Anda di halaman 1dari 9

BUKTI PERCAKAPAN

Dengan penjual (chatting):

Tanggal 24 oktober 2018


Tanggal 26 Oktober 2018
Dengan Pihak Bea Cukai (Chattingan) : 26 oktober 2018
Foto Profile WA orang Bea Cukai
Transkrip Rekaman Percakapan Pelaku (oknum Beacukai) dan Korban

Pelaku: “Berhubung karena barangnya ini kan sudah dikategorikan sebagai barang illegal
masuk ke Indonesia tidak melalui cukai (beacukai)”

Korban: “Iya”

Pelaku: “Jadi kalo ini dilanjutkan ke jalur hukum, baik pihak pengirim disana, di Surabaya,
maupun Depi di Jakarta, itu semuanya bisa kita kenakan pasal 303 KUHP, yang mana
dikenakan ancaman pidana 8 (delapan) bulan penjara dan denda 75 (tujuh puluh lima juta)
rupiah dan itu dikenakan, dibebankan kepada pihak pengirim maupun pihak penerima. Nah,
jadi makanya kalo masalah ini saya lanjutkan ke jalur hukum, barang Anda siang ini juga
atau sore ini juga kita masukkan ke pihak kepolisian untuk dibuatkan BAP dan P2I
Penyidikan, dan Devi siang ini juga bisa dijemput langsung di alamat Anda. Tapi kalo
misalkan masalah ini mau diurus secara kekeluargaan, ini masih bisa kita kasih
kebijaksanaan, masih bisa kita kasih waktu. Kalo diurus secara kekeluargaan disini ada dua
surat yang harus diterbitkan. Yang pertama surat estempol dari cukai dan yang kedua surat
label atau sertifikat dari cukai, Depi. Apabila surat ini sudah diterbitkan, maka barang Depi
langsung dikategorikan aman atau resmi. Dan barang Depi langsung kita kirim ke alamat
Depi dan siang ini juga Depi dipastikan bebas dari hukum. Cuma dalam bentuk mekanisme
kepengurusannya, jadi masalah pajak dan administrasinya senilai Rp. 11.750.000 itu
dibebankan ke pihak pengirim. Pihak publik menyelesaikan di Surabaya untuk
administrasinya, adapun yang dibebankan oleh Depi selaku pihak penerima itu dibebankan
yang namanya biaya deposit atau formalitas sebagai jaminan pertanggungjawaban Anda
biar surat-surat Anda langsung diterbitkan.”

Korban : “Iya”

Pelaku : “Jadi yang namanya deposit itu atau formalitas itu perlu digarisbawahi bahwa itu
bukan pembayaran atau pajak, Depi ya. Melainkan itu cuma bersifat sementara karena
misalnya surat-suratnya sudah diterbitkan siang ini juga, sore ini juga nanti dana Anda itu
yang Anda upayakan deposit langsung ditransfer kembali masuk ke rekening Depi tanpa
potongan. Jadi itu dananya digantikan kembali makanya kalo misalkan mau diurus secara
kekeluargaan selepas pembicaraan ini nanti saya WA kan nomer akun atau nomer rekening
Bendahara PPN, Pak Rendy Sugiarto, nanti Depi langsung upayakan depositnya kesana,
setelah diupayakan nanti kabari ke saya bahwa Pak Tomi sudah saya selesaikan depositnya.
Nanti Depi kirimkan juga nomer rekening Anda ke saya. Biar dana yang dikeluarkan
langsung ditransfer kembali ke rekening Depi tanpa potongan begitu.

Korban : “Depositnya berapa ya, pak?”

Pelaku : “Jadi untuk depositnya disini itu dikenakan Rp 5.500.000 dua surat, Depi ya. Jadi
ada dua surat yang mau diterbitkan jadi dikenakan Rp. 5.500.000. Tapi perlu digarisbawahi
bahwa dana yang Rp. 5.500.000 ini cuma bersifat formalitas saja. Tidak bersifat
pembayaran atau pajak ya. Begitu.”
Transkrip Rekaman Pelaku (oknum Beacukai) dan Korban sewaktu ditanya tentang
identitas

Pelaku : “Hallo?”

Korban : “Hallo, iya pak”

Pelaku : “Jadi begini, kalo memang ragu ya, kalo masalah identitas saya pastikan saya ndak
berani menghubungi ke PPN soal segala macem seperti ini. Ini bukan barang resmi yang
diurus.”

Korban : “Oh iya, siap pak. Engga pak, saya tadi hanya menyampaikan permintaan dari
yang saya butuhkan dananya pak. Makanya sekali lagi mohon maaf pak, ini juga lagi
diurus.”

Pelaku : “Oh baik. Jadi saya tunggu kabarnya segera, dek ya.”

Korban : “Iya pak”

Pelaku : “Percayakan sama saya, insha Allah tetap dananya dikembalikan utuh ya.”

Korban : “Oke pak. Sebentar ya pak”


Transkrip Rekaman Percakapan Pelaku (oknum Online Shop) dan Korban

Pelaku : “Tadi kan penyampaiannya saya bilang itu saudara gitu kan. Tapi saya sudah tidak
bisa mengelak lagi karena ditransfer dan semua itu kan oleh cukai semua. Karena saya juga
tidak mau permasalahan ini jatuh ke tangan kepolisian, makanya saya juga bilang minta
tolong orang cukai tolong diurus secara kekeluargaan, makanya saya dibilangin kalo ibu
memang mau dibantu secara kekeluargaan, makanya ikutin instruksi dari kami saja bu.
Harus begini-begini-begini, dan saya harus bayar pajaknya tadi Rp. 11.750.000 itu sudah
saya bayar pajaknya jadi nanti mba dari pihak pembeli, ditolong itu depositnya nanti setelah
surat-suratnya keluar itu depositnya akan dikembalikan lagi tanpa potongan itu mba. Saya
takut permasalahan ini kan ditangani oleh pihak kepolisian, saya gak mau, makanya saya
bayar pajaknya tadi Rp. 11.750.000 itu.

Korban : “Itu depositnya gimana, bu? Dari pembeli?”

Pelaku : “Kalo deposit dari pihak pembeli, saya kurang tahu juga itu berapa depositnya,
langsung telfon saya ke pihak cukai disana tanyakan berapa depositnya, tolong diurus secara
kekeluargaan saja. Nah, nanti setelah surat-suratnya keluar itu dananya akan di refund
kembali tanpa potongan karena semua tanggungjawabnya itu saya yang tanggung itu.”

Korban : “Sekarang gini mba Dwi, ini kan saya pesenin pesenan orang. Orangnya baru
banget hari ini tuh berangkat umroh. Nah, saya gak punya dana takutnya untuk deposit
masalahnya disitu.”

Pelaku : “Oh, terkait dari itu telfon saja dulu ke pihak cukai disana. Karena deposit itu
hanya sementara, tadi sudah saya jelaskan disini. Jadi nanti setelah surat-suratnya keluar itu
kurang lebih 20 (dua puluh) sampai 30 (tiga puluh) menit, itu dananya akan direfund
kembali tanpa potongan karena itu semua pajak itu saya yang bayar disini.”

Korban : “Oh gitu, coba saya telfon orang pajak”

Tersangka : “Iya coba telfon ke orang cukai dulu disana, bilang minta diurus sertifikat
kekeluargaan saja yah.”

Korban : “Ya, thank you.”

Tersangka : “Nanti kalo ada telfon lagi ke saya.”

Korban : “Oke. Thank you.”

Tersangka : “Yuk, mari”

Anda mungkin juga menyukai