METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
bertumpu pada asumsi dasar bahwa teks sastra selalu menyajikan peristiwa
membuat dirinya merasa sendiri, tidak memiliki banyak teman, hidup tidak
tenang, penderita phobia sosial ini akan merasa takut jika berbicara di depan
banyak orang. Phobia sosial ini banyak terjadi dikalangan remaja, dimana
seseorang tidak memiliki teman, dimana seseorang tidak bisa bergaul dengan
biasanya, penderita ini akan merasa nyaman sendiri. Memang penderita ini
penelitian Amir, Foa, dan Coles megatakan bahwa phobia sosial ada karena
adanya acara sosial eksternal dalam mode yang berlebihan negatif. Jadi phobia
dengan banyak orang, sehingga hubungan itu mendapat hal yang lebih kearah
negatif.
sosial ini yaitu Bruch, Heimburg, Berger & Collins, 1989; Mellings & Alden
Jadi phobia sosial ini berdampak dalam diri sendiri, mereka akan takut
untuk bergaul dan berbicara dengan orang yang tidak mereka kenal, ataupun
menghindar dari kawasan yang banyak orang dan memilih untuk sendiri.
B. Teknik Penelitian
(Hanum, 2012:33)
Kuantitatif Kualitatif
Mengukur fakta-fakta objektif Mengkonstruksikan realitas dan makna kultural
Fokus pada variabel-variabel Fokus pada proses dan peristiwa secara interaktif
Reliabilitas adalah kunci Otentisitas adalah kunci
Bebas nilai Hadirnya nilai secara eksplisit
Bebas dari konteks Dibatasi situasi
Banyak kasus dan subjek Sedikit kasus dan subjek
Analisis statistik Analisis tematik
Peneliti terpisah Peneliti terlibat
1. Latar alamiah sebagai sumber data, dan peneliti sebagai instrument kunci.
faktor yaitu latar belakang phobia sosial itu bisa terjadi didalam diri
seseorang.
terdiri dari sistem tanda yang berpengaruh dan berkaitan dengan yang lain
dan tidak ada patut diremehkan. Pendeskripsian segala macam system tanda
3. Pendekatan pada proses atau prosedur dan bukan pada hasil penelitian.
Bentuk dan wujud hasil penelitian sangat ditentukan oleh proses penelitian
itu sendiri sehingga para peneliti yang berhasil harus bekerja keras dan
yang ditemukan.
merupakan suatu hal yang mendukung topik dari penelitian ini. Faktor
menderitanya.
berasal dari para ahli maupun dari orang-orang atau pendapat yang bersumber
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi yaitu dari 40 orang yang
memiliki phobia sosial akan diambil 10 orang sebagai sampel untuk penelitian
ini.
D. Instrumen Penelitian
sendiri sebagai instrument utama, dan dibantu dengan tabel kerja sebagai
berikut:
Tabel 1
SAMA
SEKALI
Phobia sosial
mengganggu psikologi
seseorang dalam
kehidupan sehari-
harinya
E. Teknik Pencatatan Data (ambil dari buku-buku)
menyimpulkan;
catatan;
75-76)
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
mendapatkan data yang valid, dan bisa membantu bahwa, mencari sumber lain,
yang diperoleh dari sumber lain. Data yang sudah ada akan dilakukan pemilahan
data yang sama dan data yang berbeda untuk analisis lebih lanjut, seperti
kesehariannya.
BAB IV
sosial
muncul dari dirinya sendiri, yang bisa dilihat atau dinilai dari orang lain
seperti hal yang mungkin paling terlihat yaitu mereka senang untuk sendiri,
perasaan atau ekspresi takut untuk atau saat mereka berkomunikasi dengan
orang lain disekitarnya. Ada hal lainnya juga seperti penderita phobia sosial
ini memiliki sifat yang mungkin tidak terlalu terlihat ole banyak orang
disaat dia ketakutan menghadapi banyak orang atau disaat penderita sedang
berbicara sendiri untuk orang banyak, penderita ini akan bisa mengalami
keringatan, dan bisa saja penderita menangis karena ketakutan. Inilah hal-
sosial ini seperti pergi ke dokter psikolog untuk mendapatkan terapi. Terapi
yang rutin akan membantu para penderita ini bisa sembuh atau mengurangi
rasa ketakutannya terhadap orang-orang sekitarnya. Mungkin ada obat, obat
merasa tenang.
Phobia sosial tentu ada yang mengganggu ada juga sebagian yang
mereka sendiri, tidak ingin ada teman ataupun orang lain. Bagi penderita ini
bahan ejekan karena sifat bagi penderita ini terlihat aneh oleh orang-orang
mereka menjadi seseorang yang takut akan kehidupan sosial, ada juga yang
SAMA
SEKALI
kehidupan sehari-harinya
Phobia sosial
mengganggu psikologi
seseorang dalam
kehidupan sehari-
harinya
kehidupan sehari-hari bagi penderita phobia sosial 50:50 yaitu sangat mengganggu
dan biasa saja. Dari wawancara atau penelitian yang dilakukan penulis
karena penderita ini sebenarnya ingin juga memiliki teman dan ingin berani untuk
berbicara dengan orang banyak disekitarnya ataupun tidak menyendiri, dan karena
pemikiran mereka sendiri karena mereka tidak tahu apa yang harus mereka
perbuat, dan penderita ini bisa merasa tertekan setiap harinya mereka, setiap
mereka melihat banyak orang yang memiliki teman yang tidak sendirian. Untuk
data yang didapatkan berpendapat biasa saja, tidak terlalu mengganggu memiliki
alasan bahwa penderita ini mungkin memang memiliki trauma, sehingga penderita
akan lebih nyaman sendiri karena mereka tidak mau mengambil resiko yang akan
PENUTUP
A. Kesimpulan
sosial bisa saja membahayakan dirinya atau jiwa atau psikologis seseorang itu
karena didapatkan bahwa ada penderita yang tidak menginginkan diri mereka
seperti itu, tapi penderita ini takut untuk merubah dirinya dan menghilangkan
phobia ini karena dia tidak tahu apa yang harus dia perbuat, dan akan
dan mencari solusi sendiri. Ada sebagian penderita juga yang merasa nyaman
dengan apa yang ada dalam dirinya yaitu phobia ini, penderita ini memang
merasa takut dengan banyak orang tapi mereka akan merasa nyaman untuk
seperti melakukan terapi yang rutin dan konsultasi kepada ahli psikolog atau
counselor.
B. Saran
Phobia sosial mungkin dikenal hal yang biasa, karena dalam kehidupan
ini kita memang sadar bahwa banyak sekali orang atau bahkan teman yang ada
di lingkungan kita terlihat sendirian dan seperti memiliki phobia sosial ini.
Penulis menyarankan bahwa bagi penderita sosial harus dibawa atau di tangani
oleh para ahli seperti ahli psikolog untuk mendapatkan solusi yang tepat dalam
memperlakukan penderita phobia sosial ini dengan tidak benar sebagai bahan