DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
ABSTRACT
BAIQ AMELIA RIYANDARI. Antiproliferation Activities of Several Plants in
MCF-7 Cells and Study of Correlation between Activities and Their Infrared
Spectra Profiles. Supervised by LATIFAH K DARUSMAN and WULAN TRI
WAHYUNI.
Herbal plants have been used as anticancer for low-cost treatment with
minimum side effects for human. The objective of this study is to analyze toxicity
leaves of mulberry (Morus alba), salam (Syzygium polyanthum), rumput mutiara
(Oldenlandia corymbosa), avocado (Persea americana), mengkudu (Morinda
citrifolia), pacing (Costus speciosus), jarong (Stachytarpheta indica), dadap, and
huni (Antidesma bunius), and to determine correlation between antiproliferation
activities in MCF-7 cells produced by best extracts and their infrared profiles.
Toxicity assay using brine shrimp lethality test showed that mulberry methanol
extract, rumput mutiara ethanol extract, and dadap ethanol extract showed low
LC50 values of 134 µg/mL, 22 µg/mL, and 152 µg/mL, respectively. Proliferation
assay in MCF-7 cells did not show positive correlation between concentration of
extracts and inhibition percent, therefore the IC50 values could not be determined.
Correlation analysis using PLS technique showed that correlation between
infrared spectra and percent inhibition of extracts revealed low R2 values with high
RMSEC and RMSEP values.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Kimia
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Judul Skripsi : Aktivitas Antiproliferasi Berbagai Tanaman pada Sel MCF-7
dan Kajian Korelasi Aktivitas dengan Profil Spektrum
Inframerahnya.
Nama : Baiq Amelia Riyandari
NIM : G44100006
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul
“Aktivitas Antiproliferasi Berbagai Tanaman pada Sel MCF-7 dan Kajian
Korelasi Aktivitas dengan Profil Spektrum Inframerahnya”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Prof Dr Ir Latifah K
Darusman, MS selaku pembimbing pertama dan Ibu Wulan Tri Wahyuni, SSi,
MSi selaku pembimbing kedua yang senantiasa memberikan bimbingan dan
dorongan semangat kepada penulis selama melaksanakan penelitian ini. Terima
kasih juga penulis ucapkan kepada ayah, ibu, adik, dan seluruh keluarga atas doa
dan kasih sayangnya. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Fahmi
Hasim, Anisyah Is Purwati, Mirma Prameswari, Karina Dania, dan Raodatul
Jannah yang turut membantu selama penelitian berlangsung. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada staf Kependidikan Laboratorium Kimia
Analitik, yaitu Bapak Eman Suherman, Ibu Nunung, Bapak Dede, dan Bapak
Kosasih. Penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan.
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 2
METODE 3
Alat dan Bahan 3
Preparasi Sampel 3
Kadar Air 3
Uji Fitokimia 3
Ekstraksi Tanaman 4
Uji Toksisitas dengan Metode BSLT 4
Uji Proliferasi Sel MCF-7 5
Pengukuran Spektrum IR 6
Analisis Korelasi Spektrum IR dengan Aktivitas 6
HASIL DAN PEMBAHASAN 6
Preparasi Sampel, Kadar Air, dan Rendemen ekstrak 6
Uji Fitokimia dan Uji Tosisitas 8
Uji Proliferasi Sel MCF-7 10
Pengukuran Spektrum IR 11
Analisis Korelasi Spektrum IR dengan Aktivitas 12
SIMPULAN DAN SARAN 14
Simpulan 14
Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 15
LAMPIRAN 17
RIWAYAT HIDUP 28
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
1 Sampel tanaman yang digunakan 7
2 Mekanisme reaksi MTT menjadi MTT formazan 10
3 Pola spektrum asli ekstrak tanaman 11
DAFTAR LAMPIRAN
1 Diagram alir penelitian 17
2 Hasil determinasi sampel tanaman 18
3 Hasil kadar air sampel tanaman 19
4 Rendemen ekstrak tanaman terpilih 20
5 Hasil uji toksisitas dengan metode BSLT 23
6 Hasil uji proliferasi sel MCF-7 25
7 Hasil analisis PLS pada spektrum asli 26
8 Hasil analisis PLS pada spektrum dengan proses pendahuluan 27
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
METODE
Alat-alat yang digunakan adalah kain blacu, kertas saring, oven, desikator,
neraca analitik, cawan porselen, peralatan kaca dan spektrofotometer Inframerah
Transformasi Fourier (FTIR). Bahan-bahan yang digunakan adalah 9 sampel
tanaman yaitu tanaman rumput mutiara (Oldenlandia corymbosa), daun huni
(Antidesma bunius), daun pacing (Costus specious), daun murbei (Morus alba),
buah mengkudu (Morinda citrifolia), daun jarong (Stachytarpheta indica), daun
dadap, daun salam (Syzygium polyanthum), dan daun alpukat (Persea americana),
akuades, etanol 70%, metanol, larva udang A. salina, pelarut dimetil sulfoksida
(DMSO), sel kanker michigan cancer foundation (MCF-7), media roswell park
memorial institute-1640 (RPMI-1640), dan KBr.
Preparasi Sampel
Uji Tanin
Sebanyak 20 mg sampel ditambah etanol sampai sampel terendam
semuanya. Kemudian ditambahkan 2-3 tetes larutan FeCl3 1%. Hasil positif
ditunjukkan dengan terbentuknya warna hitam kebiruan atau hijau.
Uji Flavonoid
Sebanyak 200 mg sampel diekstrak dengan 5 mL etanol dan dipanaskan
selama 5 menit di dalam tabung reaksi. Selanjutnya ditambah beberapa tetes HCl
pekat. Kemudian ditambahkan 0.2 g bubuk Mg. Hasil positif ditunjukkan dengan
timbulnya warna merah tua selama 3 menit.
Uji Saponin
Sebanyak 0.5 g sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian
ditambahkan akuades hingga seluruh sampel terendam dan dididihkan selama 2-3
menit. Setelah didinginkan, kemudian dikocok kuat-kuat. Hasil positif
ditunjukkan dengan terbentuknya buih yang stabil.
Ekstraksi Tanaman
Uji Toksisitas
Sebanyak 10 ekor larva A. salina dimasukkan ke dalam sumur (multiwell)
yang telah berisi air laut 1 mL. Lalu larutan ekstrak ditambahkan larutan ekstrak 1
mL dengan total volume sumur 2 mL. Setelah 24 jam, jumlah larva yang mati
dihitung dengan bantuan kaca pembesar. Parameter yang digunakan adalah
jumlah larva udang yang mati 50% dari total larva uji kemudian dihitung nilai
LC50 (50% kematian larva uji). Dengan mengetahui kematian larva A. salina
kemudian dibuat persamaan garis y= a+bx dengan y= % kematian dan x= log
konsentrasi. Bila pada kontrol ada larva yang mati maka persen kematian
ditentukan dengan rumus:
Keterangan :
A = jumlah larva uji yang mati
B = jumlah larva kontrol yang mati
C = jumlah larva uji
Pengujian dilakukan pada plat dengan 96 sumur. Sel MCF-7 yang sudah
dikultur dalam media roswell park memorial institute-1640 (RPMI-1640)
disiapkan terlebih dahulu. Sebanyak 100 µL suspensi sel MCF-7dimasukkan ke
dalam masing-masing sumur dan ditambahkan 5×103 sel dalam tiap sumur lalu
diinkubasi di inkubator CO2 pada suhu 37°C selama 24 jam.. Setelah itu, 100 µl
larutan uji dimasukkan ke dalam masing-masing sumur dengan konsentrasi 31.25,
62.5, 125, 250, dan 500 µg/ml sebanyak 5 kali ulangan. Kontrol negatif untuk tiap
ulangan juga disiapkan tetapi tidak ditambahkan larutan uji. Selanjutnya dinkubasi
selama 48 jam dan ditambahkan 10 µL larutan MTT pada setiap sumur dan
diinkubasi kembali pada suhu yang sama selama 4 jam hingga terbentuk formazan
yang berwarna biru pada sel hidup. Selanjutnya ditambahkan larutan etanol 70%
sebanyak 100 µL/sumur, digoyang secara stabil selama 10 menit dan diukur
serapannya dengan ELISA Plate Reader pada panjang gelombang 595 nm.
Serapan berbanding lurus dengan jumlah yang sel hidup. Persentase inhibisi untuk
setiap konsentrasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
6
Sampel daun tanaman murbei, jarong, pacing, dadap, rumput mutiara, salam,
alpukat, huni, dan mengkudu diperoleh dari kebun Biofarmaka Bogor (Gambar 1).
Sampel tanaman tersebut diidentifikasi terlebih dahulu di Laboratorium
Herbarium Bogoriens, Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi-LIPI Bogor.
Identifikasi ini bertujuan menentukan jenis dan suku dari sampel tanaman yang
digunakan. Hasil identifikasi sampel tanaman menunjukkan hasil yang sesuai,
terdapat pada Lampiran 2. Simplisia tanaman yang digunakan selanjutnya digiling
sehingga menjadi serbuk berukuran 60 mesh. Penggilingan sampel bertujuan
memperluas permukaan sampel agar interaksi antara pelarut dan bahan yang
diekstraksi menjadi efektif pada tahap ekstraksi. Hal ini dapat memudahkan
kelarutan komponen bioaktif dan meningkatkan rendemen ekstraksi.
7
Uji toksisitas dengan metode BSLT merupakan uji awal yang digunakan
untuk mengamati aktivitas farmakologi suatu senyawa yang berkaitan dengan
potensinya sebagai antikanker (Juniarti et al. 2009). Toksisitas dari ekstrak etanol
dan metanol sampel tanaman yang digunakan dinyatakan dalam nilai LC50, yaitu
besarnya konsentrasi ekstrak yang dapat membunuh 50% populasi ditunjukkan
pada Tabel 4 dan data lengkapnya terdapat pada Lampiran 5.
Suatu zat dikatakan memiliki potensi antikanker bila memiliki nilai LC50 ≤
1000 μg/mL untuk ekstrak, sehingga dapat dikatakan bahwa seluruh ekstrak
sampel tanaman memiliki potensi sebagai antikanker kecuali ekstrak metanol
rumput mutiara yang memiliki nilai LC50 sebesar 1920 µg/mL. Potensi terbaik
dari 18 ekstrak tersebut dimiliki oleh ekstrak etanol rumput mutiara, etanol dadap,
dan metanol murbei karena memiliki nilai LC50 yang paling kecil di antara ekstrak
lainnya. Ekstrak dengan nilai LC50 rendah berkorelasi dengan tingginya sifat
toksisitas sehingga diharapkan dapat membunuh sel kanker (Juniarti et al. 2009).
Selain berdasarkan nilai LC50 terkecil, pemilihan ketiga ekstrak juga dilakukan
berdasarkan nilai koefisien determinasi (R2) antara plot konsentrasi ekstrak
dengan % kematian. Nilai koefisien determinasi (R2) yang semakin tinggi dari
persamaan regresi menunjukkan korelasi yang semakin baik. Nilai standar deviasi
yang rendah juga menjadi pertimbangan pemilihan ekstrak terbaik karena
menunjukkan data dengan keterulangan yang baik.
Pengukuran Spektrum IR
Setiap senyawa dalam tanaman obat memiliki peranan penting dalam suatu
sistem campuran karena berpengaruh terhadap khasiat yang dihasilkan oleh
tanaman tersebut. Pola spektrum FTIR yang dihasilkan merupakan serapan dari
berbagai komponen kimia seperti karbohidrat, protein, dan beragam metabolit
sekunder. Hasil identifikasi dengan FTIR menunjukkan kemiripan pola spektrum
dari ekstrak murbei, rumput mutiara, dan dadap seperti terlihat pada Gambar 3.
Absorbans
Gambar 3 Pola spektrum asli ekstrak tanaman. --- Murbei. ---Rumput mutiara.
---Dadap.
12
Secara umum, adanya serapan O-H dan C-O dapat diduga berasal dari
senyawa-senyawa flavonoid yang terdapat pada ketiga ekstrak tersebut. Selain itu,
adanya serapan C-N dan C-O juga menunjukkan adanya senyawa alkaloid dari
ketiga ekstrak. Hal ini sesuai dengan hasil uji fitokimia yang menunjukkan adanya
senyawa alkaloid yang terdapat pada ekstrak-ekstrak tersebut. Keberadaan tanin
dapat dicirikan pula dengan keberadaan gugus O-H dan C-O karena tanin
merupakan senyawa polifenol yang terbentuk dari unsur C, H, dan O.
Analisis korelasi antara hasil pengukuran FTIR dengan hasil uji proliferasi
dilakukan menggunakan software Minitab14 menggunakan teknik PLS. Model
regresi PLS digunakan untuk menentukan korelasi antara variabel x hasil
pengukuran spektrum sebagai variabel prediktor dan variabel y hasil penampakan
kimiawi atau aktivitas hayati sampel sebagai variabel respon. Data absorbans hasil
analisis FTIR digunakan sebagai variabel x dan data persen inhibisi ekstrak pada
konsentrasi tertentu sebagai variabel y. Variabel prediktor yang digunakan dalam
membuat model regresi hanya pada serapan dari gugus-gugus fungsi ekstrak yang
dianggap berkorelasi dengan respon yaitu serapan pada bilangan gelombang 3375-
13
3340 cm-1, 2940-2920 cm-1, 1632-1600 cm-1, 1400-1380 cm-1, 1252-1220 cm-1,
dan 1080-1050 cm-1. Variabel respon yang digunakan yaitu persen inhibisi pada
konsentrasi 31.25 µg/mL karena memberikan persen inhibisi tertinggi dengan
nilai standar deviasi yang kecil (Lampiran 6). Selain itu, pemilihan nilai respon
berupa persen inhibisi ini dilakukan karena uji proliferasi menghasilkan respon
yang kurang baik. Nilai persen inhibisi dari tiap ulangan pada konsentrasi 31.25
µg/mL ketiga ekstrak disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6 Persen inhibisi ekstrak pada konsentrasi 31.25 µg/mL
[Ekstrak] % inhibisi ulangan ke-
(µg/mL) 1 2 3 4 5
Dadap 26.07 33.07 25.58 37.40 33.06
Rumput
32.81 39.72 34.62 28.16 26.64
mutiara
Murbei 36.52 36.32 38.26 16.72 21.61
Kebaikan korelasi dapat dilihat dari nilai R2, nilai root mean square error of
prediction (RMSEP), dan nilai root mean square error of calibration (RMSEC)
yang dihasilkan. Nilai R2 yang mendekati 1 dengan nilai RMSEP dan RMSEC
makin mendekati 0 menunjukkan korelasi yang semakin baik. Analisis korelasi
dengan teknik PLS melibatkan data spektrum asli dan spektrum dengan proses
pendahuluan. Spektrum asli merupakan spektrum hasil pengukuran menggunakan
FTIR sedangkan spektrum dengan proses pendahuluan merupakan spektrum yang
diberi perlakuan berupa koreksi garis dasar, normalisasi, dan smoothing dengan
jumlah titik 13. Hasil kebaikan persamaan regresi yang dihasilkan ditunjukkan
pada Tabel 7.
Tabel 7 Kebaikan model regresi dengan teknik PLS
Nilai R2 Nilai RMSEC Nilai RMSEP
Ekstrak
Spektrum Proses Spektrum Proses Spektrum Proses
tanaman
asli pendahuluan asli pendahuluan asli pendahuluan
Dadap 0.6976 0.5694 3.8312 3.4174 4.0211 3.1301
Rumput
0.9805 0.8149 0.8231 1.3777 0.7468 2.9070
mutiara
Murbei 0.5184 0.5252 5.1054 1.8903 3.1729 2.3464
yang hanya terdiri atas serapan dari gugus fungsi yang dianggap berkorelasi
dengan nilai respon sehingga meskipun variabel prediktor telah diberi perlakuan
namun model yang dihasilkan kurang baik.
Tabel 8 Prediksi sampel dengan model PLS
Sampel Nilai terukur Nilai prediksi respon (% inhibisi)
tanaman (% inhibisi) Spektrum asli Proses pendahuluan
D1 26.07 32.3579 30.2237
D2 33.70 29.2827 34.7215
D3 25.58 27.7772 25.1354
D4 37.40 32.6951 32.0327
D5 33.06 33.0670 33.0667
RM1 32.81 32.3801 32.9491
RM2 39.72 38.9250 33.8818
RM3 34.62 35.8396 31.9784
RM4 28.16 28.5884 29.2420
RM5 26.64 26.2169 33.8987
M1 36.52 37.9586 38.5361
M2 36.32 38.8379 34.0486
M3 38.26 32.0002 37.7910
M4 16.72 17.6606 20.0672
M5 21.61 22.9727 18.9870
Berdasarkan hasil pada Tabel 8, terlihat bahwa model prediksi spektrum asli
memberikan nilai prediksi yang lebih mendekati nilai aktual dibandingkan
prediksi pada spektrum dengan proses pendahuluan. Intensitas yang berbeda dari
tiap ulangan pada spektrum asli maupun spektrum dengan proses pendahuluan
juga memengaruhi nilai prediksi yang diberikan jika dimasukkan ke dalam
persamaan yang dibentuk. Oleh karena itu, terdapat perbedaan hasil nilai prediksi
untuk tiap ulangan sampel.
Simpulan
Saran
Pengujian kembali terhadap sel kanker MCF-7 perlu dilakukan agar nilai
IC50 ketiga ekstrak dapat diketahui. Pembuatan model kalibrasi multivariat dari
profil FTIR menggunakan software yang lain seperti The Unscreamble dari ketiga
ekstrak terbaik juga perlu dilakukan agar dapat digunakan untuk memprediksi
respon tertentu sehingga mempermudah proses skrining potensi aktivitas tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Marlinda M, Sangi MS, dan Wuntu AD. Analisis senyawa metabolit sekunder dan
uji toksisitas ekstrak etanol biji buah alpukat (Persea americana Mill.).
Jurnal Mipa Usrat online 1(1): 24-28.
Naes T, Isaksson T, Fearn T, dan Davies T. 2002. A User Friendly Guide to
Multivariate Calibration and Classification. Chichester (UK):NIR
Publication.
Puspitasari E dan Ulfa EU. 2009. Uji sitotoksisitas ekstrak metanol buah buni
(Antidesma bunius (L.) spreng) terhadap sel hela. Jurnal Ilmu Dasar 1(2):
181-185.
Prasetyorini, Wiendarlina IY, dan Peron AB. 2011. Toksisitas beberapa ekstrak
rimpang cabang temu lawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) pada larva
udang (Artemia salina Leach.). Fitofarmaka 1(2):14-21.
Rohaeti E, Heryanto R, Rafi M, Wahyuningrum A, dan Darusman LK. 2011.
Prediksi kadar flavonoid total tempuyung (Sonchus arvensis L.)
menggunakan kombinasi spektroskopi IR dengan regresi kuadrat terkecil
parsial. Jurnal Kimia 5(2): 101-108.
Sajuthi D. 2001. Ekstraksi, fraksinasi, karakterisasi, dan uji hayati in vitro
senyawa bioaktlf daun dewa (gynura pseudochina (linn.) Dc.) sebagai
antikanker, tahap II. Buletin Kimia 1:75-79.
Sentra Informasi IPTEK. 2005. Tanaman obat indonesia. [intenet] [diunduh 2013
Oktober 13] Tersedia dari: http//www.iptek.net.id/ind/pd tanobat/view.php?
Solomons TWG dan Fryhle CB. 2011. Organic Chemistry Tenth Edition. New
York (US): Jhon Wiley & Sons Inc.
Thani W, Vallisuta O, Siripong P, dan Ruangwises N. 2010. Anti-proliferative
and antioxidative activities of thai noni/yor (Morinda citrifolia Linn.) leaf
extract. Antiproliferative activity of thai noni 41(2): 482-489.
[WHO] World Health Organization. 2011. Breast cancer: prevention and control.
[internet] [diunduh 2014 Januari 13]. Tersedia dari:
http://www.who.int/cancer/detection/breastcancer/en/index1.html.
Widiastuty W. 2006. Teknik spektroskopi inframerah transformasi fourier untuk
penentuan profil kadar xantorizol dan aktivitas antioksidan temulawak
(Curcuma xanthorrhiza Roxb.) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Widowati L dan Mudahar H 2009. Uji aktivitas ekstrak etanol 50% umbi keladi
tikus putih (Typhonium flagelliforme (Lood) BI) terhadap sel kanker
payudara MCF-7 in vitro. Media litbang kesehatan 19(1): 9-14.
Zhang H, Zhang M, Yu L, Zhao Y, He N, dan Yang X. 2012. Antitumor activities
of quercetin and quercetin-5.8-disulfonate in human colon and breast cancer
cell lines. Food Chem Toxicol. 50:1589-1599. doi:10.1016/j.fct.2012.01.025.
17
Bobot (g)
Jenis
Cawan +
sampel Ulangan Cawan Sampel Sampel Kadar air (%)
sampel
tanaman kosong awal kering
kering
1 4.6365 3.0009 7.4071 2.7706 7.67
Salam 2 4.4128 3.0005 7.1858 2.7730 7.58
3 4.2774 3.0029 7.2803 2.7792 7.45
Rerata kadar air ± standar deviasi (SD) 7.57 ± 0.11
1 2.0178 3.0087 4.7472 2.7294 9.28
Alpukat 2 1.8846 3.0005 4.6075 2.7229 9.25
3 1.9698 3.0043 4.6964 2.7266 9.24
Rerata kadar air ± standar deviasi (SD) 9.25 ± 0.02
1 3.8024 3.0047 6.5089 2.7065 9.92
Dadap 2 3.8083 3.0076 6.5174 2.7091 9.92
3 3.8490 3.0059 6.5550 2.7060 9.97
Rerata kadar air ± standar deviasi (SD) 9.94 ± 0.03
1 1.9751 3.0015 4.5687 2.5936 13.59
Jarong 2 1.9611 3.0070 4.5680 2.6069 13.31
3 3.8532 3.0054 6.4501 2.5969 13.59
Rerata kadar air ± standar deviasi (SD) 13.49 ± 0.16
1 1.9187 3.0027 4.6182 2.6995 10.10
Pacing 2 1.9202 3.0037 4.6243 2.7032 10.00
3 1.9698 3.0043 4.6776 2.7007 10.11
Rerata kadar air ± standar deviasi (SD) 10.07 ± 0.06
1 1.9807 3.0031 4.7313 2.7506 8.41
Mengkudu 2 1.9681 3.0017 4.7229 2.7548 8.23
3 1.9160 3.0042 4.6693 2.7533 8.35
Rerata kadar air ± standar deviasi (SD) 8.32 ± 0.09
1 1.9672 3.0036 4.6769 2.7097 9.78
Rumput
2 1.9125 3.0067 4.6230 2.7105 9.85
mutiara
3 1.9530 3.0061 4.6731 2.7201 9.51
Rerata kadar air ± standar deviasi (SD) 9.71 ± 0.18
1 1.9136 3.0019 4.5864 2.6728 10.96
Huni 2 1.9849 3.0055 4.6605 2.6756 10.98
3 1.9462 3.0070 4.6227 2.6765 10.99
Rerata kadar air ± standar deviasi (SD) 10.97 ± 0.02
1 1.9377 3.0030 4.6568 2.7171 9.52
Murbei 2 2.0632 3.0070 4.7802 2.7170 9.64
3 1.9917 3.0021 4.7056 2.7139 9.60
Rerata kadar air ± standar deviasi (SD) 9.58 ± 0.06
20
Contoh perhitungan :
= 7.67 %
= 7.57 %
-
Standar deviasi kadar air salam -
= 0.11
Ekstrak metanol
Nilai
Sampel Rerata nilai
Ulangan Persamaan regresi Nilai R2 LC50
tanaman LC50 (µg/mL)
(ppm)
1 y = 45.14x – 45.65 0.862 131.511
Salam 131.901
2 y = 42.46x – 40.08 0.864 132.290
Standar deviasi 0.55
1 y = 46.21x – 62.04 0.752 265.817
Alpukat 265.817
2 y = 46.21x – 62.04 0.752 265.817
Standar deviasi 0.00
1 y = 53.19x – 81.29 0.916 293.982
Huni 292.944
2 y = 54.81x – 85.12 0.854 291.906
Standar deviasi 1.47
1 y = 31.17x – 30.46 0.848 381.354
Murbei 396.909
2 y = 32.24x – 34.32 0.848 412.463
Standar deviasi 21.99
1 y = 67.14x – 96.45 0.954 151.797
Dadap 151.724
2 y = 70.89x – 104.6 0.936 151.650
Standar deviasi 0.10
1 y = 36.49x – 35.72 0.843 223.428
Jarong 237.230
2 y = 36.85x – 38.43 0.770 251.032
Standar deviasi 19.52
1 y = 59.63x – 107.3 0.955 434.444
Pacing 434.850
2 y = 58.02x – 103.1 0.959 435.256
Standar deviasi 0.29
1 y = 41.91x – 67.83 0.876 647.889
Mengkudu 647.889
2 y = 41.91x – 67.83 0.876 647.889
Standar deviasi 0.00
Rumput 1 y = 42.43x – 8.265 0.949 23.616
22.288
mutiara 2 y = 31.69x + 8.125 0.967 20.960
Standar deviasi 1.87
37,5 Variable
F itted
C rossv al
35,0
Calculated Response
32,5
30,0
27,5
25,0
25,0 27,5 30,0 32,5 35,0 37,5
A ctual Response
35,0
32,5
30,0
27,5
25,0
25,0 27,5 30,0 32,5 35,0 37,5 40,0
Actual Response
35
30
25
20
20 25 30 35 40 45
A ctual Response
Lampiran 8 Hasil analisis dengan teknik PLS pada spektrum proses pendahuluan
37,5 Variable
Fitted
C rossv al
35,0
Calculated Response
32,5
30,0
27,5
25,0
25,0 27,5 30,0 32,5 35,0 37,5
A ctual Response
45 Variable
Fitted
C rossv al
Calculated Response
40
35
30
25
25 30 35 40 45
A ctual Response
Variable
40
Fitted
C rossv al
35
Calculated Response
30
25
20
15
15 20 25 30 35 40
A ctual Response
RIWAYAT HIDUP