DIRECT – LARYNGOSCOPY
Oleh :
Andhika Septarini
S921702001
A. PENDAHULUAN
Direct – Laryngoscopy( Laringoskopi Langsung )adalah suatu pemeriksaan lumen
laring secara langsung dengan menggunakan alat Direct – Laryngoscopy. Tujuan
tindakan ini adalah untuk melihat isi lumen laring, keadaan dinding atau mukosa laring
serta bentuk lumen laring. Terutama untuk mengambil sitologi atau biopsi tumor.1
Direct – Laryngoscopy and Biopsy dilakukan untuk indikasi diagnostik.Pada
laringoskopi langsung, memberikan kesempatan untuk pemeriksaan adanya tumor jinak laring
maupun tumor ganas laring di bawah anestesi umum. Pada operasi ini juga dilakukan biopsi ,
ekstirpasi dan “map of larynx” untuk kepentingan diagnotik dan terapetik. Suspensi laringoskopi
memberikan pandangan yang sangat baik dari tingkat tumor dan kondisi keseluruhan dari
mukosa saluran napas.
I. ANATOMI LARING1,2.
Adalah suatu pipa fibrokartilaginous yang merupakan bagian paling bawah dari
saluran napas atas . Berbentuk limas segi tiga terpancung dengan bagian atas lebih besar
daripada bagian bawah membentang dari radiks lingualis hingga trakhea. Laring terletak
di bagian anterior leher setinggi korpus vertebra servikalis III - VI, menghubungkan
antara bagian inferior faring dengan trakhea. Laring terdiri atas beberapa kartilago (satu
tulang rawan tunggal dan empat tulang rawan berpasangan ) yang dihubungkan oleh
beberapa ligamentum. Laring digerakkan oleh kelompok otot-otot ekstrinsik dan
intrinsik..Laring di persyarafi cabang-cabang nervus vagus, yaitu n. Laringis superior dan
n. Laringis inferior dan dinutrisi arteri / vena. Laringis superior dan arteri / vena. Laringis
inferior. Kedua arteri vena tersebut mendarahi mukosa dan otot-otot laring.Umumnya
regio supraglotik kaya akan pembuluh limfe, sehingga metastasis pada leher
sering.terjadi.
(a)
(a)
(a)
(a)
(a)
(a)
(a)
(a)
(b)
Gambaran laring normal dengan laringoskopi direk
(a) posisi adduksi, (b) posisi abduksi
Laring mempunyai tiga fungsi utama, yaitu proteksijalan napas, respirasi dan
fonasi. Perlindungan jalan napas selama aksi menelan terjadi melalui berbagai
mekanisme berbeda. Aditus laringis sendiri tertutup oleh kerja sfingter dari otot
tiroaritenoideus dalam plika ariepiglotika dan korda vokalis palsu, di samping korda
vokalis sejati dan aritenoid yang ditimbulkan oleh otot intrinsik laring lainnya. Elevasi
laring di bawah pangkal lidah melindungi laring lebih lanjut dengan mendorong epiglotis
dan plika ariepiglotika ke bawah menutup aditus. Struktur ini mengalihkan makanan ke
lateral, menjauhi aditus laringis dan masuk ke sinus piriformis, selanjutnya ke introitus
esofagi. Relaksasi otot krikofaringeus yang terjadi bersamaan mempermudah jalan ke
dalam oesofagus sehingga tidak masuk ke laring. Di samping itu, respirasi juga dihambat
selama proses menelan melalui suatu refleks yang diperantarai reseptor pada mukosa
daerah supraglotis. Hal ini mencegah inhalasi makanan atau saliva. 3
Sehingga apabila terdapat lesi pada pita suara, seperti adanya tumor ganas pada pita
suara, oleh karena ketidak teraturan pita suara maka pita suara akan gagal berfungsi secara baik.
Adanya tumor pada pita suara akan mengganggu gerak mau pun getaran pada pita suara
tersebut.
Hubungan antara serak dengan tumor ganas laring tergantung pada letak tumor. Seperti
diketahui bahwa kualitas nada sangat dipengaruhi oleh besar celah glotik, besar pita suara,
ketajaman tepi pita suara, kecepatan getaran, dan ketegangan pita suara..
c. Tang Biopsi
d. Tang Ekstirpasi Corpus Alienum
e. Kanul suction
f. Sumber cahaya
g. Kabel sumber cahaya
3. PROSEDUR TINDAKAN4
Laringoskopi Langsung :
Langkah-Langkah Bagaimana Mengapa
1 Premedikasi Luminal/atropin Tidak valium, karena
depresi pernapasan. Biar
2 Anestesi lokal Spray xylocain, pd air liur sedikit.
epiglottis Epiglottis dikait, perlu
anestesi
3 Atur posisi kepala Posisi high: fleksi
leher/dada, ekstensi Mudah mengait epiglottis
occipito atlanto keatas
4. Mengait epiglottis
Selalu digaris tengah Akan terlihat uvula-
epiglotis sebagai
pedoman.
Epiglotis dikait
sedikit saja Kalau terlalu banyak,
5 Melihat pita suara aritenoid terkait. Kalau
Dengan bantuan terlalu sedikit: lepas
teleskop (0o,30o) Mudah melihatnya,
Kalau telescope harus
mengait epiglottis,bisa
basah-buram
1. Bailey and Johnson, 2000. Otolaryngology. Head and Neck Surgery, 4th
Edition. Lippin cott Williams and Wilkins. Philadelphia.
2. Bambang Hermani,. Kelainan Laring,Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Bedah Kepala Leher. Edisi ke-6. Balai Penerbit FKUI , Jakarta, 2007
3. Ballenger, Johan Jacob, 1994. Penyakit Telinga Hidung dan Tenggorok
Kepala Leher. Binarupa Aksara. Hal: 511-6
4. Buku Modul Utama, Modul Laring , Kolegium Ilmu Kesehatan Telinga
Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher, Edisi I, 2008