Disusun oleh:
3. Noval Dwi ()
4. Tatag Agung S. ()
5. Alfian ()
Kelompok :I
Dosen Pengampu : Dr. Ir. Sri Nuryani H.U, M.P, M.Sc
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2012
I. PENDAHULUAN
Pada kondisi iklim basah seperti Indonesia bagian barat, sebagian besar kation tanah
tercuci oleh air hujan, yang tertinggal adalah kation yang bersifat masam, seperti Al3+, dan H+,
sehingga tanah bersifat masam. Pada tanah dengan kadar Al3+ tinggi tanaman tidak mampu
tumbuh. Akar tanaman diselaputi oleh Al dan akar tanaman tidak dapat menyerap hara. Hara P
dalam tanah maupun yang ditambahkan tidak tersedia karena diikat oleh Al. Hara K tidak
tersedia karena terdesak oleh Al. Selain itu kejenuhan Al akan rendah apabila kadar Al tanah
tinggi.
Pengertian asam di sini adalah suatu senyawa yang bila di larutkan ke dalam air akan
menghasilkan proton atau hidrogen. Sedangkan basa adalah senyawa yang menghasilkan ion
hidroksil jika di larutkan dalam air. Di dalam tanah, apabila kepekatan ion hidrogen atau di sebut
pula proton yang beredar di dalam tanah lebih sedikit, maka rekasi tanah tersebut menjadi asam
dan apabila sebaliknya, tanah tersebut menjadi basa. Tanah masam adalah tanah ber-pH rendah
(pH dibawah 6), semakin rendah pH tanahnya maka semakin ekstrim kemasamannya.
II. ISI
Besarnya tingkat keasaman dan kebasaan tanah di nyatakan dalam bentuk gram mol per
liter yang di tulis dalam bentuk pecahan, misalnya 1/10 gram mol/liter atau
1/100.000.000.000.000 gram mol/liter. Angka-angka tersebut bisa juga di tulis sebagai angka 10
berpangkat seperti 10 -7 (logaritma 7 negatif). Angka log negative dari kepekatan ion hidrogen
merupakan derajat kemasaman, yaitu reaksi tanah yang di lambangkan dengan pH singkatan dari
Potential of Hydrogen.
Derajat kemasaman yang di lambangkan oleh pH berkisar antara 1 sampai 14. angka satu
menunjukkan kepekatan ion hidrogen pada tanah adalah 10 -1 atau 1/10 gram mol/liter, angka
dua menunjukkan kepekatan ion hidrogen pada tanah adalah 10 -2 atau 1/100 gmol/liter dan
seterusnya sampai 14.
Pada angka yang di tunjukkan oleh pH, jika angka lebih kecil dari 7 (1-7) maka tanah
tersebut bersifat masam, dan bila angka lebih besar dari 7 (7-14) maka tanah tersebut bersifat
basa. Sedangkan untuk tanah normal, angka yang di lambangkan oleh pH adalah 7.
Kendala Tanah Masam:
1. Unsur hara makro (terutama N,P,K,Ca,Mg) tidak tersedia dalam jumlah cukup, efektifitas dan
efisiensi pemupukan makro (urea, TSP, KCl) juga rendah.
2. Beberapa unsur (terutama Al dan Fe) tersedia berlebih sehingga sering meracun pada tanaman.
3. Menghambat perkembangan mikroorganisme tanah.
Untuk menetukan tingkat kemasaman tanah, maka alat yang bisa di gunakan di antaranya
adalah kertas lakmus dan Soil Tester/pH tester. Adapun cara menggunakan alat-alat tersebut
adalah sebagai berikut :
a) Kertas lakmus
Untuk kertas lakmus ini, tahap pemakainnya adalah sebagai berikut:
1. Ambil tanah sample yang akan di ukur derajat kemasamannya
2. Larutkan tanah tersebut ke dalam aquadest (dalam wadah)
3. Biarkan tanah terendam sampai airnya bening kembali
4. Setelah airnya bening, pindahkah air yang bening ke wadah yang lain.
5. Ambil sedikit kertas lakmus dan celupkan ke dalam air tersebut
Setelah beberapa saat, lihat perubahan warna pada kertas lakmus tersebut dan cocokkan
dengan warna skala pada pembungkus kertas lakmus yang biasanya di lengkapi angka masing-
masing pH.
3. Besarnya ukuran partikel kapur. Semakin halus kapur, semakin sedikit kapur yang di
berikan.
4. Kelas tekstur tanah. Semakin tinggi kandungan liat tanah, semakin tinggi kapur yang di
berikan.
Sedangkan cara mengapur tanah masam itu sendiri ada beberapa tahap yang harus di lalui
dengan susah payah, yaitu :
2. Bersihkan lahan yang akan di kapur dari rumput atau tanaman pengganggu lainnya.
3. Cangkul / bajak tanah secara keseluruhan.
4. Bagi lahan dalam beberapa petak. Misalnya lahannya adalah satu hektar, maka bagi
menjadi 40 petakan, yang berarti tiap petak akan mendapat jatah 1/40 dosis kapur yang di
berikan.
5. Petakan-petakan tersebut dapat di tandai dengan tali atau lainnya, tanda apa sajalah
pokoknya yang mau mengapur bisa tahu, terserahlah seperti apa aku nggak perduli.
Pengapuran pada tanah asam harus memperhatikan beberapa hal yang penting, yaitu :
a). Waktu pengapuran
Waktu pengapuran yang paling baik adalah pada saat penghujung musim kemarau,
apabila hujan sedang giat-giatnya turun, maka sebaiknya pengapuran janganlah di lakukan.