Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KIMIA

ZAT RADIOAKTIF

DISUSUN OLEH:

Kelompok 5

 Fauziah Akhiri N.A


 M. Fachrizandy
 Nuranisya Yustin A.
 Raysazahra A M
 Sumiyon Gilang R
 Wanda Saputri M.

XII-IPA 3
SMA NEGERI 8 SAMARINDA
2016/2017

1
KATA PENGANTAR

Assalamua’laikum.wr.wb
Puji syukur kami panjatkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan berkahnya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berisi tentang Zat Radioaktif.
Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada guru kami, Bu Endah Winarni,
yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah. Kami sadar bahwa makalah ini
memiliki banyak kekurangan maka untuk itu kami memohon maaf apa bila ada kesalahan
penulisan atau sebagainya. Semoga makalah ini bermanfaat untuk guru dan teman-teman yang
telah membaca makalah ini. Sekian dan terima kasih.
Wassalamua’laikum.wr.wb

Samarinda, 9 Oktober 2016

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................................... 2
Daftar Isi .................................................................................................................................. 3
BAB I. Pendahuluan
A. Latar Belakang........................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah................................................................................................... 4
C. Tujuan..................................................................................................................... 4
BAB II. Pembahasan
A. Pengertian Zat Radioaktif........................................................................................ 5
B. Sejarah Penemuan Zat Radioaktif........................................................................... 5
C. Jenis-Jenis Sinar Radioaktif.................................................................................... 5
D. Struktur Inti............................................................................................................. 6
E. Transmutasi inti....................................................................................................... 9
F. Reaksi Inti............................................................................................................... 10
G. Energi Nuklir.......................................................................................................... 11
H. Deret Keradioaktifan.............................................................................................. 12
I. Peluruhan Zat Radioaktif........................................................................................ 13
J. Kegunaan dan Dampak Zat Radioaktif.................................................................. 15
K. Latihan Soal........................................................................................................... 19
Kesimpulan.............................................................................................................................. 20
Daftar Pustaka.......................................................................................................................... 21

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring perkembangan teknologi masa kini dengan adanya radioaktif membawa
perkembangan di dalam berbagai aspek kehidupan. Suatu zat radioaktif (radioactive substance)
dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang memiliki sifat untuk mengemisikan radiasi secara
spontan yang mampu berjalan melewati lembaran-lembaran logam dan zat-zat lain yang tak
tembus terhadap cahaya. Radiasi tersebut berlaku dengan cara yang sama seperti pada cahaya
terhadap suatu pelat fotografi, menyebabkan fluoresensi bertanda dalam zat-zat tertentu dan
memberikan konduktivitas listrik pada udara.
Berdasarkan hasil penelitian W.C Rontgen tersebut, maka Henry Becquerel pada tahun
1896 bermaksud menyelidik sinar X, tetapi secara kebetulan ia menemukan gejala
keradioaktifan. Pada penelitiannya ia menemukan bahwa garam-garam uranium dapat merusak
film foto meskipun ditutup rapat dengan kertas hitam. Menurut Becquerel, hal ini karena garam-
garam uranium tersebut dapat memancarkan suatu sinar dengan spontan. Peristiwa ini dinamakan
radio aktivitas spontan.

B. Rumusan Masalah
 Apa yang dimaksud dengan zat radioaktif?
 Bagaimana sejarah penemuan zat radioaktif?
 Apa saja jenis-jenis sinar radioaktif?
 Bagaimana struktur inti, transmutasi inti dan reaksi inti dari zat radioaktif?
 Apa yang dimaksud dengan energi nuklir?
 Apa yang dimaksud deret keradioaktifan?
 Apa yang dimaksud peluruhan zat radioaktif?
 Apa saja kegunaan dan dampak dari zat radioaktif?

C. Tujuan
 Siswa dapat mengetahui pengertian zat radioaktif.
 Siswa dapat mengetahui sejarah penemuan zat radioaktif.
 Siswa dapat mengetahui jenis-jenis sinar radioaktif.
 Siswa dapat mengetahui struktur inti, transmutasi inti dan reaksi inti dari zat radioaktif.
 Siswa dapat mengetahui pengertian energi nuklir
 Siswa dapat mengetahui deret keradioaktifan.
 Siswa dapat mengetahui peluruhan zat radioaktif.
 Siswa dapat mengetahui kegunaan dan dampak dari zat radioaktif.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Zat Radioaktif


Reaksi kimia berasal dari unsur-unsur yang bergabung membentuk suatu senyawa.
Dalam peristiwa ini elektron dan inti atom mempunyai peranan yang sangat penting. Di alam ini
pada umumnya inti atom stabil tetapi ada pula yang kurang stabil seperti Polonium, Radium,
Aktinium, Protaktinium, Uranium dan unsur-unsur lain dengan massa tertentu. Inti atom yang
kurang stabil berupaya untuk menjadi stabil dengan cara berubah menjadi inti atom lain disertai
dengan pemancaran sinar-sinar alfa, beta dan gamma. Unsur-unsur ini disebut unsur radioaktif.

B. Sejarah Penemuan Zat Radioaktif


Pada tahun 1895 W.C. Rontgen melakukan percobaan dengan sinar katode. Ia
menemukan bahwa tabung sinar katode menghasilkan suatu radiasi berdaya tembus besar yang
dapat menghitamkan film foto. Selanjutnya sinar itu diberi nama sinar X. Sinar X tidak
mengandung elektron, tetapi merupakan gelombang elektromagnetik. Sinar X tidak dibelokkan
oleh bidang magnet, serta memiliki panjang gelombang yang lebih pendek daripada panjang
gelombang cahaya. Berdasarkan hasil penelitian W.C Rontgen tersebut, maka Henry Becquerel
pada tahun 1896 bermaksud menyelidik sinar X, tetapi secara kebetulan ia menemukan gejala
keradioaktifan. Pada penelitiannya ia menemukan bahwa garam-garam uranium dapat merusak
film foto meskipun ditutup rapat dengan kertas hitam. Menurut Becquerel, hal ini karena garam-
garam uranium tersebut dapat memancarkan suatu sinar dengan spontan. Peristiwa ini dinamakan
radio aktivitas spontan.
Marie Curie merasa tertarik dengan temuan Becquerel, selanjutnya dengan bantuan
suaminya Piere Curie berhasil memisahkan sejumlah kecil unsur baru dari beberapa ton bijih
uranium. Unsur tersebut diberi nama radium. Pasangan Currie melanjutkan penelitiannya dan
menemukan bahwa unsur baru yang ditemukannya tersebut telah terurai menjadi unsur-unsur
lain dengan melepaskan energi yang kuat yang disebut radioaktif.
Ilmuwan Inggris, Ernest Rutherford menjelaskan bahwa inti atom yang tidak stabil
(radionuklida) mengalami peluruhan radioaktif. Partikel-partikel kecil dengan kecepatan tinggi
dan sinar-sinar menyebar dari inti atom ke segala arah. Para ahli kimia memisahkan sinar-sinar
tersebut ke dalam aliran yang berbeda dengan menggunakan medan magnet. Dan ternyata
ditemukan tiga tipe radiasi nuklir yang berbeda yaitu sinar alfa, beta, dan gamma. Semua
radionuklida secara alami memancarkan salah satu atau lebih dari ketiga jenis radiasi tersebut.

C. Jenis-Jenis Sinar Radioaktif


Sifat-sifat sinar radioaktif dikelompokkan berdasarkan jenis sinar radioaktifnya. Sifat-
sifat sinar radioaktif diuraikan sebagai berikut.

a) Sinar Alpa

 Terdiri dari inti helium yang mengandung 2 proton dan 2 neutron.


 Ditemukan oleh Ernest Rutherford pada tahun 1903.

5
 Bermuatan positif

 Lambang
 Daya pengion tinggi, tetapi daya tembus terhadap suatu materi rendah.
 Daya tembus kecil.

b) Sinar Beta
 Sinar beta terdiri dari elektron-elektron yang bergerak cepat.
 Ditemukan oleh Ernest Rutherford (1871 - 1937) pada tahun 1903.
 Bermuatan negatif.

 Lambang
 Kecepatan mendekati kecepatan cahaya.
 Daya tembus lebih besar daripada sinar alfa.
 Dapat mengionkan benda-benda yang dilalui.

c) Sinar Gamma
 Merupakan gelombang elektromagnetik
 Ditemukan oleh Paul Ultich Villard.
 Tidak bermuatan listrik, karena itu tidak dapat dibelokkan oleh medan magnet / listrik.
Daya tembus sangat besar hanya dapat ditahan oleh selapis baja atau beton.
 Dapat mengionkan materi yang dilalui, tetapi tidak sekuat sinar alfa atau beta.

Sifat – sifat umum zat radioaktif:


 Dapat mengionkan gas yang disinari
 Menembus lempeng logam tipis
 Diuraikan oleh medan magnet
 Dapat menghitamkan pelat film

D. Struktur Inti
Dalam suatu nuklida tersusun atas nukleon-nukleon, dimana nukleon tersebut merupakan
partikel-partikel penyusun inti atom/nukleus, sedangkan nuklida itu sendiri adalah isotop atom.
Nukleon mengandung dua jenis partikel dasar yaitu proton (bermuatan positif) dan neutron (tidak
bermuatan). Suatu inti atom yang mempunyai jumlah nukleon tertentu disebut nuklida, yaitu
atom tanpa elektron pada kulit-kulitnya. Suatu nuklida dapat dinyatakan dengan lambang unsur
yang dilengkapi nomor massa (jumlah nukleon), sedangkan nomor atom boleh ditulis atau tidak
karena dapat dilihat pada sistem periodik.

a. Penggolongan Nuklida
 Isotop adalah nuklida dengan nomor atom sama tetapi nomor massa berbeda.
 Isobar adalah nuklida dengan nomor massa sama, tetapi jumlah proton berbeda.
 Isoton adalah nuklida dengan jumlah neutron sama.

6
b. Kestabilan Inti
Kestabilan secara kinetika ditinjau berdasarkan kejadian inti meluruh membentuk inti
yang lain, disebut peluruhan radioaktif. Inti atom dikatakan stabil bila komposisi jumlah proton
dan neutronnya sudah ”seimbang” serta tingkat energinya sudah berada pada keadaan dasar.
Jumlah proton dan neutron maupun tingkat energi dari inti-inti yang stabil tidak akan mengalami
perubahan selama tidak ada gangguan dari luar. Sebaliknya, inti atom dikatakan tidak stabil bila
komposisi jumlah proton dan neutronnya “tidak seimbang” atau tingkat energinya tidak berada
pada keadaan dasar. Perlu dicatat bahwa komposisi proton dan neutron yang “seimbang” atau
“tidak seimbang” di atas tidak berarti mempunyai jumlah yang sama ataupun tidak sama. Setiap
inti atom mempunyai “kesetimbangan” yang berbeda.
Untuk mengetahui ciri-ciri inti yang stabil dan inti yang tidak stabil dapat ditinjau dari
perbandingan antarpartikel yang terkandung di dalam inti atom, yaitu perbandingan neutron
terhadap proton (N/Z). Selain nuklida 1H, semua nuklida atom memiliki proton dan neutron.
Suatu nuklida dinyatakan stabil jika memiliki perbandingan neutron terhadap proton lebih besar
atau sama dengan satu (N/Z ≥ 1). Nuklida terdiri dari dua kelompok yaitu:
 Nuklida ringan
yaitu nuklida yang memiliki jumlah proton kurang dari 20.
 Nuklida berat
yaitu nuklida yang memiliki jumlah proton lebih dari 83. Nuklida ini tidak ada yang
stabil karena adanya gaya tolak menolak antarproton yang sangat kuat.
Pita kestabilan : Grafik antara banyaknya neutron versus
banyaknya proton dalam berbagai isotop yang disebut pita
kestabilan menunjukkan inti-inti yang stabil. Kebanyakan unsur
radioaktif terletak di luar pita ini.
 Di atas pita kestabilan.
Untuk mencapai kestabilan: Inti melepas neutron atau
memancarkan sinar beta
 Di pojok atas kanan pita kestabilan Z > 83
Untuk mencapai kestabilan : Inti memancarkan partikel alfa
 Di bawah pita kestabilan
Untuk mencapai kestabilan : Inti memancarkan positron atau
menangkap elektron

7
c. Jenis-Jenis Radiasi Sinar Radioaktif
o Radiasi Alfa
Partikel alfa (α) didefinisikan sebagai partikel bermuatan positif pada inti helium. Partikel
alfa tersusun atas dua proton dan dua neutron, sehingga dapat dinyatakan sebagai atom Helium-4
(He-4). Partikel alfa (α) merupakan partikel inti Helium yang bermuatan positif (kation dari
unsur Helium, He2+). Akan tetapi, elektron pada dasarnya bebas, mudah untuk lepas dan mudah
pula untuk didapat. Jadi, secara umum, partikel alfa (α) dapat dituliskan tanpa muatan karena
akan dengan cepat mendapatkan 2 elektron dan menjadi atom Helium netral (bukan sebagai ion).

Sebagai contoh, isotop Radon-222 (Rn-222), dapat mengalami peluruhan dan


memancarkan partikel alfa. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

86Rn
222
→ 84Po
218
+ 2He4

o Radiasi Beta
Partikel beta (β) pada dasarnya adalah elektron yang dipancarkan dari inti. Sebagai
contoh, isotop Iodin-131 (I-131) digunakan dalam bidang medis sebagai isotop untuk mendeteksi
dan mengobati kanker kelenjar gondok (tyroid). Isotop tersebut mengalami peluruhan dan
memancarkan partikel beta. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

53I
131
→ 54Xe
131
+ -1e0

o Radiasi Gamma
Radiasi gamma (γ) sangat menyerupai sinar X, yaitu radiasi dengan energi tinggi dan
memiliki panjang gelombang pendek (short wavelength). Radiasi sinar gamma umumnya disertai
dengan pemancaran partikel alfa dan partikel beta. Tetapi, biasanya tidak dinyatakan pada
persamaan reaksi inti yang disetarakan. Contoh reaksi yang terjadi pada Cobalt-60 (Co-60) :

27 Co → 2760Co + γ
60

o Radiasi Positron
Pemancaran positron tidak terjadi pada isotop radioaktif yang meluruh secara alami,
tetapi hal ini terjadi secara alami pada isotop radioaktif buatan manusia. Positron pada dasarnya
merupakan elektron yang memiliki muatan positif. Positron dapat terbentuk bila proton di dalam
inti atom meluruh menjadi neutron. Positron yang terbentuk ini kemudian dipancarkan dari inti
atom.

Proses ini terjadi pada beberapa isotop, seperti isotop Kalium-40 (K-40). Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut :

19K
40
→ 40
18Ar + +1e
0

8
E. Transmutasi Inti
Reaksi transmutasi inti adalah reaksi penembakan inti atom suatu unsur dengan
menggunakan partikel penembak sehingga terbentuk inti baru yang stabil. Transmutasi inti dapat
dituliskan dalam bentuk notasi singkat : M ( a, b ) M’, dengan:

M : inti yang ditembak (sasaran)


a : partikel penembak
b : partikel yang dibebaskan pada reaksi inti tersebut
M’ : inti baru hasil penembakan

Suatu reaksi inti harus memenuhi hukum kekekalan massa dan hukum kekekalan muatan.
Jumlah massa inti sebelum reaksi sama dengan jumlah massa inti setelah reaksi. Jumlah muatan
inti sebelum reaksi sama dengan jumlah muatan inti setelah reaksi.
Jenis reaksi transmutasi inti:

 Penembakan partikel alfa.


Pada tahun 1919, Ernest Rutherford berhasil melakukan percobaan pertama, yaitu
menembak gas nitrogen dengan partikel alfa. Pada reaksi ini diperoleh isotop oksigen.
14 4 18 17 1
Contoh: N + He → F → O + H
7 2 9 8 1

 Penembakan dengan neutron.


Pada tahun 1934, Enrico Fermi menembakkan peluru neutron pada beberapa unsur berat .
Ternyata pada penembakan ini dihasilkan unsur-unsur baru yang sebelumnya tidak diketahui di
alam. Pada percobaan ini, Enrico Fermi menembakkan partikel neutron pada uranium dengan
kecepatan tertentu. Setelah ditembakkan, inti uranium menyerap neutron dan terbentuk isotop
yang lebih besar dan bersifat tidak stabil. Reaksinya:
238 1 239
U + n → U
92 0 92

 Penembakan dengan proton


Pada tahun 1932, Cockcroft dan Walton melakukan penembakan dengan partikel proton.
Pada percobaan ini partikel proton ditembakkan ke inti litium dan nitrogen.
14 1 11 4
Contoh: N + H → C + He
7 1 6 2

 Penembakan dengan deuteron


Deuteron merupakan inti atom deuterium yang analog dengan proton, yaitu inti atom
protenium (hidrogen). Deuteron (1H2 atau 0D1) mempunyai kecepatan tinggi sehingga dapat
digunakan sebagai peluru untuk menembak inti atom. Reaksi yang terjadi dapat ditulis sebagai
berikut.
9 2 10 1
Be + H → B + n
4 1 5 0

9
 Penembakan dengan partikel yang menghasilkan partikel neutron
Penembakan isotop dengan suatu partikel yang menghasilkan neutron dilakukan dengan
Chadwick (1932). Chadwick menembak inti berilium (Be) dengan partikel alfa sehingga
menghasilkan isotop karbon-12. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.

9 4 12 1
Be + He → C + n
4 2 6 0

F. Reaksi Inti
Reaksi yang terjadi di inti atom dinamakan reaksi nuklir. Jadi Reaksi nuklir melibatkan
perubahan yang tidak terjadi di kulit elektron terluar tetapi terjadi di inti atom. Reaksi nuklir
memiliki persamaan dan perbedaan dengan reaksi kimia biasa.

 Reaksi Fisi (Reaksi Pembelahan Inti)


Sesaat sebelum perang dunia kedua beberapa kelompok ilmuwan mempelajari hasil
reaksi yang diperoleh jika uranium ditembak dengan neutron. Otto Hahn dan F. Strassman,
berhasil mengisolasi suatu senyawa unsur golongan II A, yang diperoleh dari penembakan
uranium dengan neutron. Mereka menemukan bahwa jika uranium ditembak dengan neutron
akan menghasilkan beberapa unsur menengah yang bersifat radioaktif. Reaksi ini disebut reaksi
pembelahan inti atau reaksi fisi. Proses reaksi fisi (pembelahan inti) terjadi karena inti menyerap
suatu partikel. Inti yang mudah membelah adalah inti-inti berat menjadi dua atau lebih inti yang
lebih ringan disertai pemancaran energi dan partikel elementer.
Peluruhan ini disertai dengan memancarkan sinar beta dan gamma hingga terbentuk
isotop yang stabil. Akibatnya, reaksi fisi ini akan mengakibatkan reaksi berantai sehingga
menghasilkan energi besar. Reaksi fisi digunakan sebagai dasar pembuatan reaktor nuklir dan
bom atom. Energy yang dihasilkan disebut energi nuklir. Reaksi yang merupakan reaksi
pemecahan inti atom dengan pelepasan banyak energi disebut reaksi fisi nuklir. Fisi nuklir
membuktikan kebenaran bahwa materi dapat berubah menjadi energi.
Contoh: 92U235 + 0n1 → 56Ba144 + 36Kr89 + 30n1 + energi

 Reaksi Fusi (Reaksi Penggabungan Inti)


Reaksi fusi atau penggabungan adalah reaksi penggabungan antara dua atau lebih inti
ringan yang menghasilkan inti lebih berat, partikel elementer, dan pemancaran energi
Secara teoretis, reaksi fusi lebih menguntungkan daripada reaksi fisi. Hal ini disebabkan
energi yang dihasilkan pada reaksi fusi lebih besar daripada energi pada reaksi fisi. Inti atom
hasil reaksi fusi lebih stabil sehingga pancaran radioaktif dari bahaya radiasi yang ditimbulkan
dapat dihindari. Reaksi fusi terjadi pada bintang (Matahari) dan bom hidrogen.
Contoh: 1H2 + 1H3 → 2He4 + 0n1 + energi

 Reaksi Fusi dalam Bintang (Matahari)

10
Matahari adalah salah satu bintang yang merupakan sumber energi bumi. Energi yang
dihasilkan oleh matahari kemudian dipancarkan ke bumi merupakan hasil dari reaksi inti. Reaksi
inti yang terjadi dalam bintang termasuk Matahari merupakan reaksi fusi. Reaksi ini meliputi
beberapa jenis, antara lain daur proton-proton, daur karbon, dan reaksi temperatur tinggi. Reaksi
ini dibagi menjadi tiga, yaitu:
o Reaksi Fusi Daur Proton-Proton
Terjadi di matahari dan memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut:
 Reaksi pembentukan deuteron
1H
1
+ 1H1 → 1H2 + 1e0 + energi
 Reaksi pembentukan 2He3
1H
1
+ 1H2 → 2He3 + sinar gamma + energi
 Reaksi pembentukan inti helium
2He
3
+ 2He3 → 2He4 + 21H1 + energi

o Reaksi Fusi Daur Karbon


Hasil reaksi daur karbon meliputi sebuah partikel alfa, dua positron, dan empat proton
disertai pelepasan energi.

o Reaksi Fusi Temperatur Tinggi


Reaksi ini melibatkan tiga partikel dari inti karbon dengan melepas 7,5 MeV.

 Reaksi Fusi pada Bom Hidrogen


Reaksi fusi ini merupakan dasar pembuatan bom hidrogen (bom-H). Energi yang
dihasilkan bom hidrogen berasal dari pengurangan massa sebelum dan sesudah reaksi fusi (defek
massa).

G. Energi Nuklir
Energi nuklir adalah suatu energi yang tersimpan dalam atom. Energi ini keluar ketika
terjadi proses dalam reaksi nuklir. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa energi nuklir didapatkan
dari perubahan sejumlah massa inti atom ketika berubah menjadi inti atom yang lain dalam
reaksi nuklir. Contoh-contoh banda-banda yang memiliki energi nuklir diantaranya adalah:
1. Pembangkit listrik tenaga nuklir
2. Awan cendawan karena bom nuklir

Secara umum, energi nuklir ini dapat dihasilkan melalui dua macam mekanisme, yaitu
pembelahan inti atau reaksi fisi dan penggabungan beberapa inti melalui reaksi fusi. Fisi Nuklir
adalah sebuah inti berat yang ditumbuk oleh partikel (misalnya neutron) dapat membelah
menjadi dua inti yang lebih ringan dan beberapa partikel lain. Mekanisme yang semacam ini
disebut pembelahan inti atau fisi nuklir. Contoh reaksi fisi nuklir ini adalah uranium yang
ditumbuk (atau menyerap) neutron lambat yang akan menghasilkan neutron selain dua buah inti
atom yang lebih ringan. Neutron ini mampu menumbuk (diserap) kembali oleh inti uranium
untuk membentuk suatu reaksi fisi berikutnya. Mekanisme ini terus terjadi dalam waktu yang
11
sangat cepat membentuk reaksi berantai tak terkendali. Akibatnya, jika terjadi pelepasan energi
yang besar dalam waktu singkat maka akan sangat membahayakan jiwa manusia. Mekanisme ini
sebenarnya sering terjadi di dalam bom nuklir yang menghasilkan ledakan dahsyat. Jadi, reaksi
fisi dapat membentuk reaksi berantai yang tak terkendali serta memiliki potensi daya ledak
dahsyat dan dapat dibuat dalam bentuk bom nuklir.
Disisi lain pelepasan energi yang dihasilkan melalui reaksi fisi dapat digunakan untuk
hal-hal yang lebih bermanfaat lagi. Oleh sebab itu, reaksi berantai yang terjadi dalam reaksi fisi
ini harus dibuat lebih terkontrol lagi. Dalam mengontrol reaksi fisi ini maka diperlukan sebuah
reaktor nuklir. Reaksi berantai yang terkendali dapat dilakukan dalam reaktor yang terjamin
keamanannya dan energi yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk keperluan lebih berguna
lagi, misalnya untuk penelitian dan untuk membangkitkan listrik.

H. Deret Keradioaktifan
Deret radioaktif merupakan deret nuklida radioaktif. Pada deret ini setiap anggotanya
terbentuk dari hasil peluruhan nuklida sebelumnya. Deret akan berakhir dengan nuklida stabil.
Suatu unsur radioaktif (isotop radioaktif) selalu meluruh sehingga terbentuk unsur yang baru.
Unsur yang terbentuk masih juga bersifat radioaktif sehingga akan meluruh, demikian terus
akan terjadi sehingga akhirnya akan diperoleh hasil akhir terbentuk inti atom yang
stabil/mantap. Dari hasil inti-inti yang terbentuk yang bersifat radioaktif sampai diperoleh inti
atom yang stabil/mantap, ternyata serangkaian inti-inti atom yang terjadi memiliki nomor
massa yang membentuk suatu deret.
Misalnya isotop radioaktif 92U235 meluruh menjadi 90Th231 dengan memancarkan sinar α,
selanjutnya90Th231 meluruh menjadi 91Pa231 dengan memancarkan sinar β. Pemancaran sinar α
dan sinar β ini akan berlangsung terus hingga terbentuk inti atom yang stabil yaitu 82Pb207. Dari
serangkaian hasil-hasil inti selama peluruhan (92U235) sampai terbentuk inti atom yang stabil
(82Pb207) ternyata nomor massa inti yang terbentuk selalu merupakan kelipatan bilangan (4n + 3)
di mana n adalah bilangan bulat. Di mana peluruhan yang diawali oleh inti
induk 92U235 sehingga diperoleh inti atom akhir82Pb207 yang stabil disebut deret radioaktif (4n +
3) yang diberi nama deret Aktinium.
Karena dalam peluruhan radioaktif hanya pemancaran sinar α yang menyebabkan
terjadinya perubahan nomor massa inti, maka unsur radioaktif dalam peluruhannya dapat
digolongkan dalam 4 macam deret yaitu deret Thorium (4n), deret Neptonium (4n + 1), deret
Uranium(4n + 2) dan deret Aktinium (4n + 3). Di mana dari keempat deret tersebut tiga
merupakan deret radioaktif alami dan satu deret merupakan deret radioaktif buatan, yaitu deret
Neptonium.

Empat deret radioaktif alamiah, yaitu deret torium, neptunium, uranium, dan aktinium.

a. Deret Torium
Deret torium dimulai dari inti induk dan berakhir pada inti . Deret ini juga disebut
dengan deret 4n, sebab nomor massanya selalu kelipatan 4.

12
b. Deret Neptunium
Deret neptunium dimulai dari induk dan berakhir pada inti . Deret ini juga disebut deret
(4n +1), karena nomor massanya selalu dapat dinyatakan dalam bentuk 4n +1.

c. Deret Uranium
Deret uranium dimulai dari inti induk dan berakhir pada . Deret ini disebut juga deret
(4n +2), karena nomor massanya selalu dapat dinyatakan dalam bentuk 4n + 2.

d. Deret Aktinium
Deret aktinium dimulai dari inti induk U dan berakhir pada Pb. Deret ini juga disebut
deret (4n +3), sebab nomor massanya selalu dapat dinyatakan dalam bentuk 4n + 3.

Tabel Deret Radioaktif

I. Peluruhan Radioaktif
Peluruhan adalah perubahan spontan dari satu nuklida induk menjadi satu nuklida anak
yang bersifat radioaktif maupun yang tidak, dengan memancarkan sinar-sinar atau partikel-
partikel radioaktif.

 Laju peluruhan
Laju peluruhan adalah seberapa cepat suatu zat radioaktif meluruh. Laju peluruhan
menandakan keaktifan zat radioaktif, dengan berbanding lurus terhadap konstanta dan jumlah
nuklida radioaktif. Rumusnya:

 Waktu paruh

13
Berapakah waktu yang diperlukan suatu radioisotop untuk meluruh? Waktu meluruh
setiap radioisotop berbeda-beda, ada yang ribuan tahun, ada juga yang hanya membutuhkan
waktu beberapa detik. Istilah yang biasanya digunakan untuk menyatakan waktu yang diperlukan
suatu radioisotop untuk meluruh adalah waktu paruh. Waktu paruh didefinisikan sebagai waktu
yang dibutuhkan oleh suatu radioisotop untuk meluruh separuhnya. Waktu paruh suatu
radioisotop ditentukan dengan cara mengukur perubahan radiasi dari massa suatu radioisotop
selama periode tertentu. Perhatikanlah Gambar 4. berikut ini yang memperlihatkan waktu
paruh .

Gambar 4. Grafik Waktu terhadap Massa 90Sr.

Dengan mengetahui waktu paruh suatu radioisotop, kita dapat menentukan massa suatu
radioisotop setelah meluruh selama waktu tertentu. Kita juga dapat menentukan waktu paruh jika
mengetahui massa isotop sebelum dan setelah meluruh serta lama peluruhannya. Berikut ini
rumus yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan yang berkaitan dengan waktu paruh.

Keterangan:
Nt = banyaknya radioisotop yang tersisa setelah meluruh selama t satuan waktu
N0 = banyaknya radioisotop mula-mula
t = lamanya radioisotop meluruh
t= waktu paruh

 Umur rata-rata
Umur rata-rata adalah kebalikan dari peluang (hipotesis) untuk meluruh persatuan waktu.
Dengan rumus:

14
 Peluruhan inti
Dalam peluruhan inti inilah perhitungan radioaktif yang paling penting karena
menyebabkan perbedaan jumlah partikel sebelum dan sesudah reaksi peluruhan. Berikut rumus
peluruhan inti:

J. Kegunaan dan Dampak Zat Radioaktif


Pada saat meluruh, unsur radioaktif tersebut memancarkan radiasi berupa partikel dan
menghasilkan energi. Peluruhan unsur, pancaran radiasi, dan energi tersebutlah yang digunakan
dalam berbagai kegiatan di berbagai bidang.
Berikut ini beberapa contoh bidang kehidupan yang memanfaatkan sifat radioaktif.

 Pemanfaatan Radioisotop dalam Bidang Kesehatan


Dalam bidang kesehatan, radioisotop kebanyakan digunakan untuk terapi kanker dan
teknik pencitraan (penggambaran) organ tubuh. Radioisotop yang digunakan dalam bidang
kesehatan memiliki waktu paruh yang sangat pendek, mulai dari beberapa menit sampai dengan
beberapa hari saja. Di samping memiliki waktu paruh yang pendek, energinya juga rendah dan
diberikan dalam dosis yang sangat sedikit. Berbagai radioisotop yang digunakan, yaitu:

o 24Na, mendeteksi adanya gangguan peredaran darah.


o 59Fe, mengukur laju pembentukan sel darah merah.

o 11C, mengetahui metabolisme secara umum.

o 131I, mendeteksi kerusakan pada kelenjar tiroid.

o 32P, mendeteksi penyakit mata, liver, dan adanya tumor

15
Gambar 6. (a) Alat Tomografi Emisi Positron (PET).
Pasien disuntik dengan larutan yang diberi label senyawa
radioaktif yang dengan cepat bergerak ke otak. Inti radioaktif
dalam senyawa tersebut mengemisikan positron. (b) Alat PET
mengukur jumlah emisi positron dan menghasilkan gambar
dari otak secara tiga dimensi.

 Pemanfaatan Radioisotop dalam Bidang Perairan


Dalam bidang perairan, radioisotop bermanfaat untuk menentukan gerakan sedimen di
pelabuhan dan daerah pantai, melacak zat pencemar, menemukan kebocoran dam atau
bendungan, menentukan arah gerakan air tanah, menyelidiki hubungan antar sumur minyak,
menentukan debit air sungai, dan studi geotermal. Radioisotop yang sering digunakan
adalah iridium-192, aurum-198, dan scandium-46.

 Pemanfaatan Radioisotop dalam Bidang Peternakan


Salah satu pemanfaatan radioisotop dalam bidang peternakan adalah RIA (Radioimmuno
Assay), yaitu metode deteksi yang didasarkan pada interaksi antigen-antibodi. Antigen (hormon)
yang berlabel radioaktif dapat digunakan untuk mendeteksi kandungan hormon dalam sampel.
Isotop yang dapat digunakan untuk teknik RIA adalah H-3, C-14, dan I-125. Aplikasi RIA di
bidang peternakan bertujuan untuk mengukur konsentrasi hormon progesteron dalam sampel
serum darah atau susu.
Tujuan pengukuran progesteron ini adalah untuk mendeteksi pubertas ternak, mendeteksi
gejala birahi, diagnosis kehamilan dini, mendukung program inseminasi buatan (IB), dan
diagnosis kelainan reproduksi ternak. Dampak sosial ekonomi dari pengaplikasian teknik RIA
adalah penghematan pelayanan IB, hamil tepat waktu, produksi susu stabil, dan perbaikan
keturunan.

Beberapa contoh lain pemanfaatan radioisotop dalam bidang ini, yaitu:

o Mengkaji efisiensi pemanfaatan pakan untuk produksi ternak.


o Mengungkapkan informasi dasar kimia dan biologi maupun antikualitas pada pakan terna
k.
o 32P dan 35S, untuk pengukuran jumlah dan laju sintesis protein di dalam usus besar.
o 14C dan 3H, untuk pengukuran produksi serta proporsi asam lemak mudah
menguap di dalam usus besar.

 Pemanfaatan Radioisotop dalam Bidang Pertanian

16
Dalam bidang pertanian, radioisotop dapat digunakan dalam pembuatan bibit unggul,
penentuan waktu pemupukan yang tepat, dan pengendalian hama. Di Indonesia, berbagai
penelitian mengenai penggunaan radioisotop untuk membuat bibit unggul tanaman industri telah
dilakukan. Sejak 1982 hingga sekarang Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi BATAN
telah melepas 12 varietas padi unggul, 4 varietas kedelai unggul, dan 1 varietas kacang hijau
unggul.
Radioisotop nitrogen-15 dapat digunakan untuk penentuan waktu pemupukan yang tepat.
Pupuk yang mengandung N-15 dipantau dengan alat pencacah (pengukur radiasi). Ketika
pencacah tidak lagi mendeteksi radiasi, artinya pupuk telah terserap habis. Dari data tersebut
dapat diketahui jangka waktu pemupukan yang sesuai dengan usia tanaman.
Pengendalian hama menggunakan radioisotop dapat dilakukan dengan cara meradiasi sel
kelamin hama jantan sehingga mandul. Kemudian, hama tersebut dilepas kembali. Oleh karena
hama tersebut mandul, hama betina tidak dapat berkembang biak.

 Pemanfaatan Radioisotop dalam Bidang Arkeologi


Dalam bidang arkeologi, peluruhan radioisotop dimanfaatkan untuk mengukur usia fosil.
Pengukuran ini didasarkan pada peluruhan isotop karbon-14 yang memiliki waktu paruh 5.730
tahun. Bagaimana peluruhan isotop karbon-14 ini dapat dimanfaatkan untuk menentukan usia
batuan? Ketika sinar kosmik yang berenergi tinggi (mengandung partikel neutron) memasuki
lapisan atmosfer, partikel neutron akan bereaksi dengan isotop nitrogen-14 menghasilkan isotop
karbon-14.

Isotop karbon-14 tersebut kemudian bereaksi dengan unsur-unsur kimia lainnya


membentuk senyawa yang dikonsumsi makhluk hidup. Selama makhluk hidup tersebut
hidup, jumlah karbon-14 di dalam tubuhnya tetap. Akan tetapi, ketika makhluk hidup
tersebut meninggal, jumlah karbon-14 yang terkandung dalam makhluk hidup akan meluruh.
Dengan mengukur jumlah karbon-14 yang meluruh, kita dapat menduga usia fosil tersebut.

 Pemanfaatan Radioisotop dalam Bidang Industri:


o Industri makanan, sinar gamma untuk mengawetkan makanan,
o Industri metalurgi, digunakan untuk mendeteksi rongga udara pada besi cor, mendeteksi s
ambungan pipa saluran air, keretakan pada pesawat terbang, dan lain-lain.
o Industri kertas, mengukur ketebalan kertas.
o Industri otomotif, mempelajari pengaruh oli dan aditif pada mesin selama mesin bekerja.

 Pemanfaatan Radioisotop dalam Bidang Hidrologi:

17
o 24Na dan 131I, digunakan untuk mengetahui kecepatan aliran air sungai.
o Menyelidiki kebocoran pipa air bawah tanah.
o 14C dan 13C, menentukan umur dan asal air tanah.

 Pemanfaatan Radioisotop dalam Bidang Biologi:


o Menentukan kecepatan pembentukan senyawa pada proses fotosintesis menggunakan
radioisotop C-14
o Meneliti gerakan air di dalam batang tanaman
o Mengetahui ATP sebagai penyimpan energi dalam tubuh menggunakan radioisotop 38F

Sedangkan dampak negatif dari radiasi zat radioaktif, antara lain:

 Dampak Radiasi
Radiasi yang dihasilkan dari peluruhan radioisotop berbahaya bagi kesehatan manusia.
Radiasi dapat mempercepat pembelahan sel tubuh. Efek radiasi terhadap tubuh manusia ini
dipengaruhi oleh banyaknya radiasi, jenis radiasi, dan lama penyinaran. Semakin banyak dan
semakin lama radiasi yang diterima oleh tubuh, semakin besar pula dampak yang diterima tubuh. Di
antara 3 radiasi alfa, beta, dan gama, radiasi sinar gama yang paling berbahaya. Ini disebabkan oleh
kemampuan sinar gamma yang dapat menembus kulit, sel, tulang, dan tubuh bagian dalam.
Perhatikan Gambar 10.

Gambar 10. Kemampuan menembus relatif


dari radiasi sinar alfa, beta, dan gamma.

Untuk menjaga agar penggunaan radioisotop tidak berbahaya, perlu adanya petunjuk
mengenai dosis radiasi yang boleh masuk ke dalam tubuh. Dalam hal ini, para peneliti terus-
menerus melakukan penelitian.

b. Dampak Reaksi Berantai yang Tidak Terkendali


Jika dapat dikendalikan, reaksi berantai dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik.
Bagaimana jika tidak dikendalikan? Jika ini yang terjadi, tragedi kemanusiaan yang akan
muncul. Reaksi berantai yang tidak terkendali mampu menghasilkan energi yang sangat besar
dalam waktu singkat. Anda tentu mengetahui peristiwa pengeboman kota Hiroshima

18
dan Nagasaki pada 1945 oleh Amerika Serikat. Pada Perang Dunia II (PD II) tersebut, tentara
Amerika Serikat menjatuhkan bom atom ke dua kota di Jepang. Ribuan orang tewas seketika
hanya dalam hitungan detik. Bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat tersebut dibuat dengan
menggunakan prinsip reaksi berantai yang tidak terkendali.

K. Latihan Soal

o Suatu radioisotop memiliki massa 8 mg. Setelah beberapa hari, massanya


berkurang menjadi 2 mg. Jika waktu paruh radioisotop tersebut 20 hari, telah berapa
lamakah radioisotop tersebut meluruh?

Diketahui :
Nt = 2 mg
No = 8 mg
t 1/2 = 20 hari

Ditanya: waktu peluruhan: ?

Jawab:

n=2

19
t = n . t1/2 = 2 x 20 = 40

Jadi, radioisotop tersebut telah meluruh selama 40 hari.

KESIMPULAN

Zat radioaktif adalah zat yang mengandung inti tidak stabil. Jenis-jenis zat ini dibedakan
menjadi sinar alfa, sinar beta, dan sinar gamma. Banyak kegunaan maupun dampak dari zat
radioaktif. Salah satu kegunaannya yaitu sebagai pendeteksi beberapa gangguan tubuh dalam
bidang kedokteran. Sedangkan dampaknya yaitu menyebabkan pencemaran lingkungan. Limbah
zat radioaktif sebaiknya dikelola sedemikian rupa agar tidak membahayakan makhluk hidup dan
lingkungannya.

20
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kholis. (2012, 23 November). Kimia Inti. Diperoleh 9 Oktober 2016, dari
http://abdulkholiskimia.blogspot.co.id/2012/11/kimia-inti_23.html?m=1

Oktafiana Oka. (2012, 28 Desember). Unsur-Unsur Radioaktif. Diperoleh 9 Oktober, dari


http://oktafianaoka.blogspot.co.id/2012/12/radioaktif.html?m=1

Sudarmo, Unggul. 2007. KIMIA UNTUK SMA KELAS XII. Surakarta: PHIBETA.

Rahayu, Imam. 2009. Praktis Belajar Kimia untuk Kelas XII Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, p. 194.

21

Anda mungkin juga menyukai

  • Permohonan
    Permohonan
    Dokumen7 halaman
    Permohonan
    Lalu Muh Agri Yusna
    Belum ada peringkat
  • 12
    12
    Dokumen21 halaman
    12
    ratni ayu
    Belum ada peringkat
  • Soal-Jawab OSK 2019 Fisika
    Soal-Jawab OSK 2019 Fisika
    Dokumen7 halaman
    Soal-Jawab OSK 2019 Fisika
    Lalu Muh Agri Yusna
    Belum ada peringkat
  • 565 1929 1 PB
    565 1929 1 PB
    Dokumen9 halaman
    565 1929 1 PB
    Lalu Muh Agri Yusna
    Belum ada peringkat
  • Jawaban Pertanyaan Telaah
    Jawaban Pertanyaan Telaah
    Dokumen2 halaman
    Jawaban Pertanyaan Telaah
    Sintya Asiah
    87% (15)
  • 059 - Undangan Dosen
    059 - Undangan Dosen
    Dokumen3 halaman
    059 - Undangan Dosen
    Lalu Muh Agri Yusna
    Belum ada peringkat
  • Daftar Coas Fisika 2019-2
    Daftar Coas Fisika 2019-2
    Dokumen2 halaman
    Daftar Coas Fisika 2019-2
    Lalu Muh Agri Yusna
    Belum ada peringkat
  • PBM-ALAT
    PBM-ALAT
    Dokumen8 halaman
    PBM-ALAT
    Lalu Muh Agri Yusna
    Belum ada peringkat
  • Permohonan
    Permohonan
    Dokumen7 halaman
    Permohonan
    Lalu Muh Agri Yusna
    Belum ada peringkat
  • LKPD2
    LKPD2
    Dokumen2 halaman
    LKPD2
    Lalu Muh Agri Yusna
    Belum ada peringkat
  • Permohonan
    Permohonan
    Dokumen1 halaman
    Permohonan
    Lalu Muh Agri Yusna
    Belum ada peringkat
  • Jawaban Pertanyaan Telaah
    Jawaban Pertanyaan Telaah
    Dokumen2 halaman
    Jawaban Pertanyaan Telaah
    Sintya Asiah
    87% (15)
  • Agri
    Agri
    Dokumen1 halaman
    Agri
    Lalu Muh Agri Yusna
    Belum ada peringkat
  • Fix Indo
    Fix Indo
    Dokumen6 halaman
    Fix Indo
    Lalu Muh Agri Yusna
    Belum ada peringkat
  • Tugas Rumah
    Tugas Rumah
    Dokumen2 halaman
    Tugas Rumah
    Lalu Muh Agri Yusna
    Belum ada peringkat
  • Makalah Kimia Zat Radioaktif Disusun Ole
    Makalah Kimia Zat Radioaktif Disusun Ole
    Dokumen16 halaman
    Makalah Kimia Zat Radioaktif Disusun Ole
    Lalu Muh Agri Yusna
    Belum ada peringkat
  • Percobaan Vi
    Percobaan Vi
    Dokumen11 halaman
    Percobaan Vi
    Lalu Muh Agri Yusna
    Belum ada peringkat
  • RPP Agri
    RPP Agri
    Dokumen103 halaman
    RPP Agri
    Lalu Muh Agri Yusna
    Belum ada peringkat
  • Percobaan Vi
    Percobaan Vi
    Dokumen11 halaman
    Percobaan Vi
    Lalu Muh Agri Yusna
    Belum ada peringkat
  • Percobaan Vi
    Percobaan Vi
    Dokumen11 halaman
    Percobaan Vi
    Lalu Muh Agri Yusna
    Belum ada peringkat
  • Sambutan Pembukaan
    Sambutan Pembukaan
    Dokumen5 halaman
    Sambutan Pembukaan
    ImamMahmudi
    Belum ada peringkat
  • SKD Sulut
    SKD Sulut
    Dokumen39 halaman
    SKD Sulut
    Rahmat Fadlan
    Belum ada peringkat
  • Percobaan Vi
    Percobaan Vi
    Dokumen7 halaman
    Percobaan Vi
    Lalu Muh Agri Yusna
    Belum ada peringkat
  • ID Pembelajaran Fisika Dengan Memanfaatkan
    ID Pembelajaran Fisika Dengan Memanfaatkan
    Dokumen6 halaman
    ID Pembelajaran Fisika Dengan Memanfaatkan
    Lalu Muh Agri Yusna
    Belum ada peringkat
  • Percobaan Vi
    Percobaan Vi
    Dokumen7 halaman
    Percobaan Vi
    Lalu Muh Agri Yusna
    Belum ada peringkat
  • Diktat Rangkaian Ac 1
    Diktat Rangkaian Ac 1
    Dokumen42 halaman
    Diktat Rangkaian Ac 1
    Marthinus Pasangallo
    Belum ada peringkat
  • Artikel Penguat Emitor Ditanahkan
    Artikel Penguat Emitor Ditanahkan
    Dokumen4 halaman
    Artikel Penguat Emitor Ditanahkan
    Lalu Muh Agri Yusna
    Belum ada peringkat
  • BP Agri
    BP Agri
    Dokumen4 halaman
    BP Agri
    Lalu Muh Agri Yusna
    Belum ada peringkat