Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Umum
Istilah avsec adalah singkatan dari dua kata yaitu Aviation Security
dalam bahasa indonesia adalah keamanan penerbangan. Avsec juga
memiliki arti yang luas, tidak hanya berlaku untuk seorang petugas
keamanan penerbangan di bandar udara, tetapi juga untuk semua benda
atau fasilitas yang berfungsi mendukung penerbangan. Jadi pengertian
avsec sesungguhnya adalah melindungi penerbangan sipil dari tindakan
melawan hukum terhadap penumpang, awak kabin , masyarakat dan
instansi.
2
yang ditempatkan sebelum penumpang melakukan Check-in. Security
Check point 2 ditempatkan setelah penumpang melakukan Check-in dan
sebelum di Boarding Lounge yang dimana daerah tersebut harus steril
dari barang terlarang karena sudah melakukan pengecekan 2 kali.
Security Check Point 3 atau SCP karyawan dikhusus kan untuk karyawan
yang bekerja di area airside dan ruang VIP. Untuk penumpang VVIP
Khususnya RI 1 dan RI 2 jarang melalui jalur terminal penumpang biasa
melainkan jalur khusus yang terdapat di LANUD Halim Perdanakusuma
atau melalui gedung Sasana Manggala Praja.
3
1. Main Gate ( Pintu Utama )
2. Posko AVSEC
3. Pintu L.A.U.D (Langsung Akses Udara Darat )
4. SCP 1,2 dan karyawan ( Security Check Point )
5. Patroli
a. Patroli Mobil
b. Patroli lobi keberangkatan
c. Patroli lobi kedatangan
4
Jakarta”.
C. TUJUAN LAPORAN
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pekerjaan mengawasi serta
mengamankan terminal VVIP dan tamu VVIP oleh petugas Aviation
Security.
2. Mengetahui peralatan dan fasilitas apa saja yang digunakan untuk
menunjang proses pengamanan dan pengawalan tamu VVIP.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara petugas AVSEC membuat laporan
untuk memberitahukan pelaksanaan pengamanan VVIP.
4. Untuk mengetahui tindakan apa yang akan dilakukan setelah
mendapati adanya gangguan di terminal VVIP ataupun tamu VVIP.
D. MANFAAT PEMBAHASAN
1. Untuk pengusul
Sebagai peluang dan menambah wawasan bagaimana cara bekerja dan
mengerjakan prosedur dan tata cara pengawasan dan pemeriksaan
gedung terminal VVIP dan tamu VVIP.
2. Untuk Perusahaan
Sebagai masukan dan hasil pengamatan di lapangan dengan harapan
berguna bagi perusahaan.
3. Untuk Masyarakat
Sebagai pengetahuan atau ilmu tambahan untuk masyarakat
bagaimana mengawasi dan melakukan cara pengawasan dan
pemeriksaan gedung terminal VVIP dan tamu VVIP supaya tercipta
keamanan untuk pengguna bandar udara.
4. Untuk Institusi Sekolah
Sebagai penambah koleksi kepustakaan serta dapat membantu dalam
penulisan Laporan Tugas Akhir junior.
5
Laporan tugas akhir ini memiliki cakupan tentang peranan utama unit
Aviation Security dalam menangani kegiatan pengamanan tamu VVIP
di Bandar Udara Halim Perdanakusuma Jakarta.
2. Tata Urut
a. BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab pertama ini diuraikan mengenai alasan umum, alasan
pemilihan judul, tujuan laporan tugas akhir, manfaat, cakupan dan
tata urut.
b. BAB II GAMBARAN OBYEK STUDI
Dalam bab kedua ini diuraikan landasan teori dan metodologi yang
digunakan, bagian tempat PKL, aspek/faktor yang diamati, serta
penyajian data dan objek yang diamati.
d. BAB IV PENUTUP
Dalam bab keempat yang merupakan bab terakhir, di dalam
penulisan Laporan Tugas Akhir ini diuraikan kesimpulan dari
analisa dan pembahasan masalah penulisan pada bab sebelumnya
serta terdapat saran-saran yang diharapkan dapat berguna bagi
penulis maupun pihak manapun yang membaca laporan tugas akhir
ini.
6
BAB II
GAMBARAN OBYEK STUDI
1. Landasan Teori
Menurut SKEP/2765/XII/2010 Peraturan Direktur Jendral
Perhubungan Udara Tentang Tata Cara Pemeriksaan Penumpang
Personel Pesawat Udara dan Barang Bawaan yang Diangkut Dengan
Pesawat Udara dan Orang Perseorangan . Bab 1 Ketentuan Umum
Pasal dalam Peraturan pada pasal 1 yang dimaksud adalah:
b. Pesawat Udara adalah setiap mesin atau alat yang dapat terbang
di atmosfer karena gaya angkat dari reaksi udara, tetapi bukan
karena reaksi udara terhadap permukaan bumi yang digunakan
untuk penerbangan.
7
d. Tempat Pemeriksaan Keamanan (Security Check Point/SCP)
adalah tempat pemeriksaan keamanan bagi penumpang, orang,
personel pesawat udara dan barang yang akan masuk ke daerah
keamanan terbatas dan/atau ruang tunggu di gedung terminal
Bandar udara.
8
i. Personel Keamanan adalah personel yang telah memiliki lisensi
yang diberi tugas dan tanggung jawab di bidang keamanan
penerbangan.
j. Unit Penyelenggara Bandar Udara adalah lembaga pemerintah di
bandar udara yang bertindak sebagai penyelenggara bandar udara,
yang memberikan jasa pelayanan kebandarudaraan untuk bandar
udara yang belum diusahakan secara komersial.`
k. Badan Usaha Bandar Udara adalah badan usaha milik negara,
badan usaha milik daerah, atau badan hukum Indonesia berbentuk
perseroan terbatas atau koperasi yang kegiatan utamanya
mengoperasikan bandar udara untuk pelayanan umum.
l. Badan Usaha Angkutan Udara adalah badan usaha milik negara,
badan usaha milik daerah, atau badan hukum indonesia berbentuk
perseroan terbatas atau koperasi, yang kegiatan utamanya
mengoperasikan pesawat udara untuk digunakan mengangkut
penumpang, kargo, dan/atau pos dengan memungut pembayaran.
m. Body Inspection Machine adalah peralatan yang digunakan untuk
mendeteksi barang-barang bawaan penumpang pesawat udara
baik yang berupa material logam maupun non logam yang dibawa
secara tersembunyi di balik pakaian atau melekat di badan yang
dapat membahayakan keamanan penerbangan.
n. Pengawas (Supervisor) adalah orang yang telah memiliki lisensi
dan ditunjuk oleh unit penyelenggara bandar udara atau badan
usaha bandar udara yang bertanggung jawab mengawasi
pelaksanaan pemeriksaan keamanan pada tempat pemeriksaan
keamanan (Security Check Point/SCP).
o. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara.
p. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perhubungan Udara.
q. Direktur adalah Direktur yang membidangi urusan keamanan
penerbangan.
9
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
Personel keamanan penerbangan, yaitu :
a. personel keamanan bandar udara;
b. personel keamanan angkutan udara;
c. personel keamanan badan usaha regulated agent; dan
d. personel keamanan badan usaha yang melakukan kegiatan usaha
terkait dengan penerbangan.
Pasal 5
a. Pemeriksaan keamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (2), dilakukan oleh personel keamanan bandar udara.
b. Personel keamanan bandar udara sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), harus memastikan penumpang, personel pesawat udara
10
dan barang bawaan dan orang perseorangan yang memasuki
daerah keamanan terbatas dan/atau ruang tunggu tidak membawa
barang dilarang (prohibited items) yang dapat digunakan untuk
melakukan tindakan melawan hukum dalam penerbangan.
c. Pemeriksaan keamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan di tempat pemeriksaan keamanan (Security Check
Point/SCP).
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
11
terletak pada pintu masuk menuju daerah sekitar tempat
pelaporan keberangkatan (counter check-in).
Pasal 9
a. Penempatan peralatan keamanan penerbangan di tempat
pemeriksaan keamanan pertama ( Security Check Point / SCP-
1) pada bandar udara sebagai berikut :
1) gawang detektor logam (Walk Through Metal Detector /
WTMD ) ditempatkan di sebelah mesin x-ray bagasi
tercatat;
2) jarak antara gawang detektor logam (Walk Through
Metal Detector / WTMD) dan mesin x-ray bagasi tercatat
minimal 50 (lima puluh) cm;
12
3) apabila terdapat lebih dari satu jalur pemeriksaan, maka
jarak antara dua gawang detektor logam (Walk Through
Metal Detector / WTMD) minimal 60 (enam puluh) cm;
4) exit belt termasuk roller pada mesin x-ray bagasi tercatat
memiliki panjang minimal 250 (dua ratus lima puluh) cm.
Pada sisi belt dimana penumpang atau personel lewat,
dipasang plexiglas;
5) plexiglas dipasang minimal sepanjang exit belt dan
setinggi tunel mesin x-ray bagasi tercatat;
6) setelah mesin x-ray bagasi tercatat, ditempatkan meja
sebagai tempat pemeriksaan bagasi yang mencurigakan.
7) jarak antara mesin x-ray bagasi kabin dan gawang detektor
logam (Walk Through Metal Detector / WTMD), dan jarak
antara 2 (dua) gawang detektor logam (Walk Through
Metal Detector / WTMD) yang berdampingan diberi sekat
pembatas.
8) model sekat pembatas dibuat bukan sebagai tempat untuk
meletakkan barang bawaan.
Pasal 10
a. Tempat pemeriksaan keamanan kedua (Security Check
Point/SCP-2) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b,
terletak pada pintu masuk menuju ruang tunggu.
b. Setiap tempat pemeriksaan keamanan kedua (Security Check
Point/SCP-2) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
memiliki sekurang-kurangnya 1 (satu) jalur pemeriksaan.
13
c. Jalur pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), yang
menggunakan peralatan keamanan penerbangan harus
mempunyai peralatan keamanan paling sedikit meliputi :
1) mesin x-ray bagasi kabin;
Pasal 11
14
3) Apabila terdapat lebih dari satu jalur antrian pemeriksaan,
jarak antara dua gawang detektor logam (Walk Through Metal
Detector / WTMD) yang berdampingan, minimal berjarak 60
cm;
4) Exit belt termasuk roller pada mesin x-ray bagasi kabin harus
memiliki panjang minimal 250 cm. Pada sisi exit belt dimana
penumpang atau personel lewat, dipasang plexiglas;
5) Plexiglas dipasang minimal sepanjang exit belt dan setinggi
tunel mesin x-ray bagasi kabin;
6) Setelah mesin x-ray bagasi kabin, ditempatkan meja sebagai
tempat pemeriksaan bagasi yang mencurigakan.
7) Jarak antara mesin x-ray bagasi kabin dan gawang detektor
logam (Walk Through Metal Detector / WTMD), dan jarak
antara 2 (dua) gawang detektor logam (Walk Through Metal
Detector / WTMD) yang berdampingan diberi sekat pembatas.
8) Model sekat pembatas dibuat bukan sebagai tempat untuk
meletakkan barang bawaan.
b. Gambar (layout) penempatan peralatan pada tempat pemeriksaan
keamanan kedua (Security Check Point/SCP-2) sebagaimana
termuat dalam lampiran 2 peraturan ini.
Pasal 12
15
Pasal 13
Pasal 14
Pasal 15
Pasal 16
Pasal 17
17
b. Unit penyelenggara bandar udara dan badan usaha bandar udara
yang mengijinkan kegiatan konsesioner pada ruang tunggu harus
melakukan pemeriksaan keamanan penerbangan untuk menjamin
dan memastikan barang yang dijual tidak terdapat barang dilarang
(prohibited items).
Pasal 18
Pasal 19
2. Metodologi
19
B.Bagian Tempat PKL
Lapangan terbang ini juga turut andil dalam peresmian Bandar Udara
Internasional Kemayoran yaitu dengan cara menerbangkan pesawat
berjenis Douglas DC-3 menuju Kemayoran yang baru saja diresmikan.
20
Pada tanggal 20 Juni 1950, Belanda sepenuhnya menyerahkan lapangan
terbang ini kepada pemerintah Indonesia. Ketika itu lapangan terbang
ini langsung dipegang oleh AURI dan dijadikan pangkalan udara
militer. Kemudian bertepatan dengan 17 Agustus 1952, lapangan
terbang ini berganti nama menjadi Pangkalan Udara Halim
Perdanakusuma untuk mengenang almarhum Abdul Halim
Perdanakusuma yang gugur dalam menjalankan tugasnya.
1) Visi
2) Misi
21
b) Menyediakan infrastruktur dan layanan kelas dunia untuk
mendukung perkembangan ekonomi Indonesia melalui
konektivitas antar daerah maupun negara;
c) Memberikan pengalaman perjalanan yang terpercaya, konsisten,
dan menyenangkan kepada seluruh pelanggan dengan teknologi
modern;
d) Mengembangkan kemitraan untuk melengkapi kemampuan dan
memperluas penawaran perusahaan;
e) Menjadi BUMN pilihan dan memaksimalkan potensi dari setiap
karyawan perusahaan;
f) Menjunjung tinggi tanggung jawab sosial perusahaan
22
yang mencakup kemanan penumpang, barang, pesawat dan fasilitas,
objek vital, sisi udara, sisi darat, termasuk ruang VVIP dan VIP.
23
Assistant Manager of
Airport Security
Marihot Sitorus
Komandan Peleton C
Komandan Peleton A Komandan Peleton B
Giyan Adik Purnomo
Anggiat Poltak Marwanto Wawan Ridwan
24
dalam melaksanakan pemeriksaan penumpang, bagasi, kargo
dan pos sebelum dimuat / dibongkar ke / dari pesawat udara.
25
dalam setiap perencanaan / desain / renovasi bangunan dan
fasilitas bandar udara.
Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini adapun aspek atau faktor
yang diamati selama melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan
adalah sebagai berikut :
a. Sarana dan Prasarana. Dalam hal ini sarana dan prasarana yang
mendukung pelaksanaan kegiatan pelayanan bandar udara serta
unit – unit yang berkoordinasi langsung dalam pemeriksaan
dokumen, penumpang dan barang termasuk penumpang VVIP dan
26
VIP yang dianggap dapat membahayakan penerbangan dan
pemeriksaan itu dilakukan oleh unit Aviation Security.
b. Tempat Kerja. Dalam hal ini jumlah pegawai yang berkaitan
dengan kegiatan pemeriksaan penumpang, dokumen, barang
bawaan dan pengawalan penumpang VVIP.
c. Prosedur Kerja. Dalam hal ini diuraikan SOP ( Standart Operating
Procedure ) unit Aviation Security ( Avsec) dalam melakukan
kegitatan pemeriksaan penumpang, dokumen, barang bawaaan dan
pengawalan VVIP.
d. Pelakasanaan Kegiatan. Dalam hal ini diuraikan tentang alur kerja
unit Aviation Security (Avsec) dalam melaksanakan kegiatan yang
berdasarkan pada SOP ( Standart Operating Procedure ).
a. Sarana
Sarana dapat diartikan sebagai alat yang digunakan untuk kelancaran
pelaksanaan kegiatan operasional agar dapat terciptanya suatu kondisi
kerja yang baik dan efektif. Sarana yang terdapat pada unit Aviation
Security Bandara Halim Perdanakusuma sebagai berikut :
1) Kendaraan Operasional : unit Avsec Bandara Halim
Perdanakusuma memiliki 2 kendaraan operasional yaitu Nissan
Navarra tahun pembuatan 2012 berwarna putih dengan tambahan
warna biru yang ditambahkan sirine dan strobo berwana kuning dan
ditambahkan radio rig mobile. Kendaraan tersebut digunakan untuk
patroli sisi darat dan sisi udara.
2) Mesin X- Ray
Mesin X-Ray merupakan suatu alat pemeriksaan untuk mendeteksi
secara visual semua barang bawaan penumpang baik penumpang
biasa, VIP dan VVIP (kecuali RI 1 dan RI 2 ) tanpa membuka barang
tersebut. Peralatan x-ray dapat diklasifikasikan menurut fungsi dan
kapasitasnya yaitu, x-ray cabin, x-ray cargo dan x-ray baggage.
27
Di Bandar Udara Halim Perdanakusuma Terdapat 7 mesin x-ray yang
terbagi atas : 2 berada di SCP 1 ( x-ray baggage ), 2 berada di SCP 2
(x- ray cabin), 1 berada di VIP Room ( x-ray baggage ), 2 berada di
gedung VVIP, 1 berada di executive lounge Saphire dan 1 berada di
pintu LAUD ( x- ray baggage ).
3) Walk Throught Metal Detector (WTMD)
Walk Throught Metal Detector merupakan peralatan deteksi yang
berbentuk seperti pintu yang digunakan mendeteksi semua barang
bawaan yang berada di dalam pakaian atau yang melekat pada tubuh
penumpang pesawat udara yang terbuat dari metal / logam yang dapat
membahayakan keselamatan penerbangan, seperti senajata tajam,
senjata api dan alat yang dapat membahayakan keselamatan
penerbangan.
Untuk di Bandara Halim Perdanakusuma terdapat 8 alat tersebut yang
terbagi atas : 2 berada di SCP 1, 3 berada di SCP 2 ( 2 beroperasi dan
1 dipergunakan sebagai cadangan atau dipergunakan apabila antrian
pemeriksaan sudah mulai panjang ), 1 berada di VIP room dan 2
berada di ruang VVIP
4) Hand Held Metal Detector ( HHMD)
Hand Held Metal Detector merupakan peralatan untuk mendeteksi
letak pada barang bawaaan yang terdapat pada badan dan pakaian
penumpang.
5) Handy Talky ( HT)
Adalah alat komunikasi berbasis radio dengan frekuensi yang dapat
dibawa secara mudah seperti telefon genggam yang digunakan untuk
berkomunikasi secara cepat dengan pengguna HT khususnya di unit
Aviation Security.
6) Telephone
Alat komunikasi berbasih kabel yang digunakan oleh petugas avsec
untuk menerima dan memberikan informasi untuk unit lain yang tidak
ada di frekuensi HT.
28
7) Pengeras Suara
Pengeras suara adalah alat yang digunakan untuk membantu petugas
Avsec yang berupa suara rekaman tentang tata cara pemeriksaan
penumpang, personel pesawat udara, dan barang bawaan yang
tercantum pada SKEP/2765/XII/2010.
8) Layar Monitor
Layar monitor ini digunakan untuk memberikan informasi kepada
penumpang mengenai peraturan SKEP 2765 Tahun 2015 tentang
Keselamatan dan Keamanan Pesawat Udara.
b. Prasarana
Prasarana adalah suatu penunjang terselengaranya suatu proses.
Prasarana yang didalam unit Avsec ini yaitu :
9) Posko
Posko adalah tempat komando pusat utama Aviation Security.
Berfungsi untuk apel dan pengarahan untuk unit Aviation Security
sebelum bertugas, memonitori CCTV yang terpasang di area Bandar
Udara Halim Perdanakusuma, sebagai tempat mencatat waktu dan
kegiatan VVIP dan VIP, sebagai ruang kerja junior manager beserta
staf posko, sebagai tempat untuk mewawancarai staff bandar udara
yang ingin membuat pas bandara, serta sebagai tempat sidang untuk
pengguna bandar udara yang melakukan pelanggaran.
10) Ruang Istirahat SCP 1 dan SCP 2
c. Tenaga Kerja
1. Jumlah keseluruhan personel Avsec yang berstatus pegawai organik
dan pegawai dari APS berjumlah 143 orang. Masing – masing pleton
menempati pos – pos yang sudah ditentukan dan sesuai jumlah dari
masing – masing pleton.
Personel Aviation Security Bandar Udara Halim Perdanakusuma
terbagi menjadi 3 pleton yaitu pleton A, B, dan C. Personel Avsec
29
bekerja 24 jam dan terbagi menjadi 2 shift, yaitu shift pagi yang
bertugas 1 pleton yaitu dari 08:00 – 20:00 WIB dan shift malam yang
digantikan oleh pleton yang bertugas shift malam dari pukul 20:00 –
08:00.
d. Prosedur Kerja
Prosedur kerja adalah suatu proses dimana harus diikuti oleh seluruh
pekerja supaya sesuai dengan tupoksinya dan supaya tidak terjadi hal
yang tidak diinginkan. Tidak terkecuali di unit Avsec Bandar Udara
Halim Perdanakusuma memiliki prosedur kerja khususnya untuk
pengamanan penumpang VVIP dan VIP sebagai berikut:
1. Pendahuluan
a. Pemberitahuan dari Protokoler bahwa ada penumpang VVIP atau
VIP yaitu pada satu hari sebelum keberangkatan atau beberapa
jam sebelum keberangkatan, dan hanya unit tertentu yang tahu
seperti AMC, PKP-PK, LANUD dan Avsec.
b. Maksud dan tujuan
Maksud dan tujuan diberitahukannya sebelum mendekati hari
keberangkatan dan hanya unit tertentu saja dikarenakan untuk
menjaga keamanan VVIP dan VIP tersebut supaya tidak terjadi
pembajakan atau teror.
2. Prosedur
a. Pemeriksaan gedung VVIP dan VIP
Bandar Udara Halim Perdanakusuma mempunyai ruangan khusus
untuk VVIP maupun VIP dan gedung tersebut mempunyai nama
yaitu gedung Sasana Manggala Praja. Sebelum VVIP dan VIP
menggunakan gedung tersebut, prosedur pertama yaitu
pemeriksaan gedung. Pemeriksaan gedung digunakan untuk
mensterilisasi dari benda benda yang dapat membahayakan dan
juga untuk mempersiapkan gedung supaya dapat digunakan
dengan maksimal.
30
b. Pengaturan unit Avsec dengan Protokoler
Petugas Avsec yang sedang bertugas melakukan pengamanan
akan berkoordinasi dengan Protokoler supaya dapat melakukan
pengamanan gedung supaya dapat melakukan pengamanan
gedung yang akan digunakan tersebut secara maksimal dan
terarah.
c. Pemeriksaan dokumen
Sebelum VVIP atau VIP beserta rombongan memasuki gedung,
Protokoler negara dibantu dengan petugas Avsec akan memeriksa
dokumen – dokumen, surat tugas dan surat pendukung.
d. Pemeriksaan orang ( Body Search )
Petugas Avsec dibantu dengan Protokoler memeriksa rombongan
VVIP dan VIP terkecuali RI 1 dan RI 2. Pemeriksaan dilakukan
untuk keamanan dan kenyamanan saat penerbangan berlangsung.
e. Pemeriksaan barang
Personel Avsec dan Protokoler memeriksa barang bawaan
rombongan VVIP maupun VIP ( kecuali RI 1 dan RI 2) yang
bertujuan untuk mengetahui adanya barang bawaan yang
berbahaya seperti pistol dll. Karna pada penerbangan VVIP dan
VIP yang diperboleh kan membawa senjata api adalah Protokoler
khusus dan tidak semua diperbolehkan.
f. Pengawasan sisi udara
Petugas avsec yang menggunakan mobil patroli dan Protokoler
negara mengamannkan sisi udara sampai dengan pesawat VVIP
atau VIP siap taxiing, dan selama proses tersebut petugas avsec
akan menutup runway yang bertujuan untuk menutup akses
pesawat komersil, kendaraan yang berada di airside supaya tidak
ada pergerakan, dan akan dibuka pada saat pesawat VVIP atau
VIP tersebut telah terbang.
31
3. Pelaksanaan Kegiatan
PENUTUPAN BANDARA,
RUNWAY, DAN
PEMBERHENTIAN
PERGERAKAN AIRSIDE
32
pengamanan di bandar udara khususnya bandara yang beroperasi
melayani tamu VVIP atau VIP.
33
BAB III
ANALISIS HASIL PENGAMATAN
1. Sarana
a) Kendaraan operasional unit Aviation Security
unit Avsec Bandara Halim Perdanakusuma memiliki 2 kendaraan
operasional yaitu Nissan Navarra tahun pembuatan 2012 berwarna
putih dengan tambahan aksen berwarna biru yang ditambahkan
sirine dan strobo berwana kuning dan ditambahkan radio rig mobile.
Kedua kendaaran tersebut hanya dipakai salah satu saja tidak semua
dioperasikan. Jika kendaraan pertama dioperasikan maka kendaraan
kedua tidak dioperasikan, tetapi jika perlu kendaran patroli tambahan
kendaraan kedua akan dioperasikan.
b. Mesin X- Ray
Mesin X-Ray merupakan suatu alat pemeriksaan untuk mendeteksi
secara visual semua barang bawaan penumpang baik penumpang
biasa, VIP dan VVIP (kecuali RI 1 dan RI 2 ) tanpa membuka
barang tersebut. Peralatan x-ray dapat diklasifikasikan menurut
fungsi dan kapasitasnya yaitu, x-ray cabin, x-ray cargo dan x-ray
baggage. Untuk mesin x – ray yang berada di gedung Sasana
Manggala Praja atau gedung VVIP terdpat 3 mesin x – ray cabin dan
1 mesin x – ray baggage
c. Walk Throught Metal Detector (WTMD)
Walk Throught Metal Detector merupakan peralatan deteksi yang
berbentuk seperti pintu yang digunakan mendeteksi semua barang
bawaan yang berada di dalam pakaian atau yang melekat pada tubuh
penumpang pesawat udara yang terbuat dari metal / logam yang
dapat membahayakan keselamatan penerbangan, seperti senajata
tajam, senjata api dan alat yang dapat membahayakan keselamatan
penerbangan.
34
Untuk di gedung Sasana Manggala Praja atau gedung VVIP,1 berada
di VIP room dan 2 berada di ruang VVIP
d. Hand Held Metal Detector ( HHMD)
Hand Held Metal Detector merupakan peralatan untuk mendeteksi
letak pada barang bawaaan yang terdapat pada badan dan pakaian
penumpang. Dan setiap pintu pemeriksaan terdapat HHMD tersebut
termasuk di gedung VVIP
f. Handy Talky ( HT)
Adalah alat komunikasi berbasis radio dengan frekuensi yang dapat
dibawa secara mudah seperti telefon genggam yang digunakan untuk
berkomunikasi secara cepat dengan pengguna HT khususnya di unit
Aviation Security.
g. Telephone
Alat komunikasi berbasih kabel yang digunakan oleh petugas avsec
untuk menerima dan memberikan informasi untuk unit lain yang
tidak ada di frekuensi HT.
h. Pengeras Suara
Pengeras suara adalah alat yang digunakan untuk membantu petugas
Avsec yang berupa suara rekaman tentang tata cara pemeriksaan
penumpang, personel pesawat udara, dan barang bawaan yang
tercantum pada SKEP/2765/XII/2010 dan pemutaran lagu lagu
nasional jika diperlukan
i. Layar Monitor
Layar monitor ini digunakan untuk memberikan informasi kepada
VVIP mengenai peraturan SKEP 2765 Tahun 2015 tentang
Keselamatan dan Keamanan Pesawat Udara.
j. Rompi Keselamatan
Rompi ini digunakan untuk anggota Avsec yang bekerja diluar
terminal, hal ini bertujuan untuk keselamatan dan sebagai tanda
bahwa ada petugas.
2. Prasarana
a. Posko
Posko adalah tempat komando pusat utama Aviation Security.
Berfungsi untuk apel dan pengarahan untuk unit Aviation Security
sebelum bertugas, memonitori CCTV yang terpasang di area Bandar
Udara Halim Perdanakusuma, sebagai tempat mencatat waktu dan
kegiatan VVIP dan VIP, sebagai ruang kerja junior manager beserta
staf posko, sebagai tempat untuk mewawancarai staff bandar udara
yang ingin membuat pas bandara, serta sebagai tempat sidang untuk
pengguna bandar udara yang melakukan pelanggaran.
b. Ruang Istirahat SCP 1 dan SCP 2
B. Tenaga Kerja
1. Setiap pekerja mengerti dengan baik tugas masing – masing dari jam
kerja, hingga hal – hal apa saaja yang dilakukan sesuai dengan
tupoksinya dalam unit Aviation Security. Personel Avsec harus
melaksanakan pendidikan kemamanan dan keselamatan penerbangan.
Yang meliputi :
a) Pendidikan dan Pelatihan Personel Penerbangan meliputi :
37
b) Pendidikan dan pelatihan tambahan, meliputi :
1) Crisis Management.
2) Negotiaion.
3) Exercise.
1) Auditor – Inspektor.
2) Instruktur.
Pendidikan dan pelatihan penangan pengangkutan barang
berbahaya ( Dangerous Good ).
c. Pendidikan dan pelatihan personel fasilitas keamanan penerbangan
meliputi :
1) Personel fasilitas keamanan penerbangan terampil ( skillfull
licence ) adalah pendidikan dan pelatihan yang bertujuan agar
personel dapat melakukan pemeliharaan dan perbaikan tingkat
ringan fasilitas penerbangan seperti :
a) Peralatan pendeteksi pemeriksaan barang.
b) Peralatan pendeteksi pemeriksaan orang.
c) Peralatan pendeteksi pemantau.
2) Personel keamanan penerbangan ahli ( expert licence ) adalah
pendidikan dan pelatihan yang bertujuan untuk dapat melakukan
pemeliharaan, perbaikan, perencanaan, analisis dan modifikasi
fasilitas keamanan penerbangan, yaitu :
a) Peralatan pendeteksi pemeriksaan barang.
b) Peralatan pendeteksi pemeriksaan orang.
c) Peralatan pendeteksi pemantau.
Hasil Pengamatan :
Hasil pengamatan terhadap seluruh personil Avsec baik yang bertugas di SCP 1,
SCP 2, Penjagaan pintu L.A.U.D, dan pengamanan VVIP di Bandar Udara Halim
Perdanakusuma sangat baik dan berkompeten dalam menjalankan tupoksinya
masing masing posisi.
C. Prosedur Kerja
39
Berdasarkan Annex 17, Security-Safeguarding International Civil
Aviation Againts Acts of Unlawful Interference, aspek administrasi dan
koordinasi meliputi wajib keamanan adalah inspeksi/screening terhadap
penumpang dan bagasi bandar udara. Petugas bertanggungjawab terhadap
pemerintah dalam melaksanakan program nasional yang semua relevan
berhubungan dengan prosedur. Persediaan personel untuk semua
keamanan berkaitan dengan standar recommended practices and
procedures in a single document.
41
D. Pelaksaan Kegiatan
1) Gedung Sasana Manggala Praja atau tempat gedung VVIP maupun VIP
termasuk kedalam area sangat terbatas dan tidak ada penumpang biasa
masuk melwati gedung tersebut, dan hanya petugas khusus yang bisa
memasuki gedung tersebut. Gedung tersebut dilengkapi CCTV yang
terpantau oleh gedung POM TNI – AU dan posko Avsec.
2) Setiap orang yang memasuki ruang VVIP atau VIP tersebut harus
memiliki izin dan yang berkepentingan saja yang bisa memasuki
gedung tersebut. Maka dari itu setiap terdapat kegiatan VVIP ataupun
VIP di gedung tersebut dilaksanakan pemeriksaan keamanan.
43
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
44