Anda di halaman 1dari 20

[SISTEM SATELIT NAVIGASI GNSS (PRINSIP KERJA, SISTEM, APLIKASI] April 23, 2015

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Geodesi Satelit adalah teknik-teknik pengamatan dan perhitungan yang digunakan untuk
memecahkan masalah geodesi dengan pengukuran yang menggunakan satelit buatan yang umumnya
dekat dengan bumi untuk menyelesaikan masalah geodesi, yaitu yang terkait dengan penentuan posisi,
penentuan medan gaya berat, serta penentuan variasi temporal dan spasial dari posisis dan medan gaya
berat. GNSS merupakan teknologi yang digunakan untuk menentukan posisi atau lokasi dalam satuan
ilmiah di Bumi. Satelit akan mentransmisikan sinyal radio dengan frekuensi tinggi yang berisi data
waktu dan posisi yang dapat diambil oleh penerima yang memungkinkan pengguna untuk mengetahui
lokasi tepat mereka dimanapun dipermukaan bumi. Terdapat dua GNSS yang berjalan di atas bumi
yaitu GPS (Global Positioning System) dan GLONASS (Global Navigation System) Sistem satelit
navigasi global/GNSS terdiri dari segmen antariksa, segmen pengendali dan segmen
pengguna.Segmen antariksa (satelit) memancarkan sinyal navigasi kepada segmen pemakai, yang
dikendalikan stasiun pengendali di Bumi.Satelit navigasi terdiri dari konstelasi satelit dengan cakupan
global.Fungsi satelit-satelit tersebut mengirim sinyal ke receiver yang dipasang di pesawat terbang,
kapal laut, kendaraan bermotor dan manusia, untuk dapat menentukan posisi-posisi mereka.

1.2 TUJUAN
Adapun tujuan dari pembahasan GNSS (Global Navigation Satellite System) adalah:
a.Agar mahasiswa mengetahui jenis orbit dari GNSS
b.Agar mahasiswa memahami cara kerja dari GNSS
c.Agar mahasiswa mengenal sinyal yang dipakai oleh GNSS
d.Agar mahasiswa memahami penggunaan GNSS khususnya dalam bidang Geodesi

1.3 BATASAN MASALAH


Adapun batasan masalah dari pembahasan GNSS (Global Navigation Satellite System) adalah:
a. Hanya membahas GNSS global yaitu GPS , GLONASS , COMPAS dan GALILEO.
b.Hal-hal yang dibahas adalah jenis orbit, segmen kerja dan penggunaan GNSS khususnya dalam
bidang Geodesi

Kelompok 1 , Geodesi Satelit A 1


[SISTEM SATELIT NAVIGASI GNSS (PRINSIP KERJA, SISTEM, APLIKASI] April 23, 2015

BAB II
DASAR TEORI
2.1. Pengertian
GNSS (Global Navigation Satellite System) merupakan suatu metode pengoperasian satelit yang
terdiri dari gabungan beberapa sistem satelit navigasi seperti GPS (Amerika), GLONASS (Rusia),
Galileo (Uni-Eropa), dan COMPASS (Cina). GNSS digunakan untuk kepentingan sipil dan militer.
Seperti Survei dan Pemetaan, Geologi, Hiking, Navigasi Laut dan Udara dll. GNSS menyediakan
informasi posisi, ketinggian, kecepatan, dan waktu dari receiver, sehingga memungkinkan pengguna
untuk mengetahui lokasi tepat mereka dimanapun di permukaan bumi.
Sampai saat ini terdapat dua sistem satelit navigasi global yang telah beroperasi dan
memberikan pelayanan secara global, yaitu sistem satelit navigasi global GPS milik Amerika Serikat
dan sistem satelit navigasi global GLONASS milik Rusia.Sistem satelit navigasi global tersebut,
utamanya GPS telah dimanfaatkan oleh berbagai negara, termasuk Indonesia, untuk berbagai
kepentingan baik militer maupun sipil. Untuk kepentingan militer, antara lain telah digunakan perang,
sedangkan untuk kepentingan sipil antara lain digunakan dalam sistem informasi geografi, pemantauan
gempa, dan untuk pelacak kendaraan. Amerika Serikat dan Rusia masih terus mening GNSS (Global
Navigation Satellite System) merupakan suatu metode pengoperasian satelit yang terdiri dari gabungan
beberapa sistem satelit navigasi seperti GPS (Amerika), GLONASS (Rusia), Galileo (Uni-Eropa), dan
COMPASS (Cina). GNSS disediakan untuk kepentingan sipil maupun militer di seluruh dunia. GNSS
menyediakan informasi posisi, ketinggian, kecepatan, dan waktu dari receiver, sehingga
memungkinkan pengguna untuk mengetahui lokasi tepat mereka dimanapun di permukaan bumi.

Kemampuan sistem satelit tersebut sehingga dapat meningkatkan pelayanannya termasuk untuk
kepentingan komersial. Negara-negara lainnya yang sedang mengembangkan sistem satelit navigasi-
nya adalah (i) Sistem Galileo milik Eropa yang dikembangkan Uni Eropa bekerja-sama dengan
European Space Agency (ESA) direncanakan akan selesai pada tahun 2015 , (ii) Sistem navigasi
regional Beidou, dikembangkan Cina, juga akan selesai pada tahun 2015, (iii) Sistem navigasi India
Regional Navi-gational Satellite System (IRNSS) yang dikembang-kan oleh India direncanakan akan
selesai pada tahun 2014, dan (iv) Quasi-Zenith System Satellite (QZSS) yang dikembangkan oleh
Jepang direncanakan akan beroperasi pada tahun 2013.

Kelompok 1 , Geodesi Satelit A 2


[SISTEM SATELIT NAVIGASI GNSS (PRINSIP KERJA, SISTEM, APLIKASI] April 23, 2015

2.2. G l o b a l P o s i t i o n i n g S y s t e m (GPS)
A. Sejarah dan Status
GPS (Global Positioning System) pertama kali digunakan untuk kepentingan militer
negara Amerika Serikat di tengah tingginya situasi perang dingin dengan Uni Soviet (sekarang
Rusia). Sistem satelit navigasi yang pertama kali muncul bernama TRANSIT (The Navy
Navigation Satellite System) yang dikembangkan sekitar tahun 1960. Transit digunakan untuk
keperluan navigasi pada kapal selam, penentuan posisi yang akurat pada rudal balistik serta
keperluan navigasi pada kapal induk.

Gambar 2.1.
Satelit Transit milik Amerika Serikat

Pada tahun 1967, Amerika mengembangkan satelit Timation yang membuktikan


kemampuannya dengan menetapkan waktu yang akurat di angkasa, dan hal ini merupakan
teknologi acuan sistem GPS. Sejak tahun 1980an GPS telah bebas digunakan untuk berbagai
keperluan seperti navigasi penerbangan / pelayaran dan penentuan posisi. Dan akhirnya pada tahun
1995, GPS dideklarasikan beroperasi penuh. Hingga saat ini terdapat 30 satelit GPS yang
mengelilingi bumi dan terus melayani informasi mengenai waktu, koordinat, dan ketinggian suatu
objek di seluruh belahan dunia.

Kelompok 1 , Geodesi Satelit A 3


[SISTEM SATELIT NAVIGASI GNSS (PRINSIP KERJA, SISTEM, APLIKASI] April 23, 2015

B. Sistem Kerja
Secara umum ada tiga segmen dalam sistem GPS yaitu segmen segmen satelit, segmen kontrol,
dan segmen pengguna.

Gambar 2.2 Sistem Kerja GPS

 Sistem Satelit
Satelit GPS dapat dianalogikan sebagai stasiun radio angkasa, yang diperlengkapi dengan
antena-antena untuk mengirim dan menirima sinyal-sinyal gelombang. Sinyal-sinyal ini selanjutnya
diterima oleh receiver GPS di permukaan bumi atau dekat permukaan bumi, dan digunakan untuk
menentukan informasi posisi, kecepatan, maupun waktu. Satelit GPS yang terdapat di orbit berjumlah
24 satelit, dibagi dalam 6 (enam) bidang orbit. Lintasan orbit mendekati lingkaran dan berjarak dari
bumi 20.200 km dengan periode orbit 12 jam.

Gambar 2.3 Sistem Satelit

Kelompok 1 , Geodesi Satelit A 4


[SISTEM SATELIT NAVIGASI GNSS (PRINSIP KERJA, SISTEM, APLIKASI] April 23, 2015

 Sistem Kontrol
Sistem kontrol berfungsi mengontrol dan memantau operasional satelit dan memastikan bahwa
satelit berfungsi sebagaimana mestinya. Fungsi ini mencakup beberapa tugas dan kewajiban, antara
lain:
 Memantau status dan kesehatan dari semua sub-sistem satelit.
 Menjaga agar semua satelit masing-masing berada di posisi orbitnya yang seharusnya.
 Menentukan dan menjaga waktu sistem GPS.
 Memantau panel matahari satelit, level daya baterai, dan propellant level yang digunakan
untuk manuver satelit.
Kelayakan satelit-satelit GPS tersebut dimonitor dan dikontrol oleh segmen kontrol yang terdiri
dari beberapa stasiun pemonitor dan pengontrol yang tersebar di seluruh dunia. Selain memonitor dan
mengontrol satelit, sistem kontrol ini juga berfungsi menentukan orbit dari seluruh GPS yang
merupakan informasi vital untuk penentuan posisi dengan satelit.
Secara spesifik, sistem kontrol terdiri dari Ground Antenna Station (GAS), Monitor Station
(MS), Prelaunch Compatibility Station (PCS), dan Master Control Station (MCS).

Gambar 2.4 Sistem Kontrol

 Sistem Receiver
Sistem receiver merupakan bagian utama dari sistem pengguna yang terdiri dari pengguna GPS,
baik di darat, laut, maupun udara. Dalam hal ini alat penerima sinyal GPS ( GPS receiver ) diperlukan
untuk menerima dan memproses sinyal -sinyal dari satelit GPS untuk digunakan dalam penentuan
posisi, kecepatan dan waktu. Komponen utama dari suatu receiver GPS secara umum adalah antena

Kelompok 1 , Geodesi Satelit A 5


[SISTEM SATELIT NAVIGASI GNSS (PRINSIP KERJA, SISTEM, APLIKASI] April 23, 2015

dengan pre-amplifier, bagian RF dengan pengidentifikasi sinyal dan pemroses sinyal, pemroses mikro
untuk pengontrolan receiver , data sampling dan pemroses data ( solusi navigasi ), osilator presisi , catu
daya, unit perintah dan tampilan, dan memori serta perekam data

Gambar 2.5.Komponen Utama Receiver GPS


Pengklasifikasian receiver GPS dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu antara lain
berdasarkan fungsinya, data yang direkamnya, jumlah kanalnya, ataupun penggunanya. Berdasarkan
jenis data yang direkam atau diberikan, receiver GPS dapat diklasifikasikan sebagai berikut, yaitu:
 Receiver kode-C/A (contohnya receiver tipe navigasi dan tipe pemetaan)
 Receiver kode-C/A + fase-L1 (contohnya receiver tipe geodetik satu frekuensi)
 Receiver kode-C/A + fase-L1 + fase-L2 (contohnya receiver tipe geodetik dua frekuensi yang
menggunakan teknik signal squaring )
 Receiver kode-C/A + kode-P + fase-L1, L2 (contohnya receiver tipe geodetik dua frekuensi
kode-P)
Jika dilihat dari fungsinya, secara umum receiver GPS dapat diklasifikasikan secara skematik
seperti pada gambar 2.6 berikut:

Gambar 2.6.Klasifikasi Receiver GPS

Kelompok 1 , Geodesi Satelit A 6


[SISTEM SATELIT NAVIGASI GNSS (PRINSIP KERJA, SISTEM, APLIKASI] April 23, 2015

Receiver GPS penentuan posisi tipe navigasi kadang disebut dissebut tipe genggam (handheld
receiver) umumnya digunakan untuk menentukan posisi absolut secara instan yang tidak menuntut
ketelitian tinggi. Receiver navigasi tipe sipil memiliki ketelitian sekitar 50-100 m, dan untuk tipe
militer dapat memberikan ketelitian sekitar 10-20 m. Harga dari receiver tipe navigasi ini juga
umumnya cukup murah. Receiver GPS tipe genggam juga terdiri dari berbagai merek yang beredar di
pasaran
Receiver GPS penentuan posisi tipe pemetaan juga memberikan data pseudorange (kode-
C/A) seperti halnya receiver tipe navigasi. Hanya bedanya, pada receiver tipe pemetaan, data
tersebut direkam dan dipindahkan ke komputer untuk diproses lebih lanjut. Oleh sebab itu, receiver
tipe pemetaan ini dapat digunakan untuk penentuan posisi secara diferensial, dan dalam hal ini
ketelitian yang dapat diberikan sekitar 1-5 m. Contoh aplikasi dari receiver GPS tipe pemetaan adalah
untuk survei dan pemetaan geologi dan pertambangan, peremajaan peta, serta pembangunan dan
peremajaan basis data SIG.

Gambar 2.7.Contoh Receiver Tipe Pemetaan

Kelompok 1 , Geodesi Satelit A 7


[SISTEM SATELIT NAVIGASI GNSS (PRINSIP KERJA, SISTEM, APLIKASI] April 23, 2015

Receiver GPS penentuan posisi tipe geodetik merupakan tipe receiver yang paling
canggih, paling mahal, dan juga paling presisi pada tipe receiver GPS untuk penentuan posisi. Oleh
sebab itu, receiver tipe geodetik umumnya digunakan untuk aplikasi-aplikasi yang menuntut ketelitian
yang relatif tinggi, seperti untuk pengadaan titik-titik kontrol geodesi, pemantauan deformasi, dan
studi geodinamika.
GPS penentuan waktu, Receiver ini umumnya dilengkapi dengan keluaran 1 pps (pulse per
second) . Beberapa receiver GPS tipe ini juga dilengkapi dengan receiver Lorran-C, dalam rangka
untuk meningkatkan keandalannya. Beberapa yang lainjuga dilengkapi jam atom Rubidium atau
Cesium, dalam rangka untuk meningkatkan stabilitas jangka pendek dan jangka panjangnya.
Disamping untuk penentuan waktu dan frekuensi secara teliti, receiver GPS tipe ini juga dapat
disunakan unntuk aplikasi-aplikasi seperti transfer antar benua, sinkronisasi jaringan telekomunikasi
digital, maupun sinkronisasi jaringan pembangkit tenaga listrik.

Gambar 2.8

Contoh Receiver GPS untuk Penentuan Waktu

2 . 3 . G l o b a l n a y a N a v i g a t s i o n n a y a S p u t n i k o v a y a S i s t e m a (GLONASS)
A. Sejarah dan Status
GLONASS adalah singkatan untuk Global Sistem Navigasi Satelit. sistem GNSS saat ini
dioperasikan oleh Departemen Pertahanan Rusia. Program ini pertama kali dimulai oleh Uni Soviet,
dan saat ini di bawah naungan Commonwealth of Independent States (CIS). Uji-satelit diluncurkan ke

Kelompok 1 , Geodesi Satelit A 8


[SISTEM SATELIT NAVIGASI GNSS (PRINSIP KERJA, SISTEM, APLIKASI] April 23, 2015

orbit pada tanggal 12 Oktober 1982. Konstelasi GLONASS selesai pada 1995 (FOC). Namun, setelah
completition, sistem terdegradasi dengan runtuhnya perekonomian Russia. Awal 2001,
Rusia berkomitmen untuk mengembalikan sistem.
GLONASS Constellation 21 satelit (+3 cadangan aktif) pada ketinggian 19.100 km, satelit
mendistribusikan lebih dari 3 orbital pesawat (8 satelit per pesawat) yang letak kemiringan terhadap
ekuator adalah 64,8 °. satelit pada ketinggian 19.100 km, periode revolusi dari satelit adalah 11h16.
Pelengkap Sistem GLONASS memerlukan 24 satelit fungsional. Pada tahun 2009, 17 satelit yang telah
beroperasi dan 10 satelit tambahan yang harus diluncurkan.
SIGNAL GLONASS Serupa dengan GPS, setiap satelit GLONASS mentransmisikan dua kode
(C / A dan P) pada dua frekuensi (L1 dan L2) yang memungkinkan untuk menghilangkan kesalahan
signal dari ionosfer. Namun, untuk GPS, setiap satelit mentransmisikan kode yang sama, sedangkan
untuk GLONASS. Satelit GLONASS menstransmisikan kode yang berbeda. Frekuensi rata-rata untuk
L1 adalah di sekitar 1602MHz (antara 1597 dan 1617MHz) dan untuk L2 adalah 1246 MHz (antara
1240 dan 1260MHz). Frekuensi ini akan ber ubah2 dalam tahun-tahun berikutnya.
Modernisasi GLONASS Dalam rangka meningkatkan kinerja dari positioning GLONASS,
satelit dan signal baru akan dikirim dalam waktu beberapa tahun mendatang. Secara khusus, satelit
GLONASS-K akan memberikan frekuensi , G3, pada 1024,704 MHz dengan setidaknya dua modulasi
sinyal.Saat ini jumlah satelit GLONASS berjumlah 24 dengan status 16 di orbit, 5 di antaranya
dimatikan. 12 lebih dijadwalkan berada di orbit dalam dua tahun ke depan.
B. Sistem Kerja
 Sistem Satelit
Kontraktor utama dari program GLONASS adalah Reshetnev Information Satellite Systems
(sebelumnya disebut NPO-PM). Perusahaan yang terletak di Zheleznogorsk, adalah desainer dari
semua satelit GLONASS, bekerja sama dengan Institute for Space Device Engineering (bahasa
Rusia: РНИИ КП ) dan Russian Institute of Radio Navigation and Time. Produksi berkala satelit
dilakukan oleh perusahaan Polyot PC di Omsk .
Selama tiga dekade pengembangan, desain satelit telah melalui banyak perbaikan, dan dapat
dibagi menjadi tiga generasi: GLONASS yang asli (sejak 1982), GLONASS-M (sejak 2003), dan
GLONASS-K (sejak 2011). Setiap satelit GLONASS memiliki desain GRAU 11F654, dan masing-
masing juga memiliki desain militer "Cosmos-NNNN".

Kelompok 1 , Geodesi Satelit A 9


[SISTEM SATELIT NAVIGASI GNSS (PRINSIP KERJA, SISTEM, APLIKASI] April 23, 2015

 Generasi Pertama
Generasi pertama satelit GLONASS (juga disebut Uragan) kesemuanya 3-sumbu yang stabil,
umumnya memiliki berat 1.250 kg dan dilengkapi dengan sistem propulsi sederhana untuk
memungkinkan relokasi dalam konstelasi. Seiring waktu, dilakukan pengembangan menjadi Blok IIa,
IIb, dan IIV, dengan pengembangan setiap blok evolusioner. Enam satelit Blok Iia diluncurkan di
1985-1986 dengan standar waktu dan frekuensi yang lebih baik dari prototype, dan stabilitas frekuensi
yang meningkat. Satelit-satelit ini juga menunjukkan umur hidup rata-rata 16 bulan operasional.Satelit
Blok Iib dengan desain 2 tahun masa hidup, muncul pada tahun 1987, dimana total 12 satelit
diluncurkan, tapi setengah dari jumlah itu hancur dalam kecelakaan kendaraan peluncuran.
Enam satelit yang berhasil mencapai orbit bekerja dengan baik, beroperasi selama rata-rata hampir
22 bulan. Blok IIV adalah yang paling produktif dari generasi pertama.Digunakan secara eksklusif
1988-2000 dan terus dimasukkan dalam peluncuran sampai 2005, total 25 satelit diluncurkan.Didesain
untuk hidup selama tiga tahun, namun berbagai satelit melebihi tiga tahun, dengan satu model yang
hidup sampai 68 bulan. Satelit Blok II yang biasanya diluncurkan tiga buah pada satu waktu dari
Kosmodrom Baikonur menggunakan Proton-K Blok-DM-2 atau Proton-K Briz-M boosters. Satu-
satunya pengecualian adalah ketika pada dua peluncuran, sebuah satelit reflektor geodetik Etalon
diganti oleh sebuah satelit GLONASS.
 Generasi Kedua
Generasi kedua dari satelit yang dikenal sebagai Glonass-M, dikembangkan awal tahun 1990
dan pertama kali diluncurkan pada tahun 2003.Satelit ini memiliki masa hidup tujuh tahun dan berat
sekitar 1.480 kg. Ukuran satelit adalah sekitar 2,4 m dengan diameter 3,7 m (12 kaki) tinggi, dengan
rentang panel surya 7,2 m (24 kaki) untuk kemampuan pembangkit tenaga listrik sebesar 1600 watt
pada saat peluncuran. Struktur payload belakang menjadi tempat 12 antena utama untuk transmisi L-
band.Reflektor laser sudut kubus juga dilakukan untuk membantu dalam penentuan orbit yang tepat
dan penelitian geodesi. Satelit ini juga menggunakan jam atom Cesium. Total sebanyak 14 satelit
generasi kedua diluncurkan sampai akhir 2007.Seperti generasi sebelumnya, satelit-satelit generasi
kedua diluncurkan sejumlah tiga satelit sekali waktu menggunakan Proton-K Blok-DM-2 atau Proton-
K Briz-M boosters

Kelompok 1 , Geodesi Satelit A 10


[SISTEM SATELIT NAVIGASI GNSS (PRINSIP KERJA, SISTEM, APLIKASI] April 23, 2015

Gambar 2.9.Bentuk Tipikal Satelit GLONASS-M

 Generasi Ketiga
GLONASS-K adalah sebuah peningkatan dari generasi sebelumnya, yaitu pada segi
bobot.Bobot satelit GLONASS-K sekitar 750 kg, jauh lebih ringan dibandingkan bobot satelit
GLONASS-M yang sekitar 1450 kg.Satelit ini memiliki masa hidup operasional 10 tahun. Satelit
generasi ketiga mengirimkan sinyal navigasi yang lebih banyak untuk meningkatkan akurasi sistem,
termasuk sinyal CDMA baru pada band L3 dan band L5 yang akan menggunakan modulasi mirip
dengan GPS modern, Galileo ,dan Compass. Satelit GLONASS generasi ini dipersenjatai peralatan
yang canggih yang dibuat dari komponen-komponen dari Rusia yang akan membuat akurasi
GLONASS meningkat dua kali lipat. Seperti halnya dengan satelit sebelumnya, GLONASS-K adalah
3-sumbu yang stabil dengan panel surya ganda.Satelit GLONASS-K pertama berhasil diluncurkan pada
26 Februari 2011.
Karena pengurangan bobot satelit, GLONASS-K dapat diluncurkan berpasangan dari lokasi
peluncuran Kosmodrom Plesetsk dengan menggunakan biaya jauh lebih rendah Soyuz-2.1b Boosters
atau enam satelit pada sekali waktu dari Kosmodrom Baikonur menggunakan Proton-K Briz-M.

Gambar 2.10.Bentuk Tipikal Satelit GLONASS-K

Kelompok 1 , Geodesi Satelit A 11


[SISTEM SATELIT NAVIGASI GNSS (PRINSIP KERJA, SISTEM, APLIKASI] April 23, 2015

 Sistem Kontrol
Segmen kontrol darat melakukan kontrol satelit GLONASS.Segmen sistem kontrol terdiri dari
System Control Center (SCC) yang terletak di wilayah Moskow, dan beberapa stasiun Telemetry,
Tracking, dan Control (TT & C) yang terdistribusikan ke seluruh wilayah Rusia. Segmen Kontrol
Darat melakukan tugas sebagai berikut:
 Pemantauan orbit konstelasi
 Menyesuaikan parameter orbit satelit secara berkelanjutan
 Mengupload program waktu, perintah kontrol, dan informasi khusus
Agar operasional sistem navigasi satelit menjadi normal, sangat penting untuk menyinkronkan
semua proses yang terjadi selama operasi sistem5. Artinya, proses ini akan berlangsung pada skala
waktu yang tunggal. Untuk memenuhi persyaratan ini, Synchronization System yang memuat Central
Synchronizer yang merupakan sebuah stasioner standar frekuensi hidrogen ultra-stabil, yang
digunakan sebagai dasar untuk skala waktu GLONASS. Semua skala waktu pada satelit disinkronisasi
dengan skala waktu sistem. Central Synchronizer disinkronisasikan dengan Waktu Negara dan
Referensi Frekuensi, yang terletak di C. Mendeleev (wilayah Moskow). Penyebaran dan pemeliharaan
orbital konstelasi dilakukan oleh dua roket sistem ruang angkasa, satu berdasarkan peluncur "Proton"
dan satu lainnya berdasarkan peluncur "Soyuz". Setiap sistem roket ruang meliputi:
 Sistem peluncur
 Sistem booster
 Sistem satelit

Gambar 2.Sistem R

Kelompok 1 , Geodesi Satelit A 12


[SISTEM SATELIT NAVIGASI GNSS (PRINSIP KERJA, SISTEM, APLIKASI] April 23, 2015

 Sistem Receiver
Dari jenis data yang dikirim atau direkam, satelit GLONASS mengirimkan dua jenis sinyal,
yaitu sinyal Standard Precission (SP) dan sinyal High Precission (HP).
Sinyal menggunakan pengkodean DSSS dan modulasi Binary Phase-Shift Keying (BPSK)
yang sama seperti pada sinyal GPS. Semua satelit GLONASS mengirimkan kode yang sama seperti
sinyal SP mereka, namun setiap pengiriman dilakukan pada frekuensi yang berbeda menggunakan 15-
kanal berteknik Frequency Division Multiple Access (FDMA) yang mencakup kedua sisi baik dari
1602,0 MHz, yang dikenal sebagai band L1. Pusat frekuensi adalah 1602 MHz + n × 0.5625 MHz,
dimana n adalah nomor saluran frekuensi satelit (n = -7, -6, -5, ... 0, ..., 6, sebelumnya n = 0, .. , 13).
Sinyal yang ditransmisikan dalam kerucut 38 °, dengan menggunakan polarisasi melingkar tangan
kanan, pada EIRP antara 25 hingga 27 dBW (316-500 watt). Perhatikan bahwa konstelasi 24 satelit
diakomodasi dengan hanya 15 saluran dengan menggunakan kanal frekuensi yang sama untuk
mendukung pasangan satelit antipodal (sisi berlawanan dari planet di orbit).
Sinyal HP (L2) disiarkan di fase quadrature dengan sinyal SP, berbagi gelombang pembawa
sama dengan sinyal SP, tetapi dengan bandwidth yang sepuluh kali lebih tinggi dari sinyal SP. Sinyal
L2 menggunakan FDMA sama dengan sinyal band L1, tetapi mengirimkan membelakangi 1246 MHz
dengan frekuensi pusat ditentukan oleh persamaan 1246 MHz + n × 0,4375 MHz, dimana n mencakup
kisaran yang sama seperti untuk L1. Pada efisiensi puncak, sinyal SP menawarkan akurasi posisi
horisontal dalam 5-10 meter, posisi vertikal dalam 15 meter, mengukur vektor kecepatan jarak 10 cm /
detik, dan waktu dalam 200 ns, semua didasarkan pada pengukuran dari empat generasi pertama satelit
secara bersamaan.
Saat ini, sinyal referensi sipil tambahan disiarkan di band L2 dengan kode SP identik dengan
sinyal band L1. Ini tersedia dari semua satelit di konstelasi saat ini, kecuali satelit bernomor 795.
GLONASS menggunakan datum koordinat bernama "PZ-90", di mana lokasi yang tepat dari Kutub
Utara diberikan sebagai rata-rata posisinya 1900-1905.Hal ini berbeda dengan datum koordinat GPS,
WGS 84, yang menggunakan lokasi Kutub Utara pada tahun 1984. Pada tanggal 17 September 2007,
datum PZ-90 telah diperbarui agar berbeda dari WGS 84 kurang dari 40 cm (16 in) dalam arah tertentu.
Merk receiver GLONASS sangat beraneka ragam, seperti Septentrio, Topcon, JAVAD, Magellan
Navigation, Novatel, Leica Geosystems, Trimble Inc, dan lain-lain.

Kelompok 1 , Geodesi Satelit A 13


[SISTEM SATELIT NAVIGASI GNSS (PRINSIP KERJA, SISTEM, APLIKASI] April 23, 2015

2.4 Satelite Galileo


A. Sejarah dan Status
Satelit Galileo merupakan sistem satelit navigasi global Eropa yang pertama dengan tingkat
akurasi yang tinggi dan dikontrol dan dikelola oleh pihak sipil Uni Eropa. Adapun tujuan Uni Eropa
untuk menciptakan satelit baru ini adalah untuk mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian GPS
dan untuk dapat bersaing dalam dunia persatelitan dengan negara-negara maju seperti Amerika Serikat.
Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi
mengenai waktu secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung pada waktu dan cuaca kepada
banyak orang secara simultan. Satelit ini masih baru dan mulai diluncurkan pada tahun 2005, dan akan
beroperasi secara penuh pada tahun 2008. Pada prinsipnya penentuan posisi dengan satelit Galileo
hampir sama dengan penentuan posisi dengan GPS. Kedua satelit navigasi ini hanya berbeda pada
spesifikasi dan kemampuannya.
B.Sistem Kerja
 Sistem Satelit
Secara umum ada tiga komponen penyusun sistem Galileo yaitu komponen angkasa (space
segment), komponen kontrol bumi (ground segment), dan komponen pengguna (user segment).
Segmen angkasa Galileo terdiri dari 30 satelit, dimana terdapat 27 satelit yaSegmen angkasa yang aktif
dan 3 satelit cadangan (spare) dalam Medium Earth Orbit (MEO) pada ketinggian 23600 km. Satelit
akan melakukan perjalanan sepanjang tiga orbit sirkular pada inklinasi 56°. Dengan waktu orbit
14 jam, konfigurasi dari konstelasi akan menjamin sekurang-kurangnya 10 satelit yang kelihatan akan
memberikan informasi posisi dan waktu untuk semua lokasi, termasuk daerah kutub. Wahana Satelit
Galileo diharapkan akan dapat bertahan selama 10 tahun. Segmen angkasa akan diatur lewat dua
stasiun kontrol yang dipilih di suatu tempat di Eropa, yang didukung oleh 20 stasiun sensor Galileo
(GSS). Pertukaran data antara stasiun kontrol dan satelit akan dikerjakan melalui stasiun penghubung
khusus. Sebanyak 15 stasiun penghubung akan dipasang di sekitar permukaan bumi untuk
memudahkan dalam hal transfer data. Sebagai komponen kontrol bumi (ground segment), stasiun
kontrol akan bertanggungjawab memanajemen satelit, mengintegrasikan sinyal, dan sinkronisasi jam
atom pada satelit. Segmen pengguna terdiri dari para pengguna satelit Galileo, baik di darat, laut, udara,
maupun di angkasa. Dalam hal ini alat penerima sinyal Galileo diperlukan untuk menerima dan
memproses sinyal -sinyal dari satelit Galileo untuk digunakan dalam penentuan posisi, kecepatan dan
waktu. Komponen utama dari suatu receiver Galileo secara umum adalah antena dengan pre-amplifier,

Kelompok 1 , Geodesi Satelit A 14


[SISTEM SATELIT NAVIGASI GNSS (PRINSIP KERJA, SISTEM, APLIKASI] April 23, 2015

bagian RF dengan pengidentifikasi sinyal dan pemroses sinyal, pemroses mikro untuk pengontrolan
receiver, data sampling dan pemroses data ( solusi navigasi ), osilator presisi , catu daya, unit perintah
dan tampilan, dan memori serta perekam data.
 Sistem Receiver
Mengenai receiver Galileo, belum ada keputusan akhir tentang spesifikasi dan kemampuan
receiver Galileo melainkan sekarang sedang dikembangkan untuk dapat bersaing dengan GPS. Analisis
pasar memberikan klasifikasi pendahuluan tentang tipe receiver Galileo yaitu: Tipe konsumen, Tipe
profesional, dan Tipe Safety of Life. Tipe konsumen sendiri terdiri dari dua jenis yaitu A1 dan A2. Jenis
A1 berdiri sendiri yang merupakan receiver navigasi utama Galileo, dan A2 digunakan untuk bantuan
komunikasi (NAV/COM). Tipe profesional terdiri dari empat jenis yaitu B1 (Single frequency
ditambah Local Element (LE)), B2 (Dual frequency ditambah LE), B3 (Triple frequency ditambah LE),
dan B4 (Single frequency ditambah bantuan komunikasi). Sementara itu Tipe Safety of Life terdiri dari
dua jenis yaitu C1 dan C2. Jenis C1 merupakan receiver yang memiliki spesifikasi Dual frequency plus
LE (+EGNOS) with integrity. Jenis C2 memiliki spesifikasi Triple frequency plus LE (+EGNOS) with
integrity.
2.5. Satelite COMPASS / BEIDOU
A. Sejarah dan Status
Beidou China pertama direncanakan untuk digunakan tujuan militer, tetapi pemerintah Cina
telah mengumumkan akan bebas untuk warga sipil juga. Hal ini bertentangan dengan Uni Eropa
(Galileo) yang berencana untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan receiver dan langganan untuk
mendapatkan keuntungan dari sinyal akurasi tinggi. China mengembangkan GNSS independen, yang
disebut COMPASS. Sistem baru ini akan terdiri dari konstelasi 35 satelit, yang meliputi 5 satelit
geostationary orbit (GEO) dan 30 satelit medium Earth orbit (MEO). Saat ini , satelit 4LEO dan
OneMEO (disebut Beidou) telah diluncurkan.
COMPASS akan menyiarkan setidaknya 3 band frekuensi, yaitu 1207,14 Mhz (dekat dengan
Galileo E5B), 1268,52 Mhz (dekat dengan Galileo E6), dan 1561,2 Mhz (dekat dengan Galileo E1).
Demikian pula seperti GNSS lainnya, akan ada dua level layanan penentuan posisi: terbuka dan
terbatas (militer). Penyelesaian satelite COMPASS mencakup china dan sekitarnya selesai pada tahun
2008 . Jumlah satelit saat ini berjumlah 35 dengan status 4 satelit masih berada di orbit.

Kelompok 1 , Geodesi Satelit A 15


[SISTEM SATELIT NAVIGASI GNSS (PRINSIP KERJA, SISTEM, APLIKASI] April 23, 2015

B.Sistem Kerja
 Sistem Satelit
Segmen angkasa sistem COMPASS direncanakan akan terdiri dari lima satelit GEO dan 30
satelit non-GEO. Masing-masing satelit GEO ditempatkan pada 58.75°E, 80°E, 110.5°E, 140°E,
dan 160°E. Satelit non-GEO terdiri dari 27 satelit MEO dan tiga satelit IGSO. Satelit MEO
beroperasi pada ketinggian orbit rata-rata 21.500 km dengan inklinasi 55° yang terdistribusi pada tiga
bidang orbit. Satelit IGSO beroperasi pada ketinggian orbit 36.000 km dengan inklinasi 55° yang
terdistribusi pada tiga bidang orbit. Segmen kontrol sistem COMPASS saat ini menggunakan satu
Master Control Station (MCS), dua Upload Station (US), dan 30 jaringan Monitor Station (MS) yang
tersebar secara global.
Komponen-komponen segmen kontrol ini mempunyai tugas yang berbeda-beda satu sama lain.
Segmen pengguna sistem COMPASS terdiri dari beragam jenis receiver yang kompatibel dengan
sistem satelit navigasi lainnya. Sistem COMPASS menggunakan Beidou Coordinate System (BDC)
sebagai sistem koordinatnya dan Beidou Time (BDT) untuk sistem waktunya. Sistem COMPASS telah
digunakan dalam berbagai bidang seperti transportasi, kelautan dan perikanan, pencegahan kebakaran
hutan, mitigasi bencana, keamanan nasional dan banyak bidang lainnya. Perbedaan utama sistem
COMPASS dengan sistem GNSS lainnya terletak pada jumlah konstelasi satelit dan layanan yang
ditawarkan.

Aplikasi GNSS

Dari beberapa sistem navigasi satelit yang mengelilingi bumi, banyak sekali
peruntukannya bagi kebutuhan manusia pada masa kini. Antara lain:
1. GPS pada pada pesawat terbang

Kita pasti akan sangat kesusahan melakukan evakuasi jika ada pesawat yang sedang melintasi
sebuah samudera dan mengalami kecelakaan. Maka dari itu, seluruh pesawat pasti dilengkapi
dengan sistem navigasi berbasis satelit, yaitu GPS. Penerima GPS dapat menentukan posisi pesawat
di udara dengan mengkalkulasi jarak pesawat dari tiga atau lebih satelit yang terhubung dalam
jaringan GPS. Berkat informasi yang diberikan oleh layanan GPS tersebut, autopilot pada pesawat
dapat menjaga pesawat tetap berada pada posisi dan ketinggian yang sama, bahkan mampu
melakukan perencanaan penerbangan ulang yang baik sehingga tidak sampai terjadi tabrakan antar
pesawat di udara.
Kelompok 1 , Geodesi Satelit A 16
[SISTEM SATELIT NAVIGASI GNSS (PRINSIP KERJA, SISTEM, APLIKASI] April 23, 2015

Gambar 2.12
Cara kerja GPS navigasi pada pesawat terbang
1. Permainan berbasis lokasi (Location-based Game)

Permainan berbasis lokasi adalah permainan yang akan terus berkembang seiring
dengan perpindahan lokasi dari pemain. Dengan demikian, permainan jenis ini akan
menyediakan mekanisme yang memungkinkan pemain untuk melaporkan posisi mereka saat itu
juga, yaitu menggunakan layanan GNSS, GPS. Salah satu permainan berbasis lokasi ini
bernama “Ingress”. Ingress diplublish oleh Google, Inc. Dan diciptakan oleh mantan Direktur
Geo Google bernama John Hanke. John Hanke jugalah yang menciptakan software yang
sekarang bernama “Google Earth”.

Gambar 2.13 Antarmuka game “Ingress” di Android

Kelompok 1 , Geodesi Satelit A 17


[SISTEM SATELIT NAVIGASI GNSS (PRINSIP KERJA, SISTEM, APLIKASI] April 23, 2015

Gambar 2.14 Antarmuka game “Ingress” menggunakan GNSS


2. Pemantau Gempa

GPS dengan ketelitian tinggi dapat digunakan untuk memantau pergerakan tanah.
Pemantauan pergerakan tanah berguna untuk memperkirakan terjadinya gempa, baik
pergerakan vulkanik ataupun tektonik.

Gambar 2.15 Stasiun GPS untuk memantau gempa bumi

Kelompok 1 , Geodesi Satelit A 18


[SISTEM SATELIT NAVIGASI GNSS (PRINSIP KERJA, SISTEM, APLIKASI] April 23, 2015

BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
1. GNSS termasuk pada Orbit prograde dan Medium Earth Orbit (MEO).
2. Segmen Kerja GNSS adalah Segmen Angkasa, Segmen Kontrol dan Segmen Pengguna.
3. Teknologi GNSS dapat memberikan informasi posisi lebih cepat dan mudah (dibanding metode
lain ).
4. Teknologi GNSS secara umum lebih baik dari metode pemetaan konvensional.
5. Teknologi GNSS mampu memberikan informasi posisi yang lebih akurat (sampai level militer)
dimanapun di permukaan bumi

Kelompok 1 , Geodesi Satelit A 19


[SISTEM SATELIT NAVIGASI GNSS (PRINSIP KERJA, SISTEM, APLIKASI] April 23, 2015

DAFTAR PUSTAKA

 Abidin, Dr. Hasanuddin Z. 2001.“ Geodesi Satelit “. Bandung: Pradnya Paramita


 Aditiya, S.Kom., Arif. “Mengenal Survei dengan Global Navigation Satellite System”
 Bakara, Jakondar.2011. “Perkembangan sistem Satelit Navigasi Global dan Aplikasinya”.
 http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-fandifirst-22732
Penelitian Bidang Pengkajian Kedirgantaraan Nasional, LAPAN.
 https://www.academia.edu/8313251/Tugas_1_GNSS
 Permadi, Arif Nur. 2012. “Tugas I Survei Satelit :Global navigation Satellite System
(GNSS)”. Bandung: Teknik Geodesi dan Geomatika ITB.
 Prasetyaningsih, Dina. “Partisipasi Indonesia dalam Pembahasan Sistem Satelit Navigasi
Global (Global Navigation Satellite System) dalam siding UNCOPUOS”.
Penelitian Bidang Pengkajian Kedirgantaraan Internasional, Pusat Pengkajian dan Informasi
Kedirgantaraan, LAPAN.
 Seeber, Gunter. 2003. “ Satellite Geodesy: 2nd completely revised and extended edition “.
New York: Walter de Gruyter.
 Wellenhof, Hofmann dkk. 2007. “ GNSS – Global Navigation Satellite System“. New
York: Springer Wien.

Kelompok 1 , Geodesi Satelit A 20

Anda mungkin juga menyukai