Askep
Askep
LAPORAN PENDAHULUAN
STROKE HEMORAGIK
RATNASARI, S.Kep
NIM :70900118018
(...................................) (....................................)
A. Konsep Medis
Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi karena pembuluh darah di otak pecah
sehingga timbul iskhemik dan hipoksia di hilir. Penyebab stroke hemoragi antara lain:
melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran
Stroke hemoragik adalah pembuluh darah otak yang pecah sehingga menghambat
aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan
akibat gangguan fungsi otak fokal (global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama
24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa stroke hemoragik adalah salah satu jenis stroke
yang disebabkan karena pecahnya pembuluh darah di otak sehingga darah tidak dapat
mengalir secara semestinya yang menyebabkan otak mengalami hipoksia dan berakhir
dengan kelumpuhan.
B. Etiologi
darah. Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan terjadi
perdarahan
abnormal, terjadi hubungan persambungan pembuluh darah arteri, sehinga darah arteri
langsung masuk vena, menyebabkan mudah pecah dan menimbulkan perdarahan otak.
1. Hipertensi
darah masuk ke dalam jaringan otak, membentuk massa atau hematom yang menekan
jaringan otak dan menimbulkan oedema di sekitar otak. Peningkatan TIK yang terjadi
dengan cepat dapat mengakibatkan kematian yang mendadak karena herniasi otak.
sering didapat pada percabangan pembuluh darah besar di sirkulasi willisi. AVM
dapat dijumpai pada jaringan otak dipermukaan pia meter dan ventrikel otak, ataupun
didalam ventrikel otak dan ruang subarakhnoid. Pecahnya arteri dan keluarnya darah
meregangnya struktur peka nyeri, sehinga timbul nyeri kepala hebat. Sering pula
dijumpai kaku kuduk dan tanda-tanda rangsangan selaput otak lainnya. Peningkatam
TIK yang mendadak juga mengakibatkan perdarahan subhialoid pada retina dan
pembuluh darah serebral. Vasospasme ini seringkali terjadi 3-5 hari setelah timbulnya
perdarahan, mencapai puncaknya hari ke 5-9, dan dapat menghilang setelah minggu
berasal dari darah dan dilepaskan kedalam cairan serebrospinalis dengan pembuluh
hemisensorik, afasia dan lain-lain). Otak dapat berfungsi jika kebutuhan O2 dan
glukosa otak dapat terpenuhi. Energi yang dihasilkan didalam sel saraf hampir
seluruhnya melalui proses oksidasi. Otak tidak punya cadangan O2 jadi kerusakan,
kekurangan aliran darah otak walau sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi.
Demikian pula dengan kebutuhan glukosa sebagai bahan bakar metabolisme otak,
tidak boleh kurang dari 20 mg% karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa
sebanyak 25 % dari seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa
plasma turun sampai 70 % akan terjadi gejala disfungsi serebral. Pada saat otak
1. Perdarahan intraserebral
Perdarahan intraserebral ditemukan pada 10% dari seluruh kasus stroke, terdiri dari
nyeri kepala, mual, muntah, gangguan memori, bingung, perdarahan retina, dan
epistaksis.
2. Perdarahan subarakhnoid
b. Vertigo, mual, muntah, banyak keringat, mengigil, mudah terangsang, gelisah dan
kejang.
E. Komplikasi
1. Infark serebri
3. Epistaksis
F. Penatalaksanaan medis
Infark cerebral terdapat kehilangan secara mantap inti central jaringan otak,
sekitar daerah itu mungkin ada jaringan yang masih bisa diselematkan, tindakan awal
memberikan O2, glukosa dan aliran darah yang adekuat dengan mengontrol /
Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala yang
3. Pengobatan
akut.
trombolitik/emobolik.
4. Penatalaksanaan Pembedahan
yang menjalani tindakan ini seringkali juga menderita beberapa penyulit seperti
hipertensi, diabetes dan penyakit kardiovaskular yang luas. Tindakan ini dilakukan
G. Pemeriksaan penunjang
1. Angiografi cerebral
arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari sumber perdarahan seperti aneurism
2. Lumbal pungsi
Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan lumbal menunjukkan
Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma, adanya
jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya secara pasti.
perdarahan otak. Hasil yang didapatkan area yang mengalami lesi dan infark akibat
dari hemoragik.
5. EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari
jaringan yang infrak sehingga menurunnya impuls listrik dalam jaringan otak
A. Pengkajian
Pengkajian Primer
1. Airway.
2. Breathing.
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang sulit
3. Circulation.
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi,
bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa pucat,
Pengkajian Sekunder
1. Aktivitasdan istirahat.
Data Subyektif:
Data obyektif:
umum.
c. Gangguan penglihatan.
2. Sirkulasi
Data Subyektif:
Data obyektif:
a. Hipertensi arterial
3. Integritas ego
Data Subyektif:
Data obyektif:
a. Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesediahan , kegembiraan.
4. Eliminasi
Data Subyektif:
a. Inkontinensia, anuria
b. Distensi abdomen (kandung kemih sangat penuh), tidak adanya suara usus(ileus
paralitik)
5. Makan/ minum
Data Subyektif:
Data obyektif:
6. Sensori Neural
Data Subyektif:
b. Nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral atau perdarahan sub arachnoid.
d. Penglihatan berkurang.
e. Sentuhan : kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas dan pada muka
Data obyektif:
(kontralateral).
g. Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak bereaksi pada sisi ipsi lateral.
Data Subyektif:
Data obyektif:
9. Respirasi
Data Subyektif:
10. Keamanan
Data obyektif:
1. Motorik/sensorik : masalah dengan penglihatan.
3. Tidak mampu mengenali objek, warna, kata, dan wajah yang pernah dikenali.
kesadaran diri.
Data obyektif:
B. Diagnosa
1. Risiko perfusi serebral tidak efektif ditandai dengan embolisme, aneurisma serebri,
hipertensi.
6. Resiko gangguan intregitas kulit yang berhubungan dengan tirah baring lama
10. Risiko jatuh ditandai dengan penurunan status mental (SDKI, 2017).
hipertensi.
Intervensi :
a. Tentukan faktor penyebab penurunan perfusi serebral dan tanda peningkatan TIK
c. Monitor status neurologis (tingkat kesadaran, reflek patologis dan fisiologis, pupil)
peningkatan TIK dan mengetahui luas serta lokasi dan kerusakan SSP.
(Carpenito,2005)
adanya perbedaan tekanan darah pada kedua lengan. Frekuensi dan irama jantung.
tubuh sehingga kebutuhan oksigen tubuh meningkat. Hal ini dapat memperburuk
gangguan serebral.
Kolaborasi
a. Berikan oksigen
Rasional : meningkatkan nutrisi sel otak sehingga dapat menstimulasi kerja otak.
c. Obat antihipertensi
menyebabkan terjadinya ekskresi natrium dan air, serta retensi kalium. Akibatnya
pada mukosa usus dan menstimulasi peristaltik, hal ini akan meningkatkan sekresi
daerah preoptik hipotalamus. Paracetamol ini akan dapatmenekan efek zat pirogen
endogen dengan menghambat sintesis prostaglandin. (Aronson, 2009). Intervensi
kesehatan lain diantaranya adalah perawat, dokter dan tim kesehatan yang lain.
Intervensi;
semua ekstremitas
mencegah kontraktur.
terganggu.
e. Konsultasikan dengan ahli fisioterapi secara aktif, latihan resistif, dan ambulasi
pasien.
kekuatan.
Intervensi;
Rasional: bahasa isyarat dapat membantu untuk menyampaikan isi pesan yang
dimaksud
Intervensi;
Rasional: Jika klien tidak mampu perawatan diri perawat dan keluarga membantu
c. Rapikan klien jika klien terlihat berantakan dan ganti pakaian klien setiap hari
Rasional: Memberi kesan yang indah dan klien tetap terlihat rapi
aktivitas klien
terapi dan
Intervensi;
c. Beri kesempatan kepada klien dan keluarga untuk menanyakan hal- hal yang
belum jelas.
d. Beri feed back/ umpan balik terhadap pertanyaan yang diajukan oleh keluarga
atau klien.
kegiatan berfikir
6. Resiko gangguan intregitas kulit yang berhubungan dengan tirah baring lama
Intervensi :
d. Jaga kebersihan kulit dan seminimal mumgkin hindari trauma, panas terhadap
kulit
Intervensi :
b. Auskultasi suara nafas, catat hasil penurunan daerah ventilasi atau tidak adanya
suara adventif
Intervensi
Rasional : Pada pasien yg terpasang NGT, pastikan residu dan letak NGT tepat
pada lambung
Intervensi :
Intervensi
potensial jatuh.
seperti lantai yang licin dan jalanan tangga tanpa pengaman dan ruangan yang
gelap.
ambulasi/pergerakan.
e. Gunakan alat-alat pelindung jatuh seperti sepatu yang alasnya tidak licin dan
tongkat.
Adib,M. 2009. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung dan Stroke.
Artini, Ria.2009. Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Persyarafan,
Jakarta: EGC
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta. EGC.
Kriasa.EGC.Jakarta.