meningkatnya kerja
jantung, penurunan berat badan, peningkatan sensitivitas kulit, gangguan
terhadap sistem reproduksi laki maupun wanita,gangguan fungsi
penglihatan, gangguan fungsi pendengaran dan wicara, gangguan fungsi
cerna, gangguan sistem pernafasan

Klasifikasi :
1. Gondok endemic
2. Kretin endemic
3. Hipotiroidisme
4. Kretin subklinik
5. Gangguan perkembangan saraf

Distribusi : Biasa terjadi di daerah pegunungan, dataran rendah dan tepi


pantai. Terjadi pada ibu hamil, bayi dan anak usia sekolah

Pencegahan dan penanggulangan :


1. Jangka pendek
Penanggulangan Jangka Pendek dilakukan dengan suplementasi
kapsul iodium yang dilakukan sejak tahun 1992 sebagai pengganti
suntikan beryodium (lipidol). Sasaran yang menjadi prioritas utama
pemberian kapsul ini adalah Wanita Usia Subur (usia 15-49 tahun)
termasuk ibu hamil dan ibu meneteki, kemudian bayi dan anak-anak
remaja (anak usia sekolah) sebagai prioritas kedua dan berikutnya
adalah sasaran lain yakni anggota masyarakat lain yang tinggal di
daerah kekurangan yodium (endemic).
2. Jangka menegah
Penanggulangan Jangka Menengah dilakukan dengan fortifikasi yodium
ke dalam garam konsumsi dan air minum di tingkat rumah tangga.
Untuk memenuhi kebutuhan yodium sebesar 120 μg/hari dapat
dipenuhi dengan mengkonsumsi garam yang mengandung yodium 30-
40 ppm setiap hari. Garam yang sudah di fotifikasi dengan yodium yang
cukup untuk kebutuhan tubuh, yaitu
mengandung kadar yodium 30-40 ppm dan kandungan air ≤ 5%
disebut sebagai garam sehat.
3. Jangka panjang
cara konversi tanah, pengendalian pencemaran dan peningkatan
konsumsi makanan yang mengandung yodium. Hal ini harus ditunjang
dengan KIE, perundangan dan penelitian yang berkaitan dengan
masalah GAKY.

IV. KLKK

1. Definisi Kesmas : Ilmu dan seni dlm meningkatkan derajat kesehatan


masyarakat yg setinggi-tingginya melalui upaya kesehatan : wajib (upaya
KIA KB, kesehatan lingkungan, promosi kesehatan, perbaikan gizi,
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, pengobatan dasar),
pengembangan (upaya kesehatan kerja, kesehatan masy, gigi mulut, usila,
sekolah, jiwa, mata dan pencegahan kebutaan, olahraga, pembinaan
peran serta masy) dan penunjang (laboratorium medis & kesehatan
masyarakat, pencatan &pelaporan)
Kesling : Ilmu dan ketrampilan utk mengendalikan semua faktor
lingkungan fisik di sekitar manusia yg diperkirakan akan menimbulkan
gangguan atau akan menimbulkan kerugian pada perkembangan fisik
manusia, kesehatan atau kelangsungan hidup manusia
Sanitasi : pencegahan penakit dengan mengeliminasi atau
mengendalikan faktor2 lingkungan yg membentuk mata rantai
penularan penyakit. Indikator derajat kesehatan masy : Angka
Kematian, Angka Kesakitan, Usia harapan hidup, Status gizi, Fasilitas
Sanitasi dasar,

2. Vektor Penyakit : Arthropoda atau Invertebrata lain yg memindahkan


penyebab infeksi baik secara mekanis maupun biologis kpd penjamu (host)
baru. V.mekanik (lalat) tidak terjadi perkembangbiakkan, mikroba dalam
tubuh vector, hanya memindahkan atau membawa saja. V.biologik (nyamuk
anopheles)terjadi perkembangbiakan mikroba dalam tubuh vector.
Penyakit yg disebarkan oleh vector tsb (vector borne disease, cthnya: pes
pubo merupakan pandemic, malaria ada diseluruh dunia kecuali gurun dan
kutub, lauseborne thypus fever).

3. Sanitasi Makanan :
Teknik Pengawetan Makanan :
a. Mengatur keseimbangan kandungan air dan padatan
• Dehidrasi (pengeringan)
• Penggulaan (sugaring)
• Penggaraman (salting)
b. Pengendalian kegiatan microbial (fermentasi)
c. Penambahan bahan kimia
• Pengasapan (Smoking)
• Pengawetan aroma dan warna (Curing and pickling)
d. Perlakuan pada suhu tinggi
e. Perlakuan pada suhu rendah
f. Pengeringan pada suhu rendah (Freez, dying)
g. Iradiasi

Perlindungan makanan :
a. Tersedianya refrigerator yg baik dengan daya pendingin 7oc atau kurang
b. Memasak dgn suhu yg cukup
c. Perencanaan dlm menyiapkan makanan bertepatan dgn waktu
penyajian (serving time)
d. Menggunakan bahan makanan dari sumber yg aman
e. Menjaga kebersihan dan hygiene perseorangan para pekerja/penagan
makanan (food handlers), yg harus bebas dari penyakit menular atau
infeksi yg dapat ditularkan oleh makanan atau pelayanan penyajian
f. Menjaga kebersihan dari peralatan yg digunakan untuk menyiapkan,
mengolah, dan menyajikan makanan
g. Penyediaan air bersih yg cukup, deterjen dan peralatan kebersihan dan
sanitasi, menghindarkan adanya cross conection atau kondisi yg
memungkinkan terjadinya aliran balik (back flow)
h. Penyimpanan dan pembuangan sampah yg baik
i. Pengawasan terhadap binatang pengerat, lalat, kecoak, dan binatang
penganggu lainnya, serta penggunaan dan penyimpanan yg aman dari
pestisida, sanitizer, deterjen, solvent dan kimia toksik lainnya
j. Perlindungan pada penyimpanan bahan makanan kering dari banjir,
air limbah dan pestisida
k. Ditinjau dari segi bangunannya, tempat penyimpanan makanan harus
terang, cukup tersedia fasilitas kebersihan, cukup ventilasi, dan dapat
dengan mudah dibersihkan
Lengkapnya baca buku kes. Ling jilid 1 hal 125

4. Penyediaan Air Bersih :


Tersedianya air tergantung kualitas dan kuantitas
Kualitas air selalu terbaharui o/ alam, menurun setelah dimanfaatkan,
diperbaharui o/ daur hidrologi
Kuantitas air yg tersedia tergantung pada penghematan dan
pengendaliannya. Bentuk pengendalian a.l meningkatkan kuantitas air
mantap.
Air mantap adl air hujan yg terkendali (tdk berbahaya) shg akan berbetuk
air sungai, air telaga/danau, deposit air tanah yg dapat dimanfaatkan
sepanjang musim (hujan dan kemarau)
Sumber air terdiri atas: air angkasa/air hujan, air permukaan
(waduk,sungai, danau), air tanah, mata air
Beberapa cara air dlm mempengaruhi kesehatan :
- Krn menelan air (water ingestion disease) : typhoid, cholera,
poliomyelitis, hepatitis
- Mll kontak (water contact disease): schistosomiasis (larva masuk mll
kulit), peny. Jamur
- Mll vector (water insect related disease) : malaria, dbd, filariasis,
chikunguya, dll
- Air sbg pembersih (water wash disease) : peny. Sal cerna ,
scabies Kualitas air berpengaruh thd kes:
- Air mengandung bahan2 yg diperlukan manusia (fluor, yodium)
- Air mengandung bahan2 toksik (nitrit, Cd, Hg, Pb, dsb)
- Air sbg vehicle dlm penularan peny.

Air Limbah :
Sumber air limbah : 1. Sumber domestic(hanya sekitar 7% air yg
dibutuhkan dikonsumsi, sisanya mnjadi air limbah); 2. Kegiatan industry,
bersama air imbah terkandung bahan kimia toksik, bahan yg mengganggu
ekosistem lainnya, energy (panas) – 60% panas dibuang brsma air limbah
System pengolahan air limbah :
1. Sistem P.A.L individu
Cesspool (kolam resapan) dianjurkan pada lahan yg luas dan air tanah
yg dalam, kendala : terjadinya clogging
Septic tank berperan bukan sbg sewage purifier, tetapi membantu
proses natural purification. Menguraikan bahan organic dlm limbah scr
anaerobic. Mampu mereduksi 60-70% kandungan organic slma
retention period 24 jam
2. System P.A.L perkotaan (septic tank) scr kolektif
Pengolahan scr fisik (pengendapan penyaringan), scr biologic
(penguraian), scr kimiawi (pembubuhan klor)
3. Sistem P.A.L pada industry (disesuaikan dgn sifat bahan/air limbah yg
diolah)
- Pre eliminary treatment (penyaringan mll penapis) menghilangkan
kotoran scr fisik dgn screen
- Primary treatment (pengendapan/sedimentasi)
- Secondary treatment (penguraian scr aerobic/anaerobic termasuk
flokulasi, trickling filter
- Tertiart treatment (penggunaan desinfektan, penyaringan pasir,
pemberian karbon aktif, ion exchange, chemical precipitation,
lagooning, inceneration sampai pembuangan padatan ke landfill

1. Terjadinya perubahan ekosistem


- Perubahan struktur dan fungsi ekosistem (perubahan aerobic mnjd
anaerobic, eutrofikasi, algal bloom)
- Menurunnya parameter DO dan meningkatnya BOD dan COD
- Kematian flora/fauna
- Kematian ikan krn kekurangan O2 atau polutan energy, adanya
bahan2 toksik (pestisida)
2. Efek toksik pada rantai makanan

5. Pembuangan ekskreta :
Tinja adalah bahan buangan yg dikeluarkan oleh tubuh manusia yg secara
normal berbentuk semi padat.
Gangguan kesehatan krn tinja:
gangguan estetika, bau busuk, sebagai sarang vector penyakit, sumber
pnyakit saluran alat cerna, sumber pencemar tanah dan air tanah,
menganggu ekosistem, penyuburan/eutrofikasi dan akibat2nya, sbg
parameter budaya
Teknik Pembuangan Tinja :
1. Syarat umum :
- Menghindari kontaminasi tanah permukaan, air tanah, air permukaan
- Tidak terjangkau oleh lalat dan binatang lainnya
- Estetik (terhindar dari baud an terlindungi)
- Murah dan mudah dalam pembuatan dan perawatannya
2. Jenis Pembuangan tinja :
a. Without water carriage latrine
- Pit privy/simple latrine – kakus cemplung
- Vault privy (tangki kedap air) – kakus kolong
- Septic privy (tangki kedap air + kadang ditambah saluran
pembuangan air ke lingk) – kakus dengan bak pengurai
- Chemical toilet (kapasitas 100-125 galon + coustic soda 25
pon dlm 10-15 galon) – utk kendaraan umum – kakus kimia
- Trench latrine – kakus parit
- Overhung latrine (banyak di tepi sungai/empang) – kakus
gantung
b. With water carriage latrine (septic
tank) Keunggulan :
- Mereduksi 60-70% TSS/24 jam
- Estetik
- Terhindar dari vector penyakit
- Tidak mencemari lingkungan
- Lokasi tempat berhajat bisa dirancang ssuai selera/kebutuhan

Pengelolaan Sampah :
Pengaruh sampah thdp kes :
- Sampah sbg sarang vector penyakit, sbg sumber infeksi, sbg sumber
pencemar, mengganggu ekosistem & estetika
Pengolahan sampah adl suatu bid kegiatan yg berkaitan dgn pengaturan
thd timbulnya, penyimpanan, pengumpulan, pemindahan dan
pengangkutan, pengolahan dan pembuangan sampah dgn suatu cara yg
ssuai dg prinsip terbaik dari kes. Masy, ekonomi, teknik, konservasi,
estetika dan berbagai pertimbangan lingk lainnya dgn memperhatikan
sikap masy.
Tujuan pengolahan sampah adl semua upaya pengendalian elemen
fungsional pengelolaan sampah agar supaya sampah tidak mengganggu
kehidupan masy khususnya yg berkaitan dg kesmasy Elemen Fungsional :

1. Timbulnya sampah (waste generation) adl semua kegiatan yg akhirnya


menimbulkan barang/bahan yg semula masih dimanfaatkan kmd
berubah mnjd sampah krn tidak dibutuhkna lagi o/ pemiliknya dan
akhirnya dibuang
- Sumber sampah : dari pemukiman, commercial, industry, daerah
terbuka (open space), daerah tempat pengolahan (treatment plant
waste), daerah pertanian (agricultural waste)
- Jenis sampah : Garbage (sampah mudah busuk/sampah
makanan/food waste), rubbish (sampah tidak mudah
busuk/sampah kering), Ash and residue (abu dan residu), demolition
and construction waste (sampah hancuran bangunan), treatment
plant waste (sampah dari tempat pengolahan), agricurtural waste
(sampah dari pertanian), special waste (hasil penyapuan jalan,
bangkai binatang, rongsokan kendaraan rusak), hazardous waste
(sampah berbahaya)
- Komposisi sampah – komposisi fisik
- Laju timbulnya sampah
- Faktor yg mempengaruhi : geographic loc, season of the year,
frequency of collection, use of home grinders, characteristic
(assume) of population, extent of salvage dand recycling, legislation,
public attitude
2. Penyimpanan setempat (onsite storage) adl penyimpanan sampah di
sekitar sumber sampah sblm sampah diangkut/dikumpulkan ke TPS.
Yang perlu diperhatikan : tipe & letak container, public health and
aesthetic (kapasitas cukup menampung sampah yg dihasilkan sesuai
dg frek pengambilannya; tertutup rapat; mudah dikosongkan; mudah
dibersihkan; tahan lama; tidak mudah dirusak tikus)
3. Pengumpulan sampah (waste collection) adl kegiatan mengangkut
sampah dari TP setempat ke TPS sampai kendaraan pengumpul
dikosongkan
4. Transfer & transport
Transfer adl memindahkan sampah dari tempat pengumpul sampah
(transfer station) ked lm kendaraan pengangkut sampah
Transport adl membawa sampah ke dlm kendaraan pengangkut
menuju ke tempat pengolahan/TPA sampai kendaraan dikosongkan
5. Processing and recovery adl mereduksi baik uk. Maupun vol dan
pemisahan komponen2 dlm sampah utk mempermudah penemuan
kembali bahan2 yg masih bisa dimanfaatkan
- Reduksi vol scr mekanik – utk efisiensi pengangkutan dan final
disposal
- Reduksi vol scr kimiawi – utk efisiensi final disposal
- Reduksi uk – utk menyeragamkan uk dan pengolahan lebih lanjut
- Pemisahan komponen
- Penemuan kembali adl kegiatan menemukan komponen2 sampah
yg masih memiliki nilai ekonomi utk dimanfaatkan lebih lanjut
Pemanfaatan scr biologic : - Pengomposan – Gas bio Pemanfaatan
haisl pembakaran
6. Pembuangan sampah : incineration (pembakaran), composting
(pengomposan), hog feeding (utk makanan ternak/babi), pulverization
(pengambilan lemak dari sampah), sanitary landfill/final disposal
Sanitary landfill adl pembuangan akhir sampah dgn cara menimbun,
memadatkan dna emnutupnya dg tanah penutup setiap akhir hari
kerja dan menutup dg tanah penutup yg lebih tebal pada akhir
penimbunan, dg pertimbangan lain agar dampak yg timbul thd lingk
dapat dikendalikan. Keuntungannya : utk reklamasi
(mengurug/meratakan tanah)
Lengkapnya baca buku KesLing jilid 2 hal 357 atau buku IKM hal 185

6. Pencemaran Udara : Masuk/dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy,


dan atau komponen lain ke udara dan atau berubahnya tatanan udara oleh
kegiatan manusia/proses alam sehingga kualitas udara turun sampai
ketingga terendah yg mengakitbatkan udara menjadi kuran/tdk dpt
berfungsi lagi sesuai dgn peruntukannya)
Sumber pencemar : Sumber bergerak (kendaraan bermotor, pesawat,
kereta, kapal laut) dan Sumber taj bergerak (industry, pembuangan
sampah padat) Jenis polutan udara : Sulfur dioksida
(SO2),Karbonmonoksida (CO), Nitrogen oksida (NO2), debu, timah hitam
(Pb)
Pengaruh pencemar thd kes : Iritant, Asfiksian, anastetik dan narkotika,
polutan sistemik
Lengkapnya baca buku Kesling jilid 2 hal 277-320

7. Perumahan dan Pemukiman


Perumahan adl struktur bangunan fisik yg digunakan utk tempat berlindung
serta menjamin terpeliharanya kes jasmani, rohani, dan keadaan socialnya
baik utk keluarga maupun individu
Pemukiman adl lokasi/lingk dimana struktur bangunan
terletak Syarat umum rumah sehat :
1. Syarat fisiologis :
- Pencahayaan
- Ventilasi
- Kebisingan (noise)
- Ruangan (space)
2. Syarat psikologis
- Menjamin privacy
- Tersedianya ruang keluarga
- Lingk yg sesuai
- Teredianya sarana yg sifatnta privacy
- Jumlah kamar tidur yg cukup
- Halaman/taman
- Hewan peliharaan
3. Mencegah penularan penyakit
- Tersedianta persediaan fasilitas pembersih
- Bebas dari vector/binatang pengerat
- Fasilitas pembuangan kotoran/limbah
-Luas/uk kamar tidur – min 8 m2 dengan ketinggian langit
2,75-3 m
- Dapur
4. Mencegah terjadinya kecelakaan
- Kebakaran -- ventilasi dapur cukup
- Penerangan – cahaya cukup
- Jauh dari pohon besar
- Garis rooi -- jarak pagar dgn bangunan min ½ lebar jalan
- Lantai selalu basah – dijaga agar tidak licin
- Pengaturan peralatan
- Cara menyimpan bahan beracun

8. Faktor-Faktor Lingkungan Kerja :


- Biologi (mikroorganisme : virus, bakteri,jamur)
- Fisiologi/ergonomi (desain dari peralatan, mesin, cara produksi, ruangan)
- Psikososial (faktor yg memengaruhi kesehatan jiwa tenaga kerja, spt
hubungan sesama rekan kerja, stress kerja)
- Kimia (smua bahan kimia yg ada dilingkungan kerja spt bahan baku,
dll) - Fisika (cahaya, iklim, suhu ditempat kerja, tekanan udara, radiasi,
bising)

9. Penyakit akibat kerja : penyakit yg tjd akibat paparan factor fisika, kimia,
biologi, psikososial, dan fisiologi atau ergonomic pada tenaga kerja, dmna
naker ketika awal bekerja di perusahaan blm menderita peny. Tsb. Contoh
penyakit : pneumoconiosis, hepatitis oleh krn bahan kimia, keracunan, tulis,
pnyakit kulit akibat kerja, Raynaud syndrome, caisson disease.

Kecelakaan kerja : Setiap kejadian yg tidak diinginkan yg menimbulkan


kerusakan/kerugia materi dan property serta dapat menyebabkan
n kehilangan
nyawa.
Penyebab: manajemen yg kurang baik terutama dlm pengawasan (lack of
control)
Pengawasan kurang → situasi dan kondisi tidak aman (unsafe condition) →
kecelakaan kerja (basic cause)
Kondisi tidak aman + sikap & tindakan naker tidak aman (unsafe act) →
origin cause → kecelakaan dan kerugian (loss)

10. Surveilans Kesehatan Kerja : pemantauan perlu dilakukan terus menerus


(surveilan) untuk mengetahui keberhasilan suatu program K3 (kesehatan
dan keselataman kerja). Pemantauan dpt dilakukan pd tenaga kerja dan
lingkungan kerja. Baik berupa pemeriksaan kesehatan berkala dan
pemeriksaan khusus maupun pengukuran paparan langsung setelah shift
kerja berakhir yang disebut biomonitoring. Pemantauan pada lingk kerja
juga harus dilakukan dgn pengambilan sampel dan pengukuran pada lingk
kerja, utk kmd dinilai tk bahaya yg dtimbulkan dan dilaksanakan
pengendalian bahaya
Pemantauan lain dpt dilakukan berdasarkan angka absensi, jumlah
kunjungan poli, angka trend peny yg terjadi pada naker, jumlah kecelakaan
kerja, keparahan kecelakaan kerja, dsb

V. KEDOKTERAN KELUARGA

1. Cara Pengendalian Biaya Kesehatan : Mengutamakan pelayanan


pencegahan penyakit, mencegah pelayanan yg berlebihan,
membatasi konsultasi dan rujukan

2. Manfaat pelayanan kedokteran menyeluruh : Terpenuhinya berbagai


kebutuhan dan tuntutan kesehatan, memudahkan pemanfaatan
pelayanan kesehatan (departemen store), Biaya kesehatan akan lebih
terkendali, Mutu pelayanan akan lebih meningkat (patient satisfaction)

3. Manfaat hubungan dokter-pasien : Dapat mengenal pasien selengkapnya


(patient centered medical care), Dapat menjamin terselenggaranya
pelayanan kedokteran secara terus menerus dan berkesinambungan,
Dapat mempermudah penatalaksanaan masalah kesehatan yg dihadapi
oleh pasien, Dapat diatur pemakaian berbagai sumber kesehatan
(resources of medicine) yg dimiliki dan atau yg dibutuhkan oleh keluarga
secara lebih efektif dan efisien, Dapat memperkecil kemungkinan
terjadinya silang sengketa dan ataupun kesalahpahaman antara dokter
dgn pasien

4. Disease centered diagnosis : model tradisonal yg didasarkan atas sejarah,


pemeriksaan & penelitian khusus dgn penekanan pd pembuatan diagnosis
& perawatan penyakitnya.termasuk detail2 ttg px sbg manusia, reaksi
emosional thd penyakitnya, keluarga, pngruh hub seksual dan waktu
luang, cara hidup & lingkungannya.
Patient centered diagnosis, arti penyakit utk px, pengaruh utk kluarga,
pengaruh thd pkerjaan pendapatan, pengaruh psikologis, seksualitas dan
sikap pd spiritual.

5. Tata Cara Rujukan Pasien :


1. Alasan dilakukannya rujukan harus dijelaskan selengkap-lengkapnya kpd
px
2. Dokter yg melakukan rujukan harus berkomunikasi secara langsung
dgn dokter tempat rujukan
3. Keterangan ttg px yg disampaikan pada waktu rujukan harus lengkap
tetapi tidak
berlebihan
4. Sesuai dgn kode etik profesi, seyogyanya dokter yg dimintakan bantuan
pelayanan rujukan bersedia merujuk kembali px tsb apabila pelayanan
rujukan telah selesai dilaksanakan.

6. Home Care : adalah kedatangan petugas kesehatan kerumah pasien


untuk lebih mengenal kehidupan pasien dan atau memberikan
pertolongan kedokteran sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan
pasien. Dilakukan apabila pertolongan kedokteran yg dilakukan di
rumah tsb tidak termasuk lagi dlm kelompok pelayanan rawat jalan
(ambulatory service) melainkan dlm kelompok rawat inap
(hospitalization).
Manfaat : menigkatkan pemahaman dokter ttg px, meningkatkan hub dr-
px, menjamin terpenuhinya kebutuhan dan tuntutan kes px,
meningkatkan kepuasan px

7. Rekam Medis : berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang


identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan
lain yang telah diberikan kepada pasien.
Wajib buat RM sesuai pasal 46 ayat 1 UU praktik kedokteran, dokter
dan dokter gigi wajib membuat RM dalam menjalankan praktik
kedokteran disimpan paling lama 5 tahun dan resume RM paling
sedikit 25 tahun. RM sebagai salah 1 alat bukti tertulis dipengadilan.
Manfaat RM : Pengobatan px, peningkatan kualitas pelayanan;
pendidikan dan penelitian; pembiayaan;statistik
kesehatan;Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik

8. Definisi Dokter Keluarga menurut IDI : Dokter yg dpt memberikan


pelayanan kesehatan yg berorientasi komunitas dgn titik berat kpd
keluarga. Ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yg sakit,
tetapi sbagai bagian dari unit keluarga dan tdk hnya menanti scra pasif
tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya.

9. 9 Fungsi Keluarga :
1. Holistic (biologis, psikologi, sosial ekonomi)
Fisiologis (APGAR)
2. Patologis ( SCREEM . Social Cultur religious economic educational
medical)
3. Interaksi antar anggota keluarga
4. Fx keturunan (genogram)
5. Perilaku (pengetahuan sikap tindakan)
6. Non perilaku (lingkungan pelayanan kesehatan keturunan)
7. Fx indoor
8. Fx outdoor

10. APGAR Score :


Adaptation : bagaimana dukungan dari keluarga apabila ada salah
seorang anggota
keluarga mengalami masalah, terutama utk masalah ksehatan. Adakah
saling ketebukaan di dlm kluarga tsb
Partnership: komunikasi yg terjalin antar anggota kluarga apakah pd
saat salah 1 anggota kluarga memiliki masalah trutama masalah
kesehatan, didiskusikan bersama bagaimana pemecahannya
Growth: melihat apakah kluarga tsb dpt memenuhi kebutuhannya.
Affection : hub. kasih sayang dan interaksi antar anggota keluarga antara
istri dan suami, ibu dan anak, ayah dan anak, diantara anak dan anak tsb
Resolve : kepuasan di dlm kluarga akan waktu dan kebersamaan yg
diluangkan oleh
masing2 anggota keluarga bagi kluarganya.

VI. METODOLOGI RISET

1. Batasan Penelitian : proses dengan pembuktian ilmiah utk


mendapatkan informasi baru/memperdalam ilmu dalam bidang
tertentu dengan sistematis, logis, dan empiris.

2. Filosofi dasar suatu penelitian : mencari kebenaran ilmiah dari pengetahuan


yang melalui proses: sistematis (punya tata urutan), logis (berdasarkan
referensi bisa diterima akal), empiris (berdasarkan fakta dan realita).

3. Dua pendekatan utama dalam penelitian :


(A) Pendekatan rasional empiris/deduktif : dimulai adanya problematika
→dikaji secara teoritis dicari dasar rasionalnya → rumuskan hipotesa
mengumpulkan data empiris → (untuk uji hiporesa) → analisa kesimpulan.
(B) Pendekatan empiris rasional (induktif) : tanpa/belum ada
problematika → dimulai mengumpulkan data empiris →
rasionalisasi/teoritisasi untuk
menafsirkan data empiris → kesimpulan penelitian dengan generalisasi
empiris, konsep/teori. Jika proposisi/teori diuji lagi makan akan menjadi
hipotesis.

4. Hipotesis : Jawaban sementara atas pertanyaan penelitian yang akan


diuji kebenarannya dan pembuktian dalam penelitian

5. Dua Grand Design Penelitian Kesehatan :


A. Penelitian Intervensional
Disebut juga sebagai Intervention Study karena peneliti melakukan
(intervensi) terhadap subyek penelitiannya, yaitu memberikan
perlakuan yang berbeda kepada tiap kelompok subyek selama periode
tertentu, kemudian mengamati hasil dengan membandingkan
kelompok subyek yang tidak diberi perlakuan (subyek kontrol)
B. Penelitian Observasional
Disebut juga dengan Observation Study, di mana peneliti
mengamati suatu fenomena yang telah atau sedang terjadi
dalam suatu waktu tertentu, kemudian menuliskan hasil apa
adanya.

6. Populasi : Sekelompok subyek yang mempunyai kuantitas dan


karakteristik tertentu
Sampel : bagian dari populasi yang terpilih untuk diteliti.

7. Kriteria masalah kesehatan untuk penelitian → FINER


Feasible: adanya objek penelitian, tersedianya dana, kemampuan
keahlian sesuai disiplin ilmu, tersedianya alat, bahan dan waktu
Interesting: masalah yang akan diteliti merupakan hal yang
menarik perhatian terkini.
Novel: penelitian merupakan sesuatu yg baru/mengembangkan
hasil penelitian
sebelumnya, bahkan mungkin merupakan bantahan atau konfirmasi
hasil terdahulu.
Ethics: tidak bertentangan dengan etika keahlian maupun etika yang
dianut masyarakat.
Relevan: sesuai dengan bidang keilmuan peneliti maupun sesuai
dengan masalah yang timbul. Selain itu bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan, sebagai bahan penentu
kebijakan, maupun sebagai dasar penelitian selanjutnya.

8. Prinsip Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif :


Penelitian kuantitatif : penelitian yang menitikberatkan pada pengukuran
dan analisis hubungan sebab-akibat antara bermacam-macam variabel,
bukan prosesnya, penyelidikan dipandang berada dalam kerangka bebas
nilai. Penelitian kuantitatif sebagai kegiatan ilmiah berawal dari masalah,
merujuk teori, mengemukakan hipotesis, mengumpulkan data,
menganalisis data, dan membuat kesimpulan.
Penelitian kualitatif : prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati. Penelitian kualitatif sifatnya deskriptif analitik. Data yang
diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan,
analisis dokumen, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian,
tidak dituangkan dalam bentuk dan angka-angka. Peneliti segera
melakukan analisis data dengan memperkaya informasi, mencari
hubungan, membandingkan, menemukan pola atas dasar data aslinya
(tidak ditransformasi dalam bentuk angka). Hasil analisis data berupa
pemaparan mengenai situasi yang diteliti yang disajikan dalam bentuk
uraian naratif.

9. Variabel : operasionalisasi dari suatu konsep. Konsep yg mempunyai


bermacam-macam nilai, berarti menunjukkan variasi. Sesuatu yg
nilainya dapat berubah atau bervariasi.
Jenis-jenis Variabel
: Berdasar nilai :
• Kontinyu : variabel yg dapat kita tentukan nialinya dalam
jarak jangkau ttt
• Deskrit : variabel yg nilainya tidak dapat dinyatakan dalam
bentuk pecahan atau desimal. Terbagi menjadi Variabel Dikotom
(dengan 2 kategori) dan Variabel Polikotom (dengan > 2 kategori
• Variabel sebab (independent) , dibagi jadi 2 yaitu : Variabel Aktif (
yg dapat dimanipulasi peneliti) dan Variabel Pasif (tidak bisa
dimanipulasi)
• Variabel penghubung (intervening), variabel yg
menghubungkan variabel sebab dan akibat
• Variabel akibat (dependent), terjadi sbg akibat dari variabel sebab
X = f (Y)
X = variabel akibat Y = variabel sebab f = fungsi

10. Isi bab Metode Penelitian :


a. Rancangan dan desain penelitian
b. Lokasi dan waktu penelitian
c. Populasi dan sampel /Subyek penelitian
d. Variabel
e. Definisi operasional
f. Prosedur Penelitian
g. Pengolahan Data
- Editing adalah memeriksa daftar data yang telah diserahkan oleh
para pengumpul data. Tujuannya adalah mengurangi kesalahan
atau kekurangan yang ada didata tersebut. Dalam hal ini
melakukan pengecekan ulang dari
data yang telah dikumpulkan.
- Scoring adalah memberikan penilaian terhadap item
pertanyaan pada
kuesioner yang diberikan
- Coding adalah memberikan kode
- Entry adalah memasukkan data penelitian kedalam program
SPSS dengan
menggunakan kode yang sudah diberikan untuk tiap variabel
yang diteliti
dengan uji penelitian
- Cleaning–tabulating
Tabulating adalah pekerjaan membuat tabel. Tabulasi data
adalah kegiatan memasukkan yang telah dikumpulkan
kedalam master tabel atau database komputer, kemudian
membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan
membuat tabel kontingensi (Hidayat, 2007). Dalam penelitian
ini peneliti memasukkan hasil data yang telah dikumpulkan
dari catatan medis kedalam tabel instrumen untuk kemudian
diolah sehingga didapatkan hasilnya. Data mentah yang
didapat dari hasil wawancara berdasarka kuisioner yang diolah
ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan
bantuan Microsoft Excel.
h. Analisis Data
- Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan secara deskriptif dari masing -
masing variabel
dengan tabel distribusi frekuensi disertai penjelasan (Hastono,
2001). Analisis univariat adalah analisis yang melibatkan hanya 1
variabel bebas (Sastroasmoro, 2011).
- Analisis bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk menyatakan analisis untuk
dua variabel, yakni 1 variabel efek dan 1 variabel faktor risiko
(Sastroasmoro, 2011).

VII. BIOSTATIK DAN KEPENDUDUKAN

1. Distribusi Normal : Suatu alat statistik yang sangat penting untuk menaksir
dan meramalkan peristiwa-peristiwa yang lebih luas. Distribusi normal
disebut juga dengan distribusi Gauss. Suatu data membentuk distribusi
normal jika jumlah data di atas dan di bawah mean adalah sama. Distribusi
normal berupa kurva berbentuk lonceng setangkup yang melebar tak
berhingga pada kedua arah positif dan negatifnya.
Distribusi Tidak Normal : karakteristik sampel tidak sama persis dengan
karakteristik populasi (skewed menceng kekiri kaki terpanjang dikiri)
2. α (Error tipe I) : kesalahan utk menolak Ho padahal Ho harusnya diterima.
Dengan kata lain, Kesalahan tipe I adl kesalahan utk menyatakan ada
hub/perbedaan pdhl sebenarnya tidak ada hub/perbedaan
β (Error tipe II) : kesalahan utk menerima Ho pdhl Ho harusnya ditolak.
Dengan kata lain, Kesalahan tipe II adl kesalahan utk menyatakan tidak ada
hub/perbedaan padahal sebenarnya ada hub/perbedaan

3. Penyajian Data : sajian data dapat dilaporkan dlm bentuk :


1. Tulisan
2. Tabel (tabel frekuensi)
3. Gambar/grafik : Histogram, diagram garis, diagram batang, diagram
lingkar, diagram tebar, pictogram, box whisker plot, dot plot

4. Statistika Deskriptif : Statistika Deskriptif: statistika yang menggunakan


data pada suatu kelompok untuk menjelaskan atau menarik kesimpulan
mengenai kelompok itu saja. Cth : Untuk menggambarkan karakteristik
penduduk diperlukan data seperti: umur, jenis kelamin, status perkawinan,
dsb

5. Statistika Analitik/Inferensial : statistika yang menggunakan data dari suatu


sampel untuk menarik kesimpulan mengenai populasi dari mana sampel
tersebut diambil Cth : Untuk menganalisa hubungan pertambahan berat
badan Ibu hamil dengan berat lahir di daerah Sidoarjo diambil sampel di
RSUD Sidoarjo
Pengelompokan Stat Analitik (inferensial) :
- Statistika Parametrik:
• Menggunakan asumsi mengenai populasi
• Membutuhkan pengukuran kuantitatif dengan level data interval
atau rasio
- Statistika Nonparametrik (distribution-free statistics for use with
nominal / ordinal data):
• Menggunakan lebih sedikit asumsi mengenai populasi (atau
bahkan tidak ada sama sekali)
• Membutuhkan data dengan level serendah rendahnya ordinal (ada
beberapa metode untuk nominal)

6. Skala Data :

7. Uji Statistik Parametrik : Statistic untuk data kuantitatif asumsi normal. Yang
termasuk data kuantitatif : ratio dan interval.
Data yg harga.nilai dapat ditentukan besarnya. Ada 2 macam : diskret
(terpisah/tdk ada hubungannya cth jumlah anak, jumlah
kabupaten/provinsi) dan continue (berlanjut/ada hubungan spt:
pengukuran BB, panjang tubuh, suhu badan). Contoh statstik parametric:

1. uji confidence interval (godnes of fit test) →komparasi sampel dan


populasi
2. Paired T-test
3. ANNOVA (two way) {2 dan 3 komparansi antar pengamatan dalam
sampel yang sama}
4. T-test 2 sampel bebas
5. ANNOVA (one way) {4dan5 komparansi antar sampel}
6. Uji korelasi pearson ! korelasi jumlah variable 2
8. Uji statistica non parametric : Uji statistic untuk data kualitatif,
semikuantitatif, atau kuantitaif asumsi tidak normal. SNP termasuk salah
satu bagian dari statistic inferensi atau statistic induktif. Uji SNP sering juga
dsb statistic bebas distribusi (distribution free statictics), karena prosedur
pengujiannya tidak membutuhkan asumsi bahwa pengamatan berdistribusi
normal. Statistic non parametric digunakan dalam situasi sebagai berikut :
1. Apabila ukuran sampel sedemikian kecil sehingga distribusi sampel tidak
mendekati normal, dan apabila tidak asumsi yang dapat dibuang tentang
bentuk distribusi populasi yang menjadi sumber sampel.
2. Apabila digunakan data ordinal, yaitu data-data yang disusun dalam
urutan atau diklasifikasikan rangkingnya.
3. Apabila digunakan data nominal, yaitu data-data yang dapat
diklasifikasikan dalam kategori dan dihitung frekuensinya.

9. Korelasi : Teknik statistik yang digunakan untuk meguji ada/tidaknya


hubungan serta arah hubungan dari dua variabel atau lebih. Digunakan
untuk melihat seberapa erat hubungan antar dua variabel kuantitatif dilihat
dari besarnya angka dan bukan dari tandanya.
Dengan menggunakan korelasi, kita dapat mengetahui arah hubungan
yang terjadi dalam dua variabel. Jika korelasi bertanda positif artinya
berbanding lurus dan jika bertanda negatif maka berbanding terbalik.
Korelasi tidak bisa menyatakan hubungan sebab akibat meskipun angka
korelasinya tinggi.

Regresi : Menguji sejauh mana pengaruh variabel independen terhadap


variabel dependen setelah diketahui ada hubungan antara variabel
tersebut. Data harus interval/rasio. Berdistribusi normal.

10. Kependudukan (Demografi) :


 Ilmu yang mempelajari penduduk suatu wilayah dr segi
jumlah, struktur (komposisi) dan perkembangannya
(perubahannya) Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP,
1982).
 Ilmu yg mempelajari jumlah, persebaran, teritorial, komposisi
penduduk, dan perubahan serta sebab sebabnya yg biasa timbul
krn natalitas mortalitas,migrasi, dan mobilitas sosial. Philip M.
Hauser & Duddley Duncan (1959).
 Studi matematik & statistik thd jumlah, komposisi, distribusi
spasial dr penduduk manusia, dan perubahan dr aspek tsb
selalu terjadi akibat proses fertilitas, mortalitas, perkawinan,
migrasi dan mobilitas sosial. Bogue (1969).
Kajian Demografi :
• Struktur penduduk (statis) : jumlah, persebaran, komposisi penduduk
• Proses penduduk (dinamis) : natalitas, mortalitas, dan migrasi
penduduk
Macam sumber data kependudukan: - Sensus Penduduk - Survei
Penduduk Antar Sensus - Registrasi Penduduk

Anda mungkin juga menyukai