Manajemen Pengawasan
Manajemen Pengawasan
Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat, rahmat dan
karunianya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang pengawasan dalam mata kuliah
manajemen ini.
Terima kasih kami ucapkan kepada ibu Hj. Aprianti yang telah memberikan tugas ini
sehingga kami dapat menambah pemahaman kami tentang pengantar manajemen. Terima kasih
pula kami ucapkan kepada teman-teman yang telah membantu kami dalam menyusun makalah
ini.
Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibu Hj.
Aprianti. Banyak kendala yang kami alami dalam menyusun makalah ini. Namun, itu semua
tidak menyurutkan niat kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Kami telah berupaya menyempurnakan makalah ini, namun seperti kata pepatah, “Tak
ada gading yang tak retak” maka kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari ibu Hj. Aprianti , teman-teman dan orang lain yang berkenan meluangkan waktunya untuk
menyimak isi dari makalah ini.
Sekali lagi, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam
pembuatan makalah ini. Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PENGAWASAN (CONTROLLING)
Controling merupakan salah satu fungsi manajemen yang harus dilaksanakan oleh
seorang controller (pengawas). Pengawasan dilakukan untuk menemukan dan mengoreksi
adanya penyimpangan-penyimpangan dari hasil yang telah dicapai dibandingkan dengan rencana
kerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada setiap tahap-tahap kegiatan perlu dilakukan
pengawasan. Sebab apabila terjadi penyimpangan akan lebih cepat melakukan koreksi atau
perbaikan.
Pengawasan ( Controlling ) dapat diartikan secara negatif, positif, dan dalam arti luas.
Dalam arti negatif pengawasan dapat diartikan sebagai tindakan mencari-cari kesalahan
kemudian memberikan sanksi, dan melakukan larangan-larangan. Dalam arti positif pengawasan
ialah tindakan-tindakan agar organisasi atau perusahaan berjalan terarah, tidak terjadi kesalahan-
kesalahan, penyimpangan atau kebocoran di segala bidang. Sedangkan dalam arti luas,
pengawasan adalah aktifitas controller untuk melakukan pengamatan, penelitian dan penilaian
dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi atau perusahaan yang sedang atau telah berjalan
untuk mencapain tujuan yang telah ditetapkan.
Selain macam pengawasan di atas, ada beberapa jenis dari pengawasan, diantaranya :
a) Pengawasan Kemudi (Steering Control) atau disebut pula pengawasan umpan maju (feed
forward control), pengawasan ini dirancang untuk mendeteksi adanya penyimpangan dari
tujuan yang telah ditetapkan dan memperbolehkan mengambil tindakan koreksi sebelum
kegiatan selesai dikerjakan.
b) Pengawasan Skrening (Screening Control), bisa disebut pengawasan ya atau tidak (yes or no
control). Tipe pengawasan ini merupakan proses yang terlebih dahulu menyetujui aspek
tertentu dari sebuah prosedur, atau syarat tertentu harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan
dilanjutkan. Disini segi keamanan merupakan faktor kunci dan bahkan dapat memberikan
keamanan ekstra kepada manajer.
c) Pengawasan Purnakarya (Post Action Control) atau disebut pengawasan umpan balik (Feed
Back Control), jenis pengawasan ini mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah
diselesaikan.
2.6 PENGAWASAN MERUPAKAN ASPEK PENTING DALAM MANAJEMEN
Dalam hal ini, terdapat beberapa alasan akan pentingnya pengawasan di dalam setiap
organisasi :
Pada umumnya organisasi saat ini cenderung bercorak desentralisasi, maka kegiatan
perusahaan menjadi terpisah-pisah secara geografis, lebih luas dan kompleks. Demikian juga
jika banyak dipakai penyalur dalam penjualan produk, maka untuk menjaga kualitas dan
profitabilitas, perlu system pengawasan yang lebih teliti.
c. Timbulnya kesalahan-kesalahan dalam bekerja
Untuk mendeteksi adanya kesalahan yang mungkin diperbuat oleh pelaku organisasi,
maka digunakan fungsi pengawasan, semakin jarang pekerja melakukan kesalahan, semakin
sederhana manajemen melakukan fungsi pengawasan.
Pada umumnya organisasi saat ini cenderung bercorak desentralisasi, maka kegiatan
perusahaan menjadi terpisah-pisah secara geografis, lebih luas dan kompleks. Demikian juga
jika banyak dipakai penyalur dalam penjualan produk, maka untuk menjaga kualitas dan
profitabilitas, perlu system pengawasan yang lebih teliti.
Untuk mendeteksi adanya kesalahan yang mungkin diperbuat oleh pelaku organisasi,
maka digunakan fungsi pengawasan, semakin jarang pekerja melakukan kesalahan, semakin
sederhana manajemen melakukan fungsi pengawasan.
PENUTUP
3.1 kesimpulan
3.2 Saran
Untuk itu kami mengharapkan saran dan masukan dari pembaca demi perbaikan
penyusunan selanjutnya. Dan semoga dengan makalah ini dapat dimanfaatkan
sebagaimana mestinya untuk membantu kelancaran perkuliahan.