Anda di halaman 1dari 6

Nama : Elina Hikmah Zakkiyah

NIM : 170311611538

KARAKTER I

A. JUDUL
Pentingnya Jujur dalam Kehidupan
B. KAJIAN KARAKTER
a. Apa yang dimaksud jujur?
Sikap atau sifat seseorang yang menyatakan sesuatu dengan
sesungghnya dan apa adanya, tidak ditambahi ataupun dikurangi.
b. Mengapa perlu untuk bersifat jujur?
Karena, kejujuran sangat penting sekali dalam kehidupan baik dalam
membina hubungan dengan orang lain, membina sebuah usaha, bahkan
didalam keluarga sendiri. Jujur merupakan kunci kepercayaan semua
orang, jika kita tidak jujur sekali saja maka semua orang akan tidak
percaya lagi terhadap kita.
c. Bagaimana membentuk karakter jujur?
Kejujuran merupakan pondasi yang paling vital dalam sebuah
kesuskesan. Dalam aspek apapun kejujuran ini merupakan sesuatu yang
penting diterapkan. Pembentukan karakter jujur dimulai dari sejak dini,
dimulai dari dalam keluarga itu sendiri, sehingga menjadikan anak
terbiasa bersifat jujur.
C. SITUASI KASUS
Dulu, saya waktu kecil sudah diajarkan oleh keluarga terutama orang
tua untuk melakukan segala sesuatu dengan jujur, melakukan hal sekecil
apapun harus dengan kejujuran. Kecil dulu saya ingat jika saya jajan selalu
banyak, misalkan saya dikasih uang jajan lima ribu rupiah, tetapi itu kurang
dan saya sudah tau tempat dimana ibu saya manaruh uang, setiap saya
kehabisan uang jajan saya selalu ambil lagi ditempat itu. Tapi saya tidak asal
ambil, saya juga harus izin kepada ibu saya, meskipun saya tau ibu akan
diam saja jika saya mengambil berapapun banyak uang. Di SD saya sering
jika ulangan masih ada bertanya kepada teman-teman saya, namanya juga
masih SD masih kekanak-kanakan. Waktu di SMP saya sudah bisa berpikir
bahwa jika ulangan masih ada kerjasama dengan teman, itu tidak akan bisa
mengukur kemampuan kita seperti apa. Di SMA pun juga seperti itu, lanjut
kedunia perkuliahan semua tugas tidak hanya sekedar copy-paste dari
sumber internet, sebagai orang yang jujur tugas itu diselesaikan dengan
semampu kita karena itu akan mengukur seberapa jauh kita memahami
suatu materi tersebut. Meskipun copy-paste dari sumber-sumber diinternet
pastinya juga harus bisa memilih dan memilah yang mana yang baik dan
buruk, tidak semua asal copy-paste. Berbicara tentang memilih suatu
pemimpin, haruslah dilakukan dengan sejujur dan seadil mungkin, banyak
cara agar terpilihnya suatu pemimpin mereka memberikan kita semacam
uang atau yang lain supaya kita memilih dia, tetapi jangan mengacu berapa
banyak yang mereka berikan kepada kita, namanya pemilu harus dilakukan
dengan jujur, pantas atau tidak mereka menjadi pemimpin, bukan banyak
atau tidak materi yang mereka berikan. Melakukan hal sekecil apapun
hendaknya dilakukan dengan kejujuran, dengan kejujuran akan membuat diri
sendiri maupun orang lain menjadi nyaman dan tidak akan merugikan orang
lain.
D. PROSES PENGEMBANGAN KARAKTER
Proses pengembangan suatu karakter pastinya dimulai dari dalam keluarga
itu sendiri, mampu tidak mendidik anak sejak dini untuk menjadi orang yang
jujur, baik dalam perkatannya maupun perbuatannya. Setelah terbiasa
dengan hal-hal kejujuran, mereka akan tidak terbiasa dengan hal-hal yang
tidak jujur. Setelah keluarga pengembangan karakter dilakukan di lingkungan
sekitar, di Sekolah maupun masyarakat, jika lingkungan tidak termasuk
orang-orang yang jujur maka bisa jadi terjerumus dalam ketidakjujuran
tersebut.
E. REKOMENDASI
Semua hal akan terbiasa jika dilakukan seawal mungkin, dengan kesadaran
diri masing-masing individu, bagaimana cara agar kita bisa mempertahankan
suatu karakter tersebut. Berbicara masalah kejujuran, banyak upaya untuk
mempertahankan bersifat jujur antara lain :
1. Tidak membicarakan setiap yang didengarnya, karena terlalu banyak
berbicara akan menjerumuskan ke dalam kebohongan
2. Membiasakan berkata jujur, karna jujur dimulai dari kebiasaan
3. Bergaul dengan orang-orang yang jujur, jika bergaul dengan orang yang
tidak jujur, maka akan ikut tidak jujur
F. SUMBER RUJUKAN
http://pratiwianggun17.blogspot.co.id/2012/11/apa-itu-jujur-anggun-
pratiwi.html
KARAKTER II

A. JUDUL
Kerja Keras untuk Mencapai Target
B. KAJIAN KARAKTER
a. Apa itu kerja keras?
Kerja keras adalah kegiatan yang dikerjakan secara sungguh-sungguh
tanpa mengenal lelah atau berhenti sebelum target kerja tercapai dan
selalu mengutamakan atau memperhatikan kepuasan hasil pada setiap
kegiatan yang dilakukan.
a. Mengapa harus kerja keras?
Karena, kerja keras mampu membuat mental mental kita lebih kuat dan
stabil dibandingkan orang-orang yang senang bermalas-malasan atau
manja, sehingga kita siap untuk menghadapi jika ada suatu masalah
yang datang secara tiba-tiba. Bekerja keras membuat kita menjadi pribadi
yang tangguh, dimana kita berusaha untuk mencapai mimpi dan cita-cita
kita dengan sungguh-sungguh tanpa ingin bergantung dan merepotkan
orang lain. Dan apapun hasil yang diperoleh, kita tidak dapat
menyalahkan orang lain, karena hal itu adalah usaha kita sendiri dan kita
bertanggung jawab atasnya.
b. Bagaimana cara menumbuhkan sifat kerja keras?
Cara menumbuhkan karakter kerja keras salah satunya memiliki sifat
pantang menyerah, pantang menyerah menyebabkan diri kita menjadi
lebih semangat menjadikan motivasi diri untuk menjadi lebih baik, dan
mendorong kita untuk dapat lebih bekerja keras dalam meraih sebuah
kesuksesan.
C. SITUASI KASUS
Dulu, saat saya kecil sudah dianjurkan orang tua untuk bersifat kerja
keras, salah satunya tekun dalam belajar untuk meraih suatu hasil yang
maksimal. Saat SD saya memang tidak seberapa pandai dalam menggeluti
mata pelajaran yang ada di Sekolah, nilai UN SD juga tak begitu
memuaskan, tapi saya yakin mungkin dilain waktu saya bisa menjadi yang
terbaik diantara teman-teman saya. Di SMP saya juga tidak sebegitu pandai
diantara teman-teman saya, awal kelas VII SMP saya belum bisa
beradaptasi dengan materi-materi pelajaran yang diajarkan oleh guru saya,
saya berusaha keras agar bisa meraih 3 besar dikelas, tetapi hal itu terwujud
ketika saya kelas IX, saya sangat bersyukur dengan hasil itu. Ketika saya
SMA, saya berada di kawasan Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang.
Awal mula saya merasa terkekang disana, peraturan yang ketat membuat
saya tidak nyaman tinggal disana, saya berusaha semaksimal mungkin agar
saya bisa nyaman di Pondok. Sebulan dua bulan terlewati, saya mulai
nyaman dengan teman-teman baru saya, saya juga sudah nyaman dengan
sekolah. Di sekolah saya masuk kelas EIC (Excellent International Class)
semacam kelas unggulan, saya tidak mengira bahwa saya memasuki kelas
itu, karena saya tidak sebegitu pandai yang lainnya. Allah SWT sudah
memberikan saya kelebihan dengan memasuki kelas ini, jadi saya sebisa
mungkin harus bersaing dengan anak-anak lain. Di kelas XI saya mengikuti
tes OSN (olimpiade Sains Nasional) tetapi ini baru seleksi sekolah, saya lulus
dengan mata pelajaran kimia, Alhamdulillah. Diadakan seleksi 6 besar lagi
yang akan diambil 3 besar untuk mengikuti olimpiade tingkat kabupaten,
tetapi saya tidak lolos. Saya sebelum tes sudah berambisi bahwa saya tidak
lolos karena saya ingin mengikuti mata pelajaran yang ada di Kelas daripada
pembinaan olimpiade yang menurut saya mengganggu mata pelajaran yang
lain, karena hanya fokus pada satu mata pelajaran. Saya tidak menyesali
dengan ketidaklulusan saya mengikuti olimpiade, sifat pesimis ini yang harus
saya hilangkan dari diri saya. Menjelang kelas XII saya berfikir pasti akan
ada banyak tantangan dan rintangan untuk menghadapinya, ujian pondok,
ujian sekolah, belum lagi ujian hidup. Dari awal kelas XII saya sudah
mempersiapkan untuk menghadapi ujian tersebut, menghafal surat-surat
qur’an, menghafal tahlil istighosah dan lain-lain untuk ujian pondok.
Mengerjakan soal-soal UN tahun lalu untuk ujian nasional maupun ujian
sekolah. Disitu saya yakin, dengan kerja keras saya akan mendapatkan hasil
yang saya inginkan. Hasil ujian nasional saya tidak begitu memuaskan, tetapi
Allah memberikan saya kelebihan dikesempatan lain, yaitu ujian pondok.
Dengan saya sudah berusaha semaksimal mungkin yang saya bisa untuk
ujian pondok yang menurut teman-teman saya ujian pondok lebih sulit
daripada ujian nasional, Allah memberikan saya menjadi santri terbaik
mewakili Unit saya. Disitulah saya berfikir dengan kerja keras dan
keistiqomahan kita akan meraih sesuatu yang kita targetkan atau kita
harapkan. Karena hasil tak akan menghianati usaha.
D. PROSES PENGEMBANGAN KARAKTER
Proses pengembangan suatu karakter pastinya dimulai sejak awal atau
sedini mungkin, dimulai dari lingkungan keluarga itu sendiri, bagaimana
melatih anak untuk mempunyai karakter tersebut. Lama kelamaan akan
terbiasa melakukan suatu karakter itu, kerja keras dilakukan sejak kecil,
tetapi kerja keras dimulai dari kemauan diri kita sendiri, jika tidak ada
kemauan pasti tidak akan mempunyai sifat kerja keras. Kerja keras dalam
mencapai suatu tujuan atau suatu target yang diharapkan itu tidaklah mudah,
harus ada ketekunan dan kesabaran dalam menjalani semua itu.
E. REKOMENDASI
Untuk mempertahankan karakter kerja keras ini dimulai dari kesadaran diri
sendiri, ada kesadaran melakukannya atau tidak. Banyak upaya-upaya
mempertahankan karakter kerja keras antara lain :
1. Selalu bersikap pantang menyerah dalam menghadapi masalah apapun.
Sikap pantang menyerah membuat kita menjadi lebih semangat dalam
mencapai tujuan
2. Selalu bersyukur, dengan bersyukur kita akan lebih menghargai apa yang
telah kita lakukan selama ini
3. Bertekun atau beristiqomah dalam berusaha, tapi lebih dulu membuat
target-target yang ingin dicapai. Mengapa? Karena dengan membuat
target kita mempunyai tekad yang kuat dalam mencapai target itu,
dengan bertekun pula akan membuat diri kita bekerja keras dalam meraih
kesuksesan.
F. Sumber rujukan
http://www.temukanpengertian.com/2013/09/pengertian-kerja-
keras.html?m=0
http://gurupintar.com/threads/jelaskan-tentang-alasan-bahwa-kita-harus-
bekerja-keras.2002/

KARAKTER III

A. JUDUL
Mandiri dalam Hal Apapun
B. KAJIAN KARAKTER
a. Apa itu mandiri?
b. Mengapa harus mandiri?
c. Bagaimana cara menumbuhkan sifat yang mandiri?
C. SITUASI KASUS
Sejak kecil saya sudah diajarkan orang tua untuk mandiri dalam hal
apapun, TK saya sekolah tidak pernah diantar, saya berangkat sendiri
padahal saya masih kecil tapi sekolahnya dekat dengan rumah. Saya sempat
iri kepada teman-teman saya yang diantar oleh ibunya, tapi apa boleh buat
saya harus berangkat sendiri. Di SD juga seperti itu saya tidak pernah
diantar, tetapi di SMP selama 3 tahun saya diantar jemput Lamongan-Tuban.
Saya ingin tinggal di kos tetapi tidak diizinkan oleh kakak saya, keputusan
orang tua lebih baik antar jemput. Disitu saya merasa tidak mandiri, sekolah
tergantung orang tua karena mereka yang mengantarkan dan menjemput. Di
SMA saya di Pondok Pesantren dilatih untuk mandiri, yang awalnya dari SD
tidak pernah jauh dengan keluarga terutama orang tua, di SMP antar jemput
selama tiga tahun, disini saya harus berjauh-jauhan untuk sementara dengan
mereka. Terasa hari berjalan sangat lama karena saya belum merasa
nyaman, tetapi di Pondok sini saya bisa mengembangkan kemandirian saya,
yang awalnya manja dengan orang tua sekarang saatnya harus melakukan
apapun dengan mandiri, memasuki peguruan tinggi saya sudah terbiasa
melakukan sesuatu dengan mandiri. Mengembangkan karakter mandiri ini
tidak sulit jika dimulai sejak dini, dilatih untuk mandiri, mandiri bukan
individualis, tetapi mandiri masih dengan jiwa sosial.
D. PROSES PENGEMBANGAN KARAKTER
Proses pengembangan karakter semua dimulai dari sedini mungkin, karna
lama akan terbiasa mengembangkan karakter tersebut
E. REKOMENDASI
F. Sumber rujukan

Anda mungkin juga menyukai