Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam “Konsep Oksigen” dalam
mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Makassar 23 oktober 2017

Penulis

i 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................... 3


B. Rumusan Masalah................................................................................. 3
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian dan fungsi oksigen .............................................................. 5


B. SOP oksigen ........................................................................................ 20

BAB III PENUTUP

A. Simpulan ............................................................................................ 25

DAFTAR PUSTAKA

ii 2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang di butuhkan oleh manusia dalam
mempertahanankan keseimbangan fisiologi maupun psikologi. Salah satunya adalah kebutuhan
oksigen. Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme
untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini
diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan setiap kali bernapas. (Wartonah Tarwanto, 2006)
Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia, dalam tubuh,
oksigen berperan penting dalam proses metabolisme sel tubuh. Kekurangan oksigan bisa
menyebabkan hal yangat berarti bagi tubuh, salah satunya adalah kematian. Karenanya,
berbagai upaya perlu dilakukan untuk mejamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut, agar
terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanannya pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan tugas
perawat tersendiri, oleh karena itu setiap perawat harus paham dengan manisfestasi tingkat
pemenuhan oksigen pada klienya serta mampu mengatasi berbagai masalah yang terkait
dengan pemenuhan kebutuhan tesebut. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan
kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh.
Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan secara
fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan oksigen
akan mengalami gangguan. Sering kali individu tidak menyadari terhadap pentingnya oksigen.
Proses pernapasan dianggap sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Banyak kondisi yang
menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti
adanya sumbatan pada saluran pernapasan. Pada kondisi ini, individu merasakan pentingnya
oksigen.
Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah kami adalah sebagai berikut :
1.Sistem tubuh apa saja yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi?
2. Bagaimana terjadinya proses oksigenasi?

3
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi?
4. Fungsi oksigen?
5. Bagaimana komposisi atmosfer?
6. Tanda-tanda kekurangan oksigen?
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi

2. Mengetahui terjadinya proses oksigenasi

3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi

4. Mengetahui fungsi oksigen


5. Mengetahui bagaimana komposisi atmosfer
6. Mengetahui tanda-tanda kekurangan oksigen

4
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian oksigen
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O2). Sistem pernapasan
berperan dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi sistem terdiri atas saluran pernapasan
bagian atas, dan saluran pernapasan bagian bawah.
B. Fungsi oksigen antara lain :

 membantu regenerasi sel-sel tubuh dan otak

 meningkatkan kinerja otak

 membuat tubuh dan pikiran rileks

 membebaskan otot dari ketegangan Kita juga memerlukan oksigen dalam proses
pembakaran energi yang berfungsi untuk membuang sampah dan racun dalam tubuh.

C. Apa akibat kekurangan oksigen.

Oksigen sangat penting untuk kelangsungan hidup kita. Tanpa oksigen, kita takkan pernah ada
seperti sekarang ini. Bagaimanakah tubuh bereaksi terhadap tingkat oksigen yang rendah?
Inilah yang akan kita pelajari dalam artikel berikut.
Oksigen diangkut ke bagian tubuh dengan bantuan darah. Apakah yang dapat terjadi ketika
terjadi penurunan kadar oksigen darah dalam tubuh? Kondisi menurunnya kadar oksigen dalam
darah dikenal dengan hipoksemia. Dalam alinea berkut ini kita akan lebih memahami dampak
kurangnya kadar oksigen dalam darah.
Penyebab kurangnya oksigen
Berikut adalah beberapa faktor utama yang dapat menyebabkan kekurangan oksigen dalam
darah:
 Saluran napas yang tersumbat.

 Asupan obat yang dapat menyebabkan depresi dan mengganggu pernafasan normal.

 Penyakit tertentu seperti pneumonia, emfisema, dan sejenisnya.

5
 Penyakit anemia.

 Berada di dataran tinggi di mana jumlah oksigen yang tersedia berkurang.

 Aktivitas berat

 Edema paru, emboli, atau fibrosis.

 Stres berlebihan

 Penyakit paru-paru.

 Sleep apnea.

Dampak buruk kekurangan oksigen dalam darah


Apakah sebenarnya dampak buruk dari kekurangan oksigen dalam darah pada kesehatan seseorang
secara keseluruhan? Berikut ini adalah daftar rinciannya

Rasa lelah
Ini adalah dampak yang pertama kali akan akan dirasakan, ketika pasokan oksigen dalam darah
berkurang. Karena oksigen tidak mencapai semua bagian tubuh sesuai yang dibutuhkan, maka fungsi
tubuh akan terpengaruh dan karena itu akan ada sedikit energi untuk melakukan pekerjaan. Akibatnya,
akan timbul rasa lelah yang akan disertai dengan ketidakmampuan untuk bekerja secara maksimal.

Kesulitan dalam bernafas


Sesak nafas akan mempengaruhi fungsi normal dari sistem tubuh manusia. Karena semua kegiatan
tergantung pada pernafasan, maka akan ada penurunan efisiensi dari individu. Akibatnya akan langsung
terlihat mulai dari tingkat energi yang turun.

Nyeri otot
Ketika kadar oksigen berkurang dalam darah, hal ini mempengaruhi fungsi otot. Dampaknya dapat
terasa mulai dari nyeri pada otot atau kejang yang terasa di persendian.

Gangguan mata
Dampak buruk kekurangan kadar oksigen dalam darah dapat menyebabkan gangguan pada penglihatan.
Kualitas atau ketajaman akan berkurang.

Sianosis
Sianosis adalah ketika kulit terdapat semburat kebiruan. Hal ini disebabkan sebagai akibat langsung dari
kurangnya kadar oksigen dalam darah. Selain tampak pucat dan sakit-sakitan, akan terdapat resiko bagi
kesehatan juga.

Serangan jantung
Ketika oksigen tidak dapat diangkut dari paru-paru ke bagian lain dari tubuh melalui darah, maka akan
ada tekanan ekstra pada jantung. Tekanan berlebih ini dapat membuat serangan jantung.

6
Dampak buruk kekurangan oksigen dalam darah dapat menyebabkan beberapa komplikasi
kesehatan yang serius. Oleh karena itu, tindakan pencegahan yang tepat harus dilakukan dan
metode pengobatan perlu dijalankan tanpa menunggu lama.
D. Organ-organ sistem pernapasan manusia meliputi:
1. Rongga hidung
Udara memasuki tubuhmu melalui dua lubang hidung yang terbuka. Rambut-rambut di
dalam rongga hidung menangkap debu yang terdapat di udara. Lubang hidungmu berhubungan
dengan rongga hidung. Rongga hidung merupakan tempat di mana udara dilembabkan dan
dihangatkan. Kelenjar mukus menghasilkan lapisan lendir. Lapisan tersebut menangkap debu
dan serbuk halus yang lain. Proses ini membantu menyaring udara yang kamu hirup. Pada
dinding rongga hidung juga terdapat struktur seperti rambut kecil yang disebut silia yang
menggerakkan mukus dan menangkap benda-benda yang menuju ke belakang kerongkongan.
2. Faring
Dari rongga hidung udara yang hangat dan lembab selanjutnya masuk ke faring. Faring
adalah suatu saluran yang menyerupai tabung sebagai persimpangan tempat lewatnya
makanan dan udara. Faring terletak di antara rongga hidung dan kerongkongan. Pada bagian
ujung bawah faring terdapat katup yang disebut epiglotis. Epiglotis merupakan katup yang
mengatur agar makanan dari mulut masuk ke kerongkongan, tidak ke tenggorokan. Pada saat
menelan, epiglotis menutup laring. Dengan cara ini, makanan atau cairan tidak bisa masuk ke
tenggorokan.
3. Laring
Antara faring dan tenggorokan terdapat struktur yang disebut laring. Laring merupakan
tempat melekatnya pita suara. Pada saat kamu berbicara, pita suara akan mengencang atau
mengendor. Suara dihasilkan apabila udara bergerak melewati pita suara dan menyebabkan
terjadinya getaran. Pita suara pada laki-laki lebih panjang dibanding pita suara perempuan.

4. Trakhea

7
Panjang tenggorokan mempunyai panjang sekitar 12 cm. Tenggorokan tersusun dari cincin
tulang rawan berbentuk C. Susunan tulang tersebut menjaga supaya dinding tenggorokan tetap
terbuka dan tidak saling berlekatan. Pada dinding dalam tenggorokan terdapat lapisan lendir
dan silia untuk menangkap debu.
5. Bronkus
Pada ujung bawah tenggorokan terdapat dua percabangan yang disebut bronkus yang
membawa udara menuju ke paru-paru.
6. Paru-paru
Paru-paru menempati sebagian besar ruangan rongga dada. Di dalam paru-paru bronkus
bercabang-cabang membentuk saluran yang semakin kecil ukurannya. Saluran yang terkecil
disebut bronkiolus. Pada setiap bronkiolus terdapat segerombol kantung kecil seperti anggur ,
berdinding tipis yang disebut alveolus. Pertukaran gas oksigen dan karbondioksida terjadi di
antara alveolus dengan kapiler darah. Oksigen diikat oleh hemoglobin dan diedarkan ke seluruh
tubuh. Seiring dengan kejadian tersebut, gas karbondioksida dikembalikan oleh sel-sel tubuh
melalui kapiler darah. Karbondioksida akan meninggalkan tubuhmu pada saat mengeluarkan
napas.
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi
1. Saraf Otonom

Pada rangsangan simpatis dan parasimpatis dari saraf otonom dapat mempengaruhi
kemampuan untuk dilartasi dan kontriksi. Hal ini dapat terlihat ketika terjadi rangsangan baik
oleh simpatis maupun parasimpatisketika terdjadi rangsangan. Ujung saraf dapat mengeluarkan
neurotransmitter (simpatis mengeluarkan noradrenalin yang berpengaruh pada bronkodilatasi,
Parasimpatis mengeluarkan esetilkolin yang berpengaruh pada bronkokonstirksi) karena pada
saluran pernapasan terdapat reseptor adrenergic dan reseptor kolinergik.

2. Hormonal dan Obat

Semua hormon termasuk devirat katekolamin dapat melebarkan saluran pernapasan. Obat
yang tergolong parasimpatis dapat melebarkan saluran napas, seperti sulfas atropine, ekstrak
Belladona dan obat yang menghambat adrenergic tipe beta (khususnya beta-2) dapat

8
mempersempit saluran napas (bronkokontriksi) seperti obat yang tergolong beta bloker
nonselektif.
3. Alergi pada saluran napas

Banyak faktor yang menimbulkan keadaan alergi antara lain debu, bulu binatang, serbuk
benang sari bunga, kapuk, makanan dan lain-lain.

4. Faktor perkembangan

Tahap perkembangan anak dapat memengaruhi jumlah kebutuhan oksigenasi karena usia
organ di dalam tubuh seiring dengan usia perkembangan anak.
5. Faktor lingkungan
Kondisi lingkungan yang dapat memengaruhi kebutuhan oksigenasi, seperti faktor alergi,
ketinggian dan suhu. Kondisi-kondisi tersebut memengaruhi kemampuan adaptasi.
6. Faktor perilaku

Perilaku yang di maksud diantaranya adalah perilaku dalam mengkonsumsi makanan (status
nutrisi), seperti orang obesitas dapat mempengaruhi dalam proses pengembangan paru,
kemudian perilaku aktivitas, seperti perilaku merokok dapat menyebabkan proses penyempitan
pada pembuluh darah dan lain-lain.
1. Gangguan / Masalah Kebutuhan Oksigenasi

1. Hipoksia

Tidak kuatnya pemenuhuan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang didinspirasi atau
meningkatnya penggunaan O2 pada tingkat seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh
menurunnya hemoglobin, kerusakan gangguan ventilasi, menurunnya perfusi jaringan seperti
pada syok, berkurannya konsentrasi O2 jika berada dipuncak gunung. Tanda tanda Hipoksia
adalah kelelahan, kecemasan menurunnya kemampuan konsentrasi, nadi meningkat,
pernafasan cepat dan dalam sianosis, sesak nafas.
2. Perubahan pola pernapasan
3. Takipnea

Takipnea adalah frekuensi pernapasan teratur namun cepat secara tidak merata (> 24/ menit)
1. Branipnea
9
Adalah frekuensi pernapasan teratur namun lambat secara tiak normal ( kurang dari 12 /menit)

1. Hiperventilasi

Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru agar pernafasan
lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan karena kecemasan, infeksi, keracunan
obat-obatan, keseimbangan asam basa seperti osidosis metabolik Tanda-tanda hiperventilasi
adalah takikardi, nafas pendek, nyeri dada, menurunnya konsentrasi, disorientasi, tinnitus.

1. Kussmaul

Adalah pernapasan cepat secara tidak normal dan frekuensi meningkat, misal dalam keadaan
asidosis metabolic.

1. Hipoventilasi

Terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan O2 tubuh atau
untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup. Biasanya terjadi pada keadaaan atelektasis (Kolaps
Paru). Tanda-tanda dan gejalanya pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan
kesadaran, disorientasi, ketidak seimbangan elektrolit.
Dispnea

Merupakan perasaan sesak dan berat saat bernafas.


Ortopnea

Merupakan kesulitan bernafas kecuali dalam posisi duduk atau berdiri dan pola ini sering di
temukan pada seseorang yang mengalami kongestik paru.
Cheyne stokes

Merupakan frekuensi dan kedalaman pernapasan tidak teratur, di tandai dengan periode apnea
dan hiperventilasi yang berubah-ubah.

1. Pernapasan paradoksial

10
Merupakan pernapasan dimana dinding paru-paru bergerak berlawanan arah dari keadaan
normal.

1. Biot

Merupakan pernapasan dangkal secara tidak normal untuk dua atau tiga napas di ikuti periode
apnea yang tidak teratur.

Stridor

Merupakan pernapasan bising yang terjadi karena penyempitan pada saluran pertanyaan.

Obstruksi jalan napas

Merupakan gangguan yang menimbulkan penyumbatan pada saluran pernapasan.

Pertukaran gas

Merupakan proses pengambilan gas oksigen dari lingkungan dan pengeluaran karbon dioksida
dari dalam tubuh makhluk hidup. Bernafas merupakan salah satu ciri utama makhluk hidup.
Proses pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida berlangsung secara difusi. Oksigen akan
menuju semua sel dalam semua jaringan melalui alat-alat pernafasan.

F. KOMPOSISI ATMOSFER BUMI


Atmosfer mengandung campuran gas-gas yang lebih dikenal dengan nama udara dan
menutupi seluruh permukaan bumi. Campuran gas-gas ini menyatakan komposisi dari atmosfer
bumi. Bagian bawah dari atmosfer bumi dibatasi oleh daratan, samudera, sungai, danau, es,
dan permukaan salju. Gas pembentuk atmosfer disebut udara. Udara adalah campuran
berbagai unsur dan senyawa kimia sehingga udara menjadi beragam. Keberagaman terjadi
biasanya karena kandungan uap air dan susunan masing-masing bagian dari sisa udara (disebut
udara kering). Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan
sedikit argon (0.93%), dan gas lainnya.

11
Tabel Gas-gas Penyusun Atmosfer Bumi
NAMA GAS SIMBOL KIMIA VOLUME (%)
Nitrogen N2 78,08
Oksigen O2 20,95
Argon Ar 0,93
Karbondioksida CO2 0,034
Neon Ne 0,0018
Helium He 0,0052
Ozon O3 0,0006
Hydrogen H2 0,00005
Krypton Kr 0,00011
Metana CH4 0,00015
Xenon Xe Sangat kecil
Nitrogen bereaksi lambat, tetapi merupakan bagian penting dari kehidupan sehingga
keseimbangan nitrogen di udara, di laut dan di dalam bumi sangat dipengaruhi oleh makhluk
hidup. Karbondioksida yang berlimpah dari sinar matahari membuat karbohidrat dengan hasil
sampingan oksigen (fotosintesis). Oksigen terakumulasi di udara kemudian berkembang
makhluk yang membutuhkan oksigen. Gas nitrogen merupakan gas yang paling banyak terdapat
dalam lapisan udara atau atmosfer bumi. Salah satu sumbernya yaitu berasal dari pembakaran
sisa-sisa pertanian dan akibat letusan gunung api. Gas lain yang cukup banyak dalam lapisan
udara atau atmosfer adalah oksigen. Oksigen antara lain berasal dari hasil proses fotosintesis
pada tumbuhan yang berdaun hijau. Dalam proses fotosintesis, tumbuhan menyerap gas
karbondioksida dari udara dan mengeluarkan oksigen. Gas karbondioksida secara alami besaral
dari pernapasan mahkluk hidup, yaitu hewan dan manusia. Serta secara buatan gas

12
karbondioksida berasal dari asap pembakaran industri, asap kendaraan bermotor, kebakaran
hutan, dan lain-lain.
Selain keempat gas tersebut di atas ada beberapa gas lain yang terdapat di dalam
atmosfer, yaitu di antaranya ozon. Walaupun ozon ini jumlahnya sangat sedikit namun sangat
berguna bagi kehidupan di bumi, karena ozon yang dapat menyerap sinar ultra violet yang
dipancarkan sinar matahari sehingga jumlahnya sudah sangat berkurang ketika sampai di
permukaan bumi. Apabila radiasi ultra violet ini tidak terserap oleh ozon, maka akan
menimbulkan malapetaka bagi kehidupan mahkluk hidup yang ada di bumi. Radiasi ini di
antaranya dapat membakar kulit mahkluk hidup, memecahkan kulit pembuluh darah, dan
menimbulkan penyakit kanker kulit. Selain unsur pembentuk yang berupa gas, udara juga
mengandung partikel padat dan cair, yang begitu kecilnya sehingga gerakan udara dapat
mengimbangi kecenderungan partikel tersebut jatuh ke tanah. Partikel itu dapat berasal dari
debu yang terangkat oleh angin, partikel garam laut, ataupun hasil pembakaran dan
pengolahan dalam industri. Berdasarkan pengalaman sehari-hari kita mengetahui bahwa suhu
udara berubah-ubah dari waktu ke waktu; pagi yang sejuk diikuti oleh sore hari yang panas, dan
musim dingin yang dingin diikuti musim panas yang panas dalam suatu daur yang tetap. Suhu
menjadi beragam dari tempat ke tempat pada waktu yang sama. Pada wilayah yang lintang
rendah lebih panas daripada wilayah pada lintang yang lebih tinggi dan daerah yang rendah
lebih panas daripada pegunungan tinggi. Bumi secara keseluruhan selama setahun penuh, suhu
rata-rata di dekat tanah pada muka laut (suhu permukaan) adalah 15°C (288°K, 59°F). Rata-rata
keseluruhan sepanjang tahun turun menurut ketinggian. Namun, kira-kira di atas 12 km (40.000
kaki) penurunan suhu berhenti. Lapisan atmosfer dengan suhu yang rata-rata berkurang
menurut kentinggian, disebut troposfer, lapisan diatasnya denagn suhu tetap atau meningkat
disebut stratosfer. Pada permukaan diantara troposfer dan stratosfer (kadang-kadang berupa
lapisan peralihan) disebut tropopause. Daerah dimana cuaca terjadi adalah bagian terbawah
atmosfer, yang disebut troposfer (daerah inilah yang menjadi perhatian bagi para ahli
meteorologi).
Troposfer memiliki sifat penting, yaitu bahwa secara umum temperatur berkurang
terhadap ketinggian. Diatas troposfer adalah stratosfer yang dicirikan oleh bertambahnya

13
temperatur terhadap ketinggian. Diskontinuitas yang membedakan troposfer dengan stratosfer
adalah lapisan tropopause. Pada troposfer campuran gas-gas terdiri dari 78% nitrogen dan 21%
oksigen (prosen dalam volume). Sisanya sebesar 1% adalah campuran gas yang terdiri dari
argon, karbondioksida, dan gas-gas lainnya. Campuran gas-gas tanpa uap-air disebut sebagai
udara kering, dan campuran gas-gas tanpa terkecuali disebut sebagai udara lembab.
G. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Oksigenasi
1. Saraf otonom
Rangsangan simpatis dan parasimpatis dari saraf otonom dapat memngaruhi kemampuan
untuk dilatasi dan konstriksi. Hal ini dapat terlihat ketika terjadi rangsangan baik oleh simpatis
maupun parasimpatis.
2. Hormonal dan obat
Semua hormon termasuk devirat katekolamin yang dapat melebarkan saluran pernapasan.
3. Alergi pada saluran napas
Banyak faktor yang menimbulkan keadaan alergi antara lain debu, bulu binatang, serbuk
benang sari bunga, kapuk, makanan dan lain-lain.
4. Faktor perkembangan
Tahap perkembangan anak dapat memengaruhi jumlah kebutuhan oksigenasi karena usia
organ di dalam tubuh seiring dengan usia perkembangan anak.
5. Faktor lingkungan
Kondisi lingkungan yang dapat memengaruhi kebutuhan oksigenasi, seperti faktor alergi,
ketinggian dan suhu. Kondisi-kondisi tersebut memengaruhi kemampuan adaptasi.
6. Faktor perilaku
Perilaku yang di maksud diantaranya adalah perilaku dalam mengkonsumsi makanan (status
nutrisi), aktivitas yang dapat meningkatkan kebutuhan oksigenasi, merokok dan lain-lain.
Gangguan / Masalah Kebutuhan Oksigenasi
1. Hipoksia
Hipoksia merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen dalam tubuh
akibat defisiensi oksigen atau peningkatan penggunaan oksigen di sel, sehingga dapat
memunculkan tanda seperti kulit kebiruan (sianosis).

14
2. Perubahan Pola Pernapasan
 Takipnea, merupakan pernapasan dengan frekuensi lebih dari 24 kali per menit. Proses
ini terjadi karena paru-paru dalam keadaan atelektaksis atau terjadi emboli.

 Bradipnea, merupakan pola pernapasan yang lambat abnormal, ± 10 kali per menit. Pola
ini dapat ditemukan dalam keadaan peningkatan tekanan intracranial yang di sertai narkotik
atau sedatif.

 Hiperventilasi, merupakan cara tubuh mengompensasi metabolisme tubuh yang


melampau tinggi dengan pernapasan lebih cepat dan dalam, sehingga terjadi peningkatan
jumlah oksigen dalam paru-paru. Proses ini di tandai adanya peningkatan denyut nadi, napas
pendek, adanya nyeri dada, menurunnya konsentrasi CO2 dan lain-lain.

 Kussmaul, merupaka pola pernapasan cepat dan dangkal yang dapat ditemukan pada
orang dalam keadaan asidosis metabolic

 Hipoventilasi, merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan karbondioksida dengan


cukup pada saat ventilasi alveolar, serta tidak cukupnya jumlah udara yang memasuki alveoli
dalam penggunaan oksigen.

 Dispnea, merupakan sesak dan berat saat pernapasan. Hal ini dapat disebabkan oleh
perubahan kadar gas dalam darah/jaringan, kerja berat/berlebuhan, dan pengaruh psikis.

 Ortopnea, merupakan kesulitan bernapas kecuali pada posisi duduk atau berdiri dan
pola ini sering ditemukan pada seseorang yang mengalami kongesif paru-paru.

 Cheyne stokes, merupakan siklus pernapasan yang amplitudonya mula-mula nik


kemudian menurun dan berhenti, lalu pernapasan dimulai lagi dari siklus baru. Periode apnea
berulang secara teratur.

 Pernapasan paradoksial, merupakan pernapasan dimana dinding paru-paru bergerak


berlawanan arah dari keadaan normal. Sering di temukan pada keadaan atelektasis.

 Biot, merupakan pernapasan dengan irama yang mirip dengan cheyne stokes, akan
tetapi amplitudonya tidak teratur.

 Stridor, merupakan pernapasan bising yang terjadi karena penyempitan pada saluran
pernapasan. Pada umumnya ditmukan pada kasus spasme trachea atau obstruksi laring.

15
3. Obstruksi jalan napas
obstruksi jalan napas merupakan suatu kondisi pada induvidu dengan pernapasan yang
mengalami ancaman, terkait dengan ketidakmampuan batuk secara efektif. Hal ini dpat
disebabkan oleh secret yang kental atau berlebihan akibat penyakit infeksi; immobilisasi; statis
skreasi; serta batuk tidak efektif karena penyakit persarafan seperti cerebro vascular accident
(CVA), akibat efek pengobatan sedative, dan lain-lain.
Tanda klinis :
 Batuk tidak efektif atau todak ada

 Tidak mampu mengelurakan secret di jalan napas

 Suara napas menunjukkan adanya sumbatan

 Jumlah, irama, dan kedalaman pernapasan tidak normal

4. Pertukaran gas
Pertukaran gas merupakan suatu kondisi pada individu yang mengalami penurunan gas, baik
oksigen maupun karbondioksida, antar alveoli paru-paru dan system vascular. Hal ini dapat
disebabkan oleh secret yang kental atau immobilisasi akibat system saraf; depresi susunan saraf
pusat; atau penyakit radang pada paru-paru. Terjadinya gangguan dalam pertukaran gas ini
menunjukkan bahwa penurunan kapasitas difusi dapat menyebabkan pengangkutan O2 dari
paru-paru ke jaringan terganggu, anemia dengan segala macam bentuknya, keracunan CO2,
dan terganggunya aliran darah. Penurunan kapasitas difusi tersebut antara lain disebabkan oleh
menurunnya luas permukaan difusi, menebalnya membrane alveolar kapiler, dan rasio ventilasi
perfusi yang itdak baik.
Tanda klinis :
 Dispea pada usaha napas

 Napas dengan bibir pada fase ekspirasi yang panjang

 Agistasi

 Lelah, alergi

 Meningkatnya tahanan vascular paru-paru

 Menurunnya saturasi oksigen dan meningkatnya PaCO2

16
 Sianosis

H. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen


1. Saraf otonom
Rangsangan simpatis dan parasimpatis dari saraf otonom dapat memngaruhi kemampuan
untuk dilatasi dan konstriksi. Hal ini dapat terlihat ketika terjadi rangsangan baik oleh simpatis
maupun parasimpatis.
2. Hormonal dan obat
Semua hormon termasuk devirat katekolamin yang dapat melebarkan saluran pernapasan.
3. Alergi pada saluran napas
Banyak faktor yang menimbulkan keadaan alergi antara lain debu, bulu binatang, serbuk
benang sari bunga, kapuk, makanan dan lain-lain.
4. Faktor perkembangan
Tahap perkembangan anak dapat memengaruhi jumlah kebutuhan oksigenasi karena usia
organ di dalam tubuh seiring dengan usia perkembangan anak.
5. Faktor lingkungan
Kondisi lingkungan yang dapat memengaruhi kebutuhan oksigenasi, seperti faktor alergi,
ketinggian dan suhu. Kondisi-kondisi tersebut memengaruhi kemampuan adaptasi.
6. Faktor perilaku
Perilaku yang di maksud diantaranya adalah perilaku dalam mengkonsumsi makanan (status
nutrisi), aktivitas yang dapat meningkatkan kebutuhan oksigenasi, merokok dan lain-lain.
Gangguan / Masalah Kebutuhan Oksigenasi
1. Hipoksia
Hipoksia merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen dalam tubuh
akibat defisiensi oksigen atau peningkatan penggunaan oksigen di sel, sehingga dapat
memunculkan tanda seperti kulit kebiruan (sianosis).
2. Perubahan Pola Pernapasan

17
 Takipnea, merupakan pernapasan dengan frekuensi lebih dari 24 kali per menit. Proses
ini terjadi karena paru-paru dalam keadaan atelektaksis atau terjadi emboli.

 Bradipnea, merupakan pola pernapasan yang lambat abnormal, ± 10 kali per menit. Pola
ini dapat ditemukan dalam keadaan peningkatan tekanan intracranial yang di sertai narkotik
atau sedatif.

 Hiperventilasi, merupakan cara tubuh mengompensasi metabolisme tubuh yang


melampau tinggi dengan pernapasan lebih cepat dan dalam, sehingga terjadi peningkatan
jumlah oksigen dalam paru-paru. Proses ini di tandai adanya peningkatan denyut nadi, napas
pendek, adanya nyeri dada, menurunnya konsentrasi CO2 dan lain-lain.

 Kussmaul, merupaka pola pernapasan cepat dan dangkal yang dapat ditemukan pada
orang dalam keadaan asidosis metabolic

 Hipoventilasi, merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan karbondioksida dengan


cukup pada saat ventilasi alveolar, serta tidak cukupnya jumlah udara yang memasuki alveoli
dalam penggunaan oksigen.

 Dispnea, merupakan sesak dan berat saat pernapasan. Hal ini dapat disebabkan oleh
perubahan kadar gas dalam darah/jaringan, kerja berat/berlebuhan, dan pengaruh psikis.

 Ortopnea, merupakan kesulitan bernapas kecuali pada posisi duduk atau berdiri dan
pola ini sering ditemukan pada seseorang yang mengalami kongesif paru-paru.

 Cheyne stokes, merupakan siklus pernapasan yang amplitudonya mula-mula nik


kemudian menurun dan berhenti, lalu pernapasan dimulai lagi dari siklus baru. Periode apnea
berulang secara teratur.

 Pernapasan paradoksial, merupakan pernapasan dimana dinding paru-paru bergerak


berlawanan arah dari keadaan normal. Sering di temukan pada keadaan atelektasis.

 Biot, merupakan pernapasan dengan irama yang mirip dengan cheyne stokes, akan
tetapi amplitudonya tidak teratur.

 Stridor, merupakan pernapasan bising yang terjadi karena penyempitan pada saluran
pernapasan. Pada umumnya ditmukan pada kasus spasme trachea atau obstruksi laring.

3. Obstruksi jalan napas

18
obstruksi jalan napas merupakan suatu kondisi pada induvidu dengan pernapasan yang
mengalami ancaman, terkait dengan ketidakmampuan batuk secara efektif. Hal ini dpat
disebabkan oleh secret yang kental atau berlebihan akibat penyakit infeksi; immobilisasi; statis
skreasi; serta batuk tidak efektif karena penyakit persarafan seperti cerebro vascular accident
(CVA), akibat efek pengobatan sedative, dan lain-lain.
Tanda klinis :
 Batuk tidak efektif atau todak ada

 Tidak mampu mengelurakan secret di jalan napas

 Suara napas menunjukkan adanya sumbatan

 Jumlah, irama, dan kedalaman pernapasan tidak normal

4. Pertukaran gas
Pertukaran gas merupakan suatu kondisi pada individu yang mengalami penurunan gas, baik
oksigen maupun karbondioksida, antar alveoli paru-paru dan system vascular. Hal ini dapat
disebabkan oleh secret yang kental atau immobilisasi akibat system saraf; depresi susunan saraf
pusat; atau penyakit radang pada paru-paru. Terjadinya gangguan dalam pertukaran gas ini
menunjukkan bahwa penurunan kapasitas difusi dapat menyebabkan pengangkutan O2 dari
paru-paru ke jaringan terganggu, anemia dengan segala macam bentuknya, keracunan CO2,
dan terganggunya aliran darah. Penurunan kapasitas difusi tersebut antara lain disebabkan oleh
menurunnya luas permukaan difusi, menebalnya membrane alveolar kapiler, dan rasio ventilasi
perfusi yang itdak baik.
Tanda klinis :
 Dispea pada usaha napas

 Napas dengan bibir pada fase ekspirasi yang panjang

 Agistasi

 Lelah, alergi

 Meningkatnya tahanan vascular paru-paru

 Menurunnya saturasi oksigen dan meningkatnya PaCO2

 Sianosis

19
20
TEKNIK PEMBERIAN OKSIGEN

A. Definisi

Pemberian terapi oksigen adalah suatu tata cara pemberian bantuan gas oksigen pada penderita yang
mengalami gangguan pernapasan ke dalam paru melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat
khusus.

B. Tujuan

 Memenuhi kekurangan oksigen

 Membantu kelancaran metabolisme

 Sebagai tindakan pengobatan

 Mencegah hipoksia

 Mengurangi beban kerja alat nafas dan jantung

C. Indikasi

Terapi ini dilakukan pada penderita :

 Dengan anoksia atau hipoksia

 Dengan kelumpuhan alat-alat pernafasan

 Selama dan sesudah dilakukan narcose umum

 Mendapat trauma paru

 Tiba-tiba menunjukkan tanda-tanda shock, dispneu, cyanosis, apneu

 Dalam keadaan coma

D. Kontra indikasi

Kasus-kasus yang tak diperkenankan menggunakan terapi ini antara lain adalah orang dengan
kelainan paru-paru karena bisa mengakibatkan pecahnya paru-paru dalam ruangan bertekanan tinggi,
orang dengan riwayat operasi paru, infeksi saluran nafas atas, cedera paru, tumor ganas, orang yang
mengidap penyakit-penyakit menular lain dan mengidap gaustrophobia (rasa takut berada dalam
ruangan tertutup). Karena itu, biasanya pasien diminta menyediakan data pemeriksaan darah lengkap
dan hasil foto rontgen paru minimal 6 bulan berselang sebelum memulai terapi oksigen hiperbarik ini.
Jadi bila ingin mencoba terapi oksigen mutakhir dengan cara menghirup oksigen murni dalam ruangan
hiperbarik ini tentu saja tak ada salahnya, tetapi jangan lupa untuk memenuhi persyaratan dan
prosedurnya serta satu hal yang paling penting yaitu harus terlebih dahulu dimulai dengan berkonsultasi
pada ahlinya untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

21
F. Persiapan alat

1. Alat :

o Tabung oksigen beserta isinya

o Regulator dan flow meter

o Botol pelembab

o Masker atau nasal prong

o Slang penghubung

2. Penderita

o Penderita diberi penjelasan tentang tindakan yang kan dilakukan

o Pendrita ditempatkan pada posisi yang sesuai

G. Prosedur Kerja

a. Tabung oksigen dibuka dan diperiksa isinya

b. Cuci tangan sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan

c. Hubungkan nasal prong atau masker dengan slang oksigen ke botol pelembab

d. Pasang ke penderita

e. Atur aliran oksigen sesuai dengan kebutuhan

f. Setelah pemberian tidak dibutuhkan lagi lepas nasal prong atau masker dari penderita

g. Tabung oksigen ditutup

h. Penderita dirapikan kembali

i. Peralatan dibereskan

H. Perhatian

o Amati tanda-tanda vital sebelum, selama dan sesudah pemberian oksigen

o Jauhkan hal-hal yang dapat membahayakan misalnya : api, yang dapat menimbulkan kebakaran

o Air pelembab harus diganti setiap 24 jam dan isi sesuai batas yang ada pada botol

o Botol pelembab harus disimpan dalam keadaan bersih dan kering bila tidak dipakai

22
o Nasal prong dan masker harus dibersihkan, didesinfeksi dan disimpan kering

o Pemberian oksigen harus hati-hati terutama pada penderita penyakit paru kronis karena pemberian
oksigen yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan hipoventilasi,hypercarbia diikuti penurunan kesadaran.

 Terapi oksigen sebaiknya diawali dengan aliran 1 – 2 liter/menit, kemudian dinaikkan pelan-
pelan sesuai kebutuhan

TEKNIK PEMASANGAN NEBULIZER

A. Definisi

Nebulizer adalah suatu jenis cara inhalasi dengan menggunakan alat pemecah obat untuk menjadi
bagian-bagian seperti hujan/uap untuk dihisap. Biasanya untuk pengobatan saluran pernafasan bagian
lebih bawah

B. Tujuan

 Mengobati peradangan saluran pernafasan bagian atas

 menghilangkan sesak selaput lendir saluran nafas bagian atas

 sehingga lendir menjadi encer dan mudah keluar

 menjaga selaput lendir dalam keadaan lembab

 melegakan pernafasan

 mengurangi pembekakan selaput lendir

 mencegah pengeringan selaput lendir

 mengendurkan otot dan penyembuhan batuk

 menghilangkan gatal pada kerongkongan

C. Indikasi

 pasien sesak nafas dan batuk

 broncho pnemonia

 ppom (bronchitis, emfisema)

 asma bronchial

 rhinitis dan sinusitis

 paska tracheostomi

23
 pilek dengan hidung sesak dan berlendir

 selaput lendir mengering

 iritasi kerongkongan, radang selaput lendir

 saluran pernafasan bagian atas

D. Kontra indikasi

Pada penderita trakeotomi, pada fraktur didaerah hidung

E. Persiapan alat

 nebulizer

 tissue

 selang/kanul udara

 sarung tangan

 obat inhalasi

 kapas alkohol

 masker, nasal canule, mouthpiece

 neirbeken

 kasa lembab

 nacl 0,9 %

F. Prosedur Kerja

1. Alat didekatkan, pakai sarung tangan

2. Atur pisisi fowler

3. Jalan nafas dibersihkan, hidung dibersihkan dengan kapas lembab, kapas yg kotor buang ke
neirbeken

4. Obat dimasukkan dlm tempat penampungan obat

5. Hubungkan masker/nasal canule/mouthpiece pada klien sehingga uap dan obat tidak keluar

6. Klien dianjurkan nafas dalam secara teratur

7. Bila klien merasa lelah, matikan nebulizer sebentar, berikan kesempatan klien istirahat

24
8. Setelah obat sudah habis, matikan mesin nebulizer

9. Berikan 02 ½ liter/mnt atau sesuai instruksi

10. Perhatikan keadaan umum

11. Alat dibersihkan dan dirapikan, sarung tangan dilepas

12. Cuci tangan

25
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Kebutuhan oksigenasi adalah kebutuhan fisiologis yang merupakan kebutuhan dasar


manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan
hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Sistem pernapasan berperan dalam
pemenuhan kebutuhan oksigenasi terdiri atas saluran pernapasan bagian atas yaitu, hidung,
faring, laring, epiglottis. Dan saluran pernapasan bagian bawah yaitu, trakea, bronkus,
bronkiolus, dan paru-paru yang merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Proses
pemenuhan oksigenisasi dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan yaitu, ventilasi, difusi dan
transpor. Dimana tahapan-tahapan itu mempunyai prosedur-prosedur tersendiri dalam
mempraktekkanya. Selain itu, ada juga cara untuk dapat mengatasi masalah kebutuhan
oksigenasi yaitu dengan latihan napas, latihan batuk efektif, pemberian oksigen, dan fisioterapi
dada.
1. Saran

Semoga, apa yang kita pelajari dalam makalah ini dapat kita pelajari dengan sungguh-
sungguh, dan dapat kita terapkan dengan baik. Demikianlah makalah tentang kebutuhan dasar
oksigenasi ini kami buat, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua baik kami yang
membuat maupun anda yang membaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca ,kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini

26
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Amin, Hood Alsagaff,WBM Taib Saleh,Penyakit Paru Obstruktif Menahun, Pedoman
Diagnosa dan Terapi Lab/UPF Paru RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, 1994

http://teguhsubianto.blogspot.com/2009/07/prosedur-pemberian-oksigen-o2.html

http://www.zimbio.com/member/Mahlan/articles/UZHyx17UwRt/PEMBERIAN+INHALASI+DENGAN+NE
BULIZER

27

Anda mungkin juga menyukai