Anda di halaman 1dari 2

SEJARAH GEOLOGI CEKUNGAN BARITO

Cekungan Barito merupakan cekungan yang berada di bagian tenggara Pulau


Kalimantan, tepatnya di Provinsi Kalimantan Selatan. Cekungan Barito merupakan
cekungan dengan tipe Foreland Basin dan berumur tersier. Cekungan ini dibatasi oleh
Tinggian Meratus yang merupakan zona suture (Satyana dan Silitonga,1994).

Sejarah Geologi pada daerah penelitian yang berkembang di zona Cekungan


Barito bagian Utara. Rezim rifting berlangsung pada saat Tersier Awal yang
disebabkan oleh gaya extensional sebagai akibat dari oblique convergence yang
menghasilkan rifting dengan pola kelurusan struktur relatif baratlaut – tenggara.
Rifting tersebut diisi oleh sedimen fluviodeltaic (Satyana, dkk 1994).

Di Awal Eosen Tengah sampai dengan Eosen Akhir, rifting mulai melemah
dan diikuti oleh fase transgresi laut. Sedimen fluviodeltaic masih terus terbentuk
diawal Eosen tengah, yang pada daerah penelitian dicirikan oleh pengendapan Fasies
Delta Plain, Fasies Delta Front. Selama kala Oligosen Awal – Oligosen Akhir di
bagian utara dan barat daerah penelitian diendapkan sedimen laut dalam dengan
Fasies Komplek Reef. Pada kala Oligosen Akhir fase genang laut (transgressive)
mulai terjadi. Pada saat itu, di bagian barat dan selatan daerah penelitian mulai
terbentuk komplek Reef . Pada kala Miosen Awal dicirikan dengan pengendapan
Fasies Shoreface dengan batas erosi terhadap sedimen di bawahnya. Uplift dari
Pegunungan Meratus terus berlangsung dengan menghasilkan sedimen molassic –
deltaic yang mempunyai kesebandingan dengan Formasi Dahor yang diendapkan
pada saat Pliosen, pembentukan struktur dan sedimentasi pada rezim ini masih terus
berlangsung sampai saat ini.
Geologi kenozoik dari Cekungan Barito dan Asem-Asem (Supriatna
dkk,1994)
Cekungan ini memiliki suksesi tebal dari batuan sedimen yang tersingkap
dengan basik sepanjang tepi cekungan sebelah timur. Cekungan barito dibatasi oleh
Kompleks Schwaner di bagian Barat yang merupakan batuan metamorfik dan batuan
granitik pluton berumur cretaceous dan juga batuan vulkanik. Pada Utara berbatasan
dengan tinggian Barito (Moss, dkk, 1997) yang merupakan kelanjutan dari trend zona
sesar Adang yang menerus hingga ke darat. Tinggian ini yang memisahkan Cekungan
Barito dari Cekungan Kutai. Pada bagian timur cekungan berbatasan dengan
Kompleks Meratus. Batas ini menghasilkan sabuk ophiolit, metamrf akibat subduksi,
dan batuan tipe busur dengan rentang umur Jura hingga Cretaceous yang tersingkap
dengan trend Barat Laut – Tenggara (Wakita dkk,1998). Kompleks ini yang juga
membatasi Cekungan Barito dengan cekungan Asam-Asam yang berukuran lebih
kecil dan juga Platform Patenosfer di Timurnya. Ada kemiripan tratigrafi diantar dua
area ini sehingga diperkirakan dua cekungan ini pernah terhubung, membentuk
depocentre tunggal selama Paleogen dan Awal Neogen, sebelum pengangkatan
Meratus.

Anda mungkin juga menyukai