Anda di halaman 1dari 10

SISTEM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

ALAT PELINDUNG DIRI (APD) SUATU PROYEK KONSTRUKSI

A. Pengertian APD (Alat Pelindung Diri)


APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi
seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi
bahaya di tempat kerja. APD ini terdiri dari kelengkapan wajib yang digunakan
oleh pekerja sesuai dengan bahaya dan risiko kerja yang digunakan untuk menjaga
keselamatan pekerja sekaligus orang di sekelilingnya. Kewajiban ini tertuang
dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.08/Men/VII/2010
tentang Alat Pelindung Diri. Dan pengusaha wajib untuk menyediakan APD sesuai
dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) bagi pekerjanya.
Alat Pelindung diri (APD) berperan penting terhadap Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. Dalam pembangunan nasional, tenaga kerja memiliki peranan
dan kedudukan yang penting sebagai pelaku pembangunan. Sebagai pelaku
pembangunan perlu dilakukan upaya-upaya perlindungan baik dari aspek ekonomi,
politik, sosial, teknis, dan medis dalam mewujudkan kesejahteraan tenaga kerja.
Bahaya yang mungkin terjadi pada proses produksi dan diprediksi akan
menimpa tenaga kerja adalah sebagai berikut:
1. Tertimpa benda keras dan berat
2. Tertusuk atau terpotong benda tajam
3. Terjatuh dari tempat tinggi
4. Terbakar atau terkena aliran listrik
5. Terkena zat kimia berbahaya pada kulit atau melalui pernafasan.
6. Pendengaran menjadi rusak karena suara kebisingan
7. Penglihatan menjadi rusak diakibatkan intensitas cahaya yang tinggi
8. Terkena radiasi dan gangguan lainnya.
Sedangkan kerugian yang harus ditanggung oleh pekerja maupun pihak pemberi
kerja apabila terjadi kecelakaan adalah :
- Produktifitas pekerja berkurang selama sakit
- Adanya biaya perawatan medis atas tenaga kerja yang terluka, cacat,
bahkanmeninggal dunia.
- Kerugian atas kerusakan fisilitas mesin dan yang lainnya.
- Menurunnya efesiensi perusahaan.

Alat Pelindung Diri (APD) bukanlah alat yang nyaman apabila dikenakan tetapi
fungsi dari alat ini sangatlah besar karena dapat mencegah penyakit akibat kerja
ataupun kecelakaan pada waktu bekerja. Pada kenyataannya banyak pekerja yang
masih belum menggunakan alat pelindung diri ini karena merasakan ketidak
nyamanan.

B. Penggunaan Alat Pelindung Diri


Peraturan yang mengatur penggunaan alat pelindung diri ini tertuang dalam
pasal 14 Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, dimana setiap pengusaha atau pengurus perusahaan wajib menyediakan Alat
Pelindung Diri secara Cuma-Cuma terhadap tenaga kerja dan orang lain yang
memasuki tempat kerja. Berdasarkan peraturan tersebut secara tidak langsung
setiap pekerja diwajibkan untuk memakai APD yang telah disediakan oleh
perusahaan. Alat Pelindung Diri yang disediakan oleh pengusaha dan dipakai oleh
tenaga kerja harus memenuhi syarat pembuatan, pengujian dan sertifikat. Tenaga
kerja berhak menolak untuk memakainya jika APD yang disediakan jika tidak
memenuhi syarat.

C. Dasar Hukum Penggunan Alat Pelindung Diri


1. Undang-undang No.1 tahun 1970
 Pasal 3 ayat (1) butir f : Memberikan alat-alat perlindungan diri pada para
pekerja

 Pasal 9 ayat (1) butir c : Pengurus diwajibkan menunjukkan dan


menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang APD bagi tenaga kerja
yang bersangkutan
 Pasal 12 butir b : Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau
hak tenaga kerja untuk memakai APD yang diwajibkan

 Pasal 14 butir c : Pengurus diwajibkan menyedikan secara cuma-cuma Alat


Perlindungan Diri yang diwajibkan pada pekerja dan orang lain yang
memasuki tempat kerja.

2. Permenakertrans No. Per: 01/Men/1981


 Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajiban pengurus menyediakan secara
cuma-cuma Alat Perlindungan Diri yang diwajibkan penggunaanya oleh
tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya untuk mencegah Penyakit
Akibat Kerja (PAK).
3. Permenakertrans No. Per. 03/Men/1982
 Pasal 2 menyebutkan memberikan nasehat mengenai perencanaan dan
pembuatan tempmat kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan
dan gizi serta penyelanggaraan makanan ditempat kerja.
4. Permenakertrans No. Per.08/Men/VII/2010
 Pasal 2 ayat (1) menyebutkan pengusaha wajib menyediakan Alat
Perlindungan Diri bagi pekerja/buruh ditempat kerja.

 Pasal 5 menyebutkan pengusaha atau pemgurus wajib mengumumkan


secara tertulis dan memasang rambu-rambu mengenai kewajiban
penggunaan Alat Perlindungan Diri ditempat kerja.

 Pasal 6 ayat (1) menyebutkan pekerja/buruh dan orang lain yang memasuki
tempat kerja wajib memakai atau menggunakan APD sesyai dengan potensi
bahaya dan risiko

 Pasal 7 ayat (1) menyebutkan pengusaha atau pengurus wajib melaksanakan


manajemen Alat Perlindungan Diri di tempat kerja

APD merupakan cara terakhir untuk melindungi tenaga kerja. Dalam proses
pemilahan APD, kita harus mempertimbangkan kesesuaian jenis APD dengan
bahaya yang ada dan mampu mengurangi atau bahkan menghilangkan risiko yang
dapat ditimbulkan. Sehingga lakukanlah identifikasi secara benar sebelum
menentukan jenis APD yang digunakan.

D. Macam-macam alat pelindung diri


Macam-macam alat pelindung diri yang dibutuhkan untuk mencegah agar
anggota tubuh terhindar dari kecelakaan pada saat bekerja adalah sebagai berikut
dibawah ini :
1. Masker
Masker digunakan untuk pada tempat-tempat kerja tertentu dan seringkali
udaranya kotor yang diakibatkan oleh bermacam-macam hal antara lain :
a. Debu-debu kasar dari penggerinderaan atau pekerjaan sejenis
b. Racun dan debu halus yang dihasilkan dari pengecatan atau asap
c. Uap sejenis beracun atau gas beracun dari pabrik kimia
d. Gas beracun seperti CO2 yang menurunkan konsentrasi oksigen
diudara.

Gambar 1. Pelindung Pernafasan


Untuk mencegah masuknya kotoran-kotoran tersebut, kita dapat menggunakan alat
yang biasa desebut dengan “masker” (pelindung pernafasan). Adapun hal yang
perlu diperhatikan dalam menggunakan masker yaitu :
a. Bagaimana cara menggunakan secara benar
b. Macam dan jenis dari kotoran yang perlu dihindari
c. Lamanya menggunakan alat tersebut
Jenis-jenis masker dan penggunaanya adalah :
a. Masker Penyaring Debu
Masker penyaring debu ini berguna untuk melindungi pernafasan dari
serbuk-serbuk logam, penggerindaan atau serbuk kasar lainnya.
b. Masker berhidung
Masker ini dapat menyaring debu atau benda lain sampai ukuran 0,5
mikron, bila kita sulit bernafas waktu memakai alat ini maka hidung-
hidungnya harus diganti karena filternya telah tersumbat oleh debu. Hal
yang perlu diingat dalam penggunaan masker berhidung adalah
Memasang masker ini harus menempel baik pada wajah. Untuk
memeriksa ini tempelkan selembar kertas atau telapak tangan pada
hidung. Bila masker terpasang baik pada wajah, maka kertas atau
telapak tangan akan tertarik.
a. Karena hidungnya dua buah, maka dalam pemasangannya
jangan terbalik.
b. Bersihkanlah masker setelah pemakaian dan lepaskan hidung-
hidungnya.

2. Kacamata
Kacamata pengaman digunakan untuk melindungi mata dari debu kayu,
batu, atau serpihan besi yang berterbangan di tiup angin. Mengingat partikel-
partikel debu berukuran sangat kecil dan halus yang terkadang tidak terlihat oleh
kasat mata. Pada bagian mata perlu mendapat perhatian dan diberikan
perlindungan dengan alat pelindung mata, biasanya pekerjaan yang membutuhkan
kacamata yaitu pekerjaan mengelas atau pekerjaan yang lainnya. Masalah tersulit
dalam pencegahan kecelakaan adalah pencegahan kecelakaan yang menimpa mata
dimana jumlah kejadiannya demikian besar.
Gambar 2. Alat Pelindung Muka

Kebanyakan tenaga kerja merasa enggan memakai kaca mata karena ketidak
nyamanan sehingga dengan alasan tersebut merasa mengurangi kenyamanan dalam
bekerja. Sekalipun kaca mata pelindung yang memenuhi persyaratan demikian
banyaknya. Upaya untuk pembinaan kedisiplinan pada pekerja, atau melalui
pendidikan dan keteladanan, agar tenaga kerja memakainya. Tenaga kerja yang
berpandangan bahwa resiko kecelakaan terhadap mata adalah besar akan
memakainya dengan kemauan dan kesadarannya sendiri. Sebaliknya tenaga kerja
yang merasa bahwa bahaya itu kecil, maka mereka tidak begitu mengindahkannya
dan tidak akan mau memakainya. Kesulitan akan pemakaian kacamata ini dapat
diatasi dengan berbagai cara. Pada beberapa perusahaan, tempat kerja dengan
bahaya pekerjaan mata hanya boleh di masuki jika kaca mata pelindung di kenakan.
Sebagaimana fungsi sebagai tempat kerja tersebut, maka suatu keharusan setiap
tenaga kerja akan selalu memakai kaca mata pelindung selama jam kerja, dan bagi
barang siapa tidak memakai kaca mata pelindung akan merasa kalah bersaing bila
dibandingkan tenaga kerja yang memakai kaca mata.

3. Sepatu pengaman
Sepatu pengaman harus dapat melindungi tenaga kerja terhadap
kecelakaan-kecelakaan yang disebabkan oleh beban berat yang menimpa kaki,
paku-paku atau benda tajam lain yang mungkin terinjak, logam pijar, larutan asam
dan sebagainya. Biasanya sepatu kulit yang buatannya kuat dan baik cukup
memberikan perlindungan, tetapi terhadap kemungkinan tertimpa benda-benda
berat masih perlu sepatu dengan ujung berttutup baja dan lapisan baja didalam
solnya. Lapisan baja dalam sol sepatu perlu untuk melindungi pekerja dari tusukan
benda runcing khususnya pada pekerjaan bangunan.
Gambar 3. Alat Pelindung Kaki
Untuk keadaan tertentu kadang-kadang harus diberikan kepada tenaga kerja sepatu
pengaman yang lain. Misalnya, tenaga pekerja yang bekerja dibidang listrik harus
mengenakan sepatu konduktor, yaitu sepatu tanpa paku dan logam, atau tenaga
kerja ditempat yang menimbulkan peledakan diwajibkan memakai sepatu yang
tidak menimbulkan loncatan bunga api.
4. Sarung Tangan
Sarung tangan harus disediakan dan diberikan kepada tenaga kerja dengan
pertimbangan akan bahaya-bahaya dan persyaratan yang diperlukan. Antara lain
syaratnya adalah bebannya bergerak jari dan tangan. Macamnya tergantung pada
jenis kecelakaan yang akan dicegah yaitu tusukan, sayatan, terkena benda panas,
terkena bahan kimia, terkena aliran listrik, terkena radiasi dan sebagainya.

Gambar 4. Sarung tangan


Harus diingat bahwa memakai sarung tangan ketika bekerja pada mesin pengebor,
mesin pengepres dan mesin lainnya yang dapat menyebabkan tertariknya sarung
tangan kemesin adalah berbahaya. Sarung tangan juga sangat membantu pada
pengerjaan yang berkaitan dengan benda kerja yang panas, tajam ataupun benda
kerja yang licin. Sarung tangan juga dipergunakan sebagai isolator untuk
pengerjaan listrik.
5. Helm
Topi pengaman (helmet) harus dipakai oleh tenaga kerja yang mungkin
tertimpa pada kepala oleh benda jatuh atau melayang atau benda-benda lain yang
bergerak. Topi pengaman harus cukup keras dan kokoh, tetapi ringan. Bahan plastik
dengan lapisan kain terbukti sangat cocok untuk keperluan ini.

Gambar 5. Topi Pengaman


Topi pengaman dengan bahan elastis seperti karet atau plastik pada umumnya
dipakai oleh wanita. Rambut wanita yang panjang memiliki potensi resiko ditarik
oleh mesin. Oleh karena itu penutup kepala harus dipakai agar rambut tidak terbawa
putaran mesin dengan cara rambut diikat dan ditutup oleh penutup kepala.

6. Pelindung Telinga
Alat ini digunakan untuk menjaga dan melindungi telinga dari bunyi-bunyi
yang yang bersumber atau dikeluarkan oleh mesin yang memiliki volume suara
yang cukup keras dan bising. Alat perlindungan telinga harus dilindungi terhadap
loncatan api, percikan logam, pijar atau partikel yang melayang. Perlindungan
terhadap kebisingan dilakukan dengan sumbat atau turup telinga.

Gambar 6. Alat Pelindung Pendengaran


7. Alat Pelindung Diri lainnya
Masih banyak terdapat alat-alat pelindung diri lainnya seperti “tali
pengaman” bagi tenaga kerja yang mungkin terjatuh, selain itu mungkin pula
diadakan tempat kerja khusus bagi tenaga kerja dengan segala alat proteksinya.
Juga ‘’pakaian khusus’’ bagi saat terjadinya kecelakaan atau untuk proses
penyelamatan.

Gambar 7. Alat Pelindung Tubuh


Pakaian kerja harus dianggap suatu alat perlindungan terhadap bahaya-bahaya
kecelakaan. Pakaian tenaga kerja pria yang bekerja melayani mesin seharusnya
berlengan pendek, pas (tidak longgar) pada dada atau punggung, tidak berdasi dan
tidak ada lipatan-lipatan yang mungkin mendatangkan bahaya. Bagi tenaga kerja
wanita sebaiknya memakai juga celana panjang, ikat rambut, baju yang pas dan
tidak memakai perhiasan-perhiasan yang dapat mengganggu saat bekerja. Pakaian
kerja sintetis hanya baik terhadap bahan-bahan kimia korosif, tetapi justru
berbahaya pada lingkungan kerja dengan bahan-bahan yang dapat meledak oleh
aliran listrik statis.
KESIMPULAN
Alat pelindung diri (APD) adalah suatu kewajiban dimana biasanya para
pekerja atau buruh bangunan yang bekerja disebuah proyek atau pembangunan
sebuah gedung, diwajibkan menggunakannya. Alat-alat demikian harus memenuhi
persyaratan tidak mengganggu kerja dan memberikan perlindungan efektif
terhadap jenis bahaya. Alat Pelindung Diri yang disediakan oleh pengusaha dan
dipakai oleh tenaga kerja harus memenuhi syarat pembuatan, pengujian dan
sertifikat. Tenaga kerja berhak menolak untuk memakainya jika APD yang
disediakan jika tidak memenuhi syarat.
Alat Pelindung diri berperan penting terhadap Kesehatan dan Keselamatan
Kerja, serta mencegah berguna untuk mencegah pekerja dari kecelakaan seperti:
Tertimpa benda keras dan berat, tertusuk atau terpotong benda tajam, terjatuh dari
tempat tinggi, terbakar atau terkena aliran listrik, terkena zat kimia berbahaya pada
kulit atau melalui pernafasan, pendengaran menjadi rusak karena suara kebisingan,
penglihatan menjadi rusak diakibatkan intensitas cahaya yang tinggi, terkena
radiasi dan gangguan lainnya.
Macam alat pelindung diri antara lain adalah: Masker alat pelindung
hidung, Topi pengaman, sarung tangan, sepatu pengaman sebagai alat pelindung
kaki, pakaian kerja, tali pengaman untuk melindungi pekerja dari kemungkinan
jatuh.

Anda mungkin juga menyukai