Anda di halaman 1dari 13

INTERAKSI OBAT ALLOPURINOL DAN AZATIOPRINE

OLEH

NAMA: PRATIWI JATI

KELAS:B

NIM:DF.16.03093

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BHAKTI PERTIWI LUWU RAYA PALOPO

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

2018
1.Uraian Obat Azatioprine

Azathioprine termasuk kelompok obat imunosupresan yang cara kerjanya


adalah menurunkan sistem kekebalan tubuh alami seseorang. Azathioprine
seringkali digunakan untuk mencegah sekaligus mengatasi reaksi penolakan
tubuh terhadap transplantasi organ.

Selain itu, obat ini juga digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri dan
bengkak pada rheumatoid arthritis parah yang tidak teratasi oleh obat-obatan
anti inflamasi non steroid (NSAID). Namun demikian, penderita rheumatoid
arthritis yang pernah mengonsumsi obat alkylating agent atau dalam kondisi
hamil tidak diperbolehkan mengonsumsi azathioprine.

Azathioprine juga kerap diresepkan untuk mengatasi penyakit autoimun


seperti penyakit seliac atau sprue, , lupus eritematosus sistemik, penyakit
takayasu, myasthenia gravis, dan vaskulitis.

Selain untuk tiga kondisi utama di atas, azathioprine juga dapat digunakan pada
beberapa pasien yang memiliki dermatitis atopik, dan peradangan dinding usus.

Obat ini hanya dapat diberikan dengan resep dokter.

Tentang Azathioprine
Golongan Obat immunosupresan

Kategori Obat resep

Mencegah dan mengatasi penolakan transplantasi organ


Manfaat (khususnya ginjal), mengatasi gejala rheumatoid arthritis,
dan mengatasi penyakit autoimun.

Dikonsumsi
Dewasa dan anak-anak
oleh

Bentuk obat Tablet

Peringatan:

 Bagi wanita hamil atau berencana untuk hamil dan menyusui dilarang
mengonsumsi obat ini karena dapat membahayakan janin dan bayi.
 Berhati-hatilah jika pernah menderita atau sedang memiliki masalah pada
ginjal, hati, pankreas, gangguan pada usus besar, sumsum tulang
belakang, kadar sel darah putih sedikit, infeksi, kekurangan enzim tertentu,
perdarahan tidak wajar, dan gangguan genetik.
 Konsultasikan kepada dokter apabila Anda menderita rheumatoid arthritis
dan sedang atau pernah mengonsumsi obat alkylating agent seperti
siklofosfamid, klorambucil, atau melphalan.
 Bicarakan dengan dokter jika akan melakukan vaksinasi yang
mengandung virus dan bakteri hidup, operasi atau sedang menjalani terapi
immunosupresan.
 Konsultasikan pada dokter jika mengonsumsi obat-obatan lain, termasuk
obat yang dijual bebas, obat herbal atau suplemen.
 Jika terjadi reaksi alegi dan overdosis, segera temui dokter.
Dosis Azathioprine

Jumlah dosis obat tergantung dari kondisi penyakit yang akan diobati.
Dosis untuk anak-anak ditentukan dokter sesuai kondisinya. Sedangkan dosis
untuk dewasa mempertimbangkan berat badan dan juga harus ditentukan oleh
dokter.

Kondisi Usia Dosis

Untuk mencegah penolakan


Dewasa Dosis 1-5 mg/ kg/ hari.
transplantasi organ

Untuk mengatasi reaksi Dosis awal: 3-5 mg/ kg/ hari diberikan
penolakan terhadap Dewasa sebagai dosis tunggal, dilanjutkan
transplantasi ginjal dengan dosis rumatan 1-3 mg/ kg/ hari.

Dosis awal dimulai dari 1 mg/ kg/ hari


selama 6-8 minggu, dan dosis dapat
ditingkatkan sesuai kondisi pasien.Dosis
Untuk mengatasi
Dewasa rumatan: turunkan dosis perlahan
gejala rheumatoid arthritis
sebesar 0.5 mg/ kg berat badan/hari
setiap satu bulan hingga tercapai dosis
terendah yang efektif.

Mengonsumsi Azathioprine dengan Benar

Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan
azathioprine sebelum mulai mengonsumsinya.

Azathioprine dapat dikonsumsi secara oral dengan atau tanpa makanan. Jika
terjadi gangguan pada perut, sebaiknya obat ini dikonsumsi dengan makanan
untuk mengurangi iritasi perut.
Untuk mencegah penolakan transplantasi, pemakaian azathioprine dimulai satu
hingga tiga hari sebelum transplantasi dan pada hari pelaksanaan transplantasi.

Segera konsumsi obat ini jika lupa mengonsumsinya. Jika waktu konsumsi
berikutnya hampir tiba, lewatan dosis yang terlupa. Jangan mengonsumsi dua
dosis untuk sekali pemakaian.

Meski belum ada penelitian tentang efek azathioprine pada kemampuan


mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin, obat ini dapat
mengakibatkan pusing. Hal itu mungkin mempengaruhi kemampuan pasien
untuk melakukan dua aktivitas tersebut.

Selama mengonsumsi azathioprine, dokter akan meminta pasien melakukan tes


darah lengkap setidaknya satu kali dalam seminggu selama delapan minggu
pengobatan. Setelah itu, frekuensi tes dapat dikurangi dan dokter akan meminta
pengulangan tes darah dengan jarak waktu tidak lebih dari tiga bulan. Hal ini
dilakukan terutama untuk pasien yang akan mengonsumsi obat ini dalam waktu
yang lama.

Saat mengonsumsi dan pasca pemakaian obat azathioprine, jangan melakukan


vaksinasi tanpa persetujuan dokter. Obat ini dapat menurunkan kekebalan tubuh
sehingga vaksin tidak akan bekerja secara efektif dalam mengatasi infeksi.
Hindari juga orang yang menderita flu atau infeksi. Selain itu, wanita yang
memiliki kemungkinan hamil dan pria harus menggunakan kontrasepsi yang
efektif selama mengonsumsi azathioprine setidaknya 3 bulan setelah pemakaian
obat dihentikan.

Selain itu, azathioprine juga dapat menurunkan jumlah sel darah putih dan
platelet dalam darah sementara sehingga meningkatkan risiko infeksi. Jika ini
terjadi, perlu diambil langkah pencegahan terutama jika jumlah darah tersebut
rendah untuk mengurangi risiko infeksi atau pendarahan.Gunakan juga tabir
surya dengan faktor SPF minimal 15 saat berada di luar rumah. Obat ini juga
dapat meningkatkan risiko mengalami kanker jenis tertentu, terutama kanker pada
kulit, getah bening, atau darah. Bicarakan pada dokter tentang risiko ini.

Jangan menghentikan konsumsi obat ini kecuali atas anjuran dokter karena dapat
membuat kondisi pasien memburuk. Jika dokter melihat ada kemajuan kondisi
dalam waktu tiga hingga enam bulan, dokter mungkin akan menurunkan dosis secara
bertahap hingga akhirnya menghentikan pemberian obat ini.

Kenali Efek Samping dan Bahaya Azathioprine

Selain manfaat dari obat ini, beberapa efek samping dapat terjadi. Efek samping
tersebut di antaranya:

 Tinja berwarna hitam


 Ada darah dalam urine dan tinja.
 Gusi berdarah.
 Kelenjar membengkak.
 Perdarahan, kelelahan, atau kelemahan yang tidak biasa.
 Muncul bintik merah pada kulit.
 Dada terasa sakit, demam, atau kedinginan.
 Batuk dan tenggorokan serak.
 Sulit mengeluarkan urine.
 Napas pendek.
 Sariawan pada bibir atau mulut.
 Menjadi sering mual atau muntah.
 Muncul benjolan yang tidak biasa.
 Peradangan pada pankreas dan usus besar.

Jika mengalami gejala yang diduga sebagai efek samping dari obat azathioprine ini,
segera temui dokter.
2.URAIAN OBAT ALLOPURINOL

Penggunaan

Allopurinol adalah obat untuk mengobati asam urat dan beberapa jenis batu ginjal. Obat
ini juga digunakan untuk mencegah peningkatan kadar asam urat pada pasien yang
menerima kemoterapi kanker. Pasien kemoterapi kanker dapat mengalami peningkatan
kadar asam urat akibat pelepasan asam urat dari sel kanker yang mati. Allopurinol
bekerja dengan mengurangi jumlah asam urat yang dibuat oleh tubuh. Peningkatan
kadar asam urat dapat menyebabkan masalah asam urat dan ginjal.

aturan pakai Allopurinol

Obat ini biasanya diminum sekali sehari atau persis seperti yang diarahkan oleh dokter
Anda. Minum obat ini setelah makan untuk mengurangi sakit perut. Jika dosis lebih dari
300 miligram per hari, Anda perlu membaginya dalam beberapa dosis kecil untuk
digunakan satu hari demi mencapai jumlah yang disarankan (mintalah petunjuk dari
dokter Anda).

Obat ini paling baik diminum dengan segelas air putih (240 ml) untuk setiap dosis, dan
setidaknya minum 8 gelas lebih cairan sehari. Jika dokter Anda mengarahkan Anda
untuk mengurangi minum cairan karena alasan medis lainnya, konsultasikan dengan
dokter untuk petunjuk lebih lanjut. Dokter Anda mungkin juga menginstruksikan Anda
tentang cara untuk mengurangi asam dalam urin Anda (misalnya, menghindari jumlah
besar asam askorbat/vitamin C).

Dosis didasarkan pada kondisi medis Anda dan respon terhadap pengobatan. Gunakan
obat ini secara teratur untuk mendapatkan manfaatnya. Untuk membantu Anda ingat,
minumlah pada waktu yang sama setiap hari.

Untuk pengobatan nyeri sendi akibat asam urat (gout), mungkin memakan waktu
hingga beberapa minggu untuk merasakan efek dari obat ini. Anda mungkin akan
mengalami encok lebih sering untuk beberapa bulan setelah memulai pengobatan ini
sementara tubuh menghilangkan kelebihan asam urat. Allopurinol bukanlah pereda
nyeri. Untuk mengurangi rasa sakit dari asam urat, terus minum obat yang diresepkan
untuk serangan encok (misalnya, colchicine, ibuprofen, indometasin) seperti yang
diarahkan oleh dokter Anda.

Beri tahu dokter jika kondisi Anda tidak membaik atau semakin memburuk. Ikuti aturan
yang diberikan oleh dokter atau apoteker sebelum memulai pengobatan. Jika Anda
memiliki pertanyaan, konsultasikan dengan dokter atau apoteker Anda.

Dosis

dosis Allopurinol untuk orang dewasa

Dosis Dewasa Biasa untuk asam urat (Gout)

Awal: 100 mg oral sekali sehari.

Pemeliharaan: 200-300 mg (gout ringan) secara oral satu kali sehari, atau 400-600
mg/hari (gout sedang-berat) dalam dosis terbagi.

Dosis Dewasa Biasa untuk Hiperurisemia Sekunder untuk Kemoterapi

Awal:
Parenteral: 200 hingga 400 mg/m²/hari hingga dosis maksimal 600 mg/hari

Oral: 600 sampai 800 mg/hari selama 1 sampai 3 hari dengan konsumsi minimal 2 L
dari cairan/hari.

Pemeliharaan: 200 sampai 300 mg/hari secara oral sampai pasien tidak lagi berisiko
tinggi hiperurisemia.

Dosis Dewasa Biasa untuk batu Kalsium Oksalat dengan hyperuricosuria

Awal: 200 sampai 300 mg secara oral sekali sehari.

Pemeliharaan: 300 mg/hari atau kurang.

Dosis Dewasa biasa untuk Gagal Jantung Bawaan

Studi (n = 11) untuk mencegah pembentukan radikal bebas superoksida dan


meningkatkan fungsi endotel (pada kelas NYHA II hingga III gagal jantung kronis): 300
mg oral setiap hari selama 1 bulan

Dosis Dewasa Biasa untuk Bedah Jantung

Studi: Pada Coronary Artery Bypass Graft Surgery, berikan 600 mg secara oral satu
hari sebelum operasi dan 600 mg secara oral pada hari operasi.

Dosis Dewasa Biasa untuk Leishmaniasis

Studi (n = 31 – Cutaneous leishmaniasis: 20 mg/kg/hari ditambah dosis rendah


meglumine antimoniate (30 mg/kg/hari) selama 20 hari.

Dosis Dewasa Biasa untuk Mania

Laporan Kasus – Mania (bipolar I) terkait dengan hyperuricemia: 300 mg secara oral
setiap hari.

Dosis Dewasa Biasa untuk Percutaneous Transluminal Angioplasty Risiko Tinggi


Studi (n = 38) – Primary Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty (PTCA): 400
mg oral segera setelah masuk unit gawat darurat (sekitar 60 menit sebelum reperfusi)
dan setelah PTCA primer selesai.

Dosis Dewasa Biasa untuk Reactive Perforating Collangenosis

Laporan Kasus: 100 mg secara oral setiap hari.

dosis Allopurinol untuk anak

Dosis Anak-anak Biasa untuk Hyperuricemia Sekunder untuk Kemoterapi

Parenteral:

Usia ≤10 tahun: 200 mg/m2/hari dalam 1-3 dosis terbagi, tidak melebihi 600 mg dalam
24 jam. Penakaran dosis yang lebih besar dari 300 mg harus diberikan dalam dosis
terbagi.

Usia ≻10 tahun: 200 hingga 400 mg/m2/hari diberikan dalam 1 sampai 3 dosis terbagi,
tidak melebihi 600 mg/24 jam.

Oral:

Usia ﹤6 tahun: 150 mg/hari dalam 3 dosis terbagi.

Usia 6-10 tahun: 300 mg/hari dalam 2-3 dosis terbagi.

Usia >10 tahun: 600-800 mg/hari dalam 2 sampai 3 dosis terbagi

Dosis Anak-anak Biasa untuk Leishmaniasis

Usia >5 tahun: Studi (n = 31) – leishmaniasis Cutaneous: 20 mg/kg/hari, ditambah dosis
rendah meglumine antimoniate (30 mg/kg/hari) selama 20 hari.

dosis dan sediaan Allopurinol


Tablet, Oral: 100 mg, 300 mg.

Efek Samping

Cari bantuan medis segera jika Anda mengalami tanda-tanda reaksi alergi berikut ini:
gatal-gatal, kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan,
atau jika Anda merasa ingin pingsan

Hentikan menggunakan Allopurinol dan hubungi dokter Anda jika Anda memiliki salah
satu dari efek samping serius berikut ini:

 Demam, sakit tenggorokan, dan sakit kepala parah, kulit mengelupas, dan ruam kulit
merah
 Gejala awal dari setiap ruam kulit, tidak peduli seberapa ringan
 Rasa sakit atau perdarahan ketika buang air kecil
 Mual, nyeri perut bagian atas, gatal-gatal, kehilangan nafsu makan, penurunan berat
badan, urine gelap, tinja berwarna sepertin tanah liat, sakit kuning (menguningnya kulit
atau mata)
 Kencing lebih sedikit dari biasanya atau tidak sama sekali
 Nyeri sendi, gejala flu
 Kesemutan, mati rasa, nyeri, kelemahan otot yang parah atau
 Mudah memar, perdarahan yang tidak biasa (hidung, mulut, vagina, atau dubur)
 bintik-bintik ungu atau merah di bawah kulit Anda

Efek samping yang kurang serius mungkin termasuk:

 Muntah, diare
 Mengantuk, sakit kepala
 Perubahan indera perasa atau
 Nyeri otot

Tidak semua orang mengalami efek samping seperti yang telah disebutkan. Mungkin
ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki
kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikan dengan dokter atau
apoteker Anda.

Pencegahan & Peringatan

Sebelum menggunakan Allopurinol,

 Beri tahu dokter dan apoteker jika Anda alergi terhadap Allopurinol, atau obat-obatan
lain
 Beri tahu dokter dan apoteker tentang obat resep dan obat non resep, vitamin,
suplemen gizi, dan produk herbal yang Anda gunakan atau yang akan Anda gunakan.
Pastikan untuk menyebutkan hal berikut: antikoagulan lain seperti amoksisilin (Amoxil,
Trimox) ampisilin (Polycillin, Principen) antikoagulan ( ‘pengencer darah’) seperti
warfarin (Coumadin) obat kemoterapi kanker seperti siklofosfamid (Cytoxan) dan
merkaptopurin (Purinethol) klorpropamid (Diabinese) diuretik ( ‘pil air’) obat-obat yang
menekan sistem kekebalan tubuh seperti azathioprine (Imuran) dan siklosporin (Neoral,
Sandimmune) obat lain untuk gout seperti probenesid (Benemid) dan sulfinpyrazone
(Anturane) dan tolbutamid (Orinase). Dokter Anda mungkin perlu mengubah dosis obat
Anda atau memantau Anda dengan hati-hati untuk adanya efek samping
 Beri tahu dokter Anda jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau menyusui.
Jika Anda hamil sewaktu mengambil allopurinol, hubungi dokter Anda
 Anda harus tahu bahwa allopurinol dapat membuat Anda mengantuk. Jangan
mengendarai mobil atau mengoperasikan mesin sampai Anda tahu bagaimana obat ini
mempengaruhi Anda
 Tanyakan dokter Anda tentang penggunaan yang aman dari minuman beralkohol saat
Anda menggunakan allopurinol. Alkohol dapat menurunkan efektivitas allopurinol

Allopurinol aman untuk ibu hamil atau menyusui?

Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan obat ini pada ibu
hamil atau menyusui. Selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk
mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini. Obat ini
termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C menurut US Food and Drugs
Administration (FDA)

Berikut referensi kategori risiko kehamilan menurut FDA:

 A= Tidak berisiko
 B= Tidak berisiko pada beberapa penelitian
 C= Mungkin berisiko
 D= Ada bukti positif dari risiko
 X= Kontraindikasi
 N= Tidak diketahui

Studi pada wanita menunjukkan bahwa obat ini menimbulkan risiko yang minimal untuk
bayi bila digunakan selama menyusui.

3.INTERAKSI OBAT ALLOPURINOL DAN AZATIOPRINE DALAM PROSES


METABOLISME

Suatu obat dapat juga menghambat metabolisme obat lain, dengandampak


memperpanjangatau meningkatkan aksi obat yang dipengaruhi. Sebagai contoh,
alopurinol mengurangiproduksi asam urat melalui penghambatan enzim ksantin
oksidase, yang memetabolismebeberapa obat yang potensial toksis seperti
merkaptopurin dan azatioprin. Penghambatanksantin oksidase dapat secara bermakna
meningkatkan efek obat-obat ini. Sehingga jikadipakai bersama alopurinol, dosis
merkaptopurin atau azatioprin harus dikurangi hingga 1/3atau ¼ dosis
biasanya.Pemberian suatu obat bersamaan dengan obat lain yang enzim
pemetabolismenya sama dapat terjadi gangguan metabolisme yang dapat menaikkan
kadar salah satu obat dalam plasma, sehingga meningkatkan efeknya atau
toksisitasnya.

Anda mungkin juga menyukai