PENDAHULUAN
1.2.Identifikasi Masalah
1. Bagaimana cara kerja kompor biobriket ?
2. Bagaimana cara menghitung efisiensi kompor biobriket ?
Meletakkan termokopel
Mengulangi percoban Meletakan termokopel
diatas biobriket
Mencatat waktu
Mencatat kenaikan suhu
penyalaan biobriket
Mengulangi percobaan
2.1 Biomassa
Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintetis,
baik berupa produk maupun buangan (sisa/limbah). Melalui fotosintesis,
karbondioksida di udara ditransformasi menjadi molekul karbon lain (misalnya
gula dan selulosa) dalam tumbuhan. Energi kimia yang tersimpan dalam
tanaman dan hewan (akibat memakan tumbuhan atau hewan lain) atau dalam
kotorannya dikenal dengan nama bio-energi. Contoh biomassa antara lain
adalah tanaman, pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan,
limbah perkebunan, tinja dan kotoran ternak.
Pada prinsipnya biomassa sudah mengandung energi yang dapat diubah
menjadi berbagai macam energi lain, misalnya menjadi energi panas. Contoh
pemanfaatannya adalah biomassa dibakar, maka energi akan terlepas,
umumnya dalam bentuk energi panas. Karbon pada biomassa bereaksi dengan
oksigen di udara sehingga membentuk karbondioksida. Apabila dibakar
sempurna, jumlah karbondioksida yang dihasilkan akan sama dengan jumlah
yang diserap dari udara ketika tanaman tersebut tumbuh.
Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelebihan antara lain
merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui (renewable) sehingga dapat
menyediakan sumber energi secara berkesinambungan (suistainable)[1].
Biomassa adalah salah satu jenis bahan bakar padat selain batubara. Biomassa
diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu biomassa kayu dan biomassa
bukan kayu. Mekanisme pembakaran biomassa terdiri dari tiga tahap yaitu
pengeringan (drying), devolatilisasi (devolatilization), dan pembakaran arang
(char combustion)[2].
Kompor briket ini memiliki kelebihan antara lain aman dan ramah
lingkungan, pada saat digunakan abunya tidak berterbangan dan tidak berasap,
tidak meninggalkan noda hitam pada peralatan yang digunakan ( alat-alat dapur
dan lain-lainnya) tidak mengeluarkan bau menyengat / aroma tidak sedap yang
dapat mengganggu aktifitas kerja kesehatan maupun lingkungan[3].
B. Pengujian Emisi CO
1. Menyiapkan alat pemasakan berupa kompor yang telah berisikan biobriket
2. Meletakan Sensor Gas Analyzeryang disekitar kompor biobriket.
3. Membakar 1 kg bahan bakar biobriket dengan komposisi tertentu (misal 30-
70)
4. Ketika pembakaran terjadi, gas keluar dari kompor sehingga kadar emisinya
tertangkap dan selanjutnya dibaca oleh sensor dalam gas Analyzer.
5. Menatat konsentrasi CO yang keluar dari selang pada kompor
6. Mengulangi percobaan menggunakan variasi komposisi % berat biobriket
yang berbeda.
7. Membuat grafik temperatur terhadap emisi CO yang dihasilkan untuk
melihat kualitas pembakaran yang dihasilkan dari sistem pembakaran pada
kompor biobriket.
[2] Syamsiro, M., dan Harwin Saptoadi, 2007. Pembakaran Briket Biomassa
Cangkang Kakao: Pengaruh Temperatur Udara Preheat. Seminar
Nasional Teknologi 2007. Yogyakarta
[5] Utami, Yuanita. 2008. Desain dan Uji Unjuk Kerja Tungku Briket Biomassa.
(Skripsi). Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB.
Bogor. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13867/F08yut.
pdf ( diakses Minggu, 18 Maret 2018)