TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerupuk
Kerupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioka dicampur
dengan bahan perasa seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan
sebelum dipotong tipis-tipis, dikeringkan di bawah sinar matahari dan digoreng dengan
minyak goreng yang banyak. Kerupuk bertekstur garing dan sering dijadikan pelengkap
untuk berbagai makanan. Komposisi bahan kerupuk beserta pengolahannya akan sangat
pengembangan pada kerupuk tersebut. Secara umum bahan baku yang digunakan adalah
tepung tapioka, sedangkan bahan tambahannya dapat berupa ikan atau udang, telur atau
susu, garam, gula, air dan bumbu yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, ketumbar
dan sebagainya.
membentuk produk yang porus dan mempunyai densitas rendah selama proses
penggorengan. Pengembangan kerupuk merupakan proses ekspansi tiba-tiba dari uap air
dalam struktur adonan sehingga diperoleh produk yang volumenya mengembang dan
porus. Pada dasarnya kerupuk mentah diproduksi dengan gelatinisasi pati adonan pada
tahap pengukusan, selanjutnya adonan dicetak dan dikeringkan. Pada proses penggorengan
akan terjadi penguapan air yang terikat dalam gel pati akibat adanya peningkatan suhu dan
dihasilkan tekanan uap yang mendesak gel pati sehingga terjadi pengembangan dan
sekaligus terbentuk rongga-rongga udara pada kerupuk yang telah digoreng (Koswara,
2009).
Kerupuk didefinisikan sebagai jenis makanan kering yang terbuat dari bahan-bahan
yang mengandung pati cukup tinggi. Di dalam proses pembuatan kerupuk, pati tersebut
harus mengalami proses gelatinisasi akibat adanya penambahan air serta perlakuan
pemanasan terhadap adonan yang terbentuk. Adonan dibuat dengan mencampurkan bahan-
bahan utama dan bahan-bahan tambahan yang diaduk hingga diperoleh adonan yang liat
dan homogeny. Kerupuk dengan campuran tepung tapioka mempunyai mutu yang lebih
baik daripada tanpa campuran dilihat dari warna, aroma, tekstur dan rasa Herman, (1990).
2.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan kerupuk udang terdiri dari, bahan
baku utama dan bahan tambahan. Bahan baku utama yang digunakan, yaitu tepung tapioka
dan ikan kurisi. Sedangkan bahan tambahannya, antara lain tepung terigu, air, telur, garam,
Tanaman ubi kayu atau ketela pohon (Manihot utilissima) adalah tanaman
yang dapat tumbuh subur di Indonesia. Ubi kayu menghasilkan umbi yang mengandung
(karbohidrat) sebanyak 32,4 gr per 100 gram ubikayu. Salah satu bentuk olahan dari umbi
ubikayu adalah ubikayu atau dikenal dengan nama tapioka (BPPT, 2000).
Tapioka adalah pati yang diperoleh dari hasil ekstraksi ubikayu (Manihot
utilissima), yang telah mengalami pencucian, pemarutan, pengendapan, dan pengeringan pati
(BPPT, 2000). Tapioka berbeda dengan tepung beras dan terigu, mengandung komponen
yang lebih banyak, yaitu 84,64 %. Tingginya komponen dalam tapioka, mengakibatkan daya
serap air lebih tinggi dibandingkan tepung beras dan terigu (Marzempi, 1994). Komposisi
Tapioka memberikan cita rasa yang lunak, dan dapat digunakan sebagai bahan
pengental, bahan pengisi, serta bahan pengikat dalam industri makanan, seperti dalam
pembuatan pudding, makanan bayi, kerupuk dan sosis (Matz, 1997).Sifat tapioka yang
penting adalah tidak berasa manis, tidak mudah larut dalam air dingin, membentuk pasta dan
gel dalam air panas, sebagai sumber cadangan energi dalam tanaman, dan dalam biji-bijian
mengandung granul. Hidrolisa akan menghasilkan glukosa dan bila hidrolisa tidak sempurna
akan menghasilkan dekstrin dan sifat viskositasnya yang besar dapat digunakan untuk
dibandingkan dengan tepung ketan yang mengandung amilopektin tinggi oleh karena itu
tapioka mudah dan cepat membengkak bila dipanaskan dalam air. Pemanasan tapioka
dalam air menyebabkan terjadinya pembengkakan granula dengan cepat (Desrosier, 1988).
Granula pati dalam air dingin akan menyerap air dan membengkak namun
jumlah air yang terserap hanya mencapai kadar 30 persen. Granula pati akan menyerap air
dan terjadi peningkatan volume dalam air pada suhu 55oC sampai 65oC yang merupakan
pembengkakan yang sesungguhnya. Granula pati dapat dibuat membengkak luar biasa,
tetapi bersifat tidak kembali lagi pada kondisi semula. Perubahan tersebut disebut
gelatinisasi. Suhu pada saat granula pati pecah disebut suhu gelatinisasi yang dapat
2.2.1.2. Cumi-Cumi
Indonesia terletak di daerah tropika yang kaya dengan macam-macam jenis ikan dan
berjuta-juta macam ikan tersebut tersebar di beberapa perairan dari seluruh permukaan bumi.
Habitat air dimana ikan hidup banyak menentukan bentuk tubuh, macam alat tubuh, dan cara
ikan bergerak. Ada beberapa ikan yang tubuhnya bersisik, ada pula yang tidak bersisik.
Sedangkan dunia ikan sendiri dapat dibagi dalam dua bagian besar, yaitu ikan berangka
rawan dan ikan berangka tulang. Ada beberapa pula yang mengklasifikasikan ikan menjadi
ikan bertulang belakang atau ikan bersirip yang biasa dikenal dengan istilah ikan, sedangkan
ikan yang tidak bertulang belakang dan dikenal dengan nama kerang atau kerang-kerangan.
Ikan badan ditutupi dengan sisik sedangkan kerang badan dibungkus kulit keras yang terdiri
dari kritin. Namun demikian tentunya masih ada perkecualian (Junianto, 2003).
Kandungan lemak pada ikan dapat digolongkan menjadi tiga golongan besar yaitu
: ikan berlemak rendah dengan kandungan lemak kurang dari 2 persen, ikan berlemak
medium dengan kandungan lemak berkisar antara 2-5 persen, sedangkan ikan berlemak
tinggi memiliki kandungan lemak lebih besar dari 6 persen. Kelompok ikan berlemak
rendah adalah kerang, udang, bawal, Cumi-cumi dan gabus. Sedangkan berlemak
medium contohnya adalah rajungan, ikan mas, lemuru, patin, dan salmon. Contoh ikan
berlemak tinggi adalah sardin, tuna bader, sepat, dan belut (Direktorat Gizi Depkes RI
1990).
dan sebagai umpan pada jaring ikan. Mereka menjadi makanan ikan kecil, Crustacea dan
cumi-cumi yang lain dan dalam perlengkapan lingkaran makanan ikan lain yang besar (Tim
CoData, 2000).
Cumi-cumi adalah carnivora. Ini berarti pemakan daging. Tentacel yang lebih
panjang menangkap mangsa. Cumi-cumi menarik makanan itu dengan tentacel yang lebih
pendek ketika makanan itu terenggut dengan kekuatan seperti paruh bebek. Kemudian
radula membenturkan makanan turun ke kerongkongan sehingga akan turun ke perut untuk
di cerna. Radula adalah pita tanduk pada lidah. Ketika cumi-cumi membutuhkan banyak
energi untuk bergerak secepat yang mereka lakukan, mereka mempunyai tiga jantung.
Cumi-cumi berdarah biru. Dua dari jantung mereka berlokasi dekat dengan masing-masing
insangnya. Hal ini, mereka dapat memompa oksigen ke bagian tubuh yang beristirahat
dengan mudah. Cumi-cumi memiliki pokok sistem pernafasan senyawa tembaga. Hal ini
berbeda dengan manusia dimana manusia mempunyai pokok sistem pernafasan senyawa
besi. Jika terlalu tertutup pada permukaan dimana terdapat air panas, cumi-cumi dapat mati
dengan mudah karena mati lemas. Kemungkinan hidup di air dalam selama musim dingin,
tetapi sekitar bulan Mei dia memasuki air dangkal untuk menetaskan telurnya (Tim CoData,
2000).
1. Tepung terigu
Tepung terigu merupakan bahan tambahan dalam pembuatan kerupuk. Jenis tepung
terigu yang digunakan dalam pembuatan wafer adalah tepung dari jenis gandum lunak (soft
wheat) yang mengandung protein sekitar 7.5-8%. Tepung ini memiliki kemampuan
menyerap air yang rendah dan menghasilkan adonan yang kurang elastis sehingga
menghasilkan roti yang memiliki tekstur padat seperti pada biskuit termasuk wafer, kue
kering, dan crackers .Tepung terigu dalam pembuatan biskuit berperan sebagai pembentuk
pemanggangan (Koswara, 2009).Pada tabel 3 dapat dilihat syarat mutu tepung terigu
berdasarkan SNI.
Bentuk Serbuk
Gula merupakan sejenis pemanis yang telah digunakan oleh manusia sejak 2000
tahun dahulu untuk mengubah rasa dan sifat makanan dan minuman. Gula merupakan
sukrosa yang merupakan disakarida yang berwarna putih. Gula memiliki sifat higroskopis
sehingga dapat memperbaiki masa simpan dari produk pangan (Koswara, 2009). Menurut
Buckle,. dkk, (1987), gula dapat berfungsi sebagai pengawet karena dapat mengurangi
aktivitas air (aw) bahan pangan sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
(Purnamasari dan Harijono, 2014). Gula memiliki kontribusi yang besar dalam membentuk
tekstur bahan pangan. Dalam pembuatan kerupuk, selain berfungsi sebagai pemanis, gula
dapat meningkatkan kerenyahan. Kerenyahan akan bertambah karena efek dari reaksi
maillard (yang terjadi ketika gula dengan protein dipanaskan bersama-sama) (Kitts, 2004).
Syarat gula pasir menurut SII yaitu mengandung sukrosa minimal 99,3%, air
(103°C, 3 jam) maksimal 0,1%, gula pereduksi maksimal 0,1%dan abu maksimal 0,1%.
Gula mempunyai peranan sebagai penambah rasamanis. Gula yang baik untuk proses
proses produksi mempunyai spesifikasi berwarna putih kecoklatan karena gula yang terlalu
putih rasanya kurang manis, tidak ada benda asing, tidak berair dan tidak menggumpal
(Winarno, 1994).Pada tabel 4 dapat dilihat syarat mutu gula pasir berdasarkan SII.
Tabel 4. Syarat Mutu Gula Pasir berdasarkan SII 0722-83
Kriteria Mutu Persyaratan
3.Garam
Pengaruh yang paling umum dari pemberian garam adalah meningkatnya suhu gelatinisasi
pati dibandingkan dalam air murni (Farida, 1999). Cheow dan Yu (1997), menjelaskan
bahwa pemberian 2 % garam dalam adonan kerupuk akan memberikan efek yang paling
besar dalam meningkatkan suhu gelatinisasi pati dibandingkan bumbu lain yaitu gula dan
MSG. Menurut Anonymous (2003) garam dapur juga berfungsi sebagai bahan pengawet.
Penggunaannya sebagai bahan pengawet minimal 20 % atau 2 ons /kg bahan. Pada tabel 5,
Warna Putih
Rasa Asin
Air Maksimal 5%
4.Air
minum.Syarat mutuair secara fisik yaitu tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa
(Buckle, dkk., 1985). Air mempunyai tiga fungsi yaitu (1) sebagai bahan olah atau
bahanpencampur, misalnya dalam membuat adoanan, sirup, larutan garam, saus,kecap, (2)
sebagai media atau sarana proses misalnya sebagai air pemanas,air pendingin, uap panas
Jumlah air yang ditambahkan pada umumnya sekitar 28-38% daricampuran bahan
yang digunakan. Jika lebih dari 38%, adonan akan menjadi sangat lengket dan jika kurang
dari 28%, adonan akan menjadi rapuh sehingga sulit untuk dicetak (Astawan, 2006).Pada
Rasa Normal
Ph 6,5-9
5.Telur
Telur mempunyai kandungan gizi yang merupakan perpaduan yang serasi dan
seimbang antara protein, energi, vitamin, mineral, dan air. Walaupun sebagian isi telur
terdiri dari air tetapi peranan unsur-unsur gizi tersebut membuat telur sebagai bahan
makanan manusia yang sempurna. Semua unsur gizi yang baik itu berasal dari tubuh ayam
Telur itik agak berbeda dengan telur ayam yang memang sudah biasa dikonsumsi
oleh masyarakat, telur itik tidak begitu banyak pemanfaatannya karena bau amisnya yang
tajam. Akan tetapi, walaupun baunya memang lebih amis namun kelebihan telur itik
dibandingkan telur lain adalah kemampuannya dalam menyerap air sangat mudah karena
dan pada putih telur 11%. Protein telur ini mengandung asam amino esensial yang
diperlukan tubuh untuk hidup sehat. Jumlah dan komposisi asam amino pada telur sangat
lengkap dan berimbang. Begitu juga dengan kandungan lemak, hampir semua lemak dalam
sebutir telur itik terdapat dalam kuning telumya. Lemak pada telur ini terdiri dari trigliserida,
Telur bisa berfungsi sebagai emulsifier, pembentuk gel, bahan pelapis, bahan
pengental, pemberi nutrisi, penyumbang warna dan bahan pembentuk struktur. Telur
memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi pada bagian putih telur maupun kuning telur.
Kualitas telur yang baik adalah apabila kuning telur berada di bagian tengah telur, putih
pengemulsi dan pelumas. Putih telur merupakan pembentuk struktur dan berfungsi sebagai
pengembang, sedangkan kuning telur lebih efektif sebagai pengemulsi dan pelumas (Hui,
1992).
6.Penyedap
MSG (Monosoium Glutamat) adalah senyawa sintetik yang menimbulkan rasa enak
dan tersusun dari garam natrium dan asam glutamat. MSG sering disebut sebagai flavour
potentiator yaitu bahan-bahan yang dapat meningkatkan rasa enak atau menekan rasa yang
tidak diinginkan dari suatu bahan makanan, misalnya rasa bawang yang tajam, rasa sayuran
mentah yang tidak diinginkan, atau rasa pahit pada sayuran yang dikalengkan (Winarno,
1992).
dengan menghilangkan sebagian air dari susu segar atau hasil rekonstitusi susu bubuk
berlemak penuh maupun hasil rekombinasi susu bubuk tanpa lemak dengan susu
lemak/lemak nabati yang telah ditambah gula dengan penambahan bahan makanan lain
yang diijinkan (SNI, 1998). Secara umum, komposisi nutrisi yang terkandung dalam
Lemak susu 8
Gula 45
Air 27
Komposisi protein susu yang terbesar adalah kasein (80 %) (Matz, 1997) Kasein
mempunyai kelarutan yang sangat tinggi dan stabil terhadap panas di atas pH 6. Protein ini
juga mempunyai sifat fungsional sebagai pengemulsi yang sangat baik karena stukturnya
amphiphilic. Struktur yang amphiphilic ini, protein berguna untuk emulsifikasi, pengikatan
air, pengental, foaming, dan pembentuk gel (Fennema, 1996). Dalam pembuatan adonan,
protein susu berfungsi sebagai pembentuk emulsi dan pengikat air, sedangkan lemak susu
8.Baking Powder
Baking powder merupakan sistem leavening komplit yang mengandung campuran
soda, dan diluent seperti pati yang terdapat pada kedua campuran soda. Baking powder
untuk perdagangan mengandung sufficient soda tidak kurang dari 12 % dari beratnya
sebagai CO2 (Maga and Tu, 1995). Baking powder terdiri dari tiga bagian yaitu asam yang
berupa cream of tartar, basa berupa baking soda serta filler berupa corn starch.
Ada dua tipe baking powder yaitu double acting baking powder dan baking powder
dengan aktifitas lambat. Monocalsium fosfat (MCP) memberikan reaksi cepat selama
mixing sedangkan aluminium sulfat bereaksi sampai baking (Maga and Tu, 1995).
Leavening acid secara umum merupakan bahan pengembang beberapa jenis gas
pada sistem adonan. Mixing pada sistem adonan berkorelasi dengan udara dan berhubungan
dengan energi yang dikeluarkan saat mixing. Gelembung gas bertambah selama baking
yang menghasilkan rongga-rongga pada produk makanan (Maga and Tu, 1995). Reaksi
reaksi ganda dan sangat ideal untuk pembuatan kerupuk, kue, biskuit, donat, roti goreng dan
sebagainya. Disebut bereaksi ganda karena bahan tersebut menunjukkan reaksi pada tahap
pengadukan adonan dan pada tahap pembakaran Pemakaian 0.2 - 0.3 % dari berat tepung
Bahan pengembang yang umum digunakan adalah natrium bikarbonat atau soda
kue. Utami (1992), menyatakan bahwa keuntungan penggunaan natrium bikarbonat adalah
relatif tidak mempengaruhi rasa, harga relatif murah dan tingkat kemurniannya tinggi.
Menurut Winarno (1995), bahan pengembang adonan yang sekarang ini dipakai
menggunakan bahan kimia yang dapat menghasilkan CO2 Gas ini diperoleh dari garam
karbonat dan bikarbonat. Selama proses pembakaran volume gas bersama uap air yang ikut
terperangkap dalam adonan akan mengembang. Pemilihan jenis soda kue atau Natrium
Bikarbonat akan mempengaruhi elastisitas dan plastisitas soda dengan aktifitas lambat akan
9.Pewarna Makanan
Pewarna termasuk dalam aditif makanan yang merupakan bahan yang ditambahkan
dan dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu. Salah satu
bagian dari banyaknya yang layak. Secara organoleptik, ketertarikan konsumen terutama
ditentukan atau dipengaruhi oleh penampakan pada pandangan pertama terhadap produk
yang akan dikonsumsi. Dalam hal ini. pewarna cukup memberikan rangsangan yang kuat
Penentuan mutu bahan makanan yang pada umumnya sangat tergantung pada
beberapa faktor di antaranya citarasa, warna, tekstur dan nilai gizi. Tetapi. sebelum faktor
faktor tersebut dipertimbangkan secara visual, faktor warna tampil lebih dahulu dan
terkadang sangat menentukan warna juga dapat menunjukkan suatu pencampuran atau
Pembatasan jumlah pewarna sintetik ini seringkali terjadi secara sendirinya, karena
pewarna sintetik ini sangat efektif dalam memberikan warna yang dikehendaki. Karateristik
SP adalah bahan tambahan makanan. Fungsi dari SP juga sebenarnya tidak jauh
berbeda dengan TBM. Komposisi SP seperti yang dicantumkan pada kemasannya adalah
Ryoto ester (gula ester). Dimana esternya merupakan asam lemak. Asam lemak seperti asam
stearat, palmitat dan oleat dapat berasal dari hewan ataupun tumbuhan (Anonymous, 2006).