Kepemilikan Institusional
(X3)
Good Corporate Governance di dalam meningkatkan nilai perusahaan, tidak terlepas dari
adanya masalah keagenan. Masalah keagenan yang terjadi jika pihak-pihak yang saling bekerja
sama memiliki tujuan dan pembagian kerja yang berbeda. Secara khusus teori keagenan
membahas tentang adanya hubungan keagenan, dimana suatu pihak tertentu mendelegasikan
pekerjaan kepada pihak lain yang melakukan pekerjaan. Menurut Nuswandari (2009), teori
keagenan ditekankan untuk mengatasi dua permasalahan yang dapat terjadi dalam hubungan
keagenan.
Pengaruh komponen Good Corporate Governance pada Nilai Perusahaan
Fama dan Jensen (1983) berpendapat bahwa komisaris independen dapat bertindak
sebagai penengah dalam perselisihan yang terjadi diantara para manajer internal dan
mengawasi kebijakan manajemen serta memberikan nasihat kepada manajemen. Semakin
tinggi proporsi dewan komisaris independen makan semakin ketat pula kegiatan monitoring
yang dilakukan. Oleh karena itu, masalah benturan kepentingan antar para manajer internal
seperti penyalahgunaan asset perusahaan dan manipulasi transaksi perusahaan dapat
dimonitor secara efektif. Dengan demikian, biaya keagenan perusahaan akan semakin kecil
sehingga perusahaan akan semakin efisien yang pada akhirnya juga mampu meningkatkan
nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Hariati dan Rihatiningtyas (2015) serta
Dianawati dan siti (2016) menemukan bahwa dewan komisais berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan karena dewan komisaris dianggap mampu untuk mengemban tugas.
Berdasarkan uraian yang telah disebutkan, dapat dibuat hipotesis sebagai berikut.