Anda di halaman 1dari 6

MATERI LABS (Lintas Alam Bumi Sukowati) 2018

Kearifan Lokal Sragen

Kota Kabupaten Sragen adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya terletak
di Sragen, sekitar 30 km sebelah timur Kota Surakarta. Berbatasan dengan Kabupaten Grobogan
di utara, Kabupaten Ngawi (Jawa Timur) di timur, Kabupaten Karanganyar di selatan, serta
Kabupaten Boyolali di barat.
Kabupaten Sragen, Kota Budaya, Wisata yang Asri ini dikenal dengan sebutan “Bumi Sukowati”,
nama yang digunakan sejak masa kekuasaan Kerajaan (Kasunanan) Surakarta. Nama Sragen
dipakai karena pusat pemerintahan berada di Sragen.
Hari Jadi
Hari Jadi Kabupaten Sragen ditetapkan dengan Perda Nomor : 4 Tahun 1987, yaitu pada hari
Selasa Pon, tanggal 27 Mei 1746. tanggal dan waktu tersebut adalah dari hasil penelitian serta
kajian pada fakta sejarah, ketika Pangeran Mangkubumi yang kelak menjadi Sri Sultan Hamengku
Buwono yang ke- I menancapkan tonggak pertama melakukan perlawanan terhadap Belanda
menuju bangsa yang berdaulat dengan membentuk suatu Pemerintahan lokal di Desa Pandak,
Karangnongko masuk tlatah Sukowati sebelah timur.

Kronologi dan Prosesi


Pangeran Mangkubumi adik dari Sunan Pakubuwono II di Mataram sangat membenci Kolonialis
Belanda. Apalagi setelah Belanda banyak mengintervensi Mataram sebagai Pemerintahan yang
berdaulat. Oleh karena itu dengan tekad yang menyala bangsawan muda tersebut lolos dari
istana dan menyatakan perang dengan Belanda. Dalam sejarah peperangan tersebut, disebut
dengan Perang Mangkubumen ( 1746 – 1757 ).
Dalam perjalanan perangnya Pangeran Muda dengan pasukannya dari Keraton bergerak
melewati Desa-desa Cemara, Tingkir, Wonosari, Karangsari, Ngerang, Butuh, Guyang. Kemudian
melanjutkan perjalanan ke Desa Pandak, Karangnongko masuk tlatah Sukowati.
Di Desa ini Pangeran Mangkubumi membentuk Pemerintahan Pemberontak. Desa Pandak,
Karangnongko di jadikan pusat Pemerintahan Projo Sukowati, dan Beliau meresmikan namanya
menjadi Pangeran Sukowati serta mengangkat pula beberapa pejabat Pemerintahan.
Karena secara geografis terletak di tepi Jalan Lintas Tentara Kompeni Surakarta – Madiun, pusat
Pemerintahan tersebut dianggap kurang aman, maka kemudian sejak tahun 1746 dipindahkan
ke Desa Gebang yang terletak disebelah tenggara Desa Pandak Karangnongko.
Sejak itu Pangeran Sukowati memperluas daerah kekuasaannya meliputi Desa Krikilan, Pakis, Jati,
Prampalan, Mojoroto, Celep, Jurangjero, Grompol, Kaliwuluh, Jumbleng, Lajersari dan beberapa
desa Lain.
Dengan daerah kekuasaan serta pasukan yang semakin besar Pangeran Sukowati terus menerus
melakukan perlawanaan kepada Kompeni Belanda bahu membahu dengan saudaranya Raden
Mas Said, yang berakhir dengan perjanjian Giyanti pada tahun 1755, yang terkenal dengan
Perjanjian Palihan Negari, yaitu kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta, dimana
Pangeran Sukowati menjadi Sultan Hamengku Buwono ke-1 dan perjanjian Salatiga tahun 1757,
dimana Raden Mas Said ditetapkan menjadi Adipati Mangkunegara I dengan mendapatkan
separuh wilayah Kasunanan Surakarta.
Selanjutnya sejak tanggal 12 Oktober 1840 dengan Surat Keputusan Sunan Paku Buwono VII yaitu
serat Angger – angger Gunung, daerah yang lokasinya setrategis ditunjuk menjadi Pos Tundan,
yaitu tempat untuk menjaga ketertiban dan keamanan Lalu Lintas Barang dan surat serta
perbaikan jalan dan jembatan, termasuk salah satunya adalah Pos Tundan Sragen.
Perkembangan selanjutnya sejak tanggal 5 juni 1847 oleh Sunan Paku Buwono VIII dengan
persetujuan Residen Surakarta baron de Geer ditambah kekuasaan yaitu melakukan tugas
kepolisian dan karenanya disebut Kabupaten Gunung Pulisi Sragen. Kemudian berdasarkan
Staatsblaad No 32 Tahun 1854, maka disetiap Kabupaten Gunung Pulisi dibentuk Pengadilan
Kabupaten, dimana Bupati Pulisi menjadi Ketua dan dibantu oleh Kliwon, Panewu, Rangga dan
Kaum.
Sejak tahun 1869, daerah Kabupaten Pulisi Sragen memiliki 4 ( empat ) Distrik, yaitu Distrik
Sragen, Distrik Grompol, Distrik Sambungmacan dan Distrik Majenang. Selanjutnya sejak Sunan
Paku Buwono VIII dan seterusnya diadakan reformasi terus menerus dibidang Pemerintahan,
dimana pada akhirnya Kabupaten Gunung Pulisi Sragen disempurnakan menjadi Kabupaten
Pangreh Praja. Perubahan ini ditetapkan pada jaman Pemerintahan Paku Buwono X, Rijkblaad
No. 23 Tahun 1918, dimana Kabupaten Pangreh Praja sebagai Daerah Otonom yang
melaksanakan kekuasaan hukum dan Pemerintahan.
Dan Akhirnya memasuki Zaman Kemerdekaan Pemerintah Republik Indonesia , Kabupaten
Pangreh Praja Sragen menjadi Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen.
Kabupaten Sragen dipetakan menjadi 2 wilayah:
Utara Bengawan Solo dan Selatan Bengawan Solo
20 Kecamatan di Sragen :

1. Kedawung

2. Miri

3. Gesi

4. Gondang

5. Plupuh

6. Sukodono

7. Mondokan

8. Tangen

9. Jenar

10. Sambungmacan

11. Sumberlawang

12. Kalijambe

13. Ngrampal

14. Karangmalang

15. Sidoharjo

16. Tanon

17. Sambirejo
18. Masaran

19. Sragen

20. Gemolong

Sangiran
Sragen merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang berbatasan langsung
dengan Provinsi Jawa Timur. Dengan demikian, Kabupaten Sragen adalah pintu gerbang
memasuki Jawa Tengah dari arah timur. Kabupaten Sragen juga sering disebut sebagai “Tlatah
Sukowati” yang mempunyai wilayah seluas 941,55 KM 2 , dengan topografi sebagai berikut: di
tengah-tengah wilayah mengalir Sungai Bengawan Solo yang merupakan sungai terpanjang di
Pulau Jawa; daerah sebelah selatan merupakan bagian dari lereng Gunung Lawu; sebelah utara
merupakan bagian dari Pegunungan Kendeng; dan sebelah barat merupakan kawasan yang
sangat terkenal dengan sebutan “Kubah Sangiran”.
Terletak di desa Krikilan,Kec. Kalijambe ( + 40 km dari Sragen atau + 17 km dari Solo) Sangiran
Dome menyimpan puluhan ribu fosil dari jaan pleistocen ( + 2 juta tahun lalu). Fosil-fosil purba
ini merupakan 65 % fosil hominid purba di Indonesia dan 50 % di seluruh dunia. Hingga saat ini
telah ditemukan lebih dari 13.685 fosil 2.931 fosil ada di Museum, sisanya disimpan di gudang
penyimpanan. Dalam sidangnya yang ke 20 Komisi Warisan Budaya Dunia di Kota Marida, Mexico
tanggal 5 Desember 1996, Sangiran Ditetapkan sebagai salahsatu Warisan Budaya Dunia “World
Haritage List” Nomor : 593.

BAYANAN
Gejala-gejala vulkanisme seperti gempa bumi, sumber air panas, gas beracun, dan berbagai
bahan mineral banyak terdapat di daerah vulkanis, seperti di Indonesia maupun di negara lain
yang dilalui deretan gunung berapi (Mediterania). Kabupaten Sragen yang letaknya jauh dari jalur
gunung berapi memiliki Sumber Air Panas Alam yang keluar dari dalam bumi dan terletak + 2
meter di atas sungai yang berada di sebelahnya. Sumber air panas tersebut terdapat di Dusun
Bayanan.
Pemandian Air Panas Bayanan merupakan salah satu daerah tujuan wisata minat khusus yang
dimiliki oleh Kabupaten Sragen, dalam hal ini adalah untuk wisata kesehatan ( health tourism )
yang dipadukan dengan daya tarik wisata alam atau ekowisata.
Menurut cerita yang berkembang di tengah masyarakat, air panas Bayanan dianggap memiliki
banyak khasiat dalam menyembuhkan berbagai penyakit, seperti : rematik, gatal-gatal, dan
penyakit lainnya. Sehingga oleh orang terdahulu sumber air panas itu dinamakan “Hyang Tirto
Nirmolo”.
Ternyata kebenarannya terbukti sehingga banyak pengunjung berdatangan untuk membuktikan
khasiatnya. Selain bisa menyembuhkan berbagai penyakit di atas, air panas tersebut dipercaya
juga bisa menurunkan kadar kolesterol dalam darah, memulihkan kebugaran tubuh,
meningkatkan vitalitas tubuh, memelihara kesegaran sendi–sendi dan otot, menghilangkan
capek-capek, dan membuat awet muda.
Pemandian Air Panas Bayanan ini terletak tepat di sebelah tenggara ibukota Kabupaten Sragen
yaitu di Dusun Bayanan, Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen.
Secara geografis, Pemandian Air Panas Bayanan terletak sekitar 17 km di sebelah tenggara
ibukota Kabupaten Sragen.
Melalui penyelidikan ilmiah diketahui bahwa panasnya air dan zat yang terkandung di dalamnya
diduga berasal dari sentuhan magma (panas bumi) yang menyentuh sumber air tanah yang
sangat dalam dan sampai terasa di permukaan sebagai sumber air panas. Panasnya air tepat pada
sumbernya + 44 0 C, dan setelah sampai permukaan di bak kamar mandi menjadi + 36 0 C, sesuai
dengan suhu badan manusia, sehingga akan terasa enak dan nyaman untuk mandi. Penyelidikan
yang dilakukan oleh Balai Penyelidikan Dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta
menunjukkan adanya banyak unsur/senyawa kimia yang terkandung dalam Sumber Air Panas
Bayanan antara lain belerang (Sulfur).

WADUK KEDUNG OMBO


Waduk Kedung Ombo merupakan bendungan raksasa seluas 6.576 hektar yang areanya
mencakup sebagian wilayah di tiga Kabupaten, yaitu; Sragen, Boyolali, dan Grobogan. Waduk
yang membendung lima sungai itu terdiri dari wilayah perairan seluas 2.830 hektar dan 3.746
hektar lahan yang tidak tergenang air.
Lokasi obyek wisata Waduk Kedung Ombo yang menjadi andalan Sragen terletak di Kecamatan
Sumberlawang, sekitar 30 km dari pusat kota.
Potensi pengembangan obyek wisata adalah memperbanyak homestay yang menyatu dengan
rumah penduduk, sehingga para wisatawan dapat tinggal lebih lama di kawasan Waduk Kedung
Ombo.
Investasi juga dapat ditanam di sektor perikanan darat dengan metode karamba dan dilengkapi
restoran apung. Di bantaran seputar waduk, cocok untuk mengembangkan usaha agrobisnis
buah-buahan dan sayur mayur.

Kompleks Pacuan Kuda Nyi Ageng Serang


Arena pacuan kuda Nyi Ageng Serang terletak di Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang.
Lintasan sepanjang 600 meter itu hanya berjarak 1,5 kilometer dari tepian waduk Kedung Ombo.
Akses menuju lintasan pacuan kuda Nyi Ageng Serang relatif mudah. Arena pacuan kuda itu
berjarak 30 kilometer dari pusat kota Kabupaten Sragen.
GUNUNG KEMUKUS
Objek Wisata Ziarah Makam Pangeran Samudro yang lebih dikenal dengan sebutan “GUNUNG
KEMUKUS”
Secara administratif, Obyek Wisata Gunung Kemukus terletak di Desa Pendem, Kecamatan
Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
Secara geografis, Objek Wisata Gunung Kemukus terletak sekitar ± 29 km di sebelah utara kota
Solo. Dari Sragen sekitar 34 km ke arah utara.

Kawasan Gunung Kemukus merupakan sebuah bukit dengan ketinggian sekitar 300 meter di atas
permukaan laut. Dengan dibangunnya Waduk Kedung Ombo menjadikan Makam Pangeran
Samudro berada di atas bukit yang menjorok ke tengah Waduk Kedung Ombo. Oleh karena itu,
Obyek Wisata Gunung Kemukus juga merupakan salah satu objek wisata tirta di Kabupaten
Sragen.

Teladan Terakhir Anak Raja Majapahit


“Barang siapa berhasrat atau punya tujuan untuk hal yang dikehendaki maka untuk
mencapainya harus dengan kesungguhan, mantap, dengan hati yang suci. Harus konsentrasi
pada yang dikehendaki, dekatkan keinginan, seakan-akan seperti menuju ke tempat yang
disayanginya atau kesenangannya.”
Konon, itulah wejangan terakhir Pangeran Samudro, sesaat menjelang ia mangkat. Para pengikut
Samudro kemudian mendirikan pemukiman. Letaknya tak jauh dari jasad sang Pangeran yang
dimakamkan di sebuah bukit –dan kemudian disebut Gunung Kemukus. Dukuh Samudro, nama
pemukiman itu, terletak beberapa puluh meter di bawah lokasi makam. Para pengikut Samudro
pun patuh melaksanakan wasiat terakhir junjungannya itu. Kisah-kisah keteladanan sang
pangeran lalu terpatri hingga ratusan tahun, sengaja diwariskan turun temurun oleh penduduk
Dukuh Samudro.
Pangeran Samudro adalah salah satu anak penguasa terakhir kerajaan Majapahit, sebuah
kerajaan Hindu terbesar di Asia Tenggara pada abad ke-13. Kerajaan yang berpusat di Jawa Timur
itu wilayah kekuasaannya meliputi kepulauan Indonesia dan membentang hingga bagian selatan
India.

DESA WISATA KLIWONAN


Kabupaten Sragen, adalah sentra produksi batik terbesar setelah Pekalongan dan Surakarta. Di
Sragen, terdapat dua sub sentra batik yakni Kecamatan Plupuh dan Masaran. Dua sub sentra
tersebut memiliki beberapa desa penghasil batik. Letak mereka pun berdekatan, saling
berseberangan di sisi utara dan selatan Sungai Bengawan Solo.
Kawasan Desa Wisata Batik Kliwonan terletak sekitar 12 KM sebelah selatan pusat kota
Kabupaten Sragen. atau 15 KM sebelah timur laut kota Solo.
Batik Sragen lebih kaya dengan ornamen flora dan fauna. Ada kalanya dikombinasi dengan motif
baku. Jadilah, motif tumbuhan atau hewan yang disusupi motif baku seperti parang, sidoluhur,
dan lain sebagainya. Belakangan ini beberapa perajin mulai mencoba menelurkan motif baru
yang isinya merekam aktivitas keseharian masyarakat. Guratan motif batik Sragen dewasa ini
cenderung menyiratkan makna secara tegas. Jauh lebih lugas ketimbang corak Yogyakarta dan
Surakarta.
Perajin di Sragen umumnya memproduksi batik dengan teknik tulis, cap, printing, dan
kombinasinya. Namun, sebagian besar perajin masih mempertahankan teknik tulis di atas kain
primisma. Teknik tradisional ini menunjukkan kemampuan luar biasa batik tulis Sragen dalam
bertahan di era modern ini. Masih dipegangnya cara tradisional para pembatik di kawasan
Kliwonan ini merupakan eksotisme yang langka dijumpai. Inilah daya tarik desa wisata batik
Kliwonan.
Buah Tangan Khas Desa Wisata Batik Kliwonan
Tidak lengkap rasanya mengunjungi Desa Wisata Batik Kliwonan tanpa membawa pulang buah
tangan khas kawasan ini. Banyak pilihan cenderamata yang dapat dibeli oleh para wisatawan,
antara lain :
• Kerajinan kain perca batik berupa tas, dompet cantik, bantal hias, selimut, dsb
• Kerajinan grabah ndeso yang terbuat dari tanah liat hitam yang menciptakan tekstur kasar
namun antik dan eksotis. Gerabah ndeso tersebut dapat berbentuk tempayan air, pot bunga,
kuali, dan sebagainya
• Kerajinan sangkar burung . Desa wisata ini memiliki kekayaan alam berupa bambu yang
melimpah terutama di daerah tepian Sungai Bengawan Solo. Bambu-bambu tersebut oleh
penduduk setempat diolah menjadi berbagai barang kerajinan yang cantik antara lain sangkar
burung.

Galeri Batik Sukowati dan Sentra Bisnis Batik Sragen


Galleri Batik Sukowati dan Sentra Bisnis Batik Sragen (SBBS) terletak di jantung kota Sragen,
hanya beberapa puluh langkah kaki dari kantor Pemerintahan Kabupaten. SBBS dan Galeri Batik
Sukowati merupakan pusat perbelanjaan dan sirkulasi kerajinan batik Sragen. Dua lokasi itu
merupakan gerai penjualan para pelaku bisnis di bidang industri batik.

TAMAN nDAYU
Terletak di Desa Dayu, Kecamatan Sragen sekitar 20 KM dari Kota Solo; Dayu Alam Asri
menyimpan sejuta potensi yang siap dinikmati oleh para wisatawan dari berbagai usia. Areal
seluas hampir 5 Ha, berbagai fasilitas pendukung telah disediakan demi kenyamanan para
wisatawan yang berkunjung ke tempat ini.
Sebuah kebun binatang mini ( mini zoo ) menjadi salah satu spot menarik dari objek wisata ini.
Koleksi binatang yang hidup dan terpelihara dengan baik di mini zoo ini antara lain rusa, kanguru,
landak, ular, burung merak, elang, berbagai jenis ikan langka seperti ikan lele afrika, ikan
arapaima, dan alligator fish . Selain sebagai kebun binatang mini, tempat ini juga berfungsi
sebagai tempat penangkaran beberapa jenis binatang di atas.
Di lengkapi :

Warung Joglo Dayu

Green House

Taman Lalu Lintas

Wisata Perahu Kayuh

Flying Fox

Sepasang burung di mini Zoo

Bunga di Kebun Organik

Kolam Renang Dayu

Tuk menambah citra tempat wisata ini sebagai objek wisata alam dan wisata agro, areal
pertanian organi k terhampar luas di sini. Bagi para pecinta ikan, Anda akan dimanjakan oleh
jajaran akuarium yang lengkap dengan berbagai koleksi ikan yang berupa warna, bentuk, dan
ukuran.
Selain sebagai daerah tujuan wisata keluarga, Dayu Alam Asri juga siap menjadi tuan rumah
berbagai pertemuan. Sebuah meeting room berbentuk joglo gagah berdiri di kawasan wisata ini.

Anda mungkin juga menyukai