Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SEJARAH ATLETIK DIDUNIA DAN DI INDONESIA

Disusun Oleh :

Nama : Hani Marandani


NPM : 1885101008
Prodi : PJOK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA


UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
LAMPUNG T.A 2018
SEJARAH ATLETIK DI DUNIA DAN DI INDONESIA

A. Sejarah Atletik di Dunia


Atletik berasal dari kata Yunani yaitu Atlon,Atlun yang berarti pertandingan atau
perjuangan. Jadi atletik menurut Ensoklopedi Indonesia berarti Pertandingan dan Olah raga
pada Atletik. Atletik yaitu suatu Cabang olah raga mempertandingkan Lari,Lompat,Jalan dan
Lempar. Olah raga Atletik mula-mula di populerkan oleh bangsa Yunani kira-kira pada Abad
ke-6 SM. Orang yang berjasa mempopulerkannya adalah Iccus dan Herodicus. Atletik yang
terkenal sekarang sudah lain dari pada yang dilakukan oleh bangsa Yunani dulu. Tetapi
walaupun demikian dasarnya tetap sama yaitu Berjalan, lari, lompat dan lempar. Karena
mempunyai berbagai unsur inilah atletik dikatakan sebagai ibu dari segala cabang Olah raga.
Mengandung berbagai unsur gerakan sehari-hari. Pada zaman Primitif sangat penting artinya
untuk mencari nafkah dan mempertahankan hidup. Mereka hidup dengan berburu binatang
liar, diperlukan ketangkasan, kecepatan dan kekuatan. Pandangan hidup pada zaman itu
adalah yang kuat;yang berkuasa sehingga untuk dapat tetap hidup dan mempertahankan diri
mereka harus berlatih jasmani. Pada zaman Yunani dan Romawi kuno telah terlihat arah
latihan jasmani. Istilah atletik ini juga bisa dijumpai dalam berbagai bahasa antara lain dalam
bahasa Inggris Athletic, dalam bahasa Perancis Ateletique, dalam bahasa Belanda Atletiek,
dalam bahasa Jerman Athletik. Untuk dapat memahami pengertian tentang Atletik, tidaklah
lengkap jika tidak diketahui sejarah atau riwayat istilah atletik serta perkembangannya
sebagai salah satu cabang olahraga mulai zaman purbakala sampai zaman modern ini.
Memahami sejarah tidak hanya sekedar untuk pengertian dan pengetahuan tetapi mengetahui
dan mengikuti perkembangan atletik sejak zaman kuno sampai dengan zaman sekarang.
Dengan mengetahui kejadian-kejadian pada masa lampau, dapat diambil hikmahnya untuk
menentukan langkah-langkah dimasa yang akan datang.

B. Berdirinya Organisasi Atletik


Awal abad XIX merupakan mas menggeloranya kembali semangat berolahraga
dikalangan masyarakat luas, termasuk berkembangnya olahraga atletik. Perkumpulan-
perkumpulan atletik mulai dibentuk. Perlombaan-perlombaan atletik banyak diselenggarakan.
Di Inggris pada tahun 1817 didirikan perkumpulan atletik yang pertama oleh Captain Mason
dengan nama Necton Guild. Pada tahun 1834 syarat minimum untuk mengikuti perlombaan
ditetapkan oleh badan/komite,misalnya syarat minimum untuk lari 440 yards = 60 detik,l lari
1 mil = 5 menit.
Pada tahun 1855 untuk pertama kalinya diterbitkan buku mengenai lari cepat (sprint)
Inggris menyelenggarakan perlombaan antarnegara di Eropa,terutama antara Inggris dengan
Perancis. Pada tahun 1860 perkumpulan atletik yang pertama di Amerika Serikat didirikan di
San Fransisco dengan nama Olympic Club. Kejuaraan atletik di Amerika Serikat baru
diselenggarakan pada tahun 1868 oleh New York Athletic Club. Setelah itu sering diadakan
perlombaan-perlombaan atletik antara Amerika Serikat dengan negara-negara Eropa.
Persatuan atletik yang menghimpun perkumpulan-pekumpulan atletik mulai dibentuk.
1. Tahun 1880 di Inggris berdiri British Amateur Athletic Board.
2. Tahun 1887 di New Zealand berdiri New Zealand Amateur Athletic Association.
3. Tahun 1899 di Belgia berdiri Ligue Royale d’Athletime dan di Canada Track and
Field Association.
4. Tahun 1885 di Afrika selatan berdiri South African Amateur Athletic Union dan d
5. Swedia berdiri Svenska Fri-Idrotts Forbunder.
6. Tahun 1896 di Norwegia berdiri Norges Fri-Idrettsfor-bund.
7. Tahun 1897 di Australia berdiri The Amateur Athletic Union of Australia, di
Czechoslovikia berdiri Ceskoslovensky Athleticky Svanz, di Yunani berdiri
Association Haenengue d’Athletikai Szovetse.
8. Tahun 1911 di Belanda berdiri Koninklijke Nederlandeseh Athleriek Unie.
Sampai saat ini tidak kurang dari 170 negara telah membentuk organisasi atletik yang
menjadi induk perkumpulan-perkumpulan atletik di setiap negara. Perlombaan atletik telah
sering diselenggarakan, demikian pula perlombaan antar negara tetapi belum ada peraturan
perlombaan yang seragam sehingga sering timbul perselisihan paham dalam menentukan
pemenang. Baru pada tanggal 17 Juli 1912 tiga hari setelah selesai nya perlombaan atletik
pada Olympiade Modern V di Stockholm tokoh-tokoh atletik dari 17 negara yang mengikuti
Olympiade dari Amerika Serikat, Australia, Austria, Belgia, Canada, Chili, Denmark,
Finlandia, Hongaria, Inggris, Jerman, Mesir, Norwegia, Perancis,Rusia, Swedia dan Yunani,
berdiskusi untuk membentuk suatu badan Internasional Atletik yang membuat peraturan-
peraturan dan penyelenggaraan perlombaan atletik yang lengkap.
Badan tersebut didirikan dengan nama International Amateur Athletic Federation
(IAAF), sebagai ketua adalah J. Sigfrit Edstrom dengan sekretaris Jendral merangkap
Bendahara (Honorary Secretary-Treasurer): Kristian Henstrom keduanya dari Swedia.
Peraturan teknis untuk perlombaan internasional yang pertama disahkan pada kongres yang
ketiga tahun 1914 di Lyon Perancis. Sejak terbentuknya IAAF ini penyelenggaraan
perlombaan-perlombaan atletik semakin baik, terutama dalam segi pengorganisasian.
SEJARAH ATLETIK DI INDONESIA

A. Atletik Di Indonesia pada Zaman penjajahan


Di Indonesia atletik dikenal lewat bangsa Belanda yang selama tiga setengah abad
telah menjajah negeri ini. Namun demikian atletik tiada dikenal secara luas. Yang mendapat
kesempatan melakukan latihan-latihan atletik hanyalah sekolah-sekolah dan kemiliteran saja,
itupun sekedar untuk melengkapi kebutuhan pendidikan jasmani saja. Organisasi atletik
pertama kali didirikan di Indonesia pada Zaman Belanda adalah Nederlands Indisehe Atletiek
Unie yang disingkat NIAU yang dalam bahasa Indonesia berarti : Perserikatan Atletik Hindia
Belanda yang didirikan pada tahun 1917. Propaganda untuk menyebarkan atletik memang
ada tetapi usaha untuk mendirikan perkumpulan-perkumpulan atletik atau cabang dari NIAU
hanya dapat terlaksana dibeberapa kota besar yang mempunyai sekolah-sekolah lanjutan dan
yang ada tangsi-tangsi militernya, antara lain Jakarta, Bandung, Surabaya,
Yogyakarta,Semarang, Solo, Medan.
Pada zaman itu tiap tahun diadakan perlombaan/kejuaraan atletik di Jakarta yang
penyelenggaraannya bertepatan dengan penyelenggaraan Pasar Gambir (semacam Jakarta fair
sekarang) pada akhir bulan Agustus atau awal September. Atlet yang menonjol prestasinya
pada aman penjajahan Belanda itu antara lain: Mohammad Noerbambang, pelari 100m yang
konon pernah mencapai 10,8 detik dan Harun Alrasyid pelompat tinggi yang pernah melewati
mistar mencapai 1,80m dan lompat jauhnya mendekati 7,00 m. Pada zaman pendudukan
Jepang selama tiga setengah tahun mulai awal tahun 1942 sampai Agustus 1945 ,
keolahragaan pada umumnya mengalami perkembangan. Semua pelajar mahasiswa melalui
siaran radio yang dikenal dengan 22nama Radio Taiso menyelenggarakan latihan-latihan dari
berbagai cabang olahraga,termasuk senam dan atletik. Atletik mendapat perhatian yang
cukup baik.
Hampir setiap menjelang tutup tahun ajaran diadakan pertandingan-pertandingan
olehraga dengan atletik sebagai nomor utamanya, baik yang berbentuk pertandingan antar
kelas, antar sekolah atau antar kota. Pada tahun 1943 di Solo diselenggarkan perlombaan
atletik segitiga antar pelajar Sekolah Menengah Bandung, Yogya, dan Solo. Pelajar-pelajar
dari Bandung di bawah panji-panji GASEMBA (Gabungan Sekolah Menengah Bandung )
dari Yogya GASEMMA ( Gabungan Sekolah Menengah Mataram ) dan dari Solo
GASEMBO (Gabungan Sekolah Menengah Solo ). Perlombaan atletik untuk umum juga
sering diadakan. Lari jarak jauh dan lari jarak pendek dengan membawa beban adalah yang
paling sering diperlombakan. Dalam bidang organisasi selama masa pendudukan Jepang ini
juga nampak ada kemajuan. Perhimpunan-perhimpunan atletik juga bermunculan dibeberapa
kota besar, antara lain IKADA ( Ikatan Atletik Djakarta ),GABA ( Gabungan Atletik
Bandung ), IKASO ( Ikatan Atletik Solo) IPAS ( Ikatan Perhimpunan Atletik Surabaya ) dan
lain-lain. Pada tahun 1949 oleh ISI ( Iakatan Sport Indonesia ) diselenggarakan Pekan
Olahraga di lapangan IKADA yang diikuti oleh sejumlah atlet dari seluruh Jawa. Atlet-atlet
yang menonjol pada pendudukan Jepang antara lain : Soetantio, pelari 100m yang mencapai
11,00 detik. Soetrisno , atlet Pancalomba dan Bram Matulessi, pelempar Lembing.

B. Atletik setelah Indonesia Merdeka


Dengan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945
oleh Soekarno-Hatta, maka terbukalah bagi bangsa Indonesia untuk memajukan dan
mengembangkan bangsa dan negara dalam segala bidang, termasuk memajukan keolahragaan
pada umumnya dan khususnya cabang olahraga atletik. Meskipun pada waktu itu bangsa
Indonesia sedang berjuang mati-matian untuk mempertahankan kemerdekaan melawan
Belanda dengan sekutunya yang ingin kembali menjajah Indonesia, namun rakyat Indonesia
terutama para pelajar dan mahasiswanya masih tetap melakukan atletik. Ditempat-tempat
yang tidak diduduki tentara Belanda, disaat-saat tidak melakukan perang gerilya, mereka
berlatih dan berlomba atletik yang merupakan cabang olahraga yang digemari. Pada bulan
Januari 1946 dikota Solo diselenggarakan kongres yang ingin menghidupkan kembali
semangat keolahragaan di Indonesia,maka didirikan “PORI” (Persatuan Olahraga Republik
Indonesia). Langkah pertama yang dilakukan PORI adalah menyelenggarakan Pekan
Olahraga Nasional (PON). Maksud penyelenggaraan PON pada masa revolusi fisik melawan
kekuatan Belanda dengan sekutunya yang menduduki kota-kota besar diIndonesia,
mengandung tujuan yang lebih mulia ialah memberi kejutan politik kepada dunia agar
terbuka matanya bahwa negara Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17
Agustus 1945 itu benar-benar ada. PON diadakan di Solo dibuka oleh Presiden Soekarno
pada tanggal 12 September 1948, dihadiri oleh wakil Presiden dengan segenap anggota
kabinet,hadir pula wakil-wakil dari negara lain termasuk pejabat Komisi Tiga Negara PBB
diIndonesia. Atlet-atlet yang terkenal pada waktu itu adalah :
- Soedarmodjo , sebagai pelompat tinggi
- Arie Mauladi , sebagai pelompat jangkit
- Soetopo , menjuarai 5000 m dan 10.000 m
- Nasir Rosydi , pelari gawang dan lompat jauh
- Fuat Sahil , pelari 400 m
- Soetrisno , tolak peluru dan lempar cakram
- Darwati , pelari 100 m
- Anie Salamun , Pelempar cakram
Pada tanggal 3 September 1950 berkumpullah tokoh-tokoh atletik dari perhimpunan
atletik beberapa daerah Indonesia di kota Semarang untuk membentuk Induk organisasi
atletik bagi seluruh wilayah Indonesia. Lahirlah kemudian organisasi atletik yang diberi nama
“ Persatuan Atletik Seluruh Indonesia” disingkat PASI. Sebagi langkah pertama di Bandung
pada bulan Desember 1950 yang diikuti tidak hanya atlet-atlet dari pulau Jawa tetapi juga
dari Sulawesi. Langkah selanjutnya adalah menjadikan PASI dapat diterima sebagai anggota
IAAF agar atlet-atlet Indonesia dapat mengikuti Olympiade dan perlombaan-perlombaan
Internasional lainnya. Pemusatan latihan yang pertama kali diadakan di Yogyakarta dalam
rangka persiapan pengiriman atlet untuk mengikuti Asian Games I yang diselenggarakan di
New Delhi, India pada bulan Maret 1951. beberapa atlet yang memperoleh medali perunggu
pada Asian games I adalah :
- Soedarmodjo , untuk lompat tinggi
- Hardarsin , untuk lompat jangkit
- A.F Matulessy , untuk lempar lembing
- Anie Salamun , untuk lempar cakram
- Regu estafet 4 x 400 m atas nama : Tri Wulan, Nyi. Soerjowati, Darwati, dan Lie
Jiang Nio.
PON II diselenggarakan di Jakarta bulan Oktober 1951. Atletik merupakan
perlombaan nomor utama. Selanjuntnya PASI memutuskan untuk menyelenggarakan
kejuaraan atletik setiap tahun. Tahun 1952 di langsungka kejuaraan Nasional di Surabaya.
Untuk pertama kali PASI mengirimkan atletnya ke olympiade pelompat tingginya
Soedarmodjo dikirimkan ke olympiade di Helsinki. Tahun 1953 dilangsungkan PON III di
Medan. Tahun 1954 dilangsungkan kejuaraan Nasional. Yang selalu mendominasi
perlombaan atletik Nasional adalah Dasuki, untuk lari 100 m, Yopie Timisela, untuk lari 400
m dan 10.000 m, Soetrio untuk lompat tinggi galah dan Dasalomba. Soedarmodjo, Maridjo
dan Okamona untuk lompat tinggi. Hendarsin dan Bin Suryo untuk lompat jangkit. Soetrisno,
Sarbe Hupono dan Bram Matulessi untuk nomor lempar cakram dan tolak peluru. Tahun
1955 dilangsungkan Kejuaraan Nasional di Jakarta. Indonesia mendatangkan Bin Miner
untuk membentuk Coach-coach atletik di Indonesia yang pada waktu itu belum dimiliki.
Tahun 1957 penyelenggaraan PON IV di Makasar (Ujung Pandang). Tahun 1958 kejuaraan
Nasional di Jakarta. PASI mengirimkan atletnya ke Asian Games ke-3 diTokyo.
Atlet putri Kamah, berhasil memperoleh medali perunggu untuk lempar lembing.
Tahun 1959 kejuaraan Nasional di Jakarta. Tahun 1960 seleksi Nasional di Bandung dalam
rangka persiapan Asian Games ke-4 yang akan diselenggarakan di Jakarta tahun 1962.
Disamping itu PASI mengirimkan peninjau ke Olympiade di Roma untuk mempelajari seluk
beluk penyelenggaraan Olympiade dalam rangka persiapan menjadi tuan rumah Asian
Games yang akan diselenggarakan di jakarta. Semenajk ditetapkan Jakarta sebagai tempat
penyelenggaran Asian Games IV , PASI berusaha sekuat tenaga agar dapat mencapai sukses
bukan hanya sukses dalam penyelenggaraan tetapi juga sukses dalam prestasi atlet-atletnya.
PASI mengirimkan peninjau ke Olympiade Roma dan mendatangkan tenaga-tenaga penasihat
dari Jepang yang telah berhasil sebagai penyelenggara Asian Games III. Dibidang
peningkatan prestasi PASI mendatangkan pelatih-pelatih dari luar negeri. Pelatih yang
didatangkan adalah Bin Miner, Norman Ford dan Tom Rosandich dari Amerika Serikat,
disamping untuk meningkatkan prestasi para atlet yang dimasukkan dalam pusat latihan atau
TC (Training Center), mereka juga dimafaatkan untuk menatar kader-kader pelatih.
Indonesia. Segala persiapan menjadi tuan rumah Asian Games IV berjalan lancar, berkat
bantuan sepenuhnay dana dan fasilitas dari pemerintah RI. Tahun 1962 Asian Games IV
dilaksanakan di Jakarta. Pemusatan latihan yang dilakukan dengan persiapan yang cukup
ternyata membuahkan hasil yang membanggakan. Untuk pertama kali atlet-atlet Indonesia
dapata memperoleh medali emas dalam perlombaan Internasional meskipun bari tingkat Asia.
Mohammad Sarengat memperoleh 2 medali emas untuk lari 100 m (10,4) dan Untuk lari
gawang 110 m (14,3) serta dua perunggu untuk lari 200 m ( 21,6). Awang Papilaya
memperoleh 2 medali perunggu untuk 800 m (2:40,8) dan Lompat jauh. Regu estafet 4 x 100
m putri memperoleh medali perunggu atas nama Suratmi, Emawati, W.Tomasoa, Wiewiek
Machwijar (50,5). Tahun 1963 penyelenggaraan GANEFO I di
Jakarta.
a)Medali Emas di capai oleh :
- Jootje Oroh lari 200 m (21,8)
- Regu 4 x 100 m putra (41,8) atas nama Jootje Oroh, Soenjoto, Mohammad Sarengat
dan Bambang
Wahyudi.
- Regu 4 x 400 m putra ( 3:20,6) atas nama Aminuddin M, Agus Soegiri, Strive
Mainake, dan Stive Thenu.
b)Medali perak di capai oleh :
- regu 4 x 100 m putri (50,5) atas nama Emawati, Soeratmi,W.Tomasoa. dan
W.Machwijar.
- Mohammad Sarengat lari gawang 110 m (14,6)
- I Gusti Ngurah Manik lempar lembing (65,53)
- Abdul Rab Khan dasalomba (nilai 5807)
- Nicky Pattiasina lari 3.000 m Steeple chase (9:28,9)
c)Medali perunggu dicapai oleh :
- Wlily Tomasoa lari 200 m (26,8)
- Soeratmi lari 400 m (58,8)
- Soeratmi lari 800 m (2:20)
- Emawati lari gawang 80 m (12,5)
- Ni Luh Armoni Widari lompat jauh (5,45)
- Jean Toar lempar lembing (39,31)
- Ni Luh Armoni Widari pancalomba (nilai 3407)
- Aminuddin Machmud lari 400 m (50,3)
- Z. Lesnussa lari 10.000 m (32:51,1)
- Ismail Abiddin lari marathon (31.01:40.8)
Rekor Nasional banyak sekali diciptakan pada periode tahun 1962-1963 ini.
Tehun 1964 kejuaraan Nasional di Jakarta. Sayang pada tahun ini karena alas an
politis, Indonesia tidak mengikuti Olympiade yang diselenggarakan di Tokyo, meskipun
atletnya telah dipersiapkan dengan baik. Pada tahun 1964 ini Indonesia mengirimkan atlet-
atletnya ke RRC. Beberapa rekor dipecahkan ternyata sampai sekarang masih bertahan.
Rekor Untung Pribadi lompat tinggi galah (3,95), I G.Ngurah Manik lempar lembing 66,91,
Usman Effendi tolak peluru 15,26.
Tahun 1965 meletuslah peristiwa G30S/PKI yang merupak tragedi nasional bagi
bangsa Indonesia , sehingga PON VI yang sedianya akan dilaksanakan di Jakarta gagal.
Tahun 1966 mengikuti SEA GAMES V di Bangkok. Medali perak didapatkan oleh regu 4 x
100 m atas nama Soepardi, Jootje Oroh, Bambang Wahyudi dan Agus Soegiri.. meskipun
tidak memperoleh medalai, beberapa rekor Indonesia telah dipecahkan di Bangkok yang
sampi tahun 1979 belum diperbaharui antara lain rekor lari 800 m oleh Charanjit Singh
(1:50,7) ; rekor lari 4 x 100 m : oleh Eddy, Charanjit Singh,V Gosal dan Agus Sorgiri
(3:15,3) ; rekor lari 3.000 m Steeple chase oleh Nicky Patiasina (9:25,1) ; tahun 1968
kejuaraan Nasional di Jakarta yang dikuti oleh para atlet dari Singapura. ; Tahun 1969 PON
VII di Surabaya ; tahun 1970 kejuaraan di Semarang, Indonesia mengirimkan atletny untuk
mengikuti Asian Games VI di Bangkok. Hasil yng diperoleh medali perunggu untuk lari 200
m dan 100 m atas nama Carolina Rieuwpassa. Tahun 1971 kejuaraan nasional di Jakarta.
PASI bekerja sama coaching clinic atletik yang diikuti oleh 45 orang coach muda dari
seluruh daerah di Indonesia. Carolina Rieuwpassa dikirim ke Jerman untuk berlatih
menghadapi olympiade Munich. Selama berlatih di jermania memperbaiki rekor Nasional
100 m menjadi 11,7 detik dan 200 m menjadi 22,2 detik sampai tahun 1979 rekor ini belum
ada yang menumbangkannya. Tahun kejuaraan Nasional di Jakarta Carolina Rieuwpassa
dikirim ke Jerman untuk mengikuti Olympiade di Munich. Pada lari 100 m babak penyisihan
ia menduduki urutan kedatangan ke 6 dengan catatan waktu 12,23 sedangkan pada lari 200 m
babak pendahuluan ia menempati urutan kedatangan ke 6 dengan catatan waktu 24,68 detik.
Kemudian PASI mengirimkan 22 atlet kekejuaraan atletik Asia di Manila tanpa memperoleh
medali.
Tahun 1975 kejuaraan Nasional di Jakarta. Pada tahun ini di selenggarakan Asian
Games VII di Taheran Indonesia tidak mengirimkan tim atletik. Tahun 1975 kejuaraan di
Jakarta disamping itu untuk meningkatkan prestasi atletik di Indonesia perlu meningkatkan
frekwensi perlombaan. Maka pada tahun 1976 ini diselenggarakan kejuaraan atletik se-Jawa
dan Bali di Semarang tahun 1976 merupakan tahun penyelenggaraan Olympiade. Indonesia
mengirimkan Carolina Rieuwpassa untuk mengikuti olympiade di Montreal. Beberapa atlet
ke Pakistan dan Malaysia. Tahun 1977 penyelenggaraan PON IX di Jakarta. Untuk pertama
kali Indonesia mengikuti SEA GAMES IX di Kuala Lumpur. Indonesia memperoleh 2
medali emas melalui Carolina Rieuwpassa untuk lari 100 m dan Usman Efendi untuk lempar
cakram, serta 5 medali perak dan medali perunggu.
Tahun 1978 Asian Games VII diselenggarakan di Bangkok. Athun 1978 kejuaraan di
Jakarta diikuti juga oleh atlet dari Singapura. Sebagai balasan ikut sertanya atlet mengikuti
Sukan di Singapura. Beberapa rekor di pertajam : Jefrry Matahelemual memperbaiki rekor
dari 200 m menjadi 21,1 detik. Mujiono memperbaiki rekor dari 400 m menjadi 47,8 detik.
Regu nasional 4 x 100 m memecahkan rekor menjadi 40,930detik. Meny Moffu memperbaiki
rekor lari gawang menjadi 51,9 detik. Starlet memperbaiki rekor 800 m menjadi 2:14,0 detik
yang juga mempertajam rekor lari 1.500 m menjadi 4:36,4 detik. Tahun 1978 adalah tahun
penyelenggaraan Asian Games VIII yang seharusnya dilaksanakan di Pakistan, tetapi karena
situasi Negara Pakistan tidak memungkinkan kemudian diselenggarakan di Bangkok. Karena
alasan politis penyelenggaraan perlombaan atletik Asian Games VIII tidak mendapat restu
dari IAAF dan pesertanya diancam skorsing. Dengan pertimbangan Indonesia akan menjadi
tuan rumah SEA GAMES I tahun 1979, maka Indonesia tidak mengirimkan atlet-atletnya.
CABANG-CABANG APA SAJA DALAM ATLETIK YANG DIPERTANDINGKAN
DI TINGKAT NASIONAL

1. Tolak peluru

Tolak peluru adalah cabang olahraga atletik yang menggunakan bola atau peluru dengan
beragam berat.
2. Lempar Cakram

Lempar cakram merupakan cabang olah raga atletik lainnya yang di lombakan pada
olimpiade dunia. di sini yang digunakan adalah cakram dan lapangan yang berkriteria khusus.
Cakram tersebut dilakukan dengan adanya latihan khusus yang dilakukan agar di dapat
lemparan yang kuat.
3. Lompat Tinggi

Lompat tinggi merupakan cabang olahraga atletik yang lainnya. Tentu kalian mungkin sudah
tidak asing lagi dengan olahraga yang satu ini, Lompat tinggi biasanya juga diikutkan dalam
pertandingan – pertandingan olahraga besar di dunia. dalam lompat tinggi ini yang diukur
adalah ketepatan ketika anda mendarat.
4. Lompat Galah

Lompat galah merupakan cabang olah raga atletik lainnya, dimana lompat galah ini
menggunakan sebuah galah panjang dengan ukuran tertentu. Tekniknya adalah para atletik ini
berlari kemudian pada jarak tertentu menancapkan galahnya di sebuah lubang kemudian
mulailah melakukan loncatannya.
5. Lompat Jauh

lompat jauh merupakan cabang lain olah raga atletik yang sering di lombakan.
6. Lari Jarak Pendek

Lari pada umumnya sering sekali kita melihatnya, namun disini berbeda dengan yang satu
ini.
7. Lari jarak jauh

Lari jarak jauh atau yang sering disebut juga lari marathon merupakan cabang olahraga lari
yang dilakukan dalam lintasan yang luas dan jauh, biasanya berjarak
3000m,5000m,10.000m,dan di atasnya, lari jarak jauh ini berbeda dengan lari estafet, akan
tetapi jarak keduanya sebenarnya mirip. Pada lari jarak jauh ini sebenarnya tekniknya
tidaklah jauh berbeda, yang membedakannya adalah jarak lintasan tempuh pelari.
8. Lari Estafet

lari estafet merupakan cabang olahraga atletik yang umum di pertandingkan, biasanya
menggunakan stadiun yang cukup luas, Berikut adalah penjelasannya secara singkat
mengenai hal tersebut.
9. Panahan

Panahan adalah cabang olahraga yang menggunakan busur panah yang dilesatkan dalam
sebuah papan target yang berbentuk lingkaran
10. Lompat Indah

Lompat indah adalah salah satu cabang olahraga yang mengutamakan keindahan dan
kekuatan meloncat. pada awal mulanya lompat indah ini diadakan hanya dinegara – negara
eropa.
11. Angkat besi

angkat besi diawali di negara – negara seperti eropa dan amerika. angkat besi biasa dilakukan
secara bertahap dan dilakukan secara individu.
12. Menembak

Menembak di dalam keseharian pasti sudah tidak asing lagi, namun apakah kamu tau jika
menembak ini termasuk dalam cabang olah raga yang dipertandingkan? Menembak adalah
cabang olahraga yang menggunakan senjata berupa pistol yang ditembak secara tepat pada
sasaran yang disediakan.
13. Jalan cepat

Jalan cepat pada umumnya dapat dilakukan oleh segala usia pada era modern ini, tetapi
dalam hal ini hanya sedikit saja yang menjadikan hal ini sebagai lomba wajib yang di ikuti.
14. Balap Sepeda

Di sektor balap sepeda, Asian Games 2018 diramaikan degan empat nomor lomba balap
sepeda. Keempat nomor tersebut adalah balap sepeda BMX, balap sepeda gunung, balap
sepeda jalan raya, dan balap sepeda trek. Dengan banyaknya jenis lomba balap sepeda,
diharapkan setiap atlet dapat menunjukkan spesialisasinya.
15. Bela Diri

Cabang olahraga bela diri bisa dibilang adalah olahraga paling bermanfaat dan berbahaya
sekaligus. Bela diri dapat mendatangkan faedah ketika digunakan untuk menyelamatkan diri
atau membantu orang lain. Begitu juga orang yang menguasai aliran bela diri apapun dapat
tergoda untuk berbuat kejahatan dengan keahliannya. Di ajang Asian Games 2018, para atlet
bela diri diajak untuk menyalurkan bakatnya untuk mengharumkan nama negara masing-
masing. Tiap negara dapat mengirimkan atlet-atlet terbaiknya untuk bertanding secara sehat
di sepuluh aliran bela diri. Kesepuluh aliran yang dilombakan tersebut adalah anggar, gulat,
judo, jujitsu, karate, kurash, pencak silat, sambo, taekwondo, tinju, dan wushu.

Anda mungkin juga menyukai