ID Analisis Daya Saing Komoditi Ekspor Ungg PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS DAYA SAING KOMODITI EKSPOR UNGGULAN

INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL

Farid Ustriaji
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
PT. Bank Mandiri Tbk.
fariedustriaji@gmail.com

ABSTRACT
Research aimed to investigate the growth, contribution, and also the
competitiveness of excellent commodity exports comprising textile and textile-
based products, electronics, rubber, rubber-palmed products and oil-palmed
products, forest products, footwear, automotive, shrimp, cocoa, and coffee. In
fact, this research revealed that: Some of those commodity exports exhibited the
significant increase: The oil-palmed products were the most greatly contributive
amongst commodity exports of which accumulation achieved first and total of
exports reached during 2010-2014: The RCA formulation of oil-palmed products,
footwear, cacao, coffee, rubber, and textile in 2010-2014 commodity exports had
excellent competitiveness throughout international world.
Keywords: Competitiveness, Growth, Contribution, Exports

ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tentang pertumbuhan, kontribusi serta
daya saing dari komoditi unggulan Indonesia yang terdiri dari tekstil dan produk
tekstil (TPT), elektronik, karet dan produk karet,sawit dan produk sawit, produk
hasil hutan, alas kaki,otomotif, udang, kakao, dan kopi. Hasil penelitian
menunjukkan: Pada komoditi unggulan Indonesia dari beberapa komoditi tersebut
mengalami kenaikan pertumbuhan yang cukup signifikan. Penyumbang kontribusi
terbesar dari komoditi unggulan tersebut ada pada komoditi sawit yang mencapai
peringkat pertama dengan nilai total ekspor tahun 2010-2014. Dari perhitungan
RCA menunjukan bahwa industri sawit, hasil hutan, alas kaki, kakao, kopi, karet,
dan tekstil pada tahun 2010-2014 memiliki daya saing diatas daya saing rata-rata
dunia.
Kata Kunci: daya saing, pertumbuhan, kontribusi, ekspor.

PENDAHULUAN dan impor, terutama ekspor. Negara


Pasca revolusi di Inggris abad maju seperti Inggris, Perancis,
19 telah mendorong pusut pusat Jerman dan negara maju lainya
industri baru di berbagai penjuru mengalami pertumbuhan ekonomi
dunia yang kemudian di sebut yang pesat karena pertumbuhan
sebagai “dunia peradaban baru” atau ekonominya berstandart pada
“region of recent settlement” pada aktivitas perdagangan terutama
peradaban dunia baru tersebut sangat ekspor. Hal ini menunjukan bahwa
di pengaruhi oleh aktivitas ekspor ekspor merupakan kegiatan
Analisis Daya Saing Komoditi Ekspor……….(Farid Ustriaji)

perdagagan internasional yang telah negeri. Pengertian ekspor menurut


menjadi mesin pertumbuhan bagi Keputusan Menteri Perindustrian dan
negara berkembang, dengan kegiatan Perdagangan Nomor
ekspor negara berkembang dapat 182/MPP/Kep/4/1998 tentang
meningkatkan devisa sehingga akan Ketentuan Umum di Bidang Ekspor,
meningkatkan kaekayaan atau menyatakan bahwa ekspor adalah
pendapatan negara, secara tidak kegiatan mengeluarkan barang dan
langsung juga dapat meningkatkan jasa dari daerah kepabeanan suatu
pendapatkan perkapita (the ekspor let negara. Adapun daerah kepabeanan
growh hypothesis).(Soekarwati;1991) sendiri didefinisikan sebagai wilayah
Pada perdagangan bebas Republik Indonesia yang meliputi
negara yang memiliki daya saing wilayah darat, perairan dan ruang
paling tinggi adalah sebagai negara udara diatasnya, serta tempat-tempat
pemenang, yang artinya negara tertentu di zona ekonomi eksklusif
tersebut juga menikmati keuntungan dan landas kontinen yang
yang optimal dari perdagangan didalamnya berlaku Undang-Undang
bebas, sedangkan untuk negara yang No.10 tahun 1995 tentang
kurang atau gagal dalam melakukan Kepabeanan.(Hirman Hamidi,2007)
daya saing akan sulit memiliki Daya saing juga
keuntungan dalam perdagangan mengindikasikan terjadinya
bebas dan hanya cenderung menjadi penguatan perekonomian domestik
pasar bagi Negara lain saja. dengan orientasi dan daya saing
Ekspor dapat diartikan global. Secara makro, teori
sebagai kegiatan yang menyangkut globalisasi ekonomi dapat diartikan
produksi barang dan jasa yang sebagai sebuah teori yang didasarkan
diproduksi disuatu negara untuk atas asumsi perdagangan bebas/pasar
dikonsumsikan di luar batas negara bebas di seluruh dunia, tanpa adanya
tersebut. Lebih jelasnya hambatan baik dalam bentuk tarif
menambahkan bahwa ekspor atau non tarif. Namun secara mikro,
merupakan kelebihan produksi dalam globalisasi ekonomi dapat diartikan
negeri yang kemudian kelebihan sebagai sebuah inisiatif bisnis yang
produksi tersebut dipasarkan di luar didasarkan atas kepercayaan bahwa

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 150


Analisis Daya Saing Komoditi Ekspor……….(Farid Ustriaji)

dunia telah menjadi sedemikian penciptaan kesempatan kerja baru


homogen, seiring dengan makin karena semakin bertambahnya
mengaburnya perbedaan nyata antar jumlah penduduk. (Ratna
pasar domestik. Tentang kerja sama Kurnia.2012). Keunggulan
regional. mengemukakan bahwa kompetitif adalah keunggulan yang
kerja sama ekonomi dan keuangan, dimiliki oleh suatu Negara atau
khususnya di bidang perdagangan bangsa untuk dapat bersaing di pasar
internasional, saat ini mengarah pada internasional. dalam persaingan
pembentukan kerja sama guna global saat ini suatu bangsa atau
mewujudkan integrasi ekonomi dan Negara memiliki competitive
keuangan secara regional. (Ade advantage of nation dapat bersaing
Komarudin,2015). Daya saing di pasar internasional bila memiliki
diidentikkan dengan produktivitas empat faktor penentu dan dua faktor
dimana tingkat output yang pendukung, empat faktor utama yang
dihasilkan untuk setiap unit input menentukan daya saing suatu
yang digunakan. (Michael E porter. komoditi adalah kondisi faktor
2007). daya saing merupakan (factor condition), kondisi
kemampuan suatu produsen untuk permintaan (demand condition),
memproduksi suatu komoditi dengan industry terkait dan industri
biaya yang cukup rendah sehingga pendukung yang kompetitif (firm
harga-harga yang terjadi di pasar strategy,structure, and rivalry). Ada
internasional kegiatan produksi dua faktor yang mempengaruhi
tersebut menguntungkan. interaksi antara keempat faktor
(Febriyanthi. 2008). Pertumbuhan tersebut yaitu faktor kesepatan
ekonomi merupakan masalah (change event) dan faktor
perekonomian jangka panjang dan pemerintahan (government). Secara
menjadi kenyataan yang selalu bersama-sama faktor ini membentuk
dialami oleh suatu bangsa. Ditinjau sistem dalam peningkatan
dari sudut ekonomi, perkembangan keunggulan daya saing tersebut
ekonomi menimbukan dua efek Porters Diamon’s Theory.(Hendra
penting, yaitu kemakmuran atau taraf Rakhmawan,2009) Hukum
hidup masyarakat meningkat dan keunggulan komparatif pertama kali

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 151


Analisis Daya Saing Komoditi Ekspor……….(Farid Ustriaji)

dijelaskan dalam buku yang TPT memiliki pasar utama


diterbitkan oleh David Ricardo yang ekspor yang masih prospektif seperti
berjudul Principles of Political Amerika, Eropa, Timur Tengah, dan
Economy and Taxation pada tahun Asean. Sedangkan komoditi alas kaki
1817. Menurut tingkat keunggulan seperti sepatu ditargetkan meningkat
komparatif tersebut meskipun suatu di atas 20 persen karena adanya
Negara mengalami kerugian atau relokasi 2 pabrik di Purwakarta dan
ketidak unggulan absolut untuk Tangerang serta turnover Indonesia
memproduksi dua komoditi jika di lebih rendah dibandingkan China.
bandingkan dengan negara lain, Untuk sektor otomotif di targetkan
namun perdagangan yang masih meningkat 10 persen karena industry
menguntungkan masih dapat otomotif terus tumbuh. Kertas juga di
berlangsung. Negara Indonesia yang targetkan terus tumbuh karena
baru baru ini yang mengalami adanya pencabutan tariff bea masuk
peningkatan devisa karena anti dumping di Korea Selatan,
mengalami peningkatan dari kegiatan Indonesia menguasai 20-25 persen di
perdagangan luar negeri terutama pangsa pasar Korea Selatan.
ekspor, dan setelah diamati Indonesia Sedangkan biji kakao meningkat 22
memiliki 10 komoditi ekspor persen dan kakao olahan meningkat
unggulan yang sangat memberikan 61 persen. Meningkatnya target
potensi peningkatan devisa negara ekspor kakao olahan disebabkan oleh
yang diharapkan 10 komodi meningkatnya kapasitas produksi
unggulan tersebut memiliki daya kakao olahan dari 180 ton meningkat
saing yang kuat dari negara lainya. hingga 280 ton, dan di harapkan pada
10 komoditii unggulan tersebut di setiap komoditi unggulan di
klarifikasikan oleh Disperindag Indonesia memiliki daya saing yang
diantaranya adalah tekstil dan produk kuat di era perdagangan luar negeri,
tekstil (TPT), elektronik, karet dan sehingga dapat meningkatkan
produk karet, sawit dan produk pendapatan negara dan dapat
sawit, produk hasil hutan, alas kaki, bersaing keras di kancah pasar
otomotif, udang, kakao, dan kopi. internasional. Tujuan dari penelitian
ini adalah: 1) untuk mengetahui

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 152


Analisis Daya Saing Komoditi Ekspor……….(Farid Ustriaji)

tingkat pertumbuhan 10 komoditi


unggulan Indonesia di pasar
Dimana
internasional. 2) untuk mengetahui
= Pertumbuhan ekspor
seberapa besar kontribusi yang di
Xt = Ekspor h/priode t
berikan dari 10 macam komoditi
X(t-1) = Ekspor h tahun sebelumnya.
unggulan tersebut. 3) untuk
Analisis Kontribusi
mengetahui tingkat daya saing dari
Analisis kontribusi bertujuan
10 komoditi unggulan Indonesia di
untuk mengetahui seberapa besar
pasar internasional.
perananan ekspor komoditi i
METODE PENELITIAN terhadap total 10 ekspor unggulan di
Lokasi penelitian ini adalah Indonesia, yaitu dengan
pada wilayah Indonesia yang menggunakan rumus:
memproduksi dari 10 kriteria
komoditi unggulan indonesia. Jenis RCA (Revealed Comparative
penelitian ini adalah penelitian Advantage)
kuantitatif yaitu jenis penelitian yang Tingkat daya saing komoditas
bertujuan untuk menjelaskan sesuatu ekspor suatu negara atau industri
dan mendeskripsikan hasil analisis dapat dianalisis dengan berbagai
yang telah di hitung. Data yang macam metode atau diukur dengan
dianalisis dalam penelitian ini adalah sejumlah indikator. Salah satu
data sekunder yang bersifat diantaranya adalah Revealed
kuantitatif yang di kutip dari data Comparative Advantage (RCA).
internasional yaitu ICT
(International Trade Center) dalam
lima tahun pada tahun 2010-2014. C = Angka RCA
= nilai ekspor komoditi i
Analisis Data
Analisis Pertumbuhan Indonesia tahun t

Adapun rumus analisis = nilai ekspor seluruh komoditi

pertumbuhan yang digunakan Indonesia tahun t

sebagai berikut: = nilai ekspor komoditi i dunia


tahun t

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 153


Analisis Daya Saing Komoditi Ekspor……….(Farid Ustriaji)

= nilai ekspor komoditi dunia elektronik pada tahun 2011 sebesar


tahun t 13% yang kemudian meningkat
Jika nilai indeks RCA dari menjadi 16% pada tahun 2012, dan
suatu negara untuk komoditas turun drastis menjadi 0% di tahun
tertentu lebih besar dari 1, berarti 2013 yang meningkat kembali
negara yang bersangkutan sebesar 4% di tahun 2014.
mempunyai keunggulan komparatif Pertumbuhan komoditi karet dan
di atas rata-rata dunia dalam produk karet dapat di lihat dari tahun
komoditas tersebut. Sebaliknya, bila 2010-2014 mengalami fluktuasi pada
lebih kecil dari 1 berarti keunggulan nilai ekspor. Dimana pertumbuhan
komparatifnya untuk komoditas pada tahun 2011 sebesar 46%, turun
tersebut rendah atau di bawah rata- di tahun 2012 sebesar -23%, yang
rata dunia. (Haris Munandar dan kemudian meningkat menjadi -8%,
Faisal Basri,2010) dan menurun kembali di tahun 2014
sebesar 18%. Pertumbuhan komoditi
PEMBAHASAN
Sawit dapat di lihat dari tahun 2010-
Pertumbuhan komoditi tekstil
2014 mengalami fluktuatif pada nilai
dan produk tekstil dapat di lihat dari
ekspor. Yang pada tahun 2011
tahun 2010-2014 mengalami
pertumbuhan sawit sebesar 28%,
fluktuasi nilai ekspor. Dimana
menurun sebesar 2% di tahun 2012,
pertumbuhan ekspor tertinggi pada
menurun kembali mejadi -10% di
tahun 2011 dengan persentase
tahun 2013, dan meningkat kembali
sebesar 17%, menurun di tahun 2012
di tahun 2014 sebesar 10%.
dengan persentase -5%, mengalami
Pertumbuhan komoditi Produk Hasil
kenaikan di tahun 2013 dengan
Hutan dapat di lihat dari tahun 2010-
persentase 3%, mengalami
2014 mengalami fluktuasi pada nilai
penurunan terendah di tahun 2014
ekspor. Pertumbuhan produk hasil
dengan persentase 1%. Pertumbuhan
hutan pada tahun 2011 sebesar 6%,
komoditi elektronik dapat di lihat
yang turun menjadi -2% pada tahun
dari tahun 2010-2014 mengalami
2012, meningkat kembali di tahun
peningkatan yang signifikan pada
2013 sebesar 3%, dan pada tahun
nilai ekspor. Pertumbuhan komoditi
2014 sebesar 3%. Pertumbuhan

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 154


Analisis Daya Saing Komoditi Ekspor……….(Farid Ustriaji)

komoditi Alas Kaki dapat di lihat nilai ekspor. Pertumbuhan kakao


dari tahun 2010-2014 mengalami pada tahun 2011 sebesar 18%,
peningkatan nilai ekspor. menurun di tahun 2012 sebesar 22%,
Pertumbuhan alas kaki di tahun 2011 mengalami peningkatan di tahun
sebesar 32%, yang mengalami 2013 sebesar 9%, dan penurunan
penurunan menjadi 7% di tahun pertumbuhan sebesar 8% di tahun
2012, meningkat di tahun 2013 2014. Pertumbuhan komoditi kopi
sebesar 10%, dan pada tahun 2014 dapat di lihat dari tahun 2010-2014
menurun sebesar 6%. Pertumbuhan mengalami fluktuatif pada nilai
komoditi Otomotif dapat di lihat dari ekspor. Pertumbuhan kopi pada
tahun 2010-2012 mengalami tahun 2011 sebesar 27%, yang
fluktuasi pada nilai ekspor. mengalami menurunan sebesar 21%
Pertumbuhan otomotif pada tahun pada tahun 2012, mengalami
2011 sebesar 15%, meningkat pada penurunan pertumbuhan kembali di
tahun 2012 sebesar 24%, menurun di tahun 2013 sebesar -6%, dan terus
tahun 2013 sebesar -4%, dan mengalami penurunan sebesar -11%
meningkat kembali untuk pada tahun 2014.
pertumbuhan di tahun 2014 sebesar Analisis Kontribusi
6%. Pertumbuhan komoditi udang Berikut adalah nilai kontribusi
dapat di lihat dari tahun 2010-2012 yang di berikan dari 10 komoditi
cenderung mengalami fluktuasi pada unggulan Indonesia dari tahun 2010-
nilai ekspor. Pertumbuhan udang 2014, dari data di atas dapat di lihat
pada tahun 2011 sebesar 25%, yang hasil persentase kontribusi dan rata-
mengalami tenurunan pertumbuhan rata setiap komoditi dari tahun 2010-
yang sangat drastis di tahun 2012 2014. dari masing-masing komoditi,
sebesar 100%, meningkat di tahun pada tingkat pertama adalah
2013 sebesar -1%, dan meningkat komoditi sawit yang rata-rata selama
kembali di tahun 2014 sebesar 7% 2010-2014 mencapai 28%, urutan
untuk pertumbuhan udang. kedua komoditi karet dengan rata-
Pertumbuhan komoditi kakao dapat rata 21%, urutan ketiga komoditi
di lihat dari tahun 2010-2013 Produk Hasil Hutan dengan rata-rata
cenderung mengalami fluktuasi pada sebesar 15% dengan total ekspor

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 155


Analisis Daya Saing Komoditi Ekspor……….(Farid Ustriaji)

US$ 45.742.559, urutan keempat dengan total ekspor US$6.438.385,


adalah komoditi tekstil dan produk urutan ke delapan pada komoditi
tekstil dengan rata-rata 15% dengan kopi rata-rata sebesar 2% dengan
total ekspor US$ 44.126.897, urutan total ekspor US$ 5.314.154, urutan
kelima pada komoditi otomotif rata- kesembilan pada komoditi elektronik
rata sebesar 9% dengan total ekspor rata-rata sebesar 1% dengan total
US$ 26.615.151, urutan keenam ekspor US$ 3.449.909, dan urutan
pada komoditi Alas Kaki rata-rata kesepuluh pada komoditi Udang
sebesar 6% dengan total ekspor US$ dengan rata-rata 1% dan total ekspor
17.297.227, urutan ketujuh pada sebesar US$ 1.813.201.
komoditi Kakao rata-rata sebesar 2%
Tabel 1. Persentase Kontribusi Ekspor 10 Komoditi Unggulan Indonesia
Komoditi Tahun (%) Rata-Rata
2010 2011 2012 2013 2014
Sawit 26% 27% 29% 27% 30% 28%
Karet dan Produk Karet 22% 26% 21% 20% 17% 21%
Produk Hasil Hutan 17% 14% 15% 16% 16% 16%
Tekstil dan Produk Tekstil 15% 14% 14% 15% 15% 15%
Otomotif 8% 7% 10% 10% 10% 9%
Alas Kaki 5% 5% 6% 7% 7% 6%
Kakao 3% 2% 2% 2% 2% 2%
Kopi 2% 2% 2% 2% 2% 2%
Udang 2% 2% 0% 0% 0% 1%
Elektronik 1% 1% 1% 1% 1% 1%
Sumber: ICT, data sekunder diolah
Analisis RCA komoditi tekstil dan produk tekstil
Dari perhitungan RCA dapat 2010-2014 memiliki daya saing. Dari
menunjukkan bahwa industri tekstil perhitungan RCA dapat
dan produk tekstil pada tahun 2010- menunjukkan bahwa Elektronik pada
2013 (RCA>1) artinya ekspor tahun 2010-2014 (RCA<1) artinya
tersebut memiliki daya saing diatas ekspor tersebut tidak memiliki daya
daya saing rata-rata dunia. Daya saing dibawah daya saing rata-rata
saing tertinggi pada tahun 2010 dan dunia. Rata-rata daya saing
2011 dengan nilai 1,44. Namun elektronik hanya 0,13 saja, hal ini

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 156


Analisis Daya Saing Komoditi Ekspor……….(Farid Ustriaji)

menujukan bahwa komoditi tersebut memiliki daya saing diatas


elektronik memiliki daya saing yang daya saing rata-rata dunia. Daya
lemah. Dari perhitungan RCA dapat saing tertinggi pada tahun 2013 dan
menunjukkan bahwa industri Karet 2014 dengan nilai RCA 3,14. Dari
dan Produk Karet pada tahun 2010- perhitungan RCA dapat
2013 (RCA>1) artinya ekspor menunjukkan bahwa Otomotif pada
tersebut memiliki daya saing diatas tahun 2010-2014 (RCA<1) artinya
daya saing rata-rata dunia. Daya ekspor tersebut tidak memiliki daya
saing tertinggi pada tahun 2011 saing dibawah daya saing rata-rata
dengan nilai 1.89. Dan pada tahun dunia. Komoditi Otomotif Indonesia
2010-2014 komoditi karet dan tidak memiliki daya saing di pasar
produk karet memiliki daya saing di Internasional. Dari perhitungan RCA
pasar internasional. Dari perhitungan dapat menunjukkan bahwa industri
RCA dapat menunjukkan bahwa Udang pada tahun 2010-2011
industri Sawit pada tahun 2010-2014 (RCA>1) artinya ekspor tersebut
(RCA>1) artinya ekspor tersebut memiliki daya saing diatas daya
memiliki daya saing diatas daya saing rata-rata dunia. Daya saing
saing rata-rata dunia. Daya saing tertinggi pada tahun 2011 dengan
tertinggi pada tahun 2010 dengan nilai 6,36. Dan di tahun 2012-2014
nilai 54,28. Sawit memiliki daya (RCA<1) artinya ekspor tesebuttidak
saing yang kuat dari 10 komoditi memiliki daya saing di pasar
tersebut. Dari perhitungan RCA internasional. Dari perhitungan RCA
dapat menunjukkan bahwa industri dapat menunjukkan bahwa industri
Produk Hasil Hutan pada tahun Kakao pada tahun 2010-2014
2010-2014 (RCA>1) artinya ekspor (RCA>1) artinya ekspor tersebut
tersebut memiliki daya saing diatas memiliki daya saing diatas daya
daya saing rata-rata dunia. Daya saing rata-rata dunia. Daya saing
saing tertinggi pada tahun 2014 tertinggi pada tahun 2010 dengan
dengan nilai 2.84. Dari perhitungan nilai 4,11. Dan komoditi kakao
RCA dapat menunjukkan bahwa memiliki daya saing di pasar
industri Alas Kaki pada tahun 2010- internasional. Dari perhitungan RCA
2014 (RCA>1) artinya ekspor dapat menunjukkan bahwa industri

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 157


Analisis Daya Saing Komoditi Ekspor……….(Farid Ustriaji)

Kopi pada tahun 2010-2014


(RCA>1) artinya ekspor tersebut
memiliki daya saing diatas daya
saing rata-rata dunia. Daya saing
tertinggi pada tahun 2013 mencapai
nilai 4,28. Dan pada tahun 2010-
2014 komoditi kopi memuliki daya
saing di pasar internasional.

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 158


Analisis Daya Saing Komoditi……..(Farid Ustriaji)

tekstil, karet dan produk karet, sawit,


Pada komoditi unggulan Indonesia
produksi hasil hutan, alas, dan kopi
dari beberapa komoditi tersebut
mengalami fluktuasi selama tahun
mengalami kenaikan pertumbuhan
2010-2014, dan cenderung menurun
yang cukup signifikan untuk
pada kakao, Udang, dan Otomotif.
komoditi Alas kaki dan Elektronik,
Penyumbang kontribusi terbesar dari
pada komoditi tekstil dan produk
10 komoditi unggulan tersebut ada
tekstil, karet dan produk karet, sawit,
pada komoditi sawit yang mencapai
produksi hasil hutan, alas, dan kopi
28% dengan nilai total ekspor tahun
mengalami fluktuasi selama tahun
2010-2014 sebesar US $ 81.636.136
2010-2014, dan cenderung menurun
dan penyumbang kontribusi terendah
pada kakao, Udang, dan Otomotif.
pada komoditi udang yang hanya
Penyumbang kontribusi terbesar dari
mencapai 1% dengan nilai total
10 komoditi unggulan tersebut ada
ekspor tahun 2010-2014 sebesar US
pada komoditi sawit yang mencapai
$ 1.813.201. Dari perhitungan RCA
28% dengan nilai total ekspor tahun
menunjukan bahwa industri sawit,
2010-2014 sebesar US $ 81.636.136
hasil hutan, alas kaki, kakao, kopi,
dan penyumbang kontribusi terendah
karet, dan tekstil pada tahun 2010-
pada komoditi udang yang hanya
2014 (RCA>1) artinya ekspor
mencapai 1% dengan nilai total
tersebut memiliki daya saing diatas
ekspor tahun 2010-2014 sebesar US
daya saing rata-rata dunia. Nilai
$ 1.813.201. Dari perhitungan RCA
tertinggi pada industri sawit pada
menunjukan bahwa industri sawit,
tahun 2014 dengan nilai RCA 54,28.
hasil hutan, alas kaki, kakao, kopi.
Sedangkan industri elektronik dan

PENUTUP otomotif di tahun 2012-2014

Pada komoditi unggulan Indonesia (RCA<1) artinya ekspor tesebut

dari beberapa komoditi tersebut memiliki daya saing yang lemah.

mengalami kenaikan pertumbuhan Dan industri udang tahun 2010-2011

yang cukup signifikan untuk (RCA>1) artinya ekspor tersebut

komoditi Alas kaki dan Elektronik, memiliki daya saing diatas daya

pada komoditi tekstil dan produk saing rata-rata dunia. Tahun 2012-
2014 2014 (RCA<1) artinya ekspor

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 158


Analisis Daya Saing Komoditi……..(Farid Ustriaji)

tesebut memiliki daya saing yang Kania, Ratna, 2012. Analisis Daya
Saing Ekspor Lada Indonesia di
lemah.
Pasar Internasioal. Jurnal.
Komarudin, Ade. 2015. Definisi
Daya Saing di Dunia Industri.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.rmol.co . 6 Januari
Basri, Faisal dan Haris Munandar. 2016.
2010. Dasar-dasar Ekonomi Michael E. Porter. 2007. Strategi
Internasional: Pengenalan dan Bersaing (competitive strategy).
Aplikasi Metode Kuantitatif. Tangerang : Kharisma
Jakarta: Kencana. Publishing Group.
Febriyanthi. 2008. Pengertian Daya Rakhmawan, Hendra, 2009. Analisis
Saing Industri. Daya Saing Komoditi Udang
http://www.google.com/pengerti Indonesia di Pasar
an-daya-saing-industri.pdf . 3
Internasional. Jurnal
Januari 2016.
Hamidi, Hirwan, 2007. Daya Saing Ricardo, David. 1817. Principles of
Tembakau Virginia Lombok di Political Economy and Taxation.
Pasar Ekspor Competitiveness Soekarwati, 1991. Daya Saing
of Lombok Virginia Tobacco in Ekspor The Indonesia di Pasar
Export Market. Jurnal. Teh Dunia. Jurnal

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 159

Anda mungkin juga menyukai