Anda di halaman 1dari 12

2.

DASAR TEORI

2.1 Sistem Starter Elektrik Sepeda Motor


Sistem starter berfungsi memberikan tenaga putar bagi mesin untukmemulai
siklus kerja mesin.Pembagian sistem starter sepeda motor secara umum :
a. Sistem Starter Elektrik
Pada umumnya menggunakan motor listrik, yang dipasangkan/dihubungkan
dengan poros engkol menggunakan perantara rodagigi maupun rantai. Sumber
tegangan diperoleh dari teganganbaterai, dan motor starter harus dapat
menghasilkan momen yangbesar dari tenaga yang kecil yang tersedia pada
baterai. Hal lainyang harus diperhatikan adalah konstruksi motor starter
harussekecil mungkin. Kebanyakan sistem starter menggunakan motorseri arus
searah (DC).
b. Sistem Starter Manual / Kick Starter
Merupakan sistem starter dengan menggunakan tuas/engkol, dandihubungkan
ke poros engkol melalui serangkaian mekanismeporos, pegas dan roda
gigipenghubung. Sistem starter tipe inidioperasikan secara manual, untuk dapat
menghidupkan mesin maka kita perlu mengoperasikan sistem starter dengan
caramenekan/menginjak tuas/engkol starter sampai mesin hidup.

2.2 Komponen Sistem Starter Elektrik


a. Baterai, merupakan sebuah alat elektro-kimia yang dibuat untuk mensuplai
energi listrik tegangan rendah (pada sepeda motor menggunakan 6 Volt dan atau
12 Volt) ke sistem pengapian, starter, lampu dan komponen kelistrikan lainnya.

b. Kunci Kontak, berfungsi sebagai saklar utama untuk menghubung dan


memutus (On-Off) rangkaian kelistrikan sepeda motor.

c. Relay Starter (Magnetic Switch), sebagai relay utama system starter


yangberfungsi untuk mengurangi rugi tegangan yangdisalurkan dari baterai ke
motor starter.

d. Saklar Starter (Starter Switch), berfungsi sebagai saklar starteryang bekerja


pada saat kunci kontak pada posisi ON.

4 Fakultas Teknik Unjani


e. Motor Starter, merupakan motor starter listrik (kebanyakan tipeDC) yang
berfungsi untuk mengubah tenaga kimia baterai menjaditenaga putar yang
mampu memutarkan por engkol untukmenghidupkan mesin.

2.3 Mekanisme Penggerak/Penghubung Sistem Starter

Motor starter tidak terhubung secara langsung dengan poros engkol, melainkan
dihubungkan melalui mekanisme penggerak/penghubung. Tujuan mekanisme
penghubung ini antara lain :

a. Meningkatkan momen putar motor starter melaluiperbandingan/reduksi


roda gigi perantara, dan

b. Memungkinkan ditambahkannya mekanisme kopling satu arahyang akan


melepaskan hubungan putaran motor starter denganporos engkol setelah
mesin hidup.

Terdapat dua jenis mekanisme penggerak/penghubung motor starter pada sepeda


motor, yaitu: a) Mekanisme penghubung menggunakan sprocket & rantai
penggerak, dan b) Mekanismepenghubung menggunakan roda gigi (gear).

Gambar 2.1 Mekanisme Penghubung Motor Starter Dengan Rantai

5 Fakultas Teknik Unjani


2.4 Roda Gigi
Roda gigi merupakan salah satu komponen yang digunakan untuk
mentransmisikan daya. Roda gigi tersebut akan memindahkan gerakan putaran dari
suatu poros ke poros lainnya pada suatu mesin. Keuntungan dari penggunaan roda
gigi diantaranya adalah :
 Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang besar.
 Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana.
 Kemungkinan terjadinya slip sangat kecil
 Tidak menimbulkan kebisingan yang besar
Roda gigi dapat dikelompokkan menurut letak poros, arah putaran atau bentuk
dari jalur gigi yang ada. Secara umum, roda gigi dikelompokan sebagai berikut :
a. Roda Gigi Lurus
Roda gigi lurus merupakan roda gigi yang berfungsi untuk mentransmisikan
daya dan gerak pada dua poros yang sejajar. Bagian dari pasangan roda gigi
yang berfungsi sebagai penggerak disebut pinion sedangkan roda gigi yang
digerakkan disebut gear.

Gambar 2.2Roda gigi lurus(www.hercus.com.au)

b. Roda Gigi Miring


Roda gigi miring merupakan roda gigi yang mentransmisikan daya dan gerak
pada dua poros sejajar yang membentuk sudut kemiringan (helix angle) dengan
sumbu porosnya.

6 Fakultas Teknik Unjani


Gambar 2.3Roda gigi miring : (http://www.arrowgear.com/products/helical_gears.html)

c. Roda Gigi Kerucut


Roda gigi kerucut dipakai untuk memindahkan gerakan atau putaran antara
poros yang berpotongan. Roda-roda gigi kerucut biasanya dibuat untuk sudut
poros 90, akan tetapi dapat pula untuk semua ukuran sudut.Jenis roda gigi
kerucut ini meliputi roda gigi kerucut lurus, miring, spiral, dan hypoid.

Gambar 2.4Roda gigi kerucut miring


(http://www.arrowgear.com/products/spiral_bevel_gears.html)

d. Roda Gigi Cacing


Roda gigi cacing merupakan roda gigi yang dipakai untuk memindahkan
putaran antara poros yang tegak lurus bersilang. Susunan roda gigi cacing
biasanya mempunyai penutup tunggal atau ganda.Suatu susunan roda gigi
berpenutup tunggal adalah sesuatu dimana roda gigi dibungkus penuh oleh gigi
cacing, sedangkan susunanroda gigi cacing berpenutup ganda adalah sebuah
roda gigi dimana setiap elemen ditutup sebagian oleh yang lain.

7 Fakultas Teknik Unjani


Gambar 2.5Roda gigi cacing(www.science.howstuffworks.com)

2.5 Nama-nama Bagian Roda Gigi


Gambar dibawah ini menunjukkan nama-nama bagian dari roda gigi.

Gambar 2.6Nama-nama bagian roda gigi (Shigley, J.E dan LD. Mitchell, “Mechanical
Engineering Design”)

1. Pinion adalah roda gigi yang terkecil diantara dua roda gigi yang
berpasangan yang berfungsi sebagai penggerak sedangkan roda gii yang
lebih besar dan yang berfungsi sebagai yang digerakkan sering disebut Roda
Gigi(Gear).
2. Jarak lengkung puncak(circular pitch), p adalah jarak yang diukur pada
lingkaran puncak, dari satu titik pada sebuah gigi ke suatu titik yang
berkaitan pada gigi di sebelahnya. Jadi jarak lengkung puncak adalah sama
dengan jumlah tebal gigi(tooth-thickness) dan lebar antara(width of space).

8 Fakultas Teknik Unjani


𝝅𝒅
𝒑= =𝝅𝒎 (2.1)
𝑵

P = Jarak lengkung puncak


d = Diameter puncak (mm)
N = Jumlah gigi
m = Modul (mm)

3. Modul(module), m adalah perbandingan antara diameter puncak dengan


jumlah gigi. Modul adalah indeks dari ukuran gigi pada standar SI.
Tabel 2.1 Modul Standar (Mott, 2004)

𝒅
𝒎= (2.2)
𝑵

Dimana :
M = modul
d = diameter puncak
N = jumlah gigi

9 Fakultas Teknik Unjani


4. Puncak diametral(diametral pitch), P adalah perbandingan antara jumlah
gigi pada roda gigi dengan diameter puncak. Atau kebalikan dari module.
Puncak diametral dinyatakan dalam jumlah gigi per inci (dalam S.I).
Tabel 2.2 Standar Puncak Diametral (gigi/inchi) (Mott, 2004)

𝑵
𝑷= (2.3)
𝒅

P = Puncak diametral (gigi per inch)


N = Jumlah gigi
d = Diameter puncak (mm)

5. Addendum (a)adalah jarak radial antara bidang atas(top land) dengan


lingkaran puncak. Dedendum(b) adalah jarak radial dari bidang bawah
(bottom land) ke lingkaran puncak. Tinggi keseluruhan(whole depth) adalah
jumlah addendum dan dedendum.
Tabel 2.3 Formula untuk Roda Gigi dengan Sudut Tekan 20°

Berdasarkan tabel diatas maka :


𝐷𝑎 = 𝐷𝑝 + 2𝑚 (2.4)

𝐷𝑘 = 𝐷𝑝 − 2,5𝑚 (2.5)

Dimana :

10 Fakultas Teknik Unjani


Da = diameter adendum
Dk = diameter dedendum
Dp = diameter puncak
m = modul
6. Lingkaran kebebasan(clearance circle) adalah lingkaran yang
bersinggungan dengan lingkaran addendum dari pasangan roda gigi
tersebut. Kebebasan atau kelonggaran(clearance)adalah besaran yang
diberikan oleh lebar antara dari satu roda gigi kepada tebal gigi dari roda
gigi pasangannya diukur pada lingkaran puncak.

7. Reduksi Roda Gigi : (2.6)


𝑁𝑝
𝑟=
𝑁𝑔

Dimana;
r = Reduksi Roda Gigi
Np = Jumlah gigi pinion
Ng = Jumlah gigi gear

8. Diameter Puncak Pinion (dp) : (2.7)


𝑁𝑝
𝑑𝑝 =
𝑃
Dimana;
𝑑𝑝 = Diameter puncak pinion
Np = Jumlah gigi pinion
P = Puncak diametral

9. Diameter Puncak Roda Gigi (dg) : (2.8)


𝑁𝑔
𝑑𝑔 =
𝑃
Dimana;
dg = Diameter puncak roda gigi
Ng = Jumlah gigi roda gigi
P = Puncak diametral

11 Fakultas Teknik Unjani


10. Lebar Muka Gigi (F) : (2.9)
𝑤𝑡 𝑃
𝐹=𝑘
𝑣 𝑌𝜎𝑦

Dimana;
𝐹 = Lebar muka gigi
P = Puncak Diametral

11. Beban yang dipindahkan : (2.10)


(33 .103 ).𝐻
𝑊𝑡 = 𝑉

Dimana;
𝑊𝑡 = Beban yang dipindahkan
H = Daya motor
V = Kecepatan garis puncak rata-rata

12. Kecepatan garis puncak rata-rata : (2.11)


𝜋𝑑𝑝 𝑛𝑝
V= 12

Dimana;
V = Kecepatan garis puncak rata-rata
𝑑𝑝 = Diameter puncak pinion
𝑛𝑝 = Putaran motor/pinion

13. Faktor Kecepatan : (2.12)


50
Kv =
50+ √𝑉
Dimana;
Kv = Faktor kecepatan
V = Kecepatan garis puncak rata-rata

14. Tegangan Lentur Pada Roda Gigi : (2.13)


𝑊𝑡 𝑥 𝑃
𝜎= 𝑘𝑣 .𝐹 .𝐽
Dimana;
𝜎 = Kecepatan Tegangan lentur pada roda gigi

12 Fakultas Teknik Unjani


𝑊𝑡 = Beban yang dipindahkan
𝑃 = Puncak Diametral
Kv = Faktor kecepatan
F = Lebar muka gigi
J = Faktor geometri

15. Torsi (2.14)


𝑑𝑝
𝑇= x 𝑊𝑡
2

Dimana;
T = Torsi
dp = Diameter puncak pinion
𝑊𝑡 = Beban yang dipindahkan

5. Analisa gaya

Gambar 2.7 diagram benda bebas dari gaya-gaya yang bekerja pada dua roda gigi pada suatu
rangkaian roda gigi sederhana
Gambar 2.7a menunjukan sebuah pinion yang dipasangkan pada poros a
berputar searah jarum jam pada n2 rpm dan menggerakkan sebuah roda gigi
pada poros b pada putaran n3 rpm. Reaksi antara gigi-gigi yang berpasangan
terjadi sepanjang garis tekan. Pada gambar 2.7b pinion tersebut dipisahkan
dari roda gigi dan poros, dan pengaruh-pengaruhnya digantikan oleh gaya. Fa2
dan Ta2 adalah gaya dan daya putar (torque), masing-masing, yang dihasilkan
oleh poros a terhadap pinion 2. F32 adalah gaya yang diberikan roda gigi 3

13 Fakultas Teknik Unjani


terhadap pinion. Dengan menggunakan cara pendekatan yang sama, kita
mendapatkan diagram benda-bebas dari roda gigi seperti yang terlihat pada
gambar 2.7
Pada gambar 2.8 diagram benda bebas dari pinion digambar kembali dan
gaya-gaya diuraikan ke dalam komponen tangensial dan radial.

Gambar 2.8 Uraian gaya–gaya roda gigi

1. Gaya tangensial yang diberikan roda gigi 3 terhadap pinion (2.15)


𝑡
𝑊𝑡 = 𝐹32
Dimana :
Wt = beban yang dipindahkan
𝑡
𝐹32 = gaya tangensial roda gigi 3
2. Gaya radial yang diberikan roda gigi 3 terhadap pinion (2.16)
𝑟 𝑡
𝐹32 = 𝐹32 𝑡𝑎𝑛200
Dimana :
𝑟
𝐹32 = gaya radial yang diberikan roda gigi 3 terhadap pinion
3. Resultan gaya yang diberikan roda gigi 3 terhadap pinion (2.17)

𝑡 2 𝑟 2
𝑭𝟑𝟐 = √𝐹32 + 𝐹32

Dimana
F32 = resultan gaya
𝑡
𝐹32 = gaya tangensial roda gigi 3
𝑟
𝐹32 = gaya radial roda gigi 3
4. Torsi yang bekerja pada pinion (2.18)

14 Fakultas Teknik Unjani


𝑑𝑝
𝑻𝒂𝟐 = 𝑊𝑡 2

Dimana :
Ta2 = torsi pada pinion
Wt = beban yang dipindahkan
dp = diameter puncak pinion
5. Torsi yang bekerja pada gear (2.19)
𝑑𝑔
𝑻𝒃𝟑 = 𝑊𝑡 2

Dimana :
Tb3 = torsi pada gear
Wt = beban yang dipindahkan
dg = diameter puncak gear

15 Fakultas Teknik Unjani

Anda mungkin juga menyukai