Oleh:
201610401011053
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
2017
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ............................................................................................................ i
2.1 Anatomi dan Fisiologi Selaput Ketuban dan Cairan Amnion .......... 3
2.3 Epidemiologi..................................................................................... 6
2.8 Komplikasi........................................................................................ 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Selaput ketuban yang membatasi rongga amnion terdiri atas amnion dan
korion yang sangat erat ikatannya. Lapisan ini terdiri atas beberapa sel seperti sel
epitel, sel mesenkim dan sel trofoblas yang terikat erat dalam matriks kolagen.
terhadap infeksi.
keadaan normal 8-10% perempuan hamil aterm akan mengalami ketuban pecah
prematur.
Penyebab KPP ini pada sebagian besar kasus tidak diketahui, banyak
penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa dokter menunjukan infeksi sebagai
infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban, fisiologi selaput
1
ketuban /amnion yang abnormal, servik yang inkompetensia, serta trauma oleh
ketuban pecah prematur. Trauma yang didapat misalnya hubungan seksual dan
pemeriksaan dalam.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Selaput ketuban (selaput janin) terdiri dari amnion dan korion. Amnion
adalah membran janin paling dalam dan berdampingan dengan cairan amnion.
Sktuktur avaskular khusus ini memiliki peran penting dalam kehamilan pada
amnion yang mencegah ruptur atau robekan sangatlah penting bagi keberhasilan
kehamilan.
yang membungkus janin dan cairan ketuban. Selaput ini licin, tipis, ulet, dan
transparan. Selaput amnion melekat erat pada korion (sekalipun dapat dikupas
dengan mudah). Selaput ini menutupi permukaan fetal plasenta sampai pada
insersio tali pusat dan kemudian berlanjut sebagai pembungkus tali pusat yang
eksternal yang berwarna putih dan terbentuk dari vili-vili sel telur yang
berhubungan dengan desidua kapsularis. Selaput ini berlanjut dengan tepi plasenta
3
Gambar 2.1 Selaput amnion dan korion
Cairan yang normalnya jernih dan menumpuk di dalam rongga amnion ini
menjelang aterm, saat terjadi penurunan volume cairan amnion pada banyak
kehamilan normal.
Minggu Janin (g) Plasenta (g) Cairan Amnion (ml) Persen Cairan
Gestasi
16 100 100 200 50
4
Keadaan normal cairan amnion antara lain pada usia kehamilan cukup bulan
volume 1000-1500 cc, keadaan jernih agak keruh, steril, bau khas, agak manis dan
amis, terdiri dari 98-99% air, 1-2% garam-garam anorganik dan bahan organik
(protein terutama albumin), runtuhan rambut lanugo, verniks kaseosa, dan sel-sel
(pH) dalam rongga amnion untuk suasana lingkungan yang optimal bagi
janin.
intrauterin.
pada saat akhir kehamilan maupun jauh sebelumnya. Ketuban pecah prematur
2.3 Epidemiologi
Terdapat 8-10% wanita hamil yang datang dengan ketuban pecah prematur
pada usia kehamilan yang aterm. Pada wanita hamil ini, risiko infeksi intrauterin
5
meningkat apabila jarak waktu antara pecahnya ketuban dengan persalinan
yang preterm. Secara tidak langsung, PPROM adalah penyebab utama persalinan
2.4 Etiologi
Penyebab KPP masih belum diketahui dan tidak dapat ditentukan secara
KPP, namun faktor mana yang berperat sulit diketahui. Kemungkinan yang
a. Pengaruh dari luar yang melemahkan ketuban seperti infeksi genitalia dan
amniosintesis.
leher rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah, sehingga sedikit
janin yang semakin besar. Serviks inkompeten dapat disebabkan oleh laserasi
pada serviks.
6
terbentuk akan lebih tipis yang akan menyebabkan selaput ketuban pecah
keadaan di mana banyaknya air ketuban melebihi 2000 cc. Hidramnion dapat
terjadi pada kasus anensefalus, atresia esophagus, gemeli dan ibu yang
melahirkan bayi dengan berat badan berlebihan pada semua usia kehamilan
sehingga kadar cairan amnion juga akan berlebih. Kehamilan ganda adalah
g. Usia ibu yang lebih tua mungkin menyebabkan ketuban kurang kuat daripada
ibu muda.
prematur kembali. Wanita yang pernah mengalami KPP pada kehamilan atau
dari pada wanita yang tidak pernah mengalami KPP sebelumnya karena
2.5 Patofisiologi
uterus dan peregangan berulang. Selaput ketuban pecah karena pada daerah
7
tertentu terjadi perubahan biokimia yang menyebabkan selaput ketuban bagian
inferior rapuh.
kolagen berubah dan menyebabkan selaput ketuban pecah. Faktor resiko untuk
dari komponen sel dari membran fetal dan juga peningkatan dari enzim protease
Kolagen amnion interstitial terutama tipe I dan III yang dihasilkan oleh sel
terlibat dalam remodeling tissue dan degradasi dari kolagen. MMP-2, MMP-3 dan
ketuban pecah prematur. Aktivitas MMP ini diregulasi oleh tissue inhibitor of
8
cairan amnion pada wanita dengan ketuban pecah prematur. Peningkatan enzim
protease dan penurunan dari inhibitor mendukung teori bahwa enzim-enzim ini
degradasi kolagen dan kematian sel yang membawa pada kelemahan dinding
membran fetal
2.6 Diagnosis
pemeriksaan penunjang.
a) Anamnesis
seperti urin dan vaginal discharge bisa dianggap cairan amnion. Penderita
merasa basah pada vagina atau mengeluarkan cairan yang banyak secara tiba-
b) Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
vagina, bila ketuban baru pecah dan jumlah air ketuban masih banyak,
Pemeriksaan inspekulo
9
Merupakan langkah pertama dalam mendiagnosis KPP karena
1. Keadaan umum dari serviks, juga dinilai dilatasi dan pendataran dari
serviks. Dilihat juga dari prolaps dari tali pusat atau ekstremitas bayi.
Kertas nitrazin akan berubah menjadi biru jika pH cairan diatas 6.0 –
4. Mikroskopis (tes pakis). Jika dengan pooling dan tes nitrazin masih
group B Streptococcus.
c) Pemeriksaan Penunjang
10
1. Pemerksaan Laboratorium
dalam kavum uteri. Pada kasus KPP terlihat jumlah cairan ketuban yang
Amniotic Fluid Index (AFI), presentasi janin, berat janin, dan usia janin.
prematur.
2.7 PENATALAKSANAAN
Diberikan antibiotik
11
Observasi suhu rektal tidak meningkat, ditunggu 24 jam, bila belum ada
Bila saat datang sudah lebih dari 24 jam, tidak ada tanda-tanda inpartu,
dilakukan terminasi
Ampiciline 1gr/hr tiap 6 jam, im/iv selama 2 hari dan gentamycine 60-
12 jam)
terminasi
Observasi suhu rektal tiap 3 jam, bila ada kecenderungan meningkat >
Observasi 2 x 24 jam
12
- Bila jumlah air ketuban cukup, dilanjutkan perawatan
cairan lagi
1. Bila 12 jam belum ada tanda-tanda awal persalinan dengan atau belum
keluar dari fase laten, induksi dinyatakan gagal dan persalinan diselesaikan
ada tanda-tanda inpartu atau belum keluar dari fase laten, induksi
2.8 KOMPLIKASI
13
prematur, hipoksia karena kompresi tali pusat, deformitas janin, meningkatnya
a) Infeksi
Resiko infeksi pada ibu dan anak meningkat pada kasus ketuban pecah
prematur. Pada ibu terjadi korioamnionitis. Pada bayi dapat terjadi septikemia,
terinfeksi.
b) Persalinan prematur
Setelah ketuban pecah biasanya segera disusul oleh persalinan. Periode laten
tergantung umur kehamilan. Pada kehamilan aterm 90% terjadi dalam 24 jam
setelah ketuban pecah. Pada kehamilan 28-34 minggu 50% persalinan dalam
minggu.
gawat janin dan derajad oligohidramnion, semakin sedikit air ketuban, janin
semakin gawat.
14
BAB 3
KESIMPULAN
pada saat akhir kehamilan maupun jauh sebelumnya. Ketuban pecah prematur
Penyebab KPP antara lain meliputi (1) Serviks inkompeten, (2) Faktor
keturunan, (3) pengaruh dari luar yang melemahkan ketuban (infeksi genetalia),
(4) overdistensi uterus, (5) malposisi atau malpresentase janin, (6) faktor yang
menyebabkan kerusakan serviks, (7) riwayat KPD sebelumnya dua kali atau lebih,
(8) faktor yang berhubungan dengan berat badan sebelum dan selama hamil, (9)
merokok selama kehamilan, (10) usia ibu yang lebih tua mungkin menyebabkan
ketuban kurang kuat dari pada usia muda, (11) riwayat hubungan seksual baru-
baru ini, (12) paritas, (13) anemia, (13) keadaan sosial ekonomi
15
DAFTAR PUSTAKA
2007;109:1007–1019.
2008;1(1):11-22.
website.http://www.uptodate.com/contents/preterm-premature-rupture-of
Manuaba Chandranita Ida Ayu et all, 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk
Morgan Geri, Hamilton Carole, 2009. Panduan Praktik Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta.
16